Anda di halaman 1dari 28

No BAB, Pasal Tentang Kajian dan Pandangan *)

Anggaran Dasar (AD)


1 Bab I, Pasal 1 (1) Yang disebut Ahli Gizi adalah Nutrisionis Sudah sangat “Jelas”.
dan Dietisien.
(2) Organisasi yang menghimpun Ahli Gizi
disebut Persatuan Ahli Gizi Indonesia.
(3) Persatuan Ahli Gizi Indonesia disingkat
PERSAGI, yang dalam bahasa Inggris
diterjemahkan sebagai Indonesian Nutrisionist
and Dietisien Association.

2 Bab I, Pasal 2 Kedudukan Sudah sangat “Jelas”


PERSAGI berkedudukan di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia. Di tingkat pusat
terdapat Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
berkedudukan di Ibukota Negara. Di tingkat
daerah Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
berkedudukan di Ibukota Provinsi dan Dewan
Pimpinan Cabang (DPC) berkedudukan di
Ibukota Kabupaten/Kota.
3 Bab I, Pasal 3 Lambang Organisasi Sudah sangat “Jelas”.
1. Lambang organisasi PERSAGI dan
artinya terdapat dalam penjelasan
Anggaran Rumah Tangga, sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari
Anggaran Dasar ini.
2. Tulisan dalam Lambang organisasi
PERSAGI sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah Svastha Harena yang berarti
Kesehatan Melalui Gizi.
3. Pataka Svastha Harena sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) adalah lambang
kehormatan PERSAGI.
4. Tata cara penggunaan Lambang dan
Pataka Svastha Harena PERSAGI
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
(2) diatur oleh Keputusan DPP.
4 Bab II, Pasal 4 PERSAGI berasaskan Pancasila dan Sudah berdasarkan
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. kesepakatan bersama jadi
sudah jelas
5 Bab II, Pasal 5 Kedaulatan Organisasi PERSAGI ada di tangan Sudah berdasarkan
anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh kesepakatan bersama jadi
Kongres Nasional (KONAS) PERSAGI. sudah jelas
6 Bab III, Pasal PERSAGI bersifat independen, nirlaba, dan Kalimat yang terkandung
6 dijiwai oleh Standar Profesi Ahli Gizi yang terdiri dalam pasal tersebut
dari Standar Kompetensi Ahli Gizi dan Kode Etik sudah “jelas”
Ahli Gizi.
7 Bab III, Pasal PERSAGI adalah satu-satunya organisasi Kalimat yang terkandung
7 profesi Ahli Gizi di Indonesia sebagai wadah dalam pasal tersebut
untuk meningkatkan dan/atau mengembangkan sudah “jelas”
pengetahuan, keterampilan, martabat, dan etika
profesi Ahli Gizi yang berbadan hukum.
8 Bab III, Pasal PERSAGI mempunyai fungsi: Kalimat yang terkandung
8 a. sebagai wadah berhimpun para Ahli Gizi dalam pasal tersebut
Indonesia; sudah “jelas”
b. menampung, memadukan, menyalurkan
dan memperjuangkan aspirasi Ahli Gizi
Indonesia sesuai peraturan perundang-
undangan; dan
c. membina para anggota dalam rangka
meningkatkan dan mengembangkan
Profesi Gizi dan IPTEK di bidang gizi.
9 Bab IV, Pasal Visi PERSAGI adalah: Kalimat yang terkandung
9 Terwujudnya profesionalisme di bidang gizi yang dalam pasal tersebut
paripurna, sehingga mampu mewujudkan sudah “jelas”
kualitas hidup sehat bagi setiap manusia.
10 Bab IV, Pasal Misi PERSAGI adalah: Sudah sangat “Jelas”
10 a. membina dan mengembangkan
kemampuan profesional anggota yang
berbudi luhur, kesejawatan yang tinggi dan
inovatif serta berorientasi kepada masa
depan;
b. mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni di bidang gizi klinik, gizi
institusi dan gizi masyarakat, serta bidang
lainnya yang terkait secara bertanggung
jawab;
c. meningkatkan status gizi individu dan
kelompok melalui gizi klinik, gizi institusi,
dan gizi masyarakat;
d. mengembangkan kerjasama dengan
organisasi profesi lainnya baik di tingkat
nasional maupun internasional;
e. meningkatkan kesejahteraan anggota;
melindungi kepentingan anggota dalam
menjalankan praktik kegizian; dan
f. Melindungi kepentingan anggota dalam
menjalankan praktik kegizian sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
11 Bab V, Pasal memfasilitasi pengembangan kemampuan Sebagian besar “Jelas”,
11, Ayat 1 profesional bagi para anggota meskipun masih ada yang
“Belum jelas”, mengenai
contoh dari fasilitas apa
saja
Bab V, Pasal meningkatkan motivasi anggota dalam upaya ‘’Jelas ‘’
11, Ayat 2 pelayanan kegizian
Bab V, Pasal memelihara dan menerapkan Standar Profesi Sebagian besar “Jelas”,
11, Ayat 3 Ahli Gizi meskipun masih ada yang
“Belum jelas”, mengenai
memelihara standar
profesi ahli gizi
Bab V, Pasal meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, ‘’ Jelas’’
11, Ayat 4 pelayanan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni di bidang gizi
klinik, gizi institusi dan gizi masyarakat, diet dan
pangan serta ilmu-ilmu terkait
Bab V, Pasal mengadakan dan membina hubungan serta ‘’Jelas’’
11, Ayat 5 kerjasama dengan organisasi nasional dan
internasional yang berkaitan dengan kegizian
Bab V, Pasal memperjuangkan dan memelihara kepentingan Sebagian besar “Jelas”,
11, Ayat 6 serta kedudukan Ahli Gizi sesuai dengan harkat meskipun masih ada yang
dan martabat profesi gizi “Belum jelas”, mengenai
memperjuangkan
kepentingan yang sepeti
apa sesuai dengan harkat
dan martabat profesi gizi
Bab V, Pasal melakukan kemitraan dengan pihak-pihak Sebagian besar “Jelas”,
11, Ayat 7 terkait yang tidak bertentangan dengan kode meskipun masih ada yang
etik ahli gizi “Belum jelas”, mengenai
pihak pihak yang tidak
bertentangan dengan
kode etik ahli gizi
Bab V, Pasal membantu perorangan dan masyarakat dalam ‘’Jelas’’
11, Ayat 8 mewujudkan status gizi yang baik sesuai daur
kehidupan
Bab V, Pasal memberi pertimbangan dan rekomendasi ‘’Jelas’’
11, Ayat 9 kepada pemerintah dalam rangka
meningkatkan status gizi masyarakat
Bab V, Pasal melakukan advokasi kepada anggota berkaitan ‘’Jelas’’
11, Ayat 10 dengan masalah hukum dan etika profesi
12 Bab VI, Pasal Anggota PERSAGI terdiri dari: Sudah jelas
12, Ayat 1 a. anggota biasa;
b. anggota luar biasa; dan
c. anggota kehormatan
Bab VI, Pasal Ketentuan tentang anggota PERSAGI Sudah jelas
12, Ayat 2 sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga
(ART)
13 Bab VII, Pasal Setiap Anggota PERSAGI berkewajiban untuk Sebagian besar “Jelas”,
13, Ayat 1 menjunjung tinggi nama dan kehormatan meskipun masih ada yang
organisasi PERSAGI “Belum jelas”, dengan
usulan perbaikan
“....menjunjung tinggi
nama baik dan menjaga
kehormatan …..”
Bab VII, Pasal Setiap anggota PERSAGI mempunyai hak untuk Sebagian besar “Jelas”,
13, Ayat 2 mendapatkan pembinaan dan perlindungan meskipun masih ada yang
dalam menjalankan praktek profesinya “Belum jelas”, dengan
usulan perbaikan “.....hak
untuk mendapatkan
pembinaan, pembelaan,
dan perlindungan…”
Bab VII, Pasal Ketentuan tentang kewajiban dan hak anggota “Jelas”
13, Ayat 3 diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga
14 Bab VIII, Pasal Kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat Sudah jelas mengenai
14 nasional berada pada kongres, di tingkat kekuasaan tertinggi pada
provinsi berada pada musyawarah daerah, dan setiap tingkatnya
di tingkat kabupaten/kota berada pada
musyawarah cabang
15 Bab VIII, Pasal (1) Tingkat Pusat: "Sudah jelas"
15 a. terdiri dari: Dewan Pimpinan Pusat
PERSAGI; Kolegium Ilmu Gizi Indonesia
(KIGI); Majelis Kehormatan Etik dan
Disiplin Ahli Gizi; Dewan Pakar; dan
Dewan Pengawas yang memiliki
wewenang dan tanggung jawab sesuai
tugasnya;
b. dalam melaksanakan tugasnya,
Dewan Pimpinan Pusat
PERSAGI mengkoordinasikan secara
terintegrasi dengan Kolegium Ilmu Gizi
Indonesia (KIGI), Majelis Kehormatan
Etik dan Disiplin Ahli Gizi, Dewan
Pakar, dan Dewan Pengawas.
c. Dewan Pimpinan Pusat PERSAGI
dibantu oleh Majelis yang masing-
masing memiliki kewenangan secara
internal organisasi;
d. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat
adalah pimpinan tertinggi organisasi
PERSAGI yang melaksanakan kegiatan
eksekutif organisasi dan
bertanggungjawab untuk dan atas
nama organisasi;
e. Ketua Umum dalam
kepengurusannya dibantu oleh
Pengurus yang ditetapkan berdasarkan
Keputusan Ketua Umum; dan
f. Ketua Umum ditetapkan dalam Kongres
Nasional sesuai dengan tata cara
pemilihan.
(2) Tingkat Daerah :
Ketua Dewan Pimpinan Daerah adalah
Pimpinan Organisasi PERSAGI di tingkat
Propinsi berkedudukan di Ibukota Provinsi
(3) Tingkat Cabang :
Ketua Dewan Pimpinan Cabang adalah
Pimpinan Organisasi PERSAGI di tingkat
Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota
Kabupaten/Kota.
16 Bab VIII, Pasal Pengambilan Keputusan Organisasi Sudah “Jelas” mengenai
16 (1) Pengambil Keputusan Organisasi di poin - poin yang
Tingkat Pusat adalah Dewan Pimpinan Pusat disampaikan
(DPP), di Tingkat Propinsi adalah Dewan
Pimpinan Daerah (DPD), di Tingkat Cabang
adalah Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
(2) Mekanisme pengambilan keputusan
organisasi dilakukan melalui musyawarah
untuk mufakat.
(3) Dalam hal ayat (2) tidak bisa terlaksana
maka pengambilan keputusan organisasi
dilakukan pemungutan dengan suara terbanyak.
17 Bab VIII, Pasal (1) Hirarki pengambilan keputusan organisasi Pasal mengenai Hirarki
17 adalah sebagai berikut : Pengambilan Keputusan
a. Kongres Nasional (KONAS) dan Peraturan ini sudah
b. Kongres Luar Biasa “jelas” karena dalam
c. Rapat Kerja Nasional pengambilan keputusan
d. Rapat Pleno DPP harus mengacu pada
e. Rapat Pleno Majelis organisasi yang lebih
f. Musyawarah Daerah tinggi dan pada pasal
g. Rapat Pleno Daerah tersebut sudah memuat
h. Musyawarah Cabang tingkatan organisasi
i. Rapat Pleno Cabang berdasarkan dari yang
(2) Hirarki Peraturan Organisasi adalah sebagai tertinggi
berikut :
a. Anggaran Dasar
b. Anggaran Rumah Tangga
c. Ketetapan Kongres selain Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
d. Keputusan Rapat Kerja Nasional
e. Peraturan Dewan Pimpinan Pusat
f. Surat Edaran Ketua Umum DPP
g. Keputusan Majelis
h. Ketetapan Musyawarah Daerah
i. Peraturan Dewan Pimpinan Daerah
j. Surat Edaran Ketua DPP
k. Peraturan Dewan Pimpinan Cabang
l. surat Edaran Ketua DPC
(3) Setiap pengambilan keputusan organisasi
PERSAGI harus mengacu keputusan
organisasi yang lebih tinggi.
(4) Setiap peraturan organisasi yang dibuat
tidak boleh bertentangan dengan peraturan
organisasi PERSAGI yang sudah ada.
18 Bab VIII, Pasal (1) DPP PERSAGI dapat membentuk Sudah jelas. Pada pasal
18 Himpunan Seminat di tingkat pusat sesuai ini telah dijelaskan dengan
kebutuhan. terperinci mengenai
(2) Himpunan seminat sebagaimana pembentukan himpunan
dimaksud pada ayat (1) merupakan seminat. Meskipun, untuk
bagian tak terpisahkan dari PERSAGI. ketentuan menganai
(3) Ketua Himpunan Seminat secara himpunan seminat masih
nasional ditetapkan oleh DPP belum dijelaskan pada
PERSAGI pasal ini, tetapi sudah
berdasarkan usulan himpunan seminat dituliskan bahwa
tersebut. ketentuan mengenai
(4) Himpunan Seminat dapat membentuk himpunan seminat
kepengurusan di tingkat daerah atas terdapat pada ART.
persetujuan DPP dan DPD PERSAGI.
(5) Ketentuan tentang Himpunan Seminat
diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga.
19 Bab VIII, Pasal Pada pasal ini telah
19 (1) Pada setiap tingkatan pengurus menjelaskan dengan jelas
organisasi dapat dibentuk mengenai pembentukan
Badan/Yayasan sesuai kebutuhan dengan badan usaha. Meskipun,
persetujuan Dewan Pimpinan Pusat. untuk ketentuan mengenai
(2) Badan/Yayasan sebagaimana dimaksud badan usaha masih
pada ayat (1) merupakan bagian tak belum dijelaskan pada
terpisahkan sesuai tingkatan pasal ini, tetapi sudah
kepengurusan. dituliskan bahwa
(3) Ketentuan tentang Badan/Yayasan diatur ketentuan mengenai
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah badan usaha telah
Tangga. dijelaskan pada ART.

20 Bab IX, Pasal (1) Dewan Pimpinan Pusat berwenang: Sudah “Jelas” mengenai
20 a. Menetapkan kebijakan organisasi sesuai poin - poin yang akan
dengan Anggaran Dasar, Anggaran disampaikan serta
Rumah Tangga, dan Kode Etik Ahli Gizi penjabarannya.
Indonesia;
b. Menetapkan dan mengesahkan personalia
Dewan Pimpinan Pusat;
c. Melantik dan mengesahkan
kepengurusan Dewan Pimpinan
Daerah; dan
d. Mengembangkan kerjasama, hubungan
dengan organisasi kemasyarakatan dan
profesi di dalam dan luar negeri guna
meningkatkan fungsi dan peran PERSAGI di
lingkungan masyarakat tingkat Nasional dan
Internasional.

(2) Dewan Pimpinan


Pusat berkewajiban untuk
menyampaikan pertanggungjawaban tugas-
tugas dalam Kongres Nasional, yang
selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga
21 Bab IX, Pasal (1) Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Sudah jelas
21 Daerah, dan Dewan Pimpinan Cabang dipilih
untuk waktu selama 5 (lima) tahun mulai dari
S.K. Kongres dan Musyawarah Daerah.
(2) Wewenang dan kewajiban Dewan
Pimpinan Daerah diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
(3) Wewenang dan kewajiban Dewan Pimpinan
Cabang diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
22 Bab X, Pasal (1) Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Ahli Sebagian sudah “jelas”
22 Gizi bertugas membina, mengawasi, menilai meskipun masih ada yang
dan memberikan sanksi terhadap pelaksanaan “Belum Jelas” mengenai
Kode Etik Ahli Gizi Indonesia. maksud ketentuan
(2) Ketentuan tentang Majelis Kehormatan Etik pengaturan lanjutan pada
dan Disiplin Ahli Gizi sebagaimana dimaksud ART mengenai ayat (1).
pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.

23 Bab XI, Pasal Dewan Pengawas bertugas membina dan Semua menyatakan
23, Ayat 1 mengawasi pelaksanaan tugas pokok “Jelas”, kalimat dalam ayat
Dewan Pimpinan Pusat. tersebut sudah efektif
sehingga mudah
dimengerti.
BAB XI, Pasal Ketentuan tentang Dewan Pengawas Semua menyatakan
23, Ayat 2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur “Jelas”, kalimat dalam ayat
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. tersebut sudah efektif
sehingga mudah
dimengerti.
24 Bab XII, Pasal Dewan Pakar bertugas memberikan Sebagian besar
24, Ayat 1 pandangan yang berkaitan dengan menyatakan “Jelas”,
perkembangan ilmu dan kebijakan kegizian di meskipun masih ada yang
Indonesia. “Belum jelas”, dengan
usulan perbaikan pada
bagian “kebijakan
kegizian” diubah ke dalam
bentuk baku yaitu
“kebijakan dalam bidang
gizi”.
Bab XII, Pasal Ketentuan tentang Dewan Pakar sebagaimana Semua menyatakan
24, Ayat 2 dimaksud pada ayat (1) diatur “Jelas”, kalimat dalam ayat
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. tersebut sudah efektif
sehingga mudah
dimengerti.
25 Bab XIII, Pasal Kolegium Ilmu Gizi Indonesia bertugas Sebagian besar
25, Ayat 1 mengembangkan keilmuan bidang pendidikan, menyatakan “Jelas”,
penelitian, pengembangan dan pengabdian di meskipun masih ada yang
bidang gizi, serta memberikan rekomendasi “Belum jelas”, dengan
dalam pendirian institusi pendidikan gizi. usulan disebutkannya
tingakatan apa saja yang
dimaksud.
Bab XIII, Pasal Ketentuan tentang Kolegium Ilmu Gizi Indonesia Sudah jelas
25, Ayat 2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
26 Bab XIV, Pasal
26, Ayat 1 Kekayaan organisasi adalah set milik organisasi Sebagian besar
baik yang bergerak maupun tidak bergerak di menyatakan “Jelas”,
semua tingkatan. meskipun masih ada yang
“Belum jelas”, dengan
usulan disebutkannya
tingakatan apa saja yang
dimaksud.

Bab XIV, Pasal


26, Ayat 2 Kekayaan PERSAGI diperoleh dari: Sebagian besar
menyatakan “Jelas”,
a.Uang pendaftaran meskipun masih ada yang
“Belum jelas”, dengan
b. Iuran anggota usulan adanya contoh
usaha-usaha lain yang sah
c. Sumbangan yang tidak mengikat; dan
serta tidak bertentangan
d.Usaha-usaha lain yang sah serta tidak dengan kode etik ahli gizi.
bertentangan dengan kode etik ahli gizi.

Bab XIV, Pasal Belum jelas, usulan agar


26, Ayat 3 Keuangan dan Kekayaan yang dimiliki dalam anggaran dasar ini
organisasi dikelola dan dipertanggungjawabkan diberi keterangan siapa
oleh pengurus organisasi. pengurus yang menjadi
pengelola keuangan dan
kekayaan misal seperti
“Bendahara/Sie keuangan,
dsb”
Bab XIV, Pasal Belum jelas, usulan agar
26, Ayat 4 Kepemilikan kekayaan organisasi sebagaimana dalam anggaran dasar ini
dimaksud pada ayat (3), atas nama badan disertakan peraturan
hukum Persatuan Ahli Gizi Indonesia, sesuai perundangan mana yang
peraturan perundangan yang berlaku. berlaku dan akan lebih
baik jika disampaikan
sedikit inti kutipan
perundangan tersebut
27 Bab XV, Pasal PERSAGI dan Himpunan Seminat dapat Jelas, PERSAGI dan
27 ayat 1 melakukan kerjasama kemitraan dengan pihak Himpunan Seminat dapat
lain sepanjang tidak bertentangan dengan Kode melakukan kerjasama
Etik Ahli Gizi. kemitraan dengan pihak
lain sepanjang tidak
bertentangan dengan
Kode Etik Ahli Gizi.
Bab XV, Pasal Pelaksanaan kerjasama kemitraan Jelas
27 ayat 2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
28 Bab XVI, Pasal Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat Kurang jelas, bagaimana
28 ayat 1 dilakukan oleh Kongres Nasional atau Kongres ketentuan/syarat AD
Luar Biasa. amandemen dapat
disetujui oleh minimal
berapa bagian jumlah
DPD

Bab XVI, Pasal Rencana perubahan Anggaran Dasar diajukan Kurang jelas, lebih baik
28 ayat 2 oleh Dewan Pimpinan Pusat atau Dewan sebelum pengajuan
Pimpinan Daerah. rencana perubahan
(sebelum disidangkan di
kongres nasional)
didiskusikan dahulu
alasan, urgensi, dan
bagian mana yang hendak
diubah dari AD oleh
DPP/DPD bersangkutan
secara internal supaya
dapat didiskusikan
bersama dalam Kongres
Nasional
Bab XVI, Pasal Rencana perubahan Anggaran Dasar telah Kurang jelas, tujuan dari
28 ayat 3 disampaikan kepada Dewan Pimpinan Pusat disampaikannya rencana
selambat-lambatnya tiga bulan sebelum perubahan AD kepada
Kongres Nasional atau Kongres Luar Biasa dan DPP dan tembusannya
tembusannya disampaikan kepada semua unsur disampaikan kepada
dan badan kelengkapan PERSAGI lainnya. semua unsur dan badan
kelengkapan PERSAGI
lainnya belum disebutkan.
29 Bab XVI, Pasal Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan Pasal mengenai
29 melalui Kongres Nasional yang diadakan pembubaran organisasi ini
khusus untuk maksud tersebut atas usul dari sudah jelas dan mudah
sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dimengerti.
dari jumlah DPD PERSAGI.
30 Bab XVII, 1. Dewan Pimpinan Pusat berwenang kurang jelas tentang AD
Pasal 30 menyesuaikan Anggaran Dasar, Ketetapan yang ditetapkan
Kongres dan Ketentuan organisasi lainnya
yang bertentangan dengan Undang-
undang.
2. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran
Anggaran Dasar, maka penafsiran
tersebut diserahkan ke Dewan Pimpinan
Pusat.
3. Anggaran Dasar Perhimpunan Seminat
harus menyesuaikan dengan Anggaran
Dasar PERSAGI.
4. Perhimpunan Seminat yang belum
menyesuaikan Anggaran Dasar, diberikan
waktu penyesuaian paling lambat sampai
dilaksanakan Kongres Perhimpunan
Seminat yang bersangkutan berikutnya.

31 Bab XVII, 1. Dengan disahkannya Anggaran Dasar ini, Sudah jelas


Pasal 31 maka Anggaran Dasar sebelumnya
dinyatakan tidak berlaku.
2. Anggaran Dasar ini disahkan dalam Kongres
Nasional di Medan Pada Tanggal 19
November 2019.
No BAB, Pasal, Tentang Kajian dan
Ayat Pandangan *)
Anggaran Rumah Tangga (ART)
1 Bab I, Pasal 1 Lambang Organisasi “Jelas”
(1) Lambang organisasi PERSAGI digambarkan
sebagai berikut :

(2) Lambang PERSAGI sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) adalah berbentuk PERISAI
dibingkai dengan tulisan berbunyi PERSATUAN
AHLI GIZI INDONESIA yang disingkat
PERSAGI dengan arti sebagai berikut :

a. Perisai berwarna biru tua merupakan simbol


daya tahan tubuh yang diperoleh dari
keseimbangan asupan gizi sebagai perwujudan
dari semboyan Svasta Harena yang berarti
Kesehatan Melalui Gizi;

b. Warna biru melambangkan percaya diri,


kedalaman, kesetiaan, bijaksana, kecerdasan,
dipercaya dan bertanggung jawab;

c. Warna kuning melambangkan kematangan


dan optimisme;
d. Warna putih melambangkan kebersihan dan
kemurnian;
e.Dalam perisai terdapat gambar padi yang
dibatasi garis putih sealur dengan gambar padi
yang telah menguning, melambangkan
kedewasaan dan kesatuan tekad warga
PERSAGI, dalam menuju gizi seimbang bagi
setiap rakyat Indonesia;

f. Jumlah padi lima butir yang telah menguning


melambangkan lima kelompok pangan yang
berkualitas, yang artinya sebagai sumber
karbohidrat, sumber protein, sumber sayur
sayuran, sumber buah buahan dan kelompok
bahan pangan yang dikonsumsi secara
seimbang.
(3) Keterangan teknis lambang PERSAGI
lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) sebagai berikut:

a. Proporsi Lambang: Tinggi : Lebar= 6 : 5


Contoh tinggi 60 cm lebar 50 cm.
b.Warna : Biru dongker #000080 RGB: 128 c.
Kuning : #FFFF00 RGB : 2550
(4) Penggunaan lambang PERSAGI
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dalam surat Keputusan Dewan
Pimpinan Pusat PERSAGI.
2 Bab II, Pasal 2 Jenis Keanggotaan “Jelas”
(1) Anggota Biasa adalah Nutrisionis dan
Dietisien warga Negara Kesatuan Republik
Indonesia lulusan perguruan tinggi dalam dan
luar negeri yang ijazahnya diakui oleh
pemerintah Republik Indonesia dengan
mengajukan permintaan menjadi anggota.
(2) Anggota Luar Biasa adalah Nutrisionis dan
Dietisien warga Negara asing yang diangkat
oleh Dewan Pimpinan Pusat karena berjasa
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang gizi.
(3) Anggota Kehormatan adalah warga Negara
Indonesia bukan Nutrisionis dan Dietisien yang
diangkat oleh Dewan Pimpinan Pusat
karena berjasa dalam perkembangan IPTEK
dan profesi gizi.
(4) Ketentuan tentang tata cara pengangkatan
setiap jenis keanggotaan diatur lebih lanjut
dalam peraturan organisasi.

3 Bab II, Pasal 3 pasal mengenai


ayat 1 Persyaratan untuk diterima menjadi anggota persyaratan
biasa sebagai berikut: keaggotaan cukup jelas
a. seseorang yang mempunyai latar belakang dan mudah dipahami
pendidikan di bidang gizi menurut Undang-
Undang;
b. mendaftarkan diri untuk menjadi anggota
dengan mengisi formulir keanggotaan secara
online di www.persagi.org;
c. bersedia mematuhi AD-ART,Kode Etik Ahli
Gizi,Peraturan Organisasi PERSAGI; dan
d. sanggup aktif mengikuti kegiatan yang
ditetapkan oleh PERSAGI

Bab II, Pasal 3 Persyaratan menjadi anggota luar biasa sebagai sudah jelas dan dapat
ayat 2 berikut: dengan mudah
a. diangkat oleh Dewan Pimpinan Pusat; dan dipahami mengenai
b. bersedia mematuhi AD-ART,Kode Etik Ahli persyaratan menjadi
Gizi, Peraturan Organisasi anggota luar biasa
PERSAGI.
Bab II, Pasal 3 Persyaratan menjadi anggota kehormatan sudah cukup jelas dan
ayat 3 adalah diangkat oleh Dewan Pimpinan Pusat mudah dipahami
Bab II, Pasal 3 Ketentuan tentang persyaratan keanggotaan sudah cukup jelas dan
ayat 4 sebagaimana dimaksud pada ayat (1),ayat (2), mudah dipahami
dan ayat (3) diatur lebih lanjut dalam peraturan
organisasi
4 Bab II, Pasal Anggota biasa setelah memenuhi persyaratan Cukup jelas, mudah
4, ayat 1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dipahami
diberikan Kartu Tanda Anggota.
Bab II, Pasal Anggota luar biasa dan anggota kehormatan Cukup jelas, mudah
4, ayat 2 setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dipahami
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan (3)
diberikan Kartu Tanda Anggota.
Bab II, Pasal Ketentuan tentang tata cara penerimaan Cukup jelas, mudah
4, ayat 3 anggota diatur lebih lanjut dalam pedoman dipahami, Namun
organisasi. alangkah lebih baik
bisa ditambahkan
bahwa pedoman
organisasi bisa
didapatkan dimana?
5 Bab II, Pasal 5 Cukup jelas karena
(1) Anggota PERSAGI berkewajiban untuk: dijelaskan kewajiban
a. Memegang teguh Kode Etik Ahli Gizi pada tiap keanggotaan,
Indonesia, Anggaran Dasar, Anggaran mudah dipahami
Rumah Tangga,dan Peraturan Organisasi;
b. Aktif melaksanakan programorganisasi;dan
c. Membela dan memajukan organisasi.
(2) Anggota biasa mempunyai kewajiban:
a. Mematuhi AD/ARTPERSAGI,Kode Etik Ahli
Gizi serta keputusan-keputusan yang
dikeluarkan oleh PERSAGI;dan
b. Membayar uang iuran keanggotaan yang
besarnya dan proporsinya untuk DPP,DPD
dan DPC ditetapkan oleh DPP.
(3) Anggota luar biasa memiliki kewajiban
mematuhi AD-ART PERSAGI,Kode Etik Ahli
Gizi serta keputusan-keputusanyang
dikeluarkanoleh PERSAGI.
(4) Anggota kehormatan memiliki kewajiban
menjaga martabat dan kehormatan
PERSAGI.

6 Bab II, Pasal 6 1) Anggota Biasa PERSAGI mempunyai hak- cukup jelas dan mudah
hak: dipahami
a. memiliki Kartu Tanda Anggota dengan format
standar yang dikeluarkan oleh DPP;
b. mengemukakan pendapat;
c. bertanya dan mengusulkan sesuatu
dengan lisan atau tertulis;
d. membela diri;
e. memilih dan dipilih dalam pemilihan
Pengurus Dewan Pimpinan Pusat, Dewan
Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan
Cabang;
f. mendapat perlindungan hukum dalam
menjalankan tugas-tugas keprofesian;
g. mengikuti semua kegiatan organisasi; dan
h. memperoleh penghargaan
2). Anggota Luar Biasa dan Anggota
Kehormatan mempunyai-hak-hak :
a. Memiliki Kartu Tanda Anggota
b. Mengemukakan pendapat, usul, saran ; dan
c. memperoleh penghargaan
3) Setiap anggota Luar Biasa dan Anggota
Kehormatan tidak memiliki hak untuk memilih
dan dipilih dalam kepengurusan PERSAGI di
setiap tingkatan
7 Bab II, Pasal 7 1) Anggota meninggal dunia Sudah cukup jelas dan
2) Tata cara pemberhentian anggota sebagai mudah dipahami
berikut: (1) Anggota meninggal dunia;
3) (2) Pemberhentian atas permintaan sendiri;
4) (3) Proses pemberhentian atas permintaan
sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hanya dapat dilakukan dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada DPD
dan ditetapkan oleh DPP;
5) (4) Diberhentikan dengan hormat, bila:
6) a. anggota dapat dikenakan
pemberhentian sementara oleh DPC atau
DPD
7) apabila melanggar ketentuan organisasi;
8) b. paling lama 6 (enam) bulan sesudah
pemberhentian sementara, DPC atau DPD
dapat merehabilitasi atau mengusulkan
pemberhentian secara permanen kepada
DPP;
9) c. DPP dapat melakukan pemberhentian
langsung, dan memberitahukannya
10) kepada DPD, berdasarkan rekomendasi
Majelis Etik dan Disiplin Ahli Gizi;

8 Bab III, Pasal (1) Status Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Sudah jelas dan mudah
8 (2) Personalia Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dipahami
(3) Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan
Pusat (DPP)
(4) Tata Cara Pengelolaan Dewan Pimpinan
Pusat (DPP)
9 Bab III, Pasal (1) Status Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sudah jelas dan mudah
9 (2) Personalia Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dipahami
(3) Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan
Daerah (DPD)
(4) Tata Cara Pengelolaan Dewan Pimpinan
Daerah (DPD)
10 Bab III, Pasal (1) Status: Sudah cukup jelas dan
10 a. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) mudah dipahami
adalah struktur kepemimpinan
tertinggi dalam satu Kabupaten/Kota
yang diketuai oleh Ketua Dewan
Pimpinan Cabang;
b. dalam satu Kabupaten/Kota hanya
boleh ada 1 (satu) DPC;
c. Ketua DPC dipilih dalam Musyawarah
Cabang. d. masa jabatan DPC sama
dengan DPP;
e. Dewan Pimpinan Cabang adalah
kesatuan organisasi yang dibentuk di
Kabupaten/Kota yang disetujui oleh
DPD; dan
f. Ahli Gizi yang bertempat tinggal di
daerah yang belum mempunyai DPC
dapat menjadi anggota dari DPC yang
terdekat.
(2) Personalia :
a. personalia Dewan Pimpinan Cabang
sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara, serta
beberapa Ketua Bidang.
b. yang dapat menjadi Pengurus DPC
adalah anggota biasa yang memiliki
integritas, etika serta memiliki
komitmen terhadap tujuan
organisasi
PERSAGI; dan
c. dalam hal Ketua DPC tidak dapat
menjalankan tugas dan/atau non aktif maka
dapat diangkat Pejabat Ketua DPC melalui rapat
pleno pengurus cabang dan selanjutnya
ditetapkan dan disahkan menjadi Pejabat Ketua
DPC oleh DPD
sampai dilaksanakannya Musyawarah Cabang
berikutnya.
(3) Tugas dan Wewenang :
a. melaksanakan keputusan musyawarah
cabang dan ketetapan-ketetapan
organisasi PERSAGI;
b. melaksanakan tugas-tugas operasional
organisasi yang didelegasikan oleh
DPD, baik yang menyangkut masalah
organisasi profesi, etika profesi,
pendidikan profesi dan pelayanan
profesi;
c. melakukan pembinaan dan
pengawasan internal organisasi yang
berada di daerahnya;
d. melakukan advokasi kebijakan bidang
kesehatan di daerahnya;
e. mewakili DPD bila diperlukan dan/atau
atas permintaan DPD;
f. Melaksanakan program kerja yang
diputuskan pada musyawarah cabang
dan program kerja yang merupakan
penjabaran program kerja PERSAGI;
g. memberi laporan kepada DPD tentang
hasil kerja yang dilakukan sekurang-
kurangnya satu kali enam bulan;
h. membina hubungan dengan Instansi
terkait (stakeholder) pada tingkat
kabupaten/kota; dan
i. bertanggung jawab kepada rapat anggota.
11 Bab IV, Pasal (1) KIGI dibentuk melalui rapat pleno DPP cukup jelas dan mudah
11 PERSAGI dan ditetapkan oleh Ketua dipahami
Umum DPP PERSAGI.
(2) KIGI dalam menjalankan tugas bertanggung
jawab kepada Ketua Umum DPP PERSAGI.
(3) Keanggotaan KIGI terdiri dari komponen:
DPP, Institusi Pendidikan Ilmu Gizi (D3, D4/S1
Terapan, S1, Profesi, dan Pasca Sarjana),
Pengguna, dan Pakar Gizi yang jumlah,
susunan, dan tatalaksananya ditentukan oleh
Ketua Umum DPP.
(4) Masa jabatan KIGI sesuai dengan masa
jabatan DPP.
(5) Administrasi dan pembiayaan untuk
pelaksanaan kegiatan KIGI difasilitasi DPP
PERSAGI.
(6) Tugas Pokok dan Fungsi KIGI adalah:
a. memberikan pertimbangan, masukan dan
saran, mengenai disiplin Ilmu Gizi baik diminta
atau tidak diminta kepada Ketua DPP
PERSAGI, AIPGI, dan pemangku yang
relevan;
b. memberikan masukan tentang standar
kompetensi gizi kepada PERSAGI, AIPGI, dan
pemangku kebijakan yang relevan untuk
ditindaklanjuti;
c. memberikan masukan tentang kebijakan
pendidikan vokasi, pendidikan akademik, dan
pendidikan profesi gizi kepada PERSAGI,
AIPGI, dan pemangku kebijakan yang relevan;
d. melakukan monitoring, evaluasi, dan umpan
balik tentang penyelenggaraan pendidikan
vokasi, pendidikan akademik, dan pendidikan
profesi gizi kepada PERSAGI, AIPGI, dan
pemangku kebijakan yang relevan;
e. memberikan pertimbangan/rekomendasi
terhadap rencana pembukaan program studi
baru untuk pendidikan vokasi, pendidikan
akademik, dan pendidikan profesi gizi kepada
lembaga akreditasi dan pemangku kebijakan
yang relevan; dan
f. melakukan pembinaan dan pengembangan
profesi dalam rangka meningkatkan
profesionalisme ahli gizi.
12 Bab IV, Pasal (1) Majelis Kehormatan Sudah cukup jelas dan
12 Etik dan Disiplin Ahli Gizi (MKEDAG) dibentuk mudah dipahami
melalui rapat pleno DPP PERSAGI dan
ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI;
(2) MKEDAG dalam menjalankan tugas
bertanggungjawab kepada Ketua Umum DPP
PERSAGI;
(3) Tugas pokok MKEDAG sebagai berikut:
a. melakukan pengawasan pelaksanaan
Kode Etik Ahli Gizi dan pelanggaran
disiplin;
b. mewakili DPP pada pembelaan kepada
anggota dalam masalah hukum yang
berkaitan dengan pelaksanaan kode etik
dan disiplin keilmuan serta kompetensi;
c. memberikan pertimbangan kepada ketua
umum DPP terhadap pelanggaran
Kode Etik Ahli Gizi dan pelanggaran
disiplin keilmuan serta kompetensi; dan d.
melakukan pembinaan dan
pengembangan profesi dalam
rangka meningkatkan profesionalisme Ahli
Gizi.
(4) Susunan personalia dan tata laksana
MKEDAG ditentukan oleh DPP
PERSAGI.
(5) Masa jabatan MKEDAG sesuai dengan
masa jabatan DPP PERSAGI; dan
(6) Administrasi dan pembiayaan untuk
pelaksanaan kegiatan MKEDAG difasilitasi
DPP PERSAGI.

13 Bab IV, Pasal 1. Dewan Pakar adalah bagian dari Dewan Semua menyatakan
13 Pimpinan Pusat yang terdiri dari anggota “Jelas”, karena kalimat
PERSAGI yang dinilai memiliki kontribusi di dalam pasal ini sudah
bidang gizi pada tingkat nasional dalam efektif sehingga mudah
mengembangkan IPTEK gizi, program gizi, dipahami.
profesi gizi, serta organisasi dan hukum di
bidang gizi.
2. Dewan Pakar dibentuk dan ditetapkan oleh
Ketua Umum DPP PERSAGI.
3. Dewan Pakar dalam menjalankan tugas
bertanggungjawab kepada Ketua Umum
DPP PERSAGI.
4. Tugas pokok Dewan Pakar sebagai berikut:
a. Memberi masukan kepada DPP
tentang keilmuan, program, dan
profesi bidang gizi dan kesehatan untuk
mencapai status gizi dan derajat
kesehatan masyarakat yang lebih baik;
b. Memberi informasi dan menjelaskan
kepada masyarakat tentang isu-isu gizi
terkini; dan
c. Melakukan pembinaan dan
pengembangan profesi dalam
rangka meningkatkan profesionalisme
ahli gizi.
5. Masa jabatan Dewan Pakar sesuai dengan
masa jabatan DPP PERSAGI;
6. Administrasi dan pembiayaan untuk
pelaksanaan kegiatan Dewan Pakar
difasilitasi DPP PERSAGI.
14 Bab IV, Pasal 1. Dewan Pengawas adalah bagian dari Dewan Sudah jelas dan mudah
14 Pimpinan Pusat yang bertugas membina dan dipahami
mengawasi pelaksanaan tugas pokok Dewan
Pimpinan Pusat.
2. Dewan Pengawas dibentuk dan ditetapkan
oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
3. Dewan Pengawas dalam menjalankan tugas
bertanggungjawab kepada Ketua Umum DPP
PERSAGI.
4. Tugas pokok Dewan Pengawas adalah:
a. mengawasi dan memberi masukan
kepada DPP tentang hasil kinerja
pelaksanaan tugas DPP, administrasi dan
keuangan DPP; dan
b.memberikan
rekomendasi pemecahan masalah yang
terjadi dari hasil pembinaan dan
pengawasan.
5. masa jabatan Dewan Pengawas sesuai
dengan masa jabatan DPP PERSAGI.
6. administrasi dan pembiayaan untuk
pelaksanaan kegiatan Dewan Pengawas
difasilitasi DPP PERSAGI
15 Bab IV, Pasal Pedoman organisasi dan tata laksana bahsa jelas tidak
15 PERSAGI disusun oleh DPP selambat- bertele - tele.
lambatnya 3 (tiga) bulan setelah dilantik.

16 Bab V, Pasal (1) Himpunan Seminat adalah kelompok seminat Bahasa dan istilah yang
16 di bidang gizi berdasarkan kompetensi yang digunakan sudah jelas
spesifik. dan mudah dipahami.
(2) Himpunan Seminat dapat dibentuk di tingkat
pusat sesuai kebutuhan.
(3) Himpunan Seminat merupakan bagian tak
terpisahkan dari PERSAGI.
(4) Ketua Himpunan Seminat di tingkat pusat
ditunjuk oleh Dewan Pimpinan Pusat
berdasarkan kompetensi anggota PERSAGI.
(5) Himpunan Seminat bidang gizi terdiri dari:
a. Asosiasi Dietisien Indonesia (Indonesian
Dietitien Association/AsDI),
b. Asosiasi Nutrisionis Indonesia (Indonesian
Nutrisionist Association/AsNI),
c. Asosiasi Ahli Gizi Olahraga Indonesia
(Indonesia Sport Nutritionist Association/ ISNA),
d. Asosiasi sejenis lainnya.
(6) Kepengurusan dan keanggotaan Himpunan
Seminat di tingkat pusat sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) ditentukan oleh anggota himpunan
seminat.
(7) pengesahan dan pelantikan kepengurusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilakukan
oleh DPP PERSAGI.
(8) pengesahan dan pelantikan kepengurusan
Himpunan Seminat di tingkat daerah dilakukan
oleh DPD PERSAGI.
(9) Masa jabatan kepengurusan himpunan
seminat sesuai dengan masa jabatan DPP
PERSAGI.
(10) Dalam menjalankan program kerjanya,
himpunan seminat mengacu pada
AD/ART PERSAGI.
(11) Tata hubungan kerja antara organisasi
seminat dengan DPP PERSAGI dan DPD
PERSAGI akan diatur tersendiri dalam keputusan
DPP PERSAGI.
17 Bab VI, Pasal (1) DPP PERSAGI dapat membentuk badan Pasal 17 yang
17 usaha/yayasan sesuai kebutuhan sepanjang menjelaskan tentang
tidak bertentangan dengan Kode Etik Ahli Badan Usaha sudah
Gizi dipaparkan dengan
(2) DPP PERSAGI dapat membentuk badan jelas
usaha/yayasan sesuai kebutuhan sepanjang
tidak bertentangan dengan Kode Etik Ahli
Gizi
(3) Badan usaha/yayasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian
tak terpisahkan dari kepengurusan DPP
PERSAGI
(4) Badan usaha/yayasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan bagian
tak terpisahkan dari kepengurusan DPP
PERSAGI
(5) Badan usaha/yayasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) dapat
meliputi bidang, antara lain :
a. Pendidikan dan Pelatihan
b. Penelitian Gizi
c. Konsultasi Dietetik
d. Konseling Gizi
e. Penyelenggaraan Makanan Banyak
f. Penyelenggaraan Makanan Khusus
g. Gizi Olahraga Prestasi dan Kebugaran
h. Label Kandungan Gizi pada Makanan
Non Kemasan
i. Bidang-bidang lain sesuai peraturan
perundang-undangan
18 Bab VII, Pasal Pasal sudah
18 Kekayaan PERSAGI dapat berasal dari: dipaparkan dengan
jelas
a. Uang pendaftaran, yang nilainya ditetapkan
oleh DPP;
b. Iuran tahunan anggota, yang nilainya
ditetapkan oleh DPP;
c. Usaha-usaha yang dilaksanakan oleh
DPP/DPD/DPC, seperti: kegiatan
seminar, pelatihan, dan/atau sejenis
harus membayar untuk memperoleh
Satuan Kredit Profesi (SKP) kepada
PERSAGI, untuk tingkat nasional oleh DPP
yang besarnya diatur dengan ketentuan
DPP PERSAGI;
d. Kemitraan dengan pihak lain sepanjang
tidak melanggar Kode Etik;
e. Usaha-usaha lain yang sah; dan
f. Sumbangan yang tidak mengikat

19 Bab VII, Pasal (1) PERSAGI dapat menjalankan kemitraan Penjelasan mengenai
19 dengan pihak lain diatur dengan nota perjanjian kerjasama/
kesepahaman atau perjanjian kerjasama kemitraan sudah jelas
sepanjang tidak bertentangan dengan Kode Etik namun pada pasal 19
Ahli Gizi. ayat (3) bisa
(2) Pada tingkat nasional atau lebih dari satu ditambahkan sanksi
provinsi nota kesepahaman atau perjanjian atau tindakan yang
kerjasama ditandatangani oleh Ketua Umum dilakukan jika tidak
DPP. melaporkan nota
(3) Nota kesepahaman kemitraan di tingkat kesepahaman kepada
daerah, ditandatangani oleh Ketua DPD DPP PERSAGI.
dan wajib melaporkan kepada DPP PERSAGI.
(4) Himpunan seminat dalam melakukan
kerjasama dengan pihak lain melalui nota
kesepahaman yang ditandatangani oleh Ketua
Umum DPP PERSAGI.
(5) Pelaksanaan kerjasama sebagaimana
tersebut pada ayat (4), himpunan seminat
mempertanggungjawabkan kepada DPP
PERSAGI sesuai dengan isi nota kesepahaman.
20 Bab VIII, Pasal Pasal sudah
20 Kongres Nasional adalah forum pengambilan dipaparkan dengan
Kongres keputusan tertinggi PERSAGI yang dihadiri jelas
Nasional lebih dari atau sama dengan 2/3 (dua pertiga)
ayat (1) jumlah DPD.

Bab VIII, Pasal Kongres Nasional bertujuan untuk:


20 Pasal sudah
Kongres a. menilai dan mengesahkan dipaparkan dengan
Nasional pertanggungjawaban kepengurusan jelas
ayat (2) DPP sebelumnya;

b. menetapkan dan/atau mengubah AD-


ART;

c. memilih dan menetapkan Ketua Umum;


d. menetapkan program kerja; dan

e. menetapkan keputusan PERSAGI


lainnya

Bab VIII, Pasal


20 Peserta Kongres Nasional terdiri dari: Pasal sudah
Kongres dipaparkan dengan
Nasional a. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat; jelas
ayat (3)
b. Kolegium Ilmu Gizi Indonesia;

c. Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Ahli


Gizi;

d. Dewan Pakar;

e. Dewan Pengawas;

f. Dewan Pimpinan Daerah;

g. Anggota Biasa; dan

h. Anggota Kehormatan.

Bab VIII, Pasal Peserta Kongres Nasional yang mempunyai


20 hak suara dalam pemilihan Ketua Umum Pasal sudah
Kongres sebagai berikut: dipaparkan dengan
Nasional jelas
ayat (4) a. Dewan Pimpinan Pusat mempunyai 5
(lima) suara;

b. Dewan Pimpinan Daerah masing-


masing mempunyai 1 (satu) suara;

c. Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Ahli


Gizi mempunyai 1 (satu) suara;

d. Kolegium Ilmu Gizi Indonesia


mempunyai 1 (satu) suara;

e. Dewan Pengawas mempunyai 1 (satu)


suara;
f. Dewan Pakar mempunyai 1 (satu)

g. Himpunan Seminat masing-masing


mempunyai 1 (satu) Suara

h. Asosiasi Institusi Pendidikan masingt-


masing mempunyai 1 (satu) Suara

Bab VIII, Pasal Dalam hal jumlah suara total genap maka DPP
20 diberi hak tambahan 1 (satu) suara sehingga Pasal sudah
Kongres jumlah suara menjadi ganjil. dipaparkan dengan
Nasional jelas
ayat (5)

Bab VIII, Pasal


20 Sebelum Kongres Nasional, dilakukan Pra Pasal sudah
Kongres Kongres sesuai kebutuhan. dipaparkan dengan
Nasional jelas
ayat (6)

Bab VIII, Pasal


20 Keterwakilan DPD pada kongres nasional Sudah jelas
Kongres sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang dan
Nasional mempunyai hak 1 (satu) suara.
ayat (7)

Bab VIII, Pasal


20 Kongres Nasional diadakan sekali dalam 5 Sudah jelas
Kongres (lima) tahun.
Nasional
ayat (8)

21 Bab VIII, Pasal


21, Ayat 1 Musyawarah daerah adalah forum Sudah jelas
pengambilan keputusan tertinggi tingkat
daerah yang dihadiri lebih dari atau sama
dengan 2/3 (dua pertiga) jumlah DPC.

BAB VIII,
Pasal 21, Ayat Musyawarah Daerah bertujuan untuk: Sudah jelas
2
a. menilai dan mengesahkan
pertanggungjawaban kepengurusan DPD
sebelumnya;

b. memilih dan menetapkan Ketua DPD; dan

c. menetapkan program kerja daerah;

BAB VIII,
Pasal 21, Ayat Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari: Sebagian besar
3 menyatakan “Jelas”,
a. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah; meskipun masih ada
yang “Belum jelas”,
b. Pengurus Dewan Pimpinan Cabang; dan dengan usulan berapa
jumlah banyak masing-
c. Anggota DPD;
masing peserta
musyawarah daerah.

BAB VIII, Sebagian besar


Pasal 21, Ayat Peserta Musyawarah Daerah yang menyatakan “Jelas”,
4 mempunyai hak suara dalam pemilihan Ketua meskipun masih ada
DPD adalah: yang “Belum jelas”,
dengan usulan
a. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah perbaikan sebaiknya
mempunyai 5 (lima) suara; dan juga disertakan jumlah
hak suara anggota
b. Dewan Pimpinan Cabang masing-masing 1
DPD
(satu) suara.

BAB VIII, Sebagian besar


Pasal 21, Ayat Keterwakilan DPC pada musyawarah daerah menyatakan “Jelas”,
5 sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang dan meskipun masih ada
mempunyai hak 1 (satu) suara. yang “Belum jelas”,
dengan usulan
perbaikan sebaiknya
kalimat dapat lebih
diperjelas dengan
“setiap orang memiliki
hal 1 suara/tiga
perwakilan dengan 1
suara”
BAB VIII, Sebagian besar
Pasal 21, Ayat Musyawarah Daerah diadakan sekali dalam 5 menyatakan “Jelas”,
6 (lima) tahun. meskipun masih ada
yang “Belum jelas”,
dengan usulan
perbaikan apabila
memungkinkan untuk
diberikan
perkiraan/estimasi
waktu berupa bulan
dan tanggal
musyawarah diadakan
22 Bab VIII, Pasal Musyawarah cabang adalah forum Sudah jelas
22 ayat 1 pengambilan keputusan tertinggi tingkat
Kabupaten/Kota yang dihadiri oleh anggota DPC
PERSAGI.
Bab VIII, Pasal Musyawarah Cabang bertujuan untuk: Sudah jelas
22 ayat 2 a. melakukan evaluasi program kerja;
b. memilih dan menetapkan Ketua DPC; dan c.
menetapkan program kerja cabang.
Bab VIII, Pasal Peserta Musyawarah Cabang terdiri dari: Sudah jelas
22 ayat 3 a. Pengurus Dewan Pimpinan Cabang; dan
b. Anggota DPC.
Bab VIII, Pasal Seluruh peserta Musyawarah Cabang sudah jelas
22 ayat 4 mempunyai hak suara dalam pemilihan Ketua
DPC
Bab VIII, Pasal Musyawarah Cabang diadakan sekali dalam 5 sudah jelas
22 ayat 5 (lima) tahun.
23 Bab VIII, Pasal Pengambilan keputusan dalam kongres sudah jelas
23 ayat 1 nasional, musyawarah daerah dan musyawarah
cabang dilaksanakan secara musyawarah
mufakat.
Bab VIII, Pasal Dalam hal sebagaimana pada ayat (1) tidak bisa sudah jelas
23 ayat 2 terlaksana, maka pengambilan keputusan
organisasi dilakukan melalui pemungutan suara
terbanyak
24 Bab VIII, Pasal 1) pembubaran organisasi hanya dapat sudah jelas dan sudah
24 dilakukan oleh kongres nasional yang disepakati bersama.
diadakan khusus untuk itu.
2) keputusan pembubaran organisasi atas
usulan dari sekurang-kurangnya dua pertiga
jumlah DPD PERSAGI.
3) alasan pembubaran organisasi PERSAGI
dinyatakan dalam surat undangan kongres
nasional yang khusus diadakan untuk
maksud tersebut, sekurang-kurangnya 3
(tiga) bulan sebelumnya.
4) sesudah pembubaran, maka segala hak milik
PERSAGI diserahkan kepada badan-badan
sosial atau perkumpulan yang ditetapkan
oleh kongres nasional.
25 Bab VIII, Pasal Anggaran Rumah Tangga (ART) hanya dapat sudah jelas dan sudah
25 diubah oleh Kongres Nasional. disepakati bersama.
26 Bab VIII, Pasal Hal lain yang belum termaktub dalam ART sudah jelas dan sudah
26 akan diatur kemudian oleh DPP PERSAGI. disepakati bersama

Anda mungkin juga menyukai