Kajian Adart
Kajian Adart
20 Bab IX, Pasal (1) Dewan Pimpinan Pusat berwenang: Sudah “Jelas” mengenai
20 a. Menetapkan kebijakan organisasi sesuai poin - poin yang akan
dengan Anggaran Dasar, Anggaran disampaikan serta
Rumah Tangga, dan Kode Etik Ahli Gizi penjabarannya.
Indonesia;
b. Menetapkan dan mengesahkan personalia
Dewan Pimpinan Pusat;
c. Melantik dan mengesahkan
kepengurusan Dewan Pimpinan
Daerah; dan
d. Mengembangkan kerjasama, hubungan
dengan organisasi kemasyarakatan dan
profesi di dalam dan luar negeri guna
meningkatkan fungsi dan peran PERSAGI di
lingkungan masyarakat tingkat Nasional dan
Internasional.
23 Bab XI, Pasal Dewan Pengawas bertugas membina dan Semua menyatakan
23, Ayat 1 mengawasi pelaksanaan tugas pokok “Jelas”, kalimat dalam ayat
Dewan Pimpinan Pusat. tersebut sudah efektif
sehingga mudah
dimengerti.
BAB XI, Pasal Ketentuan tentang Dewan Pengawas Semua menyatakan
23, Ayat 2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur “Jelas”, kalimat dalam ayat
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. tersebut sudah efektif
sehingga mudah
dimengerti.
24 Bab XII, Pasal Dewan Pakar bertugas memberikan Sebagian besar
24, Ayat 1 pandangan yang berkaitan dengan menyatakan “Jelas”,
perkembangan ilmu dan kebijakan kegizian di meskipun masih ada yang
Indonesia. “Belum jelas”, dengan
usulan perbaikan pada
bagian “kebijakan
kegizian” diubah ke dalam
bentuk baku yaitu
“kebijakan dalam bidang
gizi”.
Bab XII, Pasal Ketentuan tentang Dewan Pakar sebagaimana Semua menyatakan
24, Ayat 2 dimaksud pada ayat (1) diatur “Jelas”, kalimat dalam ayat
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. tersebut sudah efektif
sehingga mudah
dimengerti.
25 Bab XIII, Pasal Kolegium Ilmu Gizi Indonesia bertugas Sebagian besar
25, Ayat 1 mengembangkan keilmuan bidang pendidikan, menyatakan “Jelas”,
penelitian, pengembangan dan pengabdian di meskipun masih ada yang
bidang gizi, serta memberikan rekomendasi “Belum jelas”, dengan
dalam pendirian institusi pendidikan gizi. usulan disebutkannya
tingakatan apa saja yang
dimaksud.
Bab XIII, Pasal Ketentuan tentang Kolegium Ilmu Gizi Indonesia Sudah jelas
25, Ayat 2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
26 Bab XIV, Pasal
26, Ayat 1 Kekayaan organisasi adalah set milik organisasi Sebagian besar
baik yang bergerak maupun tidak bergerak di menyatakan “Jelas”,
semua tingkatan. meskipun masih ada yang
“Belum jelas”, dengan
usulan disebutkannya
tingakatan apa saja yang
dimaksud.
Bab XVI, Pasal Rencana perubahan Anggaran Dasar diajukan Kurang jelas, lebih baik
28 ayat 2 oleh Dewan Pimpinan Pusat atau Dewan sebelum pengajuan
Pimpinan Daerah. rencana perubahan
(sebelum disidangkan di
kongres nasional)
didiskusikan dahulu
alasan, urgensi, dan
bagian mana yang hendak
diubah dari AD oleh
DPP/DPD bersangkutan
secara internal supaya
dapat didiskusikan
bersama dalam Kongres
Nasional
Bab XVI, Pasal Rencana perubahan Anggaran Dasar telah Kurang jelas, tujuan dari
28 ayat 3 disampaikan kepada Dewan Pimpinan Pusat disampaikannya rencana
selambat-lambatnya tiga bulan sebelum perubahan AD kepada
Kongres Nasional atau Kongres Luar Biasa dan DPP dan tembusannya
tembusannya disampaikan kepada semua unsur disampaikan kepada
dan badan kelengkapan PERSAGI lainnya. semua unsur dan badan
kelengkapan PERSAGI
lainnya belum disebutkan.
29 Bab XVI, Pasal Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan Pasal mengenai
29 melalui Kongres Nasional yang diadakan pembubaran organisasi ini
khusus untuk maksud tersebut atas usul dari sudah jelas dan mudah
sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dimengerti.
dari jumlah DPD PERSAGI.
30 Bab XVII, 1. Dewan Pimpinan Pusat berwenang kurang jelas tentang AD
Pasal 30 menyesuaikan Anggaran Dasar, Ketetapan yang ditetapkan
Kongres dan Ketentuan organisasi lainnya
yang bertentangan dengan Undang-
undang.
2. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran
Anggaran Dasar, maka penafsiran
tersebut diserahkan ke Dewan Pimpinan
Pusat.
3. Anggaran Dasar Perhimpunan Seminat
harus menyesuaikan dengan Anggaran
Dasar PERSAGI.
4. Perhimpunan Seminat yang belum
menyesuaikan Anggaran Dasar, diberikan
waktu penyesuaian paling lambat sampai
dilaksanakan Kongres Perhimpunan
Seminat yang bersangkutan berikutnya.
Bab II, Pasal 3 Persyaratan menjadi anggota luar biasa sebagai sudah jelas dan dapat
ayat 2 berikut: dengan mudah
a. diangkat oleh Dewan Pimpinan Pusat; dan dipahami mengenai
b. bersedia mematuhi AD-ART,Kode Etik Ahli persyaratan menjadi
Gizi, Peraturan Organisasi anggota luar biasa
PERSAGI.
Bab II, Pasal 3 Persyaratan menjadi anggota kehormatan sudah cukup jelas dan
ayat 3 adalah diangkat oleh Dewan Pimpinan Pusat mudah dipahami
Bab II, Pasal 3 Ketentuan tentang persyaratan keanggotaan sudah cukup jelas dan
ayat 4 sebagaimana dimaksud pada ayat (1),ayat (2), mudah dipahami
dan ayat (3) diatur lebih lanjut dalam peraturan
organisasi
4 Bab II, Pasal Anggota biasa setelah memenuhi persyaratan Cukup jelas, mudah
4, ayat 1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dipahami
diberikan Kartu Tanda Anggota.
Bab II, Pasal Anggota luar biasa dan anggota kehormatan Cukup jelas, mudah
4, ayat 2 setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dipahami
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan (3)
diberikan Kartu Tanda Anggota.
Bab II, Pasal Ketentuan tentang tata cara penerimaan Cukup jelas, mudah
4, ayat 3 anggota diatur lebih lanjut dalam pedoman dipahami, Namun
organisasi. alangkah lebih baik
bisa ditambahkan
bahwa pedoman
organisasi bisa
didapatkan dimana?
5 Bab II, Pasal 5 Cukup jelas karena
(1) Anggota PERSAGI berkewajiban untuk: dijelaskan kewajiban
a. Memegang teguh Kode Etik Ahli Gizi pada tiap keanggotaan,
Indonesia, Anggaran Dasar, Anggaran mudah dipahami
Rumah Tangga,dan Peraturan Organisasi;
b. Aktif melaksanakan programorganisasi;dan
c. Membela dan memajukan organisasi.
(2) Anggota biasa mempunyai kewajiban:
a. Mematuhi AD/ARTPERSAGI,Kode Etik Ahli
Gizi serta keputusan-keputusan yang
dikeluarkan oleh PERSAGI;dan
b. Membayar uang iuran keanggotaan yang
besarnya dan proporsinya untuk DPP,DPD
dan DPC ditetapkan oleh DPP.
(3) Anggota luar biasa memiliki kewajiban
mematuhi AD-ART PERSAGI,Kode Etik Ahli
Gizi serta keputusan-keputusanyang
dikeluarkanoleh PERSAGI.
(4) Anggota kehormatan memiliki kewajiban
menjaga martabat dan kehormatan
PERSAGI.
6 Bab II, Pasal 6 1) Anggota Biasa PERSAGI mempunyai hak- cukup jelas dan mudah
hak: dipahami
a. memiliki Kartu Tanda Anggota dengan format
standar yang dikeluarkan oleh DPP;
b. mengemukakan pendapat;
c. bertanya dan mengusulkan sesuatu
dengan lisan atau tertulis;
d. membela diri;
e. memilih dan dipilih dalam pemilihan
Pengurus Dewan Pimpinan Pusat, Dewan
Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan
Cabang;
f. mendapat perlindungan hukum dalam
menjalankan tugas-tugas keprofesian;
g. mengikuti semua kegiatan organisasi; dan
h. memperoleh penghargaan
2). Anggota Luar Biasa dan Anggota
Kehormatan mempunyai-hak-hak :
a. Memiliki Kartu Tanda Anggota
b. Mengemukakan pendapat, usul, saran ; dan
c. memperoleh penghargaan
3) Setiap anggota Luar Biasa dan Anggota
Kehormatan tidak memiliki hak untuk memilih
dan dipilih dalam kepengurusan PERSAGI di
setiap tingkatan
7 Bab II, Pasal 7 1) Anggota meninggal dunia Sudah cukup jelas dan
2) Tata cara pemberhentian anggota sebagai mudah dipahami
berikut: (1) Anggota meninggal dunia;
3) (2) Pemberhentian atas permintaan sendiri;
4) (3) Proses pemberhentian atas permintaan
sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hanya dapat dilakukan dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada DPD
dan ditetapkan oleh DPP;
5) (4) Diberhentikan dengan hormat, bila:
6) a. anggota dapat dikenakan
pemberhentian sementara oleh DPC atau
DPD
7) apabila melanggar ketentuan organisasi;
8) b. paling lama 6 (enam) bulan sesudah
pemberhentian sementara, DPC atau DPD
dapat merehabilitasi atau mengusulkan
pemberhentian secara permanen kepada
DPP;
9) c. DPP dapat melakukan pemberhentian
langsung, dan memberitahukannya
10) kepada DPD, berdasarkan rekomendasi
Majelis Etik dan Disiplin Ahli Gizi;
8 Bab III, Pasal (1) Status Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Sudah jelas dan mudah
8 (2) Personalia Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dipahami
(3) Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan
Pusat (DPP)
(4) Tata Cara Pengelolaan Dewan Pimpinan
Pusat (DPP)
9 Bab III, Pasal (1) Status Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sudah jelas dan mudah
9 (2) Personalia Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dipahami
(3) Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan
Daerah (DPD)
(4) Tata Cara Pengelolaan Dewan Pimpinan
Daerah (DPD)
10 Bab III, Pasal (1) Status: Sudah cukup jelas dan
10 a. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) mudah dipahami
adalah struktur kepemimpinan
tertinggi dalam satu Kabupaten/Kota
yang diketuai oleh Ketua Dewan
Pimpinan Cabang;
b. dalam satu Kabupaten/Kota hanya
boleh ada 1 (satu) DPC;
c. Ketua DPC dipilih dalam Musyawarah
Cabang. d. masa jabatan DPC sama
dengan DPP;
e. Dewan Pimpinan Cabang adalah
kesatuan organisasi yang dibentuk di
Kabupaten/Kota yang disetujui oleh
DPD; dan
f. Ahli Gizi yang bertempat tinggal di
daerah yang belum mempunyai DPC
dapat menjadi anggota dari DPC yang
terdekat.
(2) Personalia :
a. personalia Dewan Pimpinan Cabang
sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara, serta
beberapa Ketua Bidang.
b. yang dapat menjadi Pengurus DPC
adalah anggota biasa yang memiliki
integritas, etika serta memiliki
komitmen terhadap tujuan
organisasi
PERSAGI; dan
c. dalam hal Ketua DPC tidak dapat
menjalankan tugas dan/atau non aktif maka
dapat diangkat Pejabat Ketua DPC melalui rapat
pleno pengurus cabang dan selanjutnya
ditetapkan dan disahkan menjadi Pejabat Ketua
DPC oleh DPD
sampai dilaksanakannya Musyawarah Cabang
berikutnya.
(3) Tugas dan Wewenang :
a. melaksanakan keputusan musyawarah
cabang dan ketetapan-ketetapan
organisasi PERSAGI;
b. melaksanakan tugas-tugas operasional
organisasi yang didelegasikan oleh
DPD, baik yang menyangkut masalah
organisasi profesi, etika profesi,
pendidikan profesi dan pelayanan
profesi;
c. melakukan pembinaan dan
pengawasan internal organisasi yang
berada di daerahnya;
d. melakukan advokasi kebijakan bidang
kesehatan di daerahnya;
e. mewakili DPD bila diperlukan dan/atau
atas permintaan DPD;
f. Melaksanakan program kerja yang
diputuskan pada musyawarah cabang
dan program kerja yang merupakan
penjabaran program kerja PERSAGI;
g. memberi laporan kepada DPD tentang
hasil kerja yang dilakukan sekurang-
kurangnya satu kali enam bulan;
h. membina hubungan dengan Instansi
terkait (stakeholder) pada tingkat
kabupaten/kota; dan
i. bertanggung jawab kepada rapat anggota.
11 Bab IV, Pasal (1) KIGI dibentuk melalui rapat pleno DPP cukup jelas dan mudah
11 PERSAGI dan ditetapkan oleh Ketua dipahami
Umum DPP PERSAGI.
(2) KIGI dalam menjalankan tugas bertanggung
jawab kepada Ketua Umum DPP PERSAGI.
(3) Keanggotaan KIGI terdiri dari komponen:
DPP, Institusi Pendidikan Ilmu Gizi (D3, D4/S1
Terapan, S1, Profesi, dan Pasca Sarjana),
Pengguna, dan Pakar Gizi yang jumlah,
susunan, dan tatalaksananya ditentukan oleh
Ketua Umum DPP.
(4) Masa jabatan KIGI sesuai dengan masa
jabatan DPP.
(5) Administrasi dan pembiayaan untuk
pelaksanaan kegiatan KIGI difasilitasi DPP
PERSAGI.
(6) Tugas Pokok dan Fungsi KIGI adalah:
a. memberikan pertimbangan, masukan dan
saran, mengenai disiplin Ilmu Gizi baik diminta
atau tidak diminta kepada Ketua DPP
PERSAGI, AIPGI, dan pemangku yang
relevan;
b. memberikan masukan tentang standar
kompetensi gizi kepada PERSAGI, AIPGI, dan
pemangku kebijakan yang relevan untuk
ditindaklanjuti;
c. memberikan masukan tentang kebijakan
pendidikan vokasi, pendidikan akademik, dan
pendidikan profesi gizi kepada PERSAGI,
AIPGI, dan pemangku kebijakan yang relevan;
d. melakukan monitoring, evaluasi, dan umpan
balik tentang penyelenggaraan pendidikan
vokasi, pendidikan akademik, dan pendidikan
profesi gizi kepada PERSAGI, AIPGI, dan
pemangku kebijakan yang relevan;
e. memberikan pertimbangan/rekomendasi
terhadap rencana pembukaan program studi
baru untuk pendidikan vokasi, pendidikan
akademik, dan pendidikan profesi gizi kepada
lembaga akreditasi dan pemangku kebijakan
yang relevan; dan
f. melakukan pembinaan dan pengembangan
profesi dalam rangka meningkatkan
profesionalisme ahli gizi.
12 Bab IV, Pasal (1) Majelis Kehormatan Sudah cukup jelas dan
12 Etik dan Disiplin Ahli Gizi (MKEDAG) dibentuk mudah dipahami
melalui rapat pleno DPP PERSAGI dan
ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI;
(2) MKEDAG dalam menjalankan tugas
bertanggungjawab kepada Ketua Umum DPP
PERSAGI;
(3) Tugas pokok MKEDAG sebagai berikut:
a. melakukan pengawasan pelaksanaan
Kode Etik Ahli Gizi dan pelanggaran
disiplin;
b. mewakili DPP pada pembelaan kepada
anggota dalam masalah hukum yang
berkaitan dengan pelaksanaan kode etik
dan disiplin keilmuan serta kompetensi;
c. memberikan pertimbangan kepada ketua
umum DPP terhadap pelanggaran
Kode Etik Ahli Gizi dan pelanggaran
disiplin keilmuan serta kompetensi; dan d.
melakukan pembinaan dan
pengembangan profesi dalam
rangka meningkatkan profesionalisme Ahli
Gizi.
(4) Susunan personalia dan tata laksana
MKEDAG ditentukan oleh DPP
PERSAGI.
(5) Masa jabatan MKEDAG sesuai dengan
masa jabatan DPP PERSAGI; dan
(6) Administrasi dan pembiayaan untuk
pelaksanaan kegiatan MKEDAG difasilitasi
DPP PERSAGI.
13 Bab IV, Pasal 1. Dewan Pakar adalah bagian dari Dewan Semua menyatakan
13 Pimpinan Pusat yang terdiri dari anggota “Jelas”, karena kalimat
PERSAGI yang dinilai memiliki kontribusi di dalam pasal ini sudah
bidang gizi pada tingkat nasional dalam efektif sehingga mudah
mengembangkan IPTEK gizi, program gizi, dipahami.
profesi gizi, serta organisasi dan hukum di
bidang gizi.
2. Dewan Pakar dibentuk dan ditetapkan oleh
Ketua Umum DPP PERSAGI.
3. Dewan Pakar dalam menjalankan tugas
bertanggungjawab kepada Ketua Umum
DPP PERSAGI.
4. Tugas pokok Dewan Pakar sebagai berikut:
a. Memberi masukan kepada DPP
tentang keilmuan, program, dan
profesi bidang gizi dan kesehatan untuk
mencapai status gizi dan derajat
kesehatan masyarakat yang lebih baik;
b. Memberi informasi dan menjelaskan
kepada masyarakat tentang isu-isu gizi
terkini; dan
c. Melakukan pembinaan dan
pengembangan profesi dalam
rangka meningkatkan profesionalisme
ahli gizi.
5. Masa jabatan Dewan Pakar sesuai dengan
masa jabatan DPP PERSAGI;
6. Administrasi dan pembiayaan untuk
pelaksanaan kegiatan Dewan Pakar
difasilitasi DPP PERSAGI.
14 Bab IV, Pasal 1. Dewan Pengawas adalah bagian dari Dewan Sudah jelas dan mudah
14 Pimpinan Pusat yang bertugas membina dan dipahami
mengawasi pelaksanaan tugas pokok Dewan
Pimpinan Pusat.
2. Dewan Pengawas dibentuk dan ditetapkan
oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
3. Dewan Pengawas dalam menjalankan tugas
bertanggungjawab kepada Ketua Umum DPP
PERSAGI.
4. Tugas pokok Dewan Pengawas adalah:
a. mengawasi dan memberi masukan
kepada DPP tentang hasil kinerja
pelaksanaan tugas DPP, administrasi dan
keuangan DPP; dan
b.memberikan
rekomendasi pemecahan masalah yang
terjadi dari hasil pembinaan dan
pengawasan.
5. masa jabatan Dewan Pengawas sesuai
dengan masa jabatan DPP PERSAGI.
6. administrasi dan pembiayaan untuk
pelaksanaan kegiatan Dewan Pengawas
difasilitasi DPP PERSAGI
15 Bab IV, Pasal Pedoman organisasi dan tata laksana bahsa jelas tidak
15 PERSAGI disusun oleh DPP selambat- bertele - tele.
lambatnya 3 (tiga) bulan setelah dilantik.
16 Bab V, Pasal (1) Himpunan Seminat adalah kelompok seminat Bahasa dan istilah yang
16 di bidang gizi berdasarkan kompetensi yang digunakan sudah jelas
spesifik. dan mudah dipahami.
(2) Himpunan Seminat dapat dibentuk di tingkat
pusat sesuai kebutuhan.
(3) Himpunan Seminat merupakan bagian tak
terpisahkan dari PERSAGI.
(4) Ketua Himpunan Seminat di tingkat pusat
ditunjuk oleh Dewan Pimpinan Pusat
berdasarkan kompetensi anggota PERSAGI.
(5) Himpunan Seminat bidang gizi terdiri dari:
a. Asosiasi Dietisien Indonesia (Indonesian
Dietitien Association/AsDI),
b. Asosiasi Nutrisionis Indonesia (Indonesian
Nutrisionist Association/AsNI),
c. Asosiasi Ahli Gizi Olahraga Indonesia
(Indonesia Sport Nutritionist Association/ ISNA),
d. Asosiasi sejenis lainnya.
(6) Kepengurusan dan keanggotaan Himpunan
Seminat di tingkat pusat sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) ditentukan oleh anggota himpunan
seminat.
(7) pengesahan dan pelantikan kepengurusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilakukan
oleh DPP PERSAGI.
(8) pengesahan dan pelantikan kepengurusan
Himpunan Seminat di tingkat daerah dilakukan
oleh DPD PERSAGI.
(9) Masa jabatan kepengurusan himpunan
seminat sesuai dengan masa jabatan DPP
PERSAGI.
(10) Dalam menjalankan program kerjanya,
himpunan seminat mengacu pada
AD/ART PERSAGI.
(11) Tata hubungan kerja antara organisasi
seminat dengan DPP PERSAGI dan DPD
PERSAGI akan diatur tersendiri dalam keputusan
DPP PERSAGI.
17 Bab VI, Pasal (1) DPP PERSAGI dapat membentuk badan Pasal 17 yang
17 usaha/yayasan sesuai kebutuhan sepanjang menjelaskan tentang
tidak bertentangan dengan Kode Etik Ahli Badan Usaha sudah
Gizi dipaparkan dengan
(2) DPP PERSAGI dapat membentuk badan jelas
usaha/yayasan sesuai kebutuhan sepanjang
tidak bertentangan dengan Kode Etik Ahli
Gizi
(3) Badan usaha/yayasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian
tak terpisahkan dari kepengurusan DPP
PERSAGI
(4) Badan usaha/yayasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan bagian
tak terpisahkan dari kepengurusan DPP
PERSAGI
(5) Badan usaha/yayasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) dapat
meliputi bidang, antara lain :
a. Pendidikan dan Pelatihan
b. Penelitian Gizi
c. Konsultasi Dietetik
d. Konseling Gizi
e. Penyelenggaraan Makanan Banyak
f. Penyelenggaraan Makanan Khusus
g. Gizi Olahraga Prestasi dan Kebugaran
h. Label Kandungan Gizi pada Makanan
Non Kemasan
i. Bidang-bidang lain sesuai peraturan
perundang-undangan
18 Bab VII, Pasal Pasal sudah
18 Kekayaan PERSAGI dapat berasal dari: dipaparkan dengan
jelas
a. Uang pendaftaran, yang nilainya ditetapkan
oleh DPP;
b. Iuran tahunan anggota, yang nilainya
ditetapkan oleh DPP;
c. Usaha-usaha yang dilaksanakan oleh
DPP/DPD/DPC, seperti: kegiatan
seminar, pelatihan, dan/atau sejenis
harus membayar untuk memperoleh
Satuan Kredit Profesi (SKP) kepada
PERSAGI, untuk tingkat nasional oleh DPP
yang besarnya diatur dengan ketentuan
DPP PERSAGI;
d. Kemitraan dengan pihak lain sepanjang
tidak melanggar Kode Etik;
e. Usaha-usaha lain yang sah; dan
f. Sumbangan yang tidak mengikat
19 Bab VII, Pasal (1) PERSAGI dapat menjalankan kemitraan Penjelasan mengenai
19 dengan pihak lain diatur dengan nota perjanjian kerjasama/
kesepahaman atau perjanjian kerjasama kemitraan sudah jelas
sepanjang tidak bertentangan dengan Kode Etik namun pada pasal 19
Ahli Gizi. ayat (3) bisa
(2) Pada tingkat nasional atau lebih dari satu ditambahkan sanksi
provinsi nota kesepahaman atau perjanjian atau tindakan yang
kerjasama ditandatangani oleh Ketua Umum dilakukan jika tidak
DPP. melaporkan nota
(3) Nota kesepahaman kemitraan di tingkat kesepahaman kepada
daerah, ditandatangani oleh Ketua DPD DPP PERSAGI.
dan wajib melaporkan kepada DPP PERSAGI.
(4) Himpunan seminat dalam melakukan
kerjasama dengan pihak lain melalui nota
kesepahaman yang ditandatangani oleh Ketua
Umum DPP PERSAGI.
(5) Pelaksanaan kerjasama sebagaimana
tersebut pada ayat (4), himpunan seminat
mempertanggungjawabkan kepada DPP
PERSAGI sesuai dengan isi nota kesepahaman.
20 Bab VIII, Pasal Pasal sudah
20 Kongres Nasional adalah forum pengambilan dipaparkan dengan
Kongres keputusan tertinggi PERSAGI yang dihadiri jelas
Nasional lebih dari atau sama dengan 2/3 (dua pertiga)
ayat (1) jumlah DPD.
d. Dewan Pakar;
e. Dewan Pengawas;
h. Anggota Kehormatan.
Bab VIII, Pasal Dalam hal jumlah suara total genap maka DPP
20 diberi hak tambahan 1 (satu) suara sehingga Pasal sudah
Kongres jumlah suara menjadi ganjil. dipaparkan dengan
Nasional jelas
ayat (5)
BAB VIII,
Pasal 21, Ayat Musyawarah Daerah bertujuan untuk: Sudah jelas
2
a. menilai dan mengesahkan
pertanggungjawaban kepengurusan DPD
sebelumnya;
BAB VIII,
Pasal 21, Ayat Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari: Sebagian besar
3 menyatakan “Jelas”,
a. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah; meskipun masih ada
yang “Belum jelas”,
b. Pengurus Dewan Pimpinan Cabang; dan dengan usulan berapa
jumlah banyak masing-
c. Anggota DPD;
masing peserta
musyawarah daerah.