LAMPIRAN XV
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2021
TENTANG
TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA
PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN
HUTAN DI HUTAN LINDUNG DAN HUTAN
PRODUKSI
PEDOMAN
PEMANENAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK)
YANG BERASAL DARI ALAM ATAU HASIL TANAMAN REHABILITASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH),
persetujuan pengelolaan perhutanan sosial dan badan usaha milik negara
bidang kehutanan yang melakukan pemanfaatan/pemungutan Hasil
Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang berasal dari alam atau hasil tanaman
rehabilitasi mengikuti metode pemanenan yang ditetapkan oleh Menteri.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini sebagai berikut:
1. Tata cara pemanenan bambu;
2. Tata cara pemanenan sagu;
- 697 -
D. Pengertian
1. Pemanenan HHBK adalah segala bentuk kegiatan untuk mengambil
hasil hutan bukan kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak
mengurangi fungsi pokok hutan.
2. Hasil Hutan Bukan Kayu yang berasal dari alam adalah komoditas
HHBK yang sudah tersedia secara alami.
3. Hasil Hutan Bukan Kayu yang berasal dari rehabilitasi adalah
komoditas HHBK yang berasal dari kegiatan untuk memulihkan,
mempertahankan, dan meningkatkan fungsi lahan dan hutan dalam
rangka mempertahankan daya dukung, produktivitas, dan
peranannya sebagai sistem penyangga kehidupan.
- 698 -
BAB II
TATA CARA PEMANENAN
2. Tahapan pemanenan
Pemanenan gaharu dilakukan melalui tahapan:
a. Peninjauan lapangan/ survei.
Pemanenan gaharu yang didapat secara alami (tanpa inokulasi)
dengan memberi penandaan pohon yang sekiranya menurut
tanda-tanda sudah mengandung gubal gaharu, paling tidak
pohon tersebut sudah tampak kerusakan dan merana.
Tanda – tanda fisiologis yaitu:
1) Daun pada tajuk pohon mulai menguning secara bertahap,
mulai rontok dan berguguran;
- 703 -
No Kriteria Standar
sulfat maksimal 10%.
3) 901 – 1100 mdpl =
asam sulfat maksimal
15%.
4) > 1100 mdpl = asam
sulfat 20%.
b. Dosis stimulan 1
cc/pembaharuan luka
(*) Koakan Hidup adalah koakan lama atau koakan yang tidak
dilakukan pembaharuan luka.
(**) Koakan Mati adalah koakan yang baru atau koakan yang masih
dilakukan pembaharuan luka.
ttd. ttd.