Anda di halaman 1dari 95

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN SENAM


HIPERTENSI DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA
PASIEN HIPERTENSI DIPUSKESMAS KEDIRI
TAHUN 2020

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Pada Program Studi Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram
Tahun Akademik2019/2020

ROHLIANA SELVIA
NIM.P07120117090

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATANMATARAM
TAHUN2020
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rohliana Selvia

NIM : P07120117090

Program studi : DIII Keperawatan Mataram

Institusi : Politeknik Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan RI

Menyatakan dengan sebanarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini

adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan

atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulisan ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

...............,...... ............... 2020

Pembuat Pernyataan

Rohliana Selvia
NIM. P07120117090

Mengetahui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dewi Purnamawati M.Kep Ni Putu Sumartini M.Kep


NIP. 197108071998032003 NIP. 197905132002122001

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh ROHLIANA SELVIA NIM. P07120117090

dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Senam Hipertensi

dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah

Kerja Puskesmas Kediri Tahun 2020” telah diperiksa dan mendapatkan

persetujuan untuk diseminarkan di depan tim penguji Politeknik Kesehatan

Kemenkes Mataram Jurusan Keperawatan Program Studi D.III Keperawatan

Mataram Tahun Akademik 2019/2020.

Mataram, Juni 2020


Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dewi Purnamawati, M.Kep. Ni Putu Sumartini, M.Kep.


NIP. 197108071998032003 NIP.197905132002122001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh ROHLIANA SELVIA NIM. P07120117090

dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Senam Hipertensi

dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah

Kerja Puskesmas Kediri Tahun 2020”. Telah dipertahankan di depan dewan

penguji pada tanggal.

Dewan Penguji
Penguji Ketua Penguji Anggota I Penguji Anggota II

A’an Dwi Sentana, M.Kep. Dewi Purnamawati, M.Kep. Ni Putu Sumartini, M.Kep.
NIP. 197303202002121001 NIP. 197108071998032003 NIP.197905132002122001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan,

RUSMINI, S.Kep.Ns., MM
NIP. 197010161989032001

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Asuhan Keperawatan Dengan

Pemberian Senam Hipertensi dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada

Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri Tahun 2020” tepat

pada waktunya. Pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan syarat untuk

menyelesaikan studi pada program D III keperawatan di Poltekkes Kemenkes

Mataram. Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pelaksanaan penulisan menyampaikan

rasa hormat dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak H. Awan Dramawan, S.Pd.,M.Kes. selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram.

2. Ibu Rusmini, S.Kep. Ns.,MM. selaku Ketua Jurusan Keperawatan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

3. Bapak H. Moh. Arip, Skp.,M.Kes selaku Ketua Program Studi D.III

Keperawatan Mataram di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

4. Ibu Dewi Purnamawati, M.Kep. sebagai Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dengan penuh kesabaran, dan

memberikan motivasi serta saran-saran yang bermanfaat dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

v
5. Ibu Ni Putu Sumartini M.Kep. selaku Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan saran dan bimbingannya demi kesempurnaan Karya Tulis

Ilmiah ini.

6. Bapak A’an Dwi Sentana M,Kep selaku penguji pertama yang telah

memberikan kritik dan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Dosen-dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada

penulis.

8. Kedua orang tua Ibu dan Bapak tersayang, kakak dan semua keluarga terima

kasih atas kasih sayang, do’a, dorongan dan pengorbanannya, sehingga

penulis bisa tetap semangat dan terus maju dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

9. Semua teman-teman seperjuangan D.III Keperawatan Mataram angkatan

2019/2020, terima kasih atas support dan dukungan dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahawa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Demikian, semoga Karya Tulis

Ilmiah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis dan para

pembaca pada umumnya.

Mataram, Juni 2020

Penulis

vi
Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Senam Hipertensi dalam
Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kediri Lombok Barat

Rohliana Selvia¹, Dewi Purnamawati M.Kep², Ni Putu Sumartini M.Kep³


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram Jl. Kesehatan V/10
Mataram Telp. (0370) 621383
Email: rohlianaselvia@gmail.com

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan
paling banyak dimasyarakat.WHO (World Health Organization) tahun 2015
menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1
dari 3orang didunia terdiagnosis hipertensi. Penelitian ini menggunakan
rancangan studi kasus. Subyek penelitian adalah satu orang pasien hipertensi yang
memiliki peningkatan tekanan darah140/90 mmHg di Wilayah kerja Puskesmas
Kediri. Studi kasus dilakukan pada tanggal 18-21 Juni 2020. Pasien Tn.M dengan
keluhan utama pusing dan kurang mengetahui masalah penyakitnya, TD : 140/90
mmHg. Diagnose keperawatan yang tegak adalah nyeri dan kurang pengetahuan
dan senam hipertensi sebagai salah satu intervensi dilakukan 3 kali disamping
pelaksanaan intervensi yang lain yaitu mengatasi masalah dengan pasien untuk
mengidentifikasi cara di mana perubahan gaya hidup yang tepat.Evaluasi
diperoleh keluhan nyeri klien berkurang dan pengetahuan meningkat serta TD :
120/80 mmHg. Dengan demikian terdapat penurunan tekanan darah setelah
pelaksanaan senam hipertensi sebanyak 3 kali dari 140/90 mmHg menjadi 120/80
mmHg. Melakukan senam hipertensi bisa menurunkan tekanan darah bila
dilakukan dengan benar dan teratur sebagai upaya non farmakologi untuk
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Kata kunci : Hipertensi, Pasien, Senam Hipertensi

1Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram


2,3Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram

vii
Nursing Care by Providing Hypertension Gymnastics in Lowering Blood
Pressure in Hypertension Patients in the Work Area of Kediri
West Lombok Health Center

Rohliana Selvia¹, Dewi Purnamawati M.Kep², Ni Putu Sumartini M.Kep³


Department of Nursing Poltekkes Kemenkes Mataram Jl. Health V / 10
Mataram Tel. (0370) 621383
Email: rohlianaselvia@gmail.com

Hypertension is one of the most common and most common cardiovascular


diseases in the community. WHO (World Health Organization) in 2015 showed
that around 1.13 billion people in the world have hypertension, meaning that 1 in
3 people in the world is diagnosed with hypertension. This research uses a case
study design. The study subjects were one hypertensive patient who had a blood
pressure increase of 140/90 mmHg in the working area of the Kediri Community
Health Center. Case study was conducted on June 18-21, 2020. Patient Tn.M with
client's main complaint was headache and did not know about the disease and BP
was 140/90 mmHg, so the upright nursing diagnosis was headache and lack of
knowledge and hypertension gymnastics as one of the interventions carried out 3
times besides the implementation of other interventions namely Overcoming
problems with patients to identify ways in which lifestyle changes appropriate
evaluation obtained complaints of clients lacking knowledge is reduced and TD:
120/80 mmHg and there is a decrease in blood pressure after the exercise of
hypertension as much as 3 times and can do gymnastics hypertension can reduce
blood pressure from 140/90 mmHg to 120/80 mmHg if done correctly and
regularly as a non-pharmacological effort to reduce blood pressure in hypertensive
patients.

Keywords: Hypertension, Patients, Hypertension Gymnastics

1 Student of Nursing Department, Poltekkes Kemenkes Mataram


2,3 Lecturer of Nursing Department in the Health Ministry of Health, Mataram

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
ii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Studi Kasus ....................................................................... 5
D. Manfaat Studi Kasus ...................................................................... 6
1. Bagi Poltekkes Kemenkes Mataram ....................................... 6
2. Bagi responden ........................................................................ 6
3. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan .......... 6
4. Bagi Puskesmas Kediri ........................................................... 6
5. Peneliti lain ............................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit Hipertensi .................................................... 8
1. Pengertian Hipertensi ............................................................... 8
2. Jenis Hipertensi ....................................................................... 8
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lanjut usia 8
4. Faktor resiko hipertensi ............................................................ 9

ix
B. Konsep Asuhan Keperawatan .................................................. 15
1. Pengkajian ................................................................................ 15
2. Diagnosa Keperawatan ............................................................. 18
3. Perencanaan .............................................................................. 18
4. Implementasi Keperawatan....................................................... 25
5. Evaluasi Keperawatan............................................................... 26
C. Terapi Senam Hipertensi .......................................................... 27
1. Pengertian ................................................................................. 27
2. Jenis Senam Hipertensi ............................................................ 27
3. Manfaat Senam Hipertensi ....................................................... 28
4. Tehnik Prosedur Senam Hipertensi .......................................... 28
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS
A. Rancangan Studi Kasus ................................................................. 31
B. Subjek Studi kasus ......................................................................... 31
1. Kriteria inklusif ........................................................................ 31
2. Kriteria eksklusi ....................................................................... 32
C. Fokus Studi .................................................................................... 32
D. Definisi Operasional....................................................................... 32
E. Instrumen Studi Kasus ................................................................... 33

F. Lokasi dan Waktu .......................................................................... 33


1. Lokasi ....................................................................................... 33
2. Waktu ...................................................................................... 33
3. Prosedur .................................................................................... 33
G. Pengumpulan Data ......................................................................... 36
H. Penyajian Data ............................................................................... 36
E. Etika Studi Kasus ........................................................................... 37
1. Kejujuran .................................................................................. 37
2. Integritas ................................................................................... 37
3. Ketelitian .................................................................................. 37
4. Keterbukaan ............................................................................. 37

x
5. Tidak melakukan Di skriminasi ............................................... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus........................................................................... 38
1. Gambaran Umum Lokasi Studi Kasus...................................... 38
2. Proses Keperawatan Studi Kasus.............................................. 39
a. Pengkajian........................................................................... 39
1) Biodata.......................................................................... 39
2) Riwayat Kesehatan........................................................ 39
3) Riwayat Psikososial...................................................... 40
4) Aktifitas Sehari-sehari................................................... 41
5) Pemeriksaan Fisik......................................................... 42
6) Pemeriksaaan Penunjan................................................. 43
7) Terapi............................................................................ 44
b. Diagnosa Keperawatan........................................................ 44
c. Analisa Data........................................................................ 44
d. Rumusan Diagnosa Keperawatan....................................... 45
e. Intervensi Keperawatan....................................................... 45
1. Prioritas Masalah........................................................... 46
2. Intervensi Keperawatan................................................. 46
f. Inplementasi........................................................................ 49
g. Evaluasi............................................................................... 55
B. Pembahasan.................................................................................... 55
1. Asuhan Keperawatan................................................................ 55
a. Pengkajian........................................................................... 55
b. Diagnosa Keperawatan....................................................... 57
c. Intervensi............................................................................ 59
d. Inpelementasi...................................................................... 60
e. Evalusia............................................................................... 61
2. Metode Senam Hipertensi........................................................ 62
C. Keterbatasan................................................................................... 63

xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................... 64
1. Pengkajian........................................................................... 64
2. Diagnosa Keperawatan........................................................ 64
3. Intevensi.............................................................................. 64
4. Inplementasi........................................................................ 65
5. Evalusi................................................................................. 66
6. Penerapan Asuhan Keperawatan......................................... 66
B. Saran.......................................................................................... 66
1. Bagi Poltekes Kemenkes Mataram..................................... 66
2. Bagi Responden.................................................................. 67
3. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawan........ 67
4. Bagi Puskesmas Kediri....................................................... 67
5. Penelitian Lain.................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 68

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Intervensi keperawatan dan rasional untuk resiko tinggi terhadap


berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi,
iskemiamiokardia, hipertropiventrikular....................................... 19
Tabel 2. Intervensi keperawatan dan rasional untuk intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen ............................................ 20
Tabel 3. Intervensi keperawatan dan rasional untuk nyeri (akut) sakit
kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
cerebral .......................................................................................... 21
Tabel 4. Intervensi keperawatan dan rasional untuk Nutrisi, perubahan,
lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik, pola hidup
menonton, keyakinan budaya ....................................................... 22
Tabel 5. Intervensi keperawatan dan rasional untuk Kurang pengetahuan
(kebutuhan belajar), mengenai kondisi, recana pengobatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat,
misinterpretasi informasi, keterbatasan kongnitif, menyangkal
diagnose ........................................................................................ 24
Tabel 6. Tehnik Prosedur Senam Hipertensi .............................................. 28
Tabel 7. Prosedur Cara Kerja Senam Hipertensi ........................................ 34
Tabel 8. Pemeriksaan fisik .......................................................................... 42
Tabel 9. Pemeriksaan penunjang................................................................. 42
Tabel 10. Terapi............................................................................................. 44

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian (PSP)............................. 70


Lampiran 2. Informed Consent (Persetujuan Menjadi Partisipan) .................. 71
Lampiran 3. Pengkajian Keperawatan Gerontik............................................... 72
Lampiran 4. Cheklist........................................................................................ 76
Lampiran 5. Dokumentasi ............................................................................... 81

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling

umum dan paling banyak di masyarakat. Hipertensi sekarang jadi masalah

utama kita semua, tidak hanya di Indonesia tapi di dunia, karena hipertensi ini

merupakan salah satu faktor risiko penyakit seperti jantung, gagal ginjal,

diabetes, stroke. Hipertensi disebut sebagai The Silent killer karena sering

tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyakit

hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi (Kemenkes RI, 2019).

Komplikasi hipertensi dapat dicegah jika pasien melakukan perawatan

secara adekuat termasuk melakukan penanganan secara non farmakologi

seperti senam hipertensi. Informasi tentang senam hipertensi banyak, namun

masyarakat banyak yang menggunakan farmakologi saja untuk hipertensi.

Dan banyak pasien hipertensi tidak terkontrol tekanan daranhnya (Irmawati,

2017).

WHO (World Health Organization) tahun 2015 menunjukkan sekitar

1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di

dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat

setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang

terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal

akibat hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes RI, 2019).

1
2

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2019

menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum

terdiagnosis. Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi berdasarkan

hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun ke atas sebesar 34,1 persen,

tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar

(22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 35-44 tahun (31,6%), umur

45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%), umur 65-74(63,2%), umur

75+(69,5%). Dengan demikian terjadi peningkatan prevalensi hipertensi di

bandingkan tahun 2013. Diketahui bahwa sebesar 8,8% yang terdiagnosis

hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat

serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya hipertensi sehingga

tidak mendapatkan pengobatan (Kemenkes RI, 2019).

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2018, prevalensi

hipertensi di provinsi NTB sebesar 7,19% dan angka nasional 8,36%, Double

Burden of Diseases (2017), mencatat bahwa kematian akibat Penyakit Tidak

Menular (PTM) di Provinsi Nusa Tenggara Barat semakin meningkat dan

menjadi beban utama penyakit sejak tahun 2017 yang ditunjukkan dengan

semakin tingginya proporsi penyebab kematian PTM dibandingkan Penyakit

Menular (PM) dan cedera. Jumlah estimasi penderita hipertensi berusia lebih

dari 18 tahun di Lombok Barat sebanyak 45.211 jiwa, Lombok Tengah

sebanyak 61.733 jiwa, Lombok Timur sebanyak 92.005 jiwa, Sumbawa

sebanyak 32.802 jiwa, Dompu sebanyak 14.977 jiwa, Bima sebanyak 34.453
3

jiwa, Sumbawa Barat sebanyak 8.891 jiwa, Lombok Utara sebanyak 19.216

jiwa, Kota Mataram sebanyak 37.190 jiwa, dan Kota Bima sebanyak 11.633

jiwa. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi NTB tahun 2018 Lombok Timur

urutan pertama terbesar kasus hipertensi (Profil Kesehatan NTB, 2018).

Berdasarkan data kesehatan Dinas Kesehatan Lombok Barat tahun 2018

jumlah estimasi penderita hipertensi berusia lebih dari 18 tahun. Puskesmas

sekotong sebanyak 1.073 jiwa, Puskesmas Lembar sebanyak 1.925 jiwa,

Puskesmas Gerung sebanyak 1.521 jiwa, Puskesmas Kediri sebanyak 1.561

jiwa, Puskesmas Kuripan sebanyak 1.707 jiwa, Puskesmas Narmada sebanyak

1.806 jiwa, Puskesmas Lingsar sebanyak 1.985 jiwa, Puskesmas Gunungsari

sebanyak 1.292 jiwa, dan Puskesmas Batulayar sebanyak 1.141 jiwa.

Bedasarkan Profil Dinas Kesehatan tahun 2018. Pada tahun 2018 jumlah

lansia yang mengalami hipertensi laki-laki dan perempuan diwilayah kerja

Puskesmas Kediri berjumlah 26,912 jiwa.

Dan kegiatan yang Dilakukan Dipuskesmas Kediri terdiri dari prolanis

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu senam DM, senam hipertensi kegiatan

dilakukan minggu sekali pada hari sabtu dan diwilayah Puskesmas Kediri

sudah ada kegiatan untuk mengatasi hipertensi. Akan tetapi menurut

pemegang program senam hipertensi digunakan senam anti stroke yang ada di

youTube dan yang mengikuti senam hipertensi sebanyak 30 orang. Dan

banyak pasien hipertensi tidak terkontrol tekanan darah dan selesai senam

hipertensi diadakan pemeriksaan kesehatan seperti penyuluhan dan mengukur

tekanan darah adalah masyarakat yang tidak mengikuti senam.


4

Menurut Jubaid ada beberapa perubahan fisik pada lansia yang dapat

menjadi suatu kondisi lansia terserang penyakit, seperti perubahan

kardiovaskuler yaitu menurunnya elastisitas pembuluh darah, perubahan pada

respirasi yaitu menurunnya kekuatan otot-otot pernafasan, serta perubahan

pada pendengaran dan perubahan pada penglihatan.Terdapat beberapa macam

penyakit yang biasa menimpa para lansia antara lain hipertensi, diabetes

mellitus, jatung koroner, stroke, katarak, dan lain sebagainya. Macam-macam

masalah kesehatan tersebut yang sering menimpa lansia yaitu hipertensi yang

bisa menjadi awitan dari berbagai masalah kardiovaskuler lainnya yang lebih

gawat (Irmawati, 2017).

Salah satu cara mencegah dan mengontrol risiko terjadinya hipertensi

adalah dengan berolahraga yang dilakukan secara teratur. Beberapa studi

menunjukan bahwa kombinasi antara terapi tanpa obat (non-farmakoterapi)

dengan obat (farmakoterapi) tidak hanya menurunkan tekanan darah, namun

juga menurunkan resiko stroke dan penyakit jantung iskemik.Terapi dengan

obat bisa dilakukan dengan pemberian obat anti hipertensi, sedangkan untuk

terapi tanpa obat bisa dilakukan dengan berolahraga secara teratur, dari

berbagai macam olahraga yang ada, salah satu olahraga yang dapat dilakukan

yaitu olahraga senam hipertensi (Irmawati, 2017).

Senam hipertensi merupakan olahraga yang salah satunya bertujuan

untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan

rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung. Mahardani (2010)

mengatakan dengan senam atau berolah raga kebutuhan oksigen dalam sel
5

akan meningkat untuk proses pembentukan energi, sehingga terjadi

peningkatan denyut jantung, sehingga curah jantung dan isi sekuncup

bertambah. Dengan demikian tekanan darah akan meningkat.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

meneliti tentang “Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Senam Hipertensi

Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas

Kediri Tahun 2020”

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan pemberian senam hipertensi

dalam menurunkan tekanan darah pada Pasien hipertensi di Puskesmas Kediri

Tahun 2020?

C. Tujuan Studi Kasus

a. Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian senam

hipertensi dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di

Puskesmas Kediri.

b. Tujuan khusus

Tujuan Khusus dari studi kasus ini memaparkan tujuan yang lebih

spesifik dari studi kasus yang akan dicapai.

1. Melakukan pengkajian pada pasien hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Kediri.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Kediri.


6

3. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Kediri.

4. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Kediri.

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Kediri.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Poltekkes Kemenkes Mataram

Menambah referensi tentang asuhan keperawatan dengan pemberian

senam hipertensi dalam menurunkan tekanan darah pada pasien yang

bermanfaat sebagai bahan mutu pendidikan.

2. Bagi responden

Responden dapat melakukan senam hipertensi secara mandiri di

rumah sebagai upaya non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah

pada pasien hipertensi.

3. Bagi Pengembangan Ilmu Dan Teknologi Keperawatan

Menambah evidence terkait ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam pemberian senam hipertensi dalam menurunkan

tekanan darah pasien hipertensi.

4. Bagi Puskesmas Kediri

Menambah jenis-jenis senam yang dapat di berikan sebagai upaya

penanggulangan hipertensi kepada tenaga kesehatan sehingga dapat


7

memberikan edukasi dan komunikasi tentang pemberian senam hipertensi

dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

5. Peneliti lain.

Diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu data awal untuk

penelitian yang lebih lanjut. Khususnya tentang senam hipertensi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi tidak

hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita

penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin

tinggi tekana n darah, makin besar resikonya (Nurarif, 2015)

2. Jenis Hipertensi

Hipertensi ada dua jenis, yaitu hipertensi utama (primary

hypertension) dan hipertensi sekunder (secondary hippertension).

Hipertensi utama adalah suatu kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi

95% dari hipertensi.

Penyebab dari hipertensi utama adalah berbagai faktor yang

memiliki efek-efek kombinasinya sehingga menyebabkan hipertensi. Pada

hipertensi sekunder, yang meliputi 5% dari hipertensi disebabkan oleh

suatu kelainan spesifik pada salah satu organ atau sisitem tubuh

(Wulandari, 2011).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lanjut usia

Menurut Darmojo (2006), faktor yang mempengaruhi hipertensi

pada lanjut usia adalah :

8
9

a. Penurunanya kadar renin karena menurunya jumlah nefron akibat

proses menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulus vitiosus: hipertensi

glomerelo-sklerosis-hipertensi yang berlangsung terus menerus.

b. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium. Dengan

bertambahnya usia semakin sensitif terhadap peningkatan atau

penurunan kadar natrium.

c. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua

akan meningkatakan resistensi pembuluh darah perifer yang

mengakibatkan hipertensi sistolik.

d. Perubahan ateromatous akibat proses menua menyebabkan disfungsi

endotel yang berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan

subtansi kimiawi lain yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di

tubulus ginjal, meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah perifer

dan keadaan lain berhubungan dengan kenaikan tekanan darah.

Dengan perubahan fisiologis normal penuaan, faktor resiko hipertensi

lain meliputi diabetes ras riwayat keluarga jenis kelamin faktor gaya

hidup seperti obesitas asupan garam yang tinggi alkohol yang

berlebihan (Stockslager, 2008).

4. Faktor resiko hipertensi

a. Faktor yang tidak dapat dikontrol

1) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.

Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum


10

menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi

oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar

High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang

tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya

proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai

penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause.

Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi

sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh

darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon

estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita

secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55

tahun. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah

penderita hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%.

(Anggraini, 2009).

Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia

dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur

55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini

sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause

(Marliani, 2007).

2) Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan

darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan

darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi
11

pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan

pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis

obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada

kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada

wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini

disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause.

Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang

berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan

arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat

dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini

dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya

penyesuaian diri.

3) Keturunan (Genetik)

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan

menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi.

Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler

dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu

dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali

lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak

mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu

didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat

hipertensi dalam keluarga (Anggraini dkk, 2009).


12

Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk

mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita

hipertensi (Marliani, 2007).

b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:

1) Obesitas

Pada usia + 50 tahun dan dewasa lanjut asupan kalori

mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya

aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat

memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia dapat memicu

timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh

darah, hipertensi (Rohendi, 2008). Indeks masa tubuh (IMT)

berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan

darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang

obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat

badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-

30% memiliki berat badan lebih.

2) Kurang olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit

tidak menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat

menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah

(untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga menjadi

terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih

berat karena adanya kondisi tertentu Kurangnya aktivitas fisik


13

menaikan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko

untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung

mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka

harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan

sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang

mendesak arteri (Rohaendi, 2008).

3) Kebiasaan Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok

berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi

maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami

ateriosklerosis. Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr.

Thomas S Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital,

Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada

riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan

perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari

dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek

terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan

dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada

kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang

perhari (Rahyani, 2007).

4) Mengkonsumsi garam berlebih

Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization

(WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat


14

mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang

direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4

gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang

berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan

ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan

intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler

meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut

menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak

kepada timbulnya hipertensi (Hans Petter, 2008).

5) Minum alkohol

Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak

jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah.

Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor

resiko hipertensi (Marliani, 2007).

6) Minum kopi

Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir

kopi mengandung 75 – 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir

tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.

7) Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui

aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan

darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang

berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap


15

tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian

di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di

pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang

dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Rohaendi,

2003). Menurut Anggraini (2009) mengatakan stres akan

meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung

sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres

ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi,

dan karakteristik personal

B. Konsep Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada

praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di

berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-

kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat

keperawatan,bersifat humanistik, dan berdasarkan pada kebutuhan objektif

pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang

diwujudkan dalam bentuk proses keperawatan baik dari pengkajian sampai

evaluasi (Nursalam, 2008).

1. Pengkajian (Doenges, 2012)

Pengkajian adalah perawat mengumpulkan data kesehatan pasien

(Doenges, 2012).
16

a. Aktifitas/istirahat

Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek gaya hidup monoton.

Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung.

b. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,

episode palpitasi.

Tanda : Kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dari kenaikan

tekanan darah diperlukan untuk menegakkan diagnosis).

c. Integritas Ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, cemas, depresi, euphoria,

marahkronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral),

faktor-faktorstres.

Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kongtinu

perhatikan otot mulai tenang

d. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti,

infeksi/obstruksi. Riwayat penyakit ginjal ginjal masa lalu.

e. Makanan /cairan

Gejala : Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi

kolesterol), mual, muntah perubahan berat badan

(naik/turun), riwayat penggunaan diuretik.

Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.


17

f. Neurosensori

Gejala : Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital,

gangguan penglihatan.

Tanda : Status mental: orientasi, isibicara, proses berfikir, memori,

perubahan retina optik.

Responmorotik : penurunan kekuatan genggaman tangan.

g. Nyeri/ketidak nyamanan

Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri

abdomen/massa.

h. Pernafasan

Gejala : Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea,

batuk dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok.

Tanda : Bunyi nafas tambahan, csnosis, distress respirasi/ penggunaan

alat bantu pernafasan.

i. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi, cara berjalan.

j. Pembelajaran/penyuluhan

Gejala : Faktor-faktor resiko keluarga: hipertensi, penyakit jantung,

diabetes mellitus, dan penyakit ginjal. Rencana pemulangan:

bantuan dengan pemantauhan diri TD, perubahan dari terapi

obat.
18

2. Diagnosa Keperawatan (Doenges, 2012)

Diagnosa Keperawatan adalah perawat menganalisa data dan

pengkajian dalam menentukan diagnosa (Doenges, 2012).

a. Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap berhubungan dengan

peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemiamiokardia,

hipertropiventrikular.

b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak

seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

c. Nyeri (akut), sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler cerebral.

d. Nutrisi, perubahan, lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik, pola

hidup menonton, keyakinan budaya.

e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi, recana

pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat,

misinterpretasi informasi, keterbatasan kongnitif, menyangkal

diagnose.

3. Perencanaan (Doenges, 2012)

Perencanaan adalah perawat mengembangkan rencana asuhan yang

menggambarkan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan

(Doenges, 2012).
19

1) Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap berhubungan dengan

peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokardia,

hipertropiventrikular.

Kriteria Hasil :

a) berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD/beban kerja

jantung.

b) Memepertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima.

Tabel 1. Intervensi keperawatan dan rasional untuk resiko tinggi


terhadap berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokontriksi, iskemiamiokardia, hipertropiventrikular.

INTERVENSI RASIONAL
Pantau TD. Ukur pada Perbandingan dari tekanan memberikan
kedua tangan/paha dan gambaran yang lebih lengkap tentang
evaluasi awal. Gunakan keterlibatan/bidang masalah vaskuler.
ukuran manset yang tepat Hipertensi berat di klasifikasikan pada
dan tekhnik yang akurat. orang dewasa sebagai peningkatan
tekanan distolik sampai 130; hasil
pengukuran diastolik di atas 130
dipertimbangkan sebagai peningkatan
pertama, kemudian maligna. Hipertensi
sistolik juga merupakan faktor resiko
yang ditemukan untuk penyakit
serebrovaskuler dan penyakit iskemi
jantung bila tekanan diastolik 90-115.
Catat keberadaan kualitas Denyutan karotis, jugularis, radialis dan
denyutan sentral dan perifer. femoralis mungkin teramat terpalpasi.
Denyut pada tungkai mungkin menurun,
mencerminkan efek dari vasokostriksi
dan kongesti vena
Amati warna kulit, Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan
kelembaban, suhu, masa masa pengisian kapiler lambat mungkin
pengisian kapiler. berkaitan dengan vasokonstriksi atau
mencerminkan dokompensasi/penurunan
curah jantung.
Pantau respons terhadap Respons terhadap terapi “stepped (yang
obat untuk mengontrol terdiri atau diuretik, inhibitor simpatis
tekanan darah. dan vasodilator) tergantung pada individu
dan efek sinergis obat. Karena efek
20

samping tersebut, maka penting untuk


menggunakan obat dalam jumlah paling
sedikit dan dosis paling rendah.
Catat edema umum/tertentu Dapat mengidikasikan gagal jantung,
kerusakan ginjal atau vaskuler.

Berikan lingkungan tenang, Memantau untuk menurunkan ransangan


nyaman, kurangi simpatis;meningkatkan relaksasi.
aktivitas/keributan
lingkungan. Batasi jumlah
pengunjung dan lamanya
tinggal.
Lakukan tindakan-tindakan Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat
yang nyaman, seperti, menurunkan ransangan sipatis.
pijatan punggung dan leher,
meningkatkan kepala tempat
tidur.
Ajarakan teknik relaksasi Dapat menurunkan ransangan yang
napas, panduan imajinasi, menimbulkan stress, membuat efek
aktivitas pengalihan. tenang, sehingga akan menurunkan TD

2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak

seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Kriteria Hasil :

a) Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan

b) Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat

diukur

Tabel 2. Intervensi keperawatan dan rasional untuk intoleransi


aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.

INTERVENSI RASIONAL
Kaji respons pasien Menyebutkan parameter
terhadap aktivitas, perhatikan membantu dalam mengkaji
frekunsi nadi lebih dari 20 kali respons fisiologi terhadap stres
permenit di atas frekuensi aktivitas dan, bila ada
istirahat; peningkatan TD yang merupakan indikator dari
nyata selama/sesudah aktivitas, kelebihan kerja yang berkaitan
21

tekanan sistolik meningkat 40 dengan tingkat aktivitas.


mmHg atau (tekakan diastolik
meningkat 20 mmHg); dispnea
atau nyeri dada; keletihan dan
kelemahan yang berlebihan;
diaphoresis; pusing atau
pingsan.
Berikan dorongan untuk Kemajuan aktivitas terhadap
melakukan aktivitas/perawatan mencegah peningkatan kerja
diri bertahap jika dapat jantung tiba-tiba. Memberikan
ditoleransi. Berikan bantuan bantuan hanya sebatas
sesuai kebutuhan. kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan
aktivitas.
Instuksikan pasien tentang Teknik menghemat energi
tehnik penghematan energi, mengurangi penggunaan energi.
missal menggunakan kursi saat Juga membantu keseimbangan
mandi, duduk saat menyisir antara suplai dan kebutuhan
rambut atau menyikat gigi, energi oksigen.
melakukan aktivitas dengan
pelahan.

3) Nyeri (akut), sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler cerebral.

Kriteria Hasil :

a) Melaporkan kekakuan leher, pusing, penglihatan kabur, mual, dan

muntah.

b) Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol.

c) Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan

Tabel 3. Intervensi keperawatan dan rasional untuk nyeri (akut)


sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler cerebral.

INTERVENSI RASIONAL
Berikan tindakan Tindakan yang menurunkan
nonfarmakologi untuk tekanan vaskuler serebral
menghilangkan sakit kepala Dan yang
misalnya, kompres dingin pada memperlambat/memblok respons
22

dahi, redupkan lampu kamar, simpatis efektif dalam


tehnik relaksasi (panduan menghilangkan sakit kepala dan
imajinasi, distraksi) dan komplikasinya.
aktivitas waktu senggang.
Berikan cairan, makanan Meningkatkan kenyamanan
lunak, perawatan mulut yang umum. Kompres hidung dapat
teratur bila terjadi pendarahan mengganggu menelan atau
hidung atau kompres hidung membutuhkan dapas dengan
telah di lakukan untuk mulut, menimbulkan stagnasi
menghentikan perdarahan. sekresi oral dan mengerinkan
membran mukosa.

4) Nutrisi, perubahan, lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik, pola

hidup menonton, keyakinan budaya.

Kriteria Hasil :

a) Mengidentifikasi hubungan antarahipertensi dan kegemuka.

b) Menunjukan perubhan pola makan (mis., pilihan makanan,

kualitas, dan sebagainy), mempertahankan berat badan yang

diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal.

Tabel 4. Intervensi keperawatan dan rasional untuk Nutrisi,


perubahan, lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan berlebihan sehubungan dengan
kebutuhan metabolik, pola hidup menonton, keyakinan
budaya.

INTERVENSI RASIONAL
Kaji pemahaman pasien Kegemukan adalah resiko tambhan
tentang hubungan lansung pada tekanan darah tinggi dengan
antara hipertensi dan karena disproporsi antara kapasitas
kegemukan. aorta dan peningkatan curah jantung
berkaitan dengan peningkatan masa
tubuh.
Bicarakan pentingnya Kesalahan kebiasaan makan menunjang
menurunkan masukan terjadinya antosklerosis dan
kalori dan batasi makanan kegemukan, yang merupakan
lemak, garam, dan gula predisposisi untuk hipertensi dan
23

sesuai indikasi. komplikasinya, misalnya stroke,


penyakit ginjal, gagal jantung,
kelebihan masukan garam
memperbanyak volume cairan
intravaskuler dan dapat merusak ginjal
yang lebih memperburuk hipertensi.
Dorong pasien untuk Memeberikan data dasar tentang
mempertahankan masukan keadekuatan nutrisi yang dimakan, dan
makanan harian termasuk kondisi emosi saat makan. Membantu
kapan dan dimana makan untuk memfoskuskan perhtian pada
dilakaukan dan lingkungan faktor mana pasien telah/dapat
dan perasaan sekitar saat mengontrol perubahan.
makanan dimakan.
Tetapkan keinginan pasien Motivasi untuk penurunan berat badan
untuk menurunkan berat adalah internal. Individu harus
badan. berkeinginan untuk menurunkan berat
badan, bila tidak maka program sama
sekali tidak berhasil.
Kaji ulang masukan kalori Mengidentifikasi kekeuatan/kelemahan
harian dan pilihan diet. dalam program diit terakhir. Membantu
dalam menentukan kebutuhan individu
untuk penyesuian/penyuluhan.
Instruksikan dan bantu Menghindari makanan tinggi lemak
memilih makanan yang jenuh dan kolesterol penting dalam
tepat hindari makanan mencegah perkembangan
dengan kejenuhan lemak anterogenesis.
tinggi (mentega, keju,
terlur, es krim, daging) dan
kolesterol (daging
berlemak, kuning telur,
produk kalengan, jeroan.

5) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi, recana

pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat,

misinterpretasi informasi, keterbatasan kongnitif, menyangkal

diagnose.

Kriteria Hasil :

a) Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen

pengobatan
24

b) Mengidentifikasi efek samping obat dan kemudian komplikasi

yang perlu di perhatikan

Tabel 5. Intervensi keperawatan dan rasional untuk Kurang


pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi,
recana pengobatan berhubungan dengan kurang
pengetahuan/daya ingat, misinterpretasi informasi,
keterbatasan kongnitif, menyangkal diagnose.

INTERVENSI RASIONAL
Tetapkan dan nyatakan Memberikan dasar untuk pemahaman
batas TD normal. Jelaskan tentang peningkatan TD dan
tentang hipertensi dan mengklasifikasi istilah medis yang
efeknya pada jantung, sering digunakan. Pemahaman
pembuluh darah, ginjal dan bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa
otak. gejala adalah ini untuk
memungkinkan pasien melanjutkan
pengobatan meskipun ketika merasa
sehat.
Atasi masalah dengan Faktor-faktor resiko dapat
pasien untuk mrningkatkan proses penyakit atau
mengidentifikasi cara di memeperburuk gejala dengan
mana perubahan gaya hidup mengubah pola prilaku yang bisa
yang tepat dapat dibuat memberikan rasa aman dapat sangat
untuk mengurangi. menyusahkan. Dukungan, petunjuk
dan empati dapat meningkatkan
keberhasilan pasien dalam
menyelesaikan tugas ini.
Anjurkan pasien untuk Tindak kewaspadaan penting dalam
berkonsultasi dengan pencegahan interaksi obat yang
pemberian perawatan memeungkinkan berbahaya. Setiap
sebelum menggunakan obat yang mengandung stimulus
obat-obatan yang saraf sismpatis dapat meningkatkan
diresepkan atau tidak atau dapat melawan efek
diresepkan antihipertensi
Kaji kesiapan dan hambatan Kesalahan konseps dan menyangkal
dalam belajar. Termasuk diagnosa karena perasaan sejahtera
orang terdekat yang sudah lama dinikmati
mempengaruhi minat pasien/orang
terdekat untuk mempelajari penyakit,
kemajuan, dan prognosis. Bila pasien
tidak menerima realitas bahwa
membutuhkan pengobatan kontinu,
maka perubahan prilaku tidak akan
dipertahankan
25

Bantu pasien dalam Factor-faktor resiko ini telah


mengidentifikasikan faktor- menunjukan hubungan dalam
faktor resiko kardiovaskuler meninjang hipertensi dan penyakit
yang dapat diubah, misal, kardivaskuler serta ginjal
obesitas, diet tinggi lemak
jenuh, dan kolesterol, pola
hidup menonton, merokok,
dan minuman alkohol (lebih
60 cc/ hari dengan teratur),
pola hidup penuh stress
Mengikuti gerak-gerakan Menurunkan tekanan darah dan
senam hipertensi bertujuan untuk meningkatkan aliran
darah dan rangka aktif khususnya
terhadap otot jantung.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi Keperawatan adalah perawat mengimplementasikan

intervensi yang diidentifikasi dalam rancana asuhan keperawatan

(Doenges, 2012). Setiap tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat

keperawatan yaitu cara pendekatan pada pasien efektif, teknik komunikasi

terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan kepada

pasien. Dalam memberikan tindakan keperawatan menggunakan tiga tahap

pendekatan tahap pendekatan, yaitu independen, dependen, interdependen.

Tindakan keperawatan secara independen adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau

tenaga kesehatan lainnya. Interdependen adalah tindakan keperawatan

yang menjelaskan suatu kegiatan dan memerlukan kerja sama dengan

tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenag asosial, ahli gizi, dan dokter.

Sedangkan dependen adalah tindakan yang berhubungan dengan

pelaksanaan rencana tindakan medis. Keterampilan yang harus di punyai


26

perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu kognitif sikap

dan psikomotor. Dalam melakukan tindakan khususnya pada pasien

dengan hipertensi yang harus diperhatikan adalah pasien bisa melakukan

senam hipertensi, serta melakukan pendidikan kesehatan pada pasien.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah perawat mengevaluasi kemajuan klien dalam

mencapai hasil yang diharapkan (Doenges, 2012). Evaluasi dilakukan

terus menerus pada respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang

telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi menjadi dua yaitu evaluasi

proses atau formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan

keperawatan, evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan

membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang telah

ditentukan (Nursalam, 2011). Pada diagnosa pertama evaluasi

memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dan rentang normal

diagnosa kedua melaporkan peningkatakan melaporkan peningkatan dalam

toleransi aktivitas yang dapat diukur, menunjukkan penurunan dalam

tanda-tanda intoleransi fisiologi diagnosa ketiga melaporkan nyeri

hilang/terkontrol diagnosa keempat menunjukan perubahan pola makan

(misalnya pilihan makanan, kuantitas, memepertahankan berat badan yang

diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan dan evaluasi kelima

memepertahankan TD dalam normal. Pada bagian ini ditentukan apakah

perencanaan sudah tercapai atau belum, dan dapat juga timbul masalah

baru dan setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien bisa


27

melaporkani, nyeri berkurang/hilang dan memepertahankan TD dalam

normal.

C. Terapi Senam Hipertensi

1. Pengertian hipertensi

Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan

untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot

dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung. Mahardani (2010)

mengatakan dengan senam atau berolah raga kebutuhan oksigen dalam sel

akan meningkat untuk proses pembentukan energi, sehingga terjadi

peningkatan denyut jantung, sehingga curah jantung dan isi sekuncup

bertambah.

2. Jenis Senam Hipertensi

Olahraga secara umum digolongkan menjadi dua jenis tergantung

dari efek keseluruhannya terhadap tubuh manusia.

a. Olahraga aerobik adalah olahraga yang meningkatkan konsumsi

oksigen secara dramatis dalam jangka waktu yang panjang.

Karakteristik penting untuk olahraga aerobik adalah intensitas dan

durasinya. Berdasarkan segi intensitas, olahraga aerobik harus

meningkatkan denyutan nadi sampai ke tingkat tertentu. Intensitas

untuk olahraga aerobik bervariasi sebanyak 5080% dari denyut jantung

maksimal. Olahraga aerobik ada 2 macam yaitu low impact dan high

impact, yang fokus pada peningkatan daya tahan kardiovaskular

(Purwanto, 2011).
28

b. Olahraga anaerobik membutuhkan banyak energi yang intensif dalam

durasi yang pendek, tetapi tidak memerlukan konsumsi oksigen yang

tinggi. Olahraga anaerobik dapat memperbaiki kecepatan dan daya

tahan otot, tetapi harus berhati-hati karena bisa menjadi bahaya pada

orang yang menderita penyakit jantung koroner, seperti aktivitas yang

meningkatkan kekuatan otot dalam jangka pendek, dan latihan berat

badan (Purwanto, 2011)

3. Manfaat Senam Hipertensi

Untuk menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka yang

menyebabkan aktivitas saraf simpatis menurun, setelah itu akan

menyebabkan kecepatan denyut jantung menurun, volume secukup

menurun, vasodilatasi arteriol vena. Karena menurun ini mengakibatkan

penurunan curah jantung dan penurunan resistensi parifer total, sehingga

terjadinya penurunan tekanan darah (Anwari et al, 2018).

4. Tehnik Prosedur Senam Hipertensi

a) Prosedur senam hipertensi

Tabel 6. Tehnik Prosedur Senam Hipertensi

N GAMBAR
PROSEDUR
O
PEMANASAN
Tekuk kepala kesamping, tahan
dengan tangan pada sisi yang sama
1
dengan arah kepala. Tahan sampai
hitungan 8-10,lalu bergantian
dengan sisi yang lain.
2 Tautkan jari-jari kedua tangan dan
angkat lurus keatas kepala dengan
kedua kaki dibuka selebar bahu,
tahan sampai hitungan 8-10
29

hitungan. Rasakan tarikan bahu dan


punggung.
GERAKAN INTI
Lakukan gerakan seperti jalan
ditempat dengan lambaian kedua
tangan searah dengan sisi kaki yang
1
di anggkat. Hitungan 8-10 lakukan
pelahan dan hindari hentakan.

a. Bukan kedua tangan dengan


jemari mengepal dan kaki
dibuka selebar bahu hitungan 8-
10 lakukan.
2
b. Kedua kepalan tangan bertemu
dan ulangi gerakan
semampunya sambil mengatur
nafas. Hitungan 8-10.

Kedua kaki dibuka agak lebar lalu


angkat tangan menyerong. Sisi kaki
yang searah dengan tangan sedikit
ditekuk. Tangan diletakan
3
dipinggang dan kepala searah
dengan gerakan tangan. Tahan 8-10
hitungan lalu ganti dengan sisi
lainnya.

Gerakan hampir sama dengan


sebelumnya, tapi jarring mengepal
4 dan kedua tangan diangkat keatas.
Lakukan bergantian secara pelahan
dan semampunya. Hitungan 8-10.

Kedua kaki dibuka lebar dari bahu,


satu lutut ditekukkan tangan yang
searah lutut dipinggang. Tangan sisi
5 yang lain lurus kearah lutut yang di
tekuk. Ulangi gerakan kearah
sebaliknya dan lakukan
semampunya. Hitungan 8-10
PENDINGINAN
Kedua kaki dibuka selebar bahu,
lingkarkan satu lengan ke leher dan
1 tahan dengan tangan lainnya.
30

Hitung 8-10 kali dan lakukan pada


sisi lainnya.

Posisi tetap, tautkan kedua tangan


lalu gerakkan setengah putaran.
2
Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan
tangan kesisi lainnya danta tahan.
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Studi kasus ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendapatkan gambaran yang

akurat dari sejumlah karakteristik masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif

berguna untuk mendapatkan makna baru, menggambarkan kategori suatu

masalah, menjelaskan frekuensi suatu kejadian dari sebuah fenomena. (Putra,

SR, 2012). Dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan

menggunakan metode studi kasus dengan judul : Asuhan keperawatan dalam

pemberian senam hipertensi dalam menurunkan tekanan darah pada pasien

hipertensi

B. Subjek Studi kasus

Subjek studi kasus adalah sumber dari mana data dapat diperoleh. Pada

studi kasus yang akan dilakukan, peneliti mengambil satu pasien yang

memiliki masalah kesehatan hipertensi, kemudian peneliti berfokus pada satu

pasien yang mengalami penyakit hipertensi tersebut sebagai subjek penelitian

yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Kriteria inklusi

a. Tidak memiliki cacat fisik

b. Pasien yang tidak pernah mengikuti program senam hipertensi di

Puskesmas Kediri.

c. Memiliki keadaan umum yang baik.

31
32

d. Bersedia sebagai subjek studi dari awal sampai akhir.

e. Toleransi dengan aktivitas.

f. Umur : 45-55 tahun.

2. Kriteria eksklusi

a. Mengalami krisis hipertensi.

b. Sakit.

C. Fokus Studi

Fokus studi kasus adalah kajian utama dari pemasalahan yang akan

dijadikan acuan studi kasus. Studi kasus ini berfokus pada pasien hipertensi

yang peneliti lakukan pendekatan proses yang dimulai dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, sampai evaluasi.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional berisi tentang penjelasan yang dibuat oleh peneliti

tentang fokus studi yang di rumuskan secara operasional yang digunakan pada

studi kasus dan bukan merupakan definisi konseptual yang berdasarkan

literature (Supriyatno, 2017).

Studi kasus penerapan prosedur keperawatan:

1. Asuhan Keperawatan merupakan proses atau pendekatan dalam praktek

keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien

2. Senam Hipertensi adalah bagian dari usaha untuk meningkatkan aliran

darah serta menurunkan tekanan darah, menurunkan berat badan dan

stress. Dan senam hipertensi ada 3 tahapan yang pertama pemanasan,

kedua gerakan inti dan yang ketiga pemanasan


33

3. Pasien Hipertensi adalah seseorang yang memiliki peningkatan tekanan

darah sistolik sama atau lebih besar 140 mmHg dan diatas tekanan

diastolik 90 mmHg. Dan usia 45-55 tahun merupakan masa pre-

menopause sehingga tekanan darah menjadi meningkat. Hal tersebut

disebabkan oleh mulai hilangnya sedikit demi sedikit hormon estrogen

pada wanita yang berfungsi sebagai pelindung pembuluh darah dari

kerusakan.

E. Instrumen Studi Kasus

1. Format asuhan keperawatan

2. Video senam hipertensi

F. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kediri di Desa Kediri

Dusun Sedayu Timur.

2. Waktu

a. Pelaksanaan proposal penelitian dilaksanakan pada bulan Desember-

Febuari 2020.

b. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 18- 21 Juni 2020.

3. Prosedur

a. Mempersiapkan alat-alat dan bahan.

2) Format pengkajian

3) Tensimeter

4) Termometer
34

5) Jam tangan

6) Alat dan buku catatan perawat.

b. Melakukan pengkajian keperawatan

c. Menegakkan diagnosa keperawatan

d. Menyusun perencanaan

e. Melaksanakan perencanaan yang sudah disusun termasuk senam

hipertensi.

f. Memperkenalkan diri

1) Bina hubungan saling percaya

2) Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan

3) Menjelaskan tujuan

4) Menjelasakan langkah prosedur yang akan di lakukan

5) Menyepakati waktu yang akan di gunakan

g. Cara Kerja

Tabel 7. Prosedur Cara Kerja Senam Hipertensi

NO PROSEDUR GAMBAR
PEMANASAN
Tekuk kepala kesamping, tahan
dengan tangan pada sisi yang sama
1
dengan arah kepala. Tahan sampai
hitungan 8-10,lalu bergantian dengan
sisi yang lain.
Tautkan jari-jari kedua tangan dan
angkat lurus keatas kepala dengan
2 kedua kaki dibuka selebar bahu, tahan
sampai hitungan 8-10 hitungan.
Rasakan tarikan bahu dan punggung.

GERAKAN INTI
Lakukan gerakan seperti jalan
35

ditempat dengan lambaian kedua


1 tangan searah dengan sisi kaki yang
di anggkat. Hitungan 8-10 lakukan
pelahan dan hindari hentakan.

c. Bukan kedua tangan dengan


jemari mengepal dan kaki dibuka
selebar bahu hitungan 8-10
lakukan.
2
d. Kedua kepalan tangan bertemu
dan ulangi gerakan semampunya
sambil mengatur nafas. Hitungan
8-10.

Kedua kaki dibuka agak lebar lalu


angkat tangan menyerong. Sisi kaki
yang searah dengan tangan sedikit
3 ditekuk. Tangan diletakan dipinggang
dan kepala searah dengan gerakan
tangan. Tahan 8-10 hitungan lalu
ganti dengan sisi lainnya.

Gerakan hampir sama dengan


sebelumnya, tapi jarring mengepal
4 dan kedua tangan diangkat keatas.
Lakukan bergantian secara pelahan
dan semampunya. Hitungan 8-10.

Kedua kaki dibuka lebar dari bahu,


satu lutut ditekukkan tangan yang
searah lutut dipinggang. Tangan sisi
5 yang lain lurus kearah lutut yang di
tekuk. Ulangi gerakan kearah
sebaliknya dan lakukan semampunya.
Hitungan 8-10
PENDINGINAN
Kedua kaki dibuka selebar bahu,
lingkarkan satu lengan ke leher dan
tahan dengan tangan lainnya. Hitung
1
8-10 kali dan lakukan pada sisi
lainnya.
2 Posisi tetap, tautkan kedua tangan
lalu gerakkan setengah putaran.
36

Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan


tangan kesisi lainnya danta tahan.

G. Pengumpulan Data

Wawancara adalah metode yang akan dipergunakan untuk mengumpulan

data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari

seseorang yang merupakan sasaran penelitian atau bercakap-cakap berhadapan

muka dengan seseorang tersebut (face to face).

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan pasien

untuk menggali informasi kepada pasien meliputi biodata pasien, pengetahuan

dan keterampilan pasien dalam riwayat penggunaan obat hipertensi, riwayat

penyakit keturunan, observasi dan pemeriksaan fisik.

H. Penyajian Data

Dalam studi kasus ini penyajian data disajikan dalam bentuk tekstural

yaitu penyajian data berupa tulisan atau narasi dan hanya dipakai untuk data

yang jumlahnya kecil dan hanya memerlukan kesimpulan yang sederhana

dapat juga disertai cuplikan ungkapan verbal dari subjek penelitian yang

merupakan data pendukung. Data yang akan disajikan secara narasi meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi keperawatan,

dan evaluasi.

I. Etika Studi Kasus

1. Kejujuran
37

Jujur dalam mengumpulkan bahan pustaka, pengumpulan data,

pelaksanaan, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan

metode yang dilakukan

2. Integritas

Tepati selalu janji dan perjanjian yang telah dibuat, lakukan dengan

tulus dan selalu berupaya menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.

3. Ketelitian

Berlakulah teliti dan hindari kesalahan karena ketidak pedulian. Secara

teratur catat pekerjaan yang dilakukan bersama pasien seperti kapan

tindakan dilakukan, dan dimana.

4. Keterbukaan

Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya

penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.

5. Tidak melakukan Di skriminasi

Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja karena

alasan perbedaan ras, suku, agama dan faktor-faktor yang lain yang sama

sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini terdiri dari dua bagian yaitu, bagian pertama berisikan

tentang uraian hasil yang diperoleh dari studi kasus. Bagian kedua memuat

uraian tentang pembahasan atas temuan-temuan studi kasus atau studi

kasus yang telah dikemukakan pada bagian pertama dan keterkaitannya

dengan teori. Bagian ini juga dilengkapi dengan keterbatasan dari studi

kasus yang dilaksanakan sebagai berikut:

A. Hasil Studi Kasus

Pada bagian ini menguraikan paparan data yang diperoleh sesuai

dengan fokus studi, dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan

dilaksanakannya studi kasus. Pemaparan data studi kasus didapatkan melalui

wawancara mupun observasi atau pengukuran lain yang bisa didapatkan dari

subyek studi kasus maupun sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan

dengan menggunakan lima proses keperawatan yaitu, pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

1. Gambaran Umum Lokasi Studi Kasus

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18-21 Juni 2020 tentang

pemberian senam hipertensi untuk menurunkan tekanan darah pada pasien

dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Kediri Lombok Barat yang terletak

di Jl. Tgh. Abdul Karim, Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara

Barat. Untuk menjangkau puskesmas Kediri relatif mudah, karena

38
39

transportasi dan jalan baik. Salah satu dusun di desa Kediri yang menjadi

lokasi penelitian adalah dusun Sedayu Timur.

2. Asuhan keperawatan pada Tn. M Dengan Diagnosa Medis Hipertensi

a. Pengkajian

1) Biodata

Nama Tn. M, umur 52 (31 Desember 1968), jenis kelamin laki-

laki, Agama Islam, Suku Sasak, Pendidikan SMA, Kerja Petani

diagnosa medis hipertensi. Klien tinggal bersama istri dan anaknya.

Istri yaitu ibu Ny. B berumur 43 tahun, pendidikan terakhir SMA,

bekerja sebagai petani. Alamat di Kediri Sedayu Timur, Penanggung

jawab Ny. B adalah istri.

2) Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Keluhan utama klien mengatakan nyeri pada kepala dan

pusing, dan klien mengatakan kurang mengetahui masalah

penyakitnya

b. Riwayat kesehatan sekarang

Kemudian Tn. M dan istrinya Ny. B pergi ke puskesmas

kediri pada tanggal 10 Juni 2020 dan untuk dicek

kesehatannya dan perawat mengatakan tensi bapak 140/80

mmHg dan diberikan obat pct, captooril, vitamin cavilex.

Namun Tn.M masih merasa sakit kepala dan nyeri masih


40

terasa. Pada tanggal 18 Juni 2020 kepala pusing Tn. M. sudah

membaik namun nyeri masih ada.

Keluhan saat pengkajian mengatakan Tn.M

mengalami pusing dan pandangan kabur P: saat klien merasa

pusing, Q: nyeri seperti disayat , R:daerah kepala , S: 4 (0-

10), T:terus menerus. Pasien tampak pucat saat bergerak. Dan

klien mengatakan kurang mengetahui masalah penyakitnya

c. Riwayat kesehatan lalu

Keluhan utama klien mengatakan nyeri pada kepala dan

pusing. Pada tanggal 24 Desember 2018 klien merasakan

kepalanya sering pusing dan klien langsung pergi ke

puskesmas kediri untuk cek kesehatanya dan dokter

mengatakan bapak penyakit hipertensi, tensinya bapak 140/90

mmHg.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan kk Tn.M pertama yang menderita

penyakit keturunan seperti Hipertensi, Diabetes Melitus, dll.

3) Riwayat Psikososial

Tn. M tinggal bersama keluarganya. Lingkungan berada di

tengah gubuk, rumah dekat dengan jalan raya. Tn.M mengatakan

sering berkomunikasi didekat rumah dan sering beribadah pergi ke

masjid.
41

4) Aktifitas sehari-hari

a) Nutrisi

Ketika sebelum sakit Tn.M mengatakan makan 1-3 x

sehari dan lauknya ikan, sambel dan sayur. Namun saat sakit

Tn.M kurang berselera makan hanya setengah porsi dan 1-2

x sehari. Kebiasaan makan 1-3 x sehari porsi 1 piring full

b) Cairan

Tn.M mengatakan status cairan dan nutrisi Tn.M

sebelum sakit yang dikonsumsi pokari dan air putih 4 botol,

namun frekuensi konsumsi air putih lebih sering, tidak ada

keluhan. Selama sakit Tn.M lebih sering mengkonsumsi air

putih 5 botol dan tidak ada keluhan.

c) Eliminasi (BAB & BAK)

Pola eliminasi sebelum sakit dan saat sakit Tn.M mengatakan

frekuensi BAK 4x sehari, konsistensi cair, warna kuning

jernih, tidak ada keluhan. Dan BAK 3x sehari, konsistensi cair,

warna kuning jernih, tidak ada keluhan sesudah sakit

Frekuensi BAB sebelum sakit 2-3 kali sehari dan saat sakit 0-1

kali sehari. Dengan kosnsistensi lembek, berbau khas, warna

kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.

d) Pola aktivitas

Klien mengatakan aktivitasnya seperti makan, mandi,

eliminasi, berpakaian, mobilisasi dilakukan secara mandiri.


42

e) Istirahat tidur

Klien mengatakan pola istirhat sebelum sakit lebih 6-7 jam per

hari, dan saat sakit pada malam hari 5-6 jam

f) Personal hygiene

Klien mengatakan personal hygiene sebelum sakit

diantaranya mandi 3x sehari dengan sabun, cuci rambut 1x

sehari, gunting kuku 1x seminggu. Dan saat sakit Tn.M hanya

mandi 1x sehari, tidak cuci rambut, dan gunting kuku tetap 1x

seminggu.

5) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah pengumpulan informasi perawat melatih

keterampilan perseptual dan observasional, dengan menggunakan

indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman.

Tabel 8. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Hasil pemeriksaan


Keadaan umum kesadaran composmentis
TTV
- TD 140/90 mmHg
- Nadi 95x/menit
- RR 20x/menit
- Suhu 36,5ºC
Kepala
- Bentuk Simetris
- Rambut Hitam
- Kulit kepala Bersih
Mata
- Sclera Putih
- Konjungtiva Tidak
- Palpebra Anemi
- Fungsi Baik
43

Telinga
- bentuk Simetris
- keadaan Bersih
- fungsi Normal
Hidung
- bentuk Simetris
- keadaan Bersih
- fungsi Normal

Mulut Lengkap
- gigi Baik
- fungsi menelan
Leher
- pembesaran Tidak
kelenjar tiroid
Dada
- bentuk Simetris
- suara paru-paru Vesikuler
- bunyi jantung Lup dup
- Frekuensi Napas 20x/menit
- Frekuensi
Jantung 95x/ menit
- Otot-otot
Bantuan Tidak ada otot bantuan nafas
Pernafasan
- Bengkak Tidak ada bengkak
- Sekret Tidak ada secret
- Benjolan Tidak ada benjolan
- Lesi Tidak ada lesi
- Nyeri Tekanan Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi Jantung Posisi jantung dan paru-paru benar
dan Paru-Paru
Abdomen
- Bentuk Simetris
- Tekstur Lembut
- Bengkak Tidak ada bengkak
- Benjolan Tidak ada benjolan
- Lesi Tidak ada lesi
- Nyeri Tekan Tidak ada nyeri tekan
- Bising Usus 34 menit
- Distensi Tidak ada
Abdomen
- Sembelit tidak terdapat
- Bunyi Perkusi Timpani
Lambung
- Kebersihah Cukup bersih
44

Ekstremitas
- Oedema Tidak
- Kontrak-tur Ada
- Gerakan Tidak ada
Integument
- Turgor Elastis
- Keadaan Normal
- Kuku Bersih

6) Pemeriksaan Penunjang

Tabel 9. Pemeriksaan Penunjang

No Pemeriksaan Hasil Satuan Keterangan


1. Gula darah 159 mg/dL Normal
2. Kolestrol 189 mg/dL Normal
3. Asam urat 7.2 mg/dL Normal

7) Terapi

Tabel 10.Terapis

Terapi yang di peroleh Tn.M dari Puskesmas Kediri pada tanggal

10 juni 2020 diantaranya

No Nama obat Dosis Rute Kegunaan obat


1. Pct 2x1 Peroral Meredakan sakit
Tabelt kepala, sakit gigi,
500 nyeri otot
mg
2. Captopril 2x1 Peroral Menangani
Tabelt hipertensi dan gagal
jantung
3. Vitamin 1x1 Peroral Kebutuhan vitamin,
Caviplex Tabelt mengatasi kurang
vitamin, dan
membantu
mempercepat
pemulihan
45

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah perawat menganalisa data dan

pengkajian dalam menentukan diagnosa (Doenges, 2012).

c. Analisa Data

Tabel 11. Diagnosa Keperawatan

No Symptom Etiologi Problem


1 DS : Hipertensi Nyeri
Klien mengeluh nyeri Kepala
P: saat klien merasa Otak
pusing,
Q: nyeri seperti disayat peningkatan tekanan
R:daerah kepala veaskuler cerebral
S: 4 (0-10)
T:terus menerus pusing
DO :
 Klien tampak Nyeri kepala
pucat
2 DS : Hipertensi Kurang
Klien mengatakan pengetahuan
kurang mengetahui Otak
masalah penyakitnya
DO : peningkatan tekanan
Klien tampak binggung veaskuler cerebral
ketika di tanyak
mengenai penyakitnya pusing

kurang berolahraga

kurang terpapar
informasi

kurang pengetahuan

d. Rumusan Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan veaskuler

cerebral ditandai dengan klien mengeluh nyeri P: saat klien merasa


46

pusing, Q: nyeri seperti disayat, R:daerah kepala, S: 4 (0-10),

T:terus menerus dan klien tampak pucat dan suhu 36,5ºC, nadi

95x/menit, pernafasan 20x/menit, TD 140/90 mmHg. Adapun berat

badan 58 kg dan tinggi badan 165 cm.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi ditandai dengan klien mengatakan klien mengatakan

kurang mengetahui masalah penyakitnya dan klien tampak

binggung ketika di tanyak mengenai penyakitnya.

e. Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah perawat mengembangkan rencana asuhan yang

menggambarkan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan

(Doenges, 2012).

1. Prioritas Masalah

a. Nyeri akut

b. Kurang pengetahuan

2. Intervensi Keperawatan

Tabel 12. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


hasil
1 Nyeri Setelah dilakukan a. Berikan tindakan a. Tindakan yang
kepala tindakan nonfarmakologi menurunkan tekanan
keperawatan selama untuk vaskuler serebral dan
3 x 24 jam di menghilangkan yang
harapkan nyeri sakit kepala memperlambat/memb
kepala berkurang misalnya, lok respons simpatis
dengan kreteria hasil: kompres dingin efektif dalam
 Melaporkan pada dahi, dan menghilangkan sakit
kekakuan leher, redupkan lampu kepala dan
pusing, kamar, tehnik komplikasinya.
47

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


hasil
penglihatan relaksasi (panduan
kabur. imajinasi,
 Melaporkan distraksi) dan
nyeri/ketidaknya aktivitas waktu
manan senggang.
hilang/terkontrol.
 Mengungkapkan
metode yang
memberikan
pengurangan

2 Kurang Setelah dilakukan a. Tetapkan dan a. Memberikan dasar


pengetahuan tindakan nyatakan batas untuk pemahaman
keperawatan selama TD normal. tentang peningkatan
3 x 24 jam di Jelaskan tentang TD dan
harapkan kurang hipertensi dan mengklasifikasi
pengetahuan teratasi efeknya pada istilah medis yang
dengan kreteria hasil: jantung, sering digunakan.
 Menyatakan pembuluh darah, Pemahaman bahwa
pemahaman ginjal dan otak. TD tinggi dapat
tentang proses terjadi tanpa gejala
penyakit dan adalah ini untuk
regimen memungkinkan
pengobatan pasien melanjutkan
 Mengidentifikasi pengobatan meskipun
efek samping ketika merasa sehat.
obat dan
kemudian b. Atasi masalah b. Faktor-faktor resiko
komplikasi yang dengan pasien dapat mrningkatkan
perlu di untuk proses penyakit atau
perhatikan mengidentifikasi memeperburuk gejala
cara di mana dengan mengubah
perubahan gaya pola prilaku yang
hidup yang tepat bisa memberikan rasa
dapat dibuat untuk aman dapat sangat
mengurangi menyusahkan.
Dukungan, petunjuk
dan empati dapat
meningkatkan
keberhasilan pasien
dalam menyelesaikan
tugas ini.

c. Anjurkan pasien c. Tindak kewaspadaan


48

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


hasil
untuk penting dalam
berkonsultasi pencegahan interaksi
dengan pemberian obat yang
perawatan memeungkinkan
sebelum berbahaya. Setiap
menggunakan obat yang
obat-obatan yang mengandung
diresepkan atau stimulus saraf
tidak diresepkan sismpatis dapat
meningkatkan atau
dapat melawan efek
antihipertensi

d. Kaji kesiapan dan d. Kesalahan konseps


hambatan dalam dan menyangkal
belajar. Termasuk diagnosa karena
orang terdekat perasaan sejahtera
yang sudah lama
dinikmati
mempengaruhi minat
pasien/orang terdekat
untuk mempelajari
penyakit, kemajuan,
dan prognosis. Bila
pasien tidak
menerima realitas
bahwa membutuhkan
pengobatan kontinu,
maka perubahan
prilaku tidak akan
dipertahankan

e. Bantu pasien e. Factor-faktor resiko


dalam ini telah menunjukan
mengidentifikasik hubungan dalam
an faktor-faktor meninjang hipertensi
resiko dan penyakit
kardiovaskuler kardivaskuler serta
yang dapat ginjal
diubah, misal,
obesitas, diet
tinggi lemak
jenuh, dan
kolesterol, pola
49

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


hasil
hidup menonton,
merokok,

f. Mengikuti gerak- f. Menurunkan tekanan


gerakan senam darah dan bertujuan
hipertensi untuk meningkatkan
aliran darah dan
rangka aktif
khususnya terhadap
otot jantung

f. Implementasi Keperawatan

Implementasi Keperawatan adalah perawat mengimplementasikan

intervensi yang diidentifikasi dalam rancana asuhan keperawatan

(Doenges, 2012).

Tabel 13. Implementasi Keperawatan

Hari/ Jam Diagnosa Implementasi Respon hasil Paraf


tangga
l
Jumat / 09.00 1 a. Memberikan a. Pasien dapat
19- tindakan mendemonstrasikan
juni- nonfarmakologi ulang cara
2020 untuk melakukan relaksasi
menghilangkan nafas dalam, pasien
sakit kepala melakukannya
misalnya, selama satu menit
kompres dingin dan pasien merasa
pada dahi, lebih rileks setelah
09.14 2 redupkan lampu melakukan rekalsasi
kamar, tehnik nafas dalam
relaksasi
(panduan
imajinasi,
09.17 2 distraksi) dan
aktivitas waktu
senggang.

09.19 2 - Mentetapkan dan - TD:140/90 mmHg,


50

nyatakan batas klien mengatakan


TD normal kurang mengerti
Jelaskan tentang tentang hipertensi
hipertensi dan dan efek pada
efeknya pada jantung, pembuluh
jantung, darah, ginjal dan
pembuluh darah, otak.
ginjal dan otak.

09.25 2 - Mengatasi - Klien mengatakan


masalah dengan belum paham cara
pasien untuk merubah gaya hidup
mengidentifikasi
cara di mana
perubahan gaya
hidup yang tepat
dapat dibuat
untuk
mengurangi

09.27 2 - Menganjurkan - Klien mengatakan


pasien untuk sudah berkonsultasi
berkonsultasi dengan pemberian
dengan obat-obatan yang
pemberian diresepkan
perawatan
sebelum
menggunakan
obat-obatan yang
diresepkan atau
tidak diresepkan
09.28 2 - Mengkaji - Klien mengatakan
kesiapan dan sudah siap untuk
hambatan dalam belajar
belajar.
Termasuk orang
terdekat

- Membantu - Klien mengatakan


pasien dalam belum paham faktor-
mengidentifikasi faktor resiko
kan faktor-faktor kardiovaskuler yang
resiko dapat diubah, misal,
kardiovaskuler obesitas, diet tinggi
yang dapat lemak jenuh, dan
diubah, misal, kolesterol, pola
51

obesitas, diet hidup menonton,


tinggi lemak merokok
jenuh, dan
kolesterol, pola
hidup menonton,
merokok

- Mengikuti - Klien mengatakan


senam hipertensi belum bisa mengikut
senam hipertensi.

Jumat / 09.00 1 b. Memberikan b. Pasien dapat


19- tindakan mendemonstrasikan
juni- nonfarmakologi ulang cara
2020 untuk melakukan relaksasi
menghilangkan nafas dalam, pasien
sakit kepala melakukannya
misalnya, selama satu menit
kompres dingin dan pasien merasa
pada dahi, lebih rileks setelah
redupkan lampu melakukan rekalsasi
kamar, tehnik nafas dalam
relaksasi
(panduan
imajinasi,
distraksi) dan
aktivitas waktu
senggang.

09.14 2 - Mentetapkan - TD:140/90 mmHg,


dan nyatakan klien mengatakan
batas TD normal kurang mengerti
Jelaskan tentang tentang hipertensi
hipertensi dan dan efek pada
efeknya pada jantung, pembuluh
jantung, darah, ginjal dan
pembuluh darah, otak.
ginjal dan otak.
09.17 2 - Mengatasi - Klien mengatakan
masalah dengan belum paham cara
pasien untuk merubah gaya hidup
mengidentifikasi
cara di mana
perubahan gaya
hidup yang tepat
dapat dibuat
52

untuk
mengurangi

09.19 2 - Menganjurkan - Klien mengatakan


pasien untuk sudah berkonsultasi
berkonsultasi dengan pemberian
dengan obat-obatan yang
pemberian diresepkan
perawatan
sebelum
menggunakan
obat-obatan
yang diresepkan
atau tidak
diresepkan
09.25 2 - Mengkaji - Klien mengatakan
kesiapan dan sudah siap untuk
hambatan dalam belajar
belajar.
Termasuk orang
terdekat

09.27 2 - Membantu - Klien mengatakan


pasien dalam belum paham
mengidentifikasi faktor-faktor resiko
kan faktor- kardiovaskuler yang
faktor resiko dapat diubah, misal,
kardiovaskuler obesitas, diet tinggi
yang dapat lemak jenuh, dan
diubah, misal, kolesterol, pola
obesitas, diet hidup menonton,
tinggi lemak merokok
jenuh, dan
kolesterol, pola
hidup
menonton,
merokok

09.28 2 - Mengikuti - Klien mengatakan


senam hipertensi belum bisa
mengikut senam
hipertensi.

Sabtu/ 09.10 1 - Memberikan - Sekala nyeri yang di


20-Juni tindakan rasakan 2
-2020 nonfarmakologi
53

untuk
menghilangkan
sakit kepala
misalnya,
kompres dingin
pada dahi,
redupkan lampu
kamar, tehnik
relaksasi
(panduan
imajinasi,
distraksi) dan
aktivitas waktu
senggang.

09.17 2 - Mentetapkan - Tensi klien 120/80


dan nyatakan mmHg dank lien
batas TD sudah bisa
normal. Jelaskan menjelaskan
tentang hipertensi dan
hipertensi dan efeknya pada
efeknya pada jantung, pembuluh
jantung, darah, ginjal dan
pembuluh darah, otak.
ginjal dan otak.

09.22 2 - Mengatasi - Klien sudah bisa


masalah dengan mengidentifikasikan
pasien untuk cara perubahan gaya
mengidentifikasi hidup
cara di mana
perubahan gaya
hidup yang tepat
dapat dibuat
untuk

09.25 2 - Membantu - Klien sudah bisa


pasien dalam menyebutkan dalam
mengidentifikasi mengidentifikasikan
kan faktor- faktor-faktor resiko
faktor resiko kardiovaskuler yang
kardiovaskuler dapat diubah, misal,
yang dapat obesitas, diet tinggi
diubah, misal, lemak jenuh, dan
obesitas, diet kolesterol, pola
tinggi lemak hidup menonton,
54

jenuh, dan merokok


kolesterol, pola
hidup
menonton,
merokok

09.29 2 - Mengikuti - Klien sudah bisa


gerak-gerakan mengikuti senam
senam hipertensi hipertensi

g. Evaluasi

Evaluasi adalah perawat mengevaluasi kemajuan klien dalam mencapai

hasil yang diharapkan (Doenges, 2012).

Tabel 14. Evaluasi

Hari / Jam Diagnosa Evaluasi Paraf


tanggal
Minggu 21/ 09.05 1 S:
juni 2020 - Klien mengatakan nyeri
berkurang saat relaksasi nafas
dalam

O:
- Skala yang dirasakan 2 (0-10)
A:
- Nyeri kepala teratas teratasi
P:
Intervensi di hentikan.
Minggu / 21 09.10 2 S:
juni 2020 - klien sudah bisa menjelaskan
hipertensi dan efeknya pada
jantung, pembuluh darah, ginjal
dan otak.

- Klien mengatakan sudah bisa


mengidentifikasikan cara
perubahan gaya hidup

- Klien mengatakan sudah bisa


menyebutkan dalam
55

mengidentifikasikan faktor-
faktor resiko kardiovaskuler
yang dapat diubah, misal,
obesitas, diet tinggi lemak
jenuh, dan kolesterol, pola
hidup menonton, merokok

- Klien mengatakan sudah bisa


mengikuti gerak-gerakan senam
hipertensi

O:
- Tensi : 120/80 mmHg
- Klien bisa menyebut cara gaya
hidup yang sehat.
- Klien sudah bisa menyebutkan
dalam mengidentifikasikan
faktor-faktor resiko
kardiovaskuler yang dapat
diubah, misal, obesitas, diet
tinggi lemak jenuh, dan
kolesterol, pola hidup
menonton, merokok

- Klien sudah bisa mengikuti


gerak-gerakan senam hipertensi

A:
Kurang pengetahuan teratsi
P:
Pertahankan intervensi, melakukan
senam hipertensi setiap hari dan
menjaga pola hidup sehat.
56

B. Pembahasaan

1. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan pada Tn.M didapatkan data bahwa

Tn.M mengatakan Tn.M mengalami pusing dan pandangan kabur P:

saat klien merasa pusing, Q: nyeri seperti disayat, R:daerah kepala, S:

4 (0-10), T:terus menerus. Pasien tampak pucat saat bergerak. Dan

klien mengatakan kurang mengetahui masalah penyakitnya. Setelah

dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil keadaan umum klien

baik, kesadaran composmentis (sadar penuh). Hasil pemeriksaan

tanda-tanda vital di antaranya suhu 36,5ºC, nadi 95x/menit,

pernafasan 20x/menit, TD 140/90 mmHg. Adapun berat badan 58 kg

dan tinggi badan 165 cm.

Menurut (Doenges, 2012) gejala pada hipertensi seperti angina,

nyeri hilang timbul pada tungkai, dan nyeri pada kepala. Peneliti

berpendapat bahwa teori yang dikemukakan oleh (Doenges, 2012)

mengenai tanda dan gejala pada pasien hipertensi sesuai dengan hasil

pengkajian yang didapatkan peneliti pada pasien yang di teliti. Pada

penelitian pada pasien hipertensi mengalami nyeri dibagaian kepala

dan terasa pusing.

Klien mengatakan pusing dan pandangan kabur P: saat klien

merasa pusing, Q: nyeri seperti disayat, R:daerah kepala, S: 4 (0-10),

T:terus menerus. Pasien tampak pucat saat bergerak. Menurut


57

(Doenges, 2012) gejala faktor-faktor resiko keluarga: hipertensi,

penyakit jantung, diabetes mellitus, dan penyakit ginjal. Rencana

pemulangan: bantuan dengan pemantauhan diri TD, perubahan dari

terapi obat. (Doenges, 2012) mengenai tanda dan gejala pada pasien

hipertensi sesuai dengan hasil pengkajian yang didapatkan peneliti

sesuai yang ada pada pasien yang di teliti sesuai dengan teori

Klien mengatakan kurang mengetahui masalah penyakitnya

disebabkan kurang paparan informasi. Peleliti berpendapat bahwa

pasien Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi ditandai dengan klien mengatakan klien mengatakan

kurang mengetahui masalah penyakitnya dan klien tampak binggung

ketika di tanyak mengenai penyakitnya.

b. Diagnosa keperawatan

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data untuk

mengidentifikasi permasalahan dalam keperawatan. Pada analisa data

ditemukan dua diagnosa yaitu diagnosa pertama nyeri kepala

berhubungan dengan peningkatan tekanan veaskuler cerebral ditandai

dengan klien mengeluh nyeri P: saat klien merasa pusing, Q: nyeri

seperti disayat, R:daerah kepala, S: 4 (0-10), T:terus menerus dan

klien tampak pucat dan suhu 36,5ºC, nadi 95x/menit, pernafasan

20x/menit, TD 140/90 mmHg. Adapun berat badan 58 kg dan tinggi

badan 165 cm. Dan diagnosa kedua Kurang pengetahuan

berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan klien


58

mengatakan klien mengatakan kurang mengetahui masalah

penyakitnya dan klien tampak binggung ketika di tanyak mengenai

penyakitnya.

Menurut teori (Doenges, 2012) bahwa diagnosa yang sering

muncul pada pasien hipertensi adalah:

1. Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap berhubungan

dengan peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemiamiokardia,

hipertropiventrikular.

2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum,

ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

3. Nyeri (akut), sakit kepala berhubungan dengan peningkatan

tekanan vaskuler cerebral.

4. Nutrisi, perubahan, lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan

metabolik, pola hidup menonton, keyakinan budaya.

5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi,

recana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya

ingat, misinterpretasi informasi, keterbatasan kongnitif,

menyangkal diagnosa

6. Dari diagnosa yang sering muncul menurut (Doenges, 2012),

penulis tidak mengangkat curah jantung, penurunan, resiko tinggi

terhadap berhubungan dengan peningkatan afterload,

vasokontriksi, iskemiamiokardia, hipertropiventrikular karena


59

dalam pengkajian tidak mendukung untuk menegakkan diagnosa

tersebut karena pemeriksaan leher, inspeksi bentuk leher simetris,

tidak ada distensi vena jugularis. Intoleransi aktifitas berhubungan

dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen karena dalam pengkajian tidak mendukung

untuk menegakkan diagnosa tersebut karena keadaan umum Tn.M

baik, kesadaran composmentis (sadar penuh), RR 20x/menit.

Nutrisi, perubahan, lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan

metabolik, pola hidup menonton, keyakinan budaya karena dalam

pengkajian tidak mendukung untuk menegakkan diagnosa tersebut

karena Ketika sebelum sakit Tn.M mengatakan makan 1-3 x sehari

dan lauknya ikan, sambel dan sayur, keluhan tidak ada.

c. Intervensi

Intervensi yang diberikan untuk diagnosa pertama berikan

tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala misalnya,

kompres dingin pada dahi, dan redupkan lampu kamar, tehnik

relaksasi (panduan imajinasi, distraksi) dan aktivitas waktu senggang.

Intervensi untuk diagnosa kedua mentetapkan dan nyatakan batas TD

normal jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung,

pembuluh darah, ginjal dan otak. Atasi masalah dengan pasien untuk

mengidentifikasi cara di mana perubahan gaya hidup yang tepat dapat

dibuat untuk mengurangi. Anjurkan pasien untuk berkonsultasi


60

dengan pemberian perawatan sebelum menggunakan obat-obatan

yang diresepkan atau tidak diresepkan. Kaji kesiapan dan hambatan

dalam belajar termasuk orang terdekat, Bantu pasien dalam

mengidentifikasikan faktor-faktor resiko kardiovaskuler yang dapat

diubah, misal, obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola

hidup menonton, merokok dan contohkan gerak-gerakan senam

hipertensi

Dari intervensi menurut (Doenges, 2012), penulis tidak

mengangkat intervensi berikan cairan, makanan lunak, perawatan

mulut yang teratur bila terjadi pendarahan hidung atau kompres

hidung telah di lakukan untuk menghentikan perdarahan karena

makan 1-3 x sehari dan lauknya ikan, sambel dan sayur, kesadaran

composmentis (sadar penuh), pemeriksaan hidung, inspeksi bentuk

hidung simetris, adanya tidak ada sembatan sputum, palpasi tidak ada

lesi ataupun edema. Pemeriksaan mulut, inspeksi warna bibir merah

muda, memberan mukosa normal,

d. Imlementasi

Implementasi untuk diagnosa pertama berikan tindakan

nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala misalnya, kompres

dingin pada dahi, dan redupkan lampu kamar, tehnik relaksasi

(panduan imajinasi, distraksi) dan aktivitas waktu senggang.

Implementasi untuk diagnosa kedua mentetapkan dan nyatakan batas

TD normal jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung,


61

pembuluh darah, ginjal dan otak. Atasi masalah dengan pasien untuk

mengidentifikasi cara di mana perubahan gaya hidup yang tepat dapat

dibuat untuk mengurangi. Anjurkan pasien untuk berkonsultasi

dengan pemberian perawatan sebelum menggunakan obat-obatan

yang diresepkan atau tidak diresepkan. Kaji kesiapan dan hambatan

dalam belajar termasuk orang terdekat, Bantu pasien dalam

mengidentifikasikan faktor-faktor resiko kardiovaskuler yang dapat

diubah, misal, obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola

hidup menonton, merokok dan menyontohkan gerak-gerakan senam

hipertensi

Menurut (Doenges, 2012), implementasi Keperawatan adalah

perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dalam

rancana asuhan keperawatan. Penulis melakukan semua implementasi

dan intervensi yang telah dibuat.

e. Evaluasi

Evaluasi diagnosa pertama nyeri kepala berhubungan dengan

peningkatan tekanan veaskuler cerebral di dapatkan data subyektif

klien mengatakan nyeri berkurang saat relaksasi nafas dalam. Data

objektif Sekala yang dirasakan 2 (0-10). Analisis masalah nyeri kepala

teratasi. Planning intervensi di hentikan.

Evaluasi diagnosa kedua kurang pengetahuan berhubungan

dengan kurang paparan informasi di dapatkan data subyektif Tensi

klien 120/80 mmHg dan klien sudah bisa menjelaskan hipertensi dan
62

efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak, klien

mengatakan sudah bisa mengidentifikasikan cara perubahan gaya

hidup, klien mengatakan sudah bisa menyebutkan dalam

mengidentifikasikan faktor-faktor resiko kardiovaskuler yang dapat

diubah, misal, obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola

hidup menonton, merokok, dan klien mengatakan sudah bisa

mengikuti gerak-gerakan senam hipertensi Analisis masalah, kurang

pengetahuan teratasi. Planning pertahankan melakukan senam

hipertensi setiap hari dan menjaga pola hidup sehat.

Menurut (Doenges, 2012) kriteria hasil melaporkan kekakuan

leher, pusing, penglihatan kabur, melaporkan nyeri/ketidaknyamanan

hilang/terkontrol, mengungkapkan metode yang memberikan

pengurangan. Menurut (Doenges, 2012) kriteria hasil menyatakan

pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan,

mengidentifikasi efek samping obat dan kemudian komplikasi yang

perlu di perhatikan.

2. Metode senam hipertensi

Penulis melakukan implementasi dan evaluasi pada kedua diagnose

keperawatan sesuai dengan intervensi yang ditegakkan. Salah satu prioritas

masalah yang di utamakan adalah kurang pengetahuan, intervensi yang di

lakukakan untuk kurang pengetahuan adalah nyatakan batas TD normal

jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah,

ginjal dan otak. Atasi masalah dengan pasien untuk mengidentifikasi cara
63

di mana perubahan gaya hidup yang tepat dapat dibuat untuk mengurangi.

Anjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan pemberian perawatan

sebelum menggunakan obat-obatan yang diresepkan atau tidak diresepkan.

Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat, Bantu

pasien dalam mengidentifikasikan faktor-faktor resiko kardiovaskuler

yang dapat diubah, misal, obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol,

pola hidup menonton, merokok dan contohkan gerak-gerakan senam

hipertensi.

Hasil penelitian ini menunjukan senam hipertensi bisa menurunkan

tekanan darah dari 140/90 mmHg menjadi 120/80 mmHg apabila

dilakukan dengan benar dan teratur.

C. Keterbatasan

Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dari penelitian ini.

Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam melaksanakan

penelitian. Adapaun kendala atau hambatan peneliti selama proses penelitian

ini adalah :

1. Peneliti itdak dapat mengobservasi secara penuh 24 jam pengkajian

hipertensi pada pasien secara lagsung sehingga pemantauan lebih lanjut

dilakukan oleh keluarga

2. Mobilisasi yang terbatas dari penelitian mengingat adanya wabah virus

corona (covid-19) yang berkaitan dengan pysscal disctansing dan social

disctansing.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan asuhan keperawatan pada Tn.M diwilayah kerja

puskesmas Kediri maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Pengkajian pada Tn.M dengan hipertensi di dapatkan klien mengatakan

nyeri kepala pusing dan pandangan kabur P: saat klien merasa pusing, Q:

nyeri seperti disayat , R:daerah kepala , S: 4 (0-10) , T:terus menerus.

Pasien tampak pucat saat bergerak, Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital di

antaranya suhu 36,5ºC, nadi 95x/menit, pernafasan 20x/menit, TD 140/90

mmHg. Adapun berat badan 58 kg dan tinggi badan 165 cm.

Pengkajian kurang paparan informasi di dapatkan hasil klien mengatakan

klien mengatakan klien mengatakan kurang mengetahui masalah

penyakitnya dan klien tampak binggung ketika di tanyak mengenai

penyakitnya.

2. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan adalah nyeri kepala berhubungan

dengan peningkatan cerebral dan kurang pengetahuan berhubungan

dengan kurang paparan informasi.

3. Intervensi yang di berikan untuk diagnosa pertama nyeri kepala

diantaranya berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit

kepala misalnya, tehnik relaksasi. Intervensi untuk diagnosa kedua

diantaranya mentetapkan dan nyatakan batas TD normal.

64
65

4. Implementasi untuk diagnosa pertama nyeri kepala berhubungan dengan

peningkatan cerebral dan Implementasi untuk diagnosa kedua kurang

pengetahuan berhubungan dengan kurang paparan informasi.

5. Evaluasi diagnosa pertama nyeri kepala di dapatkan klien mengatakan

nyeri berkurang saat relaksasi nafas dalam. Evaluasi diagnosa kedua

kurang pengetahuan klien mengatakan tensi 120/80 mmHg. Planning

pertahankan melakukan senam hipertensi setiap hari dan menjaga pola

hidup sehat.

6. Penerapan asuahan keperawatan pada pasien dengan hipertensi terbukti

tindakan keperawatan senam hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.

B. Saran

1. Bagi Poltekkes Kemenkes Mataram

Menambah referensi tentang asuhan keperawatan dengan pemberian

senam hipertensi dalam menurunkan tekanan darah pada pasien yang

bermanfaat sebagai bahan mutu pendidikan.

2. Bagi responden

Responden dapat melakukan senam hipertensi bisa menurunkan

tekanan darah dari 140/90 mmHg menjadi 120/80 mmHg apabila

dilakukan dengan benar dan teratur sebagai upaya non farmakologi untuk

menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.


66

3. Bagi Pengembangan Ilmu Dan Teknologi Keperawatan

Menambah evidence terkait ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam pemberian senam hipertensi dalam menurunkan

tekanan darah pasien hipertensi.

4. Bagi Puskesmas Kediri

Menambah jenis-jenis senam yang dapat di berikan sebagai upaya

penanggulangan hipertensi kepada tenaga kesehatan sehingga dapat

memberikan edukasi dan komunikasi tentang pemberian senam hipertensi

dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

5. Peneliti lain

Diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu data awal untuk

penelitian yang lebih lanjut. Khususnya tentang senam hipertensi.


67

DAFTAR PUSTAKA

Anwari, M., Vidyawati, R., Salamah, R., Refani, M., Winingsih, N., Yoga, D.,
Inna, R., & Susanto, T. (2018). Pengaruh Senam Anti Hipertensi Lansia
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Di Desa Kemuningsari Lor
Kecamatan Panti Kabupaten Jember. The Indonesian Journal of Health
Science, September, 160. https://doi.org/10.32528/ijhs.v0i0.1541
Berani, visi. (1393). Tanpa Judul: Pers, keahliannya, Binai, Hareti, Kodakan,
Aseeb, Dida Shinawi. Brosur pendidikan dan pendidikan yang luar biasa
Dinas Kesehatan Provinsi NTB. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Nusa
Tenggara Barat tahun 2018. DinasKesehatan Provinsi NTB: Nusa
Tenggara Barat.
Doenges, Mary Franees tahun 2012 Moorhouse, Aliee C. Geissler edisi 3
Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien
Gunawan, Lany. 2001. Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : penerbit kanisius.
Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan. (2017). Pedoman
Penulisan Karya Tulis Ilmiah Pendidikan Diploma III Keperawatan
Indonesia. Jakarta Pusat: AIPViKI.
Irmawati, L. (2017). “‘Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah pada
Lansia Penderita Hipertensi di Desa Leyangan.’” Patofisiologi, XII(12),
41–48. https://jurnal.stikesyatsi.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/12
Junaidi, I. 2010. Hipertensi Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan. Jakarta:
PT Bhuana ilmu popu
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Profil Kesehatan Tentang Penyakit Tidak
Menular. Kementerian RI: Jakarta.
Mahoney Fl, Barthel DW:Functional evaluation: the Barthel Index. Md State Med
J 14:2, 1965
Niniek Soetini SSt Ft, Fisioterapis Siloam Hospitals Surabaya
Nurarif Hunda Amin, Kusuma Hardhi 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Bedasarkan Diagnosa Medis dan Nanda. Jogjakarta
Pemandi, G. Pong, Djuharto, S,S. 1982. Pedoman Praktis Belajar Akupunktur
Ruhyanuddin, faqih. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Syestem
Kardiovaskuler Malang: UMM Press.
68

Susilo Yeti, Wulandari Ari 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta
Safitri, Wahyuningsih Astuti, Hutari Puji. 2017 Pengaruh senam hipertensi
terhadap penurunan tekanan darah di desa blembem wilayah kerja
puskesmas gondangrejo 129-134 elderly; hypertension; hypertension
gymnastics.
Tulak dan Umar. 2017. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan
Darah lansia Penderita Hipertensi di Puskesmas Wara Palopo.
70

Lampiran 1.
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN (PSP)
1. Kami adalah Peneliti berasal dari Politeknik Kesehatan Mataram Jurusan
Keperawatan Program Studi Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram
dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam
penelitian yang berjudul “Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Senam
Hipertensi dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri”
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalahTujuan penelitian ini adalah untuk
menggambarkan Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Senam Hipertensi
dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi, yang dapat
memberi manfaat sebagai salah satu solusi yang dapat digunakan dalam
mengatasi hipertensi yang dialami dengan menggunakan senam hipertensi
yang dapat menurunkan tekanan darah dan sebagai terapi komplementer yang
murah dan mudah dilakukan secara mandiri
Penelitian ini akan berlangsung selama 3 kali seminggu.
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung ± 15-20 menit.
Cara ini mungkin menyebabkan ketidak nyamanan tetapi anda tidak perlu
khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan /
pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikut sertaan anda pada penelitian ini
adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan / tindakan
yang diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
akan tetap dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp : 081963711221
PENELITI

ROHLIANA SELVIA
71

Lampiran 2.
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah


mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian
yang akan dilakukan oleh Rohliana Selvia dengan judul “Asuhan
Keperawatan Dengan Pemberian Senam Hipertensi dalam Menurunkan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kediri”.
Saya telah memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada
penelitian ini secara suka rela tanpa paksaan. Bila selama peneliti ini saya
menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan
sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Mataram, ………..…………… 2020

Saksi Responden Peneliti

( ) (Rohliana Selvia)
NIM. P07120117090
72

Lampiran 3
FORMAT PENGKAJIAN KMB
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
 Nama : .................................................
 Jenis kelamin : .................................................
 Umur : .................................................
 Status perkawinan : .................................................
 Pekerjaan : .................................................
 Agama : .................................................
 Pendidikan terakhir : .................................................
 Alamat : .................................................
 Tanggal/Jam pengkajian : .................................................
2. Diagnosa Medis : .................................................
3. Keluhan Utama : .................................................
4. Riwayat Penyakit Sekarang : .................................................
5. Riwayat Penyakit Yang Lalu : .................................................
6. Riwayat Kesehatan Keluarga : .................................................
7. Pola Aktivitas Sehari-Hari
a. Makan dan minum : .................................................
b. Pola eliminasi : .................................................
c. Pola istirahat / tidur : .................................................
d. Kebersihan diri : .................................................
8. Riwayat Psikososial : .................................................
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : .................................................
b. Tanda – tanda vital : .................................................
c. Pemeriksaan kepala dan leher : .................................................
d. Pemeriksaan integumen : .................................................
e. Pemeriksaan dada / thorax : .................................................
73

f. Abdoment : .................................................
g. Ekstremitas : .................................................
10. Pemeriksaan Penunjang : .................................................
11. Terapi : .................................................

B. Analsia Data
Data Etiologi Masalah
Do:

Ds:

a. Diagnosa Keperawatan:
1. .................................................................................................
2. .................................................................................................
b. Rumusan Masalah
1. .................................................................................................
2. .................................................................................................
74

C. Rencana Keperawatan
hari Dx Tujuan hasil Intervens Rasional
/tgl i
jam
Setelah dilakukan
intervensi selama 3x
kunjungan Kriteria
hasil yang diinginkan
antara
lain..........................

D. Implementasi
Hari/tgl D Impleme Respon P
jam x ntasi hasil a
r
a
f

Catatan:
- Setiap tindakan yang ditulis di implementasi harus ada hasilnya di kolom
evaluasi.
75

E. Evaluasi
Hari/tgl Dx Evaluasi P
jam a
r
a
f

S:
O:
A:
P:
76

Lampiran 4.
CHEKLIST

CHEKLIST PROSEDUR SENAM HIPERTENSI

Definisi :
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka
yang aktif khususnya terhadap otot jantung
Tujuan : untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
Pelaksanaan
Persiapan pasien :
1. Memperkenalkan diri
2. Bina hubungan saling percaya
3. Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan
4. Menjelaskan tujuan
5. Menjelasakan langkah prosedur yang akan di lakukan
6. Menyepakati waktu yang akan di gunakan
Persiapan alat dan bahan :
1. Stetoskop
2. Manset tensi
3. Informed conset
4. Lembar wawancara
5. Lembar observasi
6. Checklist senam hipertensi
Tahap pre interaksi
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
1. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
77

Tahap Kerja
PEMANASAN
1. Tekuk kepala kesamping, tahan dengan tangan pada sisi yang sama dengan
arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10 lalu bergantian dengan sisi yang
lain.

2. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus keatas kepala dengan
kedua kaki dibuka selebar bahu, tahan sampai hitungan 8-10. Rasakan
tarikan bahu dan punggung.

GERAKAN INTI
1. Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua tangan
searah dengan sisi kaki yang di anggkat. Lakukan pelahan dan hindari
hentakan hitungan 8-10.

2. a. Bukan kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar
bahu sampai hitungan 8-10.
78

b.Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya sambil


mengatur nafas sampai hitungan 8-10.

3. Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki
yang searah dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan diletakkan dipinggang
dan kepala searah dengan gerakan tangan. Tahan 8 – 10 hitungan lalu ganti
dengan sisi lainnya

4. Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal dan kedua
tangan diangkat keatas sampai hitungan 8-10. Lakukan bergantian secara
perlahan dan semampunya
79

5. Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut ditekukkan tangan yang
searah lutut dipinggang. Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut yang
ditekuk. Ulangi gerakan kearah sebaliknya dan lakukan semampunya
sampai hitungan 8-10.

PENDINGINAN
1. Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu lengan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitung 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya

2. Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan setengah putaran. Tahan 8
-10 hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya dan tahan dengan hitungan
yang sama

Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi
80

1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan


kegiatan
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2= dikerjakan dengan sempurna
81

Lampiran 5.
DOKUMENTASI
82

Anda mungkin juga menyukai