Anda di halaman 1dari 84

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN SENAM LANSIA RUDAT UNTUK


MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI
BALAI SOSIAL LANJUT USIA MANDALIKA NTB
TAHUN 2020

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesikan Mata kuliah Karya Tulis
Ilmiah Pada Program Studi Diploma III (DIII) Keperawatan Mataram Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan KemenkesMataran
TahunAkademik2019/2020

OLEH:

WIDIA ASWARI
NIM : P70120117095

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh WIDIA ASWARI NIM. P07120117095 dengan

judul “Asuhan Keperawatan Dengan Senam Lansia Rudat Untuk

Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Balai Sosial Lanjut

Usia Mandalika Ntb ” telah diperiksa dan mendapatkan persetujuan untuk

diujikan di depan tim penguji Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan

Keperawatan Program Studi D.III Keperawatan Mataram Tahun Akademik

2019/2020.

Mataram,10Januari 2020
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

RUSMINI, S.Kep., Ns., MM. DESTY EMILYANI, M.Kep.


NIP.197010161989032001 NIP.197412061998032001
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh WIDIA ASWARI NIM. P07120117095 dengan

judul “Asuhan Keperawatan Dengan Senam Lansia Rudat Untuk

Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Balai Sosial Lanjut

Usia Mandalika Ntb ” telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal:

Dewan Penguji
Penguji Ketua Penguji Anggota I Penguji Anggota II

Dr. G.A SRI PUJI WARNIS RUSMINI, S.Kep., Ns., MM. DESTY EMILYANI, M.Kep.
WIJAYANTI, M.Kes. NIP.197010161989032001 NIP.197412061998032001
NIP. 196512171991012001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan,

RUSMINI, S.Kep.Ns., MM
NIP. 197010161989032001

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Dengan

Senam Lansia Rudat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien

Hipertensi Di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika Ntb” dapat terselesaikan

tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak H. Awan Dramawan, S.Pd.,M.Kes. selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram.

2. Ibu Rusmini, S.Kep. Ns.,MM. selaku Ketua Jurusan Keperawatan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram. sekaligus sebagai pembimbing

utama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan penuh

kesabaran, dan memberikan motivasi serta saran-saran yang bermanfaat

dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Bapak H. Moh. Arip, S.Kp.,M.Kes. selaku Ketua Program Studi D.III

Keperawatan Mataram di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

4. Desty Emilyani, M.Kep. selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan saran dan bimbingannya demi kesempurnaan Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini.

5. Dosen-dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada

penulis.

6. Kedua orang tua Ibu dan Bapak tersayang, kakak dan semua keluarga terima

kasih atas kasih sayang, do’a, dorongan dan pengorbanannya, sehingga


penulis bisa tetap semangat dan terus maju dalam penyusunan Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini.

7. Semua teman-teman seperjuangan D.III Keperawatan Mataram angkatan

2019/2020 kelas B Reguler D.III, terima kasih atas support dan dukungan

dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahawa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Demikian, semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat dan

menambah wawasan bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Mataram, Januari 2020

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..i

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv

DAFTAR ISI...............................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................6

C. Tujuan Studi Kasus.............................................................................................6

D. Manfaat Studi Kasus...........................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................8

A. Konsep Hipertensi..............................................................................................8

B. Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi..........................................14

C. Konsep Senam Lansia......................................................................................18

D. Konsep Rudat...................................................................................................20

E. Konsep Senam Lansia Rudat …………………………………………...22

BAB III METODE STUDI KASUS........................................................................37

A. Rancangan Studi Kasus....................................................................................37

B. Subyek Studi Kasus..........................................................................................37

C. Fokus Studi Kasus............................................................................................37

D. Definisi Operasional ........................................................................................38

E. Tempat Dan Waktu...........................................................................................38

F. Pengumpulan Data............................................................................................38

G. Penyajian Data..................................................................................................39

H. Etika Studi Kasus..............................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

LAMPIRAN……………………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 posisi jalan


ditempat………………………………………………….......26

Gambar 2.2 posisi kepala pleksi kekiri dan kekanan……….……………………26

Gambar 2.3 bahu kanan diangakat ……………………………...….…………………


27
Gambar 2.4 posisi kaki kanan ditekuk …………………………………………..28

Gambar 2.5 posisi kaki ditekuk tangan lurus ke atas….……………..…………..29

Gambar 2.6 posisi tangan lurus kedepan ………………………………………..29

Gambar 2.7 tangan lurus kedepan ………………………………..........…………….30

Gamabar 2.8 tangan lurus kedepan jari-Jari dibuka ………………….....……...30

Gambar 2.9 tangan lurus kedepan jari-jari dibuka ditepuk………….………..…31

Gambar 2.10 posisi telapak tangan menghadap keatas……………...………..…31

Gambar 2.11 pergelangan tangan ditepuk-tepuk……………….………………..32

Gambar 2.12 posisi tangan disatukan membentuk kuncup..…………….……….32

Gambar 2.13 tangan direntangkan……...…………………………...…………..32

Gambar 2.14 tangan direntangkan menghadap kebawah………………………..33

Gambar 2.15 posisi tangan menepuk-nepuk pinggang…………………………..33

Gambar 2.16 posisi tangan menepuk bagian samping paha……………………..33

Gambar 2.17 posisi tangan menepuk bagian samping betis……………………..34

Gambar 2.18 posisi kaki ditekuk…………………………………………………35

Gambar 2.19 posisi tangan diperut……………………………………...……….35

Gambar 2.20 posisi kaki jinjit ………………...…………………………………36

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan untuk mengikuti penelitian


Lampiran 2 Informed Consent
Lampiran 3 Format pengkajian gerontik
Lampiran 4 Prosedur senam lansia rudat
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia merupakan seseorang yang karna usianya mengalami

perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan social. perubahan ini akan

memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk

kesehatannya. Salah satu perubahan yang terjadi pada aspek kesehatan

yaitu pada system kardiovaskuler. Perubahan yang terjadi pada system

kardiovaskuler dapat menyebabkan hipertens[ CITATION Fat10 \l 1033 ].

Hipertensi merupakan suatau keadaan dimana seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang meningkatkan

angka kesakitan dan angaka kematian (Kushariyadi, 2008 dalam Aspiani,

2014). Salah satu penyebab hipertensi yaitu gaya hidup yang tidak sehat.

Gaya hidup yang tidak sehat dapat menggambarkan pola prilaku sehari-

hari yang mengarah pada upaya memelihara kondisi fisik, mental dan

sosial yang meliputi, mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, merokok,

atau bahkan minum-minuman yang beralkohol. (Lisnawati, 2013).

Berdasarkan data WHO (2015) menunjukkan sekitar 1.13 Miliyar

orang didunia menyandang hipertensi, artinya 1dari 3 orang di dunia

terdiagnosa hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat

setiaptahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliyar orang

yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang

meningga akibat hipertensi dan komplikasi

1
2

Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2018 menunjukan

bahwa pendrita hipertensi di Indonesia menurut kelompok usia 45-54

tahun sebanyak 45,3%, usia 55-64 tahun sebanyak 55,2%, usia 65-74

tahun sebanyak 63,2% dan pada usia ≥ 75 tahun sebanyak 69,5%. Dari

data tersebut dapat disimpulkan bahawa prevalensi penyakit hipertensi

tertinggi terjadi pada usia ≥ darai 75 tahun sebanyak 69,5%. Prevalensi

penyakit hipertensi di provinsi NTB yaitu 7,19% dan angaka nasional

8,36% (Profil Kesehatan Provinsi NTB, 2018).

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2018 jumlah penduduk

Indonesia tercatat sebanyak 237.641.326 jiwa dimana sebanyak 24 juta

atau 9,8% adalah penduduk berusia lanjut dan sebanyak 63,2% menderita

hipertensi (Kemenkes,2015).

Begitu pula di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) jumlah

penduduk Usia lanjut terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Menurut data penduduk sasaran pembangunan kesehatan pada Pusat data

dan informasi Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa pada tahun

2013 jumlah penduduk usia lanjut di NTB adalah 329.734(7,25%).

Selanjutnya mengalami peningkatan pada tahun 2014 yaitu sebanyak

334.155 (7,26%), dan meningkat lagi di tahun 2015 yaitu menjadi 338.613

(7,28%) dari jumlah penduduk di Provinsi NTB (Kemenkes RI, 2015-

2016).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara

Barat mengenai kasus Lansia Hipertensi, jumlah kasus Hipertensi tertinggi


3

berada di Kabupaten Lombok Barat dengan jumlah 3.586 dan terendah

berada di Kabupaten Lombok Utara dengan jumlah 2.087 (DIKES PROV

NTB, 2016).

Berdasarkan dari data yang diperoleh di Balai Sosial Lanjut Usia

Mandalika NTB. Di dapatakan bawahwa padatauah 2018 jumlah lansia

yang menderita hipertensi sebanyak 42orang (52,5%) dari 80 jumlah

lansia. Pada tahun 2019 jumlah lansia yang mendrita hipertensi yaitu

sejumlah 52 orang (64,19%) dari 81 jumlah lansia. Jumlah lansia yang

mendrita hipertensi dari tahun 2018-2019 mengalami peningkatan

sebanyanyak (11,69%) berdasarakan hasil wawancara dengan lansia di

Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB [ CITATION Bal19 \l 1033 ].

Pada saat ini gambaran gaya hidup sehat pada lansia masih

tergolong rendah. Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa pada lansia

yang menderita hipertensi ditemukan (42,3%) dengan nutrisi yang baik

dalam mengkonsumsi makanan, (35,7%) mempunyai aktifitas yang baik,

(22,1%) tidak terpapar rokok, (40,7%) melakukan kontroling atau cek

kesehatan secara teratur(Kemenkes RI, 2014).

Proses menua yaitu proses yang berlanjut secara alami. Harus

diakui bahwa ada berbagai penyakit yanga sering diderita oleh kaum lanjut

usia. Lanjut usia akan selalu berhubungan dengan perubahan fisikologi

(Nugroho,2012). Salah satu perubahan fisiologis pada lansia yaitu

perubahan pada sistem kardiovaskuler yang dapat menyebabkan

hipertensi. Hipertensi pada lansia dapat disebabkan oleh elastissitas


4

dinding aurta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku,

kemampuan jantung memompa darah menurun, kehilangan elastisitas

pembulu darah serta meningkatnya resistensi pembulu darah perifer.

Menurut teori semeltzer 2013 dalam Nopindrawati 2018, kelien hipertensi

mengalamai nyeri kepala samapai tengkuk karna terjadi penyempitan

pembulu darah akibat dari vasokontriksi pembulu darah akan

menyebabkan peningkatan tekanan vascular cerebral (Nopindarawatik,

2018). Penanganan pada klien hipertensi dapat dilakukan dengan terapi

farmakologi dan Non farmakologi. Salah satu terapi Non farmakologi

yaitu senam rudat anti hipertensi yang dapat digerakkan pada seluruh

tubuh.

Prawat dalam memeberikan asuhan keperawatan guna menurunkan

tekanan darah pada pasien. Haraus selalu berusaha untuk

mengembangakan setrategi untuk menurunkan terkanan darah, sehingga

lebih dari sekedar pemberian oabat-obatan analgesic (Prasetyo,2010).

Perawat bias melalukan tindakan non farmakologi sebagai bentuk upaya

rehabilitatif. Upaya rehabilitatif ditunjukkan untuk pemulihan kesehatan

bagi penderita-penderita yang di rawat dirumah, maupun terhadap

kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama

(Effendy, 1998). Pada penelitian ini yaitu dengan memulihkan lansia

penderita hipertensi yang mengalami tekanan darah tinggi dengan

memberikan senam rudat anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah

tersebut. Senam rudat anti hipertensi merupakan olah raga yang salah

satunya bertujuan untuk meningkaktakn aliran darah dan pasokan oksigen


5

kedalam otak-otak dan rangaka yang aktif kehusunya terhadap otot

jantung (Wahyunu, 2005).

Berdasarakan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa program

studi pendidikan profinsi ners tahun 2018 didapatakan bahwa terdapat

perbedaan sekala sebelum dan sesudah melakukan senam rudat anti

hipertensi dimana tekanan darah akan menurun.

Menurut Mahardani (2010) gerkan mampu mendorong jantung

bekerja secara optimal, dimana senam rudat anti hipertensi mamapu

meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaraingan dan organ tubuh

akibatnya dapat meningkatkan aliran balik vena sehingga menyebabkan

volume sekuncup yang akan langsung meningkat curah jantung sehingga

menyebabakan tekanan darah arteri meningkat akan terlebih dahulu,

danpak dari fase ini mamapu menurunkan aktivitas saraf simpatis

menurun, setelah itu akan menyebabakan keceptan denyut jantung

menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol vena, karana

menurunana inimengakibatkan penurunana curah jantung dan penurunan

resisitensi perifer total, sehingga terjadi penurunan tekanan darah

[ CITATION seher \l 1033 ].

Berdasarakan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik

untuk melakuakn tindakan prodesur keperawatan dengan mengambil judul

“Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Senam Lansia Rudat Anti

Hipertensi Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di

Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB.


6

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan senam lansia rudat untuk

menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di balai sosial lanjut usia

mandalika NTB.

C. Tujuan Studi Kasus

Untuk menggambarkan asuhan keperawatan dengan senam lansia rudat

untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di balai sosial

lanjut usia mandalika NTB.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Responden dan Keluaarga

Untuk mengetahui teknik melakukan senam hipertensi.

b. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan refrensi untuk meningkatkan pengetahuan dan riset

keperawatan padan mahasiswa keperawatan khususnya dalam

hal pemberian terapi senam hiprtensi untuk menurunkan tekanan

darah.

c. Bagi Peeneliti Lain

Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya

terutama dalam hal pemberian senam hipertensi untuk

menurunkan tekanan darah.


7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi responden

Untuk dapat melakukan senam hipertensi guna menurunkan

tekanan darah.

b. Bagi Instansi Kesehatan

Dapat memberikan informasi mengenai gambaran gaya hidup

sehat yang dianjurkan bagi para lansia khususnya yang menderita

hipertensi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi

1. Pengertian

Hipetensi merupakan tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan darah distolik di atas 90

mmHg. Pada populasi menua, hipertensi merupakan sebagai tekana darah

sistolik > 160 mmHg dan tekanan diastolic > 90 mmHg (brunner dan

sudarth, 2001). Menurut Kushariyadi (2008), hipertensi merupakan suatau

keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas

normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan ( Morbiditas)

dan angka kematian (Mortalitas) [ CITATION Asp14 \l 1033 ].

2. Etiologi

Menurut [ CITATION Asp14 \l 1033 ] penderita Hipertensi tidak

memeiliki penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon

peningkatan cardiac output atau peningktatan tekanan darah perifer.

a. Beberapa faktor yang memepengaruhi hipertensi:

1) Genetik: Respon nerologi terhadap strees atau kelainan eksresi

atau transport Na.

2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang

mengakibatkan tekanan darah meningkat.

3) Strees karena lingkungan.

8
9

4) Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosi pada orang tua

serta pelebaran pembulu darah.

b. Penyebab hipetensi pada orang lanjut usia yaitu perubahan-perubahan

pada:

1) Elastisitas dinding aorta menurun.

2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

3) Kemampuan jantung memompa darah meneurun 1% setiap tahun

sesudah beumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah

menurun menyebabakan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4) Kehilangan elastitas pembulu darah, hal ini terjadi karna

kurangnya efektifitas pembulu darah perifer untuk oksigenasi.

5) Meningkatnya resistensi pembulu darah perifer.

c. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi 2 bagian

yaitu:

1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer

a) Factor keturunan

b) Cirri perseorangan

c) Kebiasaan hidup

2) Hipertensi sekunder

a) Penyakit ginjal

b) Penyakit vascular

c) Kelainan endokrin

d) Penyakit saraf
10

e) Obat-obatan

3. Pathofisiologi

Proses terjadinya Hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu

mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembulu darah

terletak dipusat vasomotor pada medula diotak. Dari pusat vasomotor ini

bermula jaras saraf sympatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis

dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia sympati di thoraks dan

abdomen . rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus

yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf sympatis ke ganglia simpatis

[ CITATION Asp14 \l 1033 ].

Pada titik ini, neuron pre ganglion melepaskan asetilkolin, yang

akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembulu darah, dimana

dengan dilepaskannya norefinefrin mengakibatkan konsrikasi pembulu

darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

memepengaruhi respon pembulu darah terhadap rangsang vasokonstiktor.

Klien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norefinefrin,

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf sismpatis merangsang

pembulu darah sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstrikasi. Medulla

adrenal mensekresi efinefrin, yang menyebabakan vasokonstikasi. Korteks

adrenal menskresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memeperkuat

respon vsokonstriktor pembulu darah. Vasokonstriktor yang

mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal, menyebabakan pelepasan

renin.
11

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasoknstriktor kuat, yang pada

gilirannya merangsang skresi aldosteron oleh korteks adenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natriumdan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intravaskuler, semua factor tersebut cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi [ CITATION Asp14 \l 1033 ].

4. Tanda dan gejala

Gejala umum yang ditemukan akibat menderita hipertensi yaitu

pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-

tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain [ CITATION Asp14 \l 1033 ] . secara

umum gejala yang ditimbukan oleh penderita hipertensi yaitu:

a. Sakit kepala

b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk

c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh

d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat.

e. Telinga berdengging.

Menurut crowing (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala

kelinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa:

a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan

muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakrania.

b. Pengelihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.

c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan

saraf pusat.
12

d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerolus

e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan

kapiler.

5. Penatalaksanaan Terapeutik

Menurut [ CITATION Asp14 \l 1033 ], ada beberapa penatalaksanaan

terapeutik pada penderita Hipertensi diantaranya :

a. Pengaturan diet yang dianjurkan:

1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekana darah

pada klien hipertensi. Dengan mengurangi konsumsi garam dapat

mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat

berpotensi sebahgai anti hipertensi. Jumlah intake sodium yang

dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 garam per hari.

2) Diet tinggi potasium, dapat menurunkan tekanan darah tapi

mekanismenya blom jlas. Pemberian potasium secara intravena

dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh

nitric oxide pada dinding vaskuler.

3) Diet kaya buah dan sayur.

4) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.

b. Penurunan berat badan

Penurunana berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan

dengan mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup juga

berkurang.
13

c. Olahraga

Olahraga teratur seperti brjalan, lari, berenang, bersepeda, bermanfaat

untuk menurunkan tekanan darah dan memeperbaiki keadaan jantung.

Olah raga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam 1 minggu

sangat di anjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olah raga

meningkatakan kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya

arterosklerosis akibat hipertensi.

d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol, penting untuk

mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok

diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat

meningkatkan kerja jantung.

6. Komplikasi

Efek pada organ:

a. Otak

1) Pemekaran pembulu darah

2) Perdarahan

3) Kematian sel otak : stroke

b. Ginjal

1) Malam banyak kencing

2) Kerusakan sel ginjal

3) Gagal ginjal

c. Jantung

1) Membesar
14

2) Sesak nafas (dyspnoe)

3) Cepat lelah

4) Gagal jantung

B. Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

1. Asuhan Keperawatan Hipertensi

a. Pengkajian

Menurut [ CITATION Asp14 \l 1033 ] pengkajian merupakan:

1) Observasi adanya manifestasi klinis dari hipertensi (sakit kepala,

rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk, perasaan berputar

seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh, berdebar atau detak

jantung tersasa cepat, telinga berdenging).

2) Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tipe penyakit dan

respon terhadap hipertesnsi (misalnya, factor keturunan, ciri

perseseorangan, kebisaan hidup).

b. Diagnose Keperawatan

Menurut [ CITATION Nur15 \l 1033 ] dan [ CITATION DOE00 \l 1033 ]

dijelaskan bahwa diagnosa yang sering muncul pada pasien Lansia

dengan Hipertensi adalah :

1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan

aftrerload, vasokonstriksi, hipertrofi atau rigiditas ventrikuler,

iskemia miokard.

2) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler

serebral dan iskemia.


15

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidak

seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

c. Intervensi keperawatan

Menurut [ CITATION Nur15 \l 1033 ] dijelaskan bahwa intervensi pada

pasien Lansia dengan Hipertensi adalah :

1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan

aftrerload, vasokonstriksi, hipertrofi atau rigiditas ventrikuler,

iskemia miokard. Keriteria hasil: tekana darah pada batas normal,

tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites dan klien tidak

ada penurunan kesadaran.

Intervensi

a) Monitor adanya perubahan tekanan darah.

Rasonal: perbandingan dari tekanan memberikan gambaran

yang lebih lengkap tentang keterlibatan atau bidang masalah

vaskuler.

b) Berikan lingkungan tenang dan nyaman.

Rasional: membentuk menurunkan rangsang simpatis,

meningkatkan relaksasi.

c) Monitor toleransi aktivitas klien.

Rasional: menurunkan stress dan ketegangan yang

mempengaruhi tekanan darah.

d) Anjurkan teknik relaksasi.

Rasional: mengontrol tekanan darah.

e) Ajarkan klien senam rudat anti hipertensi


16

Rasional : Untuk menurunkan tekanan darah.

2) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler

serebral dan iskemia keriteria hasil: mampu mengontrol nyeri,

nyeri berkurang dengan menggunakan menejemen nyeri dan

mampu mengenali nyeri.

Intervensi

a) Monitor krluhan nyeri, catat intensitasnya, lokasinya dan

lamanya.

Rasional: mengidentifikasi karakteristik nyerimerupakan

factor yang penting untuk menentukan terapi yang cocok serta

mengevaluasi keefektifan dari terapi.

b) Monitor toleransi aktivitas klien.

Rasonal: aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi

menyebabakan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan

vaskuler serebral.

c) Pertahankan tirah baring selama fase akut.

Rasional: meminimalkan stimulasi atau meningkatkan

relaksasi.

d) Kolaborasi pemberian analgetik.

Rasional: menurunkan atau mengontrol nyeri.

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidak

seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.keriteria hasil:

berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan


17

tekanan darah, mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara

mandiri dan mampu berpindah tanpa bantuan alat.

Intervensi

a) Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas.

Rasional: stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk

memajukan tingkat aktivitas individual.

b) Dorong klien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.

Rasional: seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap

kemajuaan aktivitas dan mencegah kelemahan.

c) Bantu untuk mendapatakan alat bantuan aktivitas seperti kursi

roda, krek.

Rasional: Teknik penghematan energi menurunkan penggunaan

energi dan sehingga membantu keseimbangaan suplai dan

kebutuhan oksigen.

d. Implementasi keperawatan dibedakan menjadi 3 (tiga) katagori yaitu :

1) Independent, yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat

tanpa petunjuk dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

2) Interdependent, yaitu suatu kegiatan yang memerlukan kerjasama

dari tenaga kesehatan lainnya.

3) Dependen, yaitu berhubungan dengan pelaksanaan rencana

tindakan medis/instruksi dari tenaga medis [ CITATION Sua13 \l

1033 ].
18

a. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang

teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang di buat pada tahap

perencanaan [ CITATION Sua13 \l 1033 ].

C. Konsep Senam Lansia

Menurut [ CITATION Emi19 \l 1033 ] Konsep Senam lansia yaitu:

1. Pengertian Senam Lansia

Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan

yang dapat diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar

tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja

optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh

Senam lansia merupakan olahraga yang cocok bagi lansia karena gerakan

di dalamnya menghindari gerakan loncat-loncat (low impact), melompat,

kaki menyilang, maju mundur, menyentak-sentak namun masih dapat

memacu kerja jantung-paru dengan intensitas ringan-sedang, bersifat

menyeluruh dengan gerakan yang melibatkan sebagian besar otot tubuh,

serasi sesuai gerak sehari-hari dan mengandung gerakan-gerakan melawan

beban badan dengan pemberian beban antara bagian kanan dan kiri tubuh

secara seimbang dan berimbang. Gerakan dalam senam lansia ini

mengandung gerakan-gerakan yang diharapkan dapat meningkatkan

komponen kebugaran kardio-respirasi, kekuatan dan ketahanan otot,

kelenturan dan komposisi badan yang seimbang.

1. Prinsip Senam lansia


19

a. Gerakannya bersifat dinamis (berubah-ubah)

b. Bersifat progresif (bertahap meningkat)

c. Adanya pemanasan dan pendinginan pada setiap latihan

d. Lama latihan berlangsung 15-30 menit

e. Frekuensi latihan perminggu minimal 2 kali dan optimal 4 kali

2. Manfaat Senam Lansia

a. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia

b. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam

kehidupan (adaptasi)

c. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam

fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalya sakit.

d. Sebagai Rehabilitas pada lanjut usia terjadi penurunan masa

otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi

latihan, kapasitas aerobik dan terjadinya peningkatan lemak

tubuh. Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat

mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut.

Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa latihan

atau olah raga seperti senam lansia dapat mengeliminasi

berbagai resiko penyakit-penyakit seperti hipertensi, diabetes

melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan kecil.


20

D. Konsep Rudat

Menurut [ CITATION Emi19 \l 1033 ] konsep rudat yaitu:

Kesenian tarian rudat dapat dijumpai hampir di setiap desa/kelurahan.

Kini sekolah-sekolah juga sudah menjadikan kesenian ini sebagai pengisi

pelajaran tambahan. Penari rudat berjumlah 6 sampai 10 orang dengan

beberapa orang yang memainkan musik sebagi pengiringnya. Pemain musik

ini memiliki peran masing-masing dalam memainkan alat seperti seruling,

tambur dan gendang serta satu orang lagi mengiringi dengan syair-syair khas

tarian rudat ini. Lama permainan tarian ini pun bervariasi, tapi biasanya

dimainkan  selama kurang lebih 10 menit. Mulai dari pembukaan, shalawat

atau dzikir dan penutup. Kandungan syair-syair dalam lantunan pengiring

rudat juga bernafaskan pujian dan dzikir menggunakan kebesaran Allah

SWT. Para penari rudat menggunakan kostum yang mirip dengan prajurit dari

Negara Turki zaman dulu. Mulai baju dari saten, menggunakan sabuk,

memakai bapang(semacam pangkat), menggunakan tarbus (semacam kopiah)

dan juga menggunakan sorban di kepala.Tarian Rudat pada dasarnya

digunakan sebagai hiburan pada saat acara syukuran, pernikahan maupun

hari besar Islam lainnya yang berfungsi sebagai hiburan agar tamu undangan

yang ada di dalam acara semakin giat dan semangat dalam bekerja.

Kesenian tarian Rudat sangat dikenal dikalangan masyarakat di pulau

Lombok. Tarian ini bisa diperankan atau dimainkan oleh laki-laki maupun

perempuan baik orang dewasa, anak-anak SD dan SMP. Kesenian Rudat di

tingkat sekolah dijadikan sebagai ekstrakurikuler karena dengan kesenian ini

membantu siswa untuk berkeahlian atau berpotensi dalam menari. Kaitannya


21

kesenian tarian Rudat ini dengan pendidikan karena untuk pelestarian budaya

dan banyak para siswa serta masyarakat yang menyukainya. Perkembangan

zaman semakin modern namun kelestarian adat, budaya serta kesenian pada

zaman dahulu masih tetap dipakai dan dilestarikan oleh masyarakat setempat

serta kesenian tarian rudat dapat melestarikan budaya karena banyak

digunakan sebagai hobi pada siswa untuk menciptakan suatu yang baru di

dalam proses pembelajarannya di sekolah.

Potensi Tarian Rudat sebagai media informasi bagi masyarakat sangat

baik karena bentuknya berupa tarian, musik dan diiringi dengan syair-syair.

Kesenian tradisional Tarian Rudat berpotensi sebagai media optimalisasi

penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan

masyarakat tentang informasi kesehatan diantaranya tentang pelaksanaan

senam atau aktivitas fisk.

Penggunaan media baik audio visual maupun konvensional cukup

efektif di dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan

masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Rahmawati (2007) yang

menyatakan bahwa media dalam proses pembelajaran akan menyebabkan

proses pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian sehingga dapat mudah

dipahami dan menyebabkan sasaran tidak lekas bosan atau jenuh. Apalagi

penggunaan music local juga sangat disukai terutama oleh lansia.


22

E. Konsep Senam Lansia Rudat

1. Pengertian

Gerakan Senam Lansia yang menggunakan music Rudat sebagai

pengiring dengan tujuan menarik perhatian lansia dan meningkatkan

keinginan untuk melakukan gerakan sesuai dengan iringan music tersebut [

CITATION Emi19 \l 1033 ].

Senam rudat anti hipertensi merupakan olah raga yang salah

satunya bertujuan untuk meningkatakan aliran darah dan pasokan oksigen

kedalam otot-otot dan rangaka yang aktif kehusunya terhadap otot jantung.

[ CITATION Her17 \l 1033 ] senam atau berolah raga kebutuhan oksigen

dalam sel akan meningkat untuk peruses pembentukan energi, sehingga

terjadi peningkatan denyut jantung, sehingga curah jantung dan isi

sekuncup bertambah. Dengan demikian tekanan darah akan meningkat.

Setelah beristirahat pembulu dasrah akan berdilatasi atau meregang, dan

alairan darah akan turun sementara waktu sekitar 30-120 menit kemudian

akan kembali pada tekanan darah seblom senam.

2. Manfaat

Menurut [ CITATION Her17 \l 1033 ] bahwa manfaat senam rudat anti

hipertensi antaranya :

a. Menurunkan tekanan darah

b. Mengurangi strees

c. Melestarikan peredaran darah

d. Mregangkan otot kaku pada lansia

e. Mengurangi rasa nyeri


23

3. Waktu senam

Menurut [ CITATION Her17 \l 1033 ]. Senam rudat anti hipertensi

dapat dilakukan pada pagi hari atau sore hari, apabila dilakukan senam

rudat anti hipertensi secara rutin dan terus menerus, maka penurunan

tekana darah akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih

elastis, senam rudat dilakukan selama 40-45 menit.

Menurut [ CITATION Her17 \l 1033 ] senam rudat anti hipertensi dapat

dilakukan pada waktu-waktu berikut :

a. Pagi hari sebelum mandi

b. Sore hari

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan seblum senam

Menurut [ CITATION Her17 \l 1033 ] Hal-hal yang perlu diperhatikan seblum

senam:

a. Penderita hipertensi dikontrol tanpa atau dengan obat terlebih dahulu

tekanan darahnya

b. Pada saat uji latih sebaiknya obat yang sedang diminum tetap

diteruskan

c. Latihan yang dilakukan untuk meningkatkan daya tahan (endurance)

dan tidak boleh menambah peningkatan tekanan

d. Olahraga peningkatan kekuatan tidak diperbolehkan angkat berat

e. Tekana darah secara teratur diperiksa seblom dan sesudah latihan

5. Urutan senam

Menurut [ CITATION Emi19 \l 1033 ] bahwa urutan senam lansia rudat anti

hipertensi sebagai berikut:


24

a. Gerakan Senam

Sebelum mengawali senam sebaiknya tarik nafas selama 3 sampai 5

kali, setelah itu letakkan kedua tangan di pinggang,lalu buka kedua kaki

sekitar 30cm kemudian senam dapat di mulai.

1) Gerakan Muka(fungsi nya untuk mengencangkan kulit muka agar

tidak kaku), yang terdiri dari dua gerakan :  Pertama ucapkan

a,i,u,e,o sebanyak 5 kali, Kedua ucapkan ha-ha, hi-hi sebanyak 5

kali

2) Gerakan kepala( fungsinya untuk meregangkan otot-otot kepala

agar paredaran darah yang melewati kepala dapat beredar secara

lancar),

3) Anggukkan kepala keatas-bawah dalam hitungan 1 sampai 8

dilakukan sebanyak 5 kali, setelah itu anggukkan kekiri-kanan

dalam hitungan 1 sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali.

4) Gerakan Tangan

a) Pertama gerakan jari tangan membuka dan menutup hitungan

dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali,( gerakan

ini fungsinya untuk mengurangi kekakuan pada telapak tangan

dan jari-jari tangan

b) Kedua gerakan tepuk tangan dengan salah satu jari menekuk

mulai dari hitungan  1 sampai 8 sebanyak 5 kali,

c) Ketiga gerakan menyatukan kedua telapak tangan dengan cara

tepuk tangan dan posisi tangan sejajar dengan dadamulai dari

hitungan 1 sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali, gerakan ini


25

fungsinya untuk memperlancar kerja jantung dan mengurangi

penyakit jantung.

d) Keempat dengan merentang kedua tangan ke samping kanan

dan kiri lalu memutar pergelangan tangan mulai dari hitungan

1 sampai 8 sebanyak 5 kali,gerakan ini dilakukan untuk

mengurangi beban kerja jantung dan juga mengurangi

kekakuan pada otot-otot dari pundak sampai jari tangan.

e) Kelima masih merentangkan kedua tangan ke samping kanan

dan kiri, dengan tangan mengepal(menggenggam) lalu

menggerakkan kepalan (genggaman) naik turun mulai dari

hitungan 1 sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali, gerakan ini

fungsinya untuk mengoptimalkan karja jantung dan juga

mengurangi kekakuan otot pada tangan dan pergelangan

tangan.

5) Gerakan Kaki,

Gerakan kaki dilakukan untuk mengurangi kejadian asam urat dan

memperlancar peredaran darah dari jantung keseluruh tubuh.

a) Dalam posisi berdiri dilakukan gerakan jinjit-jinjit secara

bergantian kaki kanan dan kiri mulai dari hitungan 1 sampai 8

sebanyak 5 kali

b) Dalam posisi duduk dengan luruskan kaki dengan

mengayunkan telapak kaki mulai dari hitungan 1 sampai 8

dilakukan sebanyak 5 kali


26

b. Tahap pemanasan senam

1) Jalan ditempat dengan posisi tangan kiri di pinggang dalam

hitungan 1 sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali.

Gambar 2.1 posisi jalan ditempat

2) Jalan ditempat dengan posisi tangan dipinggang, Anggukkan

kepala keatas-bawah dalam hitungan 1 sampai 8 dilakukan

sebanyak 5 kali, setelah itu anggukkan kekiri-kanan dalam

hitungan 1 sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali.


27

Gambar 2.2 posisi kepala

3) Jalan ditempat dengan posisi tangan sejajar dengan badan, dan

bahu kiri diangkat lebih tinggi dengan bahu kanan, sebaliknya

bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri, kemudia kedua bahu

diangkat memutar kebelakang, sebaliknya memutar ke depan

mulai dari hitungan  1 sampai 8 sebanyak 5 kali,


28

Gambar 2.3 posisi bahu saat senam

4) Posisi kaki kanan ditekuk dan tangan kanan memegang lutut

kanan, posisi kaki kiri lurus kesamping dan posisi tangan lurus

miring ke kanan ditahan selama hitungan 1 sampai 8 dilakukan,

begitu sebaliknya.
29

Gambar 2.4 posisi tangan dan kaki saat senam.

5) Posisi kaki ditekuk kedua tangan lurus kedepan, berdiri tegap

tangan diangkat, kaki ditekuk tangan direntangkan dalam

hitungan 1 sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali.

Gambar 2.5 gerakan tangan dan lutut.

c. Tahap inti senam

1) Posisi tangan lurus kedepan dan tangan ditepuk-tepuk hitungan

dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali


30

Gambar 2.6 tangan ditepuk-tepuk.

2) Posisi tangan lurus ke depan, jari-jari dibuka dan ditepuk-tepuk

hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali

Gambar 2.7 jari-jari dibuka dan ditepuk-tepuk.

3) Posisi tangan didepan jari-jari direnggangkan dan ditepuk-

tepuk memasuki sela-sela jari selama 8 detik.


31

Gambar 2.8 jari-jari dibuka dan ditepuk-tepuk memasuki sela-

sela jari.

4) Posisi jari sela-sela antara ibu jari dan jari telunjuk dibuka,

ditepuk-tepuk secara bergantian hitungan dari 1 sampai 8 mulai

dari dilakukan sebanyak 5 kali

Gambar 2.9 sela-sela antara ibu jari dan jari telunjuk dibuka,

ditepuk-tepuk.

5) Posisi tangan menghadap keatas dan masing-masing sisi

bersentuhan dan ditepuk-tepuk, sebaliknya posisi telapak

tangan menghadap ke bawah dan ditepuk-tepuk hitungan dari 1

sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali

Gambar 2.10 menghadap keatas dan ke bawah ditepuk-tepuk.


32

6) Posisi tangan kiri menghadap kebawah dan tangan kanan

menepuk pergelangan tangan menggunakan menggunakan sisi

telapak tangan, begitu sebaliknya hitungan dari 1 sampai 8

mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali.

Gambar 2.11 pergelangan tangan ditepuk-tepuk.

7) Posisis tangan disatukan memepentuk kuncuk sejajar dengan

dada, dan diayunkan menghadap atas bawah selama 8 detik.

Gambar 2.12 posisi tangan disatukan dan membentuk kuncup.

8) Posisi tangan direntangkan ke depan, jari-jari seperti meremas

dan dibuka hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan

sebanyak 5 kali.
33

Gambar 2.13 posisi jari-jari memeras dan dibuka.

9) Posisi tangan kanan direntangkan menghadap kebawah dan

tangan kiri menepuk-nepuk bagian siku dan bahu begitu

sebaliknya hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan

sebanyak 5 kali

Gambar 2,14 menepuk-nepuk bagian siku dan bahu.

10) Posisi tangan menepuk bagian pinggang belakang hitungan

dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali


34

Gambar 2.15 menepuk pinggang bagian belakang.

11) Posisi tangan menepuk bagian samping paha hitungan dari 1

sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali

Gambar 2.15 menepuk bagian samping paha.

12) Posisi tangan menepuk betis bagian samping hitungan dari 1

sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali

Gambar 2.16 menepuk betis bagian samping.


35

13) Posisi tangan direntangkan ke depan, kaki lurus dan ditekuk

kedepan hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan

sebanyak 5 kali

Gambar 2.17 tangan direntangkan ke depan, kaki lurus dan

ditekuk kedepan.

14) Posisi tangan di perut bagian kiri dan kanan ditepuk-tepuk

secara perlahan hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan

sebanyak 5 kali

Gambar 2.18 tangan di perut bagian kiri dan kanan ditepuk-

tepuk secara perlahan.


36

15) Posisi tangan di perut bagian kiri dan kanan, perut ditahan dan

kaki jinjit hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan

sebanyak 5 kali.

Gambar 2.19 tangan di perut bagian kiri dan kanan, perut

ditahan dan kaki jinjit tahan.


BAB III

METODELOGI PENULISAN

A. Rancangan Studi Kasus

Karya tulis ini menggunakan studi kasus: prosedur tindakan keperawatan.

Desain studi kasus yang dilaksanakan adalah Asuhan Keperawatan dengan

pemberian senam lansia rudat anti hipertensi untuk menurunkan tekanan

darah pada pasien hipertensi di balai sosial lanjut usia mandalika NTB.

B. Subyek Studi Kasus

Subyek penelitian adalah sumber darimana data diperoleh. Pada studi

kasus yang akan dilakukan, peneliti mengambil satu pasien lansia yang

memiliki masalah penyakit hipertensi , kemudian peneliti akan berfokus

pada pasien yang mengalami penyakit hipertensi tesebut sebagai obyek

penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi:.

1. Memiliki penyakit hipertensi

2. Bersedia sebagai subjek studi kasus dari awal sampai akhir penelitian.

Kriteria eksklusi:

1. Memiliki masalah penyakit hipertensi

C. Fokus Studi Kasus

Fokus dalam penelitian ini adalah menurunkan tekanan darah dengan

senam lansia rudat anti hipertensi.

37
38

D. Definisi Operasional

1. Senam rudat anti hipertensi adalah bagian dari usaha untuk

mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor yang mempertinggi

hipertensi).

2. Tekanan darah tinggi adalah penyakit kronik akibat desakan darah

yang berlebihan dan hampir tidak konstan pada arteri. Tekanan

dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah. Hipertensi

berkaitan dengan meningkatnya tekanan pada arterial sistemik baik

diastolik maupun sistolik atau kedua-duanya secara terus-menerus.

E. Tempat dan Waktu

1. Tempat akan dilaksanakan Studi Kasus:

Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB.

2. Waku akan dilaksanakan Studi Kasus:

a. Penyusunan proposal di mulai dari November 2019 - Februari

2020.

b. Penelitian dilakukan pada minggu ke II s/d III bulan Maret 2020.

F. Pengumpulan Data

Dalam studi kasus ini pengumpulan data menggunakan wawancara dan

observasi. Dengan melakukan wawancara, peneliti mampu untuk menggali

informasi kepada pasien meliputi biodata, pengetahuan pasien terhadap

cara menurunkan tekanan darah. Dan dengan melakukan observasi peneliti

mampu menilai keterampilan pasien dalam melakukan senam lansia rudat

anti hipertensi.
39

G. Penyajian Data

Dalam studi kasus ini penyajian data disajikan dalam bentuk tekstural

yaitu penyajian data berupa tulisan atau narasi dan hanya dipakai untuk

data yang jumlahnya kecil dan hanya memerlukan kesimpulan yang

sederhana dapat juga disertai cuplikan ungkapan verbal dari subjek

penelitian yang merupakan data pendukung. Data yang disajikan secara

narasi meliputi biodata, kemampuan pasien dalam melakukan senam lansia

rudat anti hipertensi.

H. Etika Studi Kasus

1. Kejujuran

Jujur dalam mengumpulkan bahan pustaka, pengumpulan data,

pelaksanaan, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan

metode yang dilakukan.

2. Integritas

Tepati selalu janji dan perjanjian yang telah dibuat, lakukan dengan

tulus dan mengupayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan

perbuatan.

3. Ketelitian

Berlakulah teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian. Secara

teratur catat pekerjaan yang dilakukan bersama pasien seperti kapan

tindakan dilakukan dan dimana akan dilakukan.

4. Keterbukaan

Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber

penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.


40

5. Tidak melakukan deskriminasi

Hindari melakukan perbedaan perlakuan pada rekan kerja karena

alasan perbedaan ras, suku, agama dan faktor-faktor yang lain yang

sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas

ilmiah.
Lampiran 1

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)
1. Kami adalah Peneliti berasal dari Politeknik Kesehatan Mataram Jurusan
Keperawatan Program Studi Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram
dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam
penelitian yang berjudul Asuhan Keperawatan Dengan Senam Lansia
Rudat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di
Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB.
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan

keperawatan dengan senam lansia rudat untuk menurunkan tekanan darah

pada pasien hipetensi, yang dapat member manfaat berupa meningkatkan

pengetahuan masayarakat dalam meningkatakan penurunana tekanan darah

pada pasien hipertensi, menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam meningkatkan penurunan tekanan darah melalui metode

senam lansia rudat dan memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan

prosedur metode senam lansia rudat pada asuhan keperawatan pasien

hipertensi.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan wawancara terpimpin dengan

menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung ± 15-20 menit.

Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu

khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan /

pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini

adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan / tindakan

yang diberikan.

5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan

akan tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,

silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp : 087712767059

PENELITI

WIDIA ASWARI
Lampiran 2

INFORMED CONSENT

( Persetujuan menjadi Partisipan)

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh WIDIA ASWARI dengan judul Asuhan Keperawatan Dengan
Senam Lansia Rudat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika Ntb

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini

secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan

mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi

apapun.

Mataram, Januari 2020

Saksi Yang memberikan


persetujuan

----------------------------------

-
Mataram, Januari

2020
Peneliti

WIDIA ASWARI
Lampiran 3
PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

1. Identitas/data biografis klien

• Nama :

................................................................................

• Umur :

................................................................................

• Pendidikan terakhir :

................................................................................

• Gol. Darah :

................................................................................

• Agama :

.................................................................................

• Status perkawinan :

................................................................................

• Alamat :

.................................................................................

• Jenis kelamin :

.................................................................................

• Orang yang paling dekat dihubungi :

.................................................................................

• Hubungan dengan usila :

.................................................................................
• Alamat & No Hp orang dan keluarga tersebut :

...................................................................

........................................................................................................................

........................

2. Riwayat Keluarga Pasangan :

........................................................................................................

• Kesehatan :

........................................................................................................

• Umur

:..........................................................................................................

• Pekerjaan :

.........................................................................................................

• Alamat :

.........................................................................................................

• Kematian :

.........................................................................................................

• Sebab kematian :

.........................................................................................................

• Tahun meninggal :

.........................................................................................................

• Anak :

.........................................................................................................
• Nama :

.........................................................................................................

• Alamat :

.........................................................................................................

• Kematian :

.........................................................................................................

• Sebab kematian :

........................................................................................................

3. Riwayat pekerjaan anak

• Status pekerjaan saat ini :

.............................................................................................

• Pekerjaan sebelumnya :

.............................................................................................

• Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :

.....................................

• Alamat :

.............................................................................................

• Pekerjaan :

.............................................................................................

• Jarak tempat kerja dari rumah :

.............................................................................................

• Alat transportasi :

.............................................................................................
4. Riwayat lingkungan hidup

• Tipe tempat tinggal/panti :

.............................................................................................

• Jumlah kamar :

.............................................................................................

• Jumlah orang yang tinggal di rumah/panti :

.........................................................................

• Derajat privacy :

.............................................................................................

Tetangga terdekat :

............................................................................................

• Alamat/telepon :

............................................................................................

• Kondisi panti :

............................................................................................

5. Riwayat Rekreasi

• Hobi/ minat :

............................................................................................

• Keanggotaan organisasi :

............................................................................................

• Liburan perjalanan :

............................................................................................
• Kegiatan di panti :

............................................................................................

6. Sumber/ sistem pendukung yang digunakan

• Dokter/perawat/bidan/fisioterapi, dll :

...............................................................................

• RS/klinik/yankes lain :

..............................................................................

• Jarak dari rumah/panti :

..............................................................................

• Makanan yang dihantar :

..............................................................................

• Perawatan sehari-hari oleh keluarga :

..............................................................................

7. Kebiasaan Ritual

• Agama :

.....................................................................................................

• Istirahat tidur :

.....................................................................................................

• Kebiasaan ibadah :

....................................................................................................

• Kepercayaan :

....................................................................................................

• Ritual makan :
....................................................................................................

8. Pengkajian aspek spiritual

• Afek dan sikap :

tenang/kesepian/depresi/marah/cemas/agitasi/apatis/preokupasi

• Perilaku

- Pasien tampak berdoa sebelum makan : ya/tidak

- Pasien membaca kitab suci atau buku keagamaan : ya/tidak

- Pasien seringkali mengeluh : ya/tidak

- Pasien merasa susah tidur : ya/tidak

- Pasien mengekspresikan kemarahannya terhadap agama : ya/tidak

• Verbalisasi

- Pasien menyebut Tuhan, doa, rumah ibadah, atau topik keagamaan

lainnya : ya/tidak

- Pasien pernah minta dikunjungi oleh pemuka agama :

ya/tidak

- Pasien mengekspresikan rasa takutnya terhadap kematian :

ya/tidak

• Hubungan interpersonal

- Siapa pengunjung pasien ?

................................................................................

- Bagaimana pasien berespons terhadap pengunjung


?.........................................

- Pemuka agama datang mengunjungi pasien : ya/tidak

- Bagaimana pasien berhubungan dengan pasien lain dan juga dengan

perawat ?..................................................................................................

..............

• Lingkungan

- Pasien membawa kitab suci atau perlengkapan ibadah lainnya :

ya/tidak

- Pasien menerima kiriman tanda simpati dari unsur keagamaan :

ya/tidak

- Pasien memakai tanda keagamaan :

ya/ tidak

9. Status Kesehatan saat ini

• Keluhan utama :

..................................................................................................

• Diagnosa medis :

..................................................................................................

Obat-obatan :

.................................................................................................

• Status Imunisasi :

.................................................................................................

• Alergi :

...................................................................................................
• Penyakit yang diderita:

....................................................................................................

• Nutrisi :

....................................................................................................

10. Status kesehatan Masa Lalu:

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

........................................................................

11. Tinjauan sistem

a.Keadaan Umum

1)Tingkat kesadaran:

2) GCS :

3) TTV :

4) IMT :

5) Bagaimana postur tulang belakang lansia

( ) Tegap ( ) Membungkuk ( ) Kifosis ( ) Skoliosis ( ) Lordosis

b. Head to Toe 1)

Kepala:

• Kebersihan : kotor/bersih

• Kerontokan rambut : ya/tidak Keluhan : ya/tidak


• Jika ya, jelaskan :

............................................................................................

2) Mata
Konjungtiva :

anemis/tidak
Sklera :

ikhterik/tida

k
Strabismus : ya/tidak
Penglihatan : kabur/tidak
Peradangan : ya/tidak
Katarak : ya/tidak
Penggunaan kacamata : ya/tidak

Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan :............................................

3) Hidung
Bentuk : simetris/tidak
Peradangan : ya/tidak
Penciuman : terganggu/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan :.............................................................

...

4) Mulut, tenggorokan, dan telinga

• Kebersihan : baik/tidak

• Mukosa : kering/lembab

• Peradangan/stomatitis : ya/tidak

• Gigi : karies/tidak, ompong/tidak


• Radang gusi : ya/tidak

• Kesulitan mengunyah : ya/tidak

• Kesulitan menelan : ya/tidak

Telinga

• Kebersihan : bersih/tidak

• Peradangan : ya/tidak

• Pendengaran : terganggu/tidak

• Jika terganggu, jelaskan : ...................................

• Keluhan lain : ya/tidak

• Jika ya, jelaskan :............................................

5) Leher

• Pembesaran kelenjar thyroid : ya/tidak

• JVD : ya/tidak Kaku kuduk : ya/tidak

• Keluhan : .............................................................

6) Dada

• Bentuk dada : normal/chest/barrel chest/pigeon chest

• Retraksi : ya/tidak

• Suara napas : vesikuler/tidak

• Wheezing : ya/tidak

• Ronchi : ya/tidak

Suara jantung tambahan : ada/tidak

• Ictus cordis : ICS

• Keluhan : ya/tidak
• Jika ya, jelaskan :

.................................................................................

7) Abdomen
 Bentuk : distended/flat/lainnya
 Nyeri tekan : ya/tidak
 Kembung : ya/tidak
 Supel : ya/tidak
 Bising usus : ada/tidak, frekwensi:.......................

kali/menit
 Massa : ya/tidak, regio........................................
 Keluhan : ya/tidak
• Jika ya, jelaskan :.................................

8) Genitalia

• Kebersihan : baik/tidak

• Haemoroid : ya/tidak

• Hernia : ya/tidak

• Keluhan : ya/tidak

• Jika ya, jelaskan :

.....................................................................................

9) Ekstremitas

• Kekuatan otot (skala 1-5) :

• Rentang gerak : maksimal/terbatas Deformitas : ya/tidak,

jelaskan: ...................................................

• Tremor : ya/tidak

• Edema : ya/tidak, pitting edema/tidak


• Penggunaan alat bantu : ya/tidak,

jenis........................................................

• Nyeri persendian : ya/tidak

• Paralysis :

• Refleks

( ) kanan dan atau kiri

( ) biceps

( ) Triceps

( ) Patelar

( ) Achiles

10) Integumen

 Kebersihan : baik/tidak
 Warna : pucat/tidak
 Kelembaban :

kering/lemba

b
 Lesi/luka : ya/tidak
 Perubahan tekstur : ya/tidak
• Gangguan pada kulit : ya/tidak

Jelaskan : .............................................................................

11) Pengkajian status fungsional, kognitif, afektif, sosial a. Pengkajian Status

Fungsional

INDEKS KATZ
Skor Kriteria
Indeks Katz

A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,

berpakaian dan Mandi

B : Kemandirian dalam semua hal, kecuali satu dari fungsi tersebut

C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.

D :Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu

fungsi tambahan

E : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar

kecil, dan satu fungsi tambahan

F : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar

kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan

G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

b. Pengkajian Status Kognitif

Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)

Benar Salah Nomor Pertanyaan


1. Tanggal berapa hari ini?
2. Hari apa sekarang?
3. Apa nama tempat ini?
4. Dimana alamat Anda?
5. Berapa anak Anda?
6. Kapan Anda lahir?
7. Siapakah Presiden Indonesia saat ini?
8. Siapakah Presiden Indonesia sebelumnya?
9. Siapakah nama ibu anda?
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
10.
angka baru semua secara menurun
Jumlah
Interpretasi
Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : fungsi intelektual kerusakan berat

SPMSQ
Skor Kriteria

d. Pengkajian Status Afektif menggunakan Skala Depresi Geriatrik Yesavage

(GDS) Long Version

Skala Depresi Geriatrik Yesavage (GDS) Long Version

No. Pertanyaan Jawaban Skor


1. Apakah pada dasarnya Anda puas dengan Ya/Tidak

kehidupan Anda?
2. Apakah Anda sudah meninggalkan banyak Ya/Tidak

kegiatan dan minat/kesenangan Anda?


3. Apakah Anda merasa kehidupan Anda Ya/Tidak

hampa?
4. Apakah Anda sering merasa bosan? Ya/Tidak
5. Apakah Anda penuh pengharapan akan masa Ya/Tidak

depan?
6. Apakah Anda diganggu oleh pikiran-pikiran Ya/Tidak

yang tidak dapat Anda

keluarkan/ungkapkan?
7. Apakah Anda mempunyai semangat baik Ya/Tidak

sepanjang waktu?
8. Apakah Anda takut sesuatu yang buruk akan Ya/Tidak

terjadi pada Anda?


9. Apakah Anda merasa bahagia pada sebagian Ya/Tidak

besar waktu Anda?


10. Apakah Anda sering merasa tidak berdaya? Ya/Tidak
11. Apakah Anda sering merasa gelisah dan Ya/Tidak

resah/gugup?
12. Apakah Anda lebih senang tinggal di rumah Ya/Tidak

daripada pergi keluar dan mengerjakan

sesuatu hal yang baru?


13. Apakah Anda seringkali kuatir akan masa Ya/Tidak

depan?
14. Apakah Anda merasa mempunyai banyak Ya/Tidak

masalah dengan daya ingat Anda

dibandingkan kebanyakan orang?


15. Apakah Anda pikir hidup Anda sekarang ini Ya/Tidak

menyenangkan?
16. Apakah Anda merasa murung dan sedih? Ya/Tidak
17. Apakah Anda merasa tidak berharga seperti Ya/Tidak

perasaan Anda saat ini?


18. Apakah Anda sangat kuatir tentang kejadian- Ya/Tidak

kejadian masa lalu?


19. Apakah Anda merasakan bahwa kehidupan Ya/Tidak

ini sangat menyenangkan/menarik?


20. Apakah Anda merasa berat untuk memulai Ya/Tidak

proyek/pekerjaan baru?
21. Apakah Anda merasa penuh semangat? Ya/Tidak
22. Apakah Anda merasa bahwa keadaan Anda Ya/Tidak

tidak ada harapan?


23. Apakah Anda pikir bahwa orang lain lebih Ya/Tidak

baik keadaannya daripada Anda?


24. Apakah Anda seringkali kesal terhadap Ya/Tidak
halhal sepele?
25. Apakah Anda seringkali merasa ingin Ya/Tidak

menangis?
26. Apakah Anda mempunyai kesulitan dalam Ya/Tidak

berkonsentrasi?
27. Apakah Anda senang bangun di pagi hari? Ya/Tidak
28. Apakah Anda lebih senang menghindari Ya/Tidak

kegiatan sosial?
29. Apakah mudah bagi Anda untuk mengambil Ya/Tidak

keputusan?
30. Apakah pikiran Anda jernih seperti Ya/Tidak

biasanya?
Total

Intrepetasi:

Skor 0-9 : not depressed (tidak depresi/normal)

Skor 10-19 :mild depression (depresi ringan)

Skor 20-30 :severe depression (depresi sedang/berat)

GDS Long Version


Skor Kriteria

e. Pengkajian Status Fungsional

APGAR Keluarga (Adaptation, Partnership, Growth, Affection, Resolve)

N Penilaian Selalu Kadangkadang Hampir Total

o (Poin (Poin 1) tidak


2) pernah

(Poin 0)
1. Saya puas bisa kembali pada

keluarga saya yang ada

untuk membantu pada

waktu sesuatu menyusahkan

saya (adaptasi)
2. Saya puas dengan cara

keluarga saya

membicarakan sesuatu dan

mengungkapkan masalah

dengan saya (hubungan)


3. Saya puas bahwa keluarga

saya menerima dan

mendukung keinginan saya

untuk melakukan aktivitas

(pertumbuhan)
4. Saya puas dengan cara

keluarga saya

mengekspresikan afek dan

berespons terhadap emosi

saya, seperti marah, sedih,

atau mencintai (afek).


5. Saya puas dengan cara

teman saya dan saya

menyediakan waktu

bersama-sama
Total

Interpretasi

Jumlah skor Interpretasi


7-10 Tidak terdapat disfungsi

keluarga
4-6 Disfungsi keluarga ringan
0-3 Disfungsi keluarga berat

Apgar Keluarga Klien


Skor Kriteria

12) Data Penunjang

Hasil pemeriksaan : ...............................................................

DATA FOKUS

NO Data Objektif Data Subjektif


ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DO:............................... ...........................................

DS:................................

..............................................

................................................

...............................................
Diagnosa Keperawatan:

1..................................................................................................................................

2..................................................................................................................................

RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI

KEPERAWATAN NOC NIC


Dx.............. Setelah dilakukan

intervensi selama 2x

DO 24 jam, Kriteria

DS hasil yang

diinginkan antara

lain..........................
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal/har Diagnosa Implementasi Evaluas Para

i Keperawatan i f

................. Dx................ Jam Jam

S:

DO: O:

DS: A:

P:

Catatan:

- Setiap tindakan yang ditulis di implementasi harus ada hasilnya di kolom

evaluasi.
Lampiran 4

CHEKLIST

ASPEK YANG DINILAI NILAI

0 1 2
Definisi :

Senam lansia rudat merupakan olah raga yang salah satunya


bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen
kedalam otot-otot dan rangka yang aktif kehususnya terhadap otot
jantung.
Tujuan : Untuk menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi.

Pelaksanaan
Persiapan pasien :
Memeperkenalkan diri.
Bina hubungan saling percaya.
Meminta pengunjung atau keluaraga meninggalkan ruangan.
Menjelaskan tujuan.
Menjelaskan langkah prosedur yanga akan di lakukan.
Menyepakati waktu yang akan di gunakan.
Persiapan alat dan bahan :
Stetoskop
Manset tensi
Informed conset
Lembar wawancara
Lembar observasi
Checklist senam lansia rudat
Tahap pre interaksi:
cuci tangan
siapkan alat-alat

Tahap orientasi :

Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang disenangi.


Memperkenalkan nama.
Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga.
Menjelaskan tentang kerahasiaan.

Tahap kerja :
PEMANASAN
1). Jalan ditempat dengan posisi tangan kiri di pinggang dalam
hitungan 1 sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali.

2). Jalan ditempat dengan posisi tangan dipinggang, Anggukkan

kepala keatas-bawah dalam hitungan 1 sampai 8 dilakukan

sebanyak 5 kali, setelah itu anggukkan kekiri-kanan dalam

hitungan 1 sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali.


3). Jalan ditempat dengan posisi tangan sejajar dengan badan, dan

bahu kiri diangkat lebih tinggi dengan bahu kanan, sebaliknya

bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri, kemudia kedua bahu

diangkat memutar kebelakang, sebaliknya memutar ke depan

mulai dari hitungan  1 sampai 8 sebanyak 5 kali.

4). Posisi kaki kanan ditekuk dan tangan kanan memegang lutut

kanan, posisi kaki kiri lurus kesamping dan posisi tangan lurus

miring ke kanan ditahan selama hitungan 1 sampai 8 dilakukan,

begitu sebaliknya.
5). Posisi kaki ditekuk kedua tangan lurus kedepan, berdiri tegap

tangan diangkat, kaki ditekuk tangan direntangkan dalam hitungan

1 sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali.

TAHAP INTI SENAM

1). Posisi tangan lurus kedepan dan tangan ditepuk-tepuk hitungan

dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali.


2). Posisi tangan lurus ke depan, jari-jari dibuka dan ditepuk-tepuk

hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali.

3). Posisi tangan didepan jari-jari direnggangkan dan ditepuk-

tepuk memasuki sela-sela jari selama 8 detik.

4). Posisi jari sela-sela antara ibu jari dan jari telunjuk dibuka,

ditepuk-tepuk secara bergantian hitungan dari 1 sampai 8 mulai

dari dilakukan sebanyak 5 kali.


5). Posisi tangan menghadap keatas dan masing-masing sisi

bersentuhan dan ditepuk-tepuk, sebaliknya posisi telapak tangan

menghadap ke bawah dan ditepuk-tepuk hitungan dari 1 sampai 8

mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali.

6). Posisi tangan kiri menghadap kebawah dan tangan kanan

menepuk pergelangan tangan menggunakan menggunakan sisi

telapak tangan, begitu sebaliknya hitungan dari 1 sampai 8 mulai

dari dilakukan sebanyak 5 kali.


7). Posisis tangan disatukan memepentuk kuncuk sejajar dengan

dada, dan diayunkan menghadap atas bawah selama 8 detik.

8). Posisi tangan direntangkan ke depan, jari-jari seperti meremas

dan dibuka hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan

sebanyak 5 kali.

9). Posisi tangan kanan direntangkan menghadap kebawah dan

tangan kiri menepuk-nepuk bagian siku dan bahu begitu


sebaliknya hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan

sebanyak 5 kali.

10). Posisi tangan menepuk bagian pinggang belakang hitungan

dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali.

11). Posisi tangan menepuk bagian samping paha hitungan dari 1

sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali.

12). Posisi tangan menepuk betis bagian samping hitungan dari 1


sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5 kali.

13). Posisi tangan direntangkan ke depan, kaki lurus dan ditekuk

kedepan hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan sebanyak 5

kali.

14). Posisi tangan di perut bagian kiri dan kanan ditepuk-tepuk

secara perlahan hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan

sebanyak 5 kali.
15). Posisi tangan di perut bagian kiri dan kanan, perut ditahan

dan kaki jinjit hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari dilakukan

sebanyak 5 kali.

Tahap terminasi :

Menyimpulkan hasil perosedur yang dilakukan.

Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.

Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien.

Tahap Evaluasi :

Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan

kegiatan.

Tahap dokumentasi :

Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.


Keterangan :

0 = tidak dikerjakan.

1 = di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna.

2 = dikerjakan dengan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai