Kelompok 3
1. Ahmad ridho
2. Aina Hanaan Alfyah
3. Amanda Ratna
4. Febrianti Azhari Mahmud
5. Indah Ayu Lestari
6. Muhammad Haikal
A. UNSUR INTRINSIK
1. Tema
Tema adalah persoalan yang diangkat dalam novel. Tema mewakili isi novel
secara umum. Tema dapat juga disebut ide utama atau tujuan utama. Oleh karena
itu, dalam suatu novel akan terdapat satu tema pokok dan sub-subtema. Pembaca
harus mampu menentukan tema pokok dari suatu novel. Tema pokok adalah tema
yang dapat memenuhi atau mencakup isi dari keseluruhan cerita.
2. Tokoh dan penokohan
Tokoh ialah semua orang yang terlibat di dalam novel. Karena sifatnya yang
kompleks, di dalam novel terdapat banyak tokoh. Tokoh-tokoh itu mempunyai
watak yang berbeda, contoh :
- Protagonis ( sifat baik )
- Antagonis ( sifat buruk )
- Titragonis ( penengah )
3. Alur
Alur (Plot) merupakan serangkaian peristiwa-peristiwa yang membentuk sebuah
jalannya cerita pada novel. Secara umum alur pada novel dibedakan menjadi 3
macam, antara lain:
- Alur maju (Progresif), merupakan alur peristiwa-peristiwa atau kejadian
dalam cerita yang bergerak secara urut dari awal hingga akhir dan memiliki
jalan cerita yang rapi.
- Alur mundur (Regresif), merupakan alur peristiwa-peristiwa atau kejadian
dalam cerita yang bergerak secara terbalik atau dari yang sudah berlalu.
- Alur campuran, adalah perpaduan antara alur maju (Progresif) dengan alur
mundur (Regresif ) namun kadang jalannya alur secara acak dan tidak rapi.
Alur ini biasanya digunakan untuk novel misteri atau novel fantasi.
4. Latar
Latar terbagi atas tiga jenis, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
- Latar tempat berhubungan dengan ruang waktu, misalnya di Jawa, di kota
Semarang tahun berapa, hari apa.
- Latar waktu berarti kejadian itu terjadi pada waktu tertentu misalnya, pagi,
siang sore, malam , fajar.
- Latar suasana berhubungan dengan suasana dalam cerita misalnya, haru,
mencekam, bahagia.
5. Sudut pandang, merupakan cara pandang pengarang dalam menempatkan dirinya
pada cerita. Sudut pandang ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
- Sudut pandang orang pertama-sebagai pelaku utama. Kalimat yang digunakan
biasanya menggunakan kalimat dalam bentuk aktif, dan pengarang
menggunakan kata ganti “Aku” atau “Saya”.
- Sudut pandang orang pertama-sebagai pelaku sampingan
Pengarang seperti menceritakan atau mengungkapkan tanggapannya atau
sebagai pencerita apa yang dilihatnya dari tokoh utama.
- Sudut orang ketiga-serba tahu
Disini pengarang menempatkan dirinya menjadi pelaku cerita sekaligus
penciptanya. Bisa dikatakan posisi ini merupakan posisi sebebas-bebasnya.
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah senjata utama pengarang untuk menghidupkan cerita.
Menurut jenisnya, gaya Bahasa dibedakan menjadi:
- Personifikasi, menerangkan tentang benda mati seolah olah hidup dan
mempunyai sifat seperti manusia.
- Simile, menerangkan segala sesuatu dengan perumpamaan.
- Hiperbola, menerangkan sesuatu dengan cara berlebihan dengan tujuan
memberikan efek yang lebih mendalam.
7. Amanat
Amanat ialah pesan moral yang disampaikan oleh pengarang melalu cerita dalam
novel. Amanat bisa berupa kritik social, ajakan, protes, dan lain sebagainya.
Amanat umumnya dibagi menjadi dua:
- Tersurat, amanat yang pesan nya disampaikan secara langsung sehingga bisa
dicerna seketika.
- Tersirat, amanat yang pesan nya disampaikan secara tersembunyi
B. UNSUR EKSTRINSIK
Unsur ekstrinsik memuat semua nilai di luar unsur intrinsik novel, seperti kehidupan
sosial, ajaran agama, dan kepengarangan.
Berikut ini adalah beberapa unsur ekstrinsik novel:
1. Unsur Biografi
Merupakan unsur tentang latar belakang penulis, diantaranya seperti tempat
tinggal penulis, keluarganya, latar belakang pendidikannya, lingkungannya, dan
lain sebagainya.
2. Unsur Sosial
Unsur sosial sangat erat hubungannya dengan kondisi masyarakat ketika puisi
dibuat. Misalnya puisi tersebut dibuat ketika masa orde baru. Pada waktu itu
kondisi masyarakat sedang dalam keadaan kacau dan keadaan pemerintahan pun
acak-acakan, sehingga puisi yang dibuat pada waktu itu adalah puisi yang berisi
sindiran-sindiran terhadap masyarakat.
3. Unsur Nilai
Berkaitan dengan pendidikan, ekonomi, politik, sosial, budaya, adat-istiadat,
hukum, seni, dan lain sebagainya. Nilai yang ada dalam novel menjadi daya tarik
tersendiri bagi pembaca, dan juga cukup mempengaruhi baik tidaknya novel
tersebut.
B. Majas Pertentangan
1. Majas Antitesis adalah Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan.
Contoh : Air susu dibalas air tuba
2. Majas Litotes adalah Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk
merendahkan hati. Contoh :Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
3. Majas Oksimoron adalah Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
4. Majas Kiasmus adalah Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse.
Contoh :
a). Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
5. Majas Antanaklasis adalah Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna
yang berbeda. Contoh :
a). Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
6. Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
C. Majas Sindiran
1. Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh :
a). Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
b). Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas
c). Kamu pintar sekali, nilai raport mu merah semua
2. Majas Sinisme adalah Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh :
a). Perilakumu membuatku kesal
3. Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas inibiasanya diucapkan oleh orang yang
sedang marah.Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
D. Majas Penegasan
1. Majas Tautologi adalah Majas yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk
mempertegas arti. Contoh :
a). Saya khawatir dan was – was dengannya
b). Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran
saja.
2. Majas Repetisi adalah Majas perulangan kata – kata sebagai
penegasan. Contoh :
a). Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
b). Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita,
marilah kita sambut putra bangsa.
3. Majas Retoris adalah Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya
sudah diketahui.Contoh :
a). Siapakah yang tidak ingin hidup ?
b). Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
5. Majas Klimaks adalah Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut
yang makin lama makin mendebat. Contoh :
a). Semua anak-anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
b). Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak
berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.
10. Majas Elipsis adalah Majas yang manghilangkan suatu unsur kalimat.
Contoh :
1. Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
2. Aku kerja
11. Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun takmemerlukan
jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran,atau menggugah.
Contoh:
1. Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
2. Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
TERIMA KASIH.