Makalah Kimia Anorganik I Nitrogen Disus
Makalah Kimia Anorganik I Nitrogen Disus
NITROGEN
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS JAMBI
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan ridha-Nya
makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini kami tulis guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Anorganik I pada
semester 3 tahun 2015 ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi manfaat
bagi pembaca sekalian.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penulisan makalah ini, khususnya kepada:
1. Bapak Drs. Abu Bakar M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Anorganik I
Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
3. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberi dorongan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
4. Semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalahh ini adalah untuk mengetahui:
1. Sejarah unsur Nitrogen
2. Struktur unsur Nitrogen
3. Keberadaan unsur Nitrogen di alam
4. Sifat fisik dan kimia unsur Nitrogen
5. Pembuatan unsur Nitrogen secara laboratorium dan industry
6. Senyawa dan pembuatan unsur Nitrogen
7. Penggunaan senyawa Nitrogen
8. Bahaya dari senyawa Nitrogen
BAB II
PEMBAHASAN
Nitrogen (Latin nitrum, Bahasa Yunani Nitron berarti "soda asli", "gen", "pembentukan")
secara resmi ditemukan oleh Daniel Rutherford pada 1772, yang menyebutnya udara beracun
atau udara tetap. Pengetahuan bahwa terdapat pecahan udara yang tidak membantu dalam
pembakaran telah diketahui oleh ahli kimia sejak akhir abad ke-18 lagi. Nitrogen juga dikaji
pada masa yang lebih kurang sama oleh Carl Wilhelm Scheele, Henry Cavendish, dan Joseph
Priestley, yang menyebutnya sebagai udara terbakar atau udara telah flogistat. Gas nitrogen
adalah cukup lemas sehingga dinamakan oleh Antoine Lavoisier sebagai azote, dari pada
perkataan Yunani yang bermaksud "tak bernyawa". Istilah tersebut telah menjadi nama kepada
nitrogen dalam perkataan Perancis dan kemudiannya berkembang ke bahasa-bahasa lain.
Senyawa nitrogen diketahui sejak Zaman Pertengahan Eropa. Ahli alkimia mengetahui
asam nitrat sebagai aqua fortis. Campuran asam hidroklorik dan asam nitrat dinamakan akua
regia, yang diakui karena kemampuannya untuk melarutkan emas. Kegunaan senyawa nitrogen
dalam bidang pertanian dan perusahaan pada awalnya ialah dalam bentuk kalium nitrat,terutama
dalam penghasilan serbuk peledak (garam mesiu), dan kemudiannya, sebagai baja dan juga stok
makanan ternak kimia.
Nitrogen adalah gas tak bewarna dan tak berasa yang menempati 78.1% atmosfer (persen
volume). Nitrogen dihasilkan dalam jumlah besar bersama oksigen (bp -183.0oC) dengan
mencairkan udara (bp -194.1oC) dan diikuti proses memfraksionasi nitrogen (bp -195.8oC).
Nitrogen adalah gas inert di suhu kamar namun dikonversi menjadi senyawa nitrogen oleh proses
fiksasi biologis dan melalui sintesis menjadi amonia di industri. Sebab dari keinertannya adalah
tingginya energi ikatan rangkap tiga N≡N. Dua isotop nitrogen adalah 14N (99.634 %) dan 15N
(0.366 %). Kedua isotop ini aktif NMR.
2.3 Keberadaan Nitrogen di Alam
Nitrogen lazim juga disebut sebagai unsur “malas”. Gas ini tidak membantu proses
pembakaran ataupun menyala ketika Anda mencoba menyalakannya. Hanya pada suhu tinggi
dan tekanan besar sehingga Ahli Kimia di laboratorium atau Insinyur Kimia di pabrik bisa
membuat nitrogen berikatan dengan unsur lain, yakni hidrogen untuk membentuk gas ammonia
(NH3), dari senyawa ini senyawa nitrogen lainnya dibuat. Pabrik atau industri amonia umumnya
sebagai bagian pabrik pupuk urea, dengan bahan baku gas alam, misalnya pabrik amonia di PT
Pupuk Sriwijaya, Palembang, atau di PT Pupuk Kalimantan Timur, Bontang atau di PT
Petrokimia, Gresik.
Sebelumnya di alam telah ditemukan bakteri-bakteri di akar pada tanaman tertentu dapat
mengambil nitrogen dari udara dan mengkombinasikannya dengan oksigen dan mineral-mineral
dalam tanah membentuk “nitrat”. Dan senyawa ini memiliki peran sangat penting bagi kita
semua, karena semua tanaman membutuhkannya untuk tumbuh subur. Jika tanaman tidak
mendapatkannya secara alami, petani harus menambahkan ke dalam tanahnya dalam bentuk
pupuk tertentu.
Siklus Nitrogen di Alam
Aplikasi Nitrogen sebagai pupuk dalam bentuk NPK maupun Urea (kandungan N~46%)
Aplikasi senyawa nitrogen yakni amonium nitrat yang banyak digunakakan untuk bahan
peledak di pertambangan
Aplikasi penggunaan nitrogen yang bisa Anda temui dalam kehidupan sehari-hari adalah
penggunaannya untuk pengisian ban. Dibandingkan dengan diisi udara, gas nitrogen lebih padat
dari udara sehingga lebih stabil terutama ketika ban dipakai lama atau jarak jauh, ban juga jarang
kempes dan tidak adanya unsur uap air dalam ban, yang kalau terkena logam menyebabkan
korosi. Mulanya ban nitrogen ini hanya untuk aplikasi mobil balap Formula 1 (F1).
Di alam nitrogen terdapat dalam bentuk gas N2 yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa dan tidak beracun. Pada suhu yang endah nitrogen dapat membentuk cairan bahkan kristal
padat yang tidak berwarna (bening). Selain itu nitrogen juga terdapat dalam bentuk senyawa
nitrat, amoniak. protein dan beberapa mineral penting seperti KNO3 dan sendawa Chili, NaNO3.
Nitrogen cair digunakan untuk mendinginkan komponen-komponen elektronika pada suhu
mencapai -196 C
Nitrogen terdapat dalam golongan 15, atomnya mempunyai lima elektron valensi dalam
konfigurasi ns2 np3. Bilangan oksidasi terbesar adalah +5. Dalam senyawa dengan hydrogen
(NH3), mempunyai bilangan oksidasi negatif.
Bilangan oksidasi yang umum untuk nitrogen adalah -3,+3 dan +5. Nitrogen adalah
unsur yang unik dalam golongannya karena dapat membentuk senyawa dalam semua
bilangan oksidasi dari -3 sampai +5. Oleh karena itu sejumlah senyawa nitrogen dapat
mengalami reaksi disproporsionasi. Dalam keadaan bilangan oksidasi positif atom nitrogen
membentuk ikatan kovalen. Oksidasinya adalah oksida asam. Sebagai unsur bebas, nitrogen
adalah gas diatomic.
2.5.2 Industri
1. Filtrasi
Pada saat udara dihisap oleh compressor, terlebih dahulu udara disaring dengan
menggunakan filter, agar kotoran atau gas-gas pengotor dari udara bebas dapat disaring dan tidak
terikut dalam proses – proses selanjutnya.
Contoh gas pengotor : uap air dan karbondioksida, debu juga bisa menjadi zat pengotor
pada udara bebas. Zat pengotor ini harus dihilangkan karena dapat menyebabkan penyumbatan
pada perlatan, tingkat bahaya yang dapat ditimbulkan, korosi, dan juga dalam batas – batas
tertentu dilarang terkandung dalam spesifikasi produk akhir.
2. Kompressi
Alat yang digunakan yaitu compressor, dimana fungsinya yaitu menaikkan tekanan udara
bebas yang diserap sampai 145 – 175 Psig.atau sekitar 6 bar.
3. Cooling Water
Air umumnya digunakan sebagai pendingin pada industry sebab air tersedia jumlahya
dan mudah ditangani. Air juga mampu menyerap sejumlah besar enegi per satuan volume dan
tidak mengalami ekspansi maupun pengerutan dalam rentang temperature yang biasanya
dialaminya. System penguapan terbuka merupakan tipe system pendingin yang umumnya
digunakan dalam plant pemisahan udara.
4. Purrification (Pemurnian)
Pada proses ini terdapat proses penyerapan ( adsorpsi ) terhadap material / zat – zat
pengotor dari feed air , diantaranya : uap air, karbon monoksida, karbon dioksida, dan beberapa
kandungan hidrokarbon. Pada beberapa industry, menggunakan 2 layer pada vessel pemurnian
ini, layer bawah menggunakan alumina untuk menyerap / mengadsorpsi kandungan uap air
dalam udara dan bagian top / atas menggunakan molecular sieve yang bertindak sebagai
adsorben untuk menghilangkan karbondioksida.
5. Heat Exchanger (Pemindah Panas)
Melewati exchanger, udara didinginkan hingga mendekati titik pencairan. Karena udara
menjadi dingin, mula – mula uap air akan menjadi deposit, dimulai jadi cairan kemudian berubah
menjadi salju halus dengan arah yang berlawanan. Fungsi heat exchanger untuk memudahkan
pergerakan panas yang akan dipindahkan aliran panasnya, dari zat yang memiliki panas lebih
tinggi menuju daerah yang dingin hingga temperature keduanya sama.
6. Ekspansi
Udara yang dingin tersebut diekspansikan atau diturunkan pressurenya sampai tekanan
menjadi 70 – 80 psig hingga udara tersebut cair.
7. Distilasi
Pada proses ini final terjadi proses pemisahan antara gas – gas yang terkandung pada
udara bebas sebagai umpan melalui perbedaan titik didih (relative volatilitas). Dimana nitrogen
memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas – gas lain yang terkandung dalam
udara yaitu -195. Bila dipisahkan masing – masing gas pada proses vaporisasi (destilasi), maka
nitrogen akan cepat menguap dan menghasilkan produk gas yang siap digunakan. Gas nitrogen
yang dihasilkan dari proses vaporisasi bisa dirubah bentuk menjadi liquid dengan cara
dilewatkan pada kolom – kolom
1. Amonia
Amonia adalah gas yang mudah mencair, titik didihnya -33,4 0C dan membeku pada -
77,70C. Amonia sangat mudah dikenali karena baunya yang sangat khas. Keberadannya di
udara dapat terdeteksi pada kadar 50 – 60 PPM.pada kadar 100 – 200 ppm, amoniak
menyeba:bkan iritasi mata dan masuk ke paru-paru. Pada konsentrasi tinggi uap ammonia
mengakibatkan pary-paru dipenuhi dengan air dan dengan cepat menimbulkan kematian,
bila tidak segera diberi pertolongan.
Penggunaan terpenting ammonia adalah sebagai induk untuk pembuatan senyawa
nitrogen yang lain, seperti asam nitrat (HNO3), dan ammonium klorida (NH4Cl). Dan
pembuatan pupuk , terutama pupuk urea, CO(NH2)2, pupuk ammonium nitrat NH4NO3 dan
pupuk ZA, (NH4)2SO4.
Selain itu ammonia digunakan sebagai pendingin dalam pabrik es. Karenaamonia
mudah mencair bila di kompresikan dan menguap kembali bila diekspansikan. Amonia
juga sering digunakan sebagai pelarut karena kepolaran ammonia cair hamper sama dengan
kepolaran air. Amonia caur dapat melarutkan logam golongan VA dan IIA. Larutan yang
dihasilkan berwarna biru, karena terjadi amoniasi electron. Amoniasi adalah molekul zat
terlarut dikelilingi ammonia cair. Hal ini serupa dengan terhidrasinya suatu kation oleh air.
Pembuatan ammonia dengan proses Haber-bosch merupakan suatu proses yang sangat
pentingbdalam dunia industri, mengingat kebutuhan ammonia sebagai bahan dasar utama
dalam pembuatan berbagai produk, misalnya pupuk urea, asam nitrat, dan senyawa
nitrogen lainnya. Adapun reaksi proses Haber-bosch yaitu:
N2(g) + 3H2(g) 2 NH3(g)
Untuk memberikan hasil yang optimal, reaksi tersebut berlangsung pada suhu 450oC-
500oC. Agar proses kesetimbangan cepat selesai, digunakan katalisator besi yang
dicampur dengan Al2O3, MgO, GaO, dan K2O, untuk menggeser reaksi ke arah zat produk
( kekanan ), tekanan yang digunakan harus tinggi. Tekanan 200 atm akan memberikan
hasil NH3 15%, tekanan, 350 atm menghasilkan NH3 30 % dan tekanan 1000 atm akan
mendapatkan NH3 40%.
Selama proses berlangsung, untuk menghasilkan jumlah amonia sebanyak-banyaknya
gas nitrogen dan hidrogen di tambahkan secara terus- menerus ke dalam sistem. Amonia
yang terbentuk harus segera dipisahkan ari campuran, dengan cara mengembunkanya. Ini
karena titik didih amonia jauh lebih tinggi dan titik didih nitrogen dan nitrogen.
2. Nitrida
Nitrida adalah senyawa biner nitrogen ( biloks 3 ) dengan unsur – unsur selain
hydrogen. Nitrida logam IA dan IIA merupakan senyawa dengan titik leleh yang tinggi,
bersifat ionik dan nitrogen terdapat sebagai ion N3-. Nitrida logam dibuat melalui
pemanasan pada suhu tinggi logam dengan amonia atau nitrogen. Contohnya:
3Mg (s) + 2NH3 (g) Mg3N2 (s) + 3H2 (g)
Ion nitrida N3- merupakan basa bronsted yang kuat, memberikan NH3 bereaksi dengan
air.
Nitrida non logam merupakan senyawa yang berikatan kovalen. Sifat-sifat senyawa itu
berbeda-beda. Contohnya boron nitrida mempunyai titik leleh 30000C dan sangat inert.
Rumus kimia boron menunjukan rumus empirisnya, bukan rumus molekulnya.
Sebaliknya, nitrida karbon yaitu sianogen mempunyai rumus molekul (CN)2. Senyawa
ini membentuk gas dan sangat beracun. Nitrida sukfur mempunyai rumus molekul S4N4
meleleh pada 1780C, tetapi dapat meledak bila dipanaskan terlalu cepat.
3. Hidrazin, hidrosiklamin dan azida
0 C
Hidrazin merupakan cairan tak berwarna yang beracun, mendidih pada 113,5 dan
bersifat bassa yang lebih lemah dari pada amunia. Bilangan oksidasi N pada hidrazin
adalah -2 hidrazin dibuat secara komersial melalui proses rasching, yaitu oksidasi amonia
oleh natrium hipoklorit.
Hidroksilamin HONH2 berupa padatan putih meleleh pada 3500C bersifat bassa
dengan Kb = 6,6 x 10-9 pada 25o C. Bilangan oksidasi N pada hidroksi lamin adalah -1.
Asam dirozoik mengandung N dengan biloks -1/3 dalam keadaan murni. Berupa
cairan tak berwarna yang sangat mudah meledak bersifat asam lemah. Ionazid berbentuk
linear dan simetris, berdasarkar teori ikatan palensi bentuk struktur resoninsasinya sebagai
berikut:
Ionazid dalam pelarut air memberlakukan seperti ion halida,karena itu sering di sebut
psudohalida. Diketahui ada beberapa garam yang di sebit sebagai azida. Azida dari logam
berat seperti timbal azida meledak bila terbentur dengan keras, karenanya di gunakan
sebagai tutup detonantor dan peralatan yang di rancang untuk melendakan material
lain.seperti bubuk mesium. Azid dari logam 1 A tidak mudah meledak
Namun usaha komersial dari proses ini tidak berjalan dengan mudah mengingat
banyaknya kebutuhan energi yang besar dan efisiensinya yang terlalu rendah. Setelah ini banyak
proses terus dikembangkan untuk perbaikan. Nitrogen pernah juga diikatkan dari udara sebagai
kalsium sianida, namun tetap saja proses ini masih terlalu mahal. Proses-proses lain juga tidak
terlalu berbeda, seperti pengolahan termal atas campuran oksida nitrogen (NOX), pembentukan
sianida dari berbagai sumber nitrogen, pembentukan aluminium nitrida, dekomposisi amonia dan
sebagainya. Semuanya tidak menunjukkan harapan untuk dapat dikomersialkan walaupun secara
teknis semua proses ini terbukti dapat dilaksanakan.
Sampai akhirnya Haber dan Nernst melakukan penelitian yang menyeluruh tentang
keseimbangan antara nitogen dan hidrogen di bawah tekanan sehingga membentuk amonia. Dari
penelitian ini pula didapatkan beberapa katalis yang sesuai. Reaksi ini sebenarnya membutuhkan
tekanan sistem yang tinggi, tetapi pada masa itu peralatan yang memadai belum ada dan mereka
merancang peralatan baru untuk reaksi tekanan tinggi (salah satu sumbangan dari perkembangan
industri baru ini).
Bukan peralatan tekanan tinggi saja yang akhirnya tercipta karena dipicu oleh tuntutan
industri nitrogen ini. Haber dan Bosch, ilmuwan lain yang bekerjasama dengan Haber, juga
mengembangkan proses yang lebih efisien dalam usahanya menghasilkan hidrogen dan nitrogen
murni. Proses sebelumnya adalah dengan elektrolisis air untuk menghasilkan hidrogen murni,
dan distilasi udara cair untuk mendapatkan nitrogen murni yang kedua usaha ini masih terlalu
mahal untuk diaplikasikan dalam mengkomersialkan proses baru pembuatan amonia mereka.
Maka mereka menciptakan proses lain yang lebih murah.
Usaha bersama mereka mencapai kesuksesan pada tahun 1913 ketika berhasil
membentuk amonia pada tekanan tinggi. Proses baru ini masih memerlukan banyak energi
namun pengembangan lebih lanjut terus dilakukan. Dengan cepat proses ini berkembang
melebihi proses sintetis senyawa nitrogen lainnya, dan menjadi dominan sampai sekarang
dengan perbaikan-perbaikan besar masih berlanjut.
Nitrogen ditemukan pada semua asam amino, yang merupakan penyusun protein
organisme-organisme. Nitrogen tersedia bagi tumbuhan hanya dalam bentuk dua mineral, yaitu
NH4 (amonium) dan NO3- (nitrat). Meskipun atmosfer bumi hampir 80% terdiri dario nitrogen,
unsur ini sebagian besr terdapat dalam bentuk gas nitrogen (N2) yang tidak tersdedia bagi
tumbuhan.
Nitrogen memasuki ekosistem melalui dua jalur alamiah, yang keutamaan relatifnya
sangat nervariasi dari ekosistem ke ekosistem yang lain. Yang pertama, deposit pada atmosfer,
merupakan 5-10 % dari nitrogen yang dapat digunkan yang memasuki sebagian besar ekosistem.
Dalam proses ini, NH4+ dan NO3-, kedua bentuk yang tersedia bagi tumbuhan, ditambahkan
ketanah melalui kelarutannya dalam air hujan atau melalui pengendapan debu-debu halus atau
butiran lainnya
1. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah nitrogen di
udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang mem-fiksasi nitrogen disebut diazotrof.
Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaze yang dapat menggabungkan hidrogen dan
nitrogen. Reaksi untuk fiksasi nitrogen biologis ini dapat ditulis sebagai berikut :
N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2
a. Fiksasi biologis
Beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan dengan tanaman polongan) dan
beberapa bakteri yang hidup bebas dapat memperbaiki nitrogen sebagai nitrogen organik. Sebuah
contoh dari bakteri pengikat nitrogen adalah bakteri Rhizobium mutualistik, yang hidup dalam
nodul akar kacang-kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah contoh dari hidup bebas bakteri
Azotobacter.
Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C, dan dengan penggunaan katalis besi, nitrogen
atmosfer dan hidrogen (biasanya berasal dari gas alam atau minyak bumi) dapat dikombinasikan
untuk membentuk amonia (NH3). Dalam proses Haber-Bosch, N2 adalah diubah bersamaan
dengan gas hidrogen (H2) menjadi amonia (NH3), yang digunakan untuk membuat pupuk dan
bahan peledak.
Mesin mobil dan pembangkit listrik termal, yang melepaskan berbagai nitrogen oksida
(NOx).
d. Proses lain
Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan terutama petir, dapat
memfiksasi nitrogen.
2. Asimilasi
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam bentuk ion
nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen dari tanaman yang mereka
makan.
Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut akarnya.
Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion amonium untuk
dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada tanaman yang memiliki
hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat berasimilasi dalam bentuk ion amonium
langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai
asam amino, nukleotida dan molekul organik kecil.
Jumlah relatif NO3- dan nitrogen organik dalam xylem bergantung pada kondisi lingkungan.
Jenis tumbuhan yang akarnya mampu mengasimilasi N, dalam cairan Xylem dijumpai banyak
asam amino, amide an urine, tidak dijumpai NH4+. Sedangkan jika di dalm cairan xylem
mengandung NO3- berarti akar tumbuhan itu tidak mampu mengasimilasi NO3-. Kalau dlam
lingkungan perakaran NO3- terdapat dalam jumlah besr, cairan xylem akan mengandung NO3-
juga. Proses keseluruhan reduksi NO3- menjadi NH4 yaitu:
a. Reduksi Nitrat
Reaksi ini berlangsung di sitosol, enzim yang mengkatalis adalah nitrat reduktase, enzim yang
memindahkan dua elektron dari NADPH2, hasilnya adalah nitrite, NAD (NADP) dan H2O.
Nitrat reduktase adalh suatu enzim besar dan kompleks yang terdiri dari FAD, satu sitokrom dan
Molibdenum (Mo) yang semuanya akan tereduksi dan teroksidasi pada waktu elektron diangkut
dari NADH2 ke atom nitrogen dalm NO3
b. Reduksi Nitrit
Reaksi ini berlangsung di kloroplas (pada daun) atau pada proplastida (pada akar), dengan enzim
Nitrit reduktase. Meskipun Fd tereduksi merupakan donor elektron yang khas bagi nitrit
reduktase di daun.
3. Amonifikasi
Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi amonium (NH4+) oleh
bakteri dan jamur.
4. Nitrifikasi
Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang hidup di dalam
tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama nitrifikasi, bakteri nitrifikasi seperti spesies
Nitrosomonas mengoksidasi amonium (NH4+) dan mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-).
Spesies bakteri lain, seperti Nitrobacter, bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit menjadi dari
nitrat (NO3-). Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun
bagi kehidupan tanaman.
Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen (N2), untuk
menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh spesies bakteri seperti Pseudomonas
dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Mereka menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron
di tempat oksigen selama respirasi. Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi
aerobik.
2 NO3− + 10 e− + 12 H+ → N2 + 6 H2O
Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen (N2) gas
nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen unsur di lautan. Reduksi
dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses yang disebut oksidasi amonia anaerobic.
NH4+ + NO2− → N2 + 2H2O
Nitrogen diserap dalam tanah berbentuk ion nitrat atau ammonium. Kemudian, didalam
tumbuhan bereaksi dengan karbon membentuk asam amino, selanjutnya berubah menjadi
protein. Nitrogen termasuk unsure yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman karena 16-18%
protein terdiri dari nitrogen. Pupuk yang paling banyak mengandung unsure nitrogen adalah
pupuk urea.
Kedengaran amat sederhana bahwa pupuk Urea terbuat dari gas alam, air dan udara.
Udara tersedia tidak terbatas sedang gas alam terdapat banyak di Indonesia. Dengan sendirinya
bagi Indonesia bukanlah menjadi masalah yang berat untuk dapat memproduksi sendiri pupuk
buatan bagi kepentingan pertaniannya. Namun tidaklah sesederhana itu proses pembuatan pupuk
Urea yang dibuat di Pabrik Pusri yang dikenal sebagai jenis pupuk tunggal berkadar Nitrogen
46%.
Dimulai dari ladang-ladang gas yang banyak terdapat di sekitar Prabumulih yang
diusahakan oleh Pertamina, gas alam yang bertekanan rendah dikirim melalui pipa-pipa
berukuran 14 inchi ke pabrik pupuk PT Pupuk Sriwidjaja, di Palembang. Gas alam ini dimasa-
masa yang lalu tidak diusahakan orang dan dibiarkan habis terbakar. Menjelajah hutan-hutan,
rawa-rawa, sungai, bukit-bukit dan daerah-daerah yang sulit dilalui, gas alam bertekanan rendah
ini dikirim melalui pipa-pipa sepanjang ratusan kilometer jauhnya menuju pemusatan gas alam di
pabrik pupuk di Palembang. Gas bertekanan rendah, melalui proses khusus pada kompresor, gas
diubah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Kemudian gas ini dibersihkan pada unit Sintesa Gas
untuk menghilangkan debu, lilin dan belerang.
Pertemuan antara gas yg sudah diproses dengan air dan udara pada unit sintesa ini
menghasilkan tiga unsur kimia penting, yaitu unsur gas N2 (zat lemas), unsur zat air (H2), dan
unsur gas asam arang (CO2), Ketiga unsur kimia penting ini kemudian dilanjutkan prosesnya. Zat
lemas (N2) dan zat air (H2) bersama-sama mengalir menuju Unit Sintesa Urea. Pada sintesa
amoniak, zat lemas (N2) dan zat air (H2) diproses menghasilkan amoniak (NH3). Gas asam arang
(CO2), yang dihasilkan pada unit Sintesa Gas, kemudian bereaksi dengan amoniak pada unit
Sintesa Urea. Hasil reaksi ini adalah butir-butir urea yang berbentuk jarum dan sangat menyerap
air.
Oleh karena itu proses pembuatan dilanjutkan lagi pada Menara Pembutir, dimana bentuk
butir-butir tajam itu diubah dengan suatu tekanan yang tinggi menjadi butir-butir Urea bulat yang
berukuran 1 sampai 2 milimeter sehingga mempermudah petani menabur dan menebarkannya
pada sawah-sawah mereka. Pada umumnya, butir-butir Urea itu dibungkus dengan karung plastik
dengan berat 50 Kilogram.
2. Proses Kimia Pembuatan Amoniak dan Urea
Pupuk Urea yang dikenal dengan nama rumus kimianya NH2CONH2 pertama kali dibuat
secara sintetis oleh Frederich Wohler tahun 1928 dengan mereaksikan garam cyanat dengan
ammonium hydroxide.
Pupuk urea yang dibuat PT Pusri merupakan reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan
ammonia (NH3). Kedua senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Ketiga bahan
baku tersebut meruapakan kekayaan alam yang terdapat di Sumatera Selatan.
Pada proses pembuatan amoniak dengan tekanan rendah dalam reaktor (±150 atmosfir)
yaitu dengan reaksi reforming merubah CO menjadi CO2, penyerapan CO2 dan metanasi. Reaksi
reforming ini dilakukan dalam 2 tingkatan yaitu :
a) Tingka Pertama
Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui piap-pipa vertikal dalam dapur
reforming pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai berikut:
b) Tingkat Kedua
Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di dalam reformer kedua,
hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi reforming dan untuk memperoleh campuran
gas yang mengandung nitrogen (N)
2 CH4 + 3 O2 12 N2
2 CO + 4 H2O 12 N2
lalu campuran gas sesudah reforming direaksikan dengan H2O di dalam converter CO untuk
mengubah CO menjadi CO2
CO + H2O CO2 + H2
larutan KHCO3 dipanaskan guna mendapatkan CO2 sebagai bahan baku pembuatan urea.
Setelah CO2 dipisahkan, maka sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran gas harus dihilangkan
yaitu dengan cara mengubah zat-zat itu menjadi CH4 kembali
Lalu kita mensitesa nitrogen dengan hidrogen dalam suatu campuran ganda pada tekanan
150 atmosfir dan kemudian dialirkan ke dalam converter amoniak.
N2 + 3H2 2NH3
Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3 (cair), kedua senyawa ini direaksikan dalam
reaktor urea dengan tekanan 200-250 atmosfer.
Amonium Nitrat ((NH4)NO3) Kegunaan: sebagai pupuk nitrogen dengan kadar N 33%,
sebagai bahan peledak. Amonium Sulfat Kegunaan: sebagai pupuk nitrogen, kelebihan: tidak
mudah menggumpal. Amonium Posfat ((NH4)3 PO4) Kegunaan: sebagai pupuk, untuk mencegah
terbakarnya kayu dan kertas. · Urea (CO(NH2)2) Kegunaan: sebagai pupuk nitrogen dengan
kadar tinggi (46%), bahan tambahan industry plastic melamin, resin & sebagai bahan anti kerut
pada tekstil. Asam Nitrat (HNO3) Kegunaan: sebagai pelarut & digunakan dalam proses
fotografi.
Bagi Manusia
Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian menunjukkan
bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini belum pernah dilaporkan
terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Diudara ambien yang normal,
NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun. Penelitian terhadap
hewan percobaan yang dipajankan NO dengan dosis yang sangat tinggi, memperlihatkan
gejala kelumpuhan sistim syarat dan kekejangan. Penelitian lain menunjukkan bahwa tikus
yang dipajan NO sampai 2500 ppm akan hilang kesadarannya setelah 6-7 menit, tetapi jika
kemudian diberi udara segar akan sembuh kembali setelah 4–6 menit. Tetapi jika
pemajanan NO pada kadar tersebut berlangsung selama 12 menit, pengaruhnya tidak dapat
dihilangkan kembali, dan semua tikus yang diuji akan mati. NO2 bersifat racun terutama
terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar
binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan
paru ( edema pulmonari ). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100%
kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Pemaparan
NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan
dalam bernafas. Nitrogen dioksida merupakan polutan udara yang dihasilkan pada proses
pembakaran. Ketika nitrogen dioksida hadir, nitrogen oksida juga ditemukan ; gabungan
dari NO dan NO2 secara kolektif mengacu kepada nitrogen oksida (NOx). Pada sangat
konsentrasi tinggi, dimana mungkin hanya dialami pada kecelakaan industri yang fatal,
paparan NO2 dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru yang berat dan cepat. Pengaruh
kesehatan mungkin juga terjadi pada konsentrasi ambient yang jauh lebih rendah seperti
pada pengamatan selama peristiwa polusi di kota. Bukti yang didapatkan menyarankan
bahwa penyebaran ambient kemungkinan akibat dari pengaruh kronik dan akut, khususnya
pada sub-grup populasi orang yang terkena asma. NO2 terutama berkelakuan sebagai agen
pengoksidasi yang kemungkinan merusak membran sel dan protein. Pada konsentrasi
tinggi, saluran udara akan menyebabkan peradangan yang akut. Ditambah lagi, penyebaran
dalam waktu-singkat berpengaruh terhadap peningkatan resiko infeksi saluran pernapasan.
Meskipun banyak pengontrolan penyebaran yang dilakukan, fakta secara jelas
mendefinisikan hubungan antara konsentrasi atau dosis dan umpan baliknya tidaklah
cukup.
Untuk penyebaran yang akut, hanya konsentrasi yang sangat tinggi (>1880 Mg/m3, 1 ppm)
mempengaruhi kesehatan orang ; bilamana, orang dengan asma atau penyakit paru-paru
yang akut lebih rentan pada konsentrasi lebih rendah
Bagi Lingkungan
Gas nitrogen oksida (Nox) ada dua macam , yakni gas nitrogen monoksida (NO) dan gas
nitrogen dioksida (NO2). Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang berbeda dan
keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual
sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila
mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat
kemerahan. Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak
berbahaya, kecuali jika gas NO berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang
tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system saraf yang mengakibatkan kejang-
kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO
akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi
gas NO2.
Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil
Nitrates yang disingkat dengan PAN. Peroxi Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada
mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa
kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia
atau Photo Chemistry Smog yang sangat berdampak terhadap lingkungan dan bersifat
karsiogenik. Salah satu dampaknya terhadap lingkungan yaitu akibat timbulnya asap tebal
dapat menyebabkan terhentinya alat-alat transportasi karena dikhawatirkan akan terjadi
tabrakan.
Photo Chemistry Smog atau asap kabut foto kimia merupakan campuran kompleks dari
berbagai pencemar yang terbentuk karena reaksi-reaksi kimia yang terjadi dengan adanya
sinar matahari. Asap kabut fotokimia disebabkan oleh beberapa senyawa polutan dari
beberapa sumber yang merupakan aktivitas manusia sehari-hari.
Bagi Hewan
Penelitian terhadap hewan percobaan yang dipajankan NO dengan dosis yang sangat
tinggi, memperlihatkan gejala kelumpuhan sistim syarat dan kekejangan. Penelitian lain
menunjukkan bahwa tikus yang dipajan NO sampai 2500 ppm akan hilang kesadarannya
setelah 6-7 menit, tetapi jika kemudian diberi udara segar akan sembuh kembali setelah 4–
6 menit. Tetapi jika pemajanan NO pada kadar tersebut berlangsung selama 12 menit,
pengaruhnya tidak dapat dihilangkan kembali, dan semua tikus yang diuji akan mati. NO2
bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat
mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan
oleh gejala pembengkakan paru ( edema pulmonari ). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan
mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit
atau kurang.
Bagi Tumbuhan
Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia
dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas NOx pada
tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang
lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun.
Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai temapat
terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat
berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat
menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%
Bagi Material
NOx terdiri dari dua macam, yaitu gas Nitrogen Monoksida dan gas Nitrogen Dioksida.
NOx dibebaskan ke udara terbanyak diproduksi oleh aktivitas bakteri dan aktivitas
manusia. NOX disini memiliki andil juga sebagai penyumbang sifat hujan asam, dimana
dari hujan asam ini dapat mengakibatkan pelapukan bebatuan dan pengkaratan logam.
Nitrogen adalah unsur yang sangat penting bagi petrumbuhan tanaman. Nitrogen merupakan
bagian dari protein, bagian penting konstituen dari protoplasma, enzim, agen katalis biologis
yang mempercepat proses kehidupan. Nitrogen juga hadir sebagai bagian dari nukleoprotein,
asam amino, amina, asam gula, polipeptida dan senyawa organik dalam tumbuhan. Dalam
rangka untuk menyiapkan makanan untuk tanaman, tanaman diperlukan klorofil, energi sinar
matahari untuk membentuk karbohidrat dan lemak dari C air dan senyawa nitrogen.
Adapun peranan N yang lain bagi tanaman adalah :
4. Nitrogen organic.
Namun tidak semua dari bentuk – bentuk nitrogen ini dapat tersedia bagi tanaman. Umumnya
tanaman pertanian memanfaatkan nitrat dan ammonium kecuali pada beberapa tanaman legume
yang mampu memanfaatkan N bebas melalui proses fiksasi N dengan bersimbiosis dengan
bakteri Rhizobium. N organic kadang – kadang dapat dimanfaatkan oleh tanaman tinggi akan
tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan N tanaman dan umumnya dimanfaatkan lewat daun
melalui pemupukan lewat daun
Bagi tanaman pertanian terutama manfaat N dalam bentuk ion nitra, akan tetapi dalam kondisi
tertentu khususnya pada tanah – tanah masam dan kondisi an aerobic tanaman akan
memanfaatkan N dalam bentuk ion ammonium (NH4+). Pada tanaman – tanaman yang tumbuh
aktif dengan cepat nitrat yang terabsopsi oleh akar tanaman akan terangkut dengan cepat ke daun
mengikuti alur transpirasi. Oleh karena itu metabolisme nitrat pada kebanyakan tanaman
budidaya umumnya terjadi didaun walaupun metabolisme nitrogen juga terjadi pada akar
tanaman.
Adapun gejala yang ditimbulkan akibat dari kekurangan dan kelebihan unsure N bagi tnaman
adalah sebagai berikut:
1. Efek kekurangan unsur N bagi Tanaman.
1. Pertumbuhan kerdil,
2. Warna daun menguning,
3. Produksi menurun,
4. Fase pertumbuhan terhenti,
5. Kematian.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nitrogen yang berasal dari udara merupakan komponen utama dalam pembuatan pupuk
dan telah banyak membantu identifikasi produksi bahan makanan di seluruh dunia.
Pengembangan proses fiksasi nitrogen telah berasal memperjelas berbagai asas proses kimia dan
proses tekanan tinggi, serta ikut menyumbang dalam perkembangan dunia teknik. Sebelum
adanya proses fiksasi nitrogen secara sintetik, sumber utama nitrogen untuk keperluan pertanian
hanyalah bahan limbah dan kotoran hewan, hasil – hasil dekomposisi bahan – bahan tersebut
serta ammonium sulfat yang didapatkan dari hasil sampingan pembuatan kokas dari batu bara.
3.2 Saran
Dari semua materi yang telah penulis sampaikan, penulis berharap, pembaca bisa lebih
memahami materi tentang Nitrogen ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi
sumber salah dari ilmu pengetahuan. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini,
penulis minta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan Radio Kimia. Bandung: Citra Aditya Bakti
PEMATERI :
1) Rifanny Rizka Putri (RSA1C113003)
2) Maria Novita Tukan (RSA1C113010)
3) Elsa Cessara (RSA1C113013)
Pertanyaan :
Karena Air umumnya digunakan sebagai pendingin pada industry sebab air tersedia jumlahya
dan mudah ditangani. Air juga mampu menyerap sejumlah besar enegi per satuan volume dan
tidak mengalami ekspansi maupun pengerutan dalam rentang temperature yang biasanya
dialaminya. System penguapan terbuka merupakan tipe system pendingin yang umumnya
digunakan dalam plant pemisahan udara.
Sebagian industry menggunakan system direct cooler pada proses pendinginannya, dimana
terjadi kontak langsung antara udara dengan air pada sepanjang tray direct cooler. Direct
cooler mempunyai kelebihan dari pada proses pendinginan yang menggunakan tube atau shell
cooler, dimana temperature yang bisa dicapai yaitu 2ºC, sedang pada tube atau shell cooler
hanya sekitar 8ºC, efek pengguyuran (scrubbing) dari air juga dapat membantu menurunkan
kandungan partikel dan menyerap pengotor yang terbawa udara. Namun jika direct cooler
tidak terjaga,seperti ∆P tinggi (pada aliran dan udara masuk) dan tinggi cairan (pada aliran
air). Oleh karena tingginya perbedaan temperature yang melalui tray bawah unit, maka pada
tray ini sangat mungkin terjadi pembentukan kerak. Untuk alasan itu, water treatment harus
bekerja efektif dan tray harus dibersihkan dan diperiksa jika memungkinkan. Sumber:
https://slamanto.wordpress.com/2011/12/27/proses-industri-pembuatan-nitrogen/
Sistem air pendingin merupakan bagian yang terintegrasi dari proses operasi pada industri.
Untuk produktifitas pabrik yang kontinu, sistem tersebut memerlukan pengolahan kimia yang
tepat, tindakan pencegahan, dan perawatan yang baik. Kebanyakan proses produksi pada
industri memerlukan air pendingin untuk efisiensi dan operasi yang baik. Air pendingin
sistem mengontrol suhu dantekanan dengan cara memindahkan panas dari fluida proses ke air
pendingin yang kemudian akan membawa panasnya.
Sumberhttp://www.academia.edu/5206679/Air_Pendingin_Cooling_Water_Makalah_Disusun
_untuk_memenuhi_tugas_mata_kuliah_Utilitas
Suatu proses sintesis senyawa yang di buat dalam skala industry biasanya menggunakan
beberapa langkah-langkah kerja. Proses raching dalm pembuatn hidarzin adalah:
(a) N atrium Hidroksida (NAOH)direaksikan dengan gas klorin(Cl2) untuk membenatuk sodium
hipoklorit (NaOCl)
(b)Sodium hipoklorit (NaOCl)diatas ditambahkan ke dalam amoniak (NH3)untuk menghasilkan
kloroamina (NH2Cl)
(c) Terakhir kloroamina direaksikan dengan amoniak liquid hingga menghasilkan hidrazin(N2H4)
Senyawa NaOCl dan NH2Cl merupakan senyawa dalam tahap intermediet. Tahap ini
merupakan proses pembentukan senyawa antara reaktan dan produk. Tahap intermedit sangat
menentukan dalam keseluruhan reaksi,terutama lama waktu reaksi. Hal ini disebabkan karena
setelah tahap intermediet terbentuk ,senyawa antara akan segera bereaksi membentuk
senyawa produk.
Persamaan reaksi sintesa hidrazin memperlihatkan adanya dua produk samping. Produk
samping itu sendiri dapat berupa senyawa yang mempunyai nilai ekonomis contohnya NaCl
di atas sehingga dapat meningkatkan keuntungan dalam reaksi yang dilaksanakan.
Produk samping juga dapat terbentuk dari hasil reaksi samping yang terjadi dengan reaksi
utama. Contohnya pada tahap pertama intermediet,kloroamina,dapat bereaksi dengan hidrazin
dan menghasilkan 2NH4Cl dan N2
Reaksi samping akan menurunkan jumlah produk. Oleh karena itu penting sekali bagi ahli
industry dan teknik kimia untuk mendapatkan kondisi optimal yang dapat meminimalisasikan
reaksi samping.
Kondisi reaksi
Modifikasi selalu dilakukan untuk mendapatkan kondisi yang terbaik contohnya dalam
pembuatan hidrazin secara modernpelarut yang digunakan buakn air melainkan
aseton.perubahanpelarut ini mengakibatkan perubahan mekanisme reaksi ,mengecilnya reaksi
samping dan persentase produk hidrazin meningkat dari 60%-80% menjadi mendekati angka
100%
Pemurnian
Tahap pemurnian produk merupakan tahap terpenting dalam langkah akhir setiap reaksi.
Hidrazin hasil dilarutkan dalam larutan aqueous bersama-sama dengan NH3,NaCl,NH4Cl dan
sedikit NAOH sisa reaksi. Amoniak dan air dihilangkan dengan cara mengevaporasikan
larutan. Subtansi seperti NaCl,NH4Cl dan NAOH yang mengendap saat air dan amoniak
dievaporasikan dipisahkan dengan cara filtrasi. Hasilnya adalah produk N2H4
Hasil samping akan dimurnikan sehingga dapat dipergunakan lagi didalam reaksi.hal ini
merupakan salah satu prinsip industry kimia yang penting yaitu perbaharuilah bahan baku
material sedapat mungkin!
Hidroksilamin(NH2OH)
Hidroksilamin dibuat dengan reduksi nitrat atau nitrit baik dengan elektrolisis maupun dengan
SO2 dalam keadaan yang dikontrol. Hidroksilamin adalah padatan putih yang tidak stabil.
Azida
Diketahui ada beberapa garam yang di sebit sebagai azida. Sehingga azida dapat dibuat
berdasarkan asam/basa yang hendak dipasangkan kepadanya hingga membentuk garam.
garam.
Sumber :
http://bkv315a.blogspot.com/2012/09/makalah-nitrogen.html
Di alam nitrogen terdapat sebagai N2, sebanyak 78% dari atmosfer bumi, diperoleh dari
proses pencairan dan fraksinasi udara yang juga akan mengandung sedikit argon. Dalam
konfigurasi 1S2, 2S2, 2P1, 2P1, 2P1, nitrogen akan melengkapi kulit valensinya dengan cara:
Penggabungan electron untuk ion nitride N3-
Pembentukan ikatan pasangan elektron, misalnya membentuk ikatan tunggal pada NH3.
Membentuk ikatan ganda –N=N– atau : N ≡ N:
Jadi, secara umum nitrogen hanya dapat bereaksi melalui 3 cara di atas sehingga tidak dapat
bereaksi. Selain itu, Kekuatan ikatan: N ≡ N:yang sangat besar menyebabkan N2 bersifat
inert, N2 tidak bersifat reaktif.
Gas nitrogen merupakan gas inert, artinya gas yang sangat stabil dan sulit bereaksi. Itulah
sebabnya, ketika bernapas, gas nitrogen ikut keluar masuk paru-paru tanpa mengalami
perubahan apa-apa. Karena bersifat inert, gas nitrogen sering digunakan dalam ruangan
tempat menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar atau meledak. Selain itu, gas nitrogen
juga banyak digunakan untuk mengisi bohlam agar filamen bohlam tidak terbakar. Dalam
industri, gas nitrogen banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk, obat-obatan,
zat pewarna, dan bahan peledak.
Sumber :
http://www.zakapedia.com/2012/12/mengenal-komposisi-udara.html#_
4. Anesia (RSA1C113001)
Apakah hujan asam pada nitrogen sama dengan hujan asam pada sulfur ?
Menurut kami tidak sama karena penyebab hujan asam itu sendiri berbeda-beda.
Secara alamiah, hujan asam ”ringan” terjadi karena air hujan
bereaksidenganKarbonmonoksida (CO) yang berada di angkasa, dan memebentuk
asamlemah. Hujan asam jenis ini bermanfaat bagi bumi karena dapat membantumelarutkan
mineral-mineral di permukaan bumi, yang dibutuhkan oleh tumbuhandan binatang.Istilah
hujan asam yang ”berat” erat kaitannya dengan polusi udara. Kitaketahui bersama bahwa pada
polusi udara, beberapa kegiatan industri, kendaraan bermotor, hingga letusan gunung berapi,
terdapat berbagai senyawa kimia yangdilepaskan ke udara dan ”mengotori” udara salah
satunya adalah Sulfur dan Nitrogen. Polutan itu terbawa angin jauh jaraknya ke segenap
penjuru bumi.Dilain pihak, butir-butir uap air yang ada di angkasa juga bereaksi
dengan polutan-polutan tersebut, dan kemudian turun sebagai hujan yang sudah bercampur
dengan senyawa baru ”asam” tadi. Itulah yang disebut dengan hujanasam. Hujan asam tentu
akan mempengaruhi kehidupan di bumi, beberapa diantarnya rusaknya tanaman, tumbuhan
karena mendapat curahan ”benda asing”tadi. Beberapa kasus kerusakan hutan di Amerika
serikat, disebebkan oleh pembangkit listrik batu bara yang beroperasi di negara tersebut, yang
ikutmenyebabkan hujan asam.Hujan asam adalah akibat ikutan dari polusi udara.
Hujan asamdiartikan sebagai segala macamhujandenganpHdi bawah 5,6.Hujan secara alami
bersifat asam (pH sedikit di bawah 6)karenakarbondioksida(CO2) diudarayang larut dengan
air hujan memiliki bentuk sebagaiasamlemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat
karenamembantu melarutkanmineraldalamtanahyang dibutuhkan oleh tumbuhan
danbinatang.Hujan asam disebabkan olehbelerang(sulfur) yang merupakan
pengotor dalambahan bakar fosilsertanitrogendi udara yang bereaksi dengan
oksigenmembentuk sulfur dioksidadannitrogen oksida.Zat-zat ini berdifusikeatmosfer dan
bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfatdanasamnitratyang mudah larut sehingga
jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asamtersebut akan meningkatkan kadar keasaman
tanah dan air permukaan yangterbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha
untuk mengatasi halini saat ini sedang gencar dilaksanakan.Secara alami hujan asam dapat
terjadi akibat semburan darigunung berapidandari proses biologis di tanah, rawa, dan laut.
Akan tetapi, mayoritas hujan asamdisebabkan oleh aktivitas manusia seperti
industri,pembangkit tenagalistrik,kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian
(terutamaamonia).Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawaanginhingga
ratusankilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Belerang dioksida dioksidasi oleh reaksi dengan radikal hidroksil melalui reaksi
antarmolekul:
SO2 + OH → HOSO2
Dengan adanya air, sulfur trioksida (SO3) diubah dengan cepat menjadi asam sulfat:
NO2 + OH · → HNO3
Ketika awan ini, tingkat kehilangan SO2 lebih cepat daripada yang dapat dijelaskan oleh fase
gas kimia saja. Hal ini disebabkan reaksi dalam tetesan air cair.
3. hidrolisis
Sulfur dioksida larut dalam air dan kemudian, seperti karbon dioksida, hidrolisis mengalami
serangkaian reaksi kesetimbangan:
4. oksidasi
Ada sejumlah besar reaksi yang mengoksidasi sulfur dari S (IV) ke S (VI), yang mengarah
pada pembentukan asam sulfat. Reaksi oksidasi yang paling penting adalah dengan ozon,
peroksida hidrogen dan oksigen (reaksi dengan oksigen dikatalisis oleh besi dan mangan
dalam tetesan awan).
DAMPAK
Hujan asam telah terbukti memiliki dampak buruk terhadap hutan, air dan tanah, membunuh
serangga dan bentuk kehidupan lain, menyebabkan kerusakan bangunan serta memiliki
dampak terhadap kesehatan manusia.
Danau dan sungai yang tercemar asam keanekaragaman hayatinya bisa dipastikan berkurang.
pH rendah dan konsentrasi aluminium yang tinggi di permukaan air yang terjadi sebagai
akibat dari hujan asam dapat mengancam kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Pada pH
lebih rendah dari 5 sebagian besar telur ikan tidak akan menetas dan pH rendah dapat
membunuh ikan dewasa.. Hujan asam telah menghilangkan kehidupan serangga dan beberapa
spesies ikan, termasuk ikan trout di beberapa danau dan sungai di wilayah geografis sensitif,
seperti Pegunungan Adirondack dari Amerika Serikat.
2. Tanah
Kondisi biologis dan kimiawi tanah bisa rusak parah oleh hujan asam. Beberapa mikroba
tidak dapat mentoleransi perubahan pH rendah. Enzim dari mikroba ini terdenaturasi (berubah
bentuk sehingga tidak lagi berfungsi) oleh asam. Ion-ion hidronium hujan asam juga
memobilisasi racun seperti aluminium, dan menghilangkan nutrisi dan mineral penting seperti
magnesium. Kondisi kimia tanah dapat berubah secara dramatis ketika kation basa, seperti
kalsium dan magnesium tercuci oleh hujan asam sehingga mempengaruhi spesies sensitif,
seperti gula maple (Acer saccharum).
3. Hutan dan vegetasi lainnya
Efek samping mungkin tidak langsung berhubungan dengan hujan asam, seperti efek asam
pada tanah (lihat di atas) atau konsentrasi tinggi prekursor gas hujan asam. Hutan dataran
tinggi sangat rentan karena mereka sering dikelilingi oleh awan dan kabut yang lebih asam
dari hujan. Tanaman lain juga bisa rusak oleh hujan asam, tetapi efek pada tanaman pangan
diminimalkan oleh aplikasi kapur dan pupuk untuk menggantikan nutrisi yang hilang. Di
daerah pertanian, batu kapur juga dapat ditambahkan untuk meningkatkan kemampuan tanah
untuk menjaga pH agar stabil, tapi taktik ini sebagian besar tidak dapat digunakan dalam
kasus tanah padang gurun.
Hujan asam secara tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Partikulat dalam
hujan asam (sulfur dioksida dan nitrogen oksida) memiliki efek yang merugikan. Peningkatan
jumlah partikulat di udara berkontribusi atas meningkatnya masalah jantung dan paru-paru
termasuk asma dan bronkitis.
Hujan asam juga dapat merusak bangunan, monumen bersejarah dan patung-patung, terutama
yang terbuat dari batu, seperti batu gamping dan marmer, yang mengandung sejumlah besar
kalsium karbonat. Asam dalam hujan bereaksi dengan senyawa kalsium dalam batu untuk
membuat gipsum, yang rapuh.
CaCO3 (s) + H2SO4 (aq) → CaSO4 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
Efek ini sering terlihat pada batu nisan tua, di mana hujan asam dapat menyebabkan prasasti
menjadi benar-benar tidak terbaca. Hujan asam juga meningkatkan laju korosi logam seperti
besi, baja, tembaga dan perunggu.
Pada Nitrogen : nitrogen oksida terlarut dalam air atmosferik membentuk hujan asam, yang
mengkorosi batuan dan barang logam dan merusak bangunan-bangunan. Pada tahun 1967,
sebuah jembatan di Sungai Ohio ambruk akibat korosi hujan asam; tanaman (termasuk
tanaman pangan kita) dan bahkan manusia juga berisiko. Hubungan-hubungan antara hujan
asam, penyakit Alzheimer dan kerusakan otak telah diduga, serta dengan berbagai masalah
pernapasan. Jadi secara keseluruhan, bukan berita baik!
Sumber
http://informasitips.com/dampak-hujan-asam-yang-merugikan)
Rendam talling dengan asam nitrat (HNO3) sehingga akan terbentuk asap kuning
kecokelatan, asap ini adalah gas NO yang terbentuk dari reaksi ini. Jika gas NO terkena udara
(uap air) akan terbentuk gas NO2 yang berwarna kuning kecokelatan. Tunggu sampai asap
kuning kecokelatan hilang Dari larutan bening yang terbentuk tambahkan hidrogen peroksida,
emas akan mengendap. Talling merupakan sisa proses hasil pengolahan emas berupa lumpur.
Sumber:
Diantoro, Vimi.2010.Emas, Investigasi dan Pengolaannya.Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Di bawah ini dijelaskan metode pengujian kandungan emas secara simple dan murah, namun
memiliki sensifitas yang cukup memadai, yaitu menggunakan Aqua Regia. Untuk menguji
kandungan emas dalam biji / batuan sbb. :
1. Batuan sample dihaluskan hingga 200 mesh, dibutuhkan sample dari pit untuk grade
control sebanyak 50 gr sedangkan sample dari process plant yang berupa konsentrat
sebanyak 20 gr.
2. Dengan menggunakan gelas ukur, buat Aqua Regia yaitu campuran 3 bagian HCL (4
bagian Muriatic Acid) ditambah 1 bagian HNO3, sebanyak 4 s/d 5 kali volume batuan
sample. (4 s/d 5 ml Aqua Regia per gram material).
3. Siapkan aquadest dalam labu erlenmeyer.
4. Tuang dengan hati-hati Agua Regia ke dalam labu erlenmeyer yang berisi aquadest.
Komposisi aquadest dengan Aqua Regia adalah 1 : 1, tujuannya agar Aqua Regia tidak
terlalu bau namun masih cukup reaktif.
5. Panaskan Aqua Regia dengan suhu antara 85 s/d 90 0C.
6. Masukkan sedikit demi sedikit batuan yang telah dihaluskan tadi ke dalam Aqua Regia
sambil amati reaksi yang muncul dan biarkan minimal 30 menit. Reaksi pelarutan emas
dengan aqua regia :
Au + 3HNO3 + 4HCl HAuCl4 + 3NO2 + 3H2O
7. Setelah didinginkan, saring untuk memisahkan larutan Aqua Regia dengan endapan.
8. Untuk menguji ada tidaknya kandungan emas, diteteskan Premixed (dapat dibuat sendiri
dengan menggunakan 5% Stannous Chloride / Tin Chloride (SnCl2) yang dilarutkan
dengan 95% HCL ) pada endapan hasil penyaringan, bila berwarna ungu ( disebut Purple
of Cassius ) berarti ada emasnya. Stannous Chloride ( SnCl2 ) merupakan reagen kimia
untuk mendeteksi emas yang sangat sensitif, dan mampu mendeteksi hingga 10 ppb.
9. Untuk menetralkan residu HNO, tambahkan Urea [ CO(NH2)2 ] ke dalam Aqua Regia
yang telah disaring, reaksinya :
6HNO3 + 5CO(NH2)2 8N2 + 5CO2 + 13H2O
Caranya larutkan 237 gram Urea dalam 480 ml air, lalu sedikit demi sedikit masukkan
tambahkan ke dalam Aqua Regia sampai reaksi gelembung putihnya habis. Dari reaksi ini
akan membuat asam nitrat menjadi netral dan kondisi pH berubah dari 0,1 menjadi pH 1,0
+ / - 0,4
10. Masukkan Natrium Bisulphite dan amati reaksinya. Secara teori, setiap satu gram emas
membutuhkan 1,89 gram Natrium Bisulphite. Namun, harus ditambahkan lebih banyak,
sekitar 1,5 kali lagi.
2HAuCl4 + 2NaHSO3 2Au + 4HCl + Na2 SO4 + SO2
Tunggu sekitar 30 menit, bila ada Presipitat ( endapan lumpur ) warna hitam kecoklatan,
buang larutannya hingga tersisa Presipitat saja dengan cara disaring lalu dibilas dengan
destilled water.
11. Selain Natrium Bisulphite, untuk mengendapkan emas dari larutan Aqua Regia dapat pula
menggunakan larutan Sodium Metabisulfide ( SMB ), dengan komposisi 65 gram SMB
dilarutkan dalam 100 ml aquades. Reagen alternatif lainnya dapat menggunakan Oxalic
Acid, belerang, zinc, Sulphur Dioxide Copperas ( Ferrous II Sulphate ), Hydroquinone,
Formaldehida, atau Hidrazin sulfat, yang tentunya masing-masing agen pereduksi tersebut
memiliki prosedur penerapan berbeda.
12. Selanjutnya untuk membersihkan residu AgCl2, tuang larutan amonia ( 30 ml Aqua
Amonia dilarutkan dalam 100 ml air ) perlahan-lahan ke Presipitat sampai pH 8. Anda
akan mendapatkan endapan yang disebut gold Fulminating [ (ClAuNH2)2NH ]. Hati-hati
dengan fulminan ini, jangan sampai kering karena Highly Explosive, Bahaya!
13. Cuci Presipitat dengan distilled water untuk menghilangkan kelebihan amonia. Cuci
beberapa kali hingga mendekati pH 7.
14. Presipitat hasil bilasan tinggal dilebur untuk membentuk bullion emas.
Sumber :
http://www.mineraltambang.com/aqua-regia.html
Sumber :
http://m.kompasiana.com/post/read/666829/3/homeschooling-dan-es-krim-nitrogen-rp-68-
ribu.html
Nitrogen organic diubah menjadi mineral N-amonium oleh mikroorganisasi dan beberapa
hewan yang dapat memproduksi mineral tersebut seperti : protozoa, nematoda, dan cacing
tanah. Serangga tanah, cacing tanah, jamur, bakteri dan aktinbimesetes merupakan biang
penting tahap pertama penguraian senyawa N-organik dalam bahan organic dan senyawa N-
kompleks lainnya (Mas’ud, 1993).
Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan berasosiasi dengan N-bebas
yang berasal dari tumbuhan. Nitrogen dari proses fiksasi merupakan sesuatu yang penting dan
ekonomis yang dilakukan oleh bakteri genus Rhizobium dengan
tumbuhan Leguminosa termasukTrifollum spp, Gylicene max (soybean), Viciafaba (brand
bean), Vigna sinensis (cow-pea), Piscera sativam (chick-pea), danMedicago sativa (lucerna)
(Rompas,1998).
Menurut Maier , dkk (2000) bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif,
berbentuk bulat memanjang, yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer.
Umumnya bakteri ini ditemukan pada nodul akar tanaman leguminosae.
Bakteri Rhizobium hidup dengan menginfeksi akar tanaman legum dan berasosiasi dengan
tanaman tersebut, dengan menambat nitrogen. Suatu sistem berdasar pada infeksi spesifik
pada jenis inang Legum digunakan untuk menggolongkan Rhizobium secara tepat lebih dari
50 tahun. Kekhususan infeksi mempunyai banyak atraksi praktis yang memperhatikan
aplikasi Teknologi Rhizobium, sungguhpun tidak sempurna sebab banyak strains rhizobia
bisa menginfeksi ke kelompok spesifik lain dan sebab ada bukti persamaan baru dari
taxonomic kimia dan data taxonomic kwantitatip. Tinggal suatu ukuran penting untuk spesiasi
genus pada Manual Bergey Systematic Bacteriology, dengan modifikasi bersama data
taxonomic baru (Jordan 1984).
Tidak hanya bakteri Rhizobium, Azotobacter di dalam tanah berperan dalam pengaturan
siklus nitrogen, yaitu melakukan fiksasi nitrogen dan mengubahnya menjadi Ammonia (NH3).
Dalam sel bakteri ini terdapat sebuah alat yang berperan dalam biokatalis, yaitu enzim
nitrogenase. Enzim inilah yang berperan dalam mengubah N2 menjadi NH3.
Bakteri ini memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan bakteri lain. Jika kita melihat bentuk
koloninya, misalnya; bentuknya bulat, bening, keruh atau opaque, dan putih, permukaannya
halus mengkilap, tepi rata,dan berlendir. Bentuk sel Azotobacter bermacam-macam, dari
bentuk batang pendek, batang, dan oval serta bentuk yang bermacam-macam, sehingga
bakteri ini dikenal sebagai bakteri dengan bentuk sel pleomorfik. Bakteri ini umumnya Gram
negative, namun spesies tertentu dari bakteri ini Gram variabel. Artinya, pada saat berumur
muda bakteri ini Gram negatif, namun setelah berumur tua akan berubah menjadi Gram
positif.
Akhir-akhir ini ditemukan simbiosis asosiasi antara bakteri Azospirillum lipoferum dan akar
tumbuhan termasuk rumput tropikal Digitaria decumbens, juga jenis rumput
tropikalPaspalum notatum mampu melakukan fiksasi N bersama-sama bakteri Azotobacter
paspalli di dalam akar (Dobereiner, 1978, dalam Rompas, 1998).
Hasil penelitian tentang fiksasi N ini menunjukkan bahwa ada cukup banyak genera bakteri
yang dapat mem-fiksasi N termasuk spesies dari Bacillus, Clostridium, dan Vibrio. Pada
habitat perairan, cyanobacteria adalah kelompok utama yang melakukan fiksasi N (Anabaena,
Nostoc, Gloeotrichia, Oscillatoria, Lyngbya, dll) Komponen yang berperan dalam fiksasi N di
habitat perairan adalah heterocyst, tapi ada cyanobacteria yg tidak memiliki heterocyst yg
juga dpt fiksasi N. Fiksasi N memerlukan cukup banyak energi dalam bentuk ATP dan
koenzim.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_nitrogen
http://aldipatty.blogspot.com/2010/12/fiksasi-nitrogen-oleh-bakteri.html
http://riyn.multiply.com/journal/item/43?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://en.wikipedia.org.id.mk.gd/wiki/Nitrogen_fixation