Anda di halaman 1dari 25

Nomor SOP 443.32/ /4429.

112 /2021
Tanggal Pembuatan 15 Januari 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh KEPALA DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


DINAS KESEHATAN
dr. H. WIDJI LESTARIONO, M.MKes
NIP : 19630522 198902 1 002

Seksi Surveilans & Imunisasi Nama SOP PENYIMPANAN VAKSIN COVID-19

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana


1. Peraturan Presiden RI Nomor 99 Tahun 2020 1. Memahami cara penyimpanan vaksin yang betul

2. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam 2. Mempunyai pengetahuan tentang pengelolaan vaksin COVID-19
Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19 dengan benar

3. Permenkes No. 12 Tahun 2017 Tentang


Penyelenggaraan Imunisasi

Pengertian Sistem Pengelolaan Vaksin yang dimaksudkan untuk memelihara dan


menjamin mutu vaksin dalam pendistribusian mulai dari pabrik pembuat
vaksin sampai pada sasaran

Tujuan Sebagai acuan petugas dalam proses penyimpanan vaksin sehingga dapat
menjamin kualitas dan mutu vaksin

Peralatan/perlengkapan 1. Thermometer
2. Fredge tag
3. Freeze tag
4. Log Tag
5. Buku Grafik Suhu
6. Seperangkat Komputer yang dilengkapi aplikasi office
7. Buku monitoring pengelolaan manajemen penyimpanan vaksin yang
efektif

PROSEDUR 1. Pastikan Coldroom, Lemari Es dalam kondisi yang baik (berfungsi)

2. Pastikan suhu Coldroom dan Lemari Es dalam kisaran 2 - 8°C

3. Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari


langsung
4. Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur sedemikian rupa untuk
menghindari kesalahan pengambilan
5. Vaksin COVID-19 disimpan dirak terpisah atau keranjang vaksin yang
berbeda
6. Jika memungkinkan diletakkan di coldroom rak yang berbeda dengan
vaksin rutin.
7. Jika diletakkan di lemari es dipisah dengan vaksin rutin.

8. Pada coldroom penataan vaksin sesuai dengan manajemen vaksin


yang efektif
9. Beri jarak antar dus vaksin 1-2 cm untuk sirkulsi udara

10. Vaksin tidak boleh diletakkan dekat dengan evaporator

11. Letakkan thermometer, atau Fredge tag atau Log tag untuk memantau
suhu
12. Letakkan alat pemantau paparan beku (seperti Freeze tag)

13. Lemari es hanya boleh dibuka 2 kali sehari untuk memantau suhu
dalam lemari es
14. Lemari es tidak boleh untuk menyimpan selain Vaksin
Nomor SOP 443.32/ /4429.112 /2021
Tanggal Pembuatan 15 Januari 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh KEPALA DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


DINAS KESEHATAN
dr. H. WIDJI LESTARIONO, M.MKes
NIP : 19630522 198902 1 002

Seksi Surveilans & Imunisasi Nama SOP PENYIMPANAN VAKSIN COVID-19

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana


1. Peraturan Presiden RI Nomor 99 Tahun 2020 1. Memahami cara penyimpanan vaksin yang betul

2. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan 2. Mempunyai pengetahuan tentang pengelolaan vaksin COVID-19 dengan
dan Pengendalian Penyakit Nomor : benar
HK.02.02/4/1/ 2021 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi COVID-19

3. Permenkes No. 12 Tahun 2017 Tentang


Penyelenggaraan Imunisasi

Pengertian Sistem Pengelolaan Vaksin yang dimaksudkan untuk memelihara dan


menjamin mutu vaksin dalam pendistribusian mulai dari pabrik pembuat
vaksin sampai pada sasaran

Tujuan Sebagai acuan petugas dalam proses penyimpanan vaksin sehingga dapat
menjamin kualitas dan mutu vaksin

Peralatan/perlengkapan 1. Thermometer
2. Fredge tag
3. Freeze tag
4. Log Tag
5. Buku Grafik Suhu
6. Seperangkat Komputer yang dilengkapi aplikasi office
7. Buku monitoring pengelolaan manajemen penyimpanan vaksin yang
efektif

PROSEDUR 1. Pastikan Lemari Es dalam kondisi yang baik (berfungsi) dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Lemari es pada posisi datar
b. Terlindung dari Sinar Matahari
c. terdapat stabilisator pada setiap lemari es
d. Satu stop kontak untuk setiap lemari es
e. Jarak antara lemari es dengan dinding 15 - 20 cm
f. Jarak antar Lemari es yang satu dengan yang lain 15 - 20 cm
g. Tidak terdapat bunga es yagn tebal pada evaporator
2. Pastikan suhu Coldroom dan Lemari Es dalam kisaran 2 - 8°C
3. Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur sedemikian rupa untuk
menghindari kesalahan pengambilan
4. Vaksin COVID-19 disimpan dirak terpisah atau keranjang vaksin yang
berbeda
5. Jika diletakkan di lemari es dipisah dengan vaksin rutin.

6. Pada lemari es buka depan (lemari es rumah tangga )penataan vaksin


dilakukan berdasarkan penggolongan sensitifitas terhadap suhu dan
sesuai manjemen vaksin yang efektif
7. Vaksin tidak boleh diletakkan dekat dengan evaporator
8. Letakkan thermometer, atau Fredge tag, atau Log tag untuk memantau
suhu
9. Letakkan alat pemantau paparan beku (seperti Freeze tag)
10. Lemari es hanya boleh dibuka 2 kali sehari untuk memantau suhu dalam
lemari es
11.Lemari es tidak boleh untuk menyimpan selain Vaksin
Nomor SOP 443.32/ /4429.112 /2021
Tanggal Pembuatan 15 Januari 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh KEPALA DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


DINAS KESEHATAN
dr. H. WIDJI LESTARIONO, M.MKes
NIP : 19630522 198902 1 002

Seksi Surveilans & Imunisasi Nama SOP DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana


1. Peraturan Presiden RI Nomor 99 Tahun 2020 1. Memahami cara distribusi vaksin yang betul
2. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan 2. Mempunyai pengetahuan tentang proses distribusi vaksin COVID-19
dan Pengendalian Penyakit Nomor : dengan benar
HK.02.02/4/1/ 2021 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi COVID-19

3. Permenkes No. 12 Tahun 2017 Tentang


Penyelenggaraan Imunisasi
Pengertian Merupakan penyaluran barang logistik vaksin dalam rangka menjamin
kualitas dan mutu vaksin sampai dengan sasaran
Tujuan Sebagai acuan petugas dalam proses distribusi vaksin sehingga dapat
menjamin kualitas dan mutu vaksin
Peralatan/perlengkapan 1. Thermometer
2. Fredge tag/ Freeze tag/ Log Tag
3. Kendaraan berpendingin (Refrigerator)
4. Alat Tulis
5. Dokumen pengiriman
PROSEDUR 1. Memastikan kendaraan berpendingin khusus dalam keadaan baik dan
berfungsi
2. Vaksin di masukkan dalam coldbox atau vaccine carrier atau alat
transportasi vaksin lainnya.
3. Sebelum coldbox berisi vaksin dimasukkan, kendaraan berpendingin
khusus di hidupkan dan mesin refrigerator dihidupkan agar ruang
dalam box kendaraan dalam kondisi dingin tidak panas.

4. Setelah box sudah dalam keadaan dingin baru coldbox berisi vaksin
dimasukkan dalam box kendaraan dimaksud.
5. pada saat sampai ditujuan (puskesmas, RS, Klinik, dll) posisi berhenti
kendaraan harus melihat arah matahari agar saat membuka pintu
box matahari tidak masuk kedalam ruang box

6. Pada saat proses pemindahan vaksin puskesmas harus menyiapkan


vaccine carrier yang standart yang sudah berisi cool pack.

7. Setelah vaksin sudah masukkan ke dalam vaccine carrier, vacine


carrier langsung dibawa di tempat Refrigerator Vaksin dan langsung
dimasukkan sesuai dengan jenis vaksin COVID-19.

8. Distribusi harus disertai dengan dokumen pengiriman


Nomor SOP 443.32/ /4429.112 /2021
Tanggal Pembuatan 15 Januari 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh KEPALA DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


DINAS KESEHATAN
dr. H. WIDJI LESTARIONO, M.MKes
NIP : 19630522 198902 1 002
PENGELOLAAN VAKSIN PADA SAAT
Seksi Surveilans & Imunisasi Nama SOP
PELAKSANAAN IMUNISASI COVID-19

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana


1. Peraturan Presiden RI Nomor 99 Tahun 2020 1. Memahami cara pengelolaan vaksin yang betul
2. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan 2. Mempunyai pengetahuan tentang proses pengelolaan vaksin COVID-
dan Pengendalian Penyakit Nomor : 19 dengan benar
HK.02.02/4/1/ 2021 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi COVID-19

3. Permenkes No. 12 Tahun 2017 Tentang


Penyelenggaraan Imunisasi

Pegertian Kegiatan dalam mengolah vaksin dalam proses persiapan pelaksanaan


Vaksinasi
Tujuan Sebagai acuan petugas dalam proses pengelolaan vaksin sehingga dapat
menjamin kualitas dan mutu vaksin
Peralatan/perlengkapan 1. Thermometer/ Freeze tag
2. Vaccine Carrier
3. Cool Pack
PROSEDUR 1. Pengelola menyiapkan vaksin untuk dibawa ke ruang vaksinasi atau
tempat pelayanan.
2. Vaksin dibawa menggunakan kontainer pasif yaitu vaccine carrier

3. Saat pelayanan, kontainer pasif jangan terpapar sinar matahari


langsung

4. Pastikan kontainer pasif yaitu vaccine carrier dalam keadaan bersih


sebelum digunakan
5. Untuk penggunaan vaccine carrier, vaksin yang sudah dipakai
ditempatkan pada spons atau busa penutup vaccine carrier,
sedangkan vaksin yang belum dipakai tetap disimpan di dalam
vaccine carrier.

6. Untuk penggunaan vaccine carrier, vaksin yang sudah dipakai


ditempatkan pada spons jika tidak terdapat spons atau busa bisa di
tempatkan di lubang cool pack. (cool pack di taruh di atas vaccine
carrier dan vaksin yang sudah dipakai bisa di taruh dilubang coolpack
dimaksud.)

7. Vaksin yang akan dipakai harus dipantau kualitasnya dengan


memperhatikan : belum kadaluarsa, disimpan dalam suhu 2 - 8 °C,
label masih ada, dan tidak terendam air

8. Vaksin yang belum terbuka diberi tanda dan dibawa kembali ke ruang
penyimpanan untuk disimpan di dalam vaccine refrigerator pada suhu
2 - 8 °C dan diberi tanda K (kembali). Vaksin tersebut didahulukan
penggunaannya pada pelayanan berikutnya.
9. Untuk vaksin dengan kemasan multidosis, Penting untuk
mencantumkan tanggal dan waktu pertama kali vaksin dibuka.

10. Untuk pelayanan dalam gedung atau difasilitas pelayanan kesehatan


maka vaksin yang sudah dibuka dapat bertahan selama 6 jam dalam
vaccine carrier datau kontainer pasif yang digunakan.
11. Untuk pelayanan luar gedung, vaksin yang sudah dibuka dapat
bertahan selaam 6 jam dalam atau kontainer pasif yagn digunakan,
namun apabila sesi pelayanan selesai dalam waktu kurang dari 6 jam
maka vaksin yang sudah dibuka harus dibuang.

12. Saat sesi pelayanan sudah selesai setiap harinya, petugas bertangung
jawab mengembalikan sisa vaksin yang belum dibuka dan vaccine
carrier ke ruang penyimpanan di puskesmas atau fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan SOP.

13. Safety box yang telah terisi disimpan di ruangan/ tempat khusus yang
diperuntukkan utnuk menyimpan sementara limbah medis sebelum
dikelola/ dimusnahkan, jauh dari jangkauan pengunjung terutama
anak-anak.
HANDSCOND
Nomor SOP 443.32/ /4429.112 /2021
Tanggal Pembuatan 15 Januari 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh KEPALA DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


DINAS KESEHATAN
dr. H. WIDJI LESTARIONO, M.MKes
NIP : 19630522 198902 1 002
MEKANISME PELAYANAN VAKSINASI
Seksi Surveilans & Imunisasi Nama SOP
COVID-19 PER MEJA

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana


1. Peraturan Presiden RI Nomor 99 Tahun 2020 1. Memahami cara mekanisme pelayanan vaksinasi COVID-19
2. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan 2. Mempunyai pengetahuan tentang mekanisme pelayanan vaksinasi COVID-
dan Pengendalian Penyakit Nomor : 19 per meja
HK.02.02/4/1/ 2021 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi COVID-19

3. Permenkes No. 12 Tahun 2017 Tentang


Penyelenggaraan Imunisasi
Tujuan Sebagai acuan petugas dalam proses pelayanan vaksinasi covid-19

Peralatan/perlengkapan 1. Meja, Kursi


2. Komputer, Laptop, HP
3. Printer
4. Termal gun
5. Tensi
6.
PROSEDUR
1. MEJA 1 (Petugas Pendaftaran/ verifikasi) 1. Petugas memanggil sasaran penerima vaksinasi ke meja 1 sesuai dengan
nomor urutan kedatangan
2. Petugas memastikan sasaran menunjukkan nomor tiket elektronik (e-
ticket) dan / atau KTP untuk dilakukan verifikasi sesuai dengan tanggal
pelayanan vaksinasi yang telah ditentukan.

3. Verifikasi data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare Vaksinasi


(pada komputer/ laptop/ HP) atau secara manual yaitu dengan
menggunakan daftar data sasaran yang diperoleh melalui aplikasi Pcare
Vaksinasi yang sudah disiapkan sebelum hari H pelayanan (data sasaran
pada aplikasi Pcare diunduh kemudian dicetak/ print)

2. MEJA 2 (Petugas Kesehatan) 1. Petugas kesehatan melakukan anamnesa untuk melihat kondisi kesehtan
dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid) serta melakukan
pemeriksaan fisik sederhana. Pemeriksaan meliputi suhu tubuh dan
tekanan darah.

2. Vaksinasi COVID-19 tidak diberikan pada sasaran yang memiliki riwayat


konfirmasi COVID-19, wanita hamil, menyusui, usia dibawah 18 tahun
dan beberapa kondisi komorbid yang telah disebutkan dalam format
skrining

3. Data skrining tiap sasaran langsung diinput ke aplikasi Pcare Vaksinasi


oleh petugas menggunakan komputer/ laptop/ HP. Bila tidak
memungkinkan untuk menginput data langsung ke dalam aplikasi
(misalnya akses internet tidak ada atau sarana tidak tersedia), maka hasil
skrining dicatat
4. Berdasarkan di yang
data dalam format skrining
dimasukkan oleh untuk
petugas,kemudian
aplikasi diinput
akan ke
dalam aplikasi rekomendasi
mengeluarkan setelah tersedia koneksi
hasil internet.
skrining berupa : sasaran layak
divaksinasi (lanjut), ditunda atau tidak diberikan. Jika diputuskan
pelaksanaan vaksinasi harus ditunda, maka petugas menyampaikan
5. Dilanjutkan dengan
kepada sasaran bahwapengisian keputusan
akan ada notifikasihasil
ulangskrining
melaluioleh
smspetugas di
blast atau
dalam
melaluiaplikasi
aplikasiPcare
peduliVaksinasi.
lindungi untuk melakukan registrasi ulang dan
menentukan jadwal pengganti pelaksanaan vaksinasi.
a. Ketika pada saat skrining dideteksi ada penyakit tidak menular atau
dicurigai adanya infeksi COVID-19 maka pasien dirujuk ke Poli Umum
untuk mendaptkan pemeriksaan lebih lanjut
b. Sasaran yang dinyatakan sehat diminta untuk melanjutkan ke Meja 3

c. Petugas memberikan penjelasan singkat tentang vaksin yang akan


diberikan, manfaat dan reaksi simpang (KIPI) yang mungkin akan
terjadi dan upaya penanganannya.

3. MEJA 3 (Vaksinator) 1. Sasaran duduk dalam posisi yang nyaman


2. Untuk vaksin multidosis petugas menuliskan tanggal dan jam dibukanya
vial vaksin dengan pulpen/ spidol dilabel pada vial vaksin
3. Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular sesuai prinsip
penyuntikan aman. Adapun Langkah-Langkah dan Prosedur Penyuntikan
Vaksin COVID-19 sebagai berikut :

a. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi, pastikan semua vaksin dan


logistik (termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak
kadarluarsa.

b. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan perkiraan


kebutuhan, dan masukkan kedalam vaksin carier yang telah berisi
cool pack

c. Vaksin carier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar
matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, iar
hangat, format pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box
dan plastik sampah dibawah meja.

d. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi

e. Pengambilan vaksin dengan cara memasukkan jarum ke dalam vial


vaksin dan memastikan ujung jarum selalu berada di bawah
permukaan larutan vaksin sehingga tidak ada udara yang masuk ke
dalam spuit.

f. Tarik torak perlahan-lahan agar larutan vaksin masuk ke dalam spuit


dan keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat suntik
dan mendorong torak sampai pada skala 0.5 ml atau sesuai dosis
yang direkomendasikan, kemudian cabut jarum dari vial.

g. Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan alkohol swab,


tunggu hingga kering.

h. Untuk penyuntikan intramuskular tidak perlu dilakukan aspirasi


terlebih dahulu.
i. Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik kelur, kemudian usap
lokasi suntikan dengan alcohol swab baru. Jika terjadi perdarahan,
tetap tekan alcohol swab pada lokasi suntikan hingga darah berhenti.

j. Buang alat suntik habis pakai ke dalam safety box tanpa menutup
kembali jarum (no recapping)

k. Untuk mengantisipasi terjadinya kasus KIPI yang serius maka sasaran


diminta untuk tetap tinggal di tempat pelayanan vaksinasi selama 30
menit sesudah vaksinasi dan petugas harus tetap berada di tempat
pelayanan minimal 30 menit setelah sasaran terakhir divaksinasi.

l. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong plastik.

m. Cuci tangan dengan sabun setiap selesai pemberian imunisasi.


n. Vaksin sisa dan yang belum digunakan disimpan kembali di dalam
lemari es pada tempat yang terpisah dan diberi tanda.

4. Petugas menuliskan nama sasaran, NIK, nama vaksin dan nomor batch
vaksin pada sebuah memo. Memo diberikan kepada sasaran untuk
diserahkan kepada petugas di Meja 4
5. Selesai penyuntikan, petugas meminta dan mengarahkan sasaran untuk
ke Meja 4 dan menunggu selama 30 menit.

4. MEJA 4 (Peteugas Pencaatan) 1. Petugas menerima memo yang diberikan oleh petugas Meja 3
2. Petugas memasukkan hasil vaksinasi yaitu jenis vaksin dan nomor batch
vaksin yang diterima masing-masing sasaran ke dalam aplikasi Pcare
Vaksinasi.

3. Bila tidak memungkinkan untuk menginput data langsung ke dalam


aplikasi (misalnya akses internet tidak ada atau sarana tidak tersedia),
maka hasil pelayanan dicatat di dalam format pencatatan manual yang
sudah disiapkan sebelum hari H pelayanan utnuk kemudian diinput ke
dalam aplikasi setelah tersedia koneksi internet.

4. Petugas memberikan karut vaksinasi, manual dan/ atau elektronik, serta


penanda kepada sasaran yang telah mendapat vaksinasi. Petugas dapat
mencetak kartu elektronik melalui aplikasi Pcare Vaksinasi. Kartu
tersebut ditandatangani dan diberi stempel lalu diberikan kepada saaran
sebagai bukti bahwa saaran telah diberikan vaksinasi.

5. Petugas mempersilakan penerima vaksinasi untuk menunggu selama 30


menti di ruang observasi dan diberikan penyuluhan dan media KIE
tentang pencegahan COVID-19 melalui 3 M dan vaksinasi COVID-19
Nomor SOP 443.32/ /4429.112 /2021
Tanggal Pembuatan 15 Januari 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh KEPALA DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


DINAS KESEHATAN
dr. H. WIDJI LESTARIONO, M.MKes
NIP : 19630522 198902 1 002

Seksi Surveilans & Imunisasi Nama SOP PENGELOLAAN LIMBAH VAKSIN COVID-19

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana


1. Peraturan Presiden RI Nomor 99 Tahun 2020 1. Memahami cara pengelolaan limbah vaksin COVID-19
2. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan 2. Mempunyai pengetahuan tentang pengelolaan limbah vaksin COVID-19
dan Pengendalian Penyakit Nomor :
HK.02.02/4/1/ 2021 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi COVID-19

Pengertian Limbah medis vaksinasi covid-19 adalah seluruh limbah yang berkategori
infeksius dari aktivitas pelayanan vaksinasi covid-19 di Fasyankes atau
tempat vaksinasi yang ditunjuk

Tujuan 1. Mencegah penularan penyakit dan/ atau kecelakaan/ cidera


2. Mencegah pencemaran Lingkungan
3. Menjadi acuan pengelolaan limbah medis vaksinasi COVID-19
4. Mencegah penyalahgunaan limbah
Peralatan/perlengkapan 1. Plastik
2. Alat Tulis
3. Label

PROSEDUR 1. Menyiapkan plastik kuning, tempat sampah dan safety box

2. Melapisi tempat sampah dengan plastik kuning atau plastik lain dengan
label/ logo limbah medis/ infeksius

3. Masukkan spuit dan jarum ke dalam safety box

4. Masukkan limbah botol vaksin/ ampul/ vial, alkohol swab, masker,


srung tangan, APD lainnya ke dalam plastik kuning atau plastik lain
dengan label/ logo limbah medis/ infeksius

5. Cairan sisa vaksin yang masih berada di dalam botol vaksin/ ampul/ vial
menjadi kategori limbah dan dimasukkan dalam plastik kuning atau
plastik lain dengan label/ logo limbah medis/ infeksius

6. Menempatkan limbah medis/ infeksius yang ada di Fasyankes dan


seluruh pos pelayanan vaksinasi di Tempat Penyimpanan Sementara
(TPS) Limbah B3 yang dilengkapi dengan lemari pendingin (suhu < 0°C)
bila menyimpan lebih dari 48 jam
7. Pengangkutan limbah medis/ infeksius ke TPSLB3 dilakukan secara
hati-hati sehingga tidak terjadi tumpahan atau ceceran

8. Pengelolaan limbah medis vaksinasi COVID-19 dilakukan dengan


beberapa alternatif, yaitu :

a. Mengolah limbah medis vaksinasi bekerja sama dengan perusahaan


pengolah limbah B3 berizin

b. Mengolah limbah medis vaksinasi COVID-19 menggunakan


incinerator/ autoclave/ microwave milik Fasyankes.

c. Untuk daerah yang tidak terjangkau perusahaan pengolah limbah B3,


residu insinerasi/ autoclave/ meicrowave dapat diolah dengan
enkapsulasi/ inertisasi (solidifikasi), kemudian disimpan dilokasi yang
telah disepakati dengan DLH/ pihak berwenang setempat.
d. Untuk daerah yang tidak terjangkau perusahaan pengangkut dan
pengolah limbah B3, dapat dilakukan penguburan dengan konstruksi
sesuai Permen LHK P.56/ 2015 (ukuran minimal 1 meter kubik) dan
berkoordinasi dengan DLH/ pihak berwenang setempat.

9. Melakukan pencatatan dalam log book TPSLB3 dan pelaporan


pengelolaan limbah medis vaksinasi sebagai bagian dari pelaporan
pelaksanaan vaksinasi COVID-19

10. Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota dan


Provinsi bertanggung jawab dalam pembinaan pengelolaan limbah medis
vaksinasi COVID-19
Nomor SOP 443.32/ /4
Tanggal Pembuatan 15-Jan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh KEPALA DINAS

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


DINAS KESEHATAN
dr. H. WIDJI LESTA
NIP : 19630522 1
MEKANISME PELAPORA
Seksi Surveilans & Imunisasi Nama SOP
KIP

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana


1. Peraturan Presiden RI Nomor 99 Tahun 2020 1. Memahami mekanisme pelaporan dan pelacakan K
2. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan 2. Mempunyai pengetahuan tentang mekanisme pela
dan Pengendalian Penyakit Nomor : KIPI
HK.02.02/4/1/ 2021 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi COVID-19

Tujuan 1. Dapat menemukan kasus KIPI melalui jalur laporan yang


2. Dapat mengetahui jenis dan pola kasus KIPI dengan ce
3. Dapat menangani kasus KIPI secara komprehensif
4. Memberikan pengertian tentang KIPI dan menentramkan
di daerah sasaran program dan lingkungna sekolah
5. Menghimpun data KIPI

Peralatan/perlengkapan 1. Formulir KIPI


2. Formulir Investigasi

PROSEDUR 1. Setiap fasyankes harus menetapkan contact perso


dihubungi apabila ada keluhan dari penerima vaks

2. Penerima vaksin yang mengalami KIPI dapat meng


person fasyankes tempat mendapatkan vaksin COV

3. Selanjutnya fasilitas pelayanan kesehatan akan m


Puskesmas, sementara Puskesmas dan rumah sak
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
4. Untuk kasus diduga KIPI serius maka Dinas Keseh
akan melakukan konfirmasi kebenaran kasus didu
berkoordinasi dengan Pokja KIPI/ Dinas Kesehatan
dengan Komda PP-KIPI Dinas Kesehatan Provinsi.
dilakukan investigasi maka Dinas Kesehatan Provi
dengan Komda PP-KIPI dan Balai Besar POM Provi
ke dalam website keamanan vaksin untuk dilakuk
independen (Komnas dan / atau Komda PP-KIPI)

5. Format pelaporan KIPI non serius, format pelapora


investigasi serta panduan penggunaan web keama
diunduh pada tautan http://bit.ly/ LampiranJukn

6. Pasien yang mengalami gangguan kesehatan didug


pengobatan dan perawatan selama proses investiga
kausalitas KIPI berlangsung.

7. Pelaporan dibuat secepatnya sehingga keputusan d


tindakan penangggulangan.

8. Kurun waktu pelaporan KIPI berdasarkan jengjang


laporan

a. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota/ Pokja KIPI


saat penemuan kasus

b. Dinas Kesehatan Provinsi/ Komda PP-KIPI adal


saat penemuan kasus

c. Sub Direktorat Vaksinasi / Komnas PP-KIPI ada


dari saat penemuan kasus
443.32/ /4429.112 /2021
15-Jan-21

KEPALA DINAS KESEHATAN

dr. H. WIDJI LESTARIONO, M.MKes


NIP : 19630522 198902 1 002
MEKANISME PELAPORAN DAN PELACAKAN
KIPI

pelaporan dan pelacakan KIPI


an tentang mekanisme pelaporan dan pelacakan

KIPI melalui jalur laporan yang efektif dan efisien


an pola kasus KIPI dengan cepat dan tepat
KIPI secara komprehensif
entang KIPI dan menentramkan lingkungan masyarakat
m dan lingkungna sekolah

menetapkan contact person yang dapat


keluhan dari penerima vaksin

mengalami KIPI dapat menghubungi contact


at mendapatkan vaksin COVID-19

layanan kesehatan akan melaporkan ke


Puskesmas dan rumah sakit akan melaporkan ke
paten/ Kota
PI serius maka Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
masi kebenaran kasus diduga KIPI serius tersebut
okja KIPI/ Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau
Dinas Kesehatan Provinsi. kemudian bila perlu
maka Dinas Kesehatan Provinsi akan berkoordinasi
dan Balai Besar POM Provinsi serta melaporkan
anan vaksin untuk dilakukan kajian oleh Komite
an / atau Komda PP-KIPI)

non serius, format pelaporan KIPI serius, format


an penggunaan web keamanan vaksin dapat
ttp://bit.ly/ LampiranJuknisVC19.

gangguan kesehatan diduga akibat KIPI diberikan


atan selama proses investigasi dan pengkajian
sung.

atnya sehingga keputusan dapat dipakai untuk


ngan.

n KIPI berdasarkan jengjang administrasi penerima

bupaten/ Kota/ Pokja KIPI adalah 24 jam dari


us

ovinsi/ Komda PP-KIPI adalah 24 - 72 jam dari


us

inasi / Komnas PP-KIPI adalah 24 jam - 7 hari


kasus
Nomor SOP 443.32/ /4429.11
Tanggal Pembuatan 15 Januari 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh KEPALA DINAS

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


DINAS KESEHATAN
dr. H. WIDJI LESTA
NIP : 19630522 1

Seksi Surveilans & Imunisasi Nama SOP PELAPORA

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana


1. Peraturan Presiden RI Nomor 99 Tahun 2020 1. Memahami mekanisme pelaporan KIPI
2. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan 2. Mempunyai pengetahuan tentang mekanisme pela
dan Pengendalian Penyakit Nomor :
HK.02.02/4/1/ 2021 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi COVID-19

Tujuan 1. Dapat menemukan kasus KIPI melalui jalur laporan yang

2. Dapat mengetahui jenis dan pola kasus KIPI dengan ce

3. Dapat menangani kasus KIPI secara komprehensif

4. Memberikan pengertian tentang KIPI dan menentramkan


di daerah sasaran program dan lingkungna sekolah
5. Menghimpun data KIPI

Peralatan/perlengkapan 1. Formulir KIPI Non Serius


2. Formulir KIPI Serius
Formulir Investigasi

PROSEDUR KIPI SERIUS

a. Lakukan laporan sementara via telepon secara ber


24 jam setelah laproan KIPI serius di terima (mulai
kepada Kepala Puskesmas/ Koordinator Imunisasi
dilanjutkan ke Seksi Imunisasi Dinkes Kabupaten/
Seksi Imunisasi Dinkes Provinsi dilaporkan ke Sub
RI)

b. Lakukan pelacakan oleh tim pelacakan

c. Lengkapi formulir KIPI serius dan Formulir Investi


d. Lakukan Koordinasi dengan Komda PP-KIPI Provin
laporan yang telah diisi dan menetukan klasifikasi
tersebut

e. Membuat kesimpulan hasil pelacakan

f. Lakukan penilaian pelayanan imunisasi

g. Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalah

h. Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut ke S


Kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang a
Komnas PP-KIPI
i. Kurun waktu pelaporan KIPI berdasarkan jengjang
laporan

1. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota/ Pokja KIPI


saat penemuan kasus

2. Dinas Kesehatan Provinsi/ Komda PP-KIPI adal


saat penemuan kasus

3. Sub Direktorat Vaksinasi / Komnas PP-KIPI ada


dari saat penemuan kasus
443.32/ /4429.112 /2021
15 Januari 2021

KEPALA DINAS KESEHATAN

dr. H. WIDJI LESTARIONO, M.MKes


NIP : 19630522 198902 1 002

PELAPORAN KIPI

pelaporan KIPI
an tentang mekanisme pelaporan KIPI

KIPI melalui jalur laporan yang efektif dan efisien

an pola kasus KIPI dengan cepat dan tepat

KIPI secara komprehensif

entang KIPI dan menentramkan lingkungan masyarakat


m dan lingkungna sekolah

ntara via telepon secara berjenjang dalam waktu


KIPI serius di terima (mulai dari penerima laporan
mas/ Koordinator Imunisasi Puskesmas
munisasi Dinkes Kabupaten/ Kota dilaporkan ke
Provinsi dilaporkan ke Subdit Imunisasi Kemkes

h tim pelacakan

serius dan Formulir Investigasi


ngan Komda PP-KIPI Provinsi untuk menganalisa
dan menetukan klasifikasi lapangan laporan KIPI

hasil pelacakan

yanan imunisasi

untuk kasus karena kesalahan prosedur

asil pelacakan tersebut ke Subdit Imunisasi


an kajian kausalitas yang akan dilakukan oleh

n KIPI berdasarkan jengjang administrasi penerima

bupaten/ Kota/ Pokja KIPI adalah 24 jam dari


us

ovinsi/ Komda PP-KIPI adalah 24 - 72 jam dari


us

inasi / Komnas PP-KIPI adalah 24 jam - 7 hari


kasus
Nomor SOP 443.32/ /4429.11
Tanggal Pembuatan 15 Januari 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh KEPALA DINAS

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


DINAS KESEHATAN
dr. H. WIDJI LESTA
NIP : 19630522 1

Seksi Surveilans & Imunisasi Nama SOP PENANGGULA

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana


1. Peraturan Presiden RI Nomor 99 Tahun 2020 1. Memahami mekanisme penanggulangan KIPI
2. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan 2. Mempunyai pengetahuan tentang mekanisme pena
dan Pengendalian Penyakit Nomor :
HK.02.02/4/1/ 2021 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi COVID-19

3. Peraturan Bupati Bayuwangi Nomor 29 Tahun


2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembiayaan
Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin dan
Masyarakat dengan Kondisi Tertentu di Kabupaten
Banyuwangi

Tujuan 1. Dapat menemukan kasus KIPI melalui jalur laporan yang

2. Dapat mengetahui jenis dan pola kasus KIPI dengan ce

3. Dapat menangani kasus KIPI secara komprehensif

4. Memberikan pengertian tentang KIPI dan menentramkan


di daerah sasaran program dan lingkungna sekolah
5. Menghimpun data KIPI

Peralatan/perlengkapan 1. Formulir KIPI Non Serius


2. Formulir KIPI Serius
Formulir Investigasi

PROSEDUR a. Siapkan antisipasi penanggulangan sesuai permas

b. Lakukan penanggulangan sesuai permasalahn


c. Bila kasus tidak dapat ditangani di Puskesmas, sia
Pemerintah

d. Lakukan rujukan setelah kondisi pasien stabil dan


dilengkapi
e. Bila kasus dapat ditangani, lengkapi formulir KIPI

f. Pulangkan Pasien bila kondisi telah stabil

g. Koordinasikan kasus dengan KOMDA PP-KIPI sete

JAMINAN PEMBIAYAAN a. Tentukan apakah pasien memiliki jaminan pem

b. Bila ada pembiayaan KIPI mengacu pada jaminan

c. Bila tidak ada, lakukan koordinasi dengan pengelo


dan Yankes di Dinkes Kabupaten/ Kota atau Dink
membuat surat permohonan jaminan pembiayaan
Kepada Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan K
tembuskan kepada Ka Subdit RSU Publik dan Ka S

d. Bila tidak ada, lakukan koordinasi dengan pengelo


dan Yankes serta Pembiayaan Dinas Kesehatan Ka
membuat surat permohonan jaminan pembiayaan
Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin dan
Kondisi tertentu sesuai dengan pedoman atau kete
443.32/ /4429.112 /2021
15 Januari 2021

KEPALA DINAS KESEHATAN

dr. H. WIDJI LESTARIONO, M.MKes


NIP : 19630522 198902 1 002

PENANGGULANGAN KIPI

penanggulangan KIPI
an tentang mekanisme penanggulangan KIPI

KIPI melalui jalur laporan yang efektif dan efisien

an pola kasus KIPI dengan cepat dan tepat

KIPI secara komprehensif

entang KIPI dan menentramkan lingkungan masyarakat


m dan lingkungna sekolah

anggulangan sesuai permasalahan

an sesuai permasalahn
ditangani di Puskesmas, siapkan rujukan ke RS

ah kondisi pasien stabil dan formulir KIPI telah


gani, lengkapi formulir KIPI

kondisi telah stabil

engan KOMDA PP-KIPI setempat

asien memiliki jaminan pembiayaan kesehatan

IPI mengacu pada jaminan tersebut.

koordinasi dengan pengelola program imunisasi


Kabupaten/ Kota atau Dinkes Provinsi, agar
honan jaminan pembiayaan KIPI, yang ditujukan
Upaya Kesehatan Rujukan Kemkes RI, di
Subdit RSU Publik dan Ka Subdit Imunisas.

koordinasi dengan pengelola program imunisasi


iayaan Dinas Kesehatan Kabupaten, agar
honan jaminan pembiayaan KIPI lewat Pembiayaan
agi Masyarakat Miskin dan masyarakat dengan
dengan pedoman atau ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai