Anda di halaman 1dari 12

Transmisi Slidingmesh Pada Mobil

Setelah kalian mengetahui dengan mudah pengetahuan dasar cara


kerja transmisi slidingmesh pada artikel diatas, maka selanjutnya kita
akan membahas mengenai cara kerjanya pada tranmisi mobil.

a. Masuk Gigi 1

Pada posisi ini  roda gigi low and reverse sliding gear akan bergerak
kedepan dan menyatu dengan roda gigi  low speed gear pada counter
gear. Adapun aliran putaran yang ditransfer dari input sampai ke
output adalah sebagai berikut :

Input - clutch gear - contershaft drive gear - low speed gear - low &
reverse sliding gear - output.
b. Masuk Gigi 2

Pada posisi ini  roda gigi low and  sliding gear akan bergerak
kebelakang dan menyatu dengan roda gigi  second   gear pada
counter gear. Adapun aliran putaran yang ditransfer dari input sampai
ke output adalah sebagai berikut :

Input - cluth gear - countershaft drive gear - second gear - second


sliding gear - poros output

c. Masuk Gigi 3
Pada posisi ini komponen cluth ( nomor 4 ) akan bersatu, sehingga
antara poros input dan poros out juga bersatu.  Aliran putaran tidak
diteruskan ke counter shatf gear, melainkan langsung ditransfer
ke output shaft.  Adapun aliran putaran yang ditransfer dari input
sampai ke output adalah sebagai berikut :

Input - cluth gear - clutch - poros output

d. Masuk gigi Mundur

. Rumus perbandingan 2 roda gigi


Konstruksi Perbandingan 2 gigi

GR (Gear Ratio) = Gigi yang diputar (B) 


                               Gigi yang memutar (A)

Contoh : Gigi A jumlah giginya : 24


               Gigi B jumlah giginya : 35

jadi hasil perbandingannya yaitu  35/24 = 1,458 


Artinya, Untuk memutarkan 1 x putaran penuh gigi B, maka gigi A
harus berputar sebanya 1,458 kali putaran.

2. Rumus Perbandingan 4 Roda Gigi

Konstruksi Perbandingan 4 Gigi


 Keterangan gambar :
A = Gigi Input
B = Gigi Counter Gear Input
C = Gigi Counter Gear Percepatan
D = Gigi Percepatan

Sedangkan rumusnya yaitu :


Rumus perbandingan 4 roda gigi
Contoh:
Hasil analisa tranmisi mobil Suzuki Katana 5 speed diperoleh hasil
sebagai berikut :
Gigi Percepatan 1 
A = 24
B = 35
C = 15
D = 36

Hasil = 35/24  X 36/15 = 3,5


Artinya : Pada kecepatan gigi 1, untuk memutrakan poros output 1 kali
putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 3,5 kali.

Gigi Percepatan 2 
A = 24
B = 35
C = 25
D = 32

Hasil = 35/24 X 32/25 = 1,9


Artinya : Pada kecepatan gigi 2, untuk memutrakan poros output 1 kali
putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 1,9 kali.

Gigi Percepatan 3
A = 24
B = 35
C = 31
D = 29
Hasil = 35/24 X 29/31 = 1,3
Artinya : Pada kecepatan gigi 3, untuk memutrakan poros output 1 kali
putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 1,3 kali.

Gigi Percepatan 4
Gigi percepatan 4 mempunyai perbandingan putaran 1 : 1, karena
poros input selaras (sejajar) dengan poros Output.

Gigi Percepatan 5
A = 24
B = 35
C = 44
D = 23

Hasil = 35/24 X 23/44 = 0,77


Artinya : Pada kecepatan gigi 5, untuk memutrakan poros output 1 kali
putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 0,77 kali.

3. Rumus Perhitungan Pada Posisi Mundur

Konstruksi Putaran Transmisi pada Posisi Mundur


 Keterangan gambar :
A = Gigi Input
B = Gigi Counter Gear Input
C = Gigi Counter Gear mundur
D = Gigi Percepatan Mundur
E = Idle Gear

Rumusnya yaitu :

Rumus Gigi Mundur


Contoh :
A = 24
B = 35
C = 19
D = 41
E = 33

Hasil = 35/24 X 33/19 X 41/33 = 3,146


Artinya : Pada kecepatan gigi mundur, untuk memutrakan poros
output 1 kali  putaran penuh, maka poros input harus berputar
sebanyak 3,146 kali. Perbedaanya, pada posisi ini putaran poros
output berlawan dengan poros input

1. Rumus perbandingan 2 roda gigi


GR (Gear Ratio) =

Gigi yang diputar (B)


Gigi yang memutar (A)

Contoh :

Gigi A jumlah giginya : 24


Gigi B jumlah giginya : 35

jadi hasil perbandingannya yaitu 35/24 = 1,458


Artinya, Untuk memutarkan 1 x putaran penuh gigi B, maka gigi A
harus berputar sebanya 1,458 kali putaran.

2. Rumus Perbandingan 4 Roda Gigi


Keterangan gambar :
A = Gigi Input
B = Gigi Counter Gear Input
C = Gigi Counter Gear Percepatan
D = Gigi Percepatan

Sedangkan rumusnya yaitu :

Contoh:
Misalkan mobil dengan transmisi 5 speed diperoleh hasil sebagai berikut
:
Gigi Percepatan 1
A = 24
B = 35
C = 15
D = 36

Hasil = 35/24 X 36/15 = 3,5


Artinya : Pada kecepatan gigi 1, untuk memutrakan poros output 1 kali
putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 3,5 kali.
Gigi Percepatan 2
A = 24
B = 35
C = 25
D = 32

Hasil = 35/24 X 32/25 = 1,9


Artinya : Pada kecepatan gigi 2, untuk memutrakan poros output 1 kali
putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 1,9 kali.

Gigi Percepatan 3
A = 24
B = 35
C = 31
D = 29

Hasil = 35/24 X 29/31 = 1,3


Artinya : Pada kecepatan gigi 3, untuk memutrakan poros output 1 kali
putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 1,3 kali.

Gigi Percepatan 4
Gigi percepatan 4 mempunyai perbandingan putaran 1 : 1, karena poros
input selaras (sejajar) dengan poros Output.

Gigi Percepatan 5
A = 24
B = 35
C = 44
D = 23

Hasil = 35/24 X 23/44 = 0,77


Artinya : Pada kecepatan gigi 5, untuk memutrakan poros output 1 kali
putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 0,77 kali.
3. Rumus Perhitungan Pada Posisi Mundur

Keterangan gambar :
A = Gigi Input
B = Gigi Counter Gear Input
C = Gigi Counter Gear mundur
D = Gigi Percepatan Mundur
E = Idle Gear

Rumusnya yaitu :

Contoh :
A = 24
B = 35
C = 19
D = 41
E = 33
Hasil = 35/24 X 33/19 X 41/33 = 3,146
Artinya : Pada kecepatan gigi mundur, untuk memutrakan poros output 1
kali putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 3,146
kali. Perbedaanya, pada posisi ini putaran poros output berlawan dengan
poros input

Anda mungkin juga menyukai