FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021/2022
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wabah Penyakit Virus Corona-19 (COVID) yang muncul pada bulan Desember 2019
di Wuhan (Cina), dengan cepat menyebar ke luar China sehingga Komite Darurat Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan Darurat Kesehatan Masyarakat dari Kepedulian
Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020. Spesies baru virus korona diidentifikasi sebagai
penyebab pneumonia mematikan pada Desember 2019 di Cina. Virus ini berkembang pesat
di seluruh dunia. Menanggapi situasi yang memburuk ini, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menyatakan negara pandemi pada 11 Maret 2020. Warga di banyak negara masih
menghadapi risiko penyakit serius yang disebabkan oleh virus corona (COVID-19),
(Carmassi, C., Foghi, C., DellOste, et al 2020; Jungmann, M. S., & Witthöft, M. 2020).
Virus Corona atau dikenal dengan nama Covid-19 sangat mempengaruhi kehidupan di
seluruh dunia. Isolasi, pembatasan sosial dan memberlakukan perubahan lengkap terhadap
lingkungan psikososial di negara-negara yang terkena dampak. Virus Corona atau dikenal
dengan nama Covid-19 telah mengancam Dunia dengan kematian yang semakin hari semakin
bertambah. Covid-19 telah menyebar pada 212 negara per tanggal 4 Mei 2020 dengan jumlah
kasus seluruh Dunia mencapai 3.581.475 kasus secara keseluruhan, 248.536 jumlah kasus
meninggal dunia dan 1.159.422 dinyatakan sembuh. Di Indonesia sendiri virus corona mulai
di deteksi setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua warga negara yang telah
positif corona pada tanggal 2 Maret 2020 (Jokowi Umumkan Dua WNI Positif Corona Di
Indonesia). Saat ini jumlah kasus corona di Indonesia semakin meningkat, per tanggal 4 Mei
2020 berjumlah 11.587 orang, meninggal 864 dan sembuh 1.954 kasus seluruh Indonesia
(Saputra, T. A. 2020).
Menurut WHO (2020), virus COVID19 ditularkan selama kontak dekat melalui
pernapasan (seperti batuk) dan muntah. Oleh karena itu, untuk membatasi penularan virus,
WHO (2020) terus merekomendasikan untuk sering melakukan kebersihan tangan,
menggunakan perlindungan pernafasan, secara teratur membersihkan dan mendisinfeksi
permukaan, menjaga jarak fisik, dan menghindari orang dengan demam atau gejala
pernapasan. Pihak berwenang telah meminta warga untuk terlibat dalam beberapa strategi
sebagai berikut, Di tingkat individu, seringseringlah mencuci tangan. Perlindungan wajah
atau masker bedah dan penggunaan desinfektan (mis., berbasis alkohol) juga disarankan.
Selain itu, perilaku berisiko, seperti pergi ke tempat ramai atau bepergian ke daerah endemis,
sangat tidak dianjurkan. Terlepas dari upaya ini, beberapa negara yang sudah terjangkit
menerapkan sistem lockdown, demi menjaga keamanan dan kesehatan masyarakatnya. Di
Jepang, Yuriko Koike, gubernur Tokyo, telah berulang kali meminta penduduk untuk
menghindari keluar pada malam hari kerja dan pada akhir pekan sejak 25 Maret 2020,
(Carmassi, C., Foghi, C., DellOste, et al 2020). Demikian pun di Indonesia, berbagai upaya
dilakukan dalam penanganan penyebaran COVID-19.
Selama pandemi COVID-19, perawat menghadapi situasi yang rumit dan tidak pernah
mereka temui sebelumnya sehingga kemungkinan mengalami berbagai masalah/tekanan.
Salah satu penyebabnya karena kebijakan kunjungan rumah sakit yang sangat terbatas yang
mencegah perawat melibatkan keluarga dalam keputusan perawatan, langkah-langkah isolasi
yang dapat mengakibatkan pasien sekarat tanpa kehadiran keluarga secara fisik, mengalami
kelelahan karena beban kerja dan perubahan jadwal kerja, terdapat kekhawatiran terhadap
kesehatannya sendiri, kurangnya penyediaan alat pelindung diri dan peralatan medis lainnya
(AACN Position Statement, 2015).
Perawat harus mempunyai kemampuan yang baik untuk pasien maupun dirinya
didalam menghadapi masalah yang menyangkut etik. Seseorang harus berpikir secara
rasional, bukan emosional dalam membuat keputusan etik. Keputusan tersebut membutuhkan
keterampilan berpikir secara sadar yang diperlukan untuk menyelamatkan keputusan pasien
dan memberikan asuhan. Kemampuan membuat keputusan masalah etik menjadi salah satu
persyaratan bagi perawat untuk menjalankan praktik keperawatan professional (Haryono,
2012). Ditemukan berbagai artikel terkait tantangan etik perawat yang terjadi selama
penanganan pada pasien COVID-19 . ScienceDirect ini bertujuan untuk memberi informasi
pengantar di website terkait dengan cakupan isi literatur, penawaran produk, opsi pembelian,
kebijakan akses, dan keuntungan bagi pengguna.
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Akses informasi ilmiah merupakan bagian dari sebuah layanan terpadu untuk
mempermudah pengguna perpustakaan dalam memanfaatkan sumber daya informasi. Kata
akses mengandung makna semangat membuka fasilitas komputer seluas-luasnya bagi setiap
orang yang menggunakan sumber daya informasi yang tersedia di internet (Pendit, 2008).
Sebuah sumber informasi dapat mudah diakses apabila dengan usaha minimal, pengakses
dapat menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Keberhasilan dalam
mengakses informasi ditentukan oleh faktor pemilihan sumber informasi yang tepat dengan
upaya seminimal mungkin (Anderson, Glassman, McAfee, & Pinelli (2001).
Secara Bahasa, gawat dimaknai sebagai sesuatu yang mengancam nyawa seseorang
atau sampai menghilangkan nyawa seseorang, sedangkan darurat dimaknai sebagai seseorang
yang membutuhkan bantuan atau pertolongan segera untuk menghindari nyawa dan
mencegah kecacatan (Pangaribuan, 2019; Jainurakhma, Soleh, Dewi, & Astuti, 2020).
Keperawatan gawat darurat (emergency nursing) merupakan serangkaian asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien dari berbagai rentang usia yang berada dalam kondisi
mengancam keselamatan dan kehidupan klien yang membutuhkan tindakan cepat, cermat,
dan tepat. Oleh karena kegawatdaruratan keperawatan seringkali tidak dapat diprediksi, dapat
terjadi di mana saja, dan terbatasnya waktu dan data untuk mengevaluasi dan mengintervensi,
maka dalam kegawatdaruratan ini memerlukan pengalaman dan penilaian yang baik dari
penolong (perawat) yang mengutamakan stabilitas jalan napas-pernapasan-sirkulasi dari
seorang pasien (Jainurakhma, Soleh, Dewi, & Astuti, 2020; Lombogia, Rottie, & Karundeng,
2016). Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 32 Ayat (1) dalam
Praktik Keperawatan Kegawatdaruratan menyatakan bahwasanya dalam keadaan darurat,
fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta wajib memberikan pelayanan
kesehatan bagi penyelamatan nyawa klien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu, serta
Ayat (2) menyatakan bahwa dalam keadaan darurat, fasilitas kesehatan, baik pemerintah
maupun swasta dilarang menolak klien dan/atau meminta uang muka.
2. Fungsi Dependen, yakni fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi
lain, yaitu fungsi perawat saat melaksanakan kegiatan perawatan yang diinstruksikan
oleh tenaga kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, dan analisis medis.
3. Fungsi Kolaboratif, yakni melakukan kerja sama dengan saling membantu dalam program
kesehatan (Handayani & Sofyan Nur, 2018).
Coronavirus-19 (COVID-19) telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh Badan Kesehatan
Dunia (WHO) (WHO, 2020). Coronavirus adalah zoonosis atau virus yang ditularkan antara
hewan dan manusia. Virus dan penyakit ini diketahui berawal di kota Wuhan, Cina sejak
Desember 2019. Unit gawat darurat adalah unit pelayanan rumah sakit yang memberikan
pelayanan kepada pasien yang membutuhkan penanganan segera untuk menyelamatkan
nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Pelayanan gawat darurat bersifat interdisipliner
dan terspesialisasi dengan struktur organisasi fungsional yang terdiri dari unsur administratif
dan eksekutif yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan pasien gawat darurat,
dengan kewenangan penuh di bawah arahan dokter.
BAB III
HASIL
BROWSING DENGAN METODE PICO
A. Pertanyaan
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, A., Indrawati, L., & Sumijatun, S. (2021). Pelaksanaan Manajemen Klinis di Instalasi
Gawat Darurat di RS Siaga Raya Pada Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Manajemen
dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI), 5(1), 32-38.
Kyle, D., Shaw, M., Maguire, D., McMillan, D., Quasim, T., Leyland, A. H., & McPeake, J.
(2021). The wider implications of the COVID-19 pandemic: Assessing the impact of
accident and emergency use for frequent attenders. International Emergency Nursing,
56, 100984.
Xiao, Y., Huang, S., Yan, L., Wang, H., Wang, F., Zhou, T., ... & He, M. (2020). Clinical
characteristics of diarrhea in 90 cases with COVID-19: A descriptive study.
International Emergency Nursing, 52, 100912.
Anderson, N., Pio, F., Jones, P., Selak, V., Tan, E., Beck, S., ... & Nicholls, M. (2021).
Facilitators, barriers and opportunities in workplace wellbeing: A national survey of
emergency department staff. International Emergency Nursing, 57, 101046.