Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan  pancaindera.
Ilustrasi dan firasat sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan diorganisasi
disistimasi dan dinterprestasikan sehingga menghasilkan kebenaran objetif. Teknologi
merupakan salah satu unsur sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan meskipun
pada dasarnya teknologi mempunyai karakteristik objek dan netral sedangkan seni adalah hasil
ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya dan merupakan ekspresi jiwa seorang
dikembangkan menjadi bagian dari budaya manusia karena seni itu diidentik dengan keindahan.
Dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam Islam, kita perlu
mengembangkannya potensi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap berpegang teguh
kepada al-Qur’an dan as-sunnah sebagai rasa syukur kita terhadap sumber daya alam yang
beranekaragam diciptakan untuk kita semua.

BAB II
PEMBAHASAN
ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ISLAM
Konsep Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS)
Pengetahuan adalah  segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera,
ilustrasi dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah diklasifikasi, diorganisasi,
disistematisasi dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, telah diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam kajian filsafat setiap ilmu membatasi
diri pada salah satu bidang kajian. Karena seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut
sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tapi tidak memperdalam disebut generalis.
Dengan keterbatasan kemampuan manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang
menguasai beberapa ilmu secara mendalam.seperti halnya menggali konsep-konsep kosmologis
yang ada didalam Al Qur’an sebenarnya merupakan suatu pekerjaan yang tiada-habisnya betapa
tidak?, hanya Allah SWT jualah yang mengetahui makna ayat-ayat didalam Kitab Suci itu.
Manusia hanya dapat mencoba memahaminya sesuai kemampuannya, yang sebernanya sangat
terbatas.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan dalam sudut pandang budaya dan
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral,
akan tetapi dalam situasi seperti ini teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi yang
merusak dan potensi kekuasaan, disitulah letak perbedaan antara ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia
juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpang-ketimpangan dalam
kehidupan manusia dan lingkungan. Netralitas teknologi dapat digunakan untuk yang
memanfaatkan yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia atau digunakan untuk
menghancurkan manusia itu sendiri. Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan
segala prosesnya, seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa
tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu diidentik dengan
keindahan.
Seni yang lepas dari nilai-nilai keutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu bukan
akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang 
kematangan jiwanya terus bertambah.
Sumber ilmu pengetahuan
Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu yaitu cikal dan wahyu. Keduanya tidak boleh
ditentangkan, karena manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya
berdasarkan tuntutan al-Qur’an dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam
ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) dan tingkat kebenarannya bersifat mutlak
(absolute) karena bersumber dari wahyu Allah dan ilmu yang bersifat perolehan (aquired
knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi (relative) karena bersumber dari akal pikiran
manusia.
Adapun sejarah kesenian islam di berbagai Negara di dunia seperti seni lukis dan seni
pahat.Untuk seni tulis diantaranya seperti tulisan arab yang sangat indah yang sering disebut
dengan kaligrafi.UNtuk seni pahat seperti ukiran-ukiran yang ada di masjid-masjid kuno yang
arsitekturnya masih berbau islami.
Prestasi yang gemilang dalam pengembangan IPTEKS pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar
menemukan proses sunnatullah itu terjadi di alam ini, bukan merencanakan dan menciptakan
suatu hukum baru diluar sunnahtullah (hukum Allah/hukum alam)
Interaksi iman, ilmu dan amal
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan
yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam,
didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak dengan kata lain
iman, ilmu dan amal shaleh.
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya dapat tergambar dalam
keutuhan inti ajarannya. Di dalam al-Qur’an dinyatakan yang artinya “Tidaklah kamu
memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (dinul Islam)
seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam kebumi) dan cabangnya
menjulang ke langit, pohon itu mengeluarkan buahnya setiap muslim dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar  mereka ingat”.
Dari penjelasan tersebut di atas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau
syariah dan akhlak dengan menganalogikan dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini
merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh
tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon
yang menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan.
Dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu ibarat
dengan teknologi dan seni. IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan
menghasilkan amal shaleh bukan kerusakan alam.
Keutamaan orang beriman dan beramal
Perbuatan baik seseorang tidak akan  bernilai amal shaleh apabila perbuatan tersebut tidak
dibangun atas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. sama halnya dengan perkembangan IPTEKS
yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan
menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya. Manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, kesempurnaannya karena dibekali seperangkat
potensi. Potensi yang paling utama adalah akal. Dan akal tersebut berfungsi untuk berpikir hasil
pemikirannya  adalah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Menurut Al-Gazhali bahwa makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan sesuatu yang
paling mulia pada diri manusia adalah hatinya, tugas utama pendidik adalah
menyempurnakannya, membersihkan dan mengiringi peserta didik agar hatinya selalu dekat
kepada Allah swt, melalui perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, para pendidik akan
selalu dikenang oleh anak didiknya. Kemudian al-Gazhali memberikan argumentasi yang kuat,
baik berdasarkan al-Qur’an as Sunnah, maupun argumentasi secara rasional. Sehingga kita dapat
mengatakan bahwa mengajarkan ilmu bukan hanya  termasuk aspek ibadah kepada Allah swt,
melainkan juga termasuk khalifah Allah swt, karena hati orang alim telah dibukakan oleh Allah
swt.
Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai ‘abdun’ (hamba Allah) dan sebagai
khalifah Allah dibumi. Esensi dan “abdun’ adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada
kebenaran dan keadilan Allah sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab terhadap diri
sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Keengganan
manusia menghambakan diri kepada Allah swt sebagai pencipta akan menghilangkan rasa
syukur atas anugerah yang diberikan oleh sang pencipta berupa potensi-potensi dan keikhlasan
manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah kehambaan kepada sesama
manusia termasuk kepada dirinya.
Manusia diciptakan dimuka bumi ini dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada
ketakwaan dan kencenderungan kepada perbuatan fasik, serta berfungsi sebagai khalifah/wakil
Allah dimuka bumi agar ia mampu mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan
alam dan lingkungannya tempat tinggalnya. Sehingga manusia diberi kebebasan untuk
mengeksplorasi, menggali sumber daya alam serta dapat memanfaatkannya dengan sebaik-
baiknya, akan tetapi manusia juga harus dapat menyadari terlebih dahulu bahwa potensi sumber
daya alam akan habis terkuras untuk memenuhi kebutuhan hidup apabila manusia tidak hanya
menjaga keseimbangannya.

Adapun ilmuwan muslim yang terkenal dengan karya-karyanya yaitu sebagai berikut:
A. Bidang Astronomi:
1. Risalah fi Masa’il Su’ila anha min Ahwal al-Kawakib,jawaban terhadap pernyataan-
prnyataan tentang keadaan planet-planet.
2. Risalah fi Idhah’illat Ruju’ al-Kawakib,tentang penjelasan sebab gerak ke belakangpalnet-
planet
3. Fi asy-Syu’a’at,tentang sinar (bintang)
B. Meteorologi:
1. Risalah fi’illat Kawnu adh-Dhabab,tentang sebab asal mula kabut.Ini telah di terbitkan
dalam Rasa’il II: 76-8
2. Risalah fi ‘illat IKhtilaf Anwa’us Sanah,tentang sebab perbedaan dalam tahun-tahun.
3. Risalah fi al-Bard al-Musamma “Bard al-‘Ajuz”,tentang dingin “si Nyonya Tua”.Dan masih
banyak penemuan-penemuan menarik yang di temukan oleh orang-orang muslim.
Dengan memiliki ilmu pengetahuan kita pasti bisa tidak akan mengeksploitasi alam ini secara
berlebihan paling hanya kebutuhan primernya bukan untuk memenuhi kepuasan hawa nafsu saja.
Terlepas dari pada itu kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah
manusia sendiri, mereka banyak berkhianat terhadap perjanjiannya sendiri kepada Allah swt dan
mereka tidak menjaga amanat Allah swt untuk menjaga kelestarian alam ini. Sehingga telah
nampak kerusakan dilaut dan didarat yang disebabkan oleh perbuatan tangan manusia.
Untuk itu melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberikan keistimewaan berupa kebebasan
untuk memilih dan berkreasi sekaligus untuk menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya
sebagai makhluk psikofisik. Namun ia akan sadar akan keterbatasannya yang menurut ketaatan
dan ketundukan terhadap aturan Allah SWT baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah
beribadah secara langsung maupun dalam kontes ketaatan terhadap sunnatullah “hukum alam”
perpaduan antara ibadah dan khalifah akan mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang
selamat di dunia dan diakhirat.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna, kesempurnaan karena diberi potensi dan
ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang kita miliki dapat kita kembangkan dengan
memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang telah diciptakan Allah swt untuk kita.
Oleh sebab itu marilah kita menjaga dan melestarikan alam ini agar tidak punah dan tetap
berpedoman pada al-Qur’an dan as sunnah sebagai rasa syukur kita kepada Allah SWT.
Saran
Untuk mengembangkan IPTEKS harus kita dasar dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT agar dapat memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan serta lingkungan sekitar
kita.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,Natsir.1989.Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah.Bandung:Mizan

Baiquni,Acmad.1994.Al Qur’an Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.Yogyakarta:Dana Bhakti


Prima Yasa

Israr,C.1958.Sedjarah Kesenian Islam.Djakarta:Pembangunan


MAKALAH TENTANG ILMU IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

Disusun Oleh :

Fadhlual Anshar 23010112130320


Viltra Anando M 23010112130321
Fatchan In’ami 23010112140322
Arief Wicaksono 23010112140323
Miranti W 23010112140324
Roberto Leo B 23010112140325

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN


JURUSAN PETERNAKAN
PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012

Anda mungkin juga menyukai