Anda di halaman 1dari 6

Nama : Annisa Permata Ariyanti

NIM : P27240018056

Kelas : 4B / D-IV AKUPUNKTUR

IDENTIFIKASI KULIT WAJAH

1. Permasalahan kulit wajah : jerawat pada area wajah pada pipi kanan dan kiri, dagu,
dahi

Jerawat dapat muncul di wajah dan bagian tubuh lainnya, jerawat adalah masalah kulit
yang disebabkan oleh produksi minyak berlebih (sebum) hingga pori-pori tersumbat akibat
penumpukan sel-sel kulit mati dan kotoran. Awalnya, sumbatan pori-pori tersebut akan
menjadi komedo. Namun, ketika terjadi peradangan pada pori-pori yang tersumbat maka
timbullah jerawat. 
2. Lesi pada wajah :
a) Lesi primer

 Tanda lahir : Tidak terdapat tanda lahir pada area wajah

 Luka lepuh : Tidak terdapat luka lepuh pada wajah

 Macula, yakni lesi kulit datar biasanya terlihat dari adanya warna pada kulit yang
berubah tanpa terjadi perubahan bentuk. Misalnya freckles atau tahi lalat yang
datar : Tidak terdapat freckles atau pun tahi lalat pada area wajah

 Nodul, yakni lesi kulit yang lembut atau keras dan menonjol : terdapat nodul di
area pipi kanan dan kiri pada wajah

 Papula, yaitu lesi yang menonjol dengan permukaan tajam, bulat atau datar :
terdapat papula di area pipi kanan dan kiri pada wajah

 Pustula, yakni lesi kulit yang berisi nanah, seperti bisul atau abses : terdapat
pustula di area pipi kanan dan kiri pada wajah

 Bintik-bintik (wheals) yang terlihat seperti bagian yang bengkak, benjolan atau
plak yang muncul tiba-tiba di kulit : tidak ada wheals yang terlihat pada wajah.
b) Lesi skunder
 Kerak atau keropeng, yaitu jenis lesi kulit sekunder dari lesi kulit primer yang
tergores, terluka, atau teriritasi : tidak terdapat Kerak atau keropeng pada wajah
 Ulkus atau borok, yaitu lesi yang muncul dari lesi primer yang terinfeksi atau
mengalami cedera. : tidak terdapat Ulkus atau borok pada wajah
 Sisik, yakni bercak sel kulit yang menumpuk dan mengelupas. : tidak terdapat Sisik
atau borok pada wajah
 Bekas luka yang terlihat seperti goresan atau bekas luka, mungkin menebal dan
menonjol (disebut juga keloid) : tidak ada keloid pada sekitar area wajah
 Atrofi kulit, yang muncul ketika area kulit menjadi tipis dan keriput : tidak terdapat
atrofi kulit pada area wajah
 Urtikaria, atau bentol yang disebabkan oleh alergi : tidak terdapat urtikaria pada
area wajah
 Hiperpigmentasi warna kulit menjadi menggelap dan berbeda dari warna kulit
sekitarnya, misalnya akibat efek obat-obatan : tidak terdapat Hiperpigmentasi pada
area wajah
 Hipopogmentasi warna kulit lebih putih daripada warna sekitarnya, misalnya
karenaptiriasis alba, vitiligo : tidak terdapat Hipopogmentasi pada area wajah

3. Anatomi kulit

Struktur kulit terbagi menjadi tiga lapisan utama yaitu epidermis sebagai bagian
terluar, lapisan dermis yang berada di tengah, dan bagian terdalam yakni hipodermis
atau juga disebut subkutan.

a) Epidermis

Epidermis adalah satu-satunya lapisan kulit yang bisa dilihat dan disentuh.
Lapisan ini terdiri dari lima jenis sel, yaitu stratum korneum, stratum lucidum,
stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basal.

 Stratum korneum: lapisan epidermis terluar, terbentuk dari keratin dan


berfungsi sebagai pelindung lapisan kulit yang lebih dalam.
 Stratum lusidum: terletak di bawah stratum korneum, berupa lapisan tipis yang
hanya terlihat di telapak kaki dan telapak tangan. Lapisan ini berperan dalam
tingkat fleksibilitas kulit dan mengandung protein yang berfungsi untuk
regenerasi sel kulit.
 Stratum granulosum: terletak di tengah, bekerja dengan menghasilkan lemak
dan molekul lainnya yang dapat melindungi kulit.
 Stratum spinosum: lapisan epidermis tertebal, berfungsi untuk memproduksi
keratin yang juga melapisi kulit kepala dan kuku.
 Stratum basale: lapisan epidermis terdalam. Lapisan ini mengandung sel
bernama melanosit yang menghasilkan warna kulit atau pigmen yang dikenal
sebagai melanin. Sel inilah yang membuat kulit menjadi cokelat serta
melindungi kulit dari sinar radiasi matahari

b) Dermis
Dermis adalah lapisan kedua yang terletak di bawah epidermis dengan struktur
lapisan kulit dermis lebih tebal. Lapisan ini membentuk fondasi yang kuat untuk
mendukung lapisan epidermis. Lapisan ini memiliki kelenjar keringat dan
pembuluh darah yang membantu dalam mengatur dan mempertahankan suhu
tubuh, kelenjar minyak dan keringat, serta ujung saraf yang dapat mengirimkan
sensasi berupa sentuhan, rasa nyeri, gatal, dan suhu ke otak.

c) Hipodermis
Hipodermis adalah lapisan kulit terdalam yang juga kerap disebut sebagai lapisan
subkutan atau subkutis. Hipodermis terdiri dari jaringan kolagen dan sel lemak,
bertugas untuk melindungi tubuh dari suhu panas dan dingin. Lapisan ini juga
berguna untuk melindungi tubuh dari cedera dengan bertindak sebagai bantalan
yang melapisi tulang.

4. Jenis kulit : T-zone tampak berkilau, tetapi daerah lain terasa kering (kulit
kombinasi)

Cara menganalisis jenis kulit


a) Tes jenis kulit dengan tisu
Salah satu cara mengetahui apa jenis kulit Anda adalah memanfaatkan tisu. Tes
jenis kulit yang satu ini terbilang cukup mudah dan bisa dilakukan di rumah
sendirian.
Langkah tes untuk mengetahui jenis kulit dengan tisu :
 Cuci muka sebelum tidur dengan sabun yang lembut
 Tepuk wajah hingga kering
 Tidak menggunakan pelembap, serum, atau minyak
 Tekan tisu pada wajah saat terbangun di pagi hari
Dengan menekan tisu, Anda bisa melihat bagian wajah mana yang
berminyak maupun tidak sama sekali.

Hasil tes :

Bila tisu tidak menyerap minyak dari kulit, artinya jenis kulit Anda normal atau
sehat. Sementara itu, di bawah ini sejumlah kondisi yang perlu diperhatikan
ketika tisu ditempelkan pada kulit.

 Wajah tampak berkilau atau tisu menyerap minyak, artinya kulit berminyak.
 Kulit terasa kencang atau bersisik setelah satu jam, artinya kulit kering.
 Tisu menyerap minyak pada T-Zone (area dahi, hidung, dan dagu) setelah
satu jam, tetapi area lain terasa kering, artinya kulit kombinasi.

b) Tape test
Selain memanfaatkan tisu, tes untuk mengetahui jenis kulit lainnya yaitu
menggunakan tape atau selotip. Jenis pemeriksaan yang dikenal sebagai tape test
ini juga cukup mudah.
Cara tes untuk mengetahui jenis kulit dengan selotip :
 Siapkan selotip bening biasa
 Basuh wajah dengan pembersih yang lembut
 Keringkan wajah dengan handuk
 Tidak menggunakan pelembap atau produk apa pun
 Tunggu selama 20 menit
 Tempelkan selotip pada wajah, dari daun telinga ke daun telinga lainnya dan
atas pangkal hidung
 Diamkan selama 3 menit
 Lepaskan selotip

Setelah melepaskan selotip secara perlahan, lihat bagian mana yang terasa lengket
untuk mengetahui jenis kulit Anda.

Hasil tes :

 Jika selotip menempel dan terlepas dengan mudah, artinya Anda mempunyai
kulit normal.
 Di lain sisi, pemilik kulit berminyak mungkin akan kesulitan karena selotip
akan lebih sering bergeser. Hal ini disebabkan minyak mencegah perekat ini
menempel langsung pada kulit.
 Sementara itu, selotip akan terlihat keruh karena serpihan kulit kering ketika
dilepaskan. Ciri ini yang menandai seseorang mungkin memiliki jenis kulit
kering.

c) Melihat kinerja kulit sepanjang hari


Selain kedua tes di atas, ada cara yang lebih mudah untuk mengetahui jenis kulit,
yaitu melihat bagaimana kinerjanya sepanjang hari. Hasil dari metode ini akan
dilihat pada penghujung hari, yakni:
 kulit terasa berminyak dan tampak berkilau (kulit berminyak),
 T-zone tampak berkilau, tetapi daerah lain terasa kering (kulit kombinasi),
 memiliki sedikit minyak dan sedikit sisik (kulit normal), serta
 kulit terasa gatal, memerah, hingga meradang (kulit sensitif).

Anda mungkin juga menyukai