Silalahi
Kelas : XI IPA 5
Tahap-tahap di atas diperinci lagi menjadi siklus makro (1 makro = 1 bulan) dan
siklus mikro (1 mikro = 1 minggu), dan antara siklus makro dengan mikro ada
siklus meso. Tujuan latihan pada setiap siklus adalah spesifik dan merupakan
rincian dari sasaran umum program latihan tahunan.
1. Tahap Persiapan.
Tahap Persiapan merupakan tahap yang sangat penting dalam program latihan
tahunan secara keseluruhan, karena pada tahap ini akan dikembangkan kerangka
umum fisik, teknik, taktik, dan persiapan mentalnya dalam menghadapi tahap
pertandingan yang akan datang. Apabila latihan yang dilakukan pada tahap
persiapan ini kurang baik maka akan berdampak kurang baik pula pada tahap
pertandingannya.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk membangun dan menciptakan kondisi umum
atlet. Pada tahap ini kondisi atlet masih jauh dengan kondisi puncak, dan tahap ini
dilaksanakan sebelum datangnya musim-musim pertandingan.
Secara umum (Ozolin : 1971 dalam Bompa : 1994) tujuan dari tahap persiapan ini
adalah :
Lama latihan pada tahap ini sekitar 4 sampai 5 bulan, tergantung dari karakteristik
cabang olahraga, kondisi fisik atlet, dan jenis rencana tahunan yang dipakai.
2) Tujuan :
· Melatih mental seperti : disiplin, loyalitas dan kerjasama antar anggota tim,
sportivitas. Namun tujuan yang paling utama adalah untuk mengembangkan
kondisi fisik ke tingkat yang lebih tinggi, sehingga memudahkan untuk latihan
berikutnya dan berlaku untuk semua cabang olahraga.
3) Karakteristik latihan :
· Volume latihan fisik sekitar 60 – 70 % (kira-kira 3 minggu terakhir dari tahap ini
titik berat latihan fisiknya pada stamina, power, agilitas, speed, daya tahan otot).
Catatan : Yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah tidak dianjurkan untuk
menerjunkan atlet ke dalam pertandingan, karena penekanan latihan masih pada
latihan fisik yang berat, sehingga atlet belum siap untuk diujicobakan dalam suatu
pertandingan karena teknik gerakannya belum stabil. Apabila hal ini dipaksakan
maka akan berdampak pada suasana psikologis atlet.
3) Karakteristik latihan :
c) Pada akhir tahap ini (TPK) volume latihan mulai menurun, namun intensitas
Dari penjelasan kedua tahap diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
target pada tahap persiapan adalah : (1) Pembentukan kondisi fisik, dan (2) Teknik
dasar keterampilan cabang olahraga.
Penjelasan :
Penekanan latihan pada pembentukan kondisi fisik adalah unsur kekuatan, daya
tahan kardiovaskuler, kecepatan, kelentukan, dan kelincahan.
3. Tegangan otot harus tetap dipelihara (untuk menghasilkan otot yang besar
maka beban harus berat dengan gerakan perlahan-lahan).
Daya tahan kardiovaskuler adalah kondisi tubuh yang mampu untuk berlatih
dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah
menyelesaikan latihan tersebut. Prestasi atlet akan terhambat kemajuannya bila
atlet tersebut tidak terlatih daya tahan kardiovaskulernya.
Seseorang yang memiliki daya tahan kardiovaskuler yang tinggi , maka ia akan
mampu beraktivitas lebih lama dibandingkan dengan orang yang daya rahan
kardiovaskulernya rendah. Jadi dengan adanya daya tahan kardiovaskuler yang
tinggi maka akan menunda terjadinya kelelahan.
Untuk mengetahui berapa besar VO2 max atlet yang kita tangani dapat dilakukan
bermacam-macam tes seperti :
· Tes Balke yaitu tes lari selama 15 menit, maksudnya dalam tes ini atlet berusaha
lari sejauh dan secepat mungkin selama 15 menit. Setelah itu dihitung dengan
menggunakan rumus Balke :
Misalnya jarak yang ditempuh atlet dalam 15 menit adalah 3000m, maka setelah
dihitung dengan rumus Balke,
= 11,524 + 33,3
= 44,824 ml / kg / min
· Tes Multi Tahap (Bleep Test) yaitu lari terus-menerus dengan jarak 20 meter
dengan intensitasnya makin lama makin meningkat, dan dalam pelaksanaannya
dipandu dengan kaset.
Unsur kecepatan (speed).
– Lari akselerasi.
– Peregangan dinamis.
– Peregangan statis.
– Peregangan pasif.
Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan
cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan
dan kesadaran akan posisi tubuhnya.
– Lari boomerang.
– Dll, pada prinsipnya bentuk latihan kelincahan adalah harus lari cepat, belok
cepat, mundur cepat, tanpa kehilangan keseimbangan dan posisi tubuh.
Teknik dasar merupakan awal dari latihan keterampilan cabang olahraga. Jika
seorang atlet memiliki teknik dasar yang baik dan benar maka akan
memudahkannya untuk mengembangkan keterampilan cabang olahraga yang
digelutinya lebih lanjut. Dengan tingkat keterampilan yang tinggi yang dimiliki
oleh seorang atlet maka diharapkan peningkatan prestasi akan lebih mudah
diraih.
2. Teknik dasar yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang petenis adalah
pukulan forehand, backhand, servis, dan voli.
3. Teknik dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemain voli adalah pass bawah,
pass atas, servis, block, spike.
4. Teknik dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemain basket adalah dribbling,
chest pass, shooting.
2. Tahap Pertandingan.
Salah satu tujuan pada tahap pertandingan adalah penyempurnaan semua aspek
latihan, terutama aspek fisik, teknik, dan mental, untuk memperoleh prestai
puncak pada pertandingan utama. Teknik dasar yang sudah terbentuk pada TPU,
lalu disempurnakan pada TPK harus sudah mendekati sempurna.
Jika pada tahap ini atlet belum menguasai keterampilan teknik dengan baik, maka
dapat diperkirakan pelatih membuang waktu dengan percuma sekitar 4 bulan
lamanya.
Menurut (Ozolin 1971 : dalam Bompa : 1994) yang menjadi tujuan umum pada
tahap pertandingan adalah :
· Menyempurnakan taktik.
· Semangat bertanding serta disiplin yang tinggi, karena tanpa disiplintak mungkin
bisa jadi juara,
· Pantang menyerah,
· Percaya diri,
· Kemampuan untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam situasi
stres,
· Sportivitas.
Karakteristik latihan :
· Beban latihan yang diberikan pada kekhasan cabang olahraga relatif akan
semakin meningkat. Hal ini bertujuan agar konsistensi perkembangan prestasi
dapat lebih terjamin.
3) Karakteristik latihan :
· Latihan fisik, yaitu dalam bentuk mempertahankan kondisi fisik yang telah
dikembangkan pada tahap sebelumnya.
· Penekanan latihan pada taktik pola pertahanan dan penyerangan, baik pada
olahraga perorangan maupun beregu, serta pola dan formasi-formasi dalam
permainan harus diketahui oleh atlet.
Fisik : sekitar 20 %
Teknik : sekitar 20 %
Lain-lain : sekitar 10 %.
· Hindarkan hal-hal yang dapat menimbulkan cedera, karena pada tahap ini rawan
akan terjadinya cedera.
· Masa ini merupakan masa yang paling berat, karena kelesuan serta kejenuhan
sering timbul pada diri atlet, sehingga stres sering mempengaruhi atlet.
2) Tujuan :
· Menggali potensi atlet untuk berkembang seoptimal mungkin, baik potensi fisik,
teknik, taktik, dan mental, karena aspek ini merupakan komponen utama untuk
meraih kemenangan, sehingga prestasi atlet dapat mencapai puncaknya pada
pertandingan utama yang dijadikan target selama ini (Hari H).
· Atlet sudah dalam kondisi siap tempur, sehingga lebih percaya diri dan memiliki
motivasi yang tinggi untuk mencapai kemenangan.
3) Karakteristik latihan :
· Tes-tes uji coba / try out, bertahap dari pertandingan yang kurang berat
meningkat ke yang lebih berat, atau selang-seling antara pertandingan berat dan
ringan supaya ada keseimbangan antara menang dan kalah. Try out boleh banyak,
namun jangan terlalu banyak.
Teknik : sekitar 10 %.
Mental : sekitar 15 %.
Fisik : sekitar 5 %.
· 2 hari menjelang “Hari H” latihan ringan, waktu singkat, dan intensitas rendah.
3) Karakteristik latihan :
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan yang menyangkut
masalah psikologis sebelum pertandingan, yaitu :
· Jika sehari sebelum pertandingan anda ingin berlatih maka latihanlah sesuai
dengan waktu pertandingan besok, dan berlatihlah di lokasi pertandingan. Ingat !
jangan terlalu lelah.
· Jika anda merasa tegang itu hal yang wajar, usahakan perkecil ketegangan itu
dengan berpikir positiv (ingat kemampuan yang anda miliki dan lupakan
kelemahan).
· Berdoa memohon kekuatan pada Tuhan Yang Maha Esa, dan bertekad untuk
main sebaik mungkin.
Setelah berakhirnya pertandingan bukan berati atlet harus istirahat total, tetapi
atlet harus tetap memperhatikan kondisi fisiknya (istirahat aktif). Jadi harus tetap
ada aktivitas untuk mempertahankan kondisi fisik sampai sekitar 50 % sehingga
pada permulaan program latihan berikutnya kondisi fisik atlet tetap dalam kondisi
terjaga dengan baik. Sebab apabila kondisi atlet berada di tingkat yang rendah
maka akan sulit diperkirakan bahwa prestasinya dari tahun ke tahun akan dapat
meningkat secara progresif. Aktivitas yang dilakukan harus dengan intensitas
rendah berupa olahraga rekreatif tanpa target tertentu, misalnya : kegiatan fisik
ringan seperti jogging, senam, renang, piknik ke gunung atau ke pantai. Tahap ini
bertujuan untuk “mengistirahatkan” psikologis dan “regenerasi” biologis. Waktu
yang diperlukan pada tahap ini sekitar 1 – 2 bulan.
Pada tahap ini harus ada evaluasi hasil prestasi serta program dan proses latihan
selama ini dengan cara memutar hasil rekaman video, foto-foto, selanjutnya
dilakukan analisa denagn cermat. Selain itu juga harus disiapkan program latihan
berikutnya berdasarkan hasil analisa.
Istirahat penuh hanya boleh diberikan pada atlet jika terlihat ada gejala
overtraining, atau stres yang tinggi, dan waktunyapun hanya diberikan selama 5 –
7 hari.