Anda di halaman 1dari 2

Nama: Pinky Nur Annisa

NIM: 201010700114

Semester/Kelas: 03/ Side 003


Mata kuliah: Penulisan kreatif

HANYA IKAN TUNA


Seorang pria 8 tahun lebih tua dariku tiba-tiba datang ke kamar dengan senyuman
khasnya, dia membawa semua peralatan yang ia butuh kan untuk memancing. “Hei ayolah
temani aku hari ini” ujarnya. “Tapi aku tak ingin pergi, lagi pula cuacanya sangat panas aku
tak mau kulitku terbakar” kataku kepadanya. “Ayolah ayin, ayin adik ku yang manis. Aku
jamin kulitmu tak akan terbakar aku sudah membawa sunblock terbaik di muka bumi ini, aku
juga membawa topi besar aku membawa kipas aku membawa semua kebutuhan yang akan kau
butuh kan nanti. Bahkan jika diizinkan aku akan membawa minimarket ke kapal nanti. Ayolah
temani aku hari ini aku sudah menyewa kapalnya sangat mahal ditambah sudah membeli
umpan terbaik kau pasti akan suka” kak desta terus saja berceloteh agar aku ikut namun aku
tetap tak mau ikut aku menutup telingaku dengan earphone berusaha agar tak
mendengarkannya. Lagian siapa yang pergi memancing di siang bolong seperti ini. Dan juga
kak desta memang akhir-akhir ini sedang kecanduan memancing, 2 hari yang lalu ia pergi
memancing di tengah malam dan pulang jam 10 pagi dan tidak membawa ikan sama sekali
alasannya ikan yang dia dapatkan terlalu murah, atau bukan yang ia inginkan atau yang paling
konyol ikan itu kepala keluarga. Kalau seperti itu kenapa ia terus memancingnya kenapa tidak
hanya melihatnya saja? Kan ikan jika terkena kailnya akan kesakitan. “Hei kau sebagai adik
tak boleh seperti ini, aku laporkan ya kepada mamah. Oh atau photo card idol mu yang kemarin
aku janjikan tidak akan pernah datang akan ku batalkan saja?” Ancam kak desta “kakak apa
apaan kenapa mengancam dengan photo pacarku!” Jawabku kesal “kalau begitu temani aku.
Aku belikan kau 2 photo card lagi” pinta kak desta “kalau seperti itu ayo, cepat aku sudah siap,
semua barang ku tinggal aku bawa” kata ku sembari membawa tas ku dan berjalan ke arah
mobil. Kak desta hanya diam terheran melihat adiknya yang dengan mudah di sogok dengan
sebuah foto kecil seperti itu saja.
Setelah sampai di pantai kami pun menaiki sebuah kapal yang cukup mewah dan
menggunakan sebuah pelampung. “Kau punya banyak uang hanya untuk hal seperti ini ya?”
Tanya ku “hei kau harus memberikan reward kepada dirimu setelah menjadi budak selama 1
bulan, kau juga membuang uangmu hanya untuk kertas” ledek kak desta “kertas ganteng ku
bisa ku jual lagi kalau ku butuh uang tauk Itu investasi namanya. Lagian reward macam apa
kau melakukannya hampir tiap minggu” “kemarin-kemarin aku menaiki kapal yang murah tau
itupun patungan dengan temanku, khusus hari ini aku memilih yang mahal karena pergi
bersama adik ku tercinta. Ngomong-ngomong karena aku yang membelikan kertas-kertas itu,
artinya harusnya uangnya untukku kan?” Aku hanya bersenandung mengalihkan perhatian
pura-pura tak mendengar ucapan kak desta. Kapal pun mulai berjalan kak desta serta beberapa
tamu yang lain mulai mengeluarkan alat pancingnya. “Nih untukmu” tiba-tiba aku diberikan 1
buah alat pancingan “aku tak mau” tolak ku “kau harus mencobanya, bagaimana bisa kau hanya
duduk-duduk di sini bahkan orang berlibur saja memilih berenang” omel kak desta “iya iya,
tapi aku tak mau seserius dirimu aku hanya akan melempar kailku kemudian diam lagi pula tak
akan ada ikan yang datang” ucapku “lihat saja nanti” ucap kak desta.

Aku mulai melempar kail ku dan duduk di dekat pancingan sambil meminum soda.
“Hari ini harus tuna aku ingin tuna” celetuk kak desta. Aku menyeringai melihat kelakuan
kakak ku, namun tiba-tiba pancinganku bergerak “kak, kak desta...” Teriak ku, kak desta yang
melihatku panik segera menarik pancinganku “lihat ini ayin wah kau wah benar-benar wah
sangat hebat baru 10 menit kau sudah wah kau ini moana apa bagaimana” “apa sih ini cepat
tarik aku ingin lihat ada apa” perintah ku, kak desta pun segera menarik pancinganku ke atas
dan ternyata seekor gurita terjerat di sana “wah gurita” teriak ku senang “lepaskan, guritanya
kasihan” perintah kak desta “hah? Kenapa? Guritanya besar jadi tidak apa-apa” aku pun
terheran “kau tahu gurita ini bisa saja sedang mengandung, kau tega menguliti ibu dari anak
anaknya?” Celoteh kak desta sambil melepaskan guritanya. Aku pun hanya diam tercengang.
“Nih” kak desta mengembalikan alat pancingku, dan aku segera melemparkannya ke laut
kembali.

Setelah hampir 6 jam di atas kapal aku pun mulai mengantuk dan mabuk “kak desta
ayo pulang kau ini dari tadi mencari apa sih” pintaku “aku mencari ikan yang ku cari tunggulah
aku pasti mendapatkannya kalau kau lapar kau bisa makan kalau lelah tidur” jawab kak desta
“kau ini aku dari tadi sudah menghabiskan 2mie cup, 3 nasi kepal, 4botol air minum, 7kali
bolak balik kamar mandi, tidur selama 1 jam. Aku lelah ingin pulang aku rindu kasur ku”
jawabku sambil marah kepada kak desta “ya sudah ini baru jam 8 malam, nanti aku belikan
kau sushi” pintanya “aku sudah muak dengan makanan laut. 6 jam di sini. Dari tadi kita
mendapatkan gurita kau lepaskan katanya dia ibu hamil, dapatkan ikan layur kau lepaskan
katanya kurang panjang, lalu lobster kau lepaskan padahal tadi sangat besar kau bilang lobster
itu kepala rumah tangga dan akan pergi ke ajang mma what? Lalu kita sudah mendapatkan
1kilo rumput laut. Lalu apa lagi?” Aku pun berteriak kepada kak desta “aku hanya ingin ikan
tuna tahu” ka desta meneriaki ku kembali. Tiba-tiba seorang bapak-bapak paruh baya datang
menemui kami “ada apa kenapa sangat berisik?” Tanyanya “ini aku ingin pulang tapi kakak ku
aneh dia tak ingin pulang” jawab ku “aku hanya ingin ikan tuna” pangkas kak desta. Namun
tiba-tiba bapak itu tertawa dan membuat kita kebingungan. “Ada apa pak?” Tanya ku. “Kalian
pasti pemancing baru, harusnya kalian membaca peta laut terlebih dahulu” jawabnya “maksud
bapak apa, aku sudah memancing selama 3bulan” jawab kak desta marah “ikan tuna itu di laut
Jawa utara sedangkan ini laut selatan dik” jawab bapak itu. Aku pun melirik kesal ke arah kak
desta “ah seperti itu ya pak, maafkan kami sudah berisik, terima kasih pak atas infonya” jawab
kak desta sembari menunduk malu dan bapak itu pergi meninggalkan kami “kalau saja kau
bukan kakak ku sudah ku lempar kau ke laut” kataku sambil marah “he he jangan marah adikku
yang cantik ayo kita pulang” jawab kak desta dan aku pun tetap diam dan marah kepadanya.

Anda mungkin juga menyukai