Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 7

PEOPLE POWER PHILIPINA

SMA BUDI MULIA CILEDUG

1. RATRI DEWI RAMADINA


2. DELLA MELIANIE HERY
3. FARHAN KAMIL
4. LUTHFI ZIKRA

KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok sejarah peminatan dengan judul
“ People Power Philipina”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
teman teman sekelompok, yang membantu dalam memberikan materi,saran dan
doa.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu kami mengharapkan segala bentuk dan saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.Akhirnya Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………..


Kata Pengantar ………………………………………………………. 2
Daftar isi ……………………………………………………………... 3

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………. 4
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian People Power Philipina …….………………. 6
2.2 Sejarah People Power di Philipina……………………… 7
2.3 Fakta People Power Philipina…………………………… 8
2.4 Dampak People Power Philipina ……………………….. 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ………………………………………………10
3.2 Saran………………………………………………………10

Daftar Pustaka ………………………………………………………….11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada periode 1965-1986, pemerintahan Filipina dipimpin oleh presiden


Ferdinand Marcos. Pada masa pemerintahannya, Filipina mengalami krisis
ekonomi dan politik.
Krisis ekonomi dan politik di Filipina menumbuhkan gelombang perlawanan
dari masyarakat dan golongan oposisi.
Rezim Ferdinand Marcos memimpin secara diktator dan kerap melakukan
tindakan represif terhadap aktivis dan golongan oposisi.
Utang Filipina yang mencapai 25.000.000.000 dollar AS pada tahun 1983.
Pembunuhan terhadap mantan senator Benigno Aquino Jr pada 21 Agustus
1983.
Adanya indikasi kecurangan pada Pemilu 1986 yang dilakukan oleh Ferdinand
Marcos

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud people power filipina?


2. Bagaimana sejarah people power di filipina?
3. Apa fakta dari people power filipina?
4. Apa dampak dari people power filipina?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan pengertian dari people power filipina


2. Menjelaskan sejarah people power di filipina
3. Menjelaskan fakta dari people power filipina
4. Menjelaskan dampak dari people power filipina
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian People Power Filipina

People power adalah istilah bagi suatu gerakan aksi demonstrasi massa yang ingin
menggulingkan kekuasaan presiden secara paksa.Yang berarti, People power filipina adalah
gerakan aksi demonstrasi massa untuk menggulingkan presiden yang terjadi di Filipina. Upaya
gerakan ini dilakukan dengan cara aksi demonstrasi masa yang melibatkan banyak rakyat turun
ke jalan. Tujuan aksi ini adalah memaksa presiden melepaskan jabatannya yang dianggap telah
melanggar konstitusi negara atau penyimpangan yang berbahaya bagi negara.

Istilah people power dapat disama artikan dengan kekuatan rakyat. Hal ini karena rakyat
berupaya mengumpulkan kekuatan untuk melawan dan melakukan protes terhadap kesewenangan
yang dilakukan penguasa. Lazimnya pengertian people power merujuk pada gekan masa yang
non-kekerasan untuk menggulingkan pemerintahan yang diktator dan otoriter.
2.2 Sejarah People Power Di Filipina

Peristiwa people power itu dimulai dari protes anti kekerasan untuk menggulingkan
Marcos yang dilakukan oleh Corazon Aquino, istri dari pemimpin oposisi saat itu,
yakni Benigno Aquino Jr. Saat itu Aquino mulai melancarkan kampanye protes
sebagai konsekuensi dari deklarasi kemenangan Marcos pada pemilihan Presiden
Filipina tahun 1986. Sejak saat kejadian itu, people power dikenang sebagai
perlawanan damai dengan demonstrasi jalanan yang dilakukan rakyat Filipina di
Epifanio de los Santos Avenue (Edsa). Peristiwa people power ini juga dianggap
melahirkan kembali demokrasi di Filipina. Melalui momen ini pula, banyak orang
menganggap people power yang sukses di negara lain (termasuk di Indonesia)
mengacu pada revolusi people power di Filipina.

Hal yang menyebabkan kemarahan rakyat Filipina sampai mengadakan demonstrasi


besar-besaran adalah masa kepemimpinan Marcos yang diktator dan otoriter. Marcos
telah menjabat dua periode sebagai presiden dalam keadaan darurat tahun 1972 di
Filipina sebagai respon terhadap gangguan keamanan yang dipicu oleh kelompok
Komunis dan pemberontak muslim. Sebelumnya Marcos sudah menjabat menjadi
Presiden Filipina sejak tahun 1965, kemudian menjabat lagi di tahun 1969, dan terus
memerintah sampai dekrit periode 1973-1986. Dari pemerintahannya itu, Marcos
dianggap melakukan suap dan korupsi serta kontroversi pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM). Atas pelanggaran itulah rezim Marcos ditentang oleh Senator
Benigno “Ninoy” Aquino Jr (Pemimpin golongan oposisi Marcos), yang dibunuh pada
tahun 1983. Marcos telah membentuk komite untuk menyelidiki kasus tersebut, tetapi
justru menghasilkan laporan akhir berisi tuduhan partisipasi militer dalam kasus
pembunuhan tersebut.

Atas tekanan kondisi politik yang kacau ini memaksa Marcos membuat pemilihan
presiden kilat pada tanggal 7 Februari 1986. Dari sinilah Corazon “Cory” Aquino,
janda dari “Ninoy” memberanikan diri untuk mencalonkan diri melawan Marcos
meskipun kurang pengalaman politik. Secara resmi Komisi pemilihan Umum Filipina
(COMELEC) menyatakan bahwa Marcos Lah pemenangnya. Namun Gerakan
Nasional untuk Pemilihan bebas (NAMFREL) sebuah organisasi independen
menyatakan bahwa Aquino lah pemenangnya. Dari sinilah kepercayaan masyarakat
mengarah ke Aquino yang dianggap pemenang. Akhirnya jutaan rakyat Filipina turun
ke jalan mendukung tentara pemberontak untuk menggelar demonstrasi damai yang
saat ini disebut dengan people power. Pada tanggal 25 Februari 1986 Aquino
bersumpah sah menjadi presiden, begitu pula dengan Marcos, namun di dua tempat
yang berbeda. Sejak saat itu Aquino lah yang diakui oleh rakyat Filipina sebagai
seorang presiden. Sedangkan Marcos mengasingkan diri ke Hawaii atas bantuan
Amerika serikat bersama para

sekutunya. Akhirnya Aquino menjadi penguasa di Filipina di bawah pemerintahan


demokratis yang ia bangun kembali.
2.3 Fakta People Power Di Filipina

1. People Power yang terjadi di Filipina pada 1986 menyatakan bahwa rezim
Ferdinand Marcos memimpin secara diktator dan kerap melakukan tindakan
represif terhadap aktivis dan oposisi.
2. Dibawah kepemimpinan Marcos, Filipina memiliki utang sebesar
25.000.000.000 dollar AS tahun 1983.
3. Mantan Senator Benigno Aquino Jr (Pemimpin golongan oposisi Filipina)
dibunuh pada 21 Agustus 1983.
4. Ferdinand Marcos dianggap melakukan kecurangan pada pemilu 1986 yang
memenangkannya kembali menjadi presiden pada tahun 1986.
5. Menurut Susan F. Quimpo untuk menggulingkan Marcos tidak hanya dengan
peristiwa people power dalam 3 hari saja, namun butuh puluhan tahun
lamanya.
6. Kekuasaan diktator Marcos didukung oleh Amerika Serikat yang sangat kuat
dan didukung oleh militer, anggota kongres, senat, dan kroninya. Jadi pada saat
itu negara Filipina benar-benar dalam kekacauan murni yang menyamar
sebagai kedamaian.
7. Susan Quimpo mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul Subversive
Lives bahwa kekalahan militer adalah termasuk 75.730 korban HAM. Angka
ini kemudian dipecah lagi menjadi 70.000 tahanan politik, 34.000 korban
penyiksaan, 389 desaparecidos, dan 3.240 adalah korban yang selamat (atau
eksekusi ringan).
Angka-angka ini baru diperoleh dari tahun 1972 sampai 1981 setelah ada
laporan tentang penyiksaan dan penahanan ilegal. Namun pelanggaran HAM
sebelum tahun 1972 masih banyak pelanggaran HAM yang tidak tertangani.

1. Catatan pembunuhan para pekerja Ham, seperti pendeta, pemerhati lingkungan,


dan jurnalis adalah kebenaran yang tidak terbantahkan di rezim Marcos.
2. People power di Filipina adalah pemberontakan yang spontan dan sangat
berbeda dari sebuah revolusi yang direncanakan secara sistematis dengan
ideologi yang sesuai.
3. Rakyat Filipina dari kelas menengah dimotivasi oleh aktivis sosial dan pembela
HAM, Gereja Katolik dan Protestan yang didanai oleh dinasti politik di
pengasingan.
4. Selama revolusi EDSA, orang Filipina menyerahkan hidup mereka untuk
mengakhiri dua dekade lebih kediktatoran. Di mana kebebasan berekspresi dan
pers dikendalikan, dan sistem peradilan hampir tidak diizinkan untuk berfungsi.
5. Corazon Aquino adalah wanita Asia pertama yang tampil menjadi presiden di
Dunia. Pada tahun 1986 itu pula ia dinobatkan sebagai Woman of the Year oleh
Majalah Time.
6. Pada tahun 2003, Siaran Radio Revolusi Kekuatan Rakyat Filipina tercatat
dalam daftar memori dunia UNESCO yang terdaftar sebagai warisan
dokumenter resmi dari badan pendidikan dan ilmiah Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB).
2.4 Dampak People Power Filipina

1. Revolusi di EDSA yang terjadi 35 tahun yang lalu memberikan dampak positif di
panggung dunia atas kebebasan manusia. People power di Filipina menunjukan bahwa
transisi demokrasi juga merupakan transisi menuju kehormatan yang lebih besar
terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).

2. People power di Filipina berdampak pada gerakan demokrasi di beberapa negara


seperti Taiwan, Korea Selatan, dan beberapa negara di Asia yang menerapkan asas
demokrasi, termasuk Indonesia. Dari sinilah banyak orang mengklaim gerakan
demonstrasi yang mereka lakukan mengacu pada people power di Filipina.

3. Adanya pemulihan kebebasan pers sejak people power berhasil di Filipina.

4. Penghapusan Undang-undang yang dianggap represif pada rezim sebelumnya.

5. Terjadinya adopsi Konstitusi 1987

6. Adanya subordinasi militer ke pemerintahan sipil, meskipun ada beberapa upaya


kudeta yang dilakukan selama pemerintahan Corazon Aquino.

7. Setelah people power berhasil pada 1986, revolusi ini menyediakan pemulihan
lembaga-lembaga demokrasi setelah 13 tahun diperintah oleh kekuasaan yang
totaliter. Lembaga-lembaga ini kemudian digunakan untuk menentang keluarga politik
yang mengakar untuk memperkuat demokrasi Filipina.

8. Pertumbuhan ekonomi mulai meningkat sejak people power EDSA pada tahun
1986. Meskipun tetap jatuh beberapa kali sejak krisis keuangan lain, namun kegagalan
yang terjadi setelah revolusi tidak pernah melebihi angka jatuh yang tercatat selama
darurat militer.

9.Standar hidup rata-rata orang Filipina juga jauh lebih baik daripada sebelum hukum
perang. Hal ini diukur oleh dengan PDB per kapita negara tau output ekonomi negara
per orangnya.

10. Gerakan massa yang dikenal sebagai “Revolusi Kekuatan Rakyat” tidak hanya
penting bagi transisi demokrasi di Filipina. Melainkan juga menjadi inspirasi bagi
gerakan massa berikutnya yang mengarah pada transisi demokrasi lebih lanjut di
seluruh dunia ketiga dan bekas blok Komunis di Timur Eropa dan Uni soviet.
11. “Kekuatan Rakyat” adalah hadiah dari Filipina kepada dunia. People power di
Filipina membuka jalan bagi pembongkaran Tembok Berlin secara damai dan
kembalinya demokrasi di Korea Selatan dan Rumania.

● Tembok Berlin membagi Jerman dari tahun 1961 hingga 1989. Akhirnya
Jerman kembali bersatu saat merayakan ulang tahunnya yang ke 25 bersamaan
dengan runtuhnya Tembok Berlin. Dari peristiwa ini Pemerintah Jerman
memberikan Filipina bagian dari tembok karena perannya.
● Berdasarkan catatan, demonstrasi besar-besaran menentang Chun Doo-hwa,
penguasa di Korea Selatan dilakukan setahun setelah EDSA. Aksi ini akhirnya
mengarah pada reformasi demokrasi, diantaranya adalah pemilihan presiden
secara langsung.
● Penggulingan rezim komunis di Rumania juga bagian lain dunia yang terjadi
beberapa tahun setelah EDSA.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

 People power adalah istilah bagi suatu las an aksi demonstrasi massa yang
ingin menggulingkan kekuasaan presiden secara paksa.
 Peristiwa people power itu dimulai dari protes anti kekerasan untuk
menggulingkan Marcos yang dilakukan secara paksa.
 Pertumbuhan ekonomi mulai meningkat sejak people power EDSA pada tahun
1986.
 “Kekuatan Rakyat” adalah hadiah dari Filipina kepada dunia. People power di
Filipina membuka jalan bagi pembongkaran Tembok Berlin secara damai dan
kembalinya demokrasi di Korea Selatan dan Rumania.
 People Power yang terjadi di Filipina pada 1986 menyatakan bahwa rezim
Ferdinand Marcos memimpin secara las an dan kerap melakukan las an
represif terhadap aktivis dan oposisi.
 Mantan Senator Benigno Aquino Jr (Pemimpin golongan oposisi Filipina)
dibunuh pada 21 Agustus 1983.
 Menurut Susan F. Quimpo untuk menggulingkan Marcos tidak hanya dengan
peristiwa people power dalam 3 hari saja, namun butuh puluhan tahun
lamanya.
 Adanya pemulihan kebebasan pers sejak people power berhasil di Filipina.
 Penghapusan Undang-undang yang dianggap represif pada rezim sebelumnya.
 Terjadinya adopsi Konstitusi 1987

3.2 SARAN

Setelah melakukan penelitian dan diperoleh kesimpulan maka penulis


menyarankan mengenai las an people power hendaknya sebelum perbuatan
tersebut benar-benar dilakukan baik itu people power dihubungkan dengan
Makar ataupun people power dihubungkan dengan demonstrasi massa
hendaknya dilakukan kajian secara komprehensif dan las an , terlebih dahulu
diberikan pemahaman serta sosialisasi tentang las an people power yang akan
dilakukan terutama mengenai las an dan tujuannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/best-seller/people-power/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/02/153826269/people-power-dan-
revolusi-di-filipina-1986

Anda mungkin juga menyukai