PADA
PROYEK PEMBANGUNAN KANTOR PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI SUMATERA UTARA
Diajukan Untuk Syarat Dalam Sidang Sarjana
Universitas Medan Area
DISUSUN OLEH :
ULFI HAQQI
(15.811.0058)
Disusun oleh :
Ulfi Haqqi
15.811.0058
Dosen Pembimbing
Ir.Melloukey Ardan. MT
Di Ketahui Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana teknik dari Universitas Medan Area.
bantuan banyak pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih
1. Bapak Prof. Dr. Dadan Ramdan. M,Sc M,Eng., selaku Rektor Universitas
Medan Area.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Armansyah Ginting selaku Dekan Universitas Medan
Area.
laporan ini .
Area.
6. Ucapan terima kasih yang sebesar kepada semua tim proyek PMD ProvSU
yang telah memberikan saya ilmu dan kesempetan untuk melakukan kerja
saudara saya yang telah memberi kasih sayang, materi, dukungan moril,
dan Doa yang tiada henti untuk melancarkan kerja praktek dan penulisan
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis menyadari bahwa isi
maupun teknik penulisannya jauh dari kesempurnaan, maka untuk itu penulis
mengharapkan kritikan maupun saran dari para pembaca yang bersifat positif
Ulfi Haqqi
ii
2.1 GambaranUmumProyek...................................................................... 5
2.1.2KonsultanPerencana ................................................................... 7
2.1.3KonsultanPengawas ................................................................... 8
2.1.4KontraktorPelaksana .................................................................. 9
iii
3.3PerencanaanSambungandanTumpuan ................................................. 22
iv
3.9.2 PerancanganBalok..................................................................... 36
3.14PekerjaanAdukanBeton...................................................................... 51
3.15PekerjaanPengecoran ......................................................................... 53
3.16Pemadatan .......................................................................................... 54
3.17PembongkaranAcuan ......................................................................... 55
3.18PengendalianCacatBeton ................................................................... 56
LAMPIRAN ................................................................................................... 74
vi
PENDAHULUAN
Dunia kerja pada masa sekarang ini memerlukan tenaga kerja yang
lapangan. Kerja Praktek ini merupakan langkah awal untuk memasuki dunia kerja
Konstruksi beton suatu bangunan adalah suatu dari berbagai masalah yang
dipelajari dalam pendidikan sarjan teknik sipil. Hal ini sangat penting mengingat
konstruksi beton bertulang adalah alternative yang dapat dipergunakan pada suatu
yang dihadapi dilapangan dan tuntutan kualitas yang baik, membuat para pakar
Teknik Sipil mengembangkan metode atau teknik konstruksi yang lebih lagi, yang
telah lama dikenal dengan konstruksi Pracetak. Teknologi Pracetak ini adalah
dipasang dilokasi. Dengan demikian, sistem pracetak ini akan berbeda dengan
konstruksi beton monolit pada aspek perencanaan yang tergantung atau ditentukan
pembetonan tradisional yang telah dilakukan dilokasi proyek pada beberapa jenis
memberikan manfaat lebih dari beton pracetak ini antara lain dengan waktu,
inovasi. Di Indonesia, hingaa saat ini telah banyak aplikasi teknologi beton
Ikatan ahli Pracetak dan Prategang (IAPPI), sebagai asosiasi yang terkait
dengan bidang pracetak, beserta pihak lain yang telah dan tengah menetapkan dan
bagaimana proyek tersebut terwujud atau terlaksana dengan baik hingga selesai.
pelaksana itu sendiri, bagi pengawas, maupun bagi pemakai gedung. Oleh karena
itu, perlu dibuat suatu perencanaan yang matang agar langsung dilaksanakn di
lapangan. Hal itu dilakukan agar mendapatkan hasil yang diinginkan, yang antara
lain: memenuhi standard spesifikasi yang diinginkan (quality), selesai teapt pada
waktunya (delivery), biaya yang rendah (cost), serta keamanan yang baik (safety).
desa ini dapat diambil beberapa rumusan masalah yang bisa di analisa Rumusan
struktur beton.
konstruksi.
dan perusahaan.
praktek.
lingkungan kerja.
DESKRIPSI PROYEK
hukum yang ditandatangani oleh kedua pihak ke-2 berjanji untuk memberikan
jasa dan menyediakan material untuk membangun proyek bagi pihak ke-1 serta
pihak ke-1 berjanji untuk membayar sejumlah uang sebagian imbalan untuk jasa
dan material yang telah digunakan. Dokumen pada kontrak konstruksi tersebut
kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek
menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Sehingga agar proyek tersebut
berjalan sesuai dengan yang ditargetkan maka diperlukan suatu manajemen yang
baik.
A. Pemberi tugas
B. Konsultan perencana
C. Konsultan pengawas
D. Kontraktor
Jasa Konstruksi Nomor 18 Tahun 1999, Pengguna jasa adalah orang perseorangan
Pengawas.
e. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.
kontraktor.
secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal diluar kontrak yang
telah ditetapkan.
penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
- Mengawasi proyek
- Mengawasi keadaan
lancar.
berlaku.
jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang professional
kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk fisik lain.
yang ada.
d. Manajemen biaya proyek sesuai dengan rencana anggaran dan cash flow-
nya.
dan peralatan.
tambahan atau perubahan dari owner dan biasanya ada perhitungan tambah
lapangan.
bulanan.
10
adalah:
proyek.
2.2.2 Qsheo
proyek.
11
yang telah disepakati bersama tersebut agar tidak melampaui budget atau
peralatan.
peralatan.
keuangan pekerjaan.
12
perusahaan.
c. Berhubungan dengan pihak ketiga dalam perjanjian jual beli atau sewa
menyewa.
e. Dan sebagainya.
dilapangan.
dokumen kontrak.
13
selesai.
perusahaan.
general superintendent.
2.2.10 Drafter
drawing adalah gambar detail yang disertai ukuran dan bentuk detail sebagai
14
2.2.11 Peralatan
2.2.12 Logistik
2.2.13 Surveyor
15
memastikan barang-barang yang masuk dalam keadaan baik atau tidak berkurang
dilapangan.
kebersihan kantor, menyediakan air minum pada karyawan dan tamu dan
sebagainya.
16
Dua Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Delapan Ribu
Rupiah )
1. Main Entrance
2. Lobby Kantor
3. Resepsionis
4. Ruang Tamu
5. Ruang Rapat
17
18. Koridor
19. Mushalla
27. Lift
28. Tangga
2. Ruang Istirahat
3. Wardrobe
18
6. Ruang Rapat
7. Ruang Tunggu
8. Lobby Lift
9. lift
20. Pantry
26. Koridor
27. Tangga
19
1. Resepsionis
2. Ruang VIP
3. Ruang Tunggu
4. Lift
5. Preparasi
8. Aula
9. Backstage
10. Pantry
13. Tangga
20
peraturan ini dituliskan kedalam rencana kerja dan syarat-syarat ini untuk
pasangan.
d. Hal-hal berikut harus ada di dalam dokumen kontrak atau gambar kerja
struktur pracetakan:
21
2. Kuat beton perlu pada umur yang ditetapkan atau pada tahapan-tahapan
konstruksi.
b. Batasan kuat tekan minimal 17,5 Mpa tidak hanya berlaku untuk beton
polos pracetak pada kondisi akhir tetapi juga berlaku pada saat pabrikasi,
dipasang.
22
b. Tumpuan untuk komponen pelat lantai atau atap pracetak diatas perletakan
elemen pendukung.
a. Elemen pracetak yang akan dibuat komposit dengan beton yang dicor
setempat boleh diuji terhadap lentur sebagai elemen pracetak saja menurut
ketentuan berikut:
bahwa elemen pracetak tersebut tidak akan kritis terhadap tekan atau
tekuk.
2. Beban uji harus berupa beban yang, apabila diterapkan pada komponen
23
b. Hasil fisik beton dari pengujian pembebanan dapat menjadi dasar penerima
a. Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan, tetapi bahan
yang tidak memenuhi ketentuan harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat
b. Agregat kasar dan halus harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja
tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya.
a. Agregat yang digunakan harus bersih, keras kuat yang diperoleh dari
pemecah batu atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu)
b. Agregat halus, beban dari bahan organic seperti yang ditunjukkan oleh SNI
24
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang keras, kekal dan
tajam sebagai hasil disitegrasi alam dari batu-batuan atau pasir bantuan yang
25
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih dan bebas dari
tulang air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. (SNI 03-6817-
atau ASTM C-845, ditambah dengan berat abu terbang dan bahan pozzolan
lainnya sesuai dengan ASTM C-618, kerak sesuai dengan ASTM C-898,
d. Semen
26
f. Besi Tulangan
Besi tulangan yang digunakan adalah besi tulangan dan besi tulangan
27
x 20 cm.
h. Kawat baja
Kawat baja berfungsi pengikat besi tulangan satu dengan besi tulangan
i. Paku
Paku yang digunakan adalah paku cap badak dengan panjang bervariasi
kayu lainya.
28
3.8 Peralatan
Adapun beberapa peralatan atau alat berat yang dipakai untuk mendukung
a. Lift Beton
29
1. Dengan cara non mekanis, yaitu dengan cara merojok, menumbuk serta
2. Dengan cara mekanis, yaitu dengan cara merojok dengan alat penggetar
vibrator.
c. Stamper
pondasi.
d. Mesin Dompeng
Alat ini digunakan untuk menyedot air yang tergenang di dalam galian
pondasi
30
e. Genset
Cetakan ini terbuat dari kayu yang disesuaikan dengan ukuran komponen
yang direncanakan. Cetakan ini harus cukup kuat dan rapat untuk
mengurangi kebocoran.
31
diameter 21 cm.
Mobile concrete pump merupakan alat untuk memompa beton ready mix
dari mixer truck ke lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump ini untuk
untuk lokasi yang sulit dijangkau seperti bangunan gedung bertingkat yang
luas sehingga dapat dengan mudah dijangkau. Alat ini terdiri atas beberapa
32
tersebut.
i. Mixer Truck
mixer dengan kapasitas bervariasi, yaitu kapasitas 3m3, 7m3, 9m3 dan 12m3.
Truk ini mengangkut beton siap pakai (ready mix) dari temoat pencampuran
truk ini terus berputar searah jarum jam dengan kecepatan 8-12 putaran per
menit agar adukan beton tersebut terus homogen dan tidak mengeras. Dalam
33
diinginkan, Alat ini menggunkan tenaga listrik dan jumlah tulang yang
34
besarnya, yaitu 450, 900, 1350, 1800. Kapasitas alat ini satu tulangan karena
l. Scaffolding
dan plet sebagai perancah dalam pengecoran kolom. Scaffolding terdiri dari
1. Jack base
Jack base adalah bagian yang terdapat di bagian paling bawah, dilengkapi
2. Main frame
Main frame adalah portal besi yang dirangkai di atas jack base.
3. Cross brace
melintang.
4. Ladder
35
kekurangan.
5. Joint pin
6. U-head jack
U-head jack adalah bagian atas main frame dan ladder yang berfungsi
36
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
sumatera utara, kolom yang digunakan berbentuk tabung dang perssegi memiliki
Balok berguna untuk menyangga lantai yang terletak di atasnya. Selain itu,
balok juga dapat berperan sebagai penyalur momen menuju ke bagian kolom
menangani gaya geser dan momen lentur. Pendirian konstruksi balok pada
utara, balok yang digunakan memiliki tipe disetiap beban berat yang dipikul.
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang
37
yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki.
Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar lendutan
yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung dan
bahan konstruksi dari plat lantai. Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya
beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang
bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa,
masyarakat dan desa provinsi sumatera utara tebal plat lantai 12 mm dengan mutu
3.10 Pelaksanaan
pendukungnya.
38
b. Pekerjaan persiapan
c. Pekerjaan bekisting
d. Pekerjaan pembesian
e. Pekerjaan pengecoran
yang ada merupakan bahan masukan bagi penulis untuk menyempurnakan disiplin
ilmu yang pernah diperoleh dibangku kuliah. Uraian tentang seluruh pekerjaan ini
perawatan.
Pada pekerjaan plat lantai ada 3 hal yang perlu dipersiapkan, yaitu :
39
b. Pembuatan Bekisting
Pembuatan panel bekisting plat lantai harus sesuai dengan gambar kerja.
Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat lantai atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan
utama antara lain: besi hollow, U head, kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan
plywood.
c. Pabrikasi besi
bar cutter. Pembesian plat lantai dilakukan diatas bekisting yang sudah
jadi.
Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk
pelat lebih tinggi dari pada balok dan diperlukan main frame tambahan
40
c. Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk
tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat
a. Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap.
bekisting pelat.
41
d. Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat.
Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
concrete mixer, concrete pump, vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun
proses pengecoran pelat lantai sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai
berikut :
pihak beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang
dibutuhkan di lapangan.
42
c. Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari
terlebih dahulu selanjutnya untuk plat diratakan oleh scrub secara manual
lalu check level tinggi plat lantai dengan waterpass. Dan 1 pekerja vibrator
memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di setiap bagian
f. Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan
sebelumnya.
g. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang
43
memikul 2 kali berat sendiri atau selama 28 hari, jika ada bagian konstruksi yang
bekerja pada beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka pada keadaan
tersebut plat lantai tidak dapat di bongkar. Perlu diketahui bahwa seluruh
tanggung jawab atas keamanan konstruksi terletak pada pemborong, dan perhatian
pekerjaan lain yang tergantung kepadanya, apabila pekerjaan telah selesai maka
bekisting tidak diperlukan lagi sehingga harus dibogkar dan disingkirkan dari
44
konstruksi pendukungnya.
acuan harus mampu memikul semua beban yang bekerja padanya sehinga
yang didukung.
d. Permukaan acuan harus licin, bebas dari kotoran seperti dari serbuk gergaji,
1. Bekisting Kolom
theodolit yang mengacu pada sebuah patok yang telah ditentukan. Setelah
dapat dipasang. Bekisting kolom menggunakan kayu multiplek dan besi baja
45
2. Bekisting Balok
Bekisting balok didasarkan dari gambar kerja yang ada. Pertama dipasang
penyanggaan kerangka dasar balok terdiri dari 3 panel yang terbuat dari
balok yang meliputi posisi dan level ditentukan berdasarkan acuan dari
kolom.
sebagai gelegar pada scaffolding. Diatas gelagar balok kayu ini panel bawah
sesuai dengan rencana, maka pemasangan panel pada 2 sisi balok dilakukan.
46
Plat lantai dibuat dengan monolit dengan balok, maka bekisting plat
bahan triplek dengan ukuran 9 mm, Selain itu triplek ini juga memiliki
47
Pekerjaan ini harus sesuai dengan bestek yang telah dibuat, yang
dan jumlah potong dan dimensi begel baik bentuk, ukuran diameter. Tulangan
dipotong dengan bar cutter dan bagian yang perlu dibengkokkan dipakai
dengan mesin pembengkok baja (bar bender) atau dengan alat bengkok
manual. Baja tulangan yang telah selesai dipotong dan telah dibengkokkan
48
a) Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas,
Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan
1. Tulangan kolom
posisi tetap tegak dan tidak melendut, diperguanakan dengan penguat kayu
kaso. Selimut beton dibuat dengan mengikatkan beton tahu pada begel disisi
kolom.
49
Tulangan dan begel yang telah disiap dibawa ke lapangan untuk dipasang
pokok dari kolom. Begel dipasang pada jarak tertentu sesuai dengan
gambar. Pada bagian bawah dan kedua sisi samping diberi beton tahu yang
mm dengan jarak 200 mm untuk bagian atas dan untuk bagian bawah
memanjang 30 m.
50
agregat kasar dan halus kemudian di ikat dengan semen yang bereaksi dengan air
sebagai bahan perekat, harus dicampur dan diaduk dengan benar dan merata agar
dapat dicapai mutu beton baik. pada umumnya pengadukan bahan beton
pengaduk. Kekentalan adukan beton harus diawasi dan dikendalikan dengan cara
memeriksa slump pada setiap adukan beton baru. Nilai slump digunakan sebagai
petunjuk ketetapan jumlah pemakaian air dalam hubungan dengan faktor air
semen yang ingin dicapai. Waktu pengadukan yang lama tergantung pada
kapasitas isi mesin pengaduk, jumlah adukan jenis serta susunan butir bahan
susun, dan slump beton, pada umumnya tidak kurang dari 1,50 menit semenjak
yang merata.
51
memberikan :
perataan, pemadatan) dengan mudah kedalam acuan dan sekitar tulangan baja
(2) Ketahanan terhadap kondisi lingkungan khusus (kedap air, krosif, dan lainya).
beton, dengan nilai…. kuat tekan lebih dari 20 Mpa perbandingan campuran
bahan susun beton baik pada percobaan maupun produksinya harus didasarkan
pada teknik penakaran berat. Untuk beton pada nilai…. lebih dari 20 Mpa, pada
dimana volume tersebut adalah hasil konversi takaran berat sewaktu membuat
rencana campuran. Sedangkan untuk beton dengan nilai…. Tidak lebih dari 10
atau 1 pc: 1,5 ps: 2,5 kr ( kedap air ), dengan catatan nilai slump tidak melampaui
100mm. sedangkan ketentuan sesuai dengan PBI 1971, dikenal beberapa cara
Untuk beton mutu BO, perbandingan jumlah agregat (pasir dan krikil atau batu
bahan beton dalam takaran volume 1 pc: 1,609 ps: 2,505 kr. Apabila hendak
52
diperhatikan bahwa jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum
a. Tulangan
2. Selimut beton
3. Sambungan tulangan
4. Ikatankawat beton
6. Stek-stek tulangan
b. Bekisting
53
kolom
lantai, dan lain-lain yaitu dengan memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti tinggi
adukan jatuh maksimum 1,5 m agar tidak terjadi segregasi, beton dalam keadaan
Pada awalnya pengecoran plat lantai, pertama harus dicor terlebih dahulu
baloknya dan tempat pertemuan bantar balok dan kolom ini dimaksudkan agar
plat tidak melendut dan tidak bergoyang dan kemudian plat lantai.
sesuai dengan rencana, permukaan beton diratakan dengan alat perata sederhana
dan di sapu lidi untuk mendapat permukaan yang kasar. Ketika pengecoran
tulangan sehingga beton tidak padat atau tidak pampat. Untuk mendapatkan beton
yang pampat digunakan alat bantu interval vibrator yang diletakkan ujungnya
didalam beton.
3.16 Pemadatan
dimana cara ini, masing – masing bahan akan saling mengisi celah – celah yang
ada. Pada saat pengecoran balok lantai dan tangga, pemadatan dilakukan dengan
54
yang dilakukan harus hati – hati agar tidak mengenai tulagan karena getaran yang
beton segar yang baru dituangkan. Pemadatan pada suatu titik dihentikan bila
gelembung udara yang keluar telah berhenti. Selanjutnya dapat dilanjutkan pada
mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-
dibongkar.
dilakukan. Pada balik dan plat lantai pembongkaran acuan dilakukan selama tujuh
55
terlihat maupun yang tidak terlihat, dapat mengurangi fungsi dan kekuatan
struktur beton. Cacat tersebut biasa berupa susunan yang tidak teratur, pecah atau
retak, ada gelembung udara, keropos, adanya tonjolan dan lain sebagainya yang
dengan terlebih dahulu membersihkan lokasi cacat, setelah itu ditambal dengan
56
pekerjaan yang dilaksanakan. Hasil dari pada pengawasan semua pekerjaan yang
dilaksanakan. Hasil dari pada pengawasan dapat digunakan untuk mengoreksi dan
selanjutnya.
a. Penentuan standar.
karya baik dalam hasil penilaian hasil karya baik dalam kualitas maupun
waktu.
b. Pemeriksaan
c. Perbandingan
yang telah dikerjakan dengan rencana. Dari hasil perbandingan ini kemudian
ditarik kesimpulan.
d. Tindakan Korelatif
57
b. Pengendalian Waktu
dengan mutu yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam
kondisi dan situasi yang ada. Agar pekerjaan dilakukan sesuai rencana.
berikut :
58
Pengendalian bahan mutu yang digunakan dalam proyek ini di lakukan dengan
contoh barang.
sepesifikasi teknis.
1. Pengujian slump
ambil dari adukan beton yang akan digunakan untuk mengecor, alat yang
digunakan adalah corong baja yang berbentuk conus berlubang pada kedua
59
dengan kekuatan dalam PBI – 71. Adukan yang sudah diukur nilai
Pengujian tarik baja ini terhadap bahan baja yang digunakan dalam
proyek ini antara lain baja profil dan baja tulangan. Tujuan dari tarik baja ini
untuk memastikan dan mengetahui mutu pada baja ini yang akan digunakan
dalam proyek.
modulus halus butir dan berat satuan dari material yang akan digunakan.
b. Pengendalian Waktu
60
ini adalah diagram batang dan kurva S. Diagram batang dan kurva S
pekerjaan serta bobot tiap-tiap pekerjaan dan prestasi tiap minggunya untuk
dilakukannya
melibatkan dengan barang-barang logistik dan tenaga kerja ini menepati yang
1) Pengendalian logistik
terlebih dahulu.
61
diperlukan.
dalam hal ini dilakukan mengingat kondisi tenaga kerja baik jumlah
maupun
maka pengendalian kerja yang meliputi jumlah dan pembagian serta upah
62
ANALISA PERHITUNGAN
B5 B5 B5 B5 B5
B1 B4 B4
B5
6.00
B4 B1 B4 B1 B4 B1 B4
B5 B5
B4
B5
B1 B2 B2 B2 B1
B5
B4 B4 B4 B4 B4
B5
6.00
B3 B3 B3 B3
B1 B2 B2 B2 B1
B5
B4 B4 B4 B4 B4
B5
6.00
B3 B3 B3 B3
B1 B2 B2 B2 B1
B5
B5 B5 B5
B4 B4 B4 B4 B4 B5
6.00
B5
B5 B1 B3 B3 B3 B3
B1 B1 B2 B2 B2 B1
B2
B4
B4 B4 B4 B4 B4
B3 B3 B3 B3 B5
6.00
B4 B4 B4 B3 B3
B5 B5 B5 B5
B4 B2 B2 B2 B2
B5
B4 B1 B4 B1 B4 B1 B4 B1 B4 B1
6.00
B2
B4 B5
B5 B5 B5
B5 B5 B5
3 Ø 8 - 100 Ø 8 - 150
4 4 Ø 8 - 150
3 Ø 8 - 100
7 D 16 4 D 16 8 D 16
48 12
60
4 D 16 6 D 16 2 D13 4 D 16
1/4 L 1/2 L 1/4 L
12
Ø 8 - 100 Ø 8 - 150
60
60
2 D 13 2 D 13
48
48
4 D 16 6 D 16
30 30
POT - 3 POT - 4
SKALA 1 : 20 SKALA 1 : 20
63
Diketahui :
• Momen balok
Penyelesaian :
ds = 40 + 8 + 16/2 = 56 mm
d = 600 – 56 = 544 mm
= 4,36 = 4 batang .
64
= 30,336 kN/m’
Beban mati
= 6,192 kN/m’
= 3,456 kN/m’
qD = 9,648 kN/m’
= 2,15 kN/m’
65
2 2 2 6 2
�� 𝑉𝑢 � + � 𝑇𝑢.𝑃ℎ 45054 30,336𝑥10 .1480
� = ��300 . 544� + � 1,7 . 1144002 � = 2,037 Mpa
𝑏.𝑑 1,7.𝐴2 𝑜ℎ
2 2 ′
�� 𝑉𝑢 � + � 𝑇𝑢.𝑃ℎ � < 𝜙 � 𝑉𝑐 + 2 .�𝑓 𝑐� → 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 sudah
𝑏.𝑑 1,7.𝐴𝑜ℎ 𝑏 .𝑑 3
memenuhi syarat
66
𝑀𝑢 33,975 𝑥106
𝐾 = 𝜙 .𝑏 .𝑑2 = 0,8 .300 .5442 = 0.4784 𝑀𝑃𝑎 < 𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
2 .𝐾 2 .0,4784
a = �1 − �1 − 0,85 .𝑓′ � . 𝑑 = �1 − �1 − � . 544
𝑐 0,85 .20
a = 15,5305 mm
𝐴𝑠, 𝑢 762,144
𝑛= = = 3.7925 → 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 4 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 (4𝐷16)
1 2 1 2
4 𝜋𝐷 4 𝜋16
𝑀𝑢 39,418 𝑥106
𝐾 = 𝜙 .𝑏 .𝑑2 = 0,8 .300 .5442 = 0.555 𝑀𝑃𝑎 < 𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
2 .𝐾 2 .0,555
a = �1 − �1 − 0,85 .𝑓′ 𝑐� . 𝑑 = �1 − �1 − 0,85 .20� . 544
a = 18,0598 mm
67
𝐴𝑠, 𝑢 762,144
𝑛= = = 3.7925 → 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 4 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 (5𝐷16)
1 2 1 2
4 𝜋𝐷 4 𝜋16
𝜃 �𝑓𝑐 ′ 𝐴𝑐𝑝2
Tu > � 𝑃𝑐𝑝 � maka perlu tulangan torsi
12
Aoh =luas batas sengkang luar (300 − 2 . 40) . (600 − 2 . 40) = 114400 𝑚𝑚 2P
𝐴𝑣𝑡 𝑇𝑛
Luas begel torsi , = 2.
𝑠 𝐴𝑜 . 𝐹𝑦𝑣 . 𝑐𝑜𝑡 𝜃
68
= 0,693 mm
𝑇𝑛 . 𝑆
Luas begel torsi per meter , A vt = 2 . 𝐴𝑜 . 𝐹𝑦𝑣 . 𝑐𝑜𝑡 𝜃
= 693 mm2
= (2.1/4.л.82.1000) / 270
= 372,148 mm2
𝑏. 𝑆 300 . 1000
� 𝐹𝑦𝑣 � = 3 . 300
= 333,333 mm2
75 �𝑓𝑐 ′ 𝑏. 𝑆 𝑏. 𝑆
Jadi Avs + Avt > � 𝐹𝑦𝑣 � dan Avs + Avt > � 𝐹𝑦𝑣 � (okey)
1200
1
𝑛 . . 𝜋. 𝑑𝑝2 𝑠
Jarak begel total , s = 4
𝐴𝑣𝑠+𝐴𝑣𝑡
1
2 . . 𝜋. 82 1000
= 4
1065,148
= 94,42 mm
S ≤ 300
69
𝐴𝑣𝑡 𝑓𝑦𝑣
At = 𝑠
𝑝ℎ � 𝐹𝑦𝑖 �𝑐𝑜𝑡 2 𝜃
= 817,74 mm2
= 6 . ¼ . л . 162
= 1205,76 mm2
𝑏 300
6.𝐹𝑦𝑣
= 6.300 = 0,167 mm
𝐴𝑣𝑡 𝐴𝑣𝑡 𝑏
= 0,693 mm, jadi > ( Memenuhi Persyaratan)
𝑠 𝑠 6.𝐹𝑦𝑣
= 300,29 mm2
70
pengalaman, pengetahuan dan semua yang terkait dalam dunia kerja. Shingga
saya dapat menambah wawasan yang saya dapatkan selama ini, karena hanya
dengan kerja praktek saya bisa mengetahui seberapa jauh kemampuan yang sudah
saya dapat di kampus. Sehingga suatu saat nanti jika saya memasuki dunia kerja
5.1 Kesimpulan
2. Semua peralatan yang dipakai didalam proyek ini cukup memadai dan
71
250 kg/cm2
memenuhi syarat
7.2 Saran
1. Sebaiknya HSE (Healthy Safety Environment) atau K3 lebih teliti dan tegas
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81