Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Helni Maylani Awalia
2. Rizca Fauziah
Kelas 3A
2021
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ibu Hamil dengan
Anemia”
Sholawat serta salam juga tidak lupa penulis sampaikan kepada junjungan
Nabi kita Muhammad SAW. Karena berkat rahmat dan hidayahnyalah yang
menghantarkan kita semua dari jalan yang gelap gulita menuju kejalan yang
terang benderang seperti saat ini.
Semoga makalah ini berguna bagi kita semua, khususnya dari saya sendiri. Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB III ...............................................................................................................28
ASUHAN KEPERAWATAN ...........................................................................28
BAB IV ................................................................................................................21
KESIMPULAN dan SARAN ............................................................................21
4.1.........................................................................................................................
Kesimpulan ...................................................................................................44
4.2.........................................................................................................................Sa
ran .................................................................................................................45
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menjadi harapan setiap
perempuan yang sudah menikah. Pada nyatanya, tidak semua kehamilan bebas
dari masalah. Masalah yang terjadi pada ibu hamil selama kehamilan diantaranya
kehamilan ektopik atau tuba, perdarahan vagina, keguguran, hiperemesis
gravidarum, demam, plasenta previa, fibroid (mioma), abrupsio plasenta, infeksi,
diabetes mellitus gestasional, preeklampsia, PIH, dan anemia (Simkin, dkk,
2011). Menurut Prawirohardjo (2013), salah satu yang menjadi masalah besar
pada ibu hamil adalah anemia. Anemia merupakan penyebab kematian non
obstetri yang secara tidak langsung terjadi pada ibu hamil (Triana, dkk , 2015).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 memperkirakan sekitar
35 - 75% ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju
mengalami anemia. Indonesia prevalensi anemia pada ibu hamil sekitar 70% atau
7 dari 10 wanita hamil mengalami anemia. Tingginya pravalensinya anemia pada
ibu hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia
(Adawiyani, 2013).
Anemia pada ibu hamil merupakan kondisi tubuh seorang ibu hamil dengan
jumlah kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 11 gr/dl (Aritonang, 2015).
Menurut Ridayanti (2012), ibu hamil primigravida lebih beresiko mengalami
anemia kehamilan dengan prosentase sebesar 44,6% sedangkan ibu multigravida
yang mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%. Hal tersebut disebabkan ibu
primigravida belum mempunyai pengalaman untuk menjaga kesehatan kehamilan
dari kehamilan sebelumnya karena baru pertama kali hamil. Perubahan fisiologis
alami yang terjadi selama kehamilan juga akan mempengaruhi jumlah sel darah
merah normal pada kehamilan, peningkatan volume darah ibu terutama terjadi
akibat peningkatan plasma, bukan akibat peningkatan sel darah merah, walaupun
ada peningkatan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya tidak
seimbang dengan peningkatan volume plasma, ketidakseimbangan ini akan
terlihat dalam bentuk penurunan kadar hemoglobin (Hb).
Dampak anemia pada ibu hamil maupun janin dapat mengganggu kesehatan,
menyebabkan abortus, persalinan prematur, infeksi, dan perdarahan saat
1
persalinan. Bahaya lainnya dapat menimbulkan resiko terjadinya kematian intra-
uteri, abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan,
peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau tingkat
intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016).
Masalah keperawatan pada ibu hamil dengan anemia terbagi dalam ibu hamil
dengan anemia ringan, sedang, dan berat. Ibu hamil dengan anemia ringan
biasanya belum muncul keluhan namun beresiko mengalami anemia sedang pada
kehamilan berikutnya. Pada ibu hamil dengan anemia sedang biasannya muncul
keluhan merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang, pandangan mata
berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, melalui
pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-tanda pada ibu hamil seperti: pada
wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku penderita tampak pucat. Ibu
hamil dengan anemia sedang memerlukan asuhan keperawatan yang mumpuni
agar keluhan ibu hamil dapat teratasi dan mencegah menjadi anemia berat. Pada
ibu dengan anemia yang berat dapat berakibat penderita sesak napas atau pun
bisa menyebabkan lemah jantung (Syaftrudin, 2011).
2
d. Mampu mendeskripsikan implementasi keperawatan dengan masalah
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kencana.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan dengan masalah
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kencana.
f. Mampu mendeskripsikan dokumentasi keperawatan dengan masalah
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kencana.
3. Bagi Institusi
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pikiran dan digunakan sebagai referensi sehingga dapat meningkatkan
keilmuan dalam bidang keperawatan keluarga khususnya pada ibu hamil
dengan anemia.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1. Pengertian
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan
melalui proses ovulasi, migrasi spermatozoa menuju ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai waktunya dilahirkan.
Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu triwulan pertama yaitu usia 0
sampai 12 minggu pertama, triwulan kedua 13 minggu sampai 28 minggu,
dan triwulan ketiga 29 minggu sampai 42 minggu (Manuaba, 2012) .
Kehamilan diiringi dengan perubahan tubuh, baik secara anatomis,
fisiologis, maupun biokimiawi. Ibu hamil mengalami peningkatan
kebutuhan zat besi pada masa kehamilan. Peningkatan kebutuhan ini untuk
memenuhi kebutuhan janin guna bertumbuh karena pada pertumbuhan
janin memerlukan zat besi, pertumbuhan plasenta dan peningkatan volume
darah ibu. Kebutuhan zat besi selama trimester I atau pada 3 bulan awal
kehamilan relatif sedikit yaitu 0,8 mg/hari, kemudian mengalami
meningkatan selama trimester II dan III, yaitu 6,3 mg/hari (Arisman, 2010).
Selama kehamilan, wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah
hingga 30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%. Sehingga
frekuensi anemia pada kehamilan cukup tinggi (Irianto, 2014).
B. Pengerrtian Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan saat jumlah sel darah merah atau
konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah Hemoglobin (Hb) tidak
mencukupi untuk seluruh kebutuhan fisiologis tubuh (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Adriyani (2012) anemia diartikan sebagai suatu keadaan kadar
hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah atau lebih kecil daripada nilai
normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Anemia
gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih
4
rendah daripada normal karena ketidakmampuan jaringan pembentuk sel
darah merah dalam produksinya untuk mempertahankan kadar atau jumlah
hemoglobin pada tingkat normal. Anemia gizi besi adalah anemia yang
disebabkan oleh kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah
merah dan fungsi lain dalam tubuh terganggu. Anemia kehamilan adalah
kondisi tubuh dengan jumlah kadar hemoglobin dalam darah.
2.1.2. Etiologi
A. Faktor dasar
1) Sosial dan ekonomi
Kondisi lingkungan sosial sangat berkaitan dengan kondisi
ekonomi di suatu daerah dan menentukan pola konsumsi makanan dan
gizi yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Misalnya, kondisi sosial
di pedesaan dan perkotaan memiliki pola konsumsi makanan dan gizi
yang berbeda pula. Kondisi ekonomi seseorang sangat menentukan dalam
penyediaan makanan dan kualitas gizi. Semakin tinggi tingkat
perekonomian seseorang, maka kemungkinan akan semakin baik status
gizinya dan sebalinya (Irianto, 2014).
2) Pengetahuan
Ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan rendah berisiko
mengalami defisiensi zat besi, jadi tingkat pengetahuan yang kurang
tentang defisiensi zat besi akan memberi pengaruh pada ibu hamil dalam
berperilaku kesehatan dan dapat berakibat pada kurangnya konsumsi
makanan yang mengandung zat besi dikarenakan ketidaktahuannya dan
dapat berakibat anemia pada ibu hamil (Wati, 2016).
3) Pendidikan
Tingkat pendidikan yang baik akan diikuti kemudahan dalam
memahami pengetahuan tentang kesehatan. Sedangkan rendahnya tingkat
pendidikan yang dimiliki seorang ibu hamil dapat menyebabkan
keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan
keluarga (Nurhidayati, 2013).
4) Budaya
5
Larangan memakan jenis makanan tertentu, berhubungan dengan
makanan yang dilarang atau tidak boleh dimakan, dan banyaknya pola
pantangan terhadap makanan tertentu. Tahayul dan larangan yang
beragam yang didasarkan kepada kebudayaan dan adat adat yang
beragam di setiap daerah di dunia ini, misalnya pada ibu hamil, ada
sebagian masyarakatyang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan
ikan, tidak boleh makan telur dan jenis makanan lainnya (Ariyani, 2016).
B. Faktor tidak langsung
1) Frekuensi Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan
oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan
kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua
(Wagiyo & Putrono, 2016). Menurut Rukiah & Yulianti (2014)
mendefinisikan bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara
berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan. Tujuan pemeriksaan kehamilan untuk memenuhi hak setiap
ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga
mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat,
melahirkan bayi yang sehat pelayanan antenatal yang terpadu,
komprehensif, serta berkualitas, memberikan konseling kesehatan dan
gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI, meminimalkan “missed
opportunity” pada ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal
terpadu, komprehensif dan berkualitas, mendeteksi secara dini adanya
kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil, dapat melakukan
intervensi yang tepat tehadap kelainan atau penyakit sedini mungkin pada
ibu hamil dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang sudah ada. Selain itu
pemeriksaan kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai
ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan,
dan persiapan menjadi orang tua (Novita, 2011).
6
2) Paritas
Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan anak hidup
atau mati, tetapi bukan aborsi terjadi secara alamiah (Nurhidayati, 2013).
semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan
atau jarak kelahiran terlalu dekat maka semakin banyak kehilangan zat
besi dan semakin besar kemungkinan mengalami anemia (Fatkhiyah,
2018).
3) Umur ibu
Umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu antara umur 20-35
tahun dan pada umur tersebut resiko komplikasi kehamilan dapat
dihindari, memiliki reproduksi yang sehat, kondisi biologis dan
psikologis dari ibu hamil sudah matang. Sebaliknya pada umur < 20
tahun beresiko anemia karena pada kelompok umur tersebut
perkembangan bilogis yaitu reproduksi belum optimal atau belum matang
sepenuhnya. disisilain, kehamilan pada usia diatas 35 tahun merupakan
kehamilan yang beresiko tinggi. Wanita hamil dengan umur diatas 35
tahun juga akan rentan mengalami anemia. Hal ini menyebabkan daya
tahan tubuh mulai menurun pada usia 35 tahun keatas dan mudah terkena
berbagai infeksi selama masa kehamilan (Fatkhiyah, 2018). 4) Dukungan
suami Dukungan secara informasi dan emosional merupakan peran
penting seorang suami, dukungan secara informasi yaitu membantu
individu untuk menemukan alternative yang ada bagi penyelesaian
masalah, misalnya menghadapi masalah ketika istri menemui kesulitan
selama hamil, suami dapat memberikan informasi berupa saran, petunjuk,
pemberian nasihat, mencari informasi lain yang bersumber dari media
cetak/elektronik, dan juga tenaga kesehatan; bidan, perawat dan dokter.
Dukungan secara emosional adalah kepedulian dan empati yang diberikan
oleh orang lain atau suami yang dapat meyakinkan ibu hamil bahwa
dirinya diperhatikan yang membawa dorongan positif (Anjarwati, 2016)
C. Faktor langsung
1) Pola konsumsi
7
Kejadian anemia sangat erat jika dihubungkan dengan pola konsumsi
yang rendah kandungan zat besinya serta makanan yang dapat
memperlancar dan menghambat absorbsi zat besi (Bulkis, 2013).
2) Infeksi
Beberapa infeksi penyakit menyebabkan risiko anemia. Infeksi itu
umumnya adalah TBC, malaria, dan cacingan, karena menyebabkan
terjadinya peningkatan penghancuran sel darah merah dan terganggunya
eritrosit. Cacingan sangat jarang menyebabkan kematian secara langsung,
namun sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya karena cacing
menyerap kandungan makanan. Infeksi cacing akan menyebabkan
malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi pada ibu
hamil. Infeksi yang disebabkan penyakit malaria dapat menyebabkan
anemia (Nurhidayati, 2013).
3) Pendarahan
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi
besi dan pendarahan akut bahkan keduanya saling berinteraksi satu sama
lain. Pendarahan menyebabkan banyak unsur besi yang hilang keluar
bersama darah sehinggga dapat berakibat pada anemia menurut (Bulkis,
2013).
8
itu, melalui pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-tanda pada ibu hamil
seperti, pada wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku penderita
tampak pucat. Bahkan pada penderita anemia yang berat dapat berakibat
penderita sesak napas atau pun bisa menyebabkan lemah jantung.
2.1.4. Pathway
Agen neoplastik,
Radiasi, Obat – obatan,
Infeksi, Bahan Kimia
Gangguan hemapoetik
Anemia Hb Turun
Depresi sistem
imun
9
2.1.5. Patofisiologi
10
kesehatan pada janin dan ibu hamil dari dampak anemia dapat berupa
abortus, persalinan prematur, infeksi, dan perdarahan saat
persalinan.Bahaya lainnya dapat menimbulkan resiko terjadinya kematian
intrauteri, abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan,
peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau tingkat
intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016).
Ibu hamil dengan anemia biasannya muncul keluhan ibu hamil dengan
anemia merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang, pandangan
mata berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu,
melalui pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-tanda pada ibu hamil
seperti: pada wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku
penderita tampak pucat. Bahkan pada penderita anemia yang berat dapat
berakibat penderita sesak napas atau pun bisa menyebabkan lemah jantung
(Syaftrudin, 2011).
11
asam folat mengakibatkan peningkatan kepekaan, lelah berat, dan
gangguan tidur pada ibu hamil. Kekurangan asam folat yang besar
mengakibatkan anemia megaloblastik atau megalositik karena asam folat
berperan penting dalam metabolisme. Pada metabolisme normal
makanan akan diubah menjadi energi, pematangan sel darah merah,
sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan pembentukan heme. Gejala anemia
megaloblastik adalah diare, depresi, merasa lelah berat, merasa ngantuk
berat, dan pucat, serta perlambatan frekuensi nadi (Arisman, 2010).
C. Anemia defesiensi B12 (Perniciosa)
Anemia dengan disertai dengan rasa letih yang parah merupakan
akibat dari defesiensi B12 yang kurang dari kebutuhan tubuh. Vitamin
ini sangat penting dalam pembentukan RBC (sel darah merah). Anemia
perniciosa biasanya tidak disebabkan oleh kekurangan vitamin B12
dalam makanan, melainkan ketidaksediaan faktor intrinsik yaitu sekresi
gaster yang diperlukan untuk penyerapan vitamin B12 dalam tubuh ibu
hamil. Gejala anemia ini yaitu rasa letih dan lemah yang hebat, diare,
depresi, mengantuk berlebihan dan mudah tersinggung seta pucat
menurut (Arisman, 2010).
2.1.7. Komplikasi
12
gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, cacat bawaan, BBLR,
kematian perinatal, dan lain-lain) (Irianto, 2014).
a. Pengobatan
Pengobatan dengan pemberian tablet tambah darah dan kontol setiap
bulan ke pelayanan kesehatan.
b. Konseling
Konseling memberikan pemahaman kepada ibu hamil tentang
pengertian anemia, penyebab anemia, upaya pencegahan anemi, tanda
dan gejala anemia dan dampak anemia pada kehamilan.
c. Informasi pola makan yg baik
Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh
dalam mengatasi permintaan khusus karena hamil, serta memiliki
pengaruh positif pada kesehatan bayi yang akan lahir. Pola makan sehat
pada seorang ibu hamil adalah memakan makanan yang dikonsumsi oleh
ibu hamil harus memiliki jumlah kalori dan zat-zat gizi yang sesuai
dengan kebutuhan seperti karbohidrat, vitamin, mineral, serat, lemak,
protein, dan air (Manuaba, 2012). Menurut Irianto (2014) pola makan
meliputi frekuensi makan, jenis makanan, jumlah makanan, dan
pemilihan makanan.
d. Kebutuhan zat gizi
Zat gizi yang dibutuhkan ibu selama kehamilan yaitu:
1) Protein
Bagi wanita hamil, kebutuhan protein yang dibutuhkan
sekitar 60 gram setiap hari. Protein dapat diperoleh dari sumber
protein hewani (daging sapi, daging ayam, ikan, putih telur, keju,
susu, dan sebagainya) dan protein nabati seperti kacangkacangan,
tahu, dan tempe (Muchtadi, 2010).
2) Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang essensial
untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain dalam tubuh
manusia. Buah-buahan dan sayuran segar merupakan sumber dari
13
vitamin yang sangat bagus. Jenis vitamin yang bermanfat untuk ibu
hamil yaitu:
a) Vitamin B9 Vitamin B9 disebut juga dengan asam folat.
b) Vitamin B12
c) Vitamin
3) Mineral
Mineral merupakan substansi anorganik yang pada
umumnya ditemukan dalam bentuk ion. Mineral yang dibutuhkan
oleh ibu hamil yaitu:
a) Zat besi
b) Kalsium (Ca).
e. Hubungan zat besi dan tanin dengan anemia
1) Hubungan zat besi dengan anemia
Asupan zat besi akan memberikan hubungan yang positif
yaitu setiap asupan 1 mg zat besi akan memberikan sumbangan
peningkatan kadar Hb sebesar 0,052 gr/dl kepada ibu hamil
(Riswanda, 2017). Hubungan tanin dengan anemia Tanin adalah salah
satu faktor penghambat penyerapan zat besi yang akan mengikat zat
besi terlebih dahulu sebelum dapat diserap oleh mukosa usus menjadi
zat yang tidak dapat larut, sehingga akan mengurangi penyerapannya
kedalam tubuh.
2.2.1. Pengkajian
a. Data umum
14
3) Komposisi keluarga
4) Tipe Keluarga
15
terpenuhioleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
c. Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan
perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber
air minum yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan momunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan
penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluraga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan Keluarga dan interaksi dalam Masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana interaksi
keluarga dengan masyarakat.
5) Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasiltas yang dimilki
keluarga untuk menunjang kesehatan mencakup
16
fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau pendukung dari anggota keluarga dan
fasilitas social atau dukungan dari masyarakat setempat
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur Kekuatan Keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
oranglain untuk merubah perilaku.
3) Struktur Peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
4) Nilai dan Norma Budaya
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga,
yangberhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, persaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya.
2) Fungsi Sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku.
3) Fungsi Perawatan Keluarga
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian,perlindungan serta merawat anggota keluarga yg sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga didalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
melaksanakan 5 tugas kesehatankeluarga, yaitu keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit,menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
17
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a) Berapa juamlah anak?
b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga?
c) Metodeyang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlahanggota keluarga?
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode
yang digunakan samadengan pemeriksaan fisik klinik head to toe.
18
2.2.2. Diagnosa Keperawatan
1. Sifat masalah:
a. Aktual
3 2
b. Resiko
2
c. Tinggi
1
19
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah :
1
a. Tinggi
2
b. Sedang
c. Rendah 1
5. Menonjolnya masalah
a. Masalah dirasakan
2 1
dan perlu
segera
ditangani
b. Masalah dirasakan 1
c. Masalah tidak
0
dirasakan
Total skore
20
2.2.3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian,
diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga,
dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative
dan sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak,
atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat
keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010). Lain halnya menurut Padila
(2012) intervensi keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, rencana intervensi serta
dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria standar. Tujuan
dirumuskan secara spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, rasional dan
menunjukkan waktu.
21
22
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi
No.
keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1. Intoleran aktivitas Setelah Setelah dilakukan Respon verbal -Pengertian anemia - Diskusikan dengan
berhubungan dilakukan intervensi selama dari keluarga adalah suatu keadaan keluarga tentang
dengan tindakan 2x45 menit dengan kurangnya sel darah pengertian anemia
ketidakmampuan keperawatan keluarga mampu : menyebutkan merah (eritrosit) - Jelaskan pada
keluarga dalam diharapkan Mengenal tentang dalam sirkulasi darah keluarga mengenai
merawat anggota anemia pada masalah pengertian, atau massa penyebab dan
keluarga yang ny.S teratasi penyebab, tanda hemoglobin sehingga keadaan ibu hamil
Menjelaskan
tidak mampu dengan anemia
sakit kembali dan gejala, serta
memenuhi fungsinya - Jelaskan tanda dan
pengertian dampaknya sebagai pembawa gejala dari anemia
anemia
oksigen keseluruh pada ibu hamil
Menjelaskan
jaringan - Jelaskan kepada
kembali
penyebab dari keluarga mengenai
anemia dampak yang akan
Menyebutkan terjadi
-Penyebab - Beri kesempatan
tanda dan gejala
1. Peningkatan pada keluarga
anemia
volume plasma untuk bertanya
sementara
jumlah eritrosit
tidak sebanding
dengan
peningkatan
21
volume plasma
2. Defesiensi zat
besi
mengakibatkan
kekurangan
hemoglobin
(Hb)
3. Ekonomi: tidak
mampu
memenuhi
asupan gizi dan
nutrisi dan
ketidak tahuan
tentang pola
makan yang
benar
4. Kehilangan
darah yang
disebabkan oleh
perdarahan
menstruasi yang
banyak dan
perdarahan
akibat luka
5. Mengalami dua
kehamilan yang
berdekatan
6. Mengalami
22
menstruasi berat
sebelum
kehamilan.
7. Hamil saat
masih remaja .
23
keputusan yang
telah diambil oleh
keluarga
Cara perawatan
anemia :
- Makan makanan
yang bernutrisi
24
khusus
- Mengkonsumsi
vitamin C lebih
banyak
- Minum suplemen
zatbesi
25
kafein
26
2.2.4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi
keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan,
pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-
keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul
dikemudian hari.
Implementasi asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan
keperawatan transkultural menggunkan tiga strategi utama, yaitu
mempertahankan budaya yang sesuai dengan situasi dan kondisi
kesehatannya saat ini; negosiasi budaya yang lebih menguntungkan situasi
dan kondisi kesehatannya saat ini; dan melakukan restrukturisasi budaya,
yaitu dengan menggantikan budaya yang lebih sesuai dengan situasi
kesehatannya saat ini (Sugiharto,2012).
2.2.5.Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai
keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehinga
memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota
keluarga. Sebagai komponen kelima dalam proses keperawatan, evaluasi
adalah tahap yang menetukan apakah tujuan yang telah ditetapkan akan
menentukan mudah atau sulitnya dalam melaksanakan evaluasi.
(Sugiharto,2012).
27
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Tn.D Bahasa sehari-hari Bahasa Indonesia
Keluarga
No Nama Hub dgn Umu J Suku Pendidi Pekerja Status TTV Status Alat
KK r K kan an Saat Gizi (TB, (TD, Imunisasi Bantu/
Terakhir Ini BB, BMI) N, S, Protesa
P)
LANJUTAN
28
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)
3. DATA PENUNJANG KELUARGA
Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
29
tidak mengetahui tentang masalah yang dialami
Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami pasien bila tidak diobati/dirawat : Ya Tidak.
Karena keluarga tidak mengerti tentang masalah yang diderita
Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan keluarganya: Keluarga Tetangga Kader
Tenaga kesehatan, yaitu nakes yang berada di puskesmas
Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan tersebut : Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes, Karena, keluarga menganggap jika tidak diobati maka akan semakin parah
Tidak terpikir sebab .
Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan anggota secara aktif : Ya , karena Tn.D selalu
mengajarkan phbs dalam keluarganya Tidak.
Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami pasien : Ya Tidak , karena
keluarga belum mengetahui masalah kesehatan yang dialami pasien
Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialami pasien :
Ya Tidak, karena keluarga belum mengetahui masalah yang diderita pasien
Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami pasien : Ya Tidak, sebab
keluarga belum mengetahui masalah kesehatan yang dialami pasien
Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan :
Ya , karena keluarga selalu menerapkan phbs dalam rumah Tidak, sebab
Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan pada
anggota keluarganya :
Ya , karena keluarga langsung melakukan pengobatan masalah kesehatan pasien dengan sumber daya yang berada di
masyarakat Tidak, sebab
Lampiran
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT
Nama Individu yang sakit : ny.S Diagnosa Medik :
30
Bradikardia Tanda Anemia : Pucat/ : Mandiri/ .......................
Berkeringat Rasa
Haus
Pengisian kapiler 3
detik
31
Maag kelemahan/kelumpuhan Krustae
Konsistensi ..........
(kanan / kiri)* Luka bakar Kulit ...... Derajat ......
Diet Khusus: Perubahan warna…….
Berdiri : Mandiri/ Bantu
Tidak/Ya*................
Decubitus: grade … Lokasi ………..….
sebagian/tergantung*
Kebiasaan makan-minum :
Tidur dan Istirahat
Berjalan : Mandiri/
Mandiri/ Bantu sebagian/
Bantu Susah tidur
Tergantung*
sebagian/tergantung* Waktu tidur
Alergi makanan/minuman : …………………………………………………
Alat Bantu : ……………
Tidak/Ya*..............
Tidak/Ya*.......................... Bantuan obat,
Nyeri : …………………………………………..
........
Tidak/Ya*....................... ………………
Alat bantu :
Tidak/Ya*.............
Bantu
sebagian/tergantun
g*
32
DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT
1. Sifat masalah:
d. Aktual
3 2
e. Resiko
2
f. Tinggi
1
5. Menonjolnya masalah
d. Masalah dirasakan
33
dan perlu 2 1
segera
ditangani
e. Masalah dirasakan
1
f. Masalah tidak
dirasakan 0
ANALISA DATA
34
DO :
DO :
Pasien tampak lemas
Mukosa terlihat kering
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawa anggota keluarga
MENGETAHUI :
35
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Individu/ Keluarga/ Ny.S Alamat Desa sukaurip, Jalan sunan kalijaga
Kelompok
36
ny.S teratasi dampaknya mampu memenuhi dampak yang akan terjadi
fungsinya sebagai - Beri kesempatan pada keluarga
pembawa oksigen untuk bertanya
keseluruh jaringan
Menjelaskan -Penyebab anemia
kembali 1.
pengertian volume plasma
anemia sementara
Menjelaskan jumlah
kembali penyebab eritrosit tidak
dari anemia sebanding
Menyebutkan dengan
tanda dan gejala peningkatan
anemia volume plasma
2.
besi
mengakibatkan
kekurangan
hemoglobin
(Hb)
3.
mampu
memenuhi
asupan gizi
dan nutrisi dan
ketidak tahuan
tentang pola
37
makan yang
benar
4.
darah yang
disebabkan
oleh
perdarahan
menstruasi
yang banyak
dan
perdarahan
akibat luka
5.
kehamilan
yang
berdekatan
6.
menstruasi
berat sebelum
kehamilan.
7.
masih remaja
38
2. Penurunan
energi
3. Sesak nafas
4. Tampak pucat
dan kulit
dingin
5. Tekanan
darah rendah
6. Frekuensi
pernapasan
cepat
7. Kulit kuning
disebut
jaundice jika
anemia karena
kerusakan sel
darah merah
8. Sakit kepala
9. Tidak bisa
berkonsentrasi
10. Rambut
rontok
- Menyebutkan
Dampak lanjut -Diskusikan dengan keluarga dampak
dari anemia : lanjut dari anemia
39
TUK 2 1. Depresi Cara perawatan -Beri kesempatan pada keluarga untuk
Keluarga mampu postpartum anemia : bertanya agar mampu memutuskan
mengambil 2. Risiko fatal mengatasi anemia
keputusan untuk bila terjadi - Makan makanan -Beri reinforcement positif atas
mengatasi anemia perdarahan yang bernutrisi keputusan yang telah diambil oleh
3. Bblr khusus keluarga
Menjelaskan 4. Bayi lahir
kembali prematur - Mengkonsumsi
dampak yang 5. Bayi lahir vitamin C lebih
dapat terjadi dengan anemia banyak
pada anemia 6. Kematian janin
- Minum suplemen
Mengambil
zatbesi
keputusan
untuk
mengatasi
anemia pada
pasien
40
TUK 3 Respon verbal -Anjurkan keluarga untuk
Keluarga mampu mengungkapkan kembali apa yang
merawat anggota telah disampaikan terkait cara
keluarga yang perawatan pasien dengan anemia
mengalami
anemia
Menjelaskan
cara merawat
pasien yang
mengalami
anemia
41
keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
2. Defisit Nutrisi Setelah TUK 3 Respon verbal dan - Keluarga dapat - Diskusikan dengan keluarga cara
berhubungan dilakukan Keluarga mampu redemonstrasi menjelaskan tentang perawatan pasien dengan deficit
dengan tindakan merawat anggota cara merawat pasien nutrisi
ketidakmampuan keperawatan keluarga yang dengan deficit - Anjurkan keluarga untuk
keluarga dalam selama 2x45 mengalami nutrisi yaitu dengan: mengungkapkan kembali apa yang
merawat anggota menit anemia 1. Konsumsi telah disampaikan terkait cara
keluarga yang diharapkan Merawat makanan sehat perawatan pasien dengan deficit
anggota dan bergizi nutrisi
sakit deficit nutrisi
keluarga yang 2. Tidur cukup
pada ny.S 3. Rutin berolahraga
sedang sakit
teratasi 4. Minum cukup
5. Hindari konsumsi
alkohol, merokok
dan penggunaan
obat terlarang
6. Jauhi konsumsi
kafein
42
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN
43
TUK II cara merawat pasien dengan
- Menjelaskan kepada keluarga deficit nutrisi
mengenai dampak yang akan terjadi
pada penderita anemia :
O:
R/ Keluarga mampu menyebutkan
komplikasi dari penyakit anemia keluarga mampu mengerti serta
TUK III
memahami apa yang sudah
- Mengajarkan keluarga cara merawat
kondisi pasien : diedukasi oleh perawat dan sangat
R/keluarga mampu melakukan cara
memperhatikan edukasi dari
perawatan yang telah dipaparkan
perawat perawat dan menayakan jka ada
kalimat edukasi yang belum jelas
Dx 2 Defisit nutrisi berhubungan TUK III
dengan ketidakmampuan Menjelaskan pada keluarga mengenai
keluarga dalam merawat anggota bagaimana cara melakukan perawatan A:
keluarga pada pasien deficit nutrisi :
Masalah teratasi sebagian
R/ Keluarga mengatakan dapat
memahami penjelasan mengenai cara
merawat pasien saat keletihan
P:
Intervensi
44
penyebab : ekonomi, kehilangan pasien dan keluarga mampu
darah, mengalami 2 kehamilan yang mengikuti arahan dari perawat
berdekatan, hamil saat masih remaja Keluarga mampu
Menjelaskan tanda dan gejala dari mendemonstrasikan apa yang telah
anemia : diajarkan oleh perawat
R/ keluarga mampu menyebutkan tanda O:
gejala : Kelelahan, Penurunan energi, keluarga mampu mengerti serta
Sesak nafas, Tampak pucat dan kulit
memahami apa yang sudah
dingin, Tekanan darah rendah, Frekuensi
pernapasan cepat, sakit kepala diedukasi oleh perawat dan sangat
memperhatikan edukasi dari
TUK II
- Memberi kesempatan pada keluarga perawat dan menayakan jka ada
untuk bertanya kalimat edukasi yang belum jelas
R/ keluarga tidak bertanya karena
sudah memahami penjelasan yang A:
telah disampaikan perawat masalah teratasi sebagian
TUK III
- Membantu keluarga untuk P : intervensi dilanjutkan
mengulangi apa yang telah
didiskusikan atau dijelaskan
R/ Keluarga mampu menjelaskan
kembali
materi yang telah diberikan perawat yang
berisi pengertian, penyebab, tanda gejala dan
komplikasi
45
TUK III
Dx 2 Defisit nutrisi berhubungan Membuat jadwal untuk pemberian
dengan ketidakmampuan pendidikan kesehatan tentang pengaturan
keluarga dalam merawat anggota istirahat dan tidur pada ibu hamil :
keluarga R/ pasien dan keluarga mampu mengikuti
arahan dari perawat
Mendemonstrasikan bersama keluarga
cara pengaturan istirahat dan tidur :
R/ Keluarga mampu mendemonstrasikan
apa yang telah diajarkan oleh perawat
46
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil telah
dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.R ibu hamil dengan anemia selama 3
hari di rumah Ny.R, pemberian asuhan keperawatan meliputi pengkajian
keperawatan, analisa keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan dilakukan
secara runtut sesuai permasalahan Ny.R ibu hamil dengan anemi.
4.2. Saran
1. Penulis
Penelitian ini dapat sumber tempat belajar dalam penelitian asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan anemia yang merujuk beberapa
sumber.
2. Perawat dan Profesi Keperawatan
Penelitian ini dapat dijadikan masukan, pertimbangan dan rujukan
dalam pemberian asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia yang
bermutu.
47
DAFTAR PUSTAKA
A, Mann Jim & Truswell, Stewart. (2014). Buku ajar ilmu gizi edisi 4. Jakarta:
EGC
Adawiyani,R.(2013). Pengaruh Pemberian BOOKLET Anemia Terhadap
Pengetahuan, Kepatuhan Minum Tablet Tambah Darah dan Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil di Unit Rawat Jalan Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya. Surabaya : Jurnal Ilmiah
Adria Andriyani, R., Triana, A. & Juliarti, W., 2015. Buku Ajar Biologi
Reproduksi dan Perkembangan. Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish
Anjarwati & Septi Ana. (2016). Hubungan Dukungan Suami dengan Kepatuhan
Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet FE di Puskesmas Jetis
Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Bidan. Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes Ri
Mandasari, Rachmawati. O. 2015. Hubungan Konsumsi Asupan Protein, Zat
Besi
dan Vitamin C dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Desa Joho
Kecamata Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Naskah Publikasi. Program
Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
KB, Jakarta: EGC
Marmi. 2013. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Reeder, S.J, dkk (2014). Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi &
Keluarga (ed 18). Jakarta : EGC
Reeder, S.J., Martin, L.L., & Griffin, D.K. (2011). Keperawatan maternitas :
Kesehatan wanita, bayi & keluarga edisi 18. Jakarta : EGC.
Wati, Ega Rima. 2016. Ragam Media Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena.
Williams., & Wilkins. (2011). Nursing:Menafsirkan Tanda-Tanda dan Gejala
Penyakit. jakarta : PT Indeks.
Wylie L, Bryce H. Manajemen Kebidanan: Gangguan Medis Kehamilan dan
Persalinan. Jakarta: EGC; 2010
48
49