Disusun Oleh :
Anggita Eka Febrianti
Mia Oktaviani
Minati Anazila
No Uraian Pengkajian Penilaian Gambaran Kondisi No. Uraian Pengkajian Penilaian Gambaran Kondisi
Ada Tidak Ada Tidak
A Fasilitas pelayanan kesehatanyang tersedia untuk E Status ekonomi
kelompok
1. Posyandu √ Ada disetiap blok ,bertempat dirumah salah satu 1. Sumbangan (asal sumber pendanaan) √ Ada dari pemerintah pusat melalui pemerintah desa
kader yang dapat dijangkau oleh lansia namun bisanya berupa sembako,alat dan bahan pertanian,uang
menurut kader posyandu sebanyak tunai,dll.
g. Lainnya
2. Fasilitas pendidikan yang dimanfaatkan untuk √ Ada yaitu siswa SMP dan SMA biasanya diminta 2. Efektivitas proses komunikasi antar √ Adanya efektivitas komuikasi karena menggunakan
kelompok untuk kegiatan penyuluhan bantuan untuk kegiatan penyuluhan baik anggota dalam kelompok bahasa sendiri (jawa) yang mudah dipahami oleh
kesehatan, pembelajaran di kelompok, dll kesehatan maupun sosial. anggota kelompok.
D Lingkungan sekitar tempat tinggal anggota H Fasilitas rekreasi yang tersedia untuk
kelompok kelompok
1. Sumber air bersih √ kelompok lansia setempat menggunakan sumber 1. Taman √ Ada satu taman bermain kondisinya cukup baik dan
air bersih berasal dari sumur. terawat.
2. Dapur umum √ Belum ada dapur umum. 2. Pantai √ Tidak ada pantai karena jaraknya cukup jauh dari
pemukiman masyarakat setempat.
3. Tempat pembuangan sampah √ Tempat pembuangan sampah ada disetiap blok 3. Sarana olahraga √ Ada sarana olahraga berupa lapangan sepak bola.
berupa tempat sampah permanen (
4. Sarana MCK (berapa jumlahnya) √ Tidak ada mck umum biasanya masyarakat 4. Lainnya
menggunakan mck masjid atau musholah
setempat serta masyarakat sudah mempunyai
mck masing-masing dirumahnya.
5. Saluran pembuangan limbah √ Saluran pembuangan limbah berupa selokan
yang airnya berwarna hitam namun tidak berbau
dan mengalir lancar.
6. Lainnya
J Kebiasaan / Perilaku dalam kelompok
1. Pemeliharaan kebersihan diri √ Sebagian besar lansia belum mampu memelihara
kebersihan diri secara mandiri terutama pada lansia
demensia terlihat dari kondisinya yang kurang terawat.
menurut keluarga yang memiliki lansia dengan
demensia mengatakan pasien kalo disuruh mandi susah
dan menganggap dirinya sudah mandi. serta 2 lansia
penderita dm terdapat luka dan jahitan yang tampak
kotor
2. Pengelolaan makanan bersih dan sehat √ Sebanyak 80% lansia dengan dm belum mampu
mengontrol jenis makanan yang diperbolehkan dan
dipantang sesuai penyakit yang dideritanya.
MENGETAHUI :
Nama Koordinator Anggita eka p Tanggal/ Tandatangan
B. Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Kurang pengetahuan Resiko terjadinya
keluarga dan lansia
Saat didata sebanyak 12 orang tentang demensia peningkatan
lansia mengeluh mudah lupa kejadian penyakit
dengan kegiatan yang sudah degeneratif :
dilakukan,sering tersesat,lupa demensia pada
nama orang bahkan anggota lansia
keluarganya sendiri.
Sebagian lansia dengan
demensia mengatakan tidak
memeriksakan diri ke
posyandu takut tersesat dijalan
karena sering lupa.
Do :
Saat dilakukan pengkajian
lansia dengan dimensia selalu
mengulang perkataan,terlihat
bingung saat ditanya.
Score spmsq dari 12 lansia
dengan demensia yaitu
No Nama Score
kesalahan
spmsq
1 Tn.J 4
2 Ny.V 8
3 Tn.F 6
4 Tn.S 4
5 Ny.G 7
6 Ny.D 7
7 Tn.T 5
8 Tn.B 3
9 Tn.C 8
10 Ny.K 5
11 Ny.R 9
12 Ny.S 8
Ket :
1. Kesalahan 0-2 : fungsi
intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 : fungsi
intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 : fungsi
intelektual sedang
4. Kesalahan 8-10 : fungsi
intelektual berat
Hampir seluruh lansia yang
menderita demensia jarang
datang ke posyandu dengan
alasan tidak ada yang
menggantar atau kurang
pedulinya keluarga merawat
lansia dan mengganggap
penyakit demensia adalah hal
biasa yang dialami oleh lansia
Sebagian besar lansia belum
mampu memelihara
kebersihan diri secara mandiri
terutama pada lansia demensia
terlihat dari kondisinya yang
kurang terawat. Menurut
keluarga yang memiliki lansia
dengan demensia mengatakan
pasien kalo disuruh mandi
susah dan menganggap
dirinya sudah mandi.
Do :
2 lansia penderita dm terdapat
luka dan jahitan yang tampak
kotor
Sebanyak 80% lansia dengan
dm belum mampu
mengontrol jenis makanan
yang diperbolehkan dan
dipantang sesuai penyakit
yang dideritanya.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko terjadinya peningkatan kejadian penyakit degeneratif : demensia pada lansia
berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga dan lansia tentang demensia.
2. Risiko kekambuhan hipertensi berhubungan dengan ketidak patuhan lansia dalam
mengikuti posyandu lansia
3. Risiko kekambuhan dm berhubungan dengan kebiasaan hidup lansia yang tidak
terkontrol
D. Kriteria Penapisan
Kriteria Penapisan
Dx. Kep
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
Dx. 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 42
Dx. 2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 40
Dx. 3 4 3 4 4 2 3 2 4 3 3 3 3 38
Keterangan:
1. Sesuai degan peran perawat komunitas. 7. Sesuai program pemerintah
2. Jumlah yang beresiko 8. Sumber daya tempat
3. Besarnya resiko 9. Sumber daya waktu
4. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan 10. Sumber daya dana
5. Minat masyarakat 11. Peralatan
6. Kemungkinan untuk diatasi 12. Sumber daya manusia
Skor:
1 = Sangat rendah 4 = Tinggi
2 = Rendah 5 = Sangat tinggi
3 = Cukup
E. Rencana Tindakan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Resiko terjadinya Tujuan Jangka Pendek: Terdatanya jumlah lansia
Setelah dilakukan tindakan yang memiliki penyakit
peningkatan kejadian keperawatan
demensia
penyakit selama 4 minggu, komunitas Pelatihan kader dan
diharapkan: keluarga tentang cara
degeneratif : Lansia rutin setiap bulannya merawat lansia yang
demensia pada lansia menghadiri kegiatan posyandu menderita dimensia
lansia yang diadakan. Memberikan penkes pada
berhubungan dengan lansia dan keluarga mengerti kelompok lansia dan
kurang pengetahuan pengertian,penyebab,tanda dan keluarga yang menderita
gejala demensia demensia
keluarga dan lansia keluarga mampu merawat
tentang demensia. lansia dengan demensia
lansia dapat meningkatkan
kebersihan dirinya
2 Risiko kekambuhan hipertensi TUPAN : Memfasilitasi terlaksananya .Melakukan penyuluhan tentang kegiatan peningkatan pengetahuan
Tidak terjadi peningkatan angka kegiatan penyuluhan hipertensi tentang hipertensi dilakukan
berhubungan dengan Ketidak penyakit hipertensi pengukuran tekanan darah pada
kesehatan tentang hipertensi Melakukan koordinasi dengan Ibu
patuhan lansia dalam mengikuti TUPEN : Memfasilitasi terlaksananya Kader, Ibu RT, Ibu RW dan keluarga lansia dilakukan seminggu sekali
Setelah dilakukan intervensi kegiatan pemeriksaan tekanan untuk pengukuran tekanan darah Lansia dapat mengikuti guide
posyandu lansia ditandai : keperawatan komunitas selama 1 imaginary
darah rutin seminggu sekali secara rutin seminggu sekali
bulan diharapkan Lansia dapat menyediakan TOGA
Saat dilakukan pengkajian 6 Memfasilitasi kegiatan guide Adanya kegiatan guide imaginari
keluarga dan Lansia di rumah masing-masing
lansia penderita hipertensi imaginari untuk lansia untuk lansia
mengetahui tanda-tanda dan
mengeluh pusing dan sakit Memfasilitasi penanaman Menggalakan kembali TOGA pada
penanganan penyakit
kepala. tanaman obat keluarga untuk tiap rt.
hipertensi
Kader posyandu menurunkan tekanan darah
mengatakan sebanyak 85 % Lansia dapat melakukan
lansia yang menderita pengontrolan tekanan darah
hipertensi jarang datang secara rutin
dengan alasan sibuk bekerja
dan malas biasanya hanya
minum obat warung saat
sakit kepala.
Saat dilakukan pengkajian
terdapat 6 lansia yang
menderita hipertensi
3 Risiko kekambuhan dm TUPAN Memfasilitasi terlaksananya Melakukan penyuluhan tentang DM kegiatan peningkatan pengetahuan
Tidak terjadi peningkatan angka kegiatan penyuluhan Melakukan koordinasi dengan Ibu tentang DM dilakukan
berhubungan dengan Kebiasaan penyakit DM pengukuran kadar gula darah pada
hidup lansia yang tidak terkontrol TUPEN kesehatan tentang DM Kader, Ibu RT, Ibu RW dan keluarga lansia dilakukan seminggu sekali
Setelah dilakukan intervensi Memfasilitasi terlaksananya untuk pengukuran kadar gula darah diadakan kegiatan pembuatan
keperawatan komunitas selama 1 kegiatan pemeriksaan kadar secara rutin seminggu sekali jadwal pengaturan pola makan (diit
bulan diharapkan gula darah rutin seminggu melakuakan pembuatan jadwal rendah gula)
keluarga dan Lansia sekali pengaturan pola makan (diit rendah
mengetahui tanda-tanda dan Memfasilitasi pembuatan gula )
penanganan penyakit DM jadwal pengaturan pola makan
Lansia dapat melakukan (diit)
pengontrolan kadar gula darah
secara rutin
Lansia dapat mengatur pola
makan(diit).
Implementasi dan Evaluasi
N WAKT
MASALAH KEGIATAN TEMPAT HASIL HAMBATAN PENDUKUNG TINDAK LANJUT
O U
1 Resiko Kegiatan 20 Masjid Kegiatan diikuti oleh 12
terjadinya 1. Penyuluhan novembe setempat orang motivasi Dukungan Perlu dilakukan sosialisasi
peningkatan kesehatan r 2021 Peserta yang hadir kurang peserta masih dari tokoh kegiatan posbindu dan
kejadian tentang (tingkat antusias dan kurang aktif kurang masyarakat dan pembenahan kegiatan yang lebih
penyakit Penyakit RW) Peserta belum mampu Peserta kurang kader cukup menarik
degeneratif : demensia dan memahami materi yang antusias dan tinggi Adanya penyuluhan secara
demensia Latihan disampaikan aktif berkala dari pihak puskesmas dan
pada lansia. peningkatan pihak lain terkait
memori di
Posbindu rt 01-
04 rw 02
2. Risiko 1. Kegiatan 05 Rumah Kegiatan diikuti oleh 15 Motivasi Dukungan dari Perlu sosialisasi lagi agar
kekambuhan penyuluhan desembe salah satu orang lansia masyarakat tokoh kegiatan pengukuran tekanan
tentang hipertensi
hipertensi r 2021 kader di rt Semua materi diberikan masih kurang masyarakat, darah dapat diikuti oleh banyak
berhubungan 03 sesuai dengan rencana Tempat kurang kader cukup lansia dan berkelanjutan
dengan Peserta aktif dan antusias refresentatif tinggi Kader dapat mengaplikasikan
Ketidak Motivasi kader materi yang didapat
patuhan lansia masih kurang Puskesmas memberikan
dalam bimbingan dan pengawasan
mengikuti terhadap pelaksanaan posbindu
posyandu dan pelaporan kegiatan
1. 50% lansia
Kegiatan diikuti oleh 23 Adanya Perlunya
perawatan pada
15 Rumah tidak memiliki tanaman obat keluarga
3. Kegiatan orang lansia dukungan dari
desembe setiap lahan kosong
penanaman Peserta aktif dan sangat pihak kepala
r 2021 yang untuk menanam
tanaman obat antusias saat menanam desa dan
memiliki TOGA
keluarga terutama TOGA keluarga lansia.
lansia 2. Sulitnya
tanaman penurun mendapatkan
bibit tanaman
TD seperti:
TOGA
Temulawak dan
jahe pada setiap
rumah yang
memiliki lansia.