Anda di halaman 1dari 64

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN GANGGUAN ASMA BRONCHIALIS

Disusun oleh:

1. Alan panorama

2. Mia oktaviani

3. Venny syafarina

4. Vina mutiarani.p

AKADEMI KEPERAWATAN SAIFUDDIN ZUHRI

Jl.Pahlawan No.45 Indramayu 4212-telp 0234 274357

2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi rahmat

dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

tanpa hambatan sesuatu apapun.

Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi

besar, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-Nya yang telah

membimbing kita dari jaman jahiliyah menuju jaman Islamiyah.

Dengan adanya makalah ini diharapkan m

mahasiswa dapat memetik manfaat dan dapat mengembangkan potensi dirinya.

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Mata kuliah keperawatan anak.

Makalah ini tidak akan tersusun tanpa adanya pihak-pihak yang mendukung

proses pelaksanaan ini. Kami ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada

pihak-pihak yang mendukung penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu

kami mengharap saran dan kritik yang membangun agar lebih baik lagi. Semoga

makalah ini dapat memberi manfaat bagi kami khususnya dan pembaca

umumnya. Amin.

2
DAFTAR ISI

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman. Praktisi

atau teknisi yang memantau untuk mencegah terjadinya penyakit asma

bronchial dan membantu melindungi klien dan pekerja keperawatan

kesehatan dari penyakit tersebut. Klien dalam lingkungan keperawatan dapat

beresiko terkena penyakit asma bronchial jika tidak di antisipasi dengan tepat,

dan prosedur invasive dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory, klien

dapat terpajan pada penyakit asma bronchial jika tidak di tangani dengan

prosedur dini, yang beberapa dari penyakit tersebut. Dengan cara

memperaktikan teknik pencegahan penyakit asma bronchial, dan perawat

dapat menghindarkan penyebarab penyakit tersebut terhadap klien.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang di maksud dengan asma bronchial?

2. Apa etiologi dan patofisiologi dari asma bronchial?

3. Apa tanda dan gejala/manifestasi klinis?

1.2 Tujuan

1. Mengetahui definisi asma bronchial

2. Mengetahui etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala / manifestasi klinis,

diagnose keperawatan, komplikasi, penatalaksanaan,.

4
3. Mengetahui asma-asma bronchial

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI

Asma bronchial adalah penyakit prnafasan obstruktif yang di tandai oleh

spame akut otot polos bronchialus. Hal yang menyebabkan obstruksi aliran udara

dan penurunan ventilasi alveolus.(HUDDAK DAN GALLO,1997)

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitmen, reversible

dimana trakea dan bronchi berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli

tertentu (smeltjer,2002:611)

Asma adalah obstruktif jalan nafas yang bersifat reversible, terjadi ketika

bronkus mengalami inflamasi/ peradangan dan hipperresponsif.(reeves,2001:48)

Asma merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan yang banyak

dijumpai pada anak-anak maupun dewasa. Menurut global initiative for asthma

(GINA) tahun 2015, asma didefinisikan sebagai “ suatu penyakit yang heterogen,

yang dikarakteristik oleh adanya inflamasi kronis pada saluran pernafasan. Hal ini

ditentukan oleh adanya riwayat gejala gangguan pernafasan seperti mengi, nafas

terengah-engah, dada terasa berat/tertekan, dan batuk, yang bervariasi waktu dan

intensitasnya, diikuti dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi yang bervariasi”,

(Kementrian Kesehatan RI, 2017)

6
2.2. ETIOLOGI

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan

presipitasitimbulnya serangan asma bronchial.

a. Faktor predisposisi

Genetik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum

diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan

penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita

penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat

mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor

pencetus. Selain itu hipersentifisitassaluran pernafasannya juga bisa

diturunkan.

b. Faktor presipitasi

 Alergen

Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan

contoh: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri

dan polusi

2. Ingestan, yang masuk melalui mulut

7
contoh: makanan dan obat-obatan

3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit

contoh: perhiasan, logam dan jam tangan

 Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering

mempengaruhiasma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan

faktor pemicu terjadinya serangan asma Kadang-kadang serangan

berhubungan dengan musim,seperti: musim hujan, musim

kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungandengan arah angin

serbuk bunga dan debu.

 Stress

Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan

asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah

ada. Disamping gejalaasma yang timbul harus segera diobati

penderita asma yang mengalamistress/gangguanemosi perlu diberi

nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika

stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.

 Lingkungan kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya

serangan asma. Halini berkaitan dengan dimana dia bekerja.

Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri

8
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala inimembaik pada

waktu libur atau cuti.

 Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan

jika melakukanaktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari

cepat paling mudahmenimbulkan serangan asma. Serangan asma

tersebut.

2.3. Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan

menjadi 3 tipe,yaitu:

1. Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergi yang disebabkan oleh faktor-faktor

pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-

obatan (antibiotik dan aspirin), dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering

dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetic terhadap alergi.

2. Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap

penctus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau

bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.

Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya

waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronis dan emfisema.

Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.

9
 Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai

karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.

2.4. PATOFISIOLOGI / PATHWAY

Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus

yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah

hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi

yang timbul pada asmatipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut :

seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah

antibody Ig E abnormaldalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan

reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody

ini terutama melekat pada sel mastyang terdapat pada interstisial paru yang

berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang

menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebutmeningkat, alergen

bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast danmenyebabkan

sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin,zat

anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient),

faktorkemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua

faktor-faktor iniakan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus

kecil maupun sekresimucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan

spasme otot polos bronkhiolussehingga menyebabkan tahanan saluran napas

menjadi sangat meningkat.Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang

10
selama ekspirasi daripadaselama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam

paru selama eksirasi paksamenekan bagian luar bronkiolus. Karena

bronkiolus sudah tersumbat sebagian, makasumbatan selanjutnya adalah

akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkanobstruksi berat terutama

selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapatmelakukan inspirasi

dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.Hal ini

menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu

parumenjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran

mengeluarkanudara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel

chest.

11
12
2.5. TANDA DAN GEJALA / MANIFESTASI KLINIS

1. Stadium dini.

a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek.

b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang

timbul.

c. Whezing belum adad.

d. .Belum ada kelainan bentuk thorake.

e. Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E.

f. BGA belum patologis.

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominanan.

a. Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum.

b. Whezing.

c. Ronchi basah bila terdapat hipersekresi

d. Penurunan tekanan parsial O2

2. Stadium lanjut/kronik

a. Batuk, ronchi.

b. Sesak nafas berat dan dada seolah-olah tertekan

c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan

d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)

e. Thorak seperti barel chest.

f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus.

g. Sianosis

13
(Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)

2.6. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL.

1. Bersikan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi secret.

2. Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan

suplai oksigen.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia.

4. Kurang pengetahuan Berhubungan dengan kurang informasi / tidak

mengenal informasi.

2.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG.

1. Spirometri.

Untuk menunjukan adanya obstruksi jalan nafas

2. Tes provokasi.

a. Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.

b. Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat tes

spirometri.

c. Tes provokasi bronchial seperti: tes provokasi histamine,

metakolin, allergen, kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan

udara dingin dan inhalasi dengan aqua destilata tubuh.

d. Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.

14
e. Pemeriksaan eosinophil total dalam darah.

f. Pemeriksaan sputum.

2.8. KOMPLIKASI

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah:

1. Status asmatikus

2. Atelectasis

3. Hipoksemia.

4. Pneumotoraks.

5. Emfisema.

6. Deformitas thoraks.

7. Gagal nafas.

2.9 PENATALAKSANAAN MEDIS

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah:

1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.

2. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan

serangan asma.

3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya

mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang

perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengertitujuan

15
penngobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau

perawat yangmerawatnnya.

Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:

1. Pengobatan non farmakologik.

 Memberikan penyuluhan

 Pemberian cairan

 Fisiotherapy

 Beri O2 bila perlu

2. Pengobatan farmakologi

Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2

golongan :

 Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)

Nama obat :- Orsiprenalin (Alupent)- Fenoterol (berotec)-

Terbutalin (bricasma)

 Santin (teofilin)

Nama obat :- Aminofilin (Amicam supp)- Aminofilin (Euphilin

Retard)- Teofilin (Amilex)

16
BAB III

TINJAUAN KASUS

Format 1

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

I. Biodata

A. Identitas Klien

1. Nama : An. B

2. Tempat tgl lahir/ usia : kebumen, 16 januari 2015, 42 bulan

3. Jenis kelamin : laki- laki

4. Agama : islam

5. Pendidikan :-

6. Alamat : jl.pemuda no.1 kebumen

17
7. Tgl pengkajian : 11 november 2015pukul. 09.30 WIB

8. Diagnosa medis : asma

B. Identitas Orang tua/ Wali

1. Ayah/ wali 2. Ibu

a. Nama : Tn.Y a. Nama : Ny .N

b. Usia : 48 tahun b. Usia : 42 tahun

c. Pendidikan: SMA c. Pendidikan: SMA

d. Pekerjaan : wiraswasta d. Pekerjaan :ibu rumah

e. Agama :islam tangga

f. Alamat :jl.pemuda no.1 e. Agama :islam

kebumen f. Alamat : jl.pemuda no.1

kebumen
C. Identita sudara kandung

No NAMA USIA HUBUNGAN STATUS

KESEHATAN
1. Jk.J 15 th Kakak kandung Tidak memiliki

riwayat penyakit

II. Riwayat kesehatan

Saat dikaji pada tanggal 11 November 2015 pukul 11.00 WIB Ibu

klien mengatakan klien sesak nafas sejak 2 hari SMRS, klien tidak batuk, terdapat

tarikan dinding dada ke dalam, dan terdengar bunyi wheezing. Klien tampak pucat

dan nafsu makan klien menurun. Ibu klien mengatakan klien ada alergi terhadap

udara dingin. Klien dan ibu klien tampak gelisah dan cemas. Ibu klien belum

mengetahui tentang penyakit asma.

18
A. Riwayat Kesehatan lalu

1. Prenatal care

a. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu: Selama kehamilan

klien, ibu klien mengatakan tidak mempunyai masalah khusus,

paling hanya mual-mual. Ibu klien selalu memeriksakan

kehamilannya ke bidan secara teratur.

b. Imunisasi TT: teratur

2. Natal

a. Jenis persalinan : normal

b. Penolong persalinan : puskesmas

c. Komplikasi ibu pada saat dan setelah melahirkan: tidak ada

komplikasi pada saat dan setelah melahirkan

3. Postnatal

a. Kondisi bayi: normal APGAR Score: 8 score

b. Anak pada saat lahir mengalami:

 Pasien pernah mengalami penyakit: tidak ada, usia :- , obat : -

 Riwayat kecelakaan: tidak pernah mengalami kecelakaan

B. Riwayat Kesehatan keluarga

Ibu klien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami sakit

seperti klien,dan keluarga tidak ada yang mengalami penyakit

seperti TBC,DM,HIPERTENSI maupun penyakit serius lainnya.

� Genogram

19
Ket : : laki-laki ……. :

tinggal serumah

: perempuan

: pasien

20
: meninggal

Jelaskan:

klien adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara, sekarang umur klien 42 bulan, kedua

orang tua dan keluarga klien tidak mempunyai penyakit yang menular,dan tidak

mempunyai penyakit keturunan

III. Riwayat Immunisasi

No. Jenis Waktu Frekeunsi Reaksi setelah

immunisasi Pemberian pemberian


1. BCG umur 2 bulan 1 kali Anak menangis
2. DPT (I,II,III) Umur 2 , 1 x / Anak menangis dan

3,4bulan bulan merasa kesakitan


3. Polio Umur 1,2 ,3 1 x / Anak meringis

(I,II,III,IV) dan 4 bulan bulan

21
4. Campak 9 bulan,18 1 x Anak meringis

bulan kelas 1

sd
5. Hepatitis 12 jam 1 x Anak menangis

setelah bayi pemberian

lahir
IV. Riwayat Tumbuh Kembang

A. Pertumbuhan fisik

1. Berat badan : 16kg

2. Tinggi badan : 89.0 Cm

3. Waktu tumbuh gigi 8 bulan, gigi tanggal. belum ada, jumlah gigi 20

buah

B. Perkembangan Tiap tahap

Usia anak saat

1. Berguling: 5 bulan

2. Duduk : 7 bulan

3. Merangkak: 7 bulan

4. Berdiri : 1 tahun

5. Berjalan : 1,3 tahun

6. Senyum kepada orang lain petama kali: 1 tahun

7. Bicara pertama kali: 1,6 tahun dengan menyebutkan: mama

8. Berpakaian tanpa bantuan : 4 tahun

V. Riwayat Nutrisi

A. Pemberian ASI

22
ibu klien memberikan asi ekslusif pada An.B pada usia setelah 15 menit

lahir hingga 2 tahun

B. Pemberian susu formula

1. Alasan pemberian : -

2. Jumlah pemberian : -

3. Cara pemberian : -

Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

0-6 bulan Asi ekslusif 8xsehari

6-9 bulan Makanan 2-3 kali sehari

lumat( tekstur

makanan cair dan

lembut)
1 tahun Makanan lunak atau 3-4 x sehari

lembek
2 tahun Makanan berbentuk 2-3 x sehari

padat
3 tahun Makanan berbentuk 2-3 x sehari

padat
VI. Riwayat Psikososial

A. Anak tinggal bersama : Ibu, ayah dan kakaknya di rumah

B. Lingkungan berada di : perumahan

C. Rumah dekat dengan :tetangga., tempat bermain,tidak ada

D. Kamar pasien : sama orang tua

23
E. Rumah ada tangga : Tidak ada

F. Hubungan antar anggota keluarga: baik

G. Pengasuh anak : Tidak ada

VII. Riwayat Spiritual

A. Support system dalam keluarga

B. Kegiatan keagamaan

VIII. Aktivitas sehari-hari

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

Nutrisi: makan 3x sehari porsi Makan 2 x sehari porsi

1. Selera makan sedikit sedikit


Cairan:

1. Jenis minuman Air putih Air putih

2. Frekuensi minum 5 x sehari 4 x sehari

3. Kebuthan cairan

4. Cara pemberian Oral Oral


Eliminasi (BAB&BAK)

1. Tempat pembuangan Kamar mandi Kamar mandi

2. Frekuensi(waktu) 3 x seminggu 3 x seminggu

3. Konsistensi Lembek Lembek

4. Kesulitasn Tidak ada Tidak ada

5. Obat pencahar - -
Istirahat tidur

1. Jenis tidur

24
 Siang 4 jam 2 jam

 Malam 8 jam 7 jam

2. Pola tidur

3. Kebiasaan sebelum Mencuci kaki Mencuci kaki

tidur Tidak ada Ada karena sesak nafas

4. Kesulitan tidur
Personal hygiene

1. Mandi

 Cara Di bantu orang tua Di bantu orang tua

 Frekuensi 2 x sehari 2 x sehari

 Alat mandi Gayung,sabun,air Gayung,sabun,lap,air

hangatsikat gigi dan hangat,handuk

2. Cuci rambut pasta gigi,handuk

Di bantu orang tua


 Cara
Di bantu orang tua 3 x seminggu
 Frekuensi
3.x seminggu -
3. Gunting kuku
1 kali seminggu 2 x sehari
4. Gosok gigi
2 x sehari
Aktifitas dan mobilisasi

1. Kegiatan sehari-hari Bermain Tidak ada

2. Pengaturan jadual Di atur orang tua -

harian Tidak ada Tidak ada

3. Penggunaan alat

25
bantu aktifitas Tidak ada Tidak ada

4. Kesulitan pergerakan

tubuh
Rekreasi

1. Perasaan saat sekolah - -

2. Waktu luang Bermain Tiduran

3. Perasaan setelah Senang, bahagia -

rekreasi Waktu libur -

4. Waktu senggang

dengan keluarga Jalan-jalan Tidak ada

5. Kegiatan hari libur


IX. Pemeriksaan fisik

A. Keadaan Umum : Baik

B. Kesadaran : Composmentis

C. Tanda-tanda vital :

TD : 90/60 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 37,5 ˚C

RR : 36 x/menit

D. Antropoemetri :

Lingkar Kepala : 54 cm

Lingkar Lengan atas : 16 cm

BB : 14 Kg

TB : 100 cm

26
E. Keadaan Kepala

1. Keadaan rambut dan hygiene kepala

a. Warna rambut : Hitam

b. Penyebaran : Merata

c. Mudah rontok : Tidak

d. Kebersihan rambut : Bersih

2. Benjolan/massa : Tidak ada

3. Nyeri tekan : Tidak ada

4. Tekstur rambut : Lembut

F. Muka

1. Simetris/ tidak : Simetris

2. Bentuk wajah : Oval

3. Ekspresi wajah : Meringis

4. Nyeri tekan : Tidak ada

5. Data lain : Tidak ada

G. Mata

1. Posisi : Simetris

2. Pelpebrae : normal

3. Sclera : Anikterik

4. Conjungtiva : Anemis

5. Pupil : Isokhor

6. Ketajaman penglihatan : Normal

7. Data lain : Tidak ada

27
H. Hidung & sinus

1. Posisi : Simetris

2. Bentuk hidung : lurus

3. Keadaan septum : tidak baik

4.

5. Sekret/cairan : terdapat secret

6. Data lain :-

I. Telinga

1. Posisi telinga : simetris

2. Ukuran/Bentuk telinga : sejajar dengan mata

3. Aurikel :-

4. Lubang telinga : terdapat lubang telinga

5. Pemakaian alat bantu : tidak memakai alat bantu

6. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan

7. Pemeriksaan uji pendengaran: Rinne: normal, Weber: normal,

Swabach: normal

8. Data lain : tidak ada

J. Mulut

1. Gigi : Lengkap

2. Lidah : Merah muda

3. Bibir : Pucat

4. Pemeriksaan uji pengecapan: Manis: normal, Asam/asin: normal,

Pahit: normal

28
5. Data lain : tidak ada

K. Tenggorokan

1. Warna mukosa tenggorokan : merah

2. Nyeri tekan : Tidak ada

3. Nyeri menelan : Tidak ada

L. Leher

1. Kelenjar thyroid : Tidak ada

2. Kaku kuduk : Tidak ada

3. Kelenjar Limfe : Tidak ada

4. Data lain : Tidak ada

M. Thorax dan pernafasan

1. Bentuk dada : barell chest

2. Irama pernafasan : bunyi ronchi

3. Pergerakan dada/compliance : pergerakan dada cepat, terdapat

tarikan dinding dada ke dalam

4. Tipe pernafasan : mengi

5. Vocal fremitus : terdapat vocal fomitus kanan kiri

6. Massa/nyeri : tidak ada nyeri

7. Suara nafas : wheezing

8. Suara tambahan : Tidak ada

9. Data lain : Perkusi = sonor

N. Jantung

1. Ictus cordis : Tampak ictus cordis

29
2. Pembesaran jantung : Tidak ada

3. Bunyi Jantung : S1 dan S2 bunyi reguler

4. Bunyi Jantung tambahan : Tidak ada

5. Data lain : Tidak ada

O. Abdomen

1. Membuncit/distensi : Bentuk datar

2. Luka/lesi : Tidak ada

3. Massa/nyeri tekan : Ada massa, klien belum BAB

4. Hepar : Normal

5. Lien : Normal

6. Peristaltik usus : Bising usus 20 x/menit

7. Bunyi perkusi : Timpani

8. Data lain : Tidak ada

P. Genetalia dan anus. : Normal

Q. Ekstremitas

Atas

1. Pergerakan kanan/kiri : normal

2. Kekuatan otot kanan/kiri : normal

3. Tonus otot kanan/kiri : normal

4. Akral : hangat

5. Reflek : normal

6. Nyeri : tidak ada

30
7. Turgor kulit : normal

Bawah

1. Pergerakan/ gaya berjalan : normal

2. Kekuatan otot kanan/kiri : normal

3. Tonus otot kanan/kiri : normal

4. Akral : hangat

5. Reflek : normal

6. Nyeri tekan : tidak ada

7. Turgor kulit : normal

8. Edema : tidak ada

R. Status neurologi

1. Saraf-saraf cranial (Nervus 1 -12)

2. Tanda-tanda meningeal

3. Data lainnya

H. Pemeriksaan tingkat perkembangan (0-6 tahun) dengan menggunakan

DDST

I. Test Diagnostik (laboratorium, foto rontgen, CT Scan, EEg,ECG)

- Jenis Pemeriksaan:Hemoglobin

Hasil: 10.7 gr/dl

- Hematokrit

Hasil: L31

- leukosit

31
Hasil:14.5

- eritrosit

Hasil: 4.1

-Diffferent count

Hasil: 0.10/1.40/49.60/40.50/0.40

- MCV

Hasil:75#

-MCH

Hasil: 26

-MCHC

Hasil: 35 g/dl

J. Terapi

- IVFD RL = 20 tetes/menit

- Oksigen 2 L/menit nasal kanul

- Nebu : Ventolin 4x2,5 mg

- L Bio 2x1 sac

- Diet Gizi seimbang

K. Data Fokus

Nama pasien :An.B

Ruangan : cengkir

DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF


★ DS : ★ DO:

- Ibu klien mengatakan -RR : 36 x/menit

32
klien sesak nafas - Terdengar suara

- Tidak ada batuk wheezing

- Terdapat secret yang - Terdapat pernafasan

berlebih. cuping hidung

- Terdapat tarikan

dinding dada ke dalam.

★ DS: ★ DO:

- Klien dan Ibu klien - Klien tampak gelisah

mengatakan cemas dan rewel.

- Klien sulit tidur

- Klien susah makan.

★ DS: ★DO:

- Klien mengatakan - Keluarga tampak

klien dan keluarga belum bingung

mengetahui tentang - Ibu klien bertanya-

penyakit asma tanya tentang penyakit

- Klien dan keluarga asma

tampak cemas

33
Format 2

ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


DS : Allergen/non allergen Ketidak efektifan

1. - Ibu klien bersihan jalan

mengatakan klien nafas

sesak nafas Merangsang respon imun

- Tidak ada batuk untuk menjadi aktif

- Terdapat secret yang

berlebih

DO : Meranngsang ig E

- RR : 36 x/menit

- Terdengar suara

wheezing Menempel pada sel mast

- Terdapat pernafasan

34
cuping hidung

- Terdapat tarikan Pelepasan

dinding dada ke dalam histamine,bradikiinah dan

prostaglandin

Pembentukann mucus

Akumulsi secret di

trachea dan bronchus

Bersihan jalan napas

tidak efektif
DS : Brochopasme Ansietas

2. - Klien dan Ibu klien

mengatakan cemas

- Klien sulit tidur

- Klien susah makan Perubahan status

DO : kesehatan

- Klien tampak

gelisah dan rewel

35
Kekurangannya

informasi tentang

penyakit

Mekanisme koping tidak

efektif

KECEMASAN

DS : Sumbatan mucus Kurang

- Klien mengatakan pengetahuan

3. klien dan keluarga

belum mengetahui Obstruksi sal napas

tentang penyakit asma (bronchopasme)

- Klien dan keluarga

tampak cemas

DO :

- Keluarga tampak Kurang pengetahuan

bingung

36
- Ibu klien bertanya-

tanya tentang penyakit

asma

37
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Paraf dan

(diisi berdasarkan prioritas ditemukan teratasi nama

masalah) jelas

Bersihan jalan nafas tidak 11 november 12 November

1. efektif b.d sekresi yang 2015 2015

tertahan
Ansietas b.d Perubahan 11 november 12 November

2. status kesehatan 2015 2015


Kurang pengetahuan b.d 11 november 12 November

3. Kurang informasi tentang 2015 2015

proses penyakit dan

38
perawatan dirumah

39
Format 3

RENCANA KEPERAWATAN

Tang No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Rencana Tindakan Paraf

gal Keperawatan hasil dan

(PES) nama

jelas
1. Setelah dilakukan - latih batuk efektif

Hari Bersihan tindakan keperawatan a. Identifikasi kemampuan batuk.

ke-1 jalan napas selama 3 x 24 jam b. Monitor adanya retensi sputum

tidak efektif pasien diharapkan

b.d sekresi Dalam kriteria hasil : C. Atur posisi semi Fowler atau

yang 1. Batuk efektif fowler

40
tertahan ( skala 5 meningkat) d. Pasang perlak dan bengkok di

2. Produksi sputum pangkuan pasien

(skala 5 menurun) e. Buang sekret pada tempat

3.Mengi( skala 5 sputum

menurun) f. Jelaskan tujuan dan prosedur

4. Wheezing (skala 5 batuk efektif

menurun)

5.Dyspnea( skala 5

menurun) -manajemen jalan napas

6.Ortopnea(skala 5 a. Monitor bunyi napas tambahan

menurun ( mis,gurgling,mengi,wheezing,ro

7. Sulit bicara ( skala nkhi kering)

5 menurun) b. Monitor sputum

10. Frekuensi nafas (jumlah,warna,aroma)

(skala 5 membaik)

11. Pola napas ( skala

5 Bersihan jalan

napas tidak efektif b.d

sekresi yang tertahan

Bersihan Setelah dilakukan - manajemen jalan napas

Hari jalan napas tindakan keperawatan a. Monitor bunyi napas tambahan

ke-2 tidak efektif selama 3 x 24 jam ( mis,gurgling,mengi,wheezing,ro

b.d sekresi pasien diharapkan nkhi kering)

41
yang Dalam kriteria hasil : b. Monitor sputum

tertahan 1. Batuk efektif (jumlah,warna,aroma)

( skala 5 meningkat)

2. Produksi sputum

(skala 5 menurun) - latih batuk efektif

3.Mengi( skala 5 a. Identifikasi kemampuan batuk.

menurun) b. Monitor adanya retensi sputum

4. Wheezing (skala 5

menurun) C. Atur posisi semi Fowler atau

5.Dyspnea( skala 5 fowler

menurun) d. Pasang perlak dan bengkok di

6.Ortopnea(skala 5 pangkuan pasien

menurun e. Buang sekret pada tempat

Setelah dilakukan sputum

tindakan keperawatan f. Jelaskan tujuan dan prosedur

selama 3 x 24 jam batuk efektif

pasien diharapkan

Dalam kriteria hasil :

1. Batuk efektif

( skala 5 meningkat)

2. Produksi sputum

(skala 5 menurun)

3.Mengi( skala 5

42
menurun)

4. Wheezing (skala 5

menurun)

5.Dyspnea( skala 5

menurun)

6.Ortopnea(skala 5

menurun

7. Sulit bicara ( skala

5 menurun)

8. Sianosis ( skala 5

menurun)

9. Gelisah ( skala 5

menurun)

10. Frekuensi nafas

(skala 5 membaik)

11. Pola napas ( skala

5 Bersihan jalan

napas tidak efektif b.d

sekresi yang tertahan

Bersihan Setelah dilakukan

Hari jalan napas tindakan keperawatan Pemantauan respirasi

ke-3 tidak efektif selama 3 x 24 jam a. Monitor kemampuan batuk

43
b.d sekresi pasien diharapkan efektif.

yang Dalam kriteria b. Monitor adanya produksi

tertahan hasil : sputum.

c. Monitor adanya sumbatan jalan

1. Batuk efektif napas

( skala 5 meningkat)

2. Produksi sputum

(skala 5 menurun)

3.Mengi( skala 5

menurun)

4. Wheezing (skala 5

menurun)

5.Dyspnea( skala 5

menurun)

6.Ortopnea(skala 5

menurun

7. Sulit bicara ( skala

5 menurun)

8. Sianosis ( skala 5

menurun)

9. Gelisah ( skala 5

menurun)

10. Frekuensi nafas

44
(skala 5 membaik)

11. Pola napas ( skala

5 Bersihan jalan

napas tidak efektif b.d

sekresi yang tertahan

2. Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Pantau kondisi yang

Hari perubahan tindakan keperawatan menunjukan peningkatan

ke-1 status selama 3 x 24 jam kecemasan klien

kesehatan klien akan - monitori tingkat kecemasan

menunjukan pasien

pengendalian diri - pantau kondisi nadi pasien

terhadap ansietas.

Dengan kriteria hasil:

1. Melanjutkan

aktivitas yang di

butuhkan meskipun

mengalami

kecemasan.

2. Menunjukan

kemampuan untuk

45
berfokus pada

pengetahuan dan

keterampilan baru

3.Mengomunikasikan

kebutuhan dan

perasaan negatif

secara tepat.

4. Memiliki tanda-

tanda vital dalam

batas normal

Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Libatkan anak dalam bermain

Hari perubahan tindakan keperawatan 2. Beri dorongan

ke-2 status selama 3 x 24 jam mengungkapkan

kesehatan klien akan ketakutan/masalah

menunjukan 3. Libatkan keluarga untuk

pengendalian diri menenangkan klien

terhadap ansietas.

Dengan kriteria hasil:

1. Melanjutkan

aktivitas yang di

butuhkan meskipun

mengalami

kecemasan.

46
2. Menunjukan

kemampuan untuk

berfokus pada

pengetahuan dan

keterampilan baru

3.Mengomunikasikan

kebutuhan dan

perasaan negatif

secara tepat.

4. Memiliki tanda-

tanda vital dalam

batas normal

secara tepat.

Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Ajarkan teknik menenangkan

Hari perubahan tindakan keperawatan diri dan pengendalian perasaan

ke-3 status selama 3 x 24 jam negatif yang di rasakan klien.

kesehatan klien akan - melakukan tekhnik relaksasi

menunjukan - malukukan nafas dalam

pengendalian diri 2. Libatkan anak dalam bermain

terhadap ansietas. 3. Beri dorongan

Dengan kriteria hasil: mengungkapkan

47
1. Melanjutkan ketakutan/masalah

aktivitas yang di 4. Libatkan keluarga untuk

butuhkan meskipun menenangkan klien

mengalami

kecemasan.

2. Menunjukan

kemampuan untuk

berfokus pada

pengetahuan dan

keterampilan baru

3.Mengomunikasikan

kebutuhan dan

perasaan negatif
3. Kurang Setelah dilakukan Kaji tingkat pengetahuan pasien

Hari pengetahuan tindakan keperawatan - memberikan promkes bagi

ke-1 b.d kurang selama 3 x 24 jam keluarga pasien tentang penyakit

informasi pasien diharapkan asma

tentang pasien terjadi -Seperti pengertian

penyakit dan peningkatan - faktor penyebab

pengobatan pengetahuan - cara mencegahnya

mengenai kondisi dan

penanganan yang

bersangkutan

Dalam kriteria

48
hasil :

- melaporkan

pemahaman

mengenai penyakit

yang di alami

- menanyakan tentang

pilihan terapi yang

merupakan petunjuk

kesiapan belajar

Kurang Setelah dilakukan Berikan informasi pada pasien

Hari pengetahuan tindakan keperawatan tentang perjalanan penyakitnya

ke-2 b.d kurang selama 3 x 24 jam - memberikan pencegahan dalam

informasi pasien diharapkan pengobatan yang di lakukan di

tentang Dalam kriteria rumah

penyakit dan hasil : - melatih pasien dan keluarga

pengobatan -Setelah dilakukan untuk batuk efektif

tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam

pasien diharapkan

pasien terjadi

peningkatan

pengetahuan

mengenai kondisi dan

49
peningkatan yang

bersangkutan

Dalam kriteria

hasil :

- melaporkan

pemahaman

mengenai penyakit

yang di alami

- menanyakan tentang

pilihan terapi yang

merupakan petunjuk

kesiapan belajar

Kurang Setelah dilakukan Berikan penjelasan pada pasien

Hari pengetahuan tindakan keperawatan tentang setiap tindakan

ke-3 b.d kurang selama 3 x 24 jam keperawatan yang di berikan

informasi diharapkan pasien - beri tahu pasien dan keluarga

tentang terjadi peningkatan tindakan satu persatu sebelum

penyakit dan pengetahuan tindakan

pengobatan mengenai kondisi dan

penanganan yang

besakungkutan

Dalam kriteria hasil:

-Setelah dilakukan

50
tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam

pasien diharapkan

Dalam kriteria

hasil :

- melaporkan

pemahaman

mengenai penyakit

yang di alami

- menanyakan tentang

pilihan terapi yang

merupakan petunjuk

kesiapan belajar

Dst… Dst…..

51
PELAKSANAAN (CATATAN PERKEMBANGAN)

Hari/tgl/ja No. DX Tindakan Paraf dan nama jelas

m Keperawatan dan

Hasil
Melatih batuk efektif

Hari ke 1 Bersihan a. Identifikasi

jalan kemampuan batuk.

nafas b. Monitor adanya

tidak retensi sputum

efektif C. Atur posisi semi

b.d Fowler atau fowler

sekresi d. Pasang perlak dan

52
yang bengkok di pangkuan

tertahan pasien .

e. Buang sekret pada

tempat sputum

f. Jelaskan tujuan dan

prosedur batuk efektif

Pemantauan respirasi

a. Monitor kemampuan

batuk efektif.

b. Monitor adanya

produksi sputum.

c. Monitor adanya

sumbatan jalan napas

Melatih batuk efektif

Hari ke 2 Bersihan a. Identifikasi

jalan kemampuan batuk.

nafas b. Monitor adanya

53
tidak retensi sputum

efektif C. Atur posisi semi

b.d Fowler atau fowler

sekresi d. Pasang perlak dan

yang bengkok di pangkuan

tertahan pasien .

e. Buang sekret pada

tempat sputum

f. Jelaskan tujuan dan

prosedur batuk efektif

Manajemen jalan napas

a. Identifikasi

kemampuan batuk.

b. Monitor adanya

retensi sputum

C. Atur posisi semi

Fowler atau fowler

d. Pasang perlak dan

bengkok di pangkuan

pasien .

e. Buang sekret pada

54
tempat sputum

f. Jelaskan tujuan dan

prosedur batuk efektif

Hari ke 3 Bersih Pemantauan respirasi

an a. Monitor kemampuan

jalan batuk efektif.

nafas b. Monitor adanya

tidak produksi sputum.

efektif c. Monitor adanya

b.d sumbatan jalan napas

sekres

i yang

tertaha

Hari ke 1 Ansiet 1.memantau kondisi

as b.d yang menunjukan

peruba peningkatan kecemasan

han klien

status - memonitori tingkat

55
keseha kecemasan pasien

tan Memantau kondisi nadi

pasien

2.mengajjarkan teknik

menenangkan diri dan

pengendalian perasaan

negatif yang di rasakan

klien.

- melakukan tekhnik

relaksasi

- malukukan nafas

dalam
Hari ke 2 Ansiet 1. Melibatkan anak

as b.d dalam bermain

peruba 2. Memberi dorongan

han mengungkapkan

status ketakutan/masalah

keseha 3. Melibatkan

tan keluarga untuk

menenangkan klien
Hari ke 3 Ansiet 1. Mengajarkan teknik

as b.d menenangkan diri dan

peruba pengendalian perasaan

han negatif yang di rasakan

56
status klien.

keseha - melakukan tekhnik

tan relaksasi

- malukukan nafas

dalam

2. Melibatkan anak

dalam bermain

3. Memberi dorongan

mengungkapkan

ketakutan/masalah

4. Meliibatkan

keluarga untuk

menenangkan klien
Hari ke 1 Kuran Mengkaji tingkat

g pengetahuan pasien

penget - memberikan promkes

ahuan bagi keluarga pasien

b.d tentang penyakit asma

kuran Seperti pengertian

g - faktor penyebab

inform - cara mencegahnya

asi

tentan

57
penya

kit

dan

pengo

batan
Hari ke 2 Berikan informasi pada

pasien tentang

perjalanan penyakitnya

- memberikan

pencegahan dalam

pengobatan yang di

lakukan di rumah

- melatih pasien dan

keluarga untuk batuk

efektif
Hari ke 3 Berikan penjelasan pada

pasien tentang setiap

tindakan keperawatan

yang di berikan

- beri tahu pasien dan

keluarga tindakan satu

persatu sebelum

tindakan

58
59
Format 5

EVALUASI

No. Hari/tgl/jam Evaluasi hasil (SOAP) (mengacu pada Paraf dan

DX tujuan) nama jelas


Bersihan S:-klien mengatakan sesak nafas berkurang

jalan nafas - klien mengatakan secret berkurang

tidak efektif O: - Terdengar suara wheezing

Dx.1 b.d sekresi - Terdapat pernafasan cuping hidung

yang tertahan - Terdapat tarikan dinding dada ke dalam.

- rr : 36 x / mng

A: masalah teratasi

P: intervensi di hentikan

Ansietas b.d S: -klien dan ibu klien mengatakan rasa

perubahan cemas berkurang

status -klien sudah bisa tidur dan makan

kesehatan meskipun tidak habis

O: klien mengatakan gelisah dan rewel

Dx. A: masalah teratasi setengah

60
2 P: intervensi di lanjutkan

Kurang S:klien dan keluarga mengatakan sedikit

pengetahuan mengetahui tentang penyakitnya

b.d kurang O: keluarga tampak bingung

Dx. informasi A: masalah teratasi

3 tentang P: intervensi di hentikan

penyakit dan

pengobatan

BAB IV
61
PENUTUPAN

3.1. KESIMPULAN

Asma bronkial adalah suatu keadaan di mana saluran nafas

mengalami peyempitan karena Hiperaktivitas terhadap rangsangan

tertentu,yang menyebabkan peradangan;penyempitan ini bersifat

sementara. Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi

dan presipitasi timbulnya serangan asma .Manifestasi klinik pada

pasien asma anak adalah batuk, dyspnoe, dan wheezing. Pada

sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada, pada penderita

yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis,

sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam,

gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak

otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Asma dibagi atas

dua kategori, yaitu ekstrinsik ataualergi yang disebabkan oleh

alergi seperti debu, binatang, makanan, dan obat-obatan.Klien

denganasma alergi biasanya mempunyai riwayat keluarga dengan

alergi dan riwayat alergirhinitis, sedangkan non alergi tidak

berhubungan secara spesifik dengan alergen. Sebagaimana

penyakit lain, penatalaksanaan asma didasarkan pada pemahaman

62
mengenai pathogenesis penyakit. Penatalaksanaan asma dibagi

menjadi dua,

yaitu: penatalaksanaan asma saat serangan (reliever) dan

penatalaksanaan asma di luar serangan (controller).Komplikasi

yang dapat terjadi pada klien dengan asma

adalah pneumotoraks,atelektasis, gagal nafas, bronkhitis dan

fraktur iga

3.2. SARAN

63
2.10 DAFTAR PUSTAKA

Crockett, A. (1997) “ Penanganan Asma dalam Penyakit

Primer ”, Jakarta : Hipocrates.

Crompton, G. (1980) “ Diagnosis and Management of

Respiratory Disease”, Blacwell Scientific Publication.

Price, S & Wilson, L. M. (1995) “ Patofisiologi : Konsep Klinis

Proses- proses Penyakit”, Jakarta:EGC

Staff Pengajar FK UI (1997) “ Ilmu Kesehatan Anak”, Jakarta :

Info Medika.

Sundaru, H. (1995) “ Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya”,

Jakarta : FKUI

64

Anda mungkin juga menyukai