Disusun oleh:
1. Alan panorama
2. Mia oktaviani
3. Venny syafarina
4. Vina mutiarani.p
2019
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
besar, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-Nya yang telah
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Mata kuliah keperawatan anak.
Makalah ini tidak akan tersusun tanpa adanya pihak-pihak yang mendukung
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami mengharap saran dan kritik yang membangun agar lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kami khususnya dan pembaca
umumnya. Amin.
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
beresiko terkena penyakit asma bronchial jika tidak di antisipasi dengan tepat,
dan prosedur invasive dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory, klien
dapat terpajan pada penyakit asma bronchial jika tidak di tangani dengan
1.2 Tujuan
4
3. Mengetahui asma-asma bronchial
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
spame akut otot polos bronchialus. Hal yang menyebabkan obstruksi aliran udara
dimana trakea dan bronchi berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli
tertentu (smeltjer,2002:611)
Asma adalah obstruktif jalan nafas yang bersifat reversible, terjadi ketika
dijumpai pada anak-anak maupun dewasa. Menurut global initiative for asthma
(GINA) tahun 2015, asma didefinisikan sebagai “ suatu penyakit yang heterogen,
yang dikarakteristik oleh adanya inflamasi kronis pada saluran pernafasan. Hal ini
ditentukan oleh adanya riwayat gejala gangguan pernafasan seperti mengi, nafas
terengah-engah, dada terasa berat/tertekan, dan batuk, yang bervariasi waktu dan
6
2.2. ETIOLOGI
a. Faktor predisposisi
Genetik
diturunkan.
b. Faktor presipitasi
Alergen
dan polusi
7
contoh: makanan dan obat-obatan
Perubahan cuaca
Stress
asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah
Lingkungan kerja
8
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala inimembaik pada
tersebut.
2.3. Klasifikasi
menjadi 3 tipe,yaitu:
1. Ekstrinsik (alergik)
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-
obatan (antibiotik dan aspirin), dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering
penctus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau
bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.
Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya
9
Asma gabungan
yang timbul pada asmatipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut :
reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody
ini terutama melekat pada sel mastyang terdapat pada interstisial paru yang
bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast danmenyebabkan
10
selama ekspirasi daripadaselama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam
chest.
11
12
2.5. TANDA DAN GEJALA / MANIFESTASI KLINIS
1. Stadium dini.
b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul.
b. Whezing.
2. Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi.
g. Sianosis
13
(Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)
produksi secret.
suplai oksigen.
anoreksia.
mengenal informasi.
1. Spirometri.
2. Tes provokasi.
spirometri.
14
e. Pemeriksaan eosinophil total dalam darah.
f. Pemeriksaan sputum.
2.8. KOMPLIKASI
1. Status asmatikus
2. Atelectasis
3. Hipoksemia.
4. Pneumotoraks.
5. Emfisema.
6. Deformitas thoraks.
7. Gagal nafas.
serangan asma.
15
penngobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau
perawat yangmerawatnnya.
Memberikan penyuluhan
Pemberian cairan
Fisiotherapy
2. Pengobatan farmakologi
golongan :
Terbutalin (bricasma)
Santin (teofilin)
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
Format 1
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama : An. B
4. Agama : islam
5. Pendidikan :-
17
7. Tgl pengkajian : 11 november 2015pukul. 09.30 WIB
kebumen
C. Identita sudara kandung
KESEHATAN
1. Jk.J 15 th Kakak kandung Tidak memiliki
riwayat penyakit
Saat dikaji pada tanggal 11 November 2015 pukul 11.00 WIB Ibu
klien mengatakan klien sesak nafas sejak 2 hari SMRS, klien tidak batuk, terdapat
tarikan dinding dada ke dalam, dan terdengar bunyi wheezing. Klien tampak pucat
dan nafsu makan klien menurun. Ibu klien mengatakan klien ada alergi terhadap
udara dingin. Klien dan ibu klien tampak gelisah dan cemas. Ibu klien belum
18
A. Riwayat Kesehatan lalu
1. Prenatal care
2. Natal
3. Postnatal
� Genogram
19
Ket : : laki-laki ……. :
tinggal serumah
: perempuan
: pasien
20
: meninggal
Jelaskan:
klien adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara, sekarang umur klien 42 bulan, kedua
orang tua dan keluarga klien tidak mempunyai penyakit yang menular,dan tidak
21
4. Campak 9 bulan,18 1 x Anak meringis
bulan kelas 1
sd
5. Hepatitis 12 jam 1 x Anak menangis
lahir
IV. Riwayat Tumbuh Kembang
A. Pertumbuhan fisik
3. Waktu tumbuh gigi 8 bulan, gigi tanggal. belum ada, jumlah gigi 20
buah
1. Berguling: 5 bulan
2. Duduk : 7 bulan
3. Merangkak: 7 bulan
4. Berdiri : 1 tahun
V. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
22
ibu klien memberikan asi ekslusif pada An.B pada usia setelah 15 menit
1. Alasan pemberian : -
2. Jumlah pemberian : -
3. Cara pemberian : -
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
lumat( tekstur
lembut)
1 tahun Makanan lunak atau 3-4 x sehari
lembek
2 tahun Makanan berbentuk 2-3 x sehari
padat
3 tahun Makanan berbentuk 2-3 x sehari
padat
VI. Riwayat Psikososial
23
E. Rumah ada tangga : Tidak ada
B. Kegiatan keagamaan
3. Kebuthan cairan
5. Obat pencahar - -
Istirahat tidur
1. Jenis tidur
24
Siang 4 jam 2 jam
2. Pola tidur
4. Kesulitan tidur
Personal hygiene
1. Mandi
3. Penggunaan alat
25
bantu aktifitas Tidak ada Tidak ada
4. Kesulitan pergerakan
tubuh
Rekreasi
4. Waktu senggang
B. Kesadaran : Composmentis
C. Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,5 ˚C
RR : 36 x/menit
D. Antropoemetri :
Lingkar Kepala : 54 cm
BB : 14 Kg
TB : 100 cm
26
E. Keadaan Kepala
b. Penyebaran : Merata
F. Muka
G. Mata
1. Posisi : Simetris
2. Pelpebrae : normal
3. Sclera : Anikterik
4. Conjungtiva : Anemis
5. Pupil : Isokhor
27
H. Hidung & sinus
1. Posisi : Simetris
4.
6. Data lain :-
I. Telinga
3. Aurikel :-
Swabach: normal
J. Mulut
1. Gigi : Lengkap
3. Bibir : Pucat
Pahit: normal
28
5. Data lain : tidak ada
K. Tenggorokan
L. Leher
N. Jantung
29
2. Pembesaran jantung : Tidak ada
O. Abdomen
4. Hepar : Normal
5. Lien : Normal
Q. Ekstremitas
Atas
4. Akral : hangat
5. Reflek : normal
30
7. Turgor kulit : normal
Bawah
4. Akral : hangat
5. Reflek : normal
R. Status neurologi
2. Tanda-tanda meningeal
3. Data lainnya
DDST
- Jenis Pemeriksaan:Hemoglobin
- Hematokrit
Hasil: L31
- leukosit
31
Hasil:14.5
- eritrosit
Hasil: 4.1
-Diffferent count
Hasil: 0.10/1.40/49.60/40.50/0.40
- MCV
Hasil:75#
-MCH
Hasil: 26
-MCHC
Hasil: 35 g/dl
J. Terapi
- IVFD RL = 20 tetes/menit
K. Data Fokus
Ruangan : cengkir
32
klien sesak nafas - Terdengar suara
- Terdapat tarikan
★ DS: ★ DO:
★ DS: ★DO:
tampak cemas
33
Format 2
ANALISA DATA
berlebih
DO : Meranngsang ig E
- RR : 36 x/menit
- Terdengar suara
- Terdapat pernafasan
34
cuping hidung
prostaglandin
Pembentukann mucus
Akumulsi secret di
tidak efektif
DS : Brochopasme Ansietas
mengatakan cemas
DO : kesehatan
- Klien tampak
35
Kekurangannya
informasi tentang
penyakit
efektif
KECEMASAN
tampak cemas
DO :
bingung
36
- Ibu klien bertanya-
asma
37
DIAGNOSA KEPERAWATAN
masalah) jelas
tertahan
Ansietas b.d Perubahan 11 november 12 November
38
perawatan dirumah
39
Format 3
RENCANA KEPERAWATAN
(PES) nama
jelas
1. Setelah dilakukan - latih batuk efektif
b.d sekresi Dalam kriteria hasil : C. Atur posisi semi Fowler atau
40
tertahan ( skala 5 meningkat) d. Pasang perlak dan bengkok di
menurun)
5.Dyspnea( skala 5
menurun ( mis,gurgling,mengi,wheezing,ro
(skala 5 membaik)
5 Bersihan jalan
41
yang Dalam kriteria hasil : b. Monitor sputum
( skala 5 meningkat)
2. Produksi sputum
4. Wheezing (skala 5
pasien diharapkan
1. Batuk efektif
( skala 5 meningkat)
2. Produksi sputum
(skala 5 menurun)
3.Mengi( skala 5
42
menurun)
4. Wheezing (skala 5
menurun)
5.Dyspnea( skala 5
menurun)
6.Ortopnea(skala 5
menurun
5 menurun)
8. Sianosis ( skala 5
menurun)
9. Gelisah ( skala 5
menurun)
(skala 5 membaik)
5 Bersihan jalan
43
b.d sekresi pasien diharapkan efektif.
( skala 5 meningkat)
2. Produksi sputum
(skala 5 menurun)
3.Mengi( skala 5
menurun)
4. Wheezing (skala 5
menurun)
5.Dyspnea( skala 5
menurun)
6.Ortopnea(skala 5
menurun
5 menurun)
8. Sianosis ( skala 5
menurun)
9. Gelisah ( skala 5
menurun)
44
(skala 5 membaik)
5 Bersihan jalan
menunjukan pasien
terhadap ansietas.
1. Melanjutkan
aktivitas yang di
butuhkan meskipun
mengalami
kecemasan.
2. Menunjukan
kemampuan untuk
45
berfokus pada
pengetahuan dan
keterampilan baru
3.Mengomunikasikan
kebutuhan dan
perasaan negatif
secara tepat.
4. Memiliki tanda-
batas normal
terhadap ansietas.
1. Melanjutkan
aktivitas yang di
butuhkan meskipun
mengalami
kecemasan.
46
2. Menunjukan
kemampuan untuk
berfokus pada
pengetahuan dan
keterampilan baru
3.Mengomunikasikan
kebutuhan dan
perasaan negatif
secara tepat.
4. Memiliki tanda-
batas normal
secara tepat.
47
1. Melanjutkan ketakutan/masalah
mengalami
kecemasan.
2. Menunjukan
kemampuan untuk
berfokus pada
pengetahuan dan
keterampilan baru
3.Mengomunikasikan
kebutuhan dan
perasaan negatif
3. Kurang Setelah dilakukan Kaji tingkat pengetahuan pasien
penanganan yang
bersangkutan
Dalam kriteria
48
hasil :
- melaporkan
pemahaman
mengenai penyakit
yang di alami
- menanyakan tentang
merupakan petunjuk
kesiapan belajar
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
pasien diharapkan
pasien terjadi
peningkatan
pengetahuan
49
peningkatan yang
bersangkutan
Dalam kriteria
hasil :
- melaporkan
pemahaman
mengenai penyakit
yang di alami
- menanyakan tentang
merupakan petunjuk
kesiapan belajar
penanganan yang
besakungkutan
-Setelah dilakukan
50
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
pasien diharapkan
Dalam kriteria
hasil :
- melaporkan
pemahaman
mengenai penyakit
yang di alami
- menanyakan tentang
merupakan petunjuk
kesiapan belajar
Dst… Dst…..
51
PELAKSANAAN (CATATAN PERKEMBANGAN)
m Keperawatan dan
Hasil
Melatih batuk efektif
52
yang bengkok di pangkuan
tertahan pasien .
tempat sputum
Pemantauan respirasi
a. Monitor kemampuan
batuk efektif.
b. Monitor adanya
produksi sputum.
c. Monitor adanya
53
tidak retensi sputum
tertahan pasien .
tempat sputum
a. Identifikasi
kemampuan batuk.
b. Monitor adanya
retensi sputum
bengkok di pangkuan
pasien .
54
tempat sputum
an a. Monitor kemampuan
sekres
i yang
tertaha
han klien
55
keseha kecemasan pasien
pasien
2.mengajjarkan teknik
pengendalian perasaan
klien.
- melakukan tekhnik
relaksasi
- malukukan nafas
dalam
Hari ke 2 Ansiet 1. Melibatkan anak
han mengungkapkan
status ketakutan/masalah
keseha 3. Melibatkan
menenangkan klien
Hari ke 3 Ansiet 1. Mengajarkan teknik
56
status klien.
tan relaksasi
- malukukan nafas
dalam
2. Melibatkan anak
dalam bermain
3. Memberi dorongan
mengungkapkan
ketakutan/masalah
4. Meliibatkan
keluarga untuk
menenangkan klien
Hari ke 1 Kuran Mengkaji tingkat
g pengetahuan pasien
g - faktor penyebab
asi
tentan
57
penya
kit
dan
pengo
batan
Hari ke 2 Berikan informasi pada
pasien tentang
perjalanan penyakitnya
- memberikan
pencegahan dalam
pengobatan yang di
lakukan di rumah
efektif
Hari ke 3 Berikan penjelasan pada
tindakan keperawatan
yang di berikan
persatu sebelum
tindakan
58
59
Format 5
EVALUASI
- rr : 36 x / mng
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan
60
2 P: intervensi di lanjutkan
penyakit dan
pengobatan
BAB IV
61
PENUTUPAN
3.1. KESIMPULAN
62
mengenai pathogenesis penyakit. Penatalaksanaan asma dibagi
menjadi dua,
fraktur iga
3.2. SARAN
63
2.10 DAFTAR PUSTAKA
Info Medika.
Jakarta : FKUI
64