Disusun Oleh :
1. ELOK INDRIYANI
2. ROSITA
3. UUN UNAERI
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang maha Esa . yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Adapun judul Makalah ini yang kami ambil adalah
“Asuhan Keperawatan gerontik Pada Lansia Individu dengan Diabetes Mellitus”
Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu
metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Akper Saifuddin Zuhri program studi
keperawatan. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah ini.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat
membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang
akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3. Tujuan......................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
2.1. Pengertian.................................................................................................................5
2.2. Etiologi.....................................................................................................................5
2.3. Klasifikasi Diabetik Melitus....................................................................................6
2.4. Patofisiologi.............................................................................................................7
2.5. Manifestasi klinis.....................................................................................................9
2.6. Pemeriksaan penujang..............................................................................................9
2.7. Penatalaksanaan.....................................................................................................10
2.8. Komplikasi Diabetes Melitus.................................................................................13
2.9. Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Diabetes Melitus....13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................44
ii
BAB I PENDAHULUAN
3
6) Apa saja pemeriksaan penunjang untuk penyakit Diabetes Melitus ?
7) Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit Diabetes melitus ?
8) Apa saja komplikasi dari Diabetes Melitus ?
9) Apa Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Diabetes
Melitus ?
1.3. Tujuan
1) Agar Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari penyakit Diabetes Melitus
2) Agar mahasiswa dapat mengetahui Etiologi penyakit Diabetes Melitus
3) Agar Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari penyakit Diabetes Melitus
4) Agar Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi dari Diabetes melitu
5) Agar mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis dari penyakit diabetes
melitus
6) Agar mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit
diabetes melitus
7) Agar mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan dari penyakit Diabetes
melitus
8) Agar Mahasiswa dapat mengetahui apa saja komplikasi dari penyakit
Diabetes Melitus
9) Agar mahasiswa dapat mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik
pada Lansia dengan Diabetes Melitus
a.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Menurut American Diabetes Association, 2010 (dalam Ernawati, 2013, p.
10), Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Tabel 2.1 Kriteria diagnostik gula darah menurut Shanty (2011, p.
25). Bukan Diabetes Pra Diabetes Diabetes Puasa 126 Sewaktu 2000
2.2. Etiologi
Etiologi Diabetes mellitus menurut Padila (2012, p. 1), adalah : a. Diabetes
mellitus tipe 1 1) Faktor Genetik Penderita tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu
sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya diabetes mellitus tipe 1. 7 2) Faktor-faktor Imunologi Adanya respon
otoimun dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor Lingkungan Virus atau toksik tertentu dapat memicu proses otoimun
yang menimbulkan destruksi sel beta. b. Diabetes mellitus tipe II Mekanisme
yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes
tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses
5
terjadinya resistensi insulin. Faktor-faktor risiko : 1) Usia (resistensi insulin
cenderung meningkat pada usia di atas 65 th). 2) Obesitas (kegemukan). 3)
Riwayat keluarga.
6
feokromositoma, Obat atau zat kimia: vacor, pentamidin, asam nikotinat,
glukokortikoid, hormone tiroid, diazoxid, tiazid, Infeksi: rubella congenital ,
Imunologi (jarang): sindrom stiff-man, anti bodi anti reseptor insulin ,
Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
4) Diabetes Melitus Gestasional (Gestational diabetes melitus) GDM. 5% -
10% penderita diabetes adalah tipe I Kurang lebih 90% hingga 95%
penderita mengalami diabetes tipe I, yaitu diabetes yang tidak tergantung
insulin. awetan mendadak biasanya terjadi sebelum usia 30%. Diabetes tipe
II terjadi akibat penurunan sensitivitas insulin (yang disebut resistensi
insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin. Diabetes melitus
tipe II umumnya disebabkan oleh obesitas dan kekurangan olahraga faktor
yang mempengaruhi timbulnya diabetes melitus secara umum yaitu usia
lebih dari 40 tahun, obesitas dan riwayat keluarga. (Brunner dan Suddarth,
2000).
2.4. Patofisiologi
Diabetes tipe I terjadi akibat ketidakmampuan sel-sel pankreas
memproduksi insulin yang biasanya disebabkan oleh rusak nya sel-sel pankreas
akibat proses autoimun. Ketika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi,
ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar,
akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Kondisi
tersebut akan disertai dengan dieresis osmotik yaitu pengeluaran cairan dan
elektrolit yang berlebihan dengan meningkatnya frekuensi dalam berkemih
(poliuri) sehingga pasien juga akan merasa sering haus (polidipsi). Pada Diabetes
Mellitus tipe II terjadi penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin (resistensi
insulin). Hal ini diperberat oleh bertambahnya usia yang mempengaruhi
berkurangnya jumlah insulin dari sel-sel beta, lambatnya pelepasan insulin dan
atau penurunan sensitifitas perifer terhadap insulin. Akibat defisiensi insulin
adalah pemecahan lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Asam lemak
bebas Akan diubah menjadi badan keton oleh hati. Badan keton 15 bersifat asam
dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah akan menimbulkan asidosis metabolic.
7
Ketosis dan asidosis menimbulkan gejala gastrointestinal seperti anoreksia, mual,
muntah, dan nyeri abdomen. (Smeltzer & Bare, 2002 dalam Fady, 2015;
Rumahorbo, 2014; Ernawati, 2013)
PATHWAY
8
2.5. Manifestasi klinis
1) Poliuri
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melaluimembrane dalam
sel menyebabkan hiperglikemia sehinggaserum plasma meningkat atau
hiperosmolariti menyebabkancairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau
cairanintravaskuler, aliran darah ke ginjal meningkat sebagai akibatdari
hiperosmolaritas dan akibatnya akan terjadi diuresis osmotic
(poliuria)
2) Polidipsia
Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler
menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel.
Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor haus teraktivasi
menyebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia).
3) Poliphagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar
insulin maka produksi energi menurun, penurunan energi akan menstimulasi rasa
lapar. Maka reaksi yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan
(poliphagia).
9
B. Postprandial : Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka
diatas 130mg/dl mengindikasikan diabetes.
C. Hemoglobin glikosilat: Hb1C adalah sebuah pengukuran untuk
menilaikadar gula darah selama 140 hari terakhir. Angka Hb1C yang
melebihi 6,1% menunjukkan diabetes.
D. Tes toleransi glukosa oral: Setelah berpuasa semalaman kemudian pasien
diberi air dengan 75 grgula, dan akan diuji selama periode 24 jam. Angka
gula darah yang normal dua jam setelah meminum cairan tersebut harus <
dari 140 mg/dl.
E. Tes glukosa darah, yaitu jari ditusuk dengan Sebuah jarum, sample darah
diletakkan pada sebuah strip yang dimasukkan kedalam celah pada mesin
glukometer, pemeriksaan ini digunakan hanya untuk memantau kadar
glukosa yang dapat dilakukan dirumah.
2.7. Penatalaksanaan
10
energi total, Kebutuhan lemak sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi
total, Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu
60-70%, Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas,
11
c). Pendidikan kesehatan
Edukator bagi pasien diabetes yaitu pendidikan dan pelatihan
mengenai pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan menunjang
perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien akan
penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat yang optimal.
Penyesuaian keadaan psikologik kualifas hidup yang lebih baik. (Bare &
Suzanne, 2002)
12
hampir tanpa efek, lama kerja 11-24jam.
Contoh obat: lantus dan levemir.Hitung dosis insulin Rumus insulin:
insulin harian total = 0,5 unit insulin x BB pasien ,Insulin prandial total( IPT) =
60% , Sarapan pagi 1/3 dari IPT, Makan siang 1/3 dari IPT, Makan malam 1/3
dari IPT .
2) Alamat dan telepon Identifikasi alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi
sehingga memudahkan dalam pemberian asuhan keperawatan.
13
3) Pekerjaaan dan pendidikan KK Identifikasi pekerjaaan dan latar belakang
pendidikan Kepala Keluarga dan anggota keluarga yang lainnya sebagai dasar
dalam menentukan tindakan keperawatan selanjutnya.
6) Tipe keluarga Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
8) Agama Mengkaji agama yang dianut keluarga serta keperacayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
9) Status sosial ekonomi keluarga Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga. Dalam
hal ini pertanyaan yang diajukan adalah status ekonomi :
14
Rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
15
1) Karakteristik rumah
1. Gambar tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, dll). Apakah
keluarga memilki sendiri atau menyewa rumah ini.
4. Di kamar mandi, amati sanitasi air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk.
11. Kaji perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan
dengan pengaturan/penataan rumah.
16
3. Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah ini?
2. Berapa kali atau sejauh mana mereka menggunakan pelayanan dan fasilitas?
D. Struktur Keluarga
17
2) Struktur kekuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
4) Nilai atau norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut
oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
5) Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauh mana anggota keluarga belajar dispilin, norma, budaya dan perilaku.
4. Fungsi reproduksi
18
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak?
1. Sebutkan stressor jangka pendek (< 6 bulan) dan stresor jangka panjang (> 6
bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga. Apakah keluarga dapat mengatasi
stresor biasa dan ketegangan sehari-hari?
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, apakah ada pembesaran pada leher,
kondisi mata, hidung, mulut dan apakah ada kelainan pada pendengaran. Biasanya
pada penderita diabetes mellitus ditemui penglihatan yang kabur/ganda serta
diplopia dan lensa mata yang keruh, telinga kadang-kadang berdenging, lidah
sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah
bengkak dan berdarah.
19
c. Sistem integumen
d. Sistem pernafasan
Dikaji adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Biasanya pada
penderita diabetes mellitus mudah terjadi infeksi pada sistem pernafasan.
e. Sistem kardiovaskuler
f. Sistem gastrointestinal
g. Sistem perkemihan
h. Sistem muskuluskletal
i. Sistem neurologis
20
Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya penurunan sensoris,
anastesia, letargi, mengantuk, kacau 64 mental, disorientasi dan rasa kesemutan
pada tangan atau kaki.
Diagnosa Keperawatan :
PERENCANAAN
21
jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada
Edukasi
1.Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dl
2. Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri
3. anjurkan kepatuhan
terhadap dan dan olahraga
4. Anjurkan pengelolaan
diabtes ( mis. Penggunaan
insulin, obat oral, monitor
asupan cairan)
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
insulin
2. kolaborasi pemberian
cairan IV, Jika perlu
3. Kolaborasi pemberian
kalium, jika perlu
I2 Intolerasi Setelah dilakukan tindakan Observasi
. Aktivitas keperawatan selama X 24 jam Identifikasi
berhubungan diharapkan Toleransi aktivitas gangguan fungsi
dengan menurun dengan kriteria tubuh yang
kelelahan hasil : mengakibatkan
1. Frekuensi nadi membaik kelelahan
2. tingkat kesadaran Monitor kelelahan
meningkat fisik dan emosional
3. kelulahan lelah Monitor lokasi dan
22
4. kemudahan dalam ketidaknyamanan
melakukan aktivitas sehari selama melakukan
hari meningkat aktivitas
5. perasaan lemah meningkat Terapeutik
Sediakan lingkungan
yang nyaman dan
rendah stimulus
( mis. Cahaya, suara
dna kunjungan)
Fasilitasi duduk
disamping tempat
tidur
Edukasi
Anjurkan tirah
baring
Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
3. Risiko Setelah dilakukan tindakan Observasi
ketidakstabil keperawatn selama X 24 jam Identifikasi
an elektrolit diharapkan keseimbangan kemungkinan
berhubungan elektrolit meningkat dengan penyebabketidaksei
23
dengan kriteria hasil : mbangan Eleketrolit
poliuri 1. serum natrium meningkat Monitor kadar
2. serum kalium elektrolit serum
3. serum natrium Monitor mual,
4. serum magnesium muntah dan diare
Monitor kehilangan
cairan, jika perlu
Monitor tanda dan
gejala hiperkalemia
Atur interval waktu
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi
pasien
Dokumentasikan
hasil pemantauan
Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan,jika
perlu
4. Resiko Jatuh Setelah dilakukan tindakan Observasi
berhubungan selama x 24 jam diharapkan Identifikasinfaktor
dengan tingkat jatuh menurun dengan resiko jatuh (mis.
pandangan kriteria hasil : Usia lebih dari 60
kabur 1. Jatuh dari tempat tidur tahun dan gangguan
menurun penglihatan)
2. Jatuh saat berdiri Identifikasi resiko
menurun jatuh setidaknya
24
3. Jatuh saat duduk sekali setiap sift atau
menurun sesuai dengan
4. Jatuh saat berjalan kebijakan institusi
menurun Identifikasi faktor
lingkungan yang
meningkatkan resiko
jatuh
Terapeutik
Orientasi ruangan
pada pasien dan
keluarga
Pasang handrail
tempat tidur
Tempatkan pasien
beresiko tinggi jatuh
dengan dekat
pemantauan perawat
dari nurstation
Gunakan alat bantu
berjalan
Edukasi
Anjurkan
memanggil perawat
jika membutuhkan
bantuan untuk
berpindah
Ajarkan cara
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil perawat
25
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELOMPOK
26
RW : 04
Mengeluh nyeri di
6 Ny. Siti P 68 SMA Pedagang Islam Jawa CM 147/87 82 22 36 162 50 Ananemis DM - Sesekali Cukup kaki kanan karena DM
terdapat luka basah
dan keluar nanah
RW : 04
Pensiunan
7 Ny. Mina P 73 S1 Islam Jawa CM 153/70 77 20 36 154 67 ananemis DM - Sering Cukup Mengeluh sering pipis DM
PNS
dan mudah lapar
RW : 05
10
8 Ny. Asih P 67 SMP Pedagang Islam Jawa CM 136/82 20 36 155 67 Ananemis Vertigo - Sering Cukup Mengeluh sering Vertigo
0
pusing kliyengan
RW : 05
9 Ny. Muti P 64 SMA - Islam Jawa CM 127/69 88 20 36 149 69 Anemis DM - Jarang Cukup Mengeluh sering pipis DM
di malam hari
RW : 04
Tukang
10 Ny. Karti P 59 SD Islam Jawa CM 143/81 82 20 36 162 54 Ananemis DM - Jarang Cukup Mengeluh BB turun DM
Sapu
dan mudah lapar
RW : 04
Ny.
11 P 67 SMA - Islam Jawa CM 143/81 82 22 36 148 48 Ananemis Hipertensi - Sesekali Cukup Mengeluh mudah Hipertensi
Kinanti
marah dan gelisah
RW : 05
Mengeluh sulit tidur di
Pensiunan Susah
12 Ny. Tri P 65 S1 Islam Jawa CM 148/92 92 20 36 158 76 Ananemis Hipertensi - Sering malam hari Hipertensi
Guru tidur
Klien memiliki
riwayat merokok
RW : 04
Pensiunan Susah Mengeluh mudah
13 Ny. Parni P 74 S1 Islam Jawa CM 126/90 83 22 36 153 70 Anemis DM - Sering DM
Guru tidur lapar tetapi BB
menurun
RW : 05
Mengeluh telinga
14 Ny. Rosi P 63 SMA Pedagang Islam Jawa CM 147/71 90 22 36 163 90 Ananemis Hipertensi - Sering Cukup Hipertensi
sering berdengan dan
mudah lelah
RW : 04
15 Ny. Mita P 57 SMP ART Islam Jawa CM 125/72 94 20 36 152 52 Anemis Hipertensi - Sering Cukup Mengeluh stress dan Hipertensi
kepala pusing
RW : 05
Mengeluh nyeri
16 Ny. Wati P 60 SMA Pedagang Islam Jawa CM 178/75 97 22 36 147 58 Ananemis Hipertensi - Sesekali Cukup tengkuk Hipertensi
Klien memiliki
riwayat merokok
17 Ny. Luki P 53 SMA Karyawan Islam Jawa CM 131/90 10 22 36 154 76 Ananemis DM - Sering Susah RW : 05 DM
27
Mengeluh mudah haus
Toko 5 Tidur
dan sering pipis
RW : 05
18 Ny. Ipah P 67 SMA - Islam Jawa CM 150/74 87 18 36 159 64 Ananemis DM - Sering Cukup Mengeluh mata buram DM
sebelah
RW : 04
Ny. 10
19 P 65 SD - Islam Jawa CM 138/82 18 36 160 66 Ananemis DM - Jarang Cukup Mengeluh nyeri kepala DM
Jenab 6
dan pandangan kabur
RW : 05
Susah Mengeluh mudah
20 Ny. Surti P 61 SMP - Islam Jawa CM 154/92 98 20 36 154 58 Ananemis Hipertensi - Jarang Hipertensi
Tidur stress dan gampang
marah
RW : 04
Mengatakan sulit
21 Ny. Ani P 64 SMP - Islam Jawa CM 142/82 88 24 46 165 55 Ananemis DM - Jarang Cukup DM
tidur dan gelisah serta
badan kurus
Pensiunan RW : 05
22 Ny. Kati P 54 S1 Islam Jawa CM 151/83 90 20 36 159 59 Anemis DM - Sering Cukup DM
PNS Mengeluh mudah lelah
RW : 05
Ny. 10 Mengeluh sering
23 P 59 SMA Pedagang Islam Jawa CM 146/96 18 36 157 67 Ananemis DM - Jarang Cukup DM
Riska 0 pusing dan mudah
lelah
RW : 04
Susah
24 Ny. Deri P 62 SD Pedagang Islam Jawa CM 145/76 76 20 36 159 45 Ananemis DM - Jarang Mengeluh mudah DM
Tidur
lapar dan BB turun
RW : 05
Mengeluh sesak napas
25 Ny. Elin P 68 SMA Pedagang Islam Jawa CM 178/75 97 22 36 147 58 Ananemis Hipertensi - Sesekali Cukup dan gelisah Hipertensi
Klien memiliki
riwayat merokok
28
3. UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN
No Uraian Pengkajian Penilaian Gambaran Kondisi No Uraian Penilaian Gambaran Kondisi
Pengkajian
Ada Tidak Ada Tidak
2. Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan 2. Jenis Rata-rata pedagang, pensiunan guru, Karyawan
yang berpraktik puskesmas melakukan pekerjaan toko,
penyuluhan kepada
masyarakat ART
3. Puskesmas dan Puskesmas dapat 3. Rata-rata Satu bulan kurang lebih 1.000.000,-
jaringannya dijangkau oleh pendapatan
masyarakat perbulan
29
4. Klinik Klinik dapat 4. Lainnya
dijangkau masyarakat
2. Lainnya
1. Imunisasi dasar Imunisasi dilakukan 3. Sarana ibadah Ada tempat ibadah disetiap gang
lengkap diposyandu atau
dipuskesmas
2. Imunisasi ibu hamil Imunisasi pada ibu 4. Kegiatan Ada pengajian mingguan
hamil biasanya keagamaan
dilakukan diklinik
bidan
3. Makanan tambahan Makanan tambahan 5. Kepercayaan Tidak ada kepercayaan seperti itu
yaitu sayuran dan yang
buah,terkadang di beri bertentangan
dengan
oleh puskesmas
penanggulang
makanan seperti bubur an masalah
kacang dan susu dll kesehatan
30
6. Vitamin tambahan Lansia tidak 4. Kegiatan Ada arisan ibu-ibu dan pengajian
mendapatkan vitamin sosial
tambahan (kerjabakti,
arisan, dll)
5. Pelayanan Ada puskesmas untuk
kesehatan melayani lansia
31
dan dapat dijangkau
2. Fasilitas pendidikan Di balai desa ada 2. Efektivitas Adanya efektifitas kelompok kominikasi karena
yang dimanfaatkan tempat untuk proses menggunakan bahasa sehari-hari (jawa)
untuk kelompok bermusyawarah dan komunikasi
untuk kegiatan antar anggota
juga dekat dengan sd
penyuluhan dalam
kesehatan, tempat pengganti jika kelompok
pembelajaran di ada kegiatan
kelompok, dll penyuluhan
1. Sumber air bersih Ada pdam dan juga 1. Taman Tidak jauh dari perkampungan
sebagian makai sumur
32
sampah yang di tembok
I Kebiasaan /
Perilaku dalam
kelompok
33
MENGETAHUI :
34
F. Analisis Data
No. Data Etiologi Masalah
DO :
Lansia hanya berada
dirumah setiap harinya
Lansia jarang berolahraga
seperti senam dan jalan
santai
Lansia mengkonsumsi
makanan manis berlebih
G. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadinya peningkatan kejadian penyakit degeneratif: Diabetes Mellitus pada
lansia berhubungan dengan Kurangnya motivasi dalam menjaga kesehatan.
2. Risiko kekambuhan Diabetes Mellitus berhubungan dengan ketidakpatuhan lansia dalam
mengikuti posbindu
35
H. Kriteria Penapisan
Kriteria Penapisan
Dx. Kep
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
Dx. 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 42
Dx. 2 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 39
Keterangan:
1. Sesuai degan peran perawat komunitas. 7. Sesuai program pemerintah
2. Jumlah yang beresiko 8. Sumber daya tempat
3. Besarnya resiko 9. Sumber daya waktu
4. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan 10. Sumber daya dana
5. Minat masyarakat 11. Peralatan
6. Kemungkinan untuk diatasi 12. Sumber daya manusia
Skor:
1 = Sangat rendah 4 = Tinggi
2 = Rendah 5 = Sangat tinggi
3 = Cukup
36
No. Masalah Tujuan Strategi Aktifitas Standar/Kriteria
37
Mellitus berhubungan dengan tentang Diabete Mellitus peningkatan
ketidakpatuhan lansia dalam Melakukan koordinasi pengetahuan
Tidak terjadi kekambuhan
dengan Ibu Kader, Ibu RT, tentang Diabetes
mengikuti posbindu penyakit Diabetes Mellitus
Ibu RW dan keluarga untuk Mellitus dilakukan
Kader mengatakan sebagian TUPEN : pengecekan gula darah Pengecekan gula
lansia jarang mengikuti secara rutin seminggu secara rutin darah
posbindu yang Setelah dilakukan intervensi sekali pada lansia
diselengarakan keperawatan komunitas Menggalakan kembali dilakukan
Kader mengatakan klien selama 2 bulan diharapkan :
tidak mengkonsumsi obat TOGA pada tiap Rt. seminggu sekali
penurun gula darah secara Lansia dapat
Lansia mengetahui tanda-
rutin menyediakan
tanda dan penanganan TOGA di rumah
Lansia hanya berada
dirumah setiap harinya penyakit hipertensi masing-masing
Lansia jarang berolahraga Lansia dapat melakukan
seperti senam dan jalan pengontrolan tekanan
santai darah secara rutin
Lansia mengkonsumsi Lansia rutin setiap
makanan manis berlebih bulannya menghadiri
Kader posyandu kegiatan posbindu yang
mengatakan sebanyak 68%
diadakan
lansia yang menderita
Diabetes Mellitus jarang Lansia dapat melakukan
datang dengan alasan sibuk senam lansia secara rutin
bekerja dan merasa Lansia dapat melakukan
penyakitnya tak akan jalan santai secara rutin
sembuh.
38
NO MASALAH KEGIATAN WAKTU TEMPAT HASIL HAMBATAN PENDUKUNG TINDAK LANJUT
1. Resiko Kegiatan
terjadinya
1. Penyuluhan 03 Jan Balai Kegiatan diikuti oleh Motivasi Dukungan Perlu dilakukan
peningkatan
kesehatan 2022 Gotong 25 orang masyarakat dari tokoh sosialisasi kegiatan
kejadian
tentang Royong Peserta yang hadir masih masyarakat dan posbindu dan
penyakit
Penyakit RW 04 antusias dan aktif kurang kader cukup pembenahan tempat
degeneratif
Hipertensi di Peserta dapat Ruangan tinggi kegiatan
pada lansia.
Posbindu memahami materi kurang Adanya penyuluhan
kelurahan yang disampaikan refresentatif secara berkala dari pihak
paoman
puskesmas dan pihak lain
terkait
Perlu dilakukan
sosialisasi kegiatan
posbindu dan
pembenahan tempat
kegiatan
39
seminggu sekali 2022 Royong Peserta aktif masih masyarakat dan 1. Perlu ada pemeriksaan
kelurahan paoman dan antusias kurang kader cukup kesehatan untuk lansia
Peserta dapat tinggi secara berkala, terutama
memahami mengenai hipertensi
kegiatan yang 2. Perlu terus dicari bentuk
40
Posbindu RW (tingkat dengan rencana masih Perlu sosialisasi lagi
04 dan RW 05 kelurahan) Peserta aktif dan kurang agar kegiatan senam dapat
antusias Tempat diikuti oleh banyak lansia
kurang dan berkelanjutan
refresentatif Kader dapat
Motivasi mengaplikasikan materi
kader masih yang didapat
kurang Puskesmas memberikan
bimbingan dan
pengawasan terhadap
pelaksanaan posbindu
dan pelaporan kegiatan
2 Risiko Kegiatan Balai Kegiatan diikuti oleh Motivasi Dukungan dari Perlu sosialisasi lagi
kekambuhan 1. Penyuluhan Gotong 15 orang lansia masyarakat tokoh agar kegiatan
Diabetes kesehatan Royong Semua materi masih masyarakat, penyenyuluhan
03 Jan
Mellitus tentang kelurahan diberikan sesuai kurang kader cukup mengenai penyakit
2022
berhubungan perawatan pada paoman dengan rencana Tempat tinggi Diabetes Mellitus dapat
dengan klien Diabetes Peserta aktif dan kurang diikuti oleh banyak
ketidakpatuh Mellitus di antusias refresentatif lansia dan berkelanjutan
41
an lansia Posbindu
dalam kelurahan
mengikuti paoman
posbindu
Motivasi
kader
masih
kurang
Kurangnya
2. Kegiatan
1. Kegiatan diikuti oleh dana
Senam
03 Jan
23 orang Dukungan
Lansia
2022 dari tokoh
2. Peserta aktif dan
antusias masyarakat,
4. Kegiatan
dilaksanakan
bekerjasama dengan
42
pihak puskesmas
setempat
5. Hasil pemeriksaan
dijelaskan pada
peserta
43
DAFTAR PUSTAKA
International Diabetes Federation (IDF). 2015. IDF Diabetes Atlas - 7th Edition.
www.diabetesatlas.org
Kowalak, dkk. 2016. Buku Ajar Patofisiologi. Terjemahan oleh Renata Komalasari.
2011. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
World Health Organization. Diabetes mellitus WHO: WHO; 2016 [cited 2016 20
February]. Available from: www.who.int.
44