Anda di halaman 1dari 40

DAFTAR ISI

KATA PRNGANTAR…………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………ii
BAB I.................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1.1 Latar belakang.............................................................................................................2
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................4
2. KONSEP DASAR STROKE........................................................................................4
2.1 Pengertian............................................................................................................4
2.2 Etiologi................................................................................................................4
2.3 Patofisiologi.........................................................................................................5
2.4 Faktor- faktor yang menyebabkan stroke:...........................................................7
2.5 Manifestasi klinis.................................................................................................7
2.6 Komplikasi stroke................................................................................................8
2.7 Pemeriksaan penunjang.......................................................................................9
2.8 Penatalaksanaan stroke........................................................................................9
BAB II.............................................................................................................................12
KASUS............................................................................................................................12
PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK STROKE KELOMPOK...................12
BAB III............................................................................................................................38
KESIMPULAN...............................................................................................................38
A.KESIMPULAN...........................................................................................................38
B. SARAN....................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................40

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah memberikan


dampak yang besar pada masyarakat, tidak terkecuali Indonesia. Dampak
tersebut telah mengubah pola struktur masyarakat dari agraris menjadi industri,
dan gaya hidup desa ke gaya hidup masyarakat perkotaan. Pola makan pun
berubah dari yang alami menjadi cepat saji. Akibat dari perubahan pola tersebut
mengakibatkan terjadinya pergeseran penyakit dari kecenderungan penyakit
infeksi ke degeneratif seperti kardiovaskuler dan stroke (Widyanto &
Triwibowo, 2013).
Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan karena
berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Jaringan otak yang
mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi. Kadang pula stroke
disebut dengan CVA (Cerebro Vaskular Accident). Orang awam cederung
menganggap stroke sebagai penyakit. Sebaliknya, para dokter justru
menyebutnya sebagai gejala klinis yang muncul akibat pembuluh darah jantung
yang bermasalah, penyakit jantung atau secara bersamaan (Auryn, 2009).
Data WHO tahun 2016, stroke menyumbang 5,7 juta kematian di seluruh
dunia, setara dengan 9,9 % dari seluruh kematian. Lebih 85 % dari kematian ini
terjadi pada orang yang hidup di negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah dan sepertiga pada orang yang berusia kurang dari 70 tahun. Dari
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) indonesia tahun 2013 menunjukan
kejadian stroke di Indonesia sebesar 6% atau 8,3 per 1000 peduduk yang telah
didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1000 penduduk. Data yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat didpatkan data bahwa
stroe merupakan penyebab kematian nomor 5 di kota Padang setelah lansia,
jantung, hipertensi dan diabetes mellitus (DinKes Sumbar, 2013)
1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan stroke?


2. Bagaimana etiologic stroke?

2
3. Apa saja factor-faktor yang menyebabkan stroke?
4. Apa saja menafestasi klinis stroke?
5. Apa saja komplikasi stroke?
6. Apa saja data penunjang stroke?
7. Bagaimana penata;aksanaan srroke?

1.3 Tujuan

2. Ingin mengetahui tentang srroke


3. Ingin mengetahui etiologic stroke
4. Ingin mengetahui factor yang menyebabkan stroke
5. Ingin mengetahui menafestasi klinis stroke
6. Ingin mengetahui komplikasi stroke
7. Ingin mengetahui data penunjang stroke
8. Ingin mengetahui penatalaksanaan stroke

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. KONSEP DASAR STROKE

2.1 Pengertian

Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif


cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/atau global, yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak nontraumatik. Bila gangguan peredaran
darah otak berlangsung sementara, beberapa detik hingga beberapa jam
(kebanyakan 10-20 menit), tapi kurang dari 24 jam, disebut sebagai serangan
iskemia otak sepintas (transient ischaemia attack = TIA) (Mansjoer & dkk,
2010).
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit
neurologis mendadak sebagai akibat ischemia atau hemoragik sirkulasi saraf
otak (Nurarif & Kusuma, 2015).

2.2 Etiologi

Stroke di bagi menjadi dua jenis yaitu stroke ischemic dan stroke hemoragik.
a). Stroke ischemic yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan
aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke
adalah stroke iscemic. Stroke iscemic dibagi menjadi 3 jenis :
 Stroke trombotic: proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
 Stroke embolic : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
 Hipopervusion sistemic: berkurangnya aliran darah keseluruh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

4
b). Stroke hemoragik yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita
hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis yaitu :
 Hemoragik intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan
otak.
 Hemoragik subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak). (Nurarif & Kusuma, 2015).

2.3 Patofisiologi
 Stroke Iskemik

Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood


Flow (CBF) yang menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Nilai
kritis CBF adalah 23 ml/100 gram per menit, dengan nilai normal 50 ml/100
gram per menit. Penurunan CBF di bawah nilai normal dapat menyebabkan
infark. Suatu penelitian menyebutkan bahwa nilai CBF pada pasien dengan
infark adalah 4,8-8,4ml/100 gram per menit.
Patofisiologi stroke iskemik dibagi menjadi dua bagian: vaskular dan
metabolisme. Iskemia terjadi disebabkan oleh oklusi vaskular. Oklusi vaskular
yang menyebabkan iskemia ini dapat disebabkan oleh emboli, thrombus, plak,
dan penyebab lainnya. Iskemia menyebabkan hipoksia dan akhirnya kematian
jaringan otak. Oklusi vaskular yang terjadi menyebabkan terjadinya tanda dan
gejala pada stroke iskemik yang muncul berdasarkan lokasi terjadinya iskemia.
Sel-sel pada pada otak akan mati dalam hitungan menit dari awal terjadinya
oklusi. Hal ini berujung pada onset stroke yang tiba-tiba.
Gangguan metabolisme terjadi pada tingkat selular, berupa kerusakan
pompa natrium-kalium yang meningkatkan kadar natrium dalam sel. Hal ini
menyebabkan air tertarik masuk ke dalam sel dan berujung pada kematian sel
akibat edema sitotoksik. Selain pompa natrium-kalium, pertukaran natrium dan
kalsium juga terganggu. Gangguan ini menyebabkan influks kalsium yang
melepaskan berbagai neurotransmiter dan pelepasan glutamat yang

5
memperparah iskemia serta mengaktivasi enzim degradatif. Kerusakan sawar
darah otak juga terjadi, disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah oleh proses
di atas, yang menyebabkan masuknya air ke dalam rongga ekstraselular yang
berujung pada edema. Hal ini terus berlanjut hingga tiga sampai 5 hari dan
sembuh beberapa minggu kemudian. Setelah beberapa jam, sitokin terbentuk
dan terjadi inflamasi.
Akumulasi asam laktat pada jaringan otak bersifat neurotoksik dan
berperan dalam perluasan kerusakan sel. Hal ini terjadi apabila kadar glukosa
darah otak tinggi sehingga terjadi peningkatan glikolisis dalam keadaan
iskemia.
Stroke iskemik dapat berubah menjadi stroke hemorrhagik. Perdarahan
yang terjadi tidak selalu menyebabkan defisit neurologis. Defisit neurologis
terjadi apabila perdarahan yang terjadi luas. Hal ini dapat disebabkan oleh
rusaknya sawar darah otak, sehingga sel darah merah terekstravasasi dari
dinding kapiler yang lemah.

 Stroke Hemorhagik

Stroke hemorrhagik dibagi menjadi perdarahan intraserebral dan


perdarahan subaraknoid.
Perdarahan Intraserebral
Pada perdarahan intraserebral, perdarahan masuk ke dalam
parenkim otak akibat pecahnya arteri penetrans yang merupakan cabang
dari pembuluh darah superficial dan berjalan tegak lurus menuju parenkim
otak yang di bagian distalnya berupa anyaman kapiler. Hal ini dapat
disebabkan oleh diathesis perdarahan dan penggunaan antikoagulan
seperti heparin, hipertensi kronis, serta aneurisma.
Masuknya darah ke dalam parenkim otak menyebabkan terjadinya
penekanan pada berbagai bagian otak seperti serebelum, batang otak, dan
thalamus. Darah mendorong struktur otak dan merembes ke sekitarnya
bahkan dapat masuk ke dalam ventrikel atau ke rongga subaraknoid yang
akan bercampur dengan cairan serebrospinal dan merangsang meningen.
Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang menimbulkan
6
tanda dan gejala seperti nyeri kepala hebat, papil edema, dan muntah
proyektil.

2.4 Faktor- faktor yang menyebabkan stroke:


a) Faktor yang tidak dapat dirubah (nonreversible)
 Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke dari pada
wanita.
 Usia :Makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.
 Keturunan :Adanya riwayat keluarga yang terkena stroke.
b) Faktor yang dapat dirubah (reversible)
 Hipertensi
 Penyakit jantung
 Kolesterol tinggi
 Obesitas 21
 Diabetes militus
 Polisetemia
 Stress omosional
c) Kebiasan hidup
 Merokok
 Minuman beralkohol
 Obat-obatan terlarang
 Aktivitas yang tidak sehat: kurang olah raga, makanan berkolesterol
(Nurarif & Kusuma, 2015)

2.5 Manifestasi klinis

 Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan


 Tiba-tiba hilang rasa peka
 Bicara pelo
 Gangguan bicara dan bahasa

7
 Gangguan penglihatan
 Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
 Gangguan daya ingat
 Nyeri kepala hebat

Perbedaan Stroke Hemoragik dan Stroke Ishemic


Gejala klinis Stroke hemoragik Stroke Ischemic
PIS PSA
Gejala defisit lokal Berat Ringan Berat/ringan
SIS sebelumnya Amat jarang (-) +/biasa
Permulaan (onset) Menit/jam 1 – 2 menit Pelan (jam/hari)

Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan/tak ada

Muntah pada Sering Sering Tidak kecuali


awalnya lesi pada batang otak

Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering kali


Kesadaran Bisa hilang Bisa hilang Dapat hilang
Sebentar
Kaku kuduk Jarang Bisa ada pada Tidak ada
Permulaan
Hemiparesis Sering sejak awal Tidak ada Sering dari awal

Deviasi mata Bisa ada Tidak ada Mungkin ada


Gangguan bicara Sering Jarang Sering
Likuor Sering berdarah Selalu berdarah Jernih
Pendarahan Tak ada Bisa ada Tak ada
subhialoid
Paresis/gangguan N (-) Mungkin (+)
III

(Sumber: Kapita Selekta Kedokteran; Edisi Ketiga; Jilid Dua: oleh


Mansjoer,Suprohaita,Wardani, & Setiowulan, 2007).

2.6 Komplikasi stroke

a) Dini (0–48 jam pertama): edema seribri, defisit neurologis cenderung


memberat, dapat mengakibatkan peningkatan TIK, dan akhirnya dapat
menimbulkan kematian. Infark miokard, penyebab kematian mendadak pada
stroke stadium awal.

8
b) Jangka pendek (1 – 14 hari) Pneumonia akibat immobilisasi lama Infark
miokard 23 Emboli paru; cenderung terjadi 7–14 hari paska stroke, sering kali
terjadi pada saat penderita mulai mobilisasi Stroke rekuren: dapat terjadi
setiap saat
c) Jangka panjang (>14 hari) Stroke rekuren Infark miokard Gangguan vaskular
lain : penyakit vaskular perifer (Nurarif & Kusuma, 2015)

2.7 Pemeriksaan penunjang

 Angiogarafi serebri
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
pendarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari pendaraan
seperti aneurisma atau malformasi vaskular.
 Lumbal pungsi, CT Scan, EEG, Magnetic Imaging Resnance (MRI)
 USG Doppler Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah
sistem karotis). (Nurarif & Kusuma, 2015).

2.8 Penatalaksanaan stroke

 Stadium hiperakut
Tindakan distadium ini dilakukan di instalasi rawat darurat dan merupakan
tindakan resusitasi.Serebro-kardio-pulmonal bertujuan agar pendarahan di
otak tidak meluas. 24 Pada stadium ini pasien diberi:
1. Oksigen 2 L/menit dan cairan kristaloid/koloid; hindari cairan dekstrosa
atau salin dalam HO.
2. Dilakukan pemeriksaan CT scan otak, elektrokardiografi, foto torak,
darah perifer lengkap, dan jumlah trombosit, protombin time/INR, APTT,
glukosa darah, kimia darah (termasuk elektrolit).
3. Jika hipoksia, dilakukan analisis gas darah.
4. Tindakan lain di instalasi gawat darurat adalah memberikan dukungan
minta kepada pasien serta memberikan penjelasan pada keluarganya agar
tetap tenang.

 Stadium akut
9
1.) Stroke iskemik
Terapi umum:
 Letakkan kepala pasien pada posisi 30;
 Kepala dan dada pada satu bidang;
 Ubah posisi tidur setiap 2 jam;
 Mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik sudah stabil. Selanjutnya:
 Bebaskan jalan nafas, beri oksigen 1-2 L/menit sampai didapatkan hasil
analisis gas darah. jika perlu dilakukan instubasi.
 Demam diatasi dengan kompres dan anti piretik, kemudian dicari
penyebabnya; jika kandung kemih penuh dikosongkan (sebaiknya dengan
kateter intermiten).
 Pemberian nutrisi isotonik, kristaloid/ koloid 1500-2000 ml dan elektrolit
sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung glukosa atau salin isotonik.
 Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik; jika
didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun, dianjurkan
melalui selang nasogastrik.
 Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah
sampai 150% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari
pertama.
 Hipoglikemia (kadar gula darah <60/80mg% dengan jelas) diatasi segera
dengan dektrosa 40% iv sampai kembali normal dan harus dicari
penyebabnya.
 Nyeri kepala atau muntah diatasi dengan pemberian obat- abatan sesuai
dengan gejala.
 Tekanan darah tidak perlu langsung diturunkan kecuali tekanan sistolik
>220 mmHg dan diastolik dan 120 mmHg, mean arterial blood pressure
(MAP) >130 mmHg (pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 30
menit), atau didapatkan infark miokard akut, gagal jantung kongestif serta
gagal ginjal.
 ika hipotensi yaitu tekanan darah sistolik <90 mmHg dan diastol <70
mmHg, diberi Nacl 0,9% 250mL selama 1 jam, dilanjutkan 500mL
selama 4 jam dan 500 mL selama 8 jam atau sampai hipotensi dapat
10
teratasi. Jika hipotensi belum teratasi dapat diberikan dopamin 2-20
ug/kg/menit sampai tekanan darah diastolik 110 mmHg.
 Jika kejang diberi diazepam 5-20 mg iv pelan-pelan selama tiga menit,
maksimal 100 mg perhari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan peroral
(fenitoin, karbamazepin). Jika kejang muncul setelah 2 minggu, diberikan
anti konvulsan per oral jagka panjang.

2.) Stroke hemoragik


 Terapi umum: pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika folume
hematoma <30 ml, pendarahan intraventrikular dengan hidrosefalus, dan
keadaan klinis selalu memburuk. Tekanan darah harus diturunkan sampai
tekanan darah premorbid atau 15-20% bila tekanan 27 sistolik > 180
mmHg, MAP >130 g, dan volume hematoma bertambah. Bila terdapat
gagal jantung, tekanan darah harus segera diturunkan dengan labetalov iv
10 mg (pemberian dalam 2 menit) sampai 20 mg; (pemberian dalam 10
menit) maksimum 300 mg; enalapril iv 0,625-1,25 mg per 6 jam; kaptopril
3 kali 6,25-25 mg per oral. Jika di dapatkan TIK menigkat posisikan
kepala naikan 30, posisi kepala dan dada satu bidang, pemberian manitol
dan hiperventilasi (pCO2 20-35 mmHg).
 Terapi khusus: neuroprotektor dapat diberikan kecuali yang bersifat
vasodilator tindakan bedah mempertimbangkan usia dan letak pendarahan
yaitu pada pasien yang kondisinya yang memburuk dengan pendarahan
sebelum beriameter >3 cm, hidrosefalus akut akibat pendarahan
intraventrikel atau sebelum, dilakukan VP- sunting, dan pendarahan lebar
lebih 60 ml dengan tanda peningkatan tekanan intracranial akut dan
ancaman berherniasi. Pada pendarahan subaraknoid, dapat digunakan
antagonis kalsium (nemodipin) atau tindakan bedah (ligasi, embolisasi,
ekstirfasi, maupungama knife)jikapenyebabnya adalah aneurisma atau
malformasi arteri- vena (arteriovenous malformation, AVM).
 Stadium subakut

Terapi pasien subakut antara lain:


1.) Melanjutkan terapi sesuai kondisi akut sebelumnya
11
2.) Restorasi/rehabilitasi (sesuai kebutuhan pasien) yaitu fisioterapi, terapi
wicara, terapi kognitif, dan terapi okupasi Revensi skunder 5) Edukasi
keluarga dan Discharge planning (Nurarif & Kusuma, 20

12
PENJAJAKAN
TAHAP I

BAB II

KASUS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK STROKE KELOMPOK


Fasilitas Yankes Widasari No. Register 4564554345342
Nama Perawat yang Mengkaji Lala Tanggal Pengkajian 25 oktober 2021
Nama Kelompok Kelompok lansia Alamat Widasari
1. DATA DASAR ANGGOTA KELOMPOK 2. STATUS KESEHATAN ANGGOTA KELOMPOK
No Nama JK umur Pendidi Peker Agama Suku Keada an TTV Status Gizi Riw. Alat Bantu/ Pola Ket. Lain Masalah
TD N P S TB B Konjungt Olahra Tidur
kan jaan Umum Penyakit Protesa Kesehatan
B iva ga
1 Ny.T P 60 Sd Tidak Islam Jawa Baik 170/100 88 x/ 21x/ 36,1 158 60 Ananemi Hipertens Tidak ada Tidak 5-7jam/ hari Tidak Hipertensi
berkerja mMHg menit menit ℃ cm kg s i ada Kurang tidur ada
karna pusing
2 Tn.S L 65 Sd Tidak Islam Jawa Lemah 130/90 75 x/ 20 x / 36,4 169 75 Ananemi Dm Pakai kruk Tidak 6-7jam/ hari Tidak Dm
berkerja mMHg menit menit ℃ cm kg s ada sering ada
terbangun
karena nyeri
pada kaki
3 Tn.W L 70 Tidak Tidak Islam Jawa Linglung 120/80 85 x / 20 x/ 36,5 170 67 Ananemi Demensi Tidak ada Tidak 7-8jam/hari Tidak Demensia
sekolah berkerja mMHg menit menit c cm kg s a ada ada
4 Ny. S P 70 Sd Tidak Islam Jawa Lemah 150/90 88 x/ 22 x / 36,9 159 55 Anemis Stroke Pakai kruk Tidak 7-8jam/hari Bagian Stroke
berkerja mMHg menit menit c cm kg Tapi sering kaki kiri
terbangun lumpuh
tdk bisa
digerakan
5. Tn.B L 85 Tidak Tidak Islam Jawa Lemah 130/70 80 x/ 20x/ 36 c 167 60 Ananemi Osteopor Pakai kruk Tidak 7-8jam/hari Mengelu Osteoporosis
sekolah berkerja mMHg menit menit cm kg s osis h nyeri
bagian

12
sendi
dikaki
6 Ny.S p 62 Smp Tukang Islam Jawa Baik 120/80 87 21x 37 c 156 50 Anemis Katarak Tidak Tidak 7-8jam/ hari Penglihat Katarak
pijit mMHg x/menit /menit cm kg an buram
7 Tn. J L 75 Sd Tidak Kristen Jawa Lemah 170/80 90 20 x/ 36,8 172 68 Ananemi Stroke Kursi roda Tidak 6-7jam/ hari Pasien Stroke
berkerja mMHg x/menit menit c cm kg s ada sering tidak bisa
terbangun berjalan
terkadang dikarenak
tidur siang an kaki
kanannya
lumpuh
8 Ny.N P 65 Sd Pedagang Islam Jawa Baik 120/80 88 20 36,3 170 60 Ananemi Asam Tidak ada Tidak 7-8jam/hari Mengelu Asam urat
mMHg x/menit x/menit c cm kg s urat h
kesemuta
n
didaerah
jari kaki
9 Tn.H L 70 Sd Pedagang Islam Jawa Baik 130/90m 87x/me 21x/me 37,0 168c 67 Ananemi Stroke Tidak ada Tidak 7-8jam/ hari Bagian Stroke
Mhg it nit c m kg s ringan kanan
anggota
tubuhnya
tidak bisa
digerakan
10 Ny. D p 68 Sd Buruh Islam Jawa Baik 120/80m 88x/me 20x/me 36,0 150 55 Ananemi Kurang Tidak ada Tidak 8-9jam/ hari Pasien Kurang
Mhg nit nit c cm kg s pendenga mengala pendengaran
ran mi
gangguan
pendenga
ran
11 Tn. J L 72th Sd Pedagang Islam Jawa Baik 130/90m 90x/me 2ox/me 36,0 167c 75 Ananemi Dm Tidak ada Tidak 7-8jam/ hari Pasien Dm
Mhg nit nit c m kg s terdapat
luka di
bagian

13
kaki
12 Tn. D P 65th Smp Buruh Islam Jawa Baik 180/110 100x/m 20x/me 36,7 160c 59 Ananemi Stroke Tidak ada Tidak 7-8jam/ hari Pasien Stroke
mMhg enit nit ℃ m kg s tapi sering sebagian
terbangun badannya
lumpuh
dan sulit
digerakan
13 Ny. S L 70th SMA Petani Islam Jawa Baik 180/90m 99x/me 22x/me 36,0 170 75 Ananemi Hipertens Tidak ada Jalan 6-7am/ hari Sering Hipertensi
Mhg nit nit ℃ cm kg s i pagi mengeluh
leher
kaku dan
pusing
14 Ny. P L 64th SD Tidak Islam Jawa Baik 160/100 92x 20x 36,5 165 65 Ananemi Stroke Tidak ada Tidak 7-8 jam/hari Pasien
Bekerja mmHg mnt /mnt ℃ cm kg s tapi sering mengatak
terbangun n
sebagian
tubuhnya
lumpuh
15 Dani L 68th SMA Buruh Islam Jaw Baik 130/80m 88x 19xme 36,5 174 75 Ananemi Osteopor Tidak ada Tidak Sering Osteoporosis
a Mhg /menit nit ℃ cm kg s osis sakit
bagian
sendi
kaki
16 Kati P 71th SMP IRT Islam Jawa Baik 120/70m 90x/me 20x/me 36,3 159 59 Anemis Asam Tidak ada Tidak 7-8 jam/ hari Sering Asam urat
mhg nit nit ℃ cm kg urat kesemuta
n dan
linu
bagian
kaki
17 Taci P 60 SD Tidak Islam Jawa Baik 130/80 88x/me 20x/me 36,0 163 60 Ananemi Katarak Tidak ada Tidak 7-8jam/ hari Mata Katarak
bekerja mMhg nit nit ℃ cm kg s sering tidur sering
siang nyeri
18 kolik L 75ths Sd Pedagang Islam Jawa Lemah 160/70x 90x/me 20x/me 37,0 175 68 Ananemi Stroke Tidak ada Tidak 7-8jam /hari Kaku Stroke

14
mMhg nit it c cm kg s ringan sering disebagia
terbangun n kaki
karena tidak
nyaman
19 Benji P 68th smp Petani Islam Jawa Baik 120/90 88x/me 20 36,0 170 70 Ananemi Kurang Tidak ada Tidak 7-8jam /hari Nyeri Kurang
mMhg nit x/menit c cm kg s pendenge pada bendengeran
ran telingan
karena
berdengi
ng
20 Darkem P 65th Sd Tidak Islam Jawa Lemah 150/90 90x/mn 22x/mn 36,7 168 62 Ananemi Stroke Tidak ada Tidak 5-6jam /hari Kaku Stroke
bekerja mMhg t t c cm kg s sulit tidur seluruh
karena tidak tubuh
merasa sulit di
nyaman gerakan
21 Darnya L 70th Tidak Pedagang Islam Jawa Lemah 100/70m 80x/me 19x/me 36,9 165 55 Anemis Anemia Tidak ada Tidak 6-7jam/ hari Kepala Anemia
s sekolah Mhg nit nit c cm kg sering
gliyengan
22 Sari P 75th Sd Tidak Islam Jawa Lemah 150/90m 90x/me 20x/me 36,7 158 48 Anemis Stroke Tidak ada Tidak 7-8jam /hari Badan Stroke
bekerja Mhg nit nit c cm kg lumpuh
sebelah
sulit di
gerakan
sebelah
23 Jayu P 80th Tidak Tidak Islam Jawa Baik 120/90m 89x/me 20x/me 37,0 174 50 Ananemi Demensi Tidak ada Tidak 7-8jam /hari Berbicara Demensia
sekolah bekerja Mhg nit nit c cm kg s a sering tidur selalu di
siang ulang
24 Atori L 72th Sd Petani Islam Jawa Baik 130/90m 90x/me 22x/me 36,0 160 80 Ananemi Dm Tidak ada Tidak 5-6jam /hari Terdapat Dm
s Mhg nit nit c cm kg s sulit tidur lukaa dan
karena nyeri terdapat
dan sakit nanh
nanah di
bagain

15
kaki d
25 Wadi L 70th Sd Tidak Islam Jawa Lemah 160/90m 99x/me 20x/me 37,2 175 60 Ananemi Stroke Tidak ada Tidak 7-8jam /hari Pusing Stroke
bekerja Mhg nit it c cm kg s kaku
sebagian
tubuh

3. UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN


No Uraian Pengkajian Penilaian Gambaran Kondisi No Uraian Pengkajian Penilaian Gambaran Kondisi
Ada Tidak Ada Tidak
A Fasilitas pelayanan E Status ekonomi
kesehatanyang tersedia
untuk kelompok
1. Posyandu  Posyandu deket dengan 1. Sumbangan (asal  Sumbangan dari pemerintah
lingkungan masyarakat, sumber pendanaan) berupa bansos
sebagian masyarakat tidak
sering kontrol dan jarang
memeriksanya
2. Tenaga kesehatan  Tenaga kesehatan puskesmas 2. Jenis pekerjaan  Yaitu rata-rata pedagang
yang berpraktik melakukan penyuluhan kepada dan tidak berkerja
masyarakat
3. Puskesmas dan  Puskesmas dapat dijangkau 3. Rata-rata  1 bulan kurang lebih
jaringannya oleh masyarakat pendapatan RP.1.500.000
perbulan
4. Klinik  Klinik dapat dijangkau 4. Lainnya
masyarakat

16
1. Rumah Sakit  Dekat dengan rumah sakit
mitra plumbon indramayu
B Pelayanan kesehatan F Status sosial budaya
yang dimanfaatkan oleh spiritual
kelompok
1. Imunisasi dasar  Imunisasi dilakukan 1. Sarana ibadah  Ada,tempat ibadah disetiap
lengkap diposyandu atau dipuskesmas, blok
sebagian lansia tidak rutin
datang.
2. Imunisasi ibu hamil  Imunisasi pada ibu hamil 2. Kegiatan  Ada pengajian mingguan
biasanya dilakukan diklinik keagamaan
bidan
3. Makanan tambahan  Makanan tambahan yaitu 3. Kepercayaan yang  Tidak ada kepercayaan
sayuran dan buah,terkadang di bertentangan seperti itu
beri oleh puskesmas makanan dengan
seperti bubur kacang dan susu penanggulangan
dll masalah kesehatan
4. Vitamin tambahan  Masyarakat lansia kurang 4. Kegiatan sosial  Ada arisan ibu-ibu dan
pengtahuan tentang pelayanan (kerjabakti, arisan, pengajian
kesehatan lansia dll)
5. Pelayanan kesehatan  Ada puskesmas untuk
melayani lansia
C Fasilitas pendidikan G Komunikasi

17
1. Fasilitas pendidikan Ada paud disekitar lingkungan 1. Alat komunikasi Sudah tidak menggunakan
yang tersedia untuk masyarakat yang digunakan telepon lagi
kelompok  Ada tk disekitar lingkuan dalam kelompok  Ada sebagian lansia
a. Playgroup  masyarakat sehari-hari  menggunakan handphone
b. TK  Ada sd dekat jalan besar dan a. Telepon  Sudah tidak ada
c. SD  dapat dijangkau b. Handphone
d. SMP/ MTs Ada smp dekat jalan dan dapat c. Faximile

e. SMA/ MA  dijangkau d. Lainnya
f. Universitas/ Ada deket dari masyarakat
Sekolah Tinggi Tidak ada jauh
g. Lainnya

2. Fasilitas pendidikan  Di balai desa ada tempat untuk 2. Efektivitas proses  Adanya efektifitas
yang dimanfaatkan bermusyawarah dan juga dekat komunikasi antar kelompok kominikasi
untuk kelompok untuk dengan sd tempat pengganti anggota dalam karena menggunakan bahasa
kegiatan penyuluhan jika ada kegiatan penyuluhan kelompok sehari-hari (jawa)
kesehatan,
pembelajaran di
kelompok, dll

D Lingkungan sekitar H Fasilitas rekreasi yang

18
tempat tinggal anggota tersedia untuk
kelompok kelompok
1. Sumber air bersih  Ada pdam dan juga sebagian 1. Taman  Tidak jauh dari
makai sumur perkampungan
2. Dapur umum  Tidak di sedikian 2. Pantai  Tidak jauh dari
perkampungan
3. Tempat pembuangan  Ada di setiap blok seperti 3. Sarana olahraga  Tidak jauh dari
sampah tempat khusus yang di tembok perkampungan
4. Sarana MCK (berapa  Tidak ada karena seudah 4. Lainnya
jumlahnya) memiliki masing masing di
setiap rumah
5. Saluran pembuangan  Di selokan
limbah
J Kebiasaan / Perilaku
dalam kelompok
1. Pemeliharaan  Sebagian Lansia mampu
kebersihan diri melakukan kebersihan
secara mandiri dan juga ada
yang di bantu oleh keluarga
2. Pengelolaan  Keluarga mampu mengelola
makanan bersih dan makanan dengan baik dan
sehat tidak sebagian karena faktor
ekonomi
MENGETAHUI :

19
Nama Koordinator Tanggal/ Tandatangan

20
21
B. Analisis Data
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah
dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :
 Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
terjadi
 Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta
interaksi perilaku dengan lingkungan.
 Tanda dan Gejala (Sign and Symtom)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta
serangkaian petunjuk timbulnya masalah.

No. Data Etiologi Masalah


1.  Sebanyak 9 kasus Stroke di blok Kurangnya motivasi Resiko terjadinya peningkatan
walet dalam menjaga kejadian penyakit degeneratif
 Sebanyak 3 kasus DM di Blok pintu kesehatan. pada lansia.
air
 Terdapat 2 orang lansia di RT 01
menderita Demensia
 Terdapat 2 orang lansia yang
menderita osteoporosis di blok
bruntak
 Hanya 2 orang yang mengalami
katarak di RT 02
 Terdapat 1 orang yang mengalami
Asam urat di blok bruntak
 Hanya 2 orang yang mengalami

22
kurang pendengaran di blok pintu air
 Hanya 1 orang yang mengalami
anemia di blok walet
 Hanya ibu-ibu yang mengikuti senam
 Sebanyak 53% lansia di RW 03
mempunyai kebiasaan merokok.

No Data Etiologi Masalah


1. Ds: Kebiasaan hidup lansia Resiko terjadinya peningkatan
 Kader posyandu mengatakan 30% yang tidak terkontrol kejadian penyakit degeneratif
lansia menderita Stroke namun pada lansia : Stroke
jarang memeriksakan kondisinya

Do:
 Lansia mengonsumsi makanan
dengan tidak terkontrol dan hanya
berada di rumah setiap harinya

2. DS: Ketidakpatuhan lansia Risiko kekambuhan penyakit


 Perawat desa mengatakan lansia dalam mengikuti Stroke
banyak yang menderita stroke posyandu pada lansia
 Banyak lansia malas mengikuti
posyandu lansia yang
diselengarakan setiap bulannya

C. Diagnosa Keperawatan

23
1. Resiko terjadinya peningkatan kejadian penyakit degeneratif pada
lansia : Stroke
2. Risiko kekambuhan stroke berhubungan dengan kebiasaan hidup
lansia yang tidak terkontrol.
D. Kriteria Penapisan
Dx. Kriteria Penapisan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kep
Dx. 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 42
Dx. 2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 40
Keterangan:
1. Sesuai degan peran perawat komunitas.
2. Jumlah yang beresiko
3. Besarnya resiko
4. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
5. Minat masyarakat
6. Kemungkinan untuk diatasi
7. Sesuai program pemerintah
8. Sumber daya tempat
9. Sumber daya waktu
10. Sumber daya dana
11. Peralatan
12. Sumber daya manusia
Skor:
1=Sangat rendah
2=Rendah
3 =Cukup
4 = Tinggi
5=SangatTinggi

24
25
E. Rencana Tindakan
Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Resiko terjadinya Tujuan Jangka Pendek:  Terdatanya jumlah lansia yang memiliki
peningkatan Setelah dilakukan tindakan penyakit stroke
kejadian penyakit keperawatan  Pelatihan kader stroke pada lansia
degeneratif pada selama 4 minggu, komunitas  Memberikan penkes pada kelompok lansia
lansia : Stroke diharapkan: yang menderita stroke
 Lansia mampu  Melatih atau memberi fisioterapi pada
mengontrol asupan pasien stroke ( ROM )
makanan sehari harinya
dan dapat melakukan
sedikit aktivitas.
 Lansia rutin setiap
bulannya menghadiri
kegiatan posyandu lansia
yang diadakan.

Tujuan Jangka Panjang:


Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4
minggu, komunitas
diharapkan pasien mampu
menjaga pola makan dan
beraktivitas seperti biasanya
2. Risiko kekambuhan Tujuan Jangka Pendek:  Terdatanya jumlah lansia yang memiliki
stroke berhubungan Setelah dilakukan tindakan penyakit hipertensi
dengan keperawatan  Pelatihan kader hipertensi pada lansia
ketidakpatuhan selama 4 minggu, komunitas Memberikan penkes pada kelompok lansia
lansia dalam diharapkan: yang menderita hipertensi

26
menjaga pola makan  Lansia mampu  Mengontrol tekanan darah di
mengontrol asupan posyandu
makanan sehari harinya
dan dapat melakukan
sedikit aktivitas.
 Lansia rutin setiap
bulannya menghadiri
kegiatan posyandu lansia
yang diadakan.

Tujuan Jangka Panjang:


Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4
minggu, komunitas
diharapkan tekanan darah
lansia dapat menurun/
terkontrol

27
No. Masalah Tujuan Strategi Aktifitas Standar/Kriteria
111. Resiko terjadinya peningkatan TUPAN :  Memfasilitasi terlaksananya  Melakukan pemeriksaan  Pemeriksaan Tekanan
kejadian penyakit degeneratif Tidak terjadi Risiko kegiatan pemeriksaan Tekanan Darah secara darah secara rutin
pada lansia : Stroke kekambuhan stroke Tekanan Darah secara rutin rutin melalui poskesdes. dilakukan
 Sebanyak 150 kasus stroke di TUPEN :  Memfasilitasi terlaksananya  Melakukan penyuluhan  Penyuluhan tentang
kecamatan widasari Setelah dilakukan intervensi penyuluhan tentang stroke tentang stroke stroke telah dilakukan,
 Sebanyak 48 orang lansia di keperawatan komunitas  Memfasilitasi kegiatan  Melakukan koordinasi lansia hadir dalam
RW 02 menderita penyakit selama 1 bulan diharapkan fisioterapi (ROM) dengan Ibu Kader, Ibu acara penyuluhan
hipertensi.  Lansia mengetahui RT, Ibu RW untuk tersebut
 Sebanyak 30% lansia di RW tanda-tanda dan penyelenggaraan terapi  Lansia dapat mengikut
01-03 mempunyai kebiasaan penanganan penyakit ROM terapi ROM secara
merokok. stroke rutin
 Lansia mengetahui
penyebab penyakit
stroke
 Lansia menetahui cara
merawat keluarga yang
terkena stroke
2 Risiko kekambuhan stroke TUPAN :  Memfasilitasi terlaksananya  Melakukan pemeriksaan  Pemeriksaan Tekanan
berhubungan dengan Tidak terjadi Risiko kegiatan pemeriksaan Tekanan Darah secara darah secara rutin
ketidakpatuhan lansia dalam kekambuhan Stroke Tekanan Darah secara rutin rutin melalui poskesdes. dilakukan
menjaga pola makan dengan : TUPEN :  Memfasilitasi terlaksananya  Melakukan penyuluhan  Penyuluhan tentang
Setelah dilakukan intervensi penyuluhan tentang hipertensi hipertensi telah

28
keperawatan komunitas tentanghipertensi  Melakukan koordinasi dilakukan, lansia hadir
selama 1 bulan diharapkan  Memfasilitasi kegiatan dengan Ibu Kader, Ibu dalam acara
 Lansia mengetahui senam bagi lansia RT, Ibu RW untuk penyuluhan tersebut
tanda-tanda dan penyelenggaraan senam  Lansia dapat mengikut
penanganan penyakit bagi lansia senam yang
hipertensi diselenggarakan pihak
 Lansia mengetahui puskesmas
penyebab penyakit
hipertensi
 Lansia menetahui cara
merawat keluarga yang
terkena hipertensi

29
30
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No MASALAH KEGIATAN WAKTU TEMPAT HASIL HAMBATAN PENDUKUNG TINDAK
LANJUT
1 Resiko terjadinya Kegiatan 01 November Balai  Kegiatan  Motivasi  Dukungan  Perlu
peningkatan 1. Penyuluhan 2021 Gotong diikuti oleh masyarakat dari tokoh dilakukan
kejadian penyakit kesehatan (tingkat RW) Royong 28 orang masih masyarakat dan sosialisasi
degeneratif pada tentang Penyakit RW 03  Peserta yang kurang kader cukup kegiatan
lansia : Stroke stroke hadir antusias  Ruangan tinggi posbindu dan
dan aktif kurang pembenahan
 Peserta dapat refresentatif tempat kegiatan
memahami  Adanya
materi yang penyuluhan
disampaikan secara berkala
dari pihak
puskesmas dan
pihak lain terkait

31
2. Kegiatan 15 November SDN 01  Kegiatan  Pelatihan  Perlu
fisioterapi diRW 2021 ( tingkat diikuti oleh Tidak ada fisioterapi sosialisasi lagi
01 kelurahan ) 8 orang dilakukan pihak agar kegiatan
 Peserta aktif puskesmas senam dapat
dan sangat  Adanya diikuti oleh
antusias dukungan dari banyak lansia
pihak dan
Puskesmas dan berkelanjutan
kelurahan  Perlu
dilakukan
sosialisasi
kegiatan
posbindu dan
pembenahan
tempat
kegiatan
 Adanya
penyuluhan
secara

32
2. Resiko 1. Kegiatan 20 November Balai  Kegiatan  Dukungan  Perlu
kekambuhan stroke Penyuluhan 2021 gotong diikuti oleh dari tokoh dilakukan
berhubungan kesehatan tentang royong 28 orang masyarakat dan sosialisasi
dengan Penyakit Stroke RW 02  Peserta yang kader cukup kegiatan
ketidakpatuhan hadir antusias tinggi posbindu dan
lansia dalam dan aktif  Pelatihan pembenahan
menjaga pola  Peserta dapat fisioterapi tempat kegiatan
makan dengan : memahami dilakukan pihak  Adanya
materi yang puskesmas penyuluhan
disampaikan  Adanya secara berkala
dukungan dari dari pihak
pihak puskesmas dan
Puskesmas dan pihak lain
kelurahan terkait
 Perlu sosialisasi
lagi agar
kegiatan senam
dapat diikuti
oleh banyak
lansia dan
berkelanjutan

33
 Perlu
dilakukan
sosialisasi
kegiatan
posbindu dan
pembenahan
tempat
kegiatan
 Adanya
penyuluhan
secara

34
35
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Stroke pada kelompok lansia terjadi terutama karena faktor degeneratif

yaitu penebalan dinding pembuluh darah, sehingga menjadikannya mengeras

dan menyempit (arterioklerosis) yang dapat menyebabkan sumbatan (emboli).

Hal ini juga memungkinkan terjadi pecahnya pembuluh darah karena

penyampitan pembuluh darah menyebabkan jantung memompa darah lebih

cepat. Secara umum kurangnya aliran darah dan oksigen menyababkan

serangkaian reaksi biokima, yang dapat merusakan atau mematikan sel-sel saraf

di otak (Nurarif & Kusuma, 2015).

Menurut pandangan dari segi fisioterapi penderita pasca stroke akan

mengalami gangguan atau keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari- hari

(AKS), aktivitas perawatan diri (APD) dan kemampuan untuk transfer dan

ambulasi.Selain itu penderita stroke ini juga potensial mengalami permasalahan

seperti kekakuan pada persendian, menurunya kapasitas paru dan terjadinya

ulkus (luka terbuka) tekan.

B. SARAN
Pada penderita stroke dapat juga mengakibatkan hambatan mobilitas
fisik.Hambatan mobilitas fisik merupakan suatu keterbatasan dalam
kemandirian aktivitas sehari–hari, maka disarankan bagi penderita stroke untuk
latihan gerak dan mengkonsultasikan pada ahli fisioterapi sesegera mungkin guna
untuk menghindari dan menurunkan kekakuan sendi dan mempertahankan atau
meningkatkan kekuatan serta ketahanan otot. Saran bagi

38
perawat khususnya yang memberikan asuhan keperawatan pada lansia pasca
stroke sebaiknya melakukan latihan rentan gerak (ROM) secara terprogram,
bertahap, serta bila perlu berkonsultasi pada ahli fisioterapi.

39
DAFTAR PUSTAKA

Koni, Endang. 2009. Mengenal&Mencegah Penyakit Jantung, Kanker,


Stroke.Yogyakarta : Kirana Publisher.
Misbach, Jusuf. 2011. Stroke : Aspek Diagnosis, patofisiologi, Manajemen.
Jakarta : Badan Penerbit FKUI
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/282/1/Untitled.pdf

40
41

Anda mungkin juga menyukai