KATA PRNGANTAR…………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………ii
BAB I.................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1.1 Latar belakang.............................................................................................................2
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................4
2. KONSEP DASAR STROKE........................................................................................4
2.1 Pengertian............................................................................................................4
2.2 Etiologi................................................................................................................4
2.3 Patofisiologi.........................................................................................................5
2.4 Faktor- faktor yang menyebabkan stroke:...........................................................7
2.5 Manifestasi klinis.................................................................................................7
2.6 Komplikasi stroke................................................................................................8
2.7 Pemeriksaan penunjang.......................................................................................9
2.8 Penatalaksanaan stroke........................................................................................9
BAB II.............................................................................................................................12
KASUS............................................................................................................................12
PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK STROKE KELOMPOK...................12
BAB III............................................................................................................................38
KESIMPULAN...............................................................................................................38
A.KESIMPULAN...........................................................................................................38
B. SARAN....................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................40
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
2
3. Apa saja factor-faktor yang menyebabkan stroke?
4. Apa saja menafestasi klinis stroke?
5. Apa saja komplikasi stroke?
6. Apa saja data penunjang stroke?
7. Bagaimana penata;aksanaan srroke?
1.3 Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
Stroke di bagi menjadi dua jenis yaitu stroke ischemic dan stroke hemoragik.
a). Stroke ischemic yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan
aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke
adalah stroke iscemic. Stroke iscemic dibagi menjadi 3 jenis :
Stroke trombotic: proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
Stroke embolic : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
Hipopervusion sistemic: berkurangnya aliran darah keseluruh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
4
b). Stroke hemoragik yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita
hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis yaitu :
Hemoragik intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan
otak.
Hemoragik subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak). (Nurarif & Kusuma, 2015).
2.3 Patofisiologi
Stroke Iskemik
5
memperparah iskemia serta mengaktivasi enzim degradatif. Kerusakan sawar
darah otak juga terjadi, disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah oleh proses
di atas, yang menyebabkan masuknya air ke dalam rongga ekstraselular yang
berujung pada edema. Hal ini terus berlanjut hingga tiga sampai 5 hari dan
sembuh beberapa minggu kemudian. Setelah beberapa jam, sitokin terbentuk
dan terjadi inflamasi.
Akumulasi asam laktat pada jaringan otak bersifat neurotoksik dan
berperan dalam perluasan kerusakan sel. Hal ini terjadi apabila kadar glukosa
darah otak tinggi sehingga terjadi peningkatan glikolisis dalam keadaan
iskemia.
Stroke iskemik dapat berubah menjadi stroke hemorrhagik. Perdarahan
yang terjadi tidak selalu menyebabkan defisit neurologis. Defisit neurologis
terjadi apabila perdarahan yang terjadi luas. Hal ini dapat disebabkan oleh
rusaknya sawar darah otak, sehingga sel darah merah terekstravasasi dari
dinding kapiler yang lemah.
Stroke Hemorhagik
7
Gangguan penglihatan
Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
Gangguan daya ingat
Nyeri kepala hebat
8
b) Jangka pendek (1 – 14 hari) Pneumonia akibat immobilisasi lama Infark
miokard 23 Emboli paru; cenderung terjadi 7–14 hari paska stroke, sering kali
terjadi pada saat penderita mulai mobilisasi Stroke rekuren: dapat terjadi
setiap saat
c) Jangka panjang (>14 hari) Stroke rekuren Infark miokard Gangguan vaskular
lain : penyakit vaskular perifer (Nurarif & Kusuma, 2015)
Angiogarafi serebri
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
pendarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari pendaraan
seperti aneurisma atau malformasi vaskular.
Lumbal pungsi, CT Scan, EEG, Magnetic Imaging Resnance (MRI)
USG Doppler Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah
sistem karotis). (Nurarif & Kusuma, 2015).
Stadium hiperakut
Tindakan distadium ini dilakukan di instalasi rawat darurat dan merupakan
tindakan resusitasi.Serebro-kardio-pulmonal bertujuan agar pendarahan di
otak tidak meluas. 24 Pada stadium ini pasien diberi:
1. Oksigen 2 L/menit dan cairan kristaloid/koloid; hindari cairan dekstrosa
atau salin dalam HO.
2. Dilakukan pemeriksaan CT scan otak, elektrokardiografi, foto torak,
darah perifer lengkap, dan jumlah trombosit, protombin time/INR, APTT,
glukosa darah, kimia darah (termasuk elektrolit).
3. Jika hipoksia, dilakukan analisis gas darah.
4. Tindakan lain di instalasi gawat darurat adalah memberikan dukungan
minta kepada pasien serta memberikan penjelasan pada keluarganya agar
tetap tenang.
Stadium akut
9
1.) Stroke iskemik
Terapi umum:
Letakkan kepala pasien pada posisi 30;
Kepala dan dada pada satu bidang;
Ubah posisi tidur setiap 2 jam;
Mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik sudah stabil. Selanjutnya:
Bebaskan jalan nafas, beri oksigen 1-2 L/menit sampai didapatkan hasil
analisis gas darah. jika perlu dilakukan instubasi.
Demam diatasi dengan kompres dan anti piretik, kemudian dicari
penyebabnya; jika kandung kemih penuh dikosongkan (sebaiknya dengan
kateter intermiten).
Pemberian nutrisi isotonik, kristaloid/ koloid 1500-2000 ml dan elektrolit
sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung glukosa atau salin isotonik.
Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik; jika
didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun, dianjurkan
melalui selang nasogastrik.
Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah
sampai 150% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari
pertama.
Hipoglikemia (kadar gula darah <60/80mg% dengan jelas) diatasi segera
dengan dektrosa 40% iv sampai kembali normal dan harus dicari
penyebabnya.
Nyeri kepala atau muntah diatasi dengan pemberian obat- abatan sesuai
dengan gejala.
Tekanan darah tidak perlu langsung diturunkan kecuali tekanan sistolik
>220 mmHg dan diastolik dan 120 mmHg, mean arterial blood pressure
(MAP) >130 mmHg (pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 30
menit), atau didapatkan infark miokard akut, gagal jantung kongestif serta
gagal ginjal.
ika hipotensi yaitu tekanan darah sistolik <90 mmHg dan diastol <70
mmHg, diberi Nacl 0,9% 250mL selama 1 jam, dilanjutkan 500mL
selama 4 jam dan 500 mL selama 8 jam atau sampai hipotensi dapat
10
teratasi. Jika hipotensi belum teratasi dapat diberikan dopamin 2-20
ug/kg/menit sampai tekanan darah diastolik 110 mmHg.
Jika kejang diberi diazepam 5-20 mg iv pelan-pelan selama tiga menit,
maksimal 100 mg perhari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan peroral
(fenitoin, karbamazepin). Jika kejang muncul setelah 2 minggu, diberikan
anti konvulsan per oral jagka panjang.
12
PENJAJAKAN
TAHAP I
BAB II
KASUS
12
sendi
dikaki
6 Ny.S p 62 Smp Tukang Islam Jawa Baik 120/80 87 21x 37 c 156 50 Anemis Katarak Tidak Tidak 7-8jam/ hari Penglihat Katarak
pijit mMHg x/menit /menit cm kg an buram
7 Tn. J L 75 Sd Tidak Kristen Jawa Lemah 170/80 90 20 x/ 36,8 172 68 Ananemi Stroke Kursi roda Tidak 6-7jam/ hari Pasien Stroke
berkerja mMHg x/menit menit c cm kg s ada sering tidak bisa
terbangun berjalan
terkadang dikarenak
tidur siang an kaki
kanannya
lumpuh
8 Ny.N P 65 Sd Pedagang Islam Jawa Baik 120/80 88 20 36,3 170 60 Ananemi Asam Tidak ada Tidak 7-8jam/hari Mengelu Asam urat
mMHg x/menit x/menit c cm kg s urat h
kesemuta
n
didaerah
jari kaki
9 Tn.H L 70 Sd Pedagang Islam Jawa Baik 130/90m 87x/me 21x/me 37,0 168c 67 Ananemi Stroke Tidak ada Tidak 7-8jam/ hari Bagian Stroke
Mhg it nit c m kg s ringan kanan
anggota
tubuhnya
tidak bisa
digerakan
10 Ny. D p 68 Sd Buruh Islam Jawa Baik 120/80m 88x/me 20x/me 36,0 150 55 Ananemi Kurang Tidak ada Tidak 8-9jam/ hari Pasien Kurang
Mhg nit nit c cm kg s pendenga mengala pendengaran
ran mi
gangguan
pendenga
ran
11 Tn. J L 72th Sd Pedagang Islam Jawa Baik 130/90m 90x/me 2ox/me 36,0 167c 75 Ananemi Dm Tidak ada Tidak 7-8jam/ hari Pasien Dm
Mhg nit nit c m kg s terdapat
luka di
bagian
13
kaki
12 Tn. D P 65th Smp Buruh Islam Jawa Baik 180/110 100x/m 20x/me 36,7 160c 59 Ananemi Stroke Tidak ada Tidak 7-8jam/ hari Pasien Stroke
mMhg enit nit ℃ m kg s tapi sering sebagian
terbangun badannya
lumpuh
dan sulit
digerakan
13 Ny. S L 70th SMA Petani Islam Jawa Baik 180/90m 99x/me 22x/me 36,0 170 75 Ananemi Hipertens Tidak ada Jalan 6-7am/ hari Sering Hipertensi
Mhg nit nit ℃ cm kg s i pagi mengeluh
leher
kaku dan
pusing
14 Ny. P L 64th SD Tidak Islam Jawa Baik 160/100 92x 20x 36,5 165 65 Ananemi Stroke Tidak ada Tidak 7-8 jam/hari Pasien
Bekerja mmHg mnt /mnt ℃ cm kg s tapi sering mengatak
terbangun n
sebagian
tubuhnya
lumpuh
15 Dani L 68th SMA Buruh Islam Jaw Baik 130/80m 88x 19xme 36,5 174 75 Ananemi Osteopor Tidak ada Tidak Sering Osteoporosis
a Mhg /menit nit ℃ cm kg s osis sakit
bagian
sendi
kaki
16 Kati P 71th SMP IRT Islam Jawa Baik 120/70m 90x/me 20x/me 36,3 159 59 Anemis Asam Tidak ada Tidak 7-8 jam/ hari Sering Asam urat
mhg nit nit ℃ cm kg urat kesemuta
n dan
linu
bagian
kaki
17 Taci P 60 SD Tidak Islam Jawa Baik 130/80 88x/me 20x/me 36,0 163 60 Ananemi Katarak Tidak ada Tidak 7-8jam/ hari Mata Katarak
bekerja mMhg nit nit ℃ cm kg s sering tidur sering
siang nyeri
18 kolik L 75ths Sd Pedagang Islam Jawa Lemah 160/70x 90x/me 20x/me 37,0 175 68 Ananemi Stroke Tidak ada Tidak 7-8jam /hari Kaku Stroke
14
mMhg nit it c cm kg s ringan sering disebagia
terbangun n kaki
karena tidak
nyaman
19 Benji P 68th smp Petani Islam Jawa Baik 120/90 88x/me 20 36,0 170 70 Ananemi Kurang Tidak ada Tidak 7-8jam /hari Nyeri Kurang
mMhg nit x/menit c cm kg s pendenge pada bendengeran
ran telingan
karena
berdengi
ng
20 Darkem P 65th Sd Tidak Islam Jawa Lemah 150/90 90x/mn 22x/mn 36,7 168 62 Ananemi Stroke Tidak ada Tidak 5-6jam /hari Kaku Stroke
bekerja mMhg t t c cm kg s sulit tidur seluruh
karena tidak tubuh
merasa sulit di
nyaman gerakan
21 Darnya L 70th Tidak Pedagang Islam Jawa Lemah 100/70m 80x/me 19x/me 36,9 165 55 Anemis Anemia Tidak ada Tidak 6-7jam/ hari Kepala Anemia
s sekolah Mhg nit nit c cm kg sering
gliyengan
22 Sari P 75th Sd Tidak Islam Jawa Lemah 150/90m 90x/me 20x/me 36,7 158 48 Anemis Stroke Tidak ada Tidak 7-8jam /hari Badan Stroke
bekerja Mhg nit nit c cm kg lumpuh
sebelah
sulit di
gerakan
sebelah
23 Jayu P 80th Tidak Tidak Islam Jawa Baik 120/90m 89x/me 20x/me 37,0 174 50 Ananemi Demensi Tidak ada Tidak 7-8jam /hari Berbicara Demensia
sekolah bekerja Mhg nit nit c cm kg s a sering tidur selalu di
siang ulang
24 Atori L 72th Sd Petani Islam Jawa Baik 130/90m 90x/me 22x/me 36,0 160 80 Ananemi Dm Tidak ada Tidak 5-6jam /hari Terdapat Dm
s Mhg nit nit c cm kg s sulit tidur lukaa dan
karena nyeri terdapat
dan sakit nanh
nanah di
bagain
15
kaki d
25 Wadi L 70th Sd Tidak Islam Jawa Lemah 160/90m 99x/me 20x/me 37,2 175 60 Ananemi Stroke Tidak ada Tidak 7-8jam /hari Pusing Stroke
bekerja Mhg nit it c cm kg s kaku
sebagian
tubuh
16
1. Rumah Sakit Dekat dengan rumah sakit
mitra plumbon indramayu
B Pelayanan kesehatan F Status sosial budaya
yang dimanfaatkan oleh spiritual
kelompok
1. Imunisasi dasar Imunisasi dilakukan 1. Sarana ibadah Ada,tempat ibadah disetiap
lengkap diposyandu atau dipuskesmas, blok
sebagian lansia tidak rutin
datang.
2. Imunisasi ibu hamil Imunisasi pada ibu hamil 2. Kegiatan Ada pengajian mingguan
biasanya dilakukan diklinik keagamaan
bidan
3. Makanan tambahan Makanan tambahan yaitu 3. Kepercayaan yang Tidak ada kepercayaan
sayuran dan buah,terkadang di bertentangan seperti itu
beri oleh puskesmas makanan dengan
seperti bubur kacang dan susu penanggulangan
dll masalah kesehatan
4. Vitamin tambahan Masyarakat lansia kurang 4. Kegiatan sosial Ada arisan ibu-ibu dan
pengtahuan tentang pelayanan (kerjabakti, arisan, pengajian
kesehatan lansia dll)
5. Pelayanan kesehatan Ada puskesmas untuk
melayani lansia
C Fasilitas pendidikan G Komunikasi
17
1. Fasilitas pendidikan Ada paud disekitar lingkungan 1. Alat komunikasi Sudah tidak menggunakan
yang tersedia untuk masyarakat yang digunakan telepon lagi
kelompok Ada tk disekitar lingkuan dalam kelompok Ada sebagian lansia
a. Playgroup masyarakat sehari-hari menggunakan handphone
b. TK Ada sd dekat jalan besar dan a. Telepon Sudah tidak ada
c. SD dapat dijangkau b. Handphone
d. SMP/ MTs Ada smp dekat jalan dan dapat c. Faximile
e. SMA/ MA dijangkau d. Lainnya
f. Universitas/ Ada deket dari masyarakat
Sekolah Tinggi Tidak ada jauh
g. Lainnya
2. Fasilitas pendidikan Di balai desa ada tempat untuk 2. Efektivitas proses Adanya efektifitas
yang dimanfaatkan bermusyawarah dan juga dekat komunikasi antar kelompok kominikasi
untuk kelompok untuk dengan sd tempat pengganti anggota dalam karena menggunakan bahasa
kegiatan penyuluhan jika ada kegiatan penyuluhan kelompok sehari-hari (jawa)
kesehatan,
pembelajaran di
kelompok, dll
18
tempat tinggal anggota tersedia untuk
kelompok kelompok
1. Sumber air bersih Ada pdam dan juga sebagian 1. Taman Tidak jauh dari
makai sumur perkampungan
2. Dapur umum Tidak di sedikian 2. Pantai Tidak jauh dari
perkampungan
3. Tempat pembuangan Ada di setiap blok seperti 3. Sarana olahraga Tidak jauh dari
sampah tempat khusus yang di tembok perkampungan
4. Sarana MCK (berapa Tidak ada karena seudah 4. Lainnya
jumlahnya) memiliki masing masing di
setiap rumah
5. Saluran pembuangan Di selokan
limbah
J Kebiasaan / Perilaku
dalam kelompok
1. Pemeliharaan Sebagian Lansia mampu
kebersihan diri melakukan kebersihan
secara mandiri dan juga ada
yang di bantu oleh keluarga
2. Pengelolaan Keluarga mampu mengelola
makanan bersih dan makanan dengan baik dan
sehat tidak sebagian karena faktor
ekonomi
MENGETAHUI :
19
Nama Koordinator Tanggal/ Tandatangan
20
21
B. Analisis Data
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah
dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :
Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
terjadi
Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta
interaksi perilaku dengan lingkungan.
Tanda dan Gejala (Sign and Symtom)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta
serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
22
kurang pendengaran di blok pintu air
Hanya 1 orang yang mengalami
anemia di blok walet
Hanya ibu-ibu yang mengikuti senam
Sebanyak 53% lansia di RW 03
mempunyai kebiasaan merokok.
Do:
Lansia mengonsumsi makanan
dengan tidak terkontrol dan hanya
berada di rumah setiap harinya
C. Diagnosa Keperawatan
23
1. Resiko terjadinya peningkatan kejadian penyakit degeneratif pada
lansia : Stroke
2. Risiko kekambuhan stroke berhubungan dengan kebiasaan hidup
lansia yang tidak terkontrol.
D. Kriteria Penapisan
Dx. Kriteria Penapisan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kep
Dx. 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 42
Dx. 2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 40
Keterangan:
1. Sesuai degan peran perawat komunitas.
2. Jumlah yang beresiko
3. Besarnya resiko
4. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
5. Minat masyarakat
6. Kemungkinan untuk diatasi
7. Sesuai program pemerintah
8. Sumber daya tempat
9. Sumber daya waktu
10. Sumber daya dana
11. Peralatan
12. Sumber daya manusia
Skor:
1=Sangat rendah
2=Rendah
3 =Cukup
4 = Tinggi
5=SangatTinggi
24
25
E. Rencana Tindakan
Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Resiko terjadinya Tujuan Jangka Pendek: Terdatanya jumlah lansia yang memiliki
peningkatan Setelah dilakukan tindakan penyakit stroke
kejadian penyakit keperawatan Pelatihan kader stroke pada lansia
degeneratif pada selama 4 minggu, komunitas Memberikan penkes pada kelompok lansia
lansia : Stroke diharapkan: yang menderita stroke
Lansia mampu Melatih atau memberi fisioterapi pada
mengontrol asupan pasien stroke ( ROM )
makanan sehari harinya
dan dapat melakukan
sedikit aktivitas.
Lansia rutin setiap
bulannya menghadiri
kegiatan posyandu lansia
yang diadakan.
26
menjaga pola makan Lansia mampu Mengontrol tekanan darah di
mengontrol asupan posyandu
makanan sehari harinya
dan dapat melakukan
sedikit aktivitas.
Lansia rutin setiap
bulannya menghadiri
kegiatan posyandu lansia
yang diadakan.
27
No. Masalah Tujuan Strategi Aktifitas Standar/Kriteria
111. Resiko terjadinya peningkatan TUPAN : Memfasilitasi terlaksananya Melakukan pemeriksaan Pemeriksaan Tekanan
kejadian penyakit degeneratif Tidak terjadi Risiko kegiatan pemeriksaan Tekanan Darah secara darah secara rutin
pada lansia : Stroke kekambuhan stroke Tekanan Darah secara rutin rutin melalui poskesdes. dilakukan
Sebanyak 150 kasus stroke di TUPEN : Memfasilitasi terlaksananya Melakukan penyuluhan Penyuluhan tentang
kecamatan widasari Setelah dilakukan intervensi penyuluhan tentang stroke tentang stroke stroke telah dilakukan,
Sebanyak 48 orang lansia di keperawatan komunitas Memfasilitasi kegiatan Melakukan koordinasi lansia hadir dalam
RW 02 menderita penyakit selama 1 bulan diharapkan fisioterapi (ROM) dengan Ibu Kader, Ibu acara penyuluhan
hipertensi. Lansia mengetahui RT, Ibu RW untuk tersebut
Sebanyak 30% lansia di RW tanda-tanda dan penyelenggaraan terapi Lansia dapat mengikut
01-03 mempunyai kebiasaan penanganan penyakit ROM terapi ROM secara
merokok. stroke rutin
Lansia mengetahui
penyebab penyakit
stroke
Lansia menetahui cara
merawat keluarga yang
terkena stroke
2 Risiko kekambuhan stroke TUPAN : Memfasilitasi terlaksananya Melakukan pemeriksaan Pemeriksaan Tekanan
berhubungan dengan Tidak terjadi Risiko kegiatan pemeriksaan Tekanan Darah secara darah secara rutin
ketidakpatuhan lansia dalam kekambuhan Stroke Tekanan Darah secara rutin rutin melalui poskesdes. dilakukan
menjaga pola makan dengan : TUPEN : Memfasilitasi terlaksananya Melakukan penyuluhan Penyuluhan tentang
Setelah dilakukan intervensi penyuluhan tentang hipertensi hipertensi telah
28
keperawatan komunitas tentanghipertensi Melakukan koordinasi dilakukan, lansia hadir
selama 1 bulan diharapkan Memfasilitasi kegiatan dengan Ibu Kader, Ibu dalam acara
Lansia mengetahui senam bagi lansia RT, Ibu RW untuk penyuluhan tersebut
tanda-tanda dan penyelenggaraan senam Lansia dapat mengikut
penanganan penyakit bagi lansia senam yang
hipertensi diselenggarakan pihak
Lansia mengetahui puskesmas
penyebab penyakit
hipertensi
Lansia menetahui cara
merawat keluarga yang
terkena hipertensi
29
30
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No MASALAH KEGIATAN WAKTU TEMPAT HASIL HAMBATAN PENDUKUNG TINDAK
LANJUT
1 Resiko terjadinya Kegiatan 01 November Balai Kegiatan Motivasi Dukungan Perlu
peningkatan 1. Penyuluhan 2021 Gotong diikuti oleh masyarakat dari tokoh dilakukan
kejadian penyakit kesehatan (tingkat RW) Royong 28 orang masih masyarakat dan sosialisasi
degeneratif pada tentang Penyakit RW 03 Peserta yang kurang kader cukup kegiatan
lansia : Stroke stroke hadir antusias Ruangan tinggi posbindu dan
dan aktif kurang pembenahan
Peserta dapat refresentatif tempat kegiatan
memahami Adanya
materi yang penyuluhan
disampaikan secara berkala
dari pihak
puskesmas dan
pihak lain terkait
31
2. Kegiatan 15 November SDN 01 Kegiatan Pelatihan Perlu
fisioterapi diRW 2021 ( tingkat diikuti oleh Tidak ada fisioterapi sosialisasi lagi
01 kelurahan ) 8 orang dilakukan pihak agar kegiatan
Peserta aktif puskesmas senam dapat
dan sangat Adanya diikuti oleh
antusias dukungan dari banyak lansia
pihak dan
Puskesmas dan berkelanjutan
kelurahan Perlu
dilakukan
sosialisasi
kegiatan
posbindu dan
pembenahan
tempat
kegiatan
Adanya
penyuluhan
secara
32
2. Resiko 1. Kegiatan 20 November Balai Kegiatan Dukungan Perlu
kekambuhan stroke Penyuluhan 2021 gotong diikuti oleh dari tokoh dilakukan
berhubungan kesehatan tentang royong 28 orang masyarakat dan sosialisasi
dengan Penyakit Stroke RW 02 Peserta yang kader cukup kegiatan
ketidakpatuhan hadir antusias tinggi posbindu dan
lansia dalam dan aktif Pelatihan pembenahan
menjaga pola Peserta dapat fisioterapi tempat kegiatan
makan dengan : memahami dilakukan pihak Adanya
materi yang puskesmas penyuluhan
disampaikan Adanya secara berkala
dukungan dari dari pihak
pihak puskesmas dan
Puskesmas dan pihak lain
kelurahan terkait
Perlu sosialisasi
lagi agar
kegiatan senam
dapat diikuti
oleh banyak
lansia dan
berkelanjutan
33
Perlu
dilakukan
sosialisasi
kegiatan
posbindu dan
pembenahan
tempat
kegiatan
Adanya
penyuluhan
secara
34
35
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
serangkaian reaksi biokima, yang dapat merusakan atau mematikan sel-sel saraf
(AKS), aktivitas perawatan diri (APD) dan kemampuan untuk transfer dan
B. SARAN
Pada penderita stroke dapat juga mengakibatkan hambatan mobilitas
fisik.Hambatan mobilitas fisik merupakan suatu keterbatasan dalam
kemandirian aktivitas sehari–hari, maka disarankan bagi penderita stroke untuk
latihan gerak dan mengkonsultasikan pada ahli fisioterapi sesegera mungkin guna
untuk menghindari dan menurunkan kekakuan sendi dan mempertahankan atau
meningkatkan kekuatan serta ketahanan otot. Saran bagi
38
perawat khususnya yang memberikan asuhan keperawatan pada lansia pasca
stroke sebaiknya melakukan latihan rentan gerak (ROM) secara terprogram,
bertahap, serta bila perlu berkonsultasi pada ahli fisioterapi.
39
DAFTAR PUSTAKA
40
41