Anda di halaman 1dari 8

“Faktor penyebab

kegagalan wirausaha”
Kelompok 4
Alan panorama
Amalia nur fadilah
Anita kusmiyanti
Bisri mustofa
Nur aisyah
Mia oktaviani
Minati anazila
Vina mutiarani
Sejarah Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha
adalah perbuatan amal, bekerja, dan bekerja sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang
atau pahlawan yang tidak ada sesuatu.
DI Indonesia, kewirausahaan studi baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal
maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.
Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa periode: [3]
Sejarah kewirausahaan dapat dibagi beberapa periode
PERIODE AWAL
• Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori olehMarcopolo.masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak yang aktif.Pihak pasif
bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntunganyang sangat banyak terhadap pihak yang aktif. Sedangkan pihak aktif adalah pihak
yangmenggunakan modal tersebut untuk berdagang antara lain dengan mengelilingilautan.

PERIODE PERTENGAAN
• , pada masa iniwirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang pengurus proyek besar.Mereka tidak lagi bergantung pada risiko mereka
menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang diberikan oleh pemerintah.Tipewirausahaawan yang menonjol antara orang lain yang
bekerja dalam bidangarsitektural.

ABAD 17
• Di abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, keluarga bahwaseorang wirausahawan adalah seorang pengambil risiko, dengan melihat
perilakumereka yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yangtidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan risiko
risiko.

ABAD 18
• Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilikmodal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal.
Wirausahawanakan membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masaitu dibedakan antara pemilik modal dan
wirausahawan sebagai seorang penemu

ABAD 19
• Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan definisi sebagaiseseorang yang mengorganisasikan dan membimbing perusahaan untuk
meningkatkanpertambahan nilai pribadi.

ABAD 20
• Pada abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti: pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak agung. Usaha, perbuatan amal,
bekerja, perbuatan sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang tidak ada sesuatu.
Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan yakni:
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya.
Pertambahan nilai ini tidak hanya semata-mata oleh wirausahawan namun juga audiens yang
akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin
besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi
yang akan muncul dalam kewirausahaan.
3. Memperkirakan risiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini risiko yangmungkin terjadi
pada risiko keuangan, fisik dan risiko sosial.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau
kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang yang biasanya
sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
Hakekat Kewirusahaan
Dari beberapa konsep yang ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut (Suryana, 2003: 13), yaitu:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya,
tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (kemampuan
untuk menciptakan yang baru dan berbeda) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan dan inovasi dalam memecahkan masalah dan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (fase start-up) dan
perkembangan usaha (pertumbuhan usaha) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif), dan sesuatu yang
berbeda (inovatif) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber
melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut
Karakterisik Kewirausahaan
1. Ciri Umum Kewirausahaan
Ciri-ciri umum kewirausahaan dapat dilihat dari berbagai aspek
kepribadian, seperti jiwa, watak, sikap dan perilaku seseorang. Ciri-ciri
kewirausahaan termasuk enam komponen penting, yaitu:
Sebuah.
a. Percaya diri
b. Berorientasi pada hasil
c. Berani mengambil risiko
d. Kepemimpinan
e. Keorisinalitasan
f. Berorientasi pada masa depan
.
Faktor Kegagalan Kewirausahaan

1. Kurangnya dana untuk modal .


Tidak semua kegagalan disebabkan karena modal yang tidak ada, tetapi sebagian besar kegagalan itu ada karena
kekurangan dana.
2. Pengalaman kurangnya dalam bidang bisnis .
Berikan suatu jabatan kepada ahlinya, dengan kata lain tempatkan sesuatu pada tempatnya.
3. T idak adanya perencanaan yang tepat dan matang .
Dalam berwirausaha, merencanakan sesuatu, atau menyusun sesuatu perlu dipersiapkan sebelumnya.
4. Tidak cocok minat terhadap bidang usaha yang sedang digeluti (diteliti).
Sebab-Sebab Kegagalan Dalam Menjalannkan Kewirausahaan

1. Kurang ulet dan cepat putus asa, sedangkan kita 9.Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial, karena salah satu ciri
harus dituntut untuk rajin, tekun, sabar, dan jangan ciri orang berbisnis harus kikir, kalau badan sosial, ikhlas beramal, karen
putus asa. perusahaan jadi kikir maka ia jelas irit.
2. Kurang tekun dan teliti. 10. Banyak pemborosan dan penyimpangan.
3. Kurangnya pengawasan. 11. Kurang dapat menyesuaikan diri dengan selera konsumen.
4. Kemacetan yang syringe terjadi. 12. Sulit dipercaya antara harta pribadi dengan harta perusahaan.
5. Pelayanan yang kurang baik. 13.kredit tanpa pertimbangan yang matang.
6. Tidak jujur ​dan hubungan intim. 14.Memulai usaha tanpa pengalaman dan pinjaman modal.
7. Kurang inisiatif dan kurang kreatif. 15.Banyaknya ragu-ragu.
8. Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha. 16.Kekeliruan menghitung harga pokok. Dalam melakukan suatu usaha
penjualan harus menghitung berapa banyak harga pokok.

Anda mungkin juga menyukai