Anda di halaman 1dari 57

PONDASI DANGKAL

Penyaluran beban dari bangunan atas ke tanah


bisa dilakukan dengan memakai:
• Pondasi Dangkal.
Yang sering disebut sebagai pondasi dangkal
telapak, jalur atau pondasi rakit. Kedalaman
pondasi ini pada umumnya adalah D ˂ B atau
• Pondasi Dalam .
Sering dibuat dalam bentuk tiang pancang
maupun caisson dengan D > 4 s/d 5B atau s/d
5
TIPE-TIPE KERUNTUHAN PONDASI

Fase-Fase Keruntuhan Pondasi


• Fase I :
Saat awal penerapan bebannya, tanah dibawah
pondasi turun yang diikuti oleh deformasi tanah
secara lateral dan vertikal kebawah. Sejauh beban
yang diterapkan relatif kecil, penurunan yang terjadi
kira-kira sebanding dengan besarnya beban yang
diterapkan. Dalam keadaan ini tanah dalam kondisi
keseimbangan elastis. Massa tanah yang terletak
dibawah pondasi mengalami kompresi yang
mengakibatkan kenaikan kuat geser tanah, yang
dengan demikian menambah daya dukungnya.
• Fase II :
Pada penambahan beban selanjutnya, baji tanah
terbentuk tepat didasar pondasi dan deformasi
plastis tanah menjadi semakin dominan. Gerakan
tanah pada kedudukan Plastis dimulai dari tepi
pondasi, dan kemudian dengan bertambahnya
beban, zona plastis berkembang. Gerakan tanah
kearah lateral menjadi semakin nyata yang diikuti
oleh retakan lokal dan geseran tanah disekeliling
tepian pondasinya. Dalam zona plastis, kuat geser
tanah sepenuhnya berkembang untuk menahan
bebannya.
• Fase III :
Fase ini dikarakteristikkan oleh kecepatan
deformasi yang semakin bertambah seiring
dengan penambahan bebannya. Deformasi
tersebut diikuti oleh gerakan tanah kearah
luar yang diikuti oleh menggembungnya tanah
permukaan, dan kemudian tanah pondasi
mengalami keruntuhan dengan bidang runtuh
yang berbentuk lengkungan dan garis yang
disebut bidang geser radial dan bidang geser
linier.
Macam-Macam Keruntuhan
Pondasi
• Keruntuhan Geser Umum :
Keruntuhan pondasi terjadi menurut bidang runtuh yang
dapat diidentifikasi dengan jelas. Suatu baji tanah terbentuk
tepat pada dasar pondasi (zona A) yang menekan tanah
kebawah hingga menyebabkan aliran tanah secara plastis
pada zona B. Gerakan kearah luar kedua zona tersebut
ditahan oleh tanah pasif dibagian C. Saat tahanan tanah pasif
bagian C terlampaui terjadi gerakan tanah yang
mengakibatkan penggembungan tanah disekitar tanah
pondasi. Bidang longsor yang terbentuk berupa lengkungan
dan garis lurus yang menembus hingga mencapai permukaan
tanah. Saat keruntuhannya terjadi gerakan massa tanah
kearah luar dan keatas (Gambar2.3.a). Keruntuhangeser
umum terjadi pada waktu yang relatif mendadak, yang diikuti
oleh penggulingan pondasinya.
• Keruntuhan Geser Lokal :
Tipe keruntuhannya hampir sama dengan
keruntuhan geser umum, namun bidang runtuh yang
terbentuk tidak sampai mencapai permukaan tanah.
Jadi bidang runtuh yang kontinu tak berkembang.
Pondasi tenggelam akibat bertambahnya beban pada
kedalaman yang relatif dalam yang menyebabkan
tanah didekatnya mampat. Tetapi memampatnya
tanah tidak sampai mengakibatkan kedudukan kritis
keruntuhan tanahnya, sehingga zona plastis tak
berkembang seperti pada keruntuhan geser umum.
Dalam tipe keruntuhan geser lokal terdapat sedikit
penggembungan tanah disekitar pondasi namun tak
terjadi penggulingan pondasi.
• Keruntuhan Penetrasi :
Pada tipe keruntuhan ini dapat dikatakan keruntuhan geser
tanah tidak terjadi akibat bebannya, pondasi hanya
menembus dan menekan tanah kesamping yang
menyebabkan pemampatan tanah didekat pondasi.
Penurunan pondasi bertambah hampir secara linier dengan
penambahan bebannya. Pemampatan tanah akibat penetrasi
pondasi berkembang hanya pada zona terbatas tepat diatas
dasar dan disekitar tepi pondasi. Penurunan yang terjadi tak
menghasilkan cukup gerakan arah lateral yang menuju
kedudukan kritis keruntuhan tanahnya, sehingga kuat geser
ultimit tanah tak dapat berkembang. Pondasi menembus
tanah kebawah dan baji tanah yang terbentuk dibawah dasar
pondasi hanya menyebabkan tanah menyisih. Saat
keruntuhan bidang runtuh tak terlihat sama sekali
Hubungan Dan Model Keruntuhan Tanah Pasir (Vesic 1973)
CONTOH SOAL PONDASI DANGKAL :
Tabel 2.1. Kapasitas Daya Dukung Terzaghi
Persamaan
Tipe Pondasi Kapasitas Daya Dukung
No
Menerus q ult  CN c  qN q  0,5BN  (2.7)

Bujur sangkar q ult  1,3CN c  qN q  0,4BN  (2.7)

Lingkaran q ult  1,3CN c  qN q  0,3BN  (2.7)

Empat persegi panjang  B  B


q ult  CN c  1  0,3   qN q  0,5BN   1  0,2  (2.7)
 L  L

Dimana :
q  D f = effective overburden pressure

Nc , Nq , N = faktor-faktor kapasitas daya dukung pondasi


Tabel 2.2. Faktor Kapasitas Daya Dukung Terzaghi
Keruntuhan Geser Umum Keruntuhan Geser Lokal
 (Degree) Nc Nq N KP N 'c N 'q N '

0 5,7 1 10,8 12,2 5,7 1 0


5 7,3 1,6 0,5 14,7 6,7 1,4 0,2
10 9,6 2,7 1,2 18,6 8 1,9 0,5
15 12,9 4,4 2,5 25 9,7 2,7 0,9
20 17,7 7,4 5 35 11,8 3,9 1,7
25 25,1 12,7 9,7 52 14,8 5,6 3,2
30 37,2 22,5 19,7 19 8,3 5,7
34 52,6 36,5 35 23,7 11,7 9
35 57,8 41,4 42,4 82 25,2 12,6 10,1
40 95,7 81,3 100,4 141 34,9 20,5 18,8
45 172,3 173,3 297,5 298 51,2 35,1 37,7
48 258,3 287,9 780,1 66,8 50,5 60,4
50 347,6 415,1 1153,2 800 81,3 65,6 87,1
Gambar 2.3. Hubungan , N  , N C , N q (Terzaghi 1943)
CONTOH SOAL PONDASI DANGKAL TERZAGHI PADA
TANAH LEMPUNG :
Contoh Penyelesaian Soal 1:
Pondasi memanjang terletak pada tanah seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Beban
terbagi rata diatas permukaan (qo) sebesar 2 t/m2 data tanah :

Tanah I : Tanah II :
1 = 1,9 t/m3 2 = 1,99 t/m3
C1 = 2 t/m2 C2 = 5 t/m2
1 = 25o 2 = 30o

1. Berapakah daya dukung ultimit (qu), jika kedalaman pondasi Df = 1m, lebar B =
1,8m dan kedudukan muka air tanah sangat dalam ?.
2. Bagaimana pengaruhnya terhadap daya dukung ultimit jika tak terdapat beban
terbagi rata ?
qo = 2 t/m2

Tanah I :
1 = 1,9 Df = 1m
3
t/m
C1 = 2 t/m2
1 = 25o B = 1,8m
Tanah II :
2 = 1,99
3
t/m
C2 = 5 t/m2
Sudut gesek dalam yang digunakan dalam perhitungan adalah  pada dasar pondasi,
yaitu 2 = 30o. Bila dianggap terjadi keruntuhan geser umum dari tabel 2.2. diperoleh :
Nc = 37,2
Nq = 22,5
N = 19,7
Daya dukung pondasi memanjang :
 
q u  q ult  C 2 N c  p o  q o N q  0,5 2 BN 

2
p o  D f  1  1x1,9  1,9 t/m

Maka daya dukung utimit bila terdapat beban terbagi rata qo :


q u  5x 37,2   1,9  222,5  0,5x1,99x1,8x19,7   309,03 t/m2
Maka daya dukung ultimit bila tak terdapat beban terbagi rata :
qu  5 x37,2  1,9  22,5  0,5 x1,99 x1,8 x19,7   264,3 t/m 2  309,03 t/m 2

Disini terlihat bahwa adanya beban terbagi rata dipermukaan tanah menambah daya
dukung ultimit
Contoh Penyelesaian Soal 2 :
Pondasi berbentuk memanjang dengan lebar B = 1,60m dan kedalaman Df = 1,50m,
terletak pada tanah homegen dengan : C = 1,6 kg/cm2
2 = 20o.
b = 1,8 t/m3
sat = 2,1 t/m3
Ditanyakan :
a. Pada tinjauan keruntuhan geser umum, berapakah daya dukung ultimitnya jika muka
air tanah terletak :
1. Pada 4m dari permukaan tanah ?
2. Pada kedalaman 0,5m dibawah dasar pondasi
3. Pada dasar pondasi
b. Pada kasus (a.1) berapakah daya dukung ultimitnya jika ditinjau menurut
keruntuhan geser lokal
c. Jika faktor aman (SF) = 3, berapakah tekanan pondasi maksimum agar memenuhi
kriteria keamanan terhadap keruntuhan daya dukung ? (Dianggap terjadi keruntuhan
geser umum dan muka air tanah pada kedalaman 4m dari permukaan)
Penyelesaian :

b = 1,8 kg/cm3
sat = 2,1 kg/cm3 Df = 1,5m
C1 = 1,6 t/m2 m.a.t. (a.3)
1 = 20o
0,5m B = 1,6 m
m.a.t. (a.2)

2,5m

m.a.t. (a.1)

a. Daya dukung pada keruntuhan geser umum :


C = 1,6 kg/cm2 = 16 t/m2
 = 20o dari tabel 2.2. maka diperoleh : Nc = 17,7
Nq = 7,4
N = 5
Pondasi berbentuk memanjang , maka berlaku persamaan umum :
q u  CN c  p o N q  0,5 BN 

po  Df 

1. Jarak muka air tanah dari dasar pondasi :


Z = 4 – 1,5 = 2,5 m > B = 1,6m.
jadi dipakai berat volume basah :
q u  CN c  D f  b N q  0,5  b BN 

qu = (16x 17,7) + (1,5x1,8x7,4) + (0,5x1,8x1,6x5) = 310,38 t/m2


1. Z = 0,5m < B = 1,6m, maka dipakai berat volume basah pada po dan dipakai
berat volume rata-rata pada suku ke 3 dari persamaan daya dukung :
sat = 2,1 t/m3
’ = sat - w = 2,1 – 1 = 1,1 t/m3

 rt   ' 
Z
B
 
 b   '  1,1 
0,5
1,6
1,8  1,1  1,32 t/m 3

q u  CN c  D f  b N q  0,5 rt BN 

qu = (16x17,7) + (1,5x1,8x7,4) + (0,5x1,332x1,6x5) = 308,46 t/m2

3. Muka air tanah pada dasar pondasi, maka dipakai berat volume basah pada po
dan dipakai berat volume efektif pada suku ke 3 dari persamaan daya dukung
q u  CN c  D f  b N q  0,5  ' BN 

qu = (16x17,7) + (1,5x1,8x7,4) + (0,5x1,1x1,6x5) = 307,58 t/m2


Dapat dibandingkan dalam soal (a.1) sampai (a.3) diatas, bahwa kenaikan muka air
tanah sampai kedasar pondasi mengurangi daya dukung
a. Daya dukung ultimit pada keruntuhan geser lokal :
Z = 4m > B = 1,6m
2 2
C'  x C  x 16  10,67 t/m 2
3 3

 = 20o dari tabel 2.2. untuk keruntuhan geser lokal diperoleh :


N 'c  11,8
N 'q  3,9
N '  1,7

atau dapat pula ditentukan dengan cara :  '  arc. tan . tan 20 o   13,64 o
2
3 

dari gambar 2.3, dengan mengambil nilai faktor-faktor daya dukung pada kurva
keruntuhan geser umum untuk  = 13,64o akan diperoleh Nc, Nq, dan N yang sama
seperti diatas
q u  C ' N 'c  D f  b N 'q  0,5 'b BN '

qu = (10,67x11,8) + (1,5x1,8x3,9) + (0,5x1,8x1,6x1,7) =138,89 t/m2


c. Tekanan pada dasar pondasi maksimum yang aman atau daya dukung aman
dihitung menurut

qs 
1
F
   
CN c  D f  N q  1  0,5BN   D f 

qs 
1
F
 
q u  Df  b  Df  b

Untuk tekanan tanah diatas dasar pondasi, karena muka air tanah dibawah dasar
pondasi maka dipakai b Pada soal (a.1) telah diperoleh qu = 310,38 t/m2.
Tekanan pondasi maksimum yang aman terhadap keruntuhan daya dukung dengan
faktor keamanan (F) = 3 adalah :

qs 
1
310,38  1,8x1,5  1,8x1,5  105,26 t/m 2
3
Contoh Penyelesaian Soal 3 :
Pondasi bujur sangkar dengan ukuran 2m x 2m terletak pada kedalaman 1,5m. Tekanan
pada dasar pomdasi total q = 25 t/m2 (termasuk berat tanah diatas pelat pondasi) .Tanah
terdiri dari dua lapisan yaitu :
1. Tanah I : Kedalaman 0 – 1,5m : 1 = 1,8 t/m3
2. Tanah II : Kedalaman 1,5m – kebawah : 2 = 1,95 t/m3  '2  1,05 t/m 3

C = 2 t/m2  = 15o
Ditanyakan :
(a). Jika muka air tanah sangat dalam, hitung faktor aman terhadap keruntuhan daya
dukung.
(b). Jika muka air tanah pada dasar pondasi, berapakah faktor aman terhadap daya
dukung.
Penyelesaian :

Tanah 1 :
1 = 1,8 kg/cm3 Df = 1,5m
q = 25 t/m2 m.a.t. (b)
B = 2m
Tanah 2 :  2  1,95 t/m 3  '2  1,05 t/m 3 C  2 t/m 2   15 o

Dianggap terjadi keruntuhan geser umum :


(a). Muka air tanah sangat dalam
Untuk  = 15o dari tabel 2.2. maka akan diperoleh :
Nc = 12,9
Nq= 4,4
N = 2,5
Persamaan daya dukung ultimit pondasi bujur sangkar :
q u  1,3CN c  D f  1 N q  0,4 2 BN 

qu = (1,3x2x12,9) + (1,5x1,8x4,4) + (0,4x1,95x2x2,5) = 49,32 t/m 2


Tekanan pondasi total q = 25 t/m2 :
q u   1 Df
F
q   1 Df

49,32  1,8x1,5
F  2,09  3
25  1,8x1,5

Karena F < 3 Kriteria keamanan terhadap daya dukung tidak terpenuhi. Oleh karena itu
agar kriteria tersebut dapat terpenuhi maka pondasi harus diletakkan lebih dalam atau
lebarnya ditambah

(b) Muka air tanah pada dasar pondasi


Daya dukung ultimit dihitung dengan persamaan :

q u  1,3CN C  D f  1 N q  0,4  '2 BN 

qu = (1,3x2x12,9) + (1,5x1,8x4,4) + (0,4x1,05x2x2,5) = 47,52 t/m2


q u   1 Df
F
q   1 Df

47,52  1,8x1,5
F 23
25  1,8x1,5

Faktor aman semakin kecil, dengan demikian juga tidak memenuhi


PONDASI DANGKAL TERZAGHI PADA TANAH PASIR
1. Pondasi Berbentuk Memanjang :
q u  p o N q  0,5BN  (2.27)

2. Pondasi Berbentuk Bujur Sangkar :


q u  p o N q  0,4 BN  (2.28)

3. Pondasi Berbentuk Lingkaran :


q u  p o N q  0,3BN  (2.29)

4. Pondasi Berbentuk Empar Persegi Panjang :


 B
q u  p o N q  0,5 BN   1  0, 2  (2.30)
 L

Dimana :
B = Lebar atau diameter pondasi
L = Panjang pondasi
Po = Df. = Tekanan overburden pada dasar pondasi
Df = Kedalaman pondasi
 = Berat volume tanah granuler
Nq, N = Faktor-faktor daya dukung
Contoh Penyelesaian Soal 1 :
Pondasi empat persegi panjang 1m x 1,6m terletak pada tanah pasir dengan ’ = 40o , d
= 1,65 t/m3 dan sat = 2,05 t/m3. Kedalaman dasar pondasi 0,90m dari permukaan.
Hitung daya dukung ultimitnya :
a. jika muka air tanah pada 2m dibawah dasar pondasi
b. Jika muka air tanah didasar pondasi
Penyelesaian :

Pasir :
d = 1,65 t/m3
Df = 0,90 m
sat = 2,05 t/cm3
m.a.t. (b) 1 = 40o

B=1m
Untuk daya dukung pondasi pada tanah pasir, penggunaan nilai berat volume kering (d)
pada hitungan tekanan overburden (po = Df.) adalah karena pertimbangan keamanan.
Bila pasir diatas dasar pondasi tidak terendam air, kondisi kritis dimana akan diperoleh
daya dukung yang minimum adalah saat pasir menjadi kering. Dengan ’ = 40o dapat
diperkirakan akan terjadi keruntuhan geser umum. Dari nilai ’ = 40o tersebut dari tabel
2.2. akan diperoleh : Nq = 81,3
N = 100,4
a. Bila muka air tanah 2m dibawah dasar pondasi
Lebar pondasi B = 1m < Z = 2m , maka dalam hitungan daya dukungnya tidak
memperhitungkan pengaruh muka air tanah :
p o  D f . d

p o  0,9 x1,65  1,49 t/m 2

Daya dukung ultimit pondasi empat persegi panjang pada taanh pasir (C = 0),
dinyatakan oleh persamaan :
 B
q u  p o N q  0,5  d BN   1  0,2 
 L

 1 
q u  1,49 x81,3  0,5x1,65x1x100, 4 1  0, 2   193,61 t/m 2
 1,6 
a. Muka air tanah didasar pondasi
 '   sat   w  2,05  1  1,05 t/m 3

 B
q u  p o N q  0,5 ' BN   1  0,2 
 L

 1
q u  1,49x81,3  0,5x1,05x1x100,4 1  0,2   167,25 t/m 2
 1,6 

Dengan membandingkan soal (a) dan (b) dapat dihitung bahwa daya dukung
berkurang kira-kira 14 % oleh adanya kenaikan muka air tanah sampai ke dasar pondasi.
Contoh Penyelesaian Soal 2 :
Suatu tangki terletak pada kedalaman 1m dari permukaan tanah pasir yang padat,
dengan  '  25 o dan C  0

Tangki berbentuk tabung dengan diameter 4m. Dianggap muka air tanah sangat dalam
dan tanah dalam kondisi kering dengan  d  1,5 t/m 3 . Berapakah berat tangki maksimum

yang memnuhi kriteria keamanan terhadap keruntuhan daya dukung ?

Penyelesaian :

Tangki  4m d = 1,5 t/m3


Df = 1 m
’ = 25o
C =0
B=4m
Karena pasir mempunyai  '  25 o  28,5 o , maka dapat diharapkan akan terjadi

keruntuhan geser lokal. Dengan  '  25 o , dari tabel 2.2 dapat diperoleh :

N 'q  5,6 dan N '  3,2 .

Daya dukung ultimit dinyatakan oleh persamaan :


q u  p o N 'q  0,3BN '

Dengan : p o  D f  d  1x1,5  1,5 t/m 2

Maka : q u  1,5x 5,6  0,3x1,5x 4,3,2   14,16 t/m 2

q un  q u  D f  d  14,16  1x1,5  12,66 t/m 2

Tekanan pada dasar pondasi yang aman terhadap keruntuhan daya dukung atau daya
dukung aman dengan faktor keamanan F = 3 :
q un
qs   Df  d
3

12,66
qs   1,5  5,72 t/m 2
3

Jadi berat tangki maksimum yang aman = 0,25 x  x 42 x 5,72 = 71,88 ton
Contoh Penyelesaian Soal 3 :
Untuk mempelajari pengaruh kenaikan nilai kuat geser pasir ’ terhadap daya dukung,
ditinjau suatu pondasi memanjang dengan lebar 1,5m dan terletak pada kedalaman 1m.
Jika sudut gesek dalam efektif ’ yang akan dibandingkan adalah antara 38o dan 40o,
serta berat volume tanah basah 1,98 t/m3, berapakah selisih daya dukung ultimitnya ?.

Penyelesaian :
Dari pertimbangan kedua nilai ’, dapat diharapkan akan terjadi keruntuhan geser
umum.
p o  D f  d  1x1,98  1,98 t/m 2

1. Untuk ’ = 38o dari gambar 2.3 didapat : N q  70 dan N   80

q u  p o N q  0,5  b BN 

qu = (1,98 x 70) + (0,5 x 1,98 x 1,5 x 80) = 257,74 t/m2


2. Untuk ’ = 40o dari tabel 2.2. Nq = 81,3 dan N = 100,4

q u  p o N q  0,5 b BN 

qu = (1,98 x 81,3) + (0,5 x 1,98 x 1,5 x 100,4) = 310,07 t/m2


Dari kenaikan ’ dari 38o menjadi 40o diperoleh kenaikan daya dukung sebesar
310,07 – 257,74 = 52,33 t/m2. Terlihat bahwa dengan kenaikan ’ hanya sebesar 2o
dihasilkan beda daya dukung ultimit yang relatif besar. Bila pondasi berbentuk
memanjang, tanah disepanjang dasar pondasi pada lokasi tertentu kemungkinan
mempunyai sudut dalam efektif (’) yang lebih rendah, oleh karena gangguan tanah
sewaktu pelaksanaan atau akibat kondisi tanah yang tidak homogen. Untuk itu dalam
perencanaan, hitungan daya dukung harus sedemikian rupa sehingga pemilihan nilai ’
harus hati-hati sehingga dapat mewakili kondisi tanahnya.
ANALISIS SKEMPTON UNTUK PONDASI PADA TANAH LEMPUNG
Skempton menyarankan pemakaian faktor koreksi pengaruh bentuk pondasi (sc) dengan
:
 B
s c   1  0,2  (2.31)
 L

1. Pondasi dipermukaan (Df = 0) :


Untuk pondasi memanjang :
N c ( permukaan )  5,14

Untuk pondasi lingkaran dan bujur sangkar :


N c ( permukaan )  6,2

2. Pondasi pada kedalaman 0 < Df < 2,5B :


 Df 
Nc  
 1  0, 2 N
 c
 B 
 

3. Pondasi pada kedalaman Df > 2,5B :


N c  1,5N c ( permukaan )

Daya dukung ultimit pondasi memanjang analisis Skempton :


q u  Cu N c  Df  (2.32)
Daya dukung ultimit neto :
q un  C u N c (2.33)
Contoh Penyelesaian Soal 1 :
Pondasi terletak pada lempung jenuh homogen, dirancang untuk
mendukung kolom dengan beban 40 ton. Kuat geser tanpa drainase
tanah lempung Cu = 15 t/m2, u = 0 dan sat = 2 t/m3.
Ditanyakan :
•Berapakah dimensi pondasi bujur sangkar yang memenuhi faktor aman terhadap
daya dukung (F = 3)
•Berapakah faktor aman pada kondisi jangka panjang jika C’ = 5 t/m2, ’ = 30o,
sat = 2 t/m3, dan ’ = 1 t/m3
40 ton

S R

Lempung jenuh :
Df
Cu = 15 t/m2 u = 0o

sat = 2 t/cm3 C’ = 5 t/m2


P Q
’ = 30o ’ = 1 t/m3
B
a. Dimensi pondasi dihitung berdasarkan kondisi jangka pendek atau kondisi tanpa
drainase jadi dipakai u = 0o dan Cu. Dya dukung ultimit lempung jenuh
dinyatakan oleh :
q u  Cu N c  Df 

Daya dukung neto untuk lempung (u = 0o), dihitung dengan persamaan Skempton :

q un  q u  D f   C u N C  15N c

Daya dukung aman (qc) :


q un 15N c
qs   Df    2D f  5N c  2D f (1)
F 3

Tekanan pada dasar pondasi total (q) harus tak terlampaui qs. Jika dianggap serluruh
bagian PORS hanya berisi tanah urug, tekanan pondasi total (q) akan merupakan
jumlah tekanan akibat beban kolom ditambah tekanan overburden (po = Df) atau
dengan kata lain, tekanan akibat beban kolom akan mengakibatkan tekanan pondasi
neto (qn).
P P
q  D f    2D f
A A
(2)
Supaya tekanan pondasi aman terhadap keruntuhan daya dukung, maka
q  q s dengan menyamakan persamaan (1) dan (2) dapat diperoleh :
P
 5N c (3)
A

Dari persamaan (3) bila dicoba pondasi bujur sangkar dengan B = 1m, maka :
40
Nc  8
1x1x5

Df
Untuk NC = 8 dari gambar 2.6 diperoleh :  1,35
B

Jadi kedalaman pondasi yang dibutuhkan Df = 1,35 x 1 = 1,35m


Misalnya diinginkan untuk mengurangi kedalaman pondasi, maka lebar pondasi
harus ditambah.
40
Dicoba B = 1,1m , maka q n   33,06 t/m 2
2
1,1

q un
Dari persamaan q n  , diperoleh : 33,06 = 5 NC  NC = 6,6
F
Supaya tekanan pondasi aman terhadap keruntuhan daya dukung, maka
q  qs dengan menyamakan persamaan (1) dan (2) dapat diperoleh :
P
 5N c (3)
A

Dari persamaan (3) bila dicoba pondasi bujur sangkar dengan B = 1m, maka :
40
Nc  8
1x1x5

Df
Untuk NC = 8 dari gambar 2.6 diperoleh :  1,35
B

Jadi kedalaman pondasi yang dibutuhkan Df = 1,35 x 1 = 1,35m


Misalnya diinginkan untuk mengurangi kedalaman pondasi, maka lebar pondasi
harus ditambah.
40
Dicoba B = 1,1m , maka q n   33,06 t/m 2
1,12

q un
Dari persamaan q n  , diperoleh : 33,06 = 5 NC  NC = 6,6
F
• Dari gambar 2.6. untuk NC = 6,6 diperoleh , dengan B
= 1,1m maka Df = 0,3 x 1,1 = 0,33 m. Dengan
pertimbangan keamanan digunakan kedalaman
pondasi Df = 0,60 m.
• Dari penyelesaian diatas dapat dilihat bahwa dengan
menambah lebar pondasi 0,1 m kedalaman pondasi
dapat direduksi dari 1,35m menjadi 0,60 m.
• Perlu diperhatikan bahwa pemilihan kedalaman
pondasi harus dipertimbangkan terhadap gangguan-
gangguan tanah permukaan seperti kembang susut,
erosi tanah dll.
b.Hitungan faktor aman pada kondisi jangka
panjang
Untuk  = 30o dari tabel 2.2. diperoleh :
Daya dukung ultimit neto pondasi bujur sangkar dengan muka air tanah
dipermukaan dinyatakan oleh persamaan :
 
q un  1,3CN c  D f  ' N q  1  0,4 ' BN 

q un  1.3x5x 37,2  0,6 x122,5  1  0,4 x1x1,1x19,7   263,3 t/m 2

q un 263,3
F   7,96
qn 33,06

Pada tinjauan jangka panjang atau pada kondisi terdrainase (drained) daya dukung
dan faktor aman menjadi lebih besar. Oleh karena itu pondasi menjadi lebih aman
terhadap daya dukung.
Contoh Penyelesaian Soal 2 :
Suatu bak air dari beton yang dapat dianggap kaku berukuran 10m x 15m akan
diletakkan pada tanah lempung jenuh dengan berat volume 2,1 t/m 3. Dasar bak terletak
pada kedalaman 1m dan berat total setelah terisi air adalah 500 t. Dari pengujian triaxial
tanpa drainase, diperoleh Cu = 2 t/m2 dan u = 0.
Hitunglah faktor keamanan terhadap keruntuhan daya dukungnya ditinjau menurut :
1. Persamaan Skempton
2. Persamaan Terzaghi
Penyelesaian :
Bak air 10 x 15 m
q = 3,33 t/m2

Lempung Jenuh :
Df = 1 m
sat = 2,1 t/m3
u = 0o
B = 10 m Cu = 2 t/m2
Berat bak setelah terisi air = 500 ton
Tekanan pada dasar pondasi total :
500
q  3,33t / m 2
10 x15

Tekanan pondasi neto :


q n  q  D f   3,33  1  2,1  1,23 t/m 2

1. Persamaan Skempton
Df 1
Daya dukung ultimit neto untuk pondasi empat persegi panjang :   0,1 . Dari
B 10

gambar 2.6. diperoleh : NC pondasi bujur sangkar Nc (bs) = 6,3. Untuk pondasi empat
persegi panjang :
 B
q un   0,84  0,16 C u N c(bs )
 L

Diperoleh:
 10  2
q un   0,84  0,16 2 x 6,3  11,92 t/m
 15 

Faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung :


q un 11,92
F   9,7
qn 1,23
1. Persamaan Terzaghi
u = 0 dari tabel 2.2. diperoleh :

N c  5,7
Nq  1

N  0

p o  2,1 t/m 2

Pondasi empat persegi panjang, daya dukung ultimit Terzaghi :


 B
q u  Cu N c 1  0,3   p o N q  0
 L
 10 
q u  2 x 5,7 x 1  0,3   2,1x1  0  15,78 t/m
2
 15 

Suku persamaan ke 3 nilainya = 0 karena N   0

Daya dukung ultimit neto :


q un  q u  D f   15,78  2,1  13,68 t/m 2

q un 13,68
F   11,12
qn 1,23

Perhatikan bahwa beban total bangunan bak air menimbulkan takanan pondasi
total (q) akibat pengaruh bentuk dasar bangunannya yang sekaligus berfungsi
sebagai dasar pondasi.
DAYA DUKUNG VESIC
q u  s c d c .C.N c  s q d q p o N q  s  d  0,5BN  (2.44)

Dimana :
sc , sq , s = faktor-faktor bentuk pondasi

sc , sq , s = faktor-faktor kedalaman pondasi

Untuk faktor-faktor bentuk pondasi, Vesic (1973) menyarankan pemakaian faktor


bentuk (s c , s q , s  ) pondasi dari de beer (1970) :

B Nq
sc  1 
L Nc

B
sq  1    tg
L

B
s   1  0 ,4
L

Sedang untuk faktor-faktor kedalaman, Vesic (1973) menyarankan pemakaian faktor-


faktor kedalaman (s c , s q , s  ) dari Hansen (1970). Untuk Df > B :

1  d q
D 
Bila   0 maka 1  0,4arc tg f 
dc  dq 
N tg 
q

 B 


d q  1  2tg1  sin   2 S

D 
S  arc.tg

f 
 B 
 

d  1
Tabel.2.4. Faktor-Faktor Daya Dukung Vesic (1973)

o Nc Nq N o Nc Nq N

0 5,14 1,00 0,00 26 22,25 11,85 12,54


1 5,38 1,09 0,07 27 23,94 13,20 14,47
2 5,63 1,20 0,15 28 25,80 14,72 16,72
3 5,90 1,31 0,24 29 27,86 16,44 19,34
4 6,19 1,43 0,34 30 30,14 18,40 22,40
5 6,49 1,57 0,45 31 32,67 20,63 25,99
6 6,81 1,72 0,57 32 35,49 23,18 30,22
7 7,16 1,88 0,71 33 38,64 26,09 35,19
8 7,53 2,06 0,86 34 42,16 29,44 41,06
9 7,92 2,25 1,03 35 46,12 33,30 48,03
10 8,35 2,47 1,22 36 50,59 37,75 56,31
11 8,80 2,71 1,44 37 55,63 42,92 66,19
12 9,28 2,97 1,69 38 61,35 48,93 78,03
13 9,81 3,26 1,97 39 67,87 55,96 92,25
14 10,37 3,59 2,29 40 75,31 64,20 109,41
15 10,98 3,94 2,65 41 83,86 73,90 130,22
16 11,63 4,34 3,06 42 93,71 85,38 155,55
17 12,34 4,77 3,53 43 105,11 99,02 186,54
18 13,10 5,26 4,07 44 118,37 115,31 224,64
19 13,93 5,80 4,68 45 133,88 134,88 271,76
20 14,83 6,40 5,39 46 152,10 158,51 330,35
21 15,82 7,07 6,20 47 173,64 187,21 403,67
22 16,88 7,82 7,13 48 199,26 222,31 496,01
23 18,05 8,66 8,20 49 229,93 265,51 613,16
24 19,32 9,60 9,44 50 266,89 319,07 762,89
25 20,72 10,66 10,88
Contoh Penyelesaian Soal :
Pondasi pilar jembatan bentuk lingkaran berdiameter 2m mendukung beban sebesar 100
ton yang arahnya dianggap vertikal di pusat pondasi. Kedalaman pondasi 2m dan sudah
diperhitungkan terhadap resiko gerusan dasar sungai. Permukaan air minimum 3m dan
maksimum 5m di atas dasar pondasi. Tanah dasar sungai berupa pasir dengan
'  38o , C  0 dan  sat  2 t/m 3 .Jika digunakan persamaan daya dukung Vesic (1973),

berapakah faktor keamanan terhadap daya dukung pada muka air minimum dan
maksimum ?

Penyelesaian : 100 ton


Muka air maksimum

Muka air minimum

5m

Pasir : 3m
2m Pilar jembatan  2m
  38
' o

C'  0
B=2m
 sat  2 t/m 3
  38 o dari tabel 2.4 diperoleh : N c  61,35 , N q  48,93 , N   78,03

Pondasi berbentuk lingkaran berdiameter 2 m , maka B = L = 2 m.

Faktor bentuk pondasi dari De Beer (1970) : s q  1  


B
tg
L

2 
s q  1   xtg 38 o   1,78
2 

B
s   1  0 ,4
L
2
s   1  0,4  0,6
2

Faktor kedalaman pondasi dari Hansen (1970) : d q  1  2tg1  sin  2 S

D 
S  arc.tg

f 
 B 
 

Df
dq  1  2 tg 1  sin  2
B

 2
 
d q  1  2  tg38 o 1  sin 38 o
 2
o

  1,23

d  1

Tekanan overburden efektif pada dasar pondasi : p 'o  D f  '  2x1  2 t/m 2

Daya dukung ultimit neto untuk pasir C '  0 :  


 
q un  s q d q p o N q  1  s  d  0,5B ' N 

qun = 1,78 x 1,23 x 2 x (48,93 – 1) + 0,6 x 1 x 0,5 x 2 x 1 x 78,03 = 256,69 t/m2


Luas dasar pondasi A = 0,25 x  x 22 = 3, 14 m2
Pondasi dianggap kedap air, karena itu gaya tekanan keatas oleh air pada dasar pondasi
harus dipertimbangkan.
(1). Kedudukan muka air minimum :
Tekanan air keatas : q w1  3 w  3x1  3 t/m 2

 D f  '  q w1  31,85  2 x1  3  26,85 t/m 2


100
Tekanan pondasi neto : qn 
3,14

256,69
Faktor aman pada muka air minimum : F  9,6  3
26,85

(2). Kedudukan muka air maksimum :


Tekanan air keatas : q w 2  5x1  5 t/m 2

 D f  '  q w 2  31,85  2x1  5  24,85 t/m 2


100
Tekanan pondasi neto : qn 
3,14

256,69
Faktor aman pada muka air maksimum : F   10,3  3
24,85

Faktor aman saat muka air pada kedudukan minimum dan maksimum lebih besar 3.
Maka pondasi aman terhadap keruntuhan daya dukung, Jadi gesekan antara dinding
pondasi dan tanah sekitarnya diperhitungkan, faktor aman akan manjadi lebih tinggi.
KAPASITAS DAYA DUKUNG MEYERHOFT
q u  s c d c i c CN c  s q d q i q p o N q  s  d  i  0,5B ' N 

(2.45)
Dimana :
qu = daya dukung ultimit
Nc , Nq , N = faktor daya dukung untuk pondasi memanjang
sc , sq , s = faktor bentuk pondasi
dc , dq , d = faktor-faktor kedalaman pondasi
ic , iq , i = faktor kemiringan beban
B' = lebar pondasi efektif

po = Df. = tekanan overburden pada dasar pondasi


Df = kedalaman pondasi
 = berat volume tanah
Contoh Penyelesaian Soal :
Pondasi telapak empat persegi panjang 1,5m x 2m terletak pada kedalaman 1m dari
permukaan tanah. Beban kolom vertikal dengan garis kerja beban dipusat pondasi. Dari
pengujian triaxial diperoleh  '  35 o , C '  3 t/m 2 . Data tanah lainnya b = 1,8 t/m3 dan

air sangat dalam. Bila faktor keamanan F = 3 , Berapakah beban kolom maksimum yang
aman terhadap keruntuhan daya dukung menurut :
a. Meyerhof
b. Terzaghi

Penyelesaian :

Df = 1m b = 1,8 t/cm3
C’ = 3 t/m2
’ = 35o

B = 1,5m
Gambar 2.9. Faktor-faktor Daya Dukung Meyerhof
Tabel 2.5. Faktor-Faktor Bentuk Pondasi (Perlof 1976 , Kezdi 1974)

Peneliti sc sq s

1,3 (lingkaran) 1 0,60


Terzaghi
1,3 (bujur sangkar) 1 0,80

Meyerhof      
 B  N c (bs)   B  N q (bs)   B  N  (bs) 
1     1 1     1 1     1
(1963)  L  N   L  N   L  N 
 c (m)   q (m)    (m) 

B
B 1  0,2 jika  = 0 , sq = B
Hansen (1961) 1 0,2 L 1 0,4
L L
1

B Nq B B
De Beer (1970) 1 1 tg 1  0,4
LN L L
c

Standar B B B
1  0,2 1  0,2 1  0,1
Hungaria L L L
a. Menurut Meyerhof (1963)
Beban vertikal, ic = iq = i = 1
’ = 35o dari gambar 2.9 diperoleh :
Nc (m) = 46
Nq (m) = 33
N (m) = 48
Nc (bs) = 85
Nq (bs) = 43
N (bs) = 60

Faktor-faktor bentuk pondasi Meyerhof diperoleh dari tabel 2.5 :


1,5  85 
sc  1   1  1,64
2  46 
1,5  43 
sq  1   1  1,23
2  33 
1,5  60 
s   1   1  1,19
2  48 
Beban dipusat pondasi dan vertikal, karena itu lebar efektif B’ = B = 1,5m.
Df 1
  0,67
B 1,5

Dari tabel 2.6. untuk faktor kedalaman Meyerhof (1963) :


 o 
 o 35 
d c  1  0,2 x 0,67 xtg  45    1,26
 2 
 
karena  '  10 o

 o 
 o 35 
d q  d   1  0,1x 0,67 xtg  45    1,13
 2 
 
p o  D f  b  1x1,8  1,8 t/m 2

Daya dukung ultimit :


q u  s c d c i c CN c  s q d q i q p o N q  s  d  i  0,5B ' N 

q u  1,64 x1,26 x1x 3x 46   1,23x1,13x1x1,8x 33  1,19 x1,13x1,0,5x1,5x1,8x 48  455 t/m 2

q un  q u  D f  b  455  1,8  453,2 t/m 2


Beban kolom maksimum yang aman terhadap daya dukung (F=3) :

Pmaks  BxL 
q un
F

Pmaks  1,5x 2 
453,2
 453,2 t
3

a. Menurut Terzaaghi
 '  35 o dari tabel 2.2 N c  57,8 N q  41,1 N   42,4

Daya dukung pondasi empat persegi panjang :


 B  B
q ult  CN c  1  0, 3   qN q  0,5BN   1  0,2 
 L  L

 1,5   1,5 
q ult  3x 57,81  0,3   1,8x 41,4   0,5x1,8x1,5x 42, 4 x 1  0,2   335,58 t/m
2
 2   2 

qun = 335,58 – 1,8 = 333,8 t/m2

Beban kolom maksimum (F=3) :

Pmaks  BxL 
q un
F

Pmaks  1,5x 2 
333,8
 333,8 ton
3

Dari hasil (a) dan (b) terlihat bahwa nilai-nilai yang diperoleh dari analisis Terzaghi
lebih kecil dari analisis Meyerhof.

Anda mungkin juga menyukai