Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

NOMOR : 071/RSTB/AKR-PPI/VII/2015

TENTANG
PEMULASARAAN JENAZAH DI
RUMAH SAKIT

DIREKTUR RUMAH SAKIT

Menimbang : a. bahwa dalam upaya melakukan pengananan yang benar bagi jenazah
di Rumah Sakit perlu diadakan kebijakan pemulasaraan jenazah;

b . bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a


perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang


Praktek kedokteran;

2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit;

4. Keputusan Kementrian Kesehatan RI nomor 436/Menkes/SK/VI/1993


tentang standar pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medis.
5. Keputusan Kementrian Kesehatan RI nomor 382 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dan
fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya.

6. Keputusan Kementrian Kesehatan RI nomor 270 Tahun 2007 tentang


Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit dan fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya.

7. Keputusan Kepala Yayasan RS No XI/RSTB/XII/2013 Tentang


Penetapan Visi, Misi, Falsafah, Motto dan Tujuan Rumah Sakit .

8. SK Yayasan No X/RSTB/XV/2013 Tentang Pengangkatan dr. Nila


Epita sebagai direktur No XI/RSTB/XII/2013.

9. Peraturan Direktur RS No XII/RSTB/XII/2013 Tentang Kebijakan


Pelayanan Di RS .

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG KEBIJAKAN


PEMULASARAAN JENAZAH DI RUMAH SAKIT

KESATU : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah Kebijakan


Pemulasaraan Jenazah RS disusun oleh Komite PPIRS.

KEDUA : Keputusan ini dimulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di Bireuen

pada tanggal 8 Juli 2015

DIREKTUR RS
Lampiran : Keputusan Direktur
Nomor : 071/RSTB/AKR-PPI/VII/2015
Tanggal : 8 Juli 2015

PEMULASARAAN JENAZAH
DI RUMAH SAKIT

Kebijakan Umum

1. Pemulasaraan jenazah sangat penting dilakukan, agar petugas dapat menerapkan


standar yang benar dalam hal pemulasaraan jenazah. Sehingga dapat meminimalkan
terjadinya infeksi pada petugas pemulasaraan jenazah.

2. Dikarenakan adat Aceh dimana keluarga tidak mengijinkan agar dilakukan


pemulasaraan jenazah di Kamar Jenazah Rumah Sakit maka apabila keluarga menolak
untuk dilakukan pemulasaraan jenazah maka keluarga harus menandatangani form
penolakan tindakan pemulasaraan jenazah.

3. Apabila keluarga setuju maka Rumah Sakit dapat melakukan pemulasaraan jenazah
sesuai dengan tata cara penanganan jenazah dan memandikan jenazah.

Kebijakan Khusus

1. Pemindahan jenazah dari ruang isolasi- COCOKAN DENGAN

• Sesuai dengan Kewaspadaan Standar, penggunaan APD harus dilakukan untuk


menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh.
• Aspek budaya dan agama harus diperhatikan. Bila keluarga pasien ingin melihat
jenazah setelah dipindahkan dari ruang isolasi, mereka dapat diizinkan untuk
melihatnya, dan
• Kewaspadaan Standar harus dilakukan. Pemakaian APD sesuai ketentuan dan
prosedur untuk mengantongi dan membawa jenazah sesuai ketentuan.
2. Perawatan jenazah

• Staf kamar jenazah harus melakukan Kewaspadaan Standar, yaitu melakukan


kebersihan tangan yang benar dan menggunakan APD yang sesuai (menggunakan
gaun pelindung, sarung tangan, pelindung wajah, bila ada risiko percikan dari cairan
tubuh/sekret pasien ke badan dan wajah staf)
• Proses memandikan jenazah dapat dilakukan menurut prosedur biasa, sesuai dengan
peraturan/undangundang setempat dan dilakukan sesuai Kewaspadaan Standar.
• Pemulasaraan jenazah secara higienis (misalnya, membersihkan badan, merapikan
rambut, memotong kuku, dan mencukur) harus dilakukan dengan menerapkan
Kewaspadaan Standar.
• Setelah selesai perawatan jenazah tempat dan ruangan wajib dilakukan
dekontaminasi.

3. Pemeriksaan post-mortem:
Pemeriksaan post-mortem tidak dilakukan dikarenakan kurang memadainya
fasilitas yang ada.
4. Pembersihan dan disinfeksi kamar jenazah sesuai dengan ketentuan panduan
Pengelolaan Kamar Jenazah.
5. Penatalaksanaan limbah dan linen kamar jenazah sesuai dengan ketentuan
panduan Pengelolaan Kamar Jenazah.
6. Pemulasaraan jenazah berpenyakit menular harus dilakukan sesegera mungkin,
tidak melebihi batas waktu 4 jam.

Direktur RS

Anda mungkin juga menyukai