Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dewasa ini dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya manusia tidak dapat
terlepas dari suatu benda yang dikenal dengan istilah “uang”, hal ini juga
disampaikan oleh Muchtar, dkk (2016) dalam bukunya yang berjudul “Bank Dan
Lembaga Keuangan Lain” menyebutkan bahwa “uang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari denyut kehidupan ekonomi masyarakat”. Achmadi Geri
(2007) dalam bukunya yang berjudul “Seluk Beluk Uang” menyatakan bahwa:
Pada dasarnya uang hanyalah benda biasa, bisa berbentuk koin, lempengan biasa,
atau kertas. Namun di dalamnya terkandung nilai dan makna yang sangat luar
biasa. Nilai yang terdapat pada uang inilah yang mempengaruhi nilai tukar
terhadap suatu barang.
Nilai yang dimiliki oleh satu mata uang tentunya berbeda tergantung dari
negara mana mata uang tersebut diterbitkan dan hal ini tentunya dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Contoh paling gampang dalam menerangkan hal ini dapat kita
lihat pada tanggal 24 Agustus 2021yang lalu nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
adalah sebesar RP.14.455 untuk setiap 1 dollarnya, dan saat ini 14 September
2021 nilai tukar berada pada angka RP.14.250,45 untuk setiap 1 dollarnya.
Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa hanya dalam kurun waktu 3
minggu (21 hari) terdapat penurunan nilai sebesar RP. 204,55, lantas berdasarkan
hal ini tentunya muncul pertanyaan hal apa yang dapat mempengaruhi berubahnya
nilai mata uang pada suatu negara? Secara singkat, pertanyaan tersebut dapat
dijawab seperti ini, nilai pada suatu mata uang dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah Perbedaan tingkat inflasi antar dua negara, perbedaan antar
tingkat suku bunga antar negara, neraca perdagangan, hutang publik, rasio harga
ekspor dan harga impor, serta stabilitas politik dan ekonomi suatu negara (Inbizia:
2013).
Salah satu contoh nyata yang terjadi hancurnya nilai uang pada suatu negara
dapat kita lihat pada kasus negara Venezuela. Angka inflasi di Venezuela yang
mencapai 13 ribu persen bikin banyak orang bertanya-tanya: apa penyebab inflasi
yang bikin harga di sana melonjak gila-gilaan? Padahal secara komiditi,
Venezuela merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia.
Sebagai tambahan informasi, saat ini nilai tukar VEZ (mata uang Venezuela)
terhadap rupiah adalah 283,67: 1 yang artinya setiap 283,67 VEZ, baru setara
dengan 1 rupiah saja, dengan kata lain. 1.000.000 vez setara dengan 3.525,22
rupiah. Kalau nilai ini kita analogikan kedalam kondisi jual beli. Jika 1 ekor
Ayam di Indonesia seharga 35.252 rupiah, maka di venezuela seharga 10.000.000
VEZ. Lantas bagaimana Venezuela bisa berakhir dalam kondisi tragis seperti ini,
dan bagaimana masyarakat disana dapat bertahan dalam kondisi super inflasi
tersebut?.
Dalam makalah ini, kita akan membahas hal-hal yang terkait nilai tukar uang
serta stabilitas nilai uang internasional, serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

1.2 Ruang Lingkup Permasalahan


1.2.1 Identifikasi Masalah
a. Nilai Mata Uang antar Negara yang berubah-ubah
b. Stabilitas Nilai Mata Uang Suatu Negara
1.2.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaskud dengan Nilai uang ?
b. Apa yang dimaksud dengan Stabilitas Nilai Uang Internasional?
1.2.3 Batasan Masalah
a. Luas lingkup hanya meliputi Nilai Uang dan Stabilitas Nilai
Uang
b. Informasi yang disajikan: Pengertian Nilai uang, Stabilitas Nilai
Uang, Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nilai uang dan
Stabilitas nilai Uang

1.3 Tujuan dam Manfaat


1.3.1 Tujuan
a. Mengetahui apa itu nilai uang
b. Mengetahui apa itu stabilitas nilai uang
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruh nilai dan
stabilitas amta uang
1.3.2 Manfaat
a. Memperkaya pengetahuan terkait Uang, Nilai, dan Stabilitas
uang
b. Sebagai salah satu referensi bagi siapa saja yang ingin
mengetahui informasi terkait Nilai uang serta stabilitas nilai
Uang
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Uang


Uang adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai alat trasnsaksi
(medium of exchange) dalam perekonomian (Bustari Mukhtar, dkk, 2017:1).
Sedangkan menurut Achmadi Geri (2007:3) uang adalah sesuatu yang digunakan
sebagai dasar/standard mengukur manfaat setiap abrang dan jasa, uang adalah alat
menukar sesuatu barang. Menurut Akhbar (2019:10) dalam bukunya yang
berjudul “mengenal uang lebih dekat” disebutkan bahwa uang merupakan alat
pembayaran yang sah untuk mempermudah pertukaran. Menurut Jimmy Hasoloan
(2014:7), uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat
tukar yang dapat diterima secara umum. Esensinya adalah uang merupakan Alat
tukar dapat berupa apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat
dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern
uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima
sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa serta kekayaan
berharga lainnya untuk pembayaran utang.
Menurut Kuncoro (2020:6), berdasarkan bentuknya, uang dapat dibagi
menjadi 3 bentuk yaitu bentuk yang pertama (M1) uang dalam arti sempit
(Narrow Money) adalah uang kertas dan uang logam yang secara umum disebut
sebagai uang kartal di tangan masyarakat. Uang kartal adalah uang yang dapat
secara langsung digunakan untuk membeli sesuatu. Bentuk yang kedua (M2)
Uang dalam arti luas (Broad money) merujuk kepada uang yang tidak dapat secara
langsung digunakan untuk membeli sesuatu, misalnya deposito, simpanan
tabungan, uang giral dan cek. Bentuk yang ke tiga (M3) yaitu bentuk uang yang
mencakup semua deposito berjangka, simpanan tabungan, uang yang berada di
masyarakat, dan uang yang ada di bank.
2.2 Nilai Uang
Nilai dari uang sendiri sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
inflasi, suku bunga, neraca perdagangan, utang pemerintah, spekulasi, Rasio
politik, serta pertumbuhan ekonomi di negara dimana mata uang tersebut
diterbitkan. Nilai uang secara umum daat dibagi menjadi dua yaitu mata uang dan
nilai tukar. Nilai tukar didefinisikan sebagai harga dari mata uang asing dalam
mata uang domestik, sehingga peningkatan nilai tukar berarti meningkatnya harga
dari valuta asing yang menyebabkan mata uang domestik relatif murah atau terjadi
depresiasi, se-baliknya jika terjadi penurunan jumlah unit mata uang domestik
yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing, berarti terjadi peningkatan
relatif nilai mata uang domestik atau terjadi apresiasi (Nawatmi, 2012).
Sedangkan mata uang adalah nilai uang yang berlaku dimana uang tersebut
diterbitkan. berikut ini kita akan membahas terkait dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai uang.
2.2.1 Inflasi
Dalam ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus menerus yang berkaitan dengan mekanisme
pasar yazng disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain berlebihnya
likuiditas dipasar yang memicu tingginya konsumsi ataupun spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran barang (Muchtar:
2017: 25).
Menurut Jimmy Hasoloan (2014:31) inflasi dapat disebabkan oleh
dua hal yaitu tarikan permintaan dan desakan biaya produksi. Faktor
pertama yang dapat memicu terjadinya Inflasi adalah tarikan permintaan
disebabkan oleh adanya permintaan total yang berlebih, sehingga terjadi
perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang
dan jasa berbanding lurus dengan meningkatnya permintaan terhadap
faktor-faktor produksi. Tingginya permintaan akan faktor produksi ini
tentunya akan meningkatkan tinggnya harga dari faktor-faktor produksi.
Faktor yang kedua adalah desakan biaya yang terjadi akibat meningkatnya
biaya produksi sehingga mengakibatkan harga produk-produk yang
dihasilkan ikut naik. Meningkatnya harga dapat terjadi karena dua hal
yaitu kenaikan harga baik itu bahan baku mapun produk, serta kenaikan
gaji karyawan pemerintah.
2.2.2 Suku Bunga
Suku bunga, Inflasi, dan Nilai tukar sangat berhubungan erat.
Dengan merubah tingkat suku bunga, bank sentral suatu negara bisa
mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang lebih
tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat.
Menurut Kashmir (2000: 42) suku bunga bank dapat diartikan sebagai balas
jasa yang diberikan kepada nasabah yang membeli/menjual produknya.
Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bisa juga
dipandang sebagai sewa atau penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu.
Harga atas uang biasanya dinyatakan dalam persentase dalam jangka waktu
tertentu, misalnya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan atau 24 bulan. Harga
penggunaan uang per unit waktu disebut tingkat harga.
Bagi suatu peminjam modal tingkat suku bunga merupakan “cost
of financing”, bagi investor tingkat suku bunga merupakan harga yang harus
dibayar bagi dana yang di investasikan. Banyak faktor yang mempengaruhi
tingkat suku bunga yaitu kekuatan pasar yang ditentukan oleh penawaran
dan permintaan (supply and demand), tingkat inflasi, preferensi waktu,
pajak dan tingkat risiko. Setiap investor apa pun jenis investasinya, selalu
mengharapkan agar uang/ dana yang ditanam menjadi berkembang karena
memperoleh bunga (Supranto, 2004:39)
2.2.3 Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan antara dua negara berisi semua pembayaran
dari hasil jual beli barang dan jasa. Neraca perdagangan suatu negara
disebut defisit bila negara tersebut membayar lebih banyak ke negara
partner dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang diperoleh dari
negara partner dagang. Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih
banyak mata uang negara partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar
mata uang negara tersebut terhadap negara partnernya melemah. Keadaan
sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata uang negara tersebut
menguat terhadap negara partner dagang.
Neraca perdagangan atau balance of trade (BoT) adalah perbedaan
antara nilai semua barang dan jasa yang diekspor serta diimpor dari suatu
negara dalam periode waktu tertentu. Neraca perdagangan menjadi
komponen terbesar dalam neraca pembayaran karena jadi indikator untuk
mengukur seluruh transaksi internasional.
Dalam praktiknya, neraca perdagangan mempunyai dua sifat,
positif dan negatif. Suatu negara dikatakan mempunyai neraca
perdagangan yang positif apabila negara tersebut lebih banyak
melakukan ekspor daripada impor. Sebaliknya, ketika suatu negara lebih
banyak menerima impor dari negara lain daripada ekspor, negara tersebut
mempunyai neraca perdagangan yang negatif (Muchtar, 2017:56).
Dalam neraca perdagangan, surplus tidak selamanya baik, begitu
juga defisit yang tidak selamanya menunjukkan tanda bahaya terhadap
perekonomian.
Neraca perdagangan yang surplus akan sangat dibutuhkan ketika
perekonomian berada dalam fase resesi. Pasalnya, dalam keadaan tersebut,
surplus perdagangan akan membantu dalam penciptaan lapangan
pekerjaan dan peningkatan permintaan atas suatu barang dan jasa.
Sedangkan, defisit perdagangan akan sangat dibutuhkan ketika ekonomi
suatu negara dalam keadaan ekspansi. Karena, di saat seperti itulah jumlah
barang yang diimpor akan semakin banyak, namun harga tetap rendah
karena banyaknya persaingan usaha (Pudjiastuti, 2014).

2.2.4 Utang Pemerintah


Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga untuk
membiayai proyek-proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan.
Jika anggaran defisit maka public debt membengkak. Public debt yang
tinggi akan menyebabkan naiknya inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup
dengan menjual bond pemerintah atau mencetak uang. Keadaan bisa
memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara
tersebut default (gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya turun. Public
debt yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang
negara tersebut (Satya, 2015:59)
2.2.5 Spekulasi
Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka
nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat. Permintaan
akan barang dan jasa dari negara tersebut naik yang berarti permintaan
mata uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor
yang naik lebih cepat dari harga ekspor (Laman :
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-spekulasi/ )
2.2.6 Rasio Politik
Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi
yang bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi politiknya
tidak stabil akan cenderung beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi.
Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan
investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang
negara tersebut. Faktor politik harus dilihat melalui prisma pasar keuangan
dan ekonomi secara keseluruhan. Nilai tukar kurs berubah di bawah
pengaruh arus modal, dan jika ketidakpastian membuat rasa takut pada
investor, mereka mengambil uang mereka keluar dari negara. Penjualan
pada pasar utang menyebabkan peningkatan profitabilitas, yaitu
peningkatan biaya pinjaman, yang menempatkan beban berat pada
ekonomi, memperlambat GDP dan memperburuk posisi keuangan negara
(Laman: http://178.248.238.82/blog/for-beginners/politik-menyebut-hal-
tak-terduga-di-forex ).
2.2.7 Perumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan adanya peningkatan
pendapatan yang terjadi karena peningkatan produksi pada barang dan
jasa. Adanya peningkatan pendapatan ini tidak berkaitan dengan adanya
peningkatan jumlah penduduk, dan bisa dinilai dari peningkatan output,
teknologi yang makin berkembang, dan inovasi pada bidang sosial.
Pertumbuhan ekonomi juga memiliki arti suatu proses perubahan ekonomi
yang terjadi pada perekonomian negara dalam kurun waktu tertentu
menuju keadaan ekonomi yang lebih baik. Umumnya, pertumbuhan
ekonomi ini identik dengan kenaikan kapasitas produksi yang
direalisasikan dengan adanya kenaikan pendapatan nasional.
Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi dilihat dan diukur dengan
membandingkan komponen yang dapat mewakili keadaan ekonomi suatu
negara terhadap periode sebelumnya. Ada dua komponen yang bisa
digunakan dalam mengukur pertumbuhan ekonomi, yaitu: Produk
Nasional Bruto (PNB) dan Produk Domestik Bruto (PDB).
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product
(GNP) adalah pendapatan yang diterima negara dalam kurun waktu
tertentu, biasanya dalam periode satu tahun, berdasarkan pendapatan yang
diterima warga negaranya. Hal ini berarti pendapatan warga negara
Indonesia yang berada di luar negeri juga dihitung ke dalam GNP,
sedangkan pendapatan warga negara asing yang berada di Indonesia tidak
termasuk dalam GNP. Pendapatan yang termasuk ke dalam GNP juga
harus merupakan produk barang jadi yang dilihat dari harga pasar yang
berlaku pada periode yang akan dihitung.
Sedangkan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi
menggunakan pendekatan PNB atau GNP adalah dengan membandingkan
GNP di periode ini dengan GNP pada periode sebelumnya. Jika misalnya
kita ingin mengetahui persentase pertumbuhan ekonomi di tahun 2016,
kita perlu untuk mengetahui berapa jumlah GNP yang didapat Indonesia di
tahun 2016 dan GNP pada tahun 2015. Lalu menghitungnya dengan
mengurangi GNP 2016 terhadap GNP 2015, lalu dibagi GNP 2015 dan
dikalikan 100%.
Jika PNB atau GNP dihitung berdasarkan pendapatan suatu negara
dari penghasilan yang didapat oleh warga negaranya dimanapun berada,
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product
(GDP) dilihat dari pendapatan negara berdasarkan batas wilayah atau
teritorialnya. Jadi semua produksi ekonomi yang dilakukan dan terjadi
dalam suatu negara, baik itu oleh warga negaranya atau warga negara
asing, termasuk ke dalam perhitungan GDP. Dan sebaliknya, pendapatan
atau produksi yang dilakukan oleh warga negara yang berada di luar negeri
tidak termasuk ke dalam hitungan GDP.
Untuk rumus menghitung pertumbuhan ekonomi berdasarkan GDP
pun dasarnya sama dengan menggunakan GNP, dimana dilihat
perbandingan antara GDP di periode tersebut terhadap GDP di periode
sebelumnya (Laman: https://www.simulasikredit.com/pertumbuhan-
ekonomi-pengertian-dan-pengukurannya )

2.3 Stabilitas Nilai Uang


Menurut bank indonesia faktor terdapat dua faktor utama yang dapat
mempengaruhi stabilitas nilai uang yaitu perkembangan nilai tukar serta level
inflasi (laman: https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/ )
Menurut Mankiw (2007) nilai tukar mata uang antara dua negara adalah
harga dari mata uang yang dapat digunakan oleh penduduk di suatu negara untuk
melakukan transaksi perdagangan antar negara satu dengan negara lain. Nilai
tukar mata uang ialah harga dari mata uang suatu negara terhadap mata uang
negara lain yang digunakan untuk melakukan perdagangan antar kedua negara
yang melakukan transaksi dimana nilainya ditentukan oleh permintaan dan
penawaran dari kedua mata uang.
Mata uang suatu negara dapat memperjualbelikan mata uang negara
lainnya sesuai dengan nilai tukar yang berlaku di pasar valuta saing. Nilai tukar
dapat dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar riil dan nilai tukar nominal. Nilai
tukar nominal dapat mengetahui harga relatif mata uang dan dua negara,
sedangkan nilai tukar riil dapat menunjukkan tingkat ukuran suatu barang dapat
diperdagangkan antar negara. Apabila nilai tukar riil naik, berarti harga produk
luar negeri relatif lebih murah serta harga produk domestik menjadi relatif mahal.
Presentase perubahan nilai tukar nominal sama dengan prsentase perubahan nilai
tukar riil dan ditambah dengan perbedaan inflasi antara inflasi luar negeri dengan
inflasi domestik. Jika suatu negara asing lebih tinggi inflasinya dibandingkan
dengan inflasi domestik, maka rupiah akan ditukarkan dengan lebih banyak valas.
Jika inflasi meningkat untuk membeli valas yang sama jumlahnya, maka ditukar
dengan rupiah yang lebih banyak atau terjadi depresiasi rupiah. (Triyono, 2008).
Kurs dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kurs jual dan kurs beli. Dilihat
dari waktu dalam melakukan transaksi valuta asing diklasifikasikan dalam kurs
berjangka dan kurs spot. Beberapa kesepakatan secara khusus menetapkan tanggal
lebih dari 2 hari, misalnya 30 hari, 90 hari, 180 hari atau beberapa tahun. Kurs
yang menjadikan dasar transaksi tersebut ialah kurs berjangka (forward exchange
rate). Semua transaksi valuta asing yang berlangsung seketika, dimana kedua
belah pihak saling membayar secepatnya dan paling lambat 2 hari setelah
transaksi disebut kurs spot (spot exchange rate).
Menurut Madura (2007) sistem nilai tukar secara umum dibedakan
menjadi empat kategori, antara lain :
a. Sistem Nilai Tukar Mata Uang Tetap (fixed exchange rate system) Dalam
sistem ini pemerintah dapat mengambil kebijakan untuk mempertahankan nilai
mata uang pada tingkat yang stabil. Dalam sistem ini mata uang suatu negara
ditetapkan dengan mata uang asing tertentu, dengan kata lain sistem ini di
intervensi oleh pemerintah.
b. Sistem Nilai Tukar Mata Uang Mengambang Bebas (free floating exchange rate
system) Sistem ini menjelaskan bahwa nilai tukar mata uang suatu negara
ditentukan dari permintaan dan penawaran mata uang dalam pasar valuta asing.
Sistem nilai tukar mengambang bebas ini didefinisikan sebagai hasil
keseimbangan yang terus menerus berubah sesuai dengan berubahnya permintaan
dan penawaran mata uang.
c. Sistem Nilai Tukar Mata Uang Mengambang Terkendali (managed floating
exchange rate system) Sistem ini berlaku pada saat kondisi dimana nilai tukar
ditentukan oleh permintaan dan penawaran, namun terjadi intervensi oleh
pemerintah dalam hal ini adalah Bank Indonesia sebagai bank sentral yang dapat
mengambil kebijakan untuk menstabilkan niali mata uang.
d. Sistem Nilai Tukar Mata Uang Terikat (pegged exchange rate system) Sistem
ini menjelaskan bagaimana mata uang domestik ditetapkan dengan satu matau
uang asing yang nilainya cenderung lebih stabil dari mata uang asing lainnya.
Contohnya mata uang Dollar Amerika Serikat.
e. Sistem Sekeranjang Mata Uang (basket of currencies) Sistem ini ditentukan
oleh perannya untuk membiayai perdagangan negara, mata uang yang lainnya
diberi bobot yang berbeda tergantung tingkat peran relatifnya terhadap negara
yang bersangkutan. Jadi, sistem sekeranjang mata uang ini bagi suatu negara
terdiri dari beberapa mata uang yang berbeda dengan bobot yang berbeda pula.
f. Sistem Nilai Tukar Terikat Merangkak (crawling pegs system) Sistem nilai
tukar terikat merangkak ini memiliki keuntungan pada suatu negara karena dapat
mengatur penyesuaian nilai tukarnya dalam periode yang lebih lama dibandingkan
dengan sistem nilai tukar terikat. Sistem ini dapat juga berdampak pada
perekonomian akibat revaluasi atau devaluasi yang tiba-tiba dan tajam.
Faktor yang kedua adalah inflasi. Menurut Jimmy Hasoloan (2014:34)
Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya dapat dibedakan sebagai berikut.
 Inflasi Rendah dengan tingkat persentase dibawah 10% per tahun. Inflasi
rendah masih belum mengganggu kegiatan perekonomian suatu Negara
dan masih dapat dengan mudah dikendalikan. Harga-harga naik secara
umum namun belum menimbulkan krisis di bidang ekonomi.
 Inflasi Sedang, jika tingkat persentase antara 10% - 30% per tahun. Inflasi
sedang belum membahayakan kegiatan perekonomian suatu Negara, tetapi
inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan
tetap.
 Inflasi Berat, jika tingkat persentase antara 30% - 100% per tahun. Inflasi
berat sudah mengacaukan kondisi perekonomian suatu Negara. Pada
inflasi berat, umumnya orang mengurungkan niat untuk menabung karena
bunga tabungan lebih rendah dibandingkan laju inflasi sehingga orang
lebih senang menyimpan barang.
 Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation), jika tingkat persentase di atas 100%
per tahun. Inflasi sangat berat sudah mengacaukan perekonomian suatu
Negara dan susah dikendalikan walaupun dengan kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal.
Berdasarkan laman (https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-
release/Pages/sp_2317921.aspx) saat ini diketahui tingkat inflasi yang terjadi pada
negara indonesia pada Juli 2021 masih relatif terkendali dan diperkirakan inflasi
sebesar 0,01% (mtm).  Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juli 2021
secara tahun kalender sebesar 0,75% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,45%
(yoy). Penyumbang utama inflasi Juli 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu
komoditas cabai rawit sebesar 0,04% (mtm), tomat sebesar 0,02% (mtm), bawang
merah, kangkung, bayam, kacang panjang dan rokok kretek filter masing-masing
sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi,
antara lain daging ayam ras sebesar -0,09% (mtm), telur ayam ras sebesar -0,03%
(mtm), emas perhiasan dan jeruk masing-masing sebesar -0,02% (mtm), dan tarif
angkutan udara sebesar -0,01% (mtm).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Dalam nilai uang dan stabilitas nilai uang hal yang perlu diperhatikan
meliputi inflasi, suku bunga, neraca perdagangan, utang pemerintah,
spekulasi, Rasio politik, serta pertumbuhan ekonomi.
b. Stabilitas nilai mata uang dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu tingkat
keparahan inflasi dan perkembangan nilai tukar mata uang.
3.2 Saran
a. Diperlukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang sangat berpengaruh terhadap nilai uang, sehingga dapat ditentukan
tingkat urgensi untuk mempermudah dilakukannya penanganan apabila
terjadi masalah pada beberapa sektor sekaligus.
b. Diperlukan penelitan secara kuanlitatif untuk mengetahui kombinasi faktor
yang berpengaruh terhadap nilai mata uang dan stabilitas nilai uang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Akhbar, Mengenal Uang Lebih Dekat, (E-book: 2010).


2. B. Muchtar, R. Rahmidani, M.K. Siwi, Bank dan Lembaga Keuangan Lain
(Jakarta: Kencana, 2017)
3. H. Kuncoro, Ekonomi Moneter.Studi Kasus Indonesia, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2020)
4. G. Ahmadi, Mengenal Seluk Beluk Uang ,(Bogor: Yudhistira, 2007)
5. Jimmy Hasoloan, Ekonomi Moneter (Jakarta:Deepublish)
6. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Pt Raja Graffindo Persada,
2000)
7. Mankiw, G. N, Makro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 2007).
8. Madura. J, Pengantar Bisnis (Jakarta: Salemba Empat, 2007)
9. Supranto J, Statistik Pasar Modal Keuangan Dan Perbankan (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2004)
10. Satya F.E, Analisis Kebijakan Pengelolaan Utang Negara: Manajemen
Utang Pemerintah Dan Permasalahannya. (Kajian Vol 20: 2015)
11. Triyono, Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika.
(Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol9 No 2: 2008).
12. Pudjiastuti, A.Q, Perubahan Neraca Perdagangan Indonesia Sebagai
Akibat Penghapusan Tarif Impor Gula. (Universitas Tribhuwana
Tunggadewi, Agrpekonomika Vol 3: 2014)
13. Laman https://www.simulasikredit.com/pertumbuhan-ekonomi-
pengertian-dan-pengukurannya
14. Laman http://178.248.238.82/blog/for-beginners/politik-menyebut-hal-tak-
terduga-di-forex
15. Laman http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-spekulasi/

Anda mungkin juga menyukai