Anda di halaman 1dari 3

Bacakah teks cerita sejarah fiksi berikut degan cermat!

Legenda Batu Menangis

Di sebuah daerah di Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin. Rumah si janda miskin itu ada
di sebuah bukit yang letaknya cukup jauh dari desa. Janda miskin itu tinggal di rumah tersebut
tidak sendiri sebab ia memiliki seorang anak gadis yang cantik jelita. Sayangnya, perilaku si
anak gadis sangatlah buruk sebab bukan hanya pemalas, anak gadisnya itu sehari-hari
pekerjaannya hanyalah bersolek saja.

Anak gadis yang cantik jelita itu juga tidak tahu diri, sebab sikapnya sangat manja sehingga
segala permintaannya harus segera dikabulkan. Anak gadis itu seperti tidak mau tahu bahwa
ibunya harus banting tulang setiap hari dan penghasilannya itu biasanya hanya cukup untuk
makan sehari-hari.

Suatu hari, janda miskin mengajak anak gadisnya pergi ke desa untuk berbelanja. Letak rumah
janda miskin yang ada di atas bukit itu terbilang cukup jauh dari pasar yang ada di desa, sehingga
perjalanan dari rumah ke pasar tersebut tentu sangat melelahkan. Si anak gadis dengan santai
melenggang dengan pakaian bagus, ia ingin orang-orang mengagumi kecantikan dan kemolekan
tubuhnya.

Sedangkan ibunya dibiarkannya berjalan di belakang dengan pakaian yang sangat dekil. Tempat
tinggal mereka yang jauh dari desa itu membuat semua penduduk desa tidak tahu bahwa kedua
perempuan yang sedang berjalan ke arah pasar itu adalah ibu dan anak. Banyak penduduk desa
yang terpesona melihat kecantikan si anak gadis, khususnya para pemuda desa.

Namun, saat melihat seorang ibu tua dengan pakaian dekil yang berjalan di belakang gadis
tersebut, membuat banyak penduduk desa yang melihat itu bertanya-tanya. Benar saja, akhirnya
ada seorang pemuda yang mendekati gadis tersebut dan bertanya “Hai, gadis cantik, siapakah
yang berjalan di belakangmu itu? Apakah dia ibumu?”

Mendengar pertanyaan itu, si gadis langsung menjawab dengan ketus dan angkuh, “Tidak, ia
adalah pembantuku” setelah menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh salah satu pemuda desa
itu, ibu dan anak itu melanjutkan perjalanannya. Tidak seberapa jauh dari lokasi tersebut, ada
pemuda lain yang bertanya hal yang sama dan lagi-lagi gadis tersebut tidak mengakui ibunya
yang malang itu.

Berkali-kali ditanya hal yang sama selama perjalanan menuju pasar, si gadis tetap menyangkal
bahwa perempuan tua yang berjalan di belakangnya itu adalah ibunya. Awalnya, janda miskin
yang mendengar jawaban dari anak gadisnya itu tidak terlalu mempedulikan dan masih bisa
menahan diri. Namun setelah berulang kali mendengar jawaban dari anak gadisnya itu, si ibu tua
itu akhirnya mengeluh dalam hati.
Dalam hatinya, janda miskin itu berdoa “Ya Tuhan, hamba tidak kuat menahan hinaan yang
diberikan oleh anak kandung hamba sendiri. Mengapa dia begitu tega memperlakukan hamba
seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak durhaka ini.” Setelah janda miskin itu selesai berdoa, tiba-
tiba suatu keajaiban terjadi.

Perlahan-lahan tubuh si anak gadis itu berubah menjadi batu, dimulai dari bagian kaki hingga
perlahan-lahan ke setengah badan. Melihat perubahan tubuhnya itu, anak gadisnya itu menangis
dan memohon ampun kepada ibunya yang telah dihinanya berulang kali itu. Anak gadis itu terus
menerus menangis sambil meratap dan memohon ampun.

Namun, semuanya telah terlambat, akhirnya seluruh tubuh gadis angkuh dan tak tahu diri itu
berubah menjadi batu. Meskipun sudah menjadi batu, banyak orang yang melihat bahwa kedua
matanya masih menitikkan air mata seperti orang yang sedang menangis. Oleh sebab itu, batu itu
akhirnya dikenal dengan sebutan batu menangis.

Itulah legenda batu menangis yang dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai sebuah peristiwa
yang benar-benar nyata pernah terjadi. Maka dari itu, janganlah durhaka kepada ibu sebab
perbuatan laknat itu layak mendapat hukuman dari Tuhan.

Teks cerita dalam bahasa Indonesia memang terdiri dari beragam jenis dan sangat menarik untuk
dipelajari. Berbagai contoh teks cerita sejarah fiksi diatas diharapkan bisa memperkaya
pengetahuan Anda tentang jenis-jenis teks cerita dalam bahasa Indonesia.

1. Ananlisislah struktur teks cerita sejarah fiksi dengan mengisi format tabel berikut!
Analisis harus disertai kutipan kalimatnya!

Unsur Intinsik Unsur Ekstrinsik


a. Tema : Seorang anak yang durhaka Nilai social : Meskipun orang-orang
kepada orang tuanya. menghina orang tua kita, kita harus berani
membelanya bukan malah ikut
menghinanya dengan tidak mengakuinya.
b. Amanat : Meski dalam kehidupan Nilai moral : Doa ibu adalah kemauan
susah, kita harus menghormati dan Tuhan. Maka, janganlah menyakiti ibumu.
menghargai orang tua yang telah
berusaha untuk kita.

c. Tokoh dan penokohan : Gadis jelita, Nilai politik:……………………………


Ibu tua dan pemuda

d. Latar : Rumah, perkampungan desa, Nilai ekonomi : Seberapa miskin atau


pasar susahnya keadaan ekonomi kita, tidak
Pagi menuju siang hari semestinya kita melakukan segala cara
Menyedihkan, marah, menakutkan yang tidak baik dan merugikan untuk
(tempat, waktu, suasana) mendapatkan ekonomi yang lebih baik
terutama kepada orang tua.
e. Sudut pandang : Orang ketiga Nilai keagamaan : Orang tua adalah wakil
Tuhan di dunia. Jadi kita harus
menghormati dan menyayangi orang tua
kita.
f. Alur : Maju
(tahapan alur dan jenis alur)
g. gaya bahasa/ majas : Majas
Personifikasi

2. Analisilah kaidah kebahsaan teks cerita sejarah fiksi!

Kaidah kebahasaan Kutipan teks


a. Menggunakan kalimat bermakna Suatu hari
lampau

b. Penggunaan konjungsi yang Suatu hari, sehingga, setelah, sambil,


menyatakan urutan waktu akhirnya,

c. Penggunaan kata kerja material Menangis

d. Penggunaan kalimat tidak Janda miskin mengajak anak gadisnya


langsung pergi ke desa, ibu dan anak itu
melanjutkan perjalanannya, gadis tersebut
tidak mengakui ibunya
e. Penggunaan kata kerja mental Melenggang, mengagumi, melihat,
berjalan, membuat, bertanya,
mendekat/i, mendengar, menjawab,
mengaku/i, menyangkal, mempedulikan,
mengeluh, memohon, menangis.
f. Penggunaan dialog Durhaka, licik, angkuh

…..

Anda mungkin juga menyukai