Anda di halaman 1dari 5

Nama : Andi Wahyuda

Kelas : XII IPA 3

NIS : 218038

K.D 3.3 : Teks Cerita Sejarah

Legenda Batu Menangis

Orientasi :

Di sebuah daerah di Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin. Rumah si janda miskin itu ada di sebuah
bukit yang letaknya cukup jauh dari desa. Janda miskin itu tinggal di rumah tersebut tidak sendiri sebab
ia memiliki seorang anak gadis yang cantik jelita. Sayangnya, perilaku si anak gadis sangatlah buruk
sebab bukan hanya pemalas, anak gadisnya itu sehari-hari pekerjaannya hanyalah bersolek saja.

Anak gadis yang cantik jelita itu juga tidak tahu diri, sebab sikapnya sangat manja sehingga segala
permintaannya harus segera dikabulkan. Anak gadis itu seperti tidak mau tahu bahwa ibunya harus
banting tulang setiap hari dan penghasilannya itu biasanya hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Urutan Peristiwa :

Suatu hari, janda miskin mengajak anak gadisnya pergi ke desa untuk berbelanja. Letak rumah janda
miskin yang ada di atas bukit itu terbilang cukup jauh dari pasar yang ada di desa, sehingga perjalanan
dari rumah ke pasar tersebut tentu sangat melelahkan. Si anak gadis dengan santai melenggang dengan
pakaian bagus, ia ingin orang-orang mengagumi kecantikan dan kemolekan tubuhnya.

Sedangkan ibunya dibiarkannya berjalan di belakang dengan pakaian yang sangat dekil. Tempat tinggal
mereka yang jauh dari desa itu membuat semua penduduk desa tidak tahu bahwa kedua perempuan
yang sedang berjalan ke arah pasar itu adalah ibu dan anak. Banyak penduduk desa yang terpesona
melihat kecantikan si anak gadis, khususnya para pemuda desa.

Namun, saat melihat seorang ibu tua dengan pakaian dekil yang berjalan di belakang gadis tersebut,
membuat banyak penduduk desa yang melihat itu bertanya-tanya. Benar saja, akhirnya ada seorang
pemuda yang mendekati gadis tersebut dan bertanya “Hai, gadis cantik, siapakah yang berjalan di
belakangmu itu? Apakah dia ibumu?”

Mendengar pertanyaan itu, si gadis langsung menjawab dengan ketus dan angkuh, “Tidak, ia adalah
pembantuku” setelah menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh salah satu pemuda desa itu, ibu dan
anak itu melanjutkan perjalanannya. Tidak seberapa jauh dari lokasi tersebut, ada pemuda lain yang
bertanya hal yang sama dan lagi-lagi gadis tersebut tidak mengakui ibunya yang malang itu.

Berkali-kali ditanya hal yang sama selama perjalanan menuju pasar, si gadis tetap menyangkal bahwa
perempuan tua yang berjalan di belakangnya itu adalah ibunya. Awalnya, janda miskin yang mendengar
jawaban dari anak gadisnya itu tidak terlalu mempedulikan dan masih bisa menahan diri. Namun setelah
berulang kali mendengar jawaban dari anak gadisnya itu, si ibu tua itu akhirnya mengeluh dalam hati.

Dalam hatinya, janda miskin itu berdoa “Ya Tuhan, hamba tidak kuat menahan hinaan yang diberikan
oleh anak kandung hamba sendiri. Mengapa dia begitu tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya
Tuhan, hukumlah anak durhaka ini.” Setelah janda miskin itu selesai berdoa, tiba-tiba suatu keajaiban
terjadi.

Perlahan-lahan tubuh si anak gadis itu berubah menjadi batu, dimulai dari bagian kaki hingga perlahan-
lahan ke setengah badan. Melihat perubahan tubuhnya itu, anak gadisnya itu menangis dan memohon
ampun kepada ibunya yang telah dihinanya berulang kali itu. Anak gadis itu terus menerus menangis
sambil meratap dan memohon ampun.

Namun, semuanya telah terlambat, akhirnya seluruh tubuh gadis angkuh dan tak tahu diri itu berubah
menjadi batu. Meskipun sudah menjadi batu, banyak orang yang melihat bahwa kedua matanya masih
menitikkan air mata seperti orang yang sedang menangis. Oleh sebab itu, batu itu akhirnya dikenal
dengan sebutan batu menangis.

Reorientasi :

Itulah legenda batu menangis yang dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai sebuah peristiwa yang
benar-benar nyata pernah terjadi. Maka dari itu, janganlah durhaka kepada ibu sebab perbuatan laknat
itu layak mendapat hukuman dari Tuhan.

K.D 4.3 : Teks Eksplanasi Nilai Cerita Sejarah

Nilai cerita sejarah legenda batu menangis :

Nilai moral dari Cerita Rakyat Legenda Batu Menangis adalah selalu hormati dan sayangi kedua orang
tuamu, karena kesuksesan dan kebahagiaan mu akan sangat tergantung dari doa kedua orangtuamu.

Teks eksplanasi cerita sejarah legenda batu menangis :

Pernyataan Umum :

Orang tua adalah akar dari hidup kita. Ibu telah mengandung kita selama 9 bulan, melahirkan kita
dengan bertaruh nyawa, merawat serta menjaga kita dengan perannya, dan membesarkan kita,
mendidik kita hingga sekarang ini. Bagaikan pohon tak berakar itulah hidup tanpa orang tua. Karena
tanpa akar pohon akan tumbang dan tanpa orang tua kita tidak akan ada didunia ini. Bukan hanya peran
ibu dalam hidup kita. Ibarat ibu adalah akar. Maka ayah diumpamakan sebagai tangkai, Tanpa tangkai
pohon tidak akan seimbang, Sama halnya tanpa ayah, seorang anak akan menjadi kehilangan kasih
sayang, kehilangan pendukungnya, kehilangan semangatnya, dan kehilangan apa yang ia sayangi.

Deretan Penjelas :
Kita sebagai anak harus selalu menyayagi,menghormati dan menuruti apa yang dikatakan ataupun
diperintahkan oleh kedua orang tua untuk kita. Sebab orang tua itu tidak akan pernah melakukan
perbuatan yang akan menjerumuskan anaknya ke hal-hal yang negatif buruk. Karena Ridho Allah SWT,
bergantung pada keridhoan kedua orang tua dan Murka Allah SWT, juga tergantung pada kemurkaan
kedua orang tua. Ingat jangan pernah sekali-kali kita membentak,membenci,mendurhakai, bahkan
mencaci maki kedua orang tua kita. Sebab tanpa kedua orang tua kita ini tidak akan pernah berarti apa-
apa.

Mungkin dalam kehidupan sehari-hari kita pernah dimarahi oleh kedua orang tua kita masing-masing.
Tetapi kita sebagai anak jangan menganggap perbuatan orang tua yang telah dilakukan kepada kita itu
perbuatan yang negatif. Bahkan hal tersebut kita anggap saja hal yang positif karena itu bentuk rasa
peduli,pengertian, dan kasih sayang kedua orang tua untuk kita. Ayah dan Ibu melakukan semua itu
karena memberi sebuah nasihat,pengarahan untuk arahan yang jauh lebih baik dan agar kita tidak
terjerumus ke hal-hal yang buruk.

"Ridho Allah Karena ridho orang tua". Sepenggal kalimat itu menggambarkan betapa tingginya derajat
orang tua dihadapan sang pencipta.

Banyak orang menjadi sukses dalam kehidupan ini karena faktor orang tua, terutama ibu. Peran sosok
wanita yang mengandung, melahirkan dan membesarkan, serta mendidik anak-anaknya itu, sangat
penting dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam kehidupannya.

Kalimat itu menegaskan bahwa jika seseorang ingin sukses dalam hal apapun, mintalah doa restu
kepada orang tua, niscaya Allah pun akan memudahkan segala urusannya.

Ulasan :

Maka, dari itu sebelum orang tua kita tiada, Hormatilah ia, cintailah ia, sayangilah ia, patuh dan
tunduklah terhadap apa yang disuruhnya. Karena jika tak ada akar dan tangkai mungkin daun tidak akan
tumbuh. Begitulah manusia tanpa ibu dan ayah akan menjadi gelandang, Bayangkan jika pohon tanpa
akar akan tumbang maka pasti seorang anak tanpa ibu akan jatuh, Bayangkan jika batang tanpa tangkai
niscaya ia tak akan memiliki daun dan ia akan tumbang dan mati. Maka sayangi dan hormatilah orang
tua, seperti ia menyayangimu tiada habisnya. Karena tanpa doa kedua orang tua kita tidak akan bisa
mencapai yang namanya kesuksesan dan kebahagiaan.

K.D 3.4 : Unsur Kebahasaan Cerita Sejarah

Unsur kebahasaan cerita sejarah legenda baru menangis :

•Pronomina (kata ganti)

 kata ganti orang pertama jamak : kita

•Frasa adverbial

 Menunjukkan tempat : di sebuah daerah di Kalimantan


•Verba material

 Berjalan

•Konjungsi Temporal (kata sambung waktu)

 Setelah

K.D 4.4 : Menulis Teks Cerita Pribadi

judul : Cukup Dikenang Saja

Orientasi:

Saya bernama Andi Wahyada biasa di panggil Andi Uda, anak keenam dari enam bersaudara Saya lahir di
walanga, 10 Agustus 2002.

Urutan Peristiwa :

Masa kecil saya cukup menyenangkan. saya masuk ke taman kanak - kanak pada tahun 2006. Ayah
saya adalah saorang petani yang sehari harinya pergi kesawah untuk bercocok tanam. sedangkan lbu
saya adalah seorang ibu rumah tangga.

Saat libur tiba saya biasanya akan ikut ayah ke sawah. untuk membantu apa yang bisa aku kerjakan.
setelah saya lulus Tk, saya melanjutkan pendidikan di sebuah SD Negeri yg letaknya cukup dekat dari
rumah.

Selelah saya masuk SD saya selalu berangkat dan pulang sekolal bersama teman- teman. Adapun teman
sebangkuku darı kelas 1 sampai kelas 6 SD yaitu Ardi sayangnya. setelah lulus SD saya dan Ardi harus
berpisah sekoah.

Saya melanjutkan pendidikan di SMP Negert 1 Penrang sedangkan Ardi melanjutkan pendidikannya ke
MTS Muhammadiyah Doping. Di SMP saya mendapatkan banyak teman baru dan tentunya kenangan-
kenangan bersama teman- teman itu tidak mudah untuk terlupukan.

salah satu kenangan yang sulit di lupakan itu adalah ketika ikut perkemahan 17 Agustus (kemerdekaan)
yang dimana kita tidur bareng, makan bareng dll.

Setelah lulus SMP, saya pun melanjutkan pendidikan saya di SMA Negeri 2 Wajo, bersama teman-teman
saya.

Reorientasi :

Masa-masa sekolah mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA cukup banyak kenangan yang tercipta. Suka duka
bersama teman-teman memang begitu berharga. Apalagi saat ini saya juga masih sering berkomunikasi
dengan teman-teman sekolah.

Anda mungkin juga menyukai