Anda di halaman 1dari 3

FUNDAMENTAL BISNIS APOTEK

WAJIB DIKETAHUI PEMULA

Fundamental Pertama

“Apoteker harus memiliki pola pikir sebagai pebisnis apotek (owner apotek)”

Biasanya, apoteker hanya fokus terhadap pelayanan apotek, baik pada saat apotek sepi maupun
ramai. Pada pola pikir zaman dahulu, Apoteker hanya sebatas menjaga apotek, berpraktik, dan
fokus terhadap pelayanan apotek. Hal ini tidaklah salah karena sebagai apoteker kita harus
memberikan pelayanan kefarmasian yang baik kepada masyarakat. Namun jika ingin menjadi
bisnis owner maka pola pikir kita harus di-upgrade. Jika kita sebagai bisnis owner, maka pola
pikir kita harus berfokus kepada 5 pilar. 5 pilar yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Ownership
Owner harus mempunyai rasa “memiliki”. Pada saat di apotek, owner berperan sebagai
sebagai supir atau nahkodanya. Owner harus memikirkan bagaiamana caranya agar
apotek dapat berjalan dan menghasilkan keuntungan. Jika apotek kita masih sepi, maka
owner harus tahu apa yang harus dilakukan, seperti menguatkan marketing terlebih
dahulu.
2. Marketing
Marketing yang dimaksud adalah
a. Bagaimana caranya agar ketika kita buka apotek, orang lain tahu akan apotek kita?
b. Bagaimana caranya agar orang yang sudah tahu, datang ke apotek kita?
c. Bagaimana caranya agar orang yang datang ke apotek kita, mau membeli di apotek
kita?
d. Bagaimana caranya agar orang yang membeli di apotek kita, membeli lagi di tempat
kita?
e. Bagaimana caranya agar orang yang membeli lagi, mau membeli lebih banyak di
apotek kita?

Jika semua pertanyaan sudah terjawab maka apotek akan ramai. Pada saat apotek ramai
owner pasti tidak dapat menghandle sendiri dan akan merekrut karyawan. Dalam
merekrut karyawan, apoteker dibantu oleh seorang HRD.
3. HRD
Tugas HRD adalah mengatur bagaimana caranya agar SDM apotek masuk dalam
standar kualitas pelayanan apotek yang diinginkan. HRD mencari cara agar karyawan
memiliki performa yang selalu bagus, baik karyaan outlet, gudang, order, pelunasan
hutang, dll. HRD bertugas untuk menjaga kualitas SDM pekerja dan cara agar
rekruietmen SDM tetap ada dan berkesinambungan. Ada kalanya karyawan masuk ke
apotek kita dan ada kalanya keluar. Itu merupakan siklus alamiah yang
berkesinambungan dan jangan berhati lemah ketika mengeluarkan karyawan. Jika
karyawan tidak dijaga oleh owner maka performanya akan turun dan hanya merugikan
owner. Untuk mencapai SDM yang dinginkan maka rekruitmennya harus bagus,
pelatihan/training yang optimal, memiliki system punishment yang jelas, dan system
penggajian yang tepat.
4. Operation
Jika HRD sudah mulai tertangani maka biasanya terdapat masalah operation. Masalah
operation yang dimaksud adalah terjadinya kebocoran, seperti karyawan mencuri,
barang hilang, banyak barang yang expired, terjadi kesalahan order, memiliki hutang
yang terlalu besar, dan banyak kerugian yg muncul. Semua kerugian itu harus ditutupi
dan dilakukan perbaikan system operation.
5. Finance
Setelah itu adl masalah finance ( pengaturan uang yg dialokasikan) melihat apotek yg
ada masalah ada di bagian keuangan.

Selain berfokus dalam 5 pilar bisnis, kita juga harus mengetahui level bisnis kita agar dapat
menentukan fokus kegiatan yang harus dilakukan untuk mengembangkan bisnis kita,
diantaranya adalah :

1. Start up (pemula)
Pada level start up, owner berfokus pada cara penjualannya. Pada level ini, owner dapat
menguatkan marketing produknya, merancang bisnis model canvas yang baik,
menonjolkan value produknya dan mematangkan bisnis konsep yang dibuat.
2. Profiting
Pada level ini, owner mulai memaksimalkan keuntungannya. Sebagai owner dituntut
memiliki mentalitas orang kaya yaitu “Tidak menggunakan uang secara berlebihan
dan harus sesuai dengan angka kecukupannya”. Sebagai owner, kita harus memiliki
standar kesederhanaan dan menerapkan golden money management. Jika level
kesederhanaan naik, semakin mewah dan semakin banyak pengeluaran yang kita
keluarkan. Pada level profiting ini owner akan sibuk di dunia apotek, namun ketika
keluar dari apotek, apoteknya akan terbengkalai. Ketika hal ini sudah terjadi maka harus
dilakukan sistemasi apotek. Kesimpulannya, pada level ini owner mengumpulkan profit
sebanyak-banyaknya untuk menyelamatkan diri agar tidak terbelenggu di dalam
apotek. Pada level profiting dilakukan investasi ke dalam untuk melakukan sistemasi.
3. Sistemasi
Pada level sistemasi, apoteker membuat system 5 pilar seperti di atas dan dilakukan
sistemasi. Sistemasi ini memerlukan modal yang banyak dan harganya tidaklah murah.
Owner lebih dituntut untuk bersabar ketika memiliki cash yang gemuk (banyak
pemasukan). Ketika memiliki pemasukan yang banyak, owner akan memiliki keinginan
untuk investasi ke luar, namun lebih disarankan untuk melakukan investasi ke dalam
terlebih dahulu dengan memperbaiki sistemasi apotek, setelah itu barulah melakukan
duplikasi apotek. Sistemasi apotek ini mengatur bagaiamana caranya bagian marketing
dapat berjalan sendiri tanpa harus diarahkan owner, HDR yang dapat berjalan sendiri,
finance, dan operasional yang berjalan tanpa harus menunggu perintah dari owner.
4. Duplikasi
Pada level duplikasi, pastikan sistemasi apoteker berjalan dengan lancer dan 5 pilar
bisnis benar benar bekerja dengan baik. Pada level ini kepercayaan dan tanggung jawab
sangat diperlukan untuk keberlangsungan apotek
5. Investasi
Ketika kita sudah berhasil menduplikasi apotek dan memiliki omzet yang gemuk, maka
kita dapat berinvestasi keluar dengan berbagai pihak atau lembaga agar omzet yang kita
dapatkan dapat terus berputar dan berguna bagi orang lain dan kita juga bias
mendapatkan passive income dari investasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai