Anda di halaman 1dari 16

1.

Jelaskan perihal pengertian penalaran dengan menggunakan sumber ilmiah


dan benar!
- Penalaran adalah cara menggunakan nalar, pemikiran atau cara berpikir logis dengan
ciri masing-masing yang saling berhubungan satu sama lain sampai pada simpulan
atau memperoleh pengetahuan baru.
(http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/19387)\

- Secara ilmiah, penalaran adalah cara berfikir spesifik utk menarik kesimpulan dari
premis-premis yang ada. Sehingga tidak semua berfikir adalah bernalar, kegiatan
berfikir yang bukan bernalar adalah mengingat-ingat sesuatu dan melamun
(https://uinsby.ac.id/)

- Penalaran merupakan bagian berpikir yang bertolak dari pengamatan


indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Sehingga nantinya akan menghasilkan preposisi baru yang sebelumnya tidak dikenal.
(https://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3073-2962/Penalaran_25066_p2k-unkris.html)

Kesimpulan : penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan landasan


logika untuk menarik kesimpulan berdasarkan fakta (premis) yang telah dianggap
benar sehingga nantinya menghasilkan preposisi yang tidak dikenal sebelumnya.

2. Jelaskan perihal konsep silogisme dalam penalaran! Gunakan sumber yang


benar dan akurat!
Sumber 1 : (https://www.gurupendidikan.co.id/silogisme/)

 Apabia salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus pertikular
juga. Contoh :
Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor)
Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor)
Jadi, sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi)
 Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif
juga. Contoh :
Semua korupsi tidak disenangi (mayor)
Sebagian pejabat korupsi (minor)
Jadi, sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).

 Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh :
Beberapa politikus tidak jujur (premis 1)
Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak harus disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka
kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang
mungkin tidak jujur (konklusi).

 Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan.
Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menghubungkan kedua proposisi
premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif. Contoh :
Kerbau bukan bunga mawar (premis 1)
Kucing bukan bunga mawar (premis 2)
Kedua premis tersebut tidak mempunya kesimpulan.

 Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah
diambil kesimpulan. Contoh :
Semua ikan berdarah dingin.
Binatang ini berdarah dingin.
Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.

 Term predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikay yang
pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh :
Kerbau adalah binatang (premis 1)
Kambing bukan kerbau (premis 2)
Jadi, kembing bukan binatang?
Binatang pada konklusi merupakan term negatid sedangkan pada premis 1 bersift
positif.

 Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis
minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain. Contoh :
Bulan itu bersinar di langit (mayor)
Januari adalah bulan (minor)
Jadi, januari bersinar dilangit?

 Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak
diturunkan konklusinya. Contoh :
Kucing adalah binatang (premis 1)
Domba adalah binatang (premis 2)
Beringin adalah tumbuhan (premis 3)
Sawo adalah tumbuhan (premis 4)
Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya.

Sumber 2: ????

- Hukum pertama silogisme tidak boleh lebih atau kurang dari tiga term
- Hukum kedua. Term antara atau tengah (medium) tidak boleh masuk (terdapat)
dalam kesimpulan.
- Hukum ketiga. Wilayah term dalam konklusi tidak boleh lebih luas dari wilayah
term itu dalam premis
- Term antara (medium) hanya sekurang-kurangnya satu kali universal

Sumber 3 : ???
Isi ??
Kesimpulan ??
3. Jelaskan unsur-unsur silogisme dengan runtut dan benar dengan menggunakan
referensi yang baik!

Sumber 1 : (https://materi.co.id/silogisme/)
 Premis mayor : kalimat yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan. Hal ini
dinamakan sebagai pangkal pikir yang membuat term mayor dari silogisme itu,
dimana nantinya akan timbul menjadi predikat dalam kesimpulan.
 Premis minor : keputusan kedua yang berupa pangkal pikiran yang kecil dari
silogisme, dimana nantinya menjadi predikat dalam kesimpulan
 Medium : bagian-bagian yang sama dalam 2 kesimpulan, terdapat pada kedua
premis yaitu mayor dan minor, maka guna sebagai penghubung antara
keduanya, tetapi tidak muncul dalam kesimpulan
 Kesimpulan : keputusan ketiga yang disebut kesimpulan, keputusan baru yang
menjelaskan bahwa apa yang benar dalam mayor, juga benar dalam minor

Sumber 2: (https://www.scribd.com/document/414947095/Unsur-Yang-Terdapat-
Di-Dalam-Silogisme)
 Premis Umum (premis mayor) menyatakan bahwa anggota golongan tertentu
(=semua A) memilki sifat atau hal tertentu (=B).
 Premis Khusus (premis minor) menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (=C)
adalah anggota golongan tertentu (=A).
 Simpulan menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (=C) memiliki sifat atau hal
yang tertentu (=B)

Sumber 3 : (https://osf.io/dq4kc/download/?format=pdf)
 Premis mayor adalah premis yang didalamnya terdapat term predikat (P) yang
akan diperbandingkan dengan term antara (M).
 Premis minor didalamnya terdapat term subjek (S) yang akan diperbandingkan
dengan term antara (M).
 Kesimpulan adalah kebenaran baru yang diperoleh melalui proses penalaran yang
berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara term mayor (P) dan term
minor (S)

Kesimpulan:
Silogisme mempunyai 3 unsur yaitu Premis Mayor, Premis Minor, dan Simpulan.
Premis mayor berarti pangkal pikir yang memuat term mayor dari silogisme itu ,
dimana nantinya akan timbul menjadi predikat dalam kesimpulan. Premis minor
artinya pangkal pikiran yang kecil dari silogisme, dimana nantinya akan timbul
menjadi predikat dalam kesimpulan. Kesimpulan ialah keputusan baru yang
menjelaskan adanya kesesuaian tau tidak antara term mayor dan term minor.
4. Jelaskan prinsip-kaidah siologisme yang harus dipatuhi manakala hendak
diperoleh penalaran yang benar dan logis!
Sumber 1 : (https://bolehcarisini.blogspot.com/2019/11/prinsip-prinsip-penyimpulan-
sebagai.html?m=1)
Prinsip konotasi term dalam silogisme.
A. ) Dua hal yang sama, jika yang satu diketahui sama dengan hal yang ketiga, maka
yang lain pun pasti sama
B. Dua hal yang sama, jika sebagian yang satu termasuk dalam hal ketiga, maka
sebagian yang lain pun termasuk didalamnya

Prinsip denotasi term dalam silogisme.


A. Jika sesuatu hal diakui sebahai sifat yang sama dengan keseluruhan, maka diakui
pula sebagai sifat oleh bagian-bagian dalam keseluruhan
B. Jika sesuatu hal diakui sebagai sifat yang sama dengan bagian dari suatu
keseluruhan, maka diakui pula sebagai bagian dari keseluruhannya itu
C. Jika sesuatu hal diakui sebagai sifat yang meliputi keseluruhan, maka meliputi pula
bagian - bagian dalam keseluruhan itu
D. Jika sesuatu hal tidak diakui oleh keseluruhan, maka tidak diakui pula oleh bagian-
bagian dalam keseluruhan itu.

Sumber 2 : (https://text-id.123dok.com/document/6zk66kmmy-prinsip-dasar-
silogisme-bentuk-silogisme-aturan-aturan-umum-silogisme-kategoris-dan-
pelanggaran-yang-menimbulkan.html)
1. Terdapat dua buah term, keduanya mempunyai hubungan dengan term lain, maka
kedua term itu satu sama lainnya memiliki hubungan pula A = C; B = C; ... A = C.
Contohnya : Pak Ewoy adalah ayah Ewey Pak Ewoy adalah guru SD Jadi, ayah Ewoy
adalah guru SD 2 Terdapat dua buah term, satu di antaranya mempunyai hubungan
dengan sebuah term ketiga, sedangkan term yang satu lagi tidak, maka kedua term itu
tidak mempunyai hubungan satu sama lain A = C; B = C; ... A = B. Contoh : Ani
bukanlah putri Pak Ano. Puteri Pak Ano sangatlah cantik. Jadi, Ani tidaklah cantik.

Sumber 3 : (Dian Sri Mulyani S.I.Kom, M.Si. Jurnal)


1. Sebuah silogisme harus terdiri dari tiga proposisi : premis mayor (umum), premis
minor (khusus) dan Konklusi (kesimpulan)
2. Dalam ketiga proposisi, harus terdapat 3 term : term mayor, term minor, dan term
tengah.
3. Setiap term yang terdapat dalam kesimpulan harus tersebar atau sudah disebut
dalam premis premisnya
4. Bila salah satu premis bersifat universal dan yang lain bersifat partikular, maka
konklusinya bersifat
partikular. Kalau konklusinya bersifat universal, maka silogisme akan ditolak karena
tidak logis.
5. Dari dua premis yang bersifat universal, konklusi yang diturunkan juga harus
bersifat universal.

Kesimpulan :
Berdasarkan ketiga sumber diatas maka dapat disimpulkan, kaidah yang diperlukan
dalam membuat silogisme adalah :
- Term: silogisme tidak boleh mengandung kurang atau lebih dari 3 term (mayor,
minor, antara)
- Term antara tidak boleh masuk dalam kesimpulan
- Term subjek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas dari term dalam
premis
- Term antara harus sekurang-kurangnya satu kali muncul sebagai term/ pengertian
universal
2. Proposisi
Dalam silogisme hanya terdapat tiga term yaitu Premis mayor, premis minor, dan
simpulan. Pernyataan pertama dalam silogisme disebut premis mayor (PM),
sedangkan pernyatan
kedua disebut premis minor (Pm).

Apabila kedua premis positif maka kesimpulannya harus positif


Kedua premis tidak boleh negatif
Kedua premis tidak boleh partikular
Kesimpulan harus mengikuti premis yang paling lemah
Jika salah satu premis negatif, maka kesimpulannya harus negatif
Jika salah satu premis negatif dan partikular, maka kesimpulannya negatif dan
partikular
Jika salah satu premis partikular, kesimpulannya partikular.
3. Rumus:
PM (premis mayor) : A = B
Pm (premis minor) : C = A
Simpulan : C = B

5) Jelaskan secara rinci bentuk-bentuk silogisme yang kemungkinan muncul sebagai


alternatif berpikir!

Sumber : (https://id.scribd.com/presentation/357897316/Bentuk-Bentuk-Silogisme)

-Bentuk 1 (silogisme Sub-Pre)


Term tengah (M) berkedudukan sebagai subyek didalam premis mayor dan
berkedudukan sebagai predikat dalam premis minor, maka bentuknya adalah:
M-P dengan model S-M & S-P
JIKA:
S : Term Mayor Misal : Kantor Pajak
P : Term Minor Misal : Pelayan Publik
M: Term Tengah Misal : birokrasi
Misal
Premis Mayor (M-P): semua birokrasi adalah pelayan publik
Premis Minor (S-M): Kantor pajak adalah birokrasi
Silogisme (S-P): Kantor pajak adalah pelayan publik

-Bentuk 2 (Silogisme Bis-Pre)


Term tengah (M) berkedudukan sebagai predikat, baik didalam premis mayor maupun
di dalam premis minor, bentuknya:
P-M dengan model S-M &S-P
Misal:
Premis Mayor (P-M) : semua pelayan publik adalah aparatur birokrat
Premis Minor (S-M) : Zahra adalah aparatur birokrat
Silogisme (S-P): Zahra adalah pelayan publik

- Bentuk 3 (Silogisme Bis-Sub)


Term tengah(M) berkedudukan sebagai subjek, baik di dalam premis mayor maupun
premis minor. Maka bentuknya adalah:
M-S dengan model M-P&S-P
Misal
Premis Mayor (M-S) : Pembuat kebijakan adalah administrator publik
Premis Minor (M-P): Pembuat kebijakan adalah pelayan publik
Silogisme (S-P): Administrator publik adalah pelayan publik

-Bentuk 4 (Silogisme Pre-Sub)


Term tengah (M) berkedudukan sebagai predikat di dalam premis mayor,
berkedudukan sebagai subjek dalam premis minor. Maka bentuknya adalah:
S-M dengan model M-P & S-P
Misal:
Premis mayor (S-M): Semua koruptor adalah orang tidak beretika.
Premis Minor (M-P): orang yang tidak beretika adalah pelaku kejahatan publik
Silogisme (S-P): semua koruptor adalah pelaku kejahatan publik

Sumber 2: ???
A.) Silogisme Kategorik adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi kategoris,
yaitu dua buah premis dan sebuah konklusi. Hubungan antara term-term tidak
bersyarat. Silogisme ini proses menggabungkan tiga proposisi, dua menjadi dasar
penyimpulan, satu menjadi kesimpulan. Unsur-unsur penting yang terdapat dalam
silogisme kategoris:
- Tiga buah proposisi: Premis mayor, premis minor, dan konklusi
- Tiga buah term: term Subjek (S), term predikat (P), dan term antara (M)
Contoh:
Premis Mayor : semua kendaraan umum (M) harus memiliki izin trayek (P)
Term Minor : Semua bis kota (S) adalah kendaraan umum (M)
Kesimpulan: Jadi, semua bis kota (S) harus memiliki izin trayek (P)
Hubungan antara ketiga term tersebut (S-M-P) di dalam silogisme dapat
disederhanakan sebagai berikut:
M=P
S=M
S=P

Bentuk silogisme kategorik:


- Silogisme Sub Pre: Term perbandingannya dalam premis pertama sebagai subjek
dan dalam premis kedua sebagai predikat
Polanya : M P, S M, S P
Contoh: Semua manusia akan mati. Rino adalah manusia. Jadi, Rino akan mati
- Silogisme Bis Pre: Term perbandingannya menjadi predikat dalam kedua premis.
Polanya: P M, S M, S P
Contoh: Semua orang yang berjasa terhadap negara adalah pahlawan. Soekarno
adalah pahlawan. Jadi, Soekarno adalah orang yang berjasa dalam negara.
- Silogisme Bis Sub: Term perbandingannya menjadi subyek dalam kedua premis.
Polanya M P, M S, S P
Contoh : Manusia adalah berbudaya. Manusia adalah keberagaman. Jadi, Berbudaya
adalah keberagaman)

B) Silogisme Hipotetik
1. Pengertian
Silogisme hipotetik atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran
deduktif yang
mengandung hipotesis. Silogisme ini bertolak dari suatu pendirian , bahwa ada
kemungkinan apa
yang disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi. Premis mayornya
mengandung
pernyataan yang bersifat hipotesis, dan premis minornya mengandung pernyataan
apakah kondisi
pertama terjadi atau tidak. Singkatnya rumus preposisi mayor dari silogisme ini
adalah jika P maka Q
Ada 4 macam tipe siogisme hipotetik:
A Silogisme hipotetik yang premis minorya mengukui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan. saya naik becak
Sekurang hujan
Jadi saya naik beeak
B. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsckuennya. seperti:
Bila hujan, bumi akan basab
Sekarang bumi telah basah
Jadi hujan telah turun
C. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari anticedent, seperti:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa Jadi kegelisahan akan timbul
D. Silogisme hipotetik yang premis minorya mengingkari bagian konsekuennya,
seperti: Bila
muhasiswa turun ke jalanan. pihak penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah. Jadi, mahasiswa tidak rurun ke julanan.
2. Hukum-hukum Silogisme Hipotetik
Bila antiecedent kita lambungkan dengan A dan konsekuen dengan B. jadwal bukum
silogisme
hipotetik adalah:
a. Bila A terlaksana maka B juga terlaksana
b. Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana (tidak sah=salah)
C. Bila B terlaksana. maka A terlaksana (tidak sah=salah)
d. Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

C. Silogisme Disyungtif
I.Pengertian Silogisme disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusun
disyungtif
sedangkan premis minornya kepurusan kategorik yang mengakui atau mengingkari
salah satu
alternatif yang disebut oleh premis mayor
Silogisme disyungtif adu dua macun:
a. Silogisme disyungtif daiam arti sempit, mayornya mempunyai arti kontradiktif.
sepert:
Ia lulus atau tidak lulus
Ternyata ia lulus. jadi
Ia bukan tidak lulus.
b. Silogisme disyungtif dalam arti luas. premis nayornya mempunyai arti bukan
kontradiktif. seperti:
Hasan di rumah atau di pasar
Ternyata tidak di rumah
Jadi, Hasan di pasar.

Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe:
a.Premis minonya mengingkari salah satu alternatif, konklusinya adalah mengakui
alternatif yang
lain, seperti:
ta berada di luar atau di dalam
Ternyata ia tiduk berada di luar
Jadi in berida di dalam.
b. Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari
alternatif yang
lain, seperti;
Budi di masjd atau di sekolah
Ia berada di masjid
Jadi ia tidak berada di sekolah

D. Dilema
Dilema adalah argumentasi. bentuknya merupukan campuran antara silogisme
hipotetik dan
silogisme disyungtif. Hal ini terjadi karena premis mayornya terdiri dari dua proposisi
hipotetik
dan premis minornya sutu proposisi disyungtif. Konklusinya, berupu proposisi
disyungtif. tetapi
bisa proposisi kategorika. Dalam dilema, terkandung konsekuensi yang kedua
kemungkinannya
sama berat. Adapun konklusi yang diambil selalu tidak menyenangkan.
Bentuk penyimpulan dilema sering digunakan dalam perbincangan untuk menuntut
pada lawan
bicaru mengambil kesimpulan yang sulit atau tidak menyenangkan.
Contoh :
a. Jika engknu berbuat adil, manusia akan membencimu. Jika engkau tidak berbuat
adil, dewa-dewa
akan membencimu. Sedangkan kau harus berbuat adil atau tidak adil. Berbuat adil
atau tidak
engkau akan dibenci.
b. Apabila para mahasiswa suka belajar, maka motivasi menggiatkan belajar tidak
berguna.
Sedangkan bila mahasiswa malas belajar motivasi itu tidak membawa hasil. Karena
itu motivasi
menggiatkan belajar itu tidak bermanfaat atau tidak membawa hasil.
Pada kedua contoh tersebut, konklusi berupa proposisi disjungtif, Contoh pertama
adalah dilema bentuk baku, kedua bentuk non baku.

Sumber 3: (https://www.gurupendidikan.co.id/paragraf-silogisme/)
- Medium menjadi subyek pada premis mayor dan menjadi predikat premis pada
premis minor
- Medium menjadi predikat baik pada premis mayor maupun premis minor
- Medium menjadi subyek pada premis mayor maupun premis minor
- Medium menjadi predikat pada premis mayor dan menjadi subyek pada premis
minor

Kesimpulan:
-Bentuk 1 (silogisme Sub-Pre)
Term tengah (M) berkedudukan sebagai subyek didalam premis mayor dan
berkedudukan sebagai predikat dalam premis minor,
-Bentuk 2 (Silogisme Bis-Pre)
Term tengah (M) berkedudukan sebagai predikat, baik didalam premis mayor maupun
di dalam premis minor,
- Bentuk 3 (Silogisme Bis-Sub)
Term tengah(M) berkedudukan sebagai subjek, baik di dalam premis mayor maupun
premis minor.
-Bentuk 4 (Silogisme Pre-Sub)
Term tengah (M) berkedudukan sebagai predikat di dalam premis mayor,
berkedudukan sebagai subjek dalam premis minor.

6. Jelaskan mengapa soligisme bisa muncul dalam bentuk singkat?


Sumber 1: (http://a-research.upi.edu)
-Setiap silogisme tidak boleh lebih atau kurang dari tiga term yaitu Premis Mayor,
Premis Minor, dan kesimpulan
-Aturannya term tengah harus terdistribusi minimal dalam satu premis
-Suatu term yang terdistribusi dalam konklusi harus terdistribusi dalam premis yang
berkorespondensi

Sumber 2: (http://jurnal.am.ac.id)
- Term antara (M) tidak boleh masuk (terdapat dalam) kesimpulan
- Term subyek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam
premis-premis
- Term antara (M) harus sekurang-kurangnya satu kali universal
- Jika kedua premis bersifat positif, maka kesimpulannya harus afirmatif atau positif
pula
- Kedua premis tidak boleh negatif
- Kedua premis tidak boleh partikular
- Adanya susunan silogisme yang lurus

Kesimpulan:
Silogisme bisa muncul dalam bentuk singkat karena hanya boleh mengandung tiga
term yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Silogisme sendiri
merupakan sebuah kesimpulan dari kesimpulan yang ada, jadi konsepnya saat telah
ada kesimpulan suatu masalah maka silogisme bertindak sebagai ilmu yang menalari
dari kesimpulan masalah tersebut.

7. Dalam konteks pergaulan sehari hari banyak muncul bentuk singkat silogisme:
entimem, epikherema, dan sorites. Jelaskan ketiga hal tersebut dalam kaitannya
dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Sumber: (http://jurnal-ac-id-silogisme dalam hidup sehari-hari/)

A. Entimem, adalah silogisme yang salah satu premisnya atau kesimpulannya


dilampaui. Juga disebut silogisme yang dipersingkat.
Misalnya Jiwa manusia adalah rohani Jadi, tidak akan mati
Kalau dijabarkan menjadi silogisme yang lengkap, silogisme itu
Yang rohani itu tidak dapat (akan) mati. Jiwa manusia adalah rohani. Jadi, jiwa
manusia tidak dapat (akan) mati.

B. Epikherema, adalah silogisme yang salah satu premisnya atau juga kedua-duanya
disambung dengan pembuktinnya. Silogisme ini juga disebut silogisme dengan suatu
premis kausal.
Misalnya
Setiap pahlawan itu agung, karena pahlawan adalah orang yang berani mengerjakan
hal-hal yang mengatasi tuntutan kewajibannya Jenderal Sudirman adalah seorang
pahlawan Jadi, Jenderal Sudirman adalah agung

C. Sorites adalah suatu macam polysilogisme, suatu deretan silogisme. Silogisme ini
terdiri atas lebih dari tiga keputusan. Keputusan-keputusan itu dihubungkan satu sama
lain sedemikian rupa, sehingga predikat dari keputusan yang satu selalu menjadi
subyek keputusanberikutnya. Dalam kesimpulan subyek dari keputusan yang pertama
dihubungkan dengan predikat keputusan yang terakhir.
Misalnya: Orang yang tidak mengendalikan keinginannya menginginkan seribu satu
macam barang.
Orang yang menginginkan seribu satu macam barang, banyak sekali kebutuhannya.
Orang yang banyak sekali kebutuhannya, tidak tenteram batinya. Jadi, orang yang
tidak mengendalikan keinginannya.
tidak tenteram hatinya.

Sumber 2:
 Entimem : kalimat silogisme yang salah satu premisnya dihilangkan/ tidak
diucapkan karena sama-sama diketahui
Contoh:
Iblis enggan mematuhi perintah Allah maka dia termasuk kelompok yang kufur.
Kesombongan adalah dosa. Sebab (kesombongan) menyebabkan kekufuran
Kalimat (a) merupakan kesimpulan, sedangkan kalimat (b) adalah premis minor
(karena bersifat khusus). Silogismenya adalah
Mn : Kesombongan menyebabkan kekufuran
K : Kesombongan adalah dosa
Ada Premis Mayor yang dihilangkan karena bersifat umum

 Epikherema : jabaran dari silogisme kategoria yang diperluas dengan jalan


memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara yang digunakan adalah
dengan menambah keterangan sebab (penjelasan sebab terjadinya, keterangan
waktu, maupun pembuktian keberadaanya)
Contoh:
Setiap yang memabukkan adalah haram sebab keharaman itu merusak. Minuman
keras itu merusak. Jadi minuman keras itu haram.
(Setiap yang memabukkan) terlihat bahwa ada bagian (premis) tertentu (haram) yang
diperluas dengan menambahkan keterangan, alasan sebagai pelengkap premis mayor
(sebab keharaman itu merusak)

 Sorites
- Berisi kesimpulan penutup yang dinyatakan secara eksplisit & premis-premis diatur
sedemikian rupa sehingga setiap dua premis yang berurutan memuat sebuah term
yang sama
- Cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif
Contoh: ???

Kesimpulan:
A. Entimem: silogisme yang dipersingkat, tidak memiliki premis mayor karena
memiliki makna umum. Contoh: Semua atlet giat berlatih. Zohri adalah seorang atlet.
Jadi, Zohri giat berlatih. Entimemnya adalah Zohri giat berlatih karena ia seorang atlet
B. Epikherema: silogisme yang memperluas premisnya dengan menambahkan
penjelasan sebab terjadinya, keterangan waktu, dan pembuktian keberadaanya.
Contoh : Saya adalah manusia biasa. Saya adalah makhluk yang dapat khilaf. Jadi,
semua manusia biasa adalah makhluk yang dapat khilaf karena banyaknya setan
dalam wujud apapun di dunia nyata.
C. Sorites: silogisme yang tersusun berantai-rantai menyatu, yang melibatkan kata
terakhir melakukan pengulangan.
Contoh : Semua anjing pelacak adalah anjing.
Semua anjing adalah mamalia.
Tidak ada ikan yang mamalia.
Oleh karena itu, tidak ada ikan yang merupakan anjing pelacak

Anda mungkin juga menyukai