PENDAHULUAN
Fenomena kritik melalui sebuah lukisan yang disebut mural, sedang marak
bermunculan di Indonesia. Tepatnya pada Agustus lalu, yang diawali dengan
mural mirip Presiden Joko Widodo. Dengan demikian, hal ini menjadi topik
dalam komunikasi yang banyak diperbincangkan.
Tabel 1.1
78.757 retweet
626.792 user 6.600 post made 548.035 likes
dan reply
Diagram 1.1
Kualitas pada program ini dinilai dari 5 aspek indikator, yaitu kepentingan publik,
kedalaman informasi, keberimbangan, dan mengasah penalaran, serta kemampuan
pembawa acara. Dari kelima aspek ini, program Mata Najwa memperoleh kualitas
tertinggi dalam aspek “mengasah penalaran”. Program Talkshow Mata Najwa
dinilai dapat mengasah penalaran pemirsa. Isi pesannya banyak memberikan
informasi dan menginspirasi, serta para narasumber terdiri dari berbagai latar
belakang dan profesi yang ahli pada bidangnya masing-masing. Dengan indeks
mencapai 3.85, program ini dianggap mampu menggiring khalayak untuk dapat
berpikir kritis.
Tabel 1.2
Merujuk pada bahasa Latin, mural berasal dari kata “murus” yang berarti
dinding. Oleh karena itu, mural merupakan lukisan atau gambar dengan media
utama dinding. Mural biasanya terdapat pada dinding-dinding di jalanan, trotoar,
tembok bangunan tidak terpakai, bahkan rumah sekalipun. Namun tidak hanya
itu, lukisan pada media-media permanen lainnya juga dapat disebut mural. Selain
sebagai sebuah seni, mural juga menjadi bentuk kritik sosial dan berfungsi sebagai
media dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah, bahkan lambang protes
pada suatu keadaan.
Timbul banyak pertanyaan, penghapusan mural justru mengundang
banyak perhatian dari berbagai kalangan. Pada kesempatan dan momentum
terbilang relevan, juga berkenaan dengan sejarah mural yang sudah ada sejak era
kemerdekaan. Maka berertepatan dengan 76 Tahun Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia, Program Mata Najwa menyusung tema spesial “Bung, Ini Negeri Kita”
dengan mengulik topik penghapusan mural di jalanan. Pembahasan topik tersebut
dikemas cukup apik. Edisi spesial Program ini, ditayangkan oleh stasiun televisi
Trans 7 pada tanggal 18 Agustus 2021, pukul 20.00 WIB. Selain itu, video
tayangan Mata Najwa Edisi “Bung, Ini Negeri Kita” juga diunggah kembali pada
21 Agustus 2021 di kanal Youtube Narasi Newsroom dengan durasi utuh 1 jam 14
menit 8 detik.
Gambar 1.1
Media massa memiliki pengaruh atas sikap publik. Dalam hal ini sikap
yang dimaksud ialah persepsi khalayak dari apa yang ditangkap dari sebuah
Tayangan. Menurut Stephene Wayne 1992 (dalam Stewart L. Tubbs 2005:216)
bahwa perdebatan dapat meningkatkan minat dan dapat memperjelas, mewarnai,
bahkan mengubah persepsi. Dalam tayangan Mata Najwa Edisi “Bung, Ini Negeri
Kita” penghapusan mural jalanan dibahas dalam sebuah adu argumen
perbandingan antara era Soekarno-Hatta dan masa kini.
(Sumber: Socindex)
Meski kasus Taliban merupakan isu internasional dan juga
menjadi isu besar di Indonesia, tetapi penghapusan mural
juga menjadi polemic yang tidak kalah menarik perhatian.
2. Penghapusan mural menuai pro dan kontra.
3. Mata Najwa sebagai Program Berita Talkshow yang memiliki
kualitas terbaik menurut Komisi Penyiaran Indonesia dalam
Anugrah KPI 2020.
(Sumber: antaranews.com)
Program Talkshow terbaik ini, mengangkat topik
“Penghapusan Mural” pada salah satu tayangnnya.
4. Mata Najwa memiliki banyak audiens yang menonton
tayangannya. Penonton terdiri dari berbagai kalangan,
termasuk mahasiswa. Pada tayangan ulang Mata Najwa Edisi
“Bung, Ini Negeri Kita” di kanal Youtube Narasi, jumlah
video ditonton ialah sebanyak 29.062 kali dan mendapat
sebanyak 688 tanda suka.
Oleh karena itu, untuk memastikan apakah sikap mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya Angkatan 2018 terpengaruh atau
tidak setelah menerima informasi, maka peneliti mengangkat judul Pengaruh
Penerimaan Informasi Tayangan Mata Najwa Edisi “Bung, Ini Negeri Kita”
Terhadap Sikap Mahasiswa mengenai Penghapusan Mural, dalam penelitian ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
1. Valence
Valence atau valensi adalah sejauh mana suatu informasi mendukung apa
yang sudah menjadi kepercayaan seseorang. Suatu informasi dikatakan
positif apabila infomasi tersebut mendukung kepercayaan yang telah ada
dalam diri seseorang sebelumnya. Sedangkan jika yang terjadi adalah
sebaliknya, maka informasi itu dapat dipandang sebagai sesuatu yang
negatif.
2. Bobot Penilaian
Bobot Penilaian berkaitan dengan tingkat kredibilitas informasi tersebut.
Artinya, apabila seseorang melihat informasi itu sebagai suatu kebenaran,
maka ia akan memberikan penilaian yang tinggi terhadap informasi
tersebut. Namun jika sebaliknya, maka penilaian yang ia berikan pun akan
rendah.
Menurut Fishbein dalam (Littlejohn dan Foss 2009:112), ada dua macam
keyakinan. Pertama, yakin pada suatu hal. Ketika seseorang meyakini sesuatu,
mereka akan berkata bahwa hal tersebut ada. Seperti meyakini bahwa keberadaan
mural benar-benar ada dan mural tersebut telah dihapuskan, atau meyakini bahwa
aturan penghapusan mural adalah adanya, dan harus dilaksanakan. Kedua,
meyakini suatu kebenaran adalah perasaan seseorang pada kemungkinan bahwa
hubungan tertentu ada di antara dua hal. Sehingga menempatkan keduanya secara
bersamaan, akan membentuk sebuah sikap positif mengenai suatu hal.
(Sumber: Fishbein dalam Littlejohn dan Foss, 2009:111 dan diolah oleh Penulis)
Disesuaikan dengan konsep dan aspek dalam penelitian ini, maka yang
dimaksud komponen information adalah berkenaan dengan topik yang dibahas
dalam tayangan Mata Najwa Edisi “Bung, Ini Negeri Kita” dengan muatan dialog
mengenai penghapusan mural. Komponen person sebagai komunikan ialah
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya Angkatan
2018. Sedangkan komponen attitude merupakan bentuk dari efek komunikasi,
efek tersebut adalah sikap yang dihasilkan, atau dapat berupa sebuah perubahan
persepsi.
Penerimaan informasi dari tayangan Mata Najwa Edisi “Bung, Ini Negeri
Kita” diduga dapat memengaruhi penerimanya dalam membentuk sikap
mahasiswa melihat penghapusan mural, dan ini berkaitan dengan kepercayaan
terhadap media yang digunakan, serta kepercayaan terhadap pemerintah. Dengan
menggunakan teori integrasi informasi mengenai tayangan Mata Najwa Edisi
“Bung, Ini Negeri Kita” penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh
penerimaan informasi tayangan Mata Najwa Edisi “Bung, Ini Negeri Kita”
terhadap sikap mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sriwijaya Angkatan 2018 mengenai penghapusan mural.
2.2 Sikap
Setiap individu pasti memiliki sikap atas objek yang diterima atau
dihadapi. Sikap terbentuk dan dapat berubah seiring dengan penerimaan
informasi dan pengalaman yang diperoleh. Oleh karena itu, sikap disebut
sebagai respon dari suatu hal. Menurut hasil riset dari beberapa penelitian
(Znaniecki dalam SAGE Publication. Inc 2016) bahwa terdapat empat
alasan utama mengapa seseorang memiliki sikap, yaitu sebagai berikut.
1. Kognitif
Komponen kognitif terdiri atas pemikiran seseorang
mengenai suatu objek tertentu, lalu membentuk pengetahuan.
Pengetahuan yang dimaksud adalah penerimaan, pemahaman,
dan keyakinan terhadap seseuatu objek yang seseuai dan apa
yang benar dalam objek tersebut. Dengan demikian, objek
yang dimaksud adalah tayangan Mata Najwa Edisi “Bung, Ini
Negeri Kita”. Sehingga sikap yang timbul ialah bagaimana
keyakinan mahasiswa tersebut semakin kuat atau berkurang
atas pengetahuan yang telah diterima.
2. Afektif
Komponen afektif ialah bentuk emosi seseorang terhadap
objek. Emosi tersebut dapat terdiri dari perasaan positif atau
negatif yang ditujukan dengan objek sikap, seperti senang
atau tidak sedang, suka atau tidak suka, dan tertarik atau tidak
tertarik, serta setuju atau tidak setuju. Afektik menjadi
komponen yang menjelaskan bagaimana perasaan dan
suasana hati yang dirasakan oleh seseorang terhadap objek,
sesuai definisi dari Baron dan Byrne. Rakhmat (2011) juga
menekankan bahwa faktor emosi dan perasaan individu dapat
memengaruhi sikap. Komponen afeksi dalam penelitian ini
adalah bentuk setuju atau tidak setuju atas informasi yang
diterima oleh mahasiswa dari tayangan Mata Najwa Edisi
“Bung, Ini Negeri Kita”.
3. Konatif
Komponen konatif merupakan aspek untuk melakukan
tindakan tertentu berkaitan dengan objek sikap. Sikap
dianggap sebagai bagian penting yang memengaruhi perilaku
seseorang. Komponen ini menunjukkan bagaimana
kecenderungan perilaku yang terdapat dalam diri seseorang
setelah menerima informasi. Pada penelitian ini, komponen
konatif yang dimaksud adalah begaiaman kecendrungan
perilaku mahasiswa setelah menerima informasi dari
tayangan Mata Najwa Edisi “Bung, Ini Negeri Kita”.
Ketiga komponen tersebut mengorganisasikan sikap secara
bersamaan. Azwar (1998) mengemukakan bahwa kesimpulan dari sikap
harus didasarkan pada suatu fenomena yang diamati atau diukur. Fokus
dalam penelitian ini, fenomena yang akan diamati adalah mengenai
pengahapusan mural yang dianggap sebagai sebuah isu besar dan dikulik
dalam tayangan Talkshow Mata Najwa Edisi “Bung, Ini Negeri Kita”.
Azwar (1998) juga menjabarkan bahwa apabila salah satu di antara ketiga
komponen sikap terebut tidak konsisten satu sama lain, maka akan terjadi
ketidakselarasan. Ketidakselarasan ini akan menyebabkan timbulnya
pergeseran menuju perubahan sikap sampai konsistensi tersebut kembali
tercapai.
2.3 Mural
Adanya Unsur Politik dalam Pembuatan Mural Seni, sebagai bagian dunia
yang perlu dibedakan dari kerja manusia, tentu bukanlah sekedar “tiruan” atau
“refleksi” dari relitas kehidupan, melainkan lebih jauh merupayakan upaya
memasukkan realitas tadi ke dalam tujuan-tujuan manusia. Seperti yang
diungkapkan Dharsono : “Seni dan masyarakat merupakan dua konsep yang
masing-masing punya masalah dan punya kepentingan sendiri, walaupun di antara
keduanya terdapat hubungan yang tidak bisa dipisahkan. Hal ini disebabkan
karena tidak adanya ekuivalensi (padanan) kata tersebut dan tidak konkrit
terminologinya. Seni memiliki pengertian yang berbeda pada orang yang berbeda
dan dalam waktu yang berbeda”. Seni merupakan sarana yang mempunyai
kegunaan sangat fundamental untuk manusia, gagasan-gagasan sempit kaum
borjuis abad ke- 19 yang mereduksi seni ke dalam utilitas. Tentu saja ia tidak
menutupi kenyataan bahwa seni mengandung agitasi dalam berbagai pertarungan
politik, namun tetap bahwa hal ini merupakan satu saja dan bukan yang terpenting
dari tujuan seni, terutama seni mural. Untuk mempertimbangkan bentuk sebagai
ekspresi dari apa yang ditangkap oleh panca indra, emosi dan intelek, walaupun
dalam tulisan-tulisannya ia senantiasa memfokuskan pada bentuk sebagai
ungkapan dari isi.
Unsur yang tidak berubah secara signifikan dari karya seni mural
meskipun sudah terjadi perkembangan teknologi adalah proses kreatif
memproduksi mural, yaitu tetap menggunakan cara konvensional; menggambar
manual di permukaan dinding dengan menggunakan cat dan kuas. Di saat karya
seni dan desain mulai menggunakan dan memanfaatkan perkembangan teknologi
dalam keberlangsungan eksistensinya di ranah seni rupa dan desain, para pelaku
mural tetap menggunakan cara konvensional. Ditinjau dari medianya yang berupa
permukaan dinding besar, memang belum ada teknologi yang mampu membantu
para seniman mural memproduksi karyanya. Justru dengan cara konvensional
lebih dapat memunculkan sisi estetik mural yang lebih spontan dan ekspresif. Hal
ini tidak terlepas dari kemampuan dan hasil goresan cat yang ditampilkan oleh
para seniman mural. Para seniman mural di dunia konsisten memvisualkan atau
mengeksekusi secara estetik kaidah-kaidah dalam seni rupa dengan teknik
konvensional di dalam penciptaan karya seni mural di dinding tembok.
1. Sosial Budaya
Hubungan sosial tergambarkan dengan ada relasi yang cukup
erat antara gambar dalam mural dengan kondisinya, Ikon dan
simbol wilayah yang terpetakan berdasarkan di daerah
manakah mural di buat juga menjadi kekhasan tersendiri.
Mural di Jakarta akan berbeda dengan mural di Bandung
maupun mural di Jogjakarta berdasarkan pengambilan ikon
tertentu. Ikon tokoh dalam pewayangan yang lebih dekat
dengan Jogjakarta akan diambil untuk menandai wilayah
tersebut. Hal ini untuk memunculkan kultur khas dari suatu
wilayah, sehingga mural tidak sekedar media seni rupa yang
berbicara tanpa pesan namun mampu memunculkan identitas
kota.
2. Estetik
Mural dengan kepentingan estetik disamping sudah pernah
dilakukan untuk kebutuhan desain interior misalnya untuk
menampilkan kesan segar maupun kesan berada dalam alam
untuk menimbulkan kenyaman dari sang pemilik rumah
maupun ruangan, namun mural dengan estetik sebagai
tampilan utamanya juga dapat dilakukan di luar ruang. Mural
seperti ini biasanya merepresentasikan dari gaya visual, seperti
komik, simbolik, espressionisme hingga realisme.
3. Ekonomi
Pesan dalam mural yang menyuarakan pentingnya ekonomi
untuk kemajuan bersam.hal ini bisa kita lihat belakangan
ini,perusahaan-perusahaan besar memanfaatkan seni mural
sebagai media promosi dalam memasarkan produknya.
fenomena beriklan melalui media mural juga telah banyak.
Memanfaatkan momentum dan julukan yang melekat erat,
belum lagi perusahaan telekomunikasi seperti Telkom Flexi
dan Indosat bersaing memanfaatkan momentum di Jogja
perihal mural. Tentu saja hal ini meningkatkan nilai
perekonomian daerah setempat, meskipun mural yang seperti
ini berdampak kuat,namun juga sering menimbulkan nilai
negatif dalam setiap penerapanya.karena dikhawatirkan
pemakaian media mural sebagai media iklan semakin
menambah polusi visual seperti halnya billboard.Dinding yang
dipakai biasanya dinding yang menghadap ke jalan raya, padat
kendaraan dan rumah yang berlantai dua.
4. Politik
Mural dengan pesan politik di Jogjakarta mewarnai pada
beberapa wilayah. Yang cukup menonjol adalah mural
dari partai politik dengan logo sebagai point of interest-
nya. Pesan kritik sosial politik yang non partisan tidak
mudah ditemui, namun graffiti yang bersifat corat-coret
mudah sekali ditemui pesan yang bernada kritik sosial
politik. Bisa jadi karena graffiti lebih bersifat spontan
daripada mural yang membutuhkan perencanaan visual.
Mural dengan pesan sponsor dari partai politik biasanya
menjamur ketika musim Pemilu tiba. Hal ini tentu
bertolak belakang bila melihat mural yang dibuat oleh
negara-negara sosialis maupun negara yang sedang
berkecamuk. Mural bagi negara-negara tersebut
menyuarakan pada kepatuhan terhadap ideologi yang
dianut, dukungan kepada pemerintah hingga ajakan
untuk melawan pemerintah. Kuba sebagai sebuah negara
sosialis mural mudah ditemui di jalan-jalan utama
sebagai bentuk penyanjungan kepada penguasa maupun
pahlawan-pahlawan mereka.
(Sumber: mediaindonesia.com)
Gambar 2.2
(Sumber: www.cnnindonesia.com)
Sedangkan lukisan yang berupa tulisan (graffiti) “Tuhan Aku Lapar
ditemukan di Tigaraksa Kabupaten Tanggerang.
Gambar 2.3
a. Sender
Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau
sejumlah orang.
b. Encoding
Penyandian, yakni proses pengalihan fikiran ke dalam bentuk
lambang.
c. Message
Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa suatu informasi.
d. Media
Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator
kepada komunikan.
e. Decoding
Proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang
yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
f. Receiver
Komunikan adalah penerima pesan dari komunikator.
g. Response
Tanggapan adalah seperangkat reaksi dari komunikan setelah
menerima pesan.
h. Feedback
Umpan balik adalah tanggapan komunikan atas apa yang telah
diterima dari komunikator. Umpan balik biasanya berupa tindakan
baik secara langsung maupun tidak langsung.
i. Noice
Gangguan bukanlah sesuatu yang terencana dalam komunikasi.
Namun, gangguan bias terjadi dalam proses komunikasi sebagai
akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan
pesan yang disampaikan oleh komunikator.
2.5 Talkshow
Gambar 2.4
(Sumber: https://www.trans7.co.id/programs/mata-najwa)
Terkait tolok ukur dari variabel independen tersebut, maka hal-hal yang
perlu diamati dalam tayangan Mata Najwa Edisi “Bung, Ini Negeri Kita” adalah
sebagai berikut.
Kelima indikator utama diatas akan dipecah kembali berdasarkan dengan, konten,
tanda, dan terkait lokasi, serta waktu penayangan.
Bagan 2.1
Valensi Penerimaan
Informasi X1
Variabel X Variabel Y
Penerimaan Informasi Sikap Mahasiswa
Information integration Teori Konsistensi
theory Kognitif
Bobot Informasi X2
Dimensi:
1. Keyakinan
2. Penyangkalan
3. Penguatan
4. Diferensial
(Sumber: diolah oleh penulis)
METODE PENELITIAN
Gambar 3.1
1. Meutia Hatta
2. JJ Rizal
3. Haris Azhar
4. Faldo Maldini
2. Mahasiswa
Diagram 3.1
Jumlah Mahasiswa Aktif Perjurusan Program Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya
Angkatan 2013-2021
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022
(Sumber: Data Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya Tahun 2021,
unsri.ac.id)
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Jenis
Variabel Dimensi Aspek Indikator
Variabel
X Penerimaan 1. Valensi 1. Struktur 3. Penggambaran
Informasi Tayangan Pesan kesimpulan
Mata Najwa Edisi 4. Kejelasan urutan
“Bung, Ini Negeri penyampaian
Kita”
Konasi: 1. Menonton
kembali Tayangn
Mata Najwa
2. Mengunggah
tanggapan
terhadap
Penghapusan
Mural.
3. Mempersuai
orang lain sesuai
dengan
keyakinan akhir
setelah menerima
informasi.
3.4.2 Populasi
Tabel 3.2
Jumlah Mahasiswa Aktif Perjurusan Program Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya
Angkatan 2018
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022
Jurusan Jumlah
Ilmu Komunikasi 224
Sosiologi 177
Ilmu Administrasi Publik 181
Ilmu Hubungan Internasional 209
Total 791
(Sumber: unsri.ac.id dan diolah oleh Penulis)
3.4.3 Sampel
𝐍
𝐧=
𝟏+𝐍(𝐞)𝟐
keterengan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
791
𝐧=
1 + 791 (10%)2
791
𝐧=
1 + 791(0,1)2
791
𝐧=
1+3
791
𝐧= = 197.75
4
Berdasarkan perhitungan tersebut, jika dibulatkan maka jumlah sampel
adalah 198 orang. Dengan demikian, dapat disisimpulkan bahwa sampel
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 198 responden
mahasiswa dari keseluruhan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sriwijaya Angkatan 2018.
3.5.1 Data
Keterangan:
N = jumlah sampel
Keterangan:
α = Koefisien reliabilitas
Keterangan:
𝑋 2 = Harga chi kuadrat
Keterangan :
I = Interval
∑k = Jumlah kelas
375 − 75
I=
5
300
I=
5
I = 60
Jadi besarnya interval adalah 60, sehingga kategori hasil dari skor yang dipilih
adalah sebagai berikut.