Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini yang
berjudul “ Konsep Tentang Audience “. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatka bantuan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalh ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepnuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi pembaca.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses sederhana dari komunikasi meliputi komnikator yang mengirimkan pesan
melalui saluran kepada komunikan (penerima). Perbedaan komunikasi massa dengan
komunikasi pada umunya lebih berdasar pada jumlah pesan yang berlipat-lipat ayng sampai
kepada penerima. Terkadang mereka menerimanay secara serentak seperti halnya melalui
media televisi yang dilakukan secara langsung (live). Adajuga yang menerima secara
individu seperti dalam film, atau bahkan puluhan abad seperti yang dilakukan dalam buku
seperti Alqur’an, injil dan kitab suci lainnya,
Kata audience menjadi mengemuka ketika diidentikkan dengan “receivers” dalam
model proses komunikasi massa (source, channel, message, receiver, effect) yang
dikemukakan oleh Wilbur Schramm (1955). Audiene adalah sekumpulan orang yang
menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa dari berbagai media atau komponen brserta
isinya, seperti radio atau penonton televisi.
Dengan demikian, audience daat didefinisikan dalam beberapa aspek; aspek lokasi (
seperti dalam kasus media lokal); aspek personal ( seperti ketika media dicirikan dengan
mengacu pada kelompok usia tertentu, jenis kelamin, keyakinan, politik atau pendapatan);
aspek jenis media yang dipakai ( teknologi dan organisasi gabungan); aspek isi pesan (
genre, materi pelajaran, gaya); aspek waktu (prime time, penonton dan juga lama
menonton).
Sebelum media massa ada, audience adalah sekumpulan penonton drama, permainan,
ceramah atau tontonan. Setelah ada kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan
sebagai penerima pesan-pesan media massa.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dimakalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari audiens itu?
2. Bagaimanakah karakteristik dari audiens itu?
3. Bagaimanakah konsep serta peran audiens itu?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui serta memahami pengertian dari audiens
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari audiens itu sendiri
3. Untuk mengetahui serta memahami konsep serta peran dari audiens
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Audiens
Secara harfiah audiens (audience) disebut juga dengan khalayak. Audiens
merupakan sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, atau pemirsa dihadapan
berbagai media atau komponen-komponen beserta isinya, seperti halnya pendengar radio
dan penonton televisi. Kata audiens sendiri lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai
“receivers”, dalam model proses komunikasi massa yang disebut juga (source, channel,
message, receiver, effect), Wilbur Schramm 1955.
Pada dasarnya, audiens merupakan sekumpulan orang yang membaca, mendengar,
menonton berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Audiens juga merupakan
kehidupan sosial yang dilayani oleh media dengan menyampaikan suatu informasi yang
dibutuhkan.
Sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama, cerama,
atau hiburan lainnnya. Dan setelah ada kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan
sebagai penerima pesan-pesan dari berbagai media.
Pada hakikatnya, audiens bersifat dualitas, maksudnya adalah suatu kolektivitas
yang terbentuk baik sebagai tanggapan terhadap isi media dan didefinisikan berdasarkan
perhatian pada isi media itu, sekaligus merupakan sesuatu yang sudah ada dalam kehidupan
sosial yang kemudian berhubungan dengan media tersebut.
Dengan demikian, penggemar dari para penulis, kelompok musik, atau seria televisi
tentu disebut audiens. Akan tetapi yang tidak mudah dilokalisasikan menurut waktu dan
tempat mungki tidak memiliki eksistensi selain disbeut kelompok sosial. Pada eksterm yang
lain, anggota suatu masyarakat kecil mungkin meliki surat kabar dilokalnya sendiri yang
memenuho kebutuhan mereka, tetapintidak memainkan peran dalam mewujudkan
komunitas atau dalam menetapkan batasnya.
Audiens sendiri terbentuk karen adanya media, secara perlahan-lahan masyarakat
membentuk suatu hal yang kita sebut dengan audiens. Secara historis, karena adanya
gagasan tentang public yang pada akhirnya berkembang hingga sekarang. Media
membentuk audiens menjadi beberapa bagian berdasarkan minat, pendidikan, umur, sosial,
agama, dan juga politik. Seringkali audiens digunakan sebagai alat dalam membangun
pamor politik.
Konsep tentang audiens memang terus berkembang. Ada yang tercipta karena
respon masyarakat terhadap isi media yang disampaikan. Audiens juga tercipta karena ada
kesengajaan media massa untuk melayani sejumlah individu atau kelompok audiens yang
tersebar dikalangan masyarakat. Dengan pola terbentuknya audiens seperti itu, maka secara
teoritis terjadi proses yang menyatukan kelompok masyarakat menjadi suatu audiens, ada
juga yang dipecah menjadi kelompok-kelompok yang mempunyai kecenderungan yang
sama.
Menurut Nightingale (2003) ada 4 pengertian audiens, diantaranya :
1) Audiens yaitu “ orang-orang yang berkumpul”
2) Audiens yaitu “ orang-orang yang dituju”. Berarti suatu grup yang terdiri dari
orang-orang yang dikirim pesan.
3) Audiens yatu “ yang terjadinya”. Pengalaman akan menerima pesan, apakah
sendiri atau dengan orang lain sebagai kejadian interaksi di kehidupan.
4) Audiens yaitu “mendengar” atau “audisi”.
B. Karakteristik Audience
Dalam komunikasi masssa, yang dimaksud dengan audiens disin sangatlah beragam,
mulai dari jutaan penonton televisi sampai ke ribuan pembaca buku, majalah, koran serta
lainnya. Masing-masing diantaranya sangatlah berbeda, dalam hal berpakaian, berfikir,
menanggapi dari pesan yang diterimanya, pengalamannya serta orientasi didalam hidupnya.
Akan tetapi, masing-masing dari individu itu sendiri bis saling mereaksi pesan yang
diterimanya.
Sebagai contoh, ketika kita sama-sama menonton acara televisi sbut saja program
acara “Rumah Uya” di trans 7 yang tayang pada hari tertentu, tentu saja masing-masing dari
penonton akan memiiki komentar yang berbeda-beda terhadap program acara tersebut.
Dalam hal ini, kita sebagai audiens yang saling berkomentar tentang program acara
tersebut tentunya jelas dalam program televisi tersebut bisa menjadi topik pembiraan kita
dalam sehari-hari. Pesan yang disampaikan tersebut mampu memperluas pengetahuan dari
para pemirsa. Dan bagi mereka yang yang jarang memanfaatkan media massa sebagai
sumber pengetahuan akan jauh lebih kuper dibandingkan dengan mereka yang selalu
menjadikan media massa sebagai referensi utama dalam hidupnya.
Menurut Hiebert dan kawan-kawannya, audiens dalam komunikasi massa memiliki
lima karakteristik, antara lain;
1) Audiens cenderung berisi individu-individu yang condong untuk untuk berbagi
pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Dalam hal ini
para individu tersebut lebih memilih produk media yang mereka gunakan seleksi
kesadaran.
2) Audiens cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah
jangkauan sasaran komunikasi massa. Mesikpun begitu, ukuran dari luas ini
sifatnya bisa jadi relatif. Hal ini dikarenakan ada media tertentu yang khalayaknya
mencapai ribuan bahkan sampai jutaan. Keduanya tetap disebut audiens meskipun
jumlahnya berbeda, perbedaan ini bukanlah sesuatu yang prinsip, jadi tidak ada
ukuran yang pasti tentang luasnya dari audiens itu.
3) Audiens cenderung heterogen. Dalam hal ini berarti audiens yang terdiri dari
beragam lapisan dan kategori sosial.
4) Audiens cenderung anonim, yaitu tidak mengenal antara satu sama lain.
Keseluruhan audiens media tidak bisa saling mengenal satu sama lain secara
keseluruhan, dalam pengertian yang menekankan kepada semua audiens sebuah
media yang jumlahnya bisa mencapai jutaan.
5) Audiens secara fisik dipisahkan oleh komunikator. Seperti halnya ketika kita
sedang berada di Papua yang sedang menikmati stasiun televisi di Jakarta.
Bukankah ini dipashkan dengan jarak ribuan kilometer? Dapat juga dikatakan
audiens dipisahkan dalam ruang dan waktu.
C. Konsep Audience
McQuail (1987) menyebutkan beberapa konsep alternatif tentang audiens sebagai berikut :
Hiburan memberikan nilai yang dapat meninggalkan jejak memori pada orang
yang melihatnya. Di samping itu, menggunakan konten hiburan dalam bentuk visual
dapat memudahkan bisnis atau brand untuk mendekatkan diri kepada target audiens
mereka karena konten tersebut dapat menyentuh emosi atau hati audiens tersebut.