Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AUDIENS MEDIA MASSA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Ittishal al-Jamahiry

Dosen Pengampu:

Umi Hanifah, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Rodhotul Afrida (D02216018)
Ria Wati Dewi (D92216050)
Rindang Harmigati (D92216051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang yang telah memberi kami nikmat serta hidayah-Nya dan kesehatan
dalam kesempatan ini sehingga kami dapat menulis makalah dengan judul
“Audiens Media Massa” dengan baik. Sholawat serta salam tak lupa kami
ucapkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, dalam hal pembahasan,
penulisan isi, dan kalimat yang kami tulis. Terimakasih kepada dosen mata kuliah
kami yaitu ustadzah Umi Hanifah atas bimbingannya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Terimakasih kepada teman-teman yang ikut serta
dalam penulisan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
khususnya kepada kami yang telah menulis makalah ini.

Surabaya, 15 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Audiens .................................................................................... 3
B. Sejarah Perkembangan Audiens................................................................. 4
C. Tipe Audiens .............................................................................................. 5
D. Karakteristik Audiens ................................................................................ 7
E. Jenis-jenis Audiens .................................................................................... 7
F. Faktor-faktor Audiens ................................................................................ 8
G. Perspektif Audiens ..................................................................................... 9
H. Segmentasi Audiens ..................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata audiens menjadi mengemuka ketika diidentikan dengan
“receivers” dalam model proses komunikasi massa (source, channel, message,
receiver, effect) yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm (1955). Audiens
adalah sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa
berbagai media atau komponen beserta isinya, seperti pendengar radio atau
penonton televisi.
Dengan demikian Audiens dapat didefinisikan dalam beberapa aspek:
aspek lokasi (seperti dalam kasus media lokal); aspek personal (seperti ketika
media dicirikan dengan mengacu pada kelompok usia tertentu, jenis kelamin,
keyakinan politik atau pendapatan); aspek jenis media yang dipakai
(teknologi dan organisasi gabungan); aspek isi pesan (genre, materi pelajaran,
gaya); aspek waktu ('primetime' dan ‘primetime’, penonton dan juga lama
menonton).Sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton
drama, permainan dan tontonan. Setelah ada kegiatan komunikasi massa,
audiens sering diartikan sebagai penerima pesan-pesan media massa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian audiens ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan audiens ?
3. Apa tipe audiens ?
4. Apa saja karakteristik audiens ?
5. Apa jenis-jenis audiens ?
6. Apa faktor-faktor audiens ?
7. Apa perspektif audiens ?
8. Apa segmentasi audiens ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian audiens
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan audiens

1
3. Untuk mengetahui tipe audiens
4. Untuk mengetahui karakteristik audiens
5. Untuk mengetahui jenis-jenis audiens
6. Untuk mengetahui faktor-faktor audiens
7. Untuk mengetahui perspektif audiens
8. Untuk mengetahui segmentasi audiens

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Audiens
Secara harfiah audiens sama saja dengan khalayak. Audiens adalah
sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa berbagai
media atau komponen beserta isinya, seperti pendengar radio dan atau
penonton televisi.
Kata audiens menjadi mengemuka ketika diidentikan dengan
“receivers” dalam model proses komunikasi massa (source, channel, message,
receiver, effect) yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm (1955). Pada
dasarnya audiens merupakan sekumpulan orang yang membaca, mendengar,
menonton berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Audiens juga
merupakan kehidupan sosial yang dilayani oleh media dengan menyampaikan
suatu informasi yang dibutuhkan.Sebelum media massa ada, audiens adalah
sekumpulan penonton drama, permainan dan tontonan. Setelah ada kegiatan
komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai penerima pesan-pesan
media massa.1
Audiens adalah pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu
tertentu, dan terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih
secara sukarelasesuai dengan harapan tertentu bagi maslahat menikmati,
mengakui, mempelajari, merasa gembira, tegang, kasihan, atau lega. Pada
hakikatnya audiens bersifat dualitas, dalam arti ia merupakan kolektivitas
yang terbentuk baik sebagai tanggapan terhadap isi media dan didefinisikan
berdasarkan perhatian pada isi media itu, sekaligus ia merupakan sesuatu
yang sudah ada dalam kehidupan sosial yang kemudian berhubungan dengan
media tersebut.2

1
http://books.google.co.id/books /audience+dalam+media+massa&source/

2
Denis, Mcquaild. 1996. Teori komunikasi Massa. (Jakarta: Erlangga) hal.52.

3
Audiens terbentuk karena adanya media. Audiens ada yang tercipta
karena respon masyarakat terhadap isi media yang disampaikan. Audiens juga
tercipta karena ada kesengajaan media massa untuk melayani sejumlah
individu atau kelompok audiens yang tersebar di masyarakat. Dengan pola
terbentuknya audiens seperti itu, maka secara teoritis terjadi proses yang
menyatukan kelompok masyarakat menjadi suatu audiens.

B. Sejarah Perkembangan Audiens


Asal mula sejarah audiens adalah sekelompok penonton drama,
permainan, dan tontonan, yaitu penonton pertunjukan. Audiens biasanya
besar, dibandingkan dengan keseluruhan populasi dan berbagai perkumpulan
sosial yang biasa. Audiens adalah pertemuan publik, berlangsung dalam
rentang waktu tertentu, dan terhimpun bersama oleh tindakan individual
untuk memilih secara sukarela sesuai dengan harapan tertentu. Audiens telah
direncanakan sebelumnya dan ditentukan tempatnya menurut waktu dan
tempat, dan seringkali dengan provisi khusus untuk memaksimumkan
kualitas penerimaan. Suasana lingkungan bagi audiens (teater, aula, rumah
ibadah) seringkali dirancang dengan indikasi peringkat dan status. Audiens
juga dapat dikendalikan oleh pihak yang berwenang dan karenanya
merupakan bentuk perilaku kolektif yang dilembagakan. Unsur historis lain
tentang gagasan audiens menyusul penemuan percetakan dan perkembangan
publik pembaca (reading public), yaitu mereka yang benar-benar ikut serta
dalam bacaan pribadi dan menyediakan pengikut bagi penulis dan aliran
tertentu.3
Selain itu perkembangan lainnya adalah tumbuhnya komersialisasi
berbagai bentuk komunikasi pertunjukan dan publik, khsususnya media cetak
yang menimbulkan pengoperasian berskala besar serta pemisahan iklan dan
industri media. Media elektronik membantu peniadaan tempat audiens dan

3
ibid

4
memisah-misahkan para anggotanya satu sama lain dan dari para pengirim.
Perkembangan lain juga menyatakan bahwa penegasan ulang di bawah
pengaruh teori politik demokrasi dan meluasnya fungsi komununikasi massa,
dan tuntutan oleh, atau atas nama masyarakat bagi pengendalian media.
Tuntutan akan akses, keikut sertaan serta tanggung jawab media dan
tanggung jawab sosial mencerminkan meluasnya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya media yang memiliki implikasi pada hakikat audiens
media.4

C. Tipe Audiens5
Menurut McQuail (1987:206-208) tipe audiens terdiri dari:
1. Kelompok atau publik
Istilah ini muncul sejalan dengan pengelompokan sosial yang ada
(misalnya komunitas, keanggotaan minoritas politis, religius atau etnis) dan
dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelas sosial, politik, budaya,
dan sebagainya. Tipe ini angat cocok dengan konsep audiens sebagai publik.
Di sini mungkin sekali terdapat beberapa ikatan normatif di antara audiens
dan sumber, dan di dalam audiens mungkin terjadi interaksi dan kesadaran
identitas serta tujuan tertentu. Audiens seperti ini mungkin lebih stabil
sepanjang waktu daripada tipe audiens lain. Para anggotanya bertahan lama,
tanggap terhadap, dan memiliki partisipasi tertentu pada apa yang ditawarkan.
2. Kelompok kepuasan
Audiens dalam pengertian ini terbentuk atas dasar tujuan atau
kebutuhan individu tertentu yang ada terlepas dari media, tetapi berkaitan
dengan, misalnya isu politik atau sosial. Tipe audiens ini, yang didasarkan
pada kebutuhan atau tujuan tertentu, juga mungkin agak homogen dilihat dari
segi komposisinya, aktif dalam mengungkapkan permintaan yang membentuk
penawaran, dan juga selektif. Akan tetapi tipe audiens ini bukanlah kelompok
sosial, melainkan kumpulan dari individu-individu yang terwujud dalam
4
Jalaluddin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya) hal 9

5
McQuail. 1987. Teori Komunikasi Massa edisi 2. Jakarta: Erlangga.

5
perilaku konsumen. Aktivitas dan selektivitas rasional terungkap dalam
perilaku dan para anggota biasanya tak akan melihat diri mereka sebagai
kelompok atau pasar khusus.
3. Kelompok penggemar atau budaya cita rasa
Terbentuk atas dasar minat pada jenis isi (gaya) atau daya tarik
tertentu akan kepribadian tertentu atau cita rasa budaya/intelektual tertentu.
Tipe audiens ini terdiri dari kelompok penggemar atau pengikut pengarang,
kepribadian, gaya tetapi tidak memiliki suatu definisi atau kategori sosial
yang jelas. Komposisinya akan berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa
audiens seperti itu mungkin juga stabil. Eksistensinya seluruhnya tergantung
pada isi yang ditawarkan dan bila isi ini berubah, audiens pasti bubar atau
memperbarui diri. Kadang-kadang jenis audiens ini didorong oleh media
untuk membentuk diri menjadi kelompok sosial (seperti klub penggemar)
atau mereka secara spontan mentransformasikan diri menjadi kelompok
sosial.
4. Audiens medium
Berasal dari dan dipertahankan oleh kebiasaan atau loyalitas pada
sumber media tertentu misalnya surat kabar, majalah, saluran radio atau
televisi. Ada banyak contoh saluran audiens medium, dan loyalitas pada
saluran juga didorong oleh media karena alasan komersial. Apakah terbentuk
secara spontan atau oleh manipulasi, loyalitas seperti itu dapat memberi
beberapa karakteristik publik atau kelompok sosial pada jenis audiens ini
seperti stabilitas, batas-batas, dan kesadaran identitas. Akan tetapi, bagi
kebanyakan media yang beorientasi komersial, audiens jenis ini lebih mirip
dengan kumpulan atau pasar. Anggotanya umumnya adalah pelanggan
produk media yang dibicarakan atau produk lain yang diiklankan oleh media
tersebut.

D. Karakteristik Audiens6
Menurut Hiebert karaktesistik audiens diantaranya:
6
Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si dkk, Komunikasi Massa Suatu pengantar Edisis Revisi ,
Simbiosa Rekatama Media (Bandung : 2009), hal 43

6
a. Audiens cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi
pengalaman dan dipengaruhi oleh sosial diantara mereka, pilihan media
berdasarkan kesadaran sendiri.
b. Audiens cenderung besar. Besar berarti audiens tidak hanya berada pada
suatu wilayah sasaran suatu komunikasi masa, yang berarti berada pada
jangkauan yang luas dan tak terukur.
c. Audiens cenderung heterogen. Heterogen berarti audiens terdiri dari beragam
lapisan dan katagori sosial. Meskipun media massa membuat kategori khusus
dalam mempetakan audiens, akan tetapi audiens akan tetap heterogen
walaupun mempetakannya melalui komunitas hobi khusus tertentu.
d. Audiens cenderung anonim, yaitu tidak mengenal satu sama lain.
Keseluruhan audiens media tidak saling mengenal satu sama lain secara
keseluruhan, dalam pengertian yang menekankan pada semua audiens sebuah
media yang jumlahnya bisa mencapai jutaan.
e. Unbound each other, yaitu tidak terikat satu sama lain, baik antara individu
dalam audiens maupun antara komunikator dengan audiens, sehinggan sulit
digerakkan untuk satu tujuan tertentu seperti pada crowd (kerumunan).
f. Isolated from one another, yaitu tertutup sama lain sehingga mereka seperti
atom-atom yang terpisah namun tetap merupakan satu kesatuan: yaitu sama-
sama menggunakan media masa.

E. Jenis-jenis Audiens
Audiens/khalayak yang muncul seiring dengan berjalannya waktu dan
kemajuan media. Nightingle (2003) mengemukakan tipologi baru yang berupa
keanekaragaman baru, diantaranya ada empat jenis sebagai berikut:7

1. Audiens sebagai orang berkumpul. Pada dasarnya diukur sebagai agregat


memperhatikan presentasi media tertentu atau produk pada waktu tertentu
ini disebut penonton.

7
Nurudin 2003. Komunikasi Massa. (Malang: CESPUR) hal

7
2. Audiens sebagai penonton yang berbicara. Merujuk kepada sekelompok
orang yang digambarkan oleh komunikator dan untuk konten yang
dibentuk. Hal ini juga dikenal sebagai audiens tertulis.
3. Audiens sebagai penonton yang mengalami langsung kejadian.
Penerimaan pengalaman sendiri atau dengan orang lain sebagai sebuah
peristiwa interaktif dalam kehidupan sehari-hari, dalam konteks oleh
tempat atau fitur lain.
4. Audiens sebagai penonton yang mendengar. Dasarnya mengacu pada
partisipatif pengalaman penonton, ketika penonton terbawa dalam sebuah
pertunjukan atau diaktifkan unyuk berpartisipasi dari jauh berarti memberi
tanggapan pada waktu yang sama.

F. Faktor-faktor Audiens
Dalam audiens massa juga terdapat faktor yang menyebabkan
terjadinya suatu aktivitas dalam audiens massa itu sendiri, yaitu:

1. Faktor individual, misalnya bisa kita lihat dari jenis kelamin, umur,
kepribadian, dan tempat atau latar belakang siklus kehidupannya.
2. Faktor sosial, misalnya hubungan antar kelas sosial dengan konsumsi
media. Blumer mengidentifikasi faktor sosial seperti: status
perkawinan, partisipasi kerja, mobilitas sosial, dan ukuran potensial
interaksi. Faktor-faktor sosial tersebut kemudian akan menentukan
bagaimana kebutuhan orientasi media, kondisi orientasi audiens
terhadap media, dan situasi sosial konsumsi media, yang semuanya itu
mempengaruhi aktivitass audiens.
3. Faktor-faktor media dilihat dari perbedaan-perbedaan kompleksitas
pesan, gaya pesan, dan variasi-variasi dalam isi pesan subtantif.

G. Perspektif Audiens8

8
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo.

8
1. Individual Differences Perspective. Perspektif perbedaan individual
memandang bahwa sikap dan organisasi personal-psikologis individu akan
menentukan bagaimana individu memilih memilih stimuli dari lingkungan,
dan bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut. Berdasarkan ide
dasar dari stimulus-respon, perspektif ini beranggapan bahwa tidak ada
audiens yang relatif sama, makanya pengaruh media massa pada masing-
masing individu berbeda dan tergantung pada kondisi psikologi individu
itu yang berasal dari pengalaman masa lalunya. Dengan kata lain, masing-
masing individu anggota audiens bertindak menanggapi pesan yang
disiarkan media secara berbeda, hal ini menyebabkan mereka juga
menggunakan atau merespon pesan secara berbeda pula.
2. Social Categories Perspective. Perspektif ini melihat di dalam masyarakat
terdapat kelompok-kelompok sosial yang didasarkan pada karakteristik
umum seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, keyakinan
beragama, tempat tinggal, dan sebagainya. Masing-masing kelompok
sosial itu memberi kecenderungan anggota-anggotanya mempunyai
kesamaan norma sosial, nilai, dan sikap. Dari kesamaan itu mereka akan
mereaksi secara sama pada pesan khusus yang diterimanya. Berdasarkan
perspektif ini, pemilihan dan penafsiran isi oleh audiens dipengaruhi oleh
pendapat dan kepentingan yang ada dan oleh norma-norma kelompok
sosial. Dalam konsep audiens sebagai pasar dan sebagai pembaca,
perspektif ini melahirkan segmentasi. Contoh: Anak-anak membaca Bobo,
Yunior, Ananda. Ibu-ibu membaca Kartini, Sarinah, Femina. Kaum Islam
membaca Sabili, Hidayah.
3. Social Relation Perspective. Perspektif ini menyatakan bahwa hubungan
secara informal mempengaruhi audiens dalam merespon pesan media
massa. Dampak komunikasi massa yang diberikan diubah secara
signifikan oleh individu-individu yang mempunyai kekuatan hubungan
sosial dengan anggota audiens.

H. Segmentasi Audiens

9
Media penyiaran harus menentukan segmentasi audiens yang akan
ditujunya, dalam proses pemasaran, segmentasi ini tidak berdiri sendiri,
segmentasi merupakan satu kesatuan dengan targetting dan positioning.
Targeting atau menetapkan target audiens adalah tahap selanjutnya dari
analisis segmentasi. Produk dari targetting adalah target audiens yang akan
menjadi fokus kegiatan-kegiatan iklan. Segmentasi pasar audiens adalah suatu
konsep yang sangat penting dalam memahami audiens penyiaran dan
pemasaran program.
Pengelola program penyiaran harus memilih satu atau beberapa
segmen audiens saja yang memiliki karakter atau respon yang sama dari
seluruh penduduk Indonesia. Dengan memahami siapa audiensnya maka
praktisi penyiaran dapat menentukan bagaimana cara menjangkaunya,
program apa yang dibutuhkan, dan bagaimana mempertahankan audien dari
program pesaing. Perusahaan praktis harus memilih segmen mana yang ingin
dikuasai dan untuk itu harus dikuasai secara jelas siapa audiensnya. Misalnya,
bagaimana kelas sosial ekonomi audiens dan program seperti apa yang
mereka inginkan. Pengelola program penyiaran harus memahami kebutuhan
audiens dalam upaya untuk dapat mendesain program yang dapat memenuhi
kebutuhan mereka secara efektif.9
1. Segmentasi demografis
Segmentasi audiens berdasarkan demografi pada dasarnya adalah
segmentasi yang didasarkan berdasarkan peta kependudukan, misalnya: usia,
jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai,
jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, agama, suku, dan sebagainya.
Semua ini disebut dengan variabel-variabel demografi. Data demografi
dibutuhkan antara lain untuk mengantisipasi perubahan-perubahan audiens

9
Riverd William L. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern. (Jakarta: PT

Kencana) hal. 43

10
menyangkut bagaimana media penyiaran menilai potensi audien yang tersedia
dalam area geografi yang dapat dijangkau.
Praktisi pemasaran perlu memahami data demografi yang terkait
dengan strategi iklan ini agar dapat menentukan media penyiaran yang paling
sesuai dengan kebutuhan audiensnya. Media penyiaran yang menyediakan
program yang cocok atau program yang dibutuhkan pemasang iklan untuk
menyampaikan pesan iklannya berpeluang untuk mendapatkan iklan yang
lebih besar. Selain itu, segmentasi audiens berdasarkan data demografi
dibutuhkan untuk mengambil keputusan manajerial. Misalnya, stasiun televisi
menggunakan data demografi untuk membuka pemancar (transmisi) baru.
2. Segmentasi geografis
Segmentasi ini membagi khalayak audiens berdasarkan jangkauan
geografis. Pasar audiens dibagi-bagi kedalam beberapa unit geografis yang
berbeda yang mencakup suatu wilayah negara, provinsi, kabupaten, kota
hingga ke lingkungan perumahan. Pemasang iklan media penyiaran
menggunakan segmentasi geografis ini karena konsumen terkadang memiliki
berbelanja yang berbeda-beda yang dipengaruhi lokasi dimana mereka tinggal.
Para penganut segmentasi ini percaya setiap wilayah memiliki karakter yang
berbeda dengan wilayah lainnya. Oleh karenanya setiap wilayah di suatu
negara perlu dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakternya.
3. Segmentasi geodemografis
Ini merupakan gabungan dari segmentasi geografis dan segmentasi
demografis. Para penganut konsep ini percaya bahwa mereka yang menempati
geografis yang sama cenderung memiliki karakter-karakter demografis yang
sama pula, namun wilayah tempat tinggal mereka harus sesempit mungkin,
misalnya kawasan-kawasan pemukiman atau kelurahan dikota-kota besar.
Contohnya, orang-orang yang sama-sama tinggal di daerah elit disuatu kota
cenderung untuk memiliki karakteristik yang sama. Dengan kalimat lain,
mereka yang bertempat tinggal di daerah elit memiliki karakter yang berbeda
dengan mereka yang tinggal di kawasan perkampungan.
4. Segmentasi psikografis

11
Segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia. Gaya
hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan akhirnya menentukan pilihan-
pilihan konsumsi seseorang. Gaya hidup cermin seseorang menghabiskan
waktu dan uangnya yang dinyatakan dalam aktivitas-aktivitas, minat dan
opininya. Dengan demikian, psikografis adalah segmentasi yang
mengelompokkan audiens secara lebih tajam daripada sekedar variabel-
variabel demografi. Dapat dirinci menurut Joseph Plumer (1974) mengatakan
bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam
hal:
a. Bagaimana menghabiskan waktunya dalam pekerjaan, hobi, liburan, belanja,
olah raga, dan lain-lain.
b. Minat mereka, apa yang dianggap penting di sekitarnya keluarga, rumah,
karir, makanan, dan lain-lain.
c. Pandangan-pandangan baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain,
isu-isu sosial, politik masa depan.
d. Karakter-karakter dasar seperti tahap yang mereka telah lalui dalam
kehidupan, penghasilan, pendidikan, dan dimana mereka tinggal.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Audiens adalah sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan
pemirsa berbagai media atau komponen beserta isinya, seperti pendengar
radio dan atau penonton televisi.
2. Asal mula sejarah audiens adalah sekelompok penonton drama,
permainan, dan tontonan, yaitu penonton pertunjukan.
3. Menurut McQuail tipe audiens terdiri dari kelompok atau publik,
kelompok kepuasan, kelompok penggemar atau budaya cita rasa, dan
audiens medium.
4. Menurut Hiebert karaktesistik audiens diantaranya:Audiens cenderung
berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman, audiens
cenderung besar, audiens cenderung heterogen, audiens cenderung
anonim, Unbound each other, yaitu tidak terikat satu sama lain, dan
Isolated from one another, yaitu tertutup sama lain.
5. Nightingle mengemukakan ada empat jenis audiens yaitu: Audiens sebagai
orang berkumpul, audiens sebagai penonton yang berbicara, audiens
sebagai penonton yang mengalami langsung kejadian, dan audiens sebagai
penonton yang mendengar.
6. Dalam audiens massa terdapat faktor yang menyebabkan terjadinya suatu
aktivitas dalam audiens massa itu sendiri yaitu faktor individual, sosial,
dan media.
7. Perspektif audiens meliputi Individual Differences Perspective, Social
Categories Perspective, dan Social Relation Perspective.
8. Media penyiaran harus menentukan segmentasi audiens yang akan
ditujunya, dalam proses pemasaran, segmentasi ini tidak berdiri sendiri,
segmentasi merupakan satu kesatuan dengan targetting dan positioning.

13
DAFTAR PUSTAKA

Denis, Mcquaild. 1996. Teori komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.

http://books.google.co.id/books /audience+dalam+media+massa&source/

Jalaluddin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

McQuail. 1987. Teori Komunikasi Massa edisi 2. Jakarta: Erlangga.

Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Malang: CESPUR.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo.

Riverd William L. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta: PT

Kencana.

14

Anda mungkin juga menyukai