Anda di halaman 1dari 61

LITERATURE REVIEW: PENGARUH RESISTANCE EXERCISE

DENGAN ELASTIC BAND UNTUK EKSTREMITAS BAWAH


TERHADAP WALKING SPEED PADA LANJUT USIA

KARYA TULIS ILMIAH

ANNISA INDAHTYAS MUSSALAM SETIAWAN


1710702046

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

1
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI PROGRAM DIPLOMA TIGA
2020

2
LITERATURE REVIEW: PENGARUH RESISTANCE EXERCISE
DENGAN ELASTIC BAND UNTUK EKSTREMITAS BAWAH
TERHADAP WALKING SPEED PADA LANJUT USIA

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya Kesehatan

ANNISA INDAHTYAS MUSSALAM SETIAWAN


1710702046

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

1
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI PROGRAM DIPLOMA TIGA
2020

2
3
4
5
LITERATURE REVIEW: PENGARUH RESISTANCE EXERCISE
DENGAN ELASTIC BAND UNTUK EKSTREMITAS BAWAH
TERHADAP WALKING SPEED PADA LANJUT USIA

Annisa Indahtyas Mussalam Setiawan

Abstrak

[Tujuan] Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh
Resistance Exercise dengan Elastic Band untuk ekstremitas bawah terhadap
walking speed pada lanjut usia, sehingga dapat me minimalisir resiko jatuh pada
lanjut usia. [Subjek dan Metode] Pasien lanjut usia dengan fisik yang sehat secara
umum dan dapat berjalan tanpa bantuan. Penelitian ini menggunakan metore Studi
Literatur. [Hasil] Dari penemuan 6 jurnal yang bersumber dari Google Schoolar,
Pubmed, Scient Direct, dan Jospt bahwa Resistance Exercise menggunakan
Elastic Band untuk ekstremitas bawah terhadap Walking Speed pada lanjut usia
terdapat perubahan yang signifikan pada durasi berjalan, disisi lain dalam studi
Saeterbakken et al., 2018 tidak ada perubahan yang signifikan pada durasi
berjalan. [Kesimpulan] dari 6 studi, Test Kecepatan Berjalan menggunakan
Resistance Exercise menggunakan intervensi (Elastic Band) dengan parameter
berbeda, disimpulkan bahwa kecepatan berjalan menggunakan parameter 4,44
Meter Walk dan Fried Frailty Phenotype lebih baik digunakan dibandingkan
dengan Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ) dan Time
Up and Go Test (TUG).

Kata Kunci : Mobilitas Fisik, Bergerak, Resiko Jatuh, Kelemahan Otot

6
LITERATURE REVIEW: THE EFFECT OF RESISTANCE
EXERCISE WITH ELASTIC BAND FOR THE LOWE
EXTREMITY OF WALKING SPEED ON THE ELDERLY PEOPLE

Annisa Indahtyas Mussalam Setiawan

Abstract

[Purpose] The purpose of this study is to determine whether there is an influence


of Resistance Exercise with Elastic Band for lower extremities on walking speed
in the elderly, so as to minimize the risk of falling in the elderly. [Subject and
Method] Elderly patients with a generally healthy physique and can walk without
assistance. This research uses the Literature Study method. [Results] From the
findings of 6 journals sourced from Google Schoolar, Pubmed, Scient Direct, and
Jospt that Resistance Exercise uses Elastic Bands for lower limbs for Walking
Speed ​in the elderly there is a significant change in the duration of walking, on
the other hand in the Saeterbakken et al study ., 2018 there were no significant
changes in the duration of the walk. [Conclusion] From 6 studies, the Walking
Speed ​Test using Resistance Exercise using intervention (Elastic Band) with
different parameters, concluded that the walking speed using the 4.44 Meter Walk
parameter and the Fried Frailty Phenotype is better used compared to the
Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire ( MLHFQ) and Time Up and
Go Test (TUG).

Keywords: Physical Mobility, Moves, Risk Of Falling, Muscle Weakness

7
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allaah yang maha Esa atas
segala karunia- Nya sehingga karya tulis ilmiah akhir ini berhasil diselesaikan.
Judul yang dipilih Oktober 2019 ini adalah “Literature Review: Pengaruh
Resistance Exercise Dengan Elastic Band Untuk Ekstremitas Bawah Terhadap
Walking Speed Pada Lanjut Usia”. Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak
Agustyawan SST.FT, M.Fis, Ftr selaku kepala program studi D-III Fisioterapi
UPN Veteran Jakarta. Kepada dosen pembimbing bapak Heri Wibisono, AMd.FT,
S.Pd, M.Si yang telah membimbing dan memberi saran yang bermanfaat selama
masa perkuliahan ini.
Disamping itu penghargaan dan terimakasih yang setulus-tulusnya
disampaikan kepada kedua orangtua tercinta Asep Setiawan dan Friska Dmk
yang tidak henti-hentinya memberikan kasih sayang, semangat dan do’a. Semoga
Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, kesehatan dan keberkahan dunia akhirat.
Tidak lupa juga penulis ucapkan banyak terimakasih kepada para sahabatku
Faika Nurkomala dan Team Lilis (Hanif, Iyus, Taufiq), untuk orang terdekat saya
Frhn Rmdhn yang selalu membantu dan memberi perhatian terhadap penulis,
serta teman-teman khususnya Andika Putra yang selalu memberi semangat dan
hiburan untuk penulis, serta geng Kita-Kita Aja semoga persahabatan kita
langgeng.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan jauh dari kata
sempurna. Karena itu penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 2 Juli 2020

8
Penulis

Annisa Indahtyas M.S


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ORISINALITAS ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI iii
PENGESAHAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Identifikasi Masalah 4
I.3 Rumusan Masalah 4
I.4 Tujuan Penulisan 4
I.5 Pertanyaan Review 4
I.6 Manfaat Penulisan 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6


II.1 Pengertian Lansia (Lanjut Usia). 6
II.2 Pengertian Elastic Band 8
II.3 Pengukuran Walking Speed 12
II.4 Kriteria 14
II.5 Gerakan 15
II.6 Dosis Latihan 15

BAB III METODE LITERATURE REVIEW 16


III.1 Metode Penelitian 16
III.2 Kriteria Jurnal 16
III.3 Strategi Pencarian Literatur Review 17

BAB IV HASIL LITERATUR REVIEW 18


IV.1 Hasil Penelitian 18

BAB V PEMBAHASAN LITERATURE REVIEW 24

9
V.1 Pembahasan 24
V.2 Keterbatasan Review 26
V.3 Temuan Review 27

BAB VI PENUTUP 28
VI.1 Kesimpulan 28

DAFTAR PUSTAKA 29
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Peningkatan Populasi Lansia di Indonesia 1


Tabel 2 Kategori Lansia 6
Tabel 3 Peningkatan Populasi Lansia di dunia 6
Tabel 4 Perbandingan Kecepatan Berjalan Dewasa Muda dan Dewasa Tua di
Hong Kong 13
Tabel 5 Dosis Latihan Resistance Exercise dengan Elastic Band 15
Tabel 6 Strategi Pencarian Literatur Review 17
Tabel 7 Penilaian Kualitas Metodologi 19
Tabel 8 Karakteristik Studi 20

10
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penyataan Bebas Plagiarism


Lampiran 2 Hasil Cek Turn It In

11
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organisation (WHO), lanjut usia atau yang sering
kita sebut Lansia merupakan seseorang yang sudah menginjak usia ≥60 tahun.
Lansia akan mengalami proses penuaan atau Aging Process.
Seiring bertambahnya usia, penuaan pada setiap individu akan berbeda
tergantung kepada faktor, seperti faktor herediter, lingkungan, makanan, dan
lainnya. Penuaan adalah siklus kehidupan ditandai dengan menurunnya fungsi
pada organ tubuh secara bertahap.
Di Indonesia, jumlah populasi lansia akan terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk di Tahun 2010, Indonesia diketahui masuk
dalam salah satu 5 Negara di Seluruh Dunia yang memiliki jumlah populasi lansia
terbanyak di Dunia. Jika dibuatkan tabel peningkatan populasi lansia di Indonesia
selama 30 tahun terakhir, maka dapat ditampilkan sebagai berikut :

Tabel 1 Peningkatan Populasi Lansia di Indonesia


Tahun Jumlah (Juta Jiwa)
1970 ± 5,30
2010 ± 18,10
2014 ± 20,7
2020 ± 27
Sumber : Kemenkes RI, 2017; BPS, 2014; & WHO, 2002 yang dikutip oleh
Misnaniarti, 2017)

1
2

Usia ditandai dengan hilangnya mobilitas secara progresif (Asp et al., 2017),
Perubahan yang terjadi diantaranya yaitu pergerakan gaya berjalan hingga pola
gerak lainnya (menurut Alberet SM et al, 2015 yang dikutip oleh Cruz-Jimenez,
2017).

Gangguan mobilitas fisik yang dialami lanjut usia biasanya gangguan


aktivitas sehari-hari seperti berjalan dengan jarak yang dekat, naik tangga, dan
aktivitas mandi. Dari gangguan tersebut saya sebagai penulis tertarik untuk
mengkaji mengenai gangguan yang sangat dirasa yaitu berjalan, yang dimana usia
lanjut usia mengalami kelambatan saat berjalan (menurut An R, Shi Y., 2015 yang
dikutip oleh Asp, Siminsson, Larm, & Molarius, 2017). Gangguan berjalan
tersebut diakibatkan oleh lemahnya otot ekstremitas bawah yaitu M.
Gasctrocnemius, M. Tibialis Anterior, M. Flexor Digitorum Brevis, dan M. Flexor
Hollucis Brevis.
Kecepatan berjalan sangat berpengaruh pada resiko jatuh. Setiap tahunnya
lebih dari 25% wanita lanjut usia mengalami jatuh, hingga terluka bahkan dirawat
di Rumah Sakit ( menurut Tromp et al., & Sterring et al., 2001 yang dikutip oleh
Meurisse et al., 2019). Berdasarkan keterangan di atas, saya sebagai penulis ingin
membuktikan bahwa Resistance Exercise dengan Elastic Band untuk ekstremitas
bawah terhadap Walking Speed pada lanjut usia dapat mengatasi resiko jatuh. Hal
ini bertujuan agar kecelakaan seperti yang telah disampaikan di atas dapat
dihindari atau bahkan tidak dialami oleh para lanjut usia.
Kelemahan adalah keadaan klinis dengan peningkatan kerentanan ketika
terkena stimulasi yang tidak diinginkan, yang dihasilkan dari penurunan terkait
usia dalam cadangan fisiologis, dan meningkatkan risiko dari hasil yang
merugikan seperti ketergantungan, penurunan kognitif, cacat, jatuh, rawat inap,
pelembagaan, dan kematian. ( menurut Langlois et al. 2013; Sánchez-García et al.
2017; Vaughan et al.2015 yang di kutip oleh Chen et al., 2019).
Intervensi latihan merupakan cara yang dibutuhkan untuk pencegahan dan
pengobatan pada kelemahan. Ada banyak bentuk latihan untuk orang tua yang
memiliki kelemahan, seperti Resistance, Aerobic, keseimbangan, fleksibilitas, dan

2
3

sebagainya. Resistance Exxercise tampaknya menjadi elemen penting, salah satu


contoh latihan resistensi adalah latihan menggunakan karet gelang. Latihan karet
gelang sebagai latihan ketahanan elastis berbasis rumahan, memiliki tujuan untuk
membuat kelompok otot bergantian secara alternatif selama latihan dan
memberikan waktu yang cukup untuk memulihkan otot, kemudian menghindari
risiko cedera otot setelah kelelahan saraf serta merangsang mobilisasi otot,
sehingga dapat meningkatkan efek latihan dan kemampuan berjalan. (menurut
Chen et al. 2014; Frost et al. 2017; Landi et al. 2010; Wangetal. 2017; Tousignant
et al. 2013; Cesari et al. 2015; Tarazona- Santabalbina et al. 2016; Sacha et al.
2017; Kwak et al. 2016;Lin et al. 2015; Oh et al. 2017;Parketal. 2015; Lin et al.
2015 yang dikutip oleh Chen et al., 2019).
Dari penjelasan di atas, maka latihan yang akan saya amati adalah Latihan
dengan menggunakan karet elastis. Latihan karet elastis adalah latihan umum pada
orang tua yang tidak hanya menginduksi perbaikan kekuatan otot, namun juga
dapat memperbaiki fungsi kecepatan berjalan, fleksibilitas, keseimbangan, dan
kualitas hidup serta dapat mengurangi risiko cidera. Keamanan dan keberhasilan
dari penggunaan karet gelang pada orang tua juga telah terbukti.
Kecepatan berjalan akan diukur dengan menjalani 10 Meter Walking Test.
Tes ini akan meminta para peserta untuk berjalan lurus pada jarak 10 m pada
kecepatan biasa. Pemeriksa akan mengukur jumlah langkah dan waktu yang
dibutuhkan peserta untuk berjalan 10 meter.(Naomi Katayama et al., 2019).
Adapun studi lainnya menyebutkan bahwa kecepatan berjalan dapat di ukur
dengan 4,44 Meter Walk (D. H. Yoon et al., 2018), short physical performance
battery (SPPB) (menurut Parera S et al., 2006 yang dikutip oleh Dong Hyun Yoon
et al., 2017), 20 Meters Walk (Saeterbakken et al., 2018), Minnesota Living with
Heart Failure Questionnaire (MLHFQ) (menurut Rektor TS 1992, dan Sullivan M
et al., 1995 yang dikutip oleh Lans et al., 2018), 4,44 Meter Walk dan Time Up and
Go Test (TUG) (menurut LP Goreng et al., 2001 dan Podsiadlo D et al., 1991 yang
dikutip oleh Lee et al., 2020), dan Fried Frailty Phenotype (R. Chen et al., 2019)
4

I.2 Identifikasi Masalah


Dari penjelasan pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
menjadi beberapa point masalah sebagai berikut:
a. Elastic Band Resistance dapat meningkatkan Kelemahan Otot pada
lansia.
b. Elastic Band Resistance dapat meningkatkan Walking Speed pada
lansia.
c. Belum diketahui pengaruh Elastic Band Resistance terhadap
peningkatan Walking Speed.

I.3 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah yang didapat pada penilitan ini adalah bagaimanakah
pengaruh Elastic Band Resistance dalam meningkatkan Walking Speed pada lanjut
usia.

I.4 Tujuan Penulisan


Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, maka Tujuan Penulisan Karya Tulis
Ilmah ini adalah untuk mengetahui pengaruh Elastic Band Resistance dalam
meningkatkan Walking Speed pada lanjut usia.

I.5 Pertanyaan Review

Apakah Elastic Band Resistance dapat meningkatkan Walking Speed ?

I.6 Manfaat Penulisan


Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:
5

a. Manfaat untuk Penulis


1) Dapat menerapkan ilmu yang diperolah dari hasil penelitian dan
digunakan untuk kemajuan ilmu pengetahuan di bidang Fisioterapi.

2) Meningkatkan wawasan terkait pengaruh Elastic Band Resistance


dalam meningkatkan Walking Speed pada lanjut usia dan cara
menanggulanginya.
b. Manfaat untuk Masyarakat
1) Dapat memberikan edukasi tentang ilmu fisioterapi kepada
masyarakat agar wawasan kesehatan bertambah luas.
2) Masyarakat dapat menerapkan penggunaan alat Elastic Band
Resistance dalam meningkatkan Walking Speed pada lanjut usia.
c. Manfaat untuk Universitas
1) Dapat berkontribusi dalam hal penelitian di bidang ilmu Fisioterapi.
2) Menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan study D-III
Fisioterapi UPN VETERAN JAKARTA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Lansia (Lanjut Usia).


Menurut UU Nomor 13 tahun 1998, batasan lanjut usia merupakan seorang
yang telah melewati usia 60 tahun ke atas. Lansia dapat dikategorikan menjadi:

Tabel 2 Kategori Lansia


No. Kategori Klasifikasi

Mampu melakukan kegiatan yang dapat


1. Lansia Potensial
menghasilkan barang atau jasa
Tidak mampu melakukan kegiatan yang

2. Lansia Tidak Potensial menghasilkan sehingga membutuhkan bantuan


orang lain
Sumber : Misnaniarti, 2017

Di prediksikan di tahun 2020 populasi lansia akan sangat meningkat.


Sebelas persen dari 6,9 milyar penduduk dunia adalah lansia (WHO, 2013).
Penduduk Indonesia merupakan penduduk terbanyak keempat setelah China, India
dan Amerika Serikat. (WHO, 2013).

Tabel 3 Peningkatan Populasi Lansia di dunia

No. Negara Jumlah Penduduk


1. China 1,35 M
2. India 1,24 M

3. Amerika Serikat 313 juta


4. Indonesia 242 juta

6
7

Pada tahun 2013 BPS (Badan Pusat Statistik ) mengatakan bahwa, di tahun
2018 populasi penduduk yang berusia ≥60 tahun mencapai ±24.754.500
penduduk. Jika di presentase-kan (9,34%) dari total populasi. (Kiik et al., 2018).

II.1.1 Perubahan yang terjadi pada Lansia (Lanjut Usia).


Lansia serupa dengan ditandai berkurangnya status kesehatan terlebih
kesehatan fisik. Status kesehatan lansia akan memengaruhi kualitas hidup lansia.
Bertambahnya usia diiringi dengan timbulnya berbagai penyakit seperti,
penurunan fungsi tubuh, keseimbangan tubuh dan risiko jatuh. Menurunnya status
kesehatan lansia ini berlawanan dengan keinginan para lansia agar tetap sehat,
mandiri dan dapat beraktivitas seperti biasa misalnya mandi, berpakaian,
berpindah secara mandiri. Latihan fisik sangat penting bagi lansia dalam
meningkatkan kualitas hidup, Latihan juga berperan penting dalam mengurangi
risiko penyakit dan memelihara fungsi tubuh lansia ( menurut Ko & Lee 2012
yang dikutip oleh Kiik et al., 2018).

II.1.2 Pengertian Walking Speed (Kecepatan Berjalan)


Berjalan adalah sarana yang digunakan individu untuk berpindah dari
tempat satu ke tempat yang lain di AS dan Eropa. Kecepatan yaitu di mana
individu berjalan secara relevan dengan fungsi mereka di masyarakat. Kecepatan
berjalan diukur oleh fisioterapi dan dokter lainnya ( Menurut Mitchell C, 2006;
Robinett CS etl al., 1988; Langlois JA et al., 1987; Andrews AW et al., 2008;
Howard LS et al., 2008; yang di kutip oleh Bohannon & Williams Andrews,
2011).
Kecepatan berjalan merupakan indikasi kapasitas fungsional seseorang dan
status kesehatan umum yang ukurannya telah terbukti bersifat prediktif terhadap
kisaran hasil, termasuk respon terhadap rehabilitasi, lemah, ketergantungan
fungsional, cacat mobilitas, penurunan kognitif, dan jatuh. Waking speed yang
lambat diakibatkan karena adanya kualitas hidup yang rendah, menurunnya
partisipasi dan gejala depresi (Middleton et al., 2015).

7
8

kecepatan rata-rata berkisar kurang lebih 94,3 cm/detik (wanita berusia


80-99 tahun) dan 143,4 cm/detik (pria berusia 40-49 tahun). Kecepatan berjalan
relatif konsisten untuk 20 dekade sampai 29 tahun hingga 69 tahun untuk pria
(133,9 - 143,3 cm/detik) dan wanita (124,1-139,0 cm/detik) (Bohannon &
Williams Andrews, 2011).

II.1.3 Hubungan Kecepatan Berjalan Terhadap Resiko Jatuh Dan


Kelemahan Otot.
Kecepatan berjalan sangat berpengaruh pada resiko jatuh. Setiap tahunnya
lebih dari 25% wanita lanjut usia mengalami jatuh, hingga terluka bahkan di rawat
di Rumah Sakit (menurut Tromp et al., & Sterring et al., 2001 yang dikutip oleh
Meurisse et al., 2019). Hal tersebut dikarenakan Hilangnya progresif massa otot
dan fungsi yang terjadi dengan penuaan dikaitkan dengan perubahan struktural
dalam otot rangka. (menurut Arentson-Lantz et al., 2016 & Miljkovic et al., 2015;
Schiaffino and Reggiani, 2011 yang di kutip oleh Moro et al., 2019).
Sehingga dari kelemahan tersebut kita dapat mencegah atau dapat
menguatkannya kembali dengan faktor kunci memimpin gaya hidup aktif,
mengalami kualitas hidup yang baik dan mempertahankan daya tahan otot dapat
mengurangi efek buruk dari penuaan pada kapasitas fungsional. Pengukuran yang
digunakan untuk mengukur walking speed adalah 10 m Walking Test. (menurut
Neder et al., 2000 yang di kutip oleh Arakelian et al., 2019).

II.1 Pengertian Elastic Band


Elastic Band adalah karet gelang yang elastis digunakan untuk latihan fisik,
Penggunaan bahan elastis untuk kesehatan adalah metode yang efektif, mudah di
gunakan, banyak yang menjual dan signifikan lebih murah. Selain itu, resistensi
elastis telah menimbulkan motivasi intrinsik yang lebih tinggi di praktisi
kesehatan untuk mengadvokasi latihan kekuatan yang dapat dilakukan di rumah
9

(menurut Polyte et al., 2015 yang di kutip oleh Colado et al., 2018).
Pelatihan-tipe resisten menggunakan karet gelang sudah sering diterapkan
sebagai metode pengobatan dan merupakan pendekatan yang aman untuk
penguatan otot pada orang dewasa tua dengan hasil mengungkapkan otot aktivasi
dan kemanjuran yang dirasakan sendiri dari pelatihan resisten. Pelatihan tersebut
digunakan bukan hanya karena kesederhanaan dan kenyamanan tetapi juga
kemampuannya untuk memperkuat sistem muskuloskeletal, yang selanjutnya
menguntungkan mobilitas fisik (menurut Yasuda, T. et al, 2015 and Chen et al,
2013; Fukumoto, Y. et al, 2014 dan Cho, I., et al, 2014 yang di kutip oleh Liao et
al., 2018).

II.2.1 Sifat Elastic Band


Pengetahuan mengenai informasi ini memungkinkan terapis menggunakan
Elastic Band lebih efektif pada program terapi latihan. Sifat pada Elastic Band
bergantung pada:
a. Pengaruh Elongasi Materi Elastis
Tahanan Elastic Band memberikan tahanan variabel terikat gaya yang
dihasilkan akan berubah saat material dielongasi.
b. Penentuan dan Kuantifikasi Tahanan
Saat latihan, persentase deformasi dan tahanan (gaya) yang dihasilkan
dari material bukan satu-satunya faktor. Ada faktor lain yaitu perubahan
Panjang lengan momentum saat sudut elastis berubah terhadap
ekstremitas bawah yang bergerak akan mempengaruhi torsi pada Elastic
Band. Kemudian akan terjadi kurva torsi berbentuk lonceng dengan
puncak torsi dekat pertengahan lingkup gerak selama latihan dengan
Elastic Band. Penelitian terhadap studi ini diperlukan menentukan
tahanan elasticband yang membentuk sudut 90° terhadap ekstremitas
bawah pada lingkup gerak tengah. Hubungan Panjang dan tegangan otot
yang berkontraksi akan mempengaruhi kemampuan untuk merespons
terhadap perubahan beban.
10

c. Karakteristik Kelelahan
Tingkat kelelahan material bergantung pada keseringan Elastic Band
diregangkan. Bila beban diberikan secara terus menerus maka
elasticband akan menjadi rapuh dan mengalami kerobekan.

II.2.2 Keunggulan Elastic Band


Latihan karet elastis bermanfaat bagi orang dewasa tua yang sehat dan
lemah. Program latihan ketahanan menggunakan karet gelang elastis dapat
meningkatkan kekuatan otot paha , Ekstensi lutut, ekstensi hip (pinggul) dan
kemampuan duduk ke berdiri pada orang dewasa yang lebih tua. Selanjutnya,
pelatihan ketahanan karet gelang dapat meningkatkan kemampuan fungsional,
Meningkat fleksibilitas, meningkatkan Lingkup gerak sendi, meningkatkan
kemampuan jalan serta keseimbangan pada orang dewasa yang lebih tua ( menurut
Topp et al., 1993, 1996 yang di kutip oleh K. M. Chen, Li et al., 2015).
Latihan tahanan/Resistance Exercise tampaknya menjadi elemen penting,
latihan karet elastis digunakan sebagai latihan ketahanan elastis berbasis rumah,
dapat menghindari risiko cedera otot setelah kelelahan saraf dan merangsang
mobilisasi otot, sehingga meningkatkan efek pelatihan. Latihan karet elastis
adalah latihan umum pada orang tua, yang tidak hanya dapat menginduksi
perbaikan kekuatan otot, fungsi gaya berjalan, fleksibilitas, keseimbangan, dan
kualitas hidup, tetapi juga mengurangi risiko. Keuntungan lainnya adalah :
a. Elastic Band mudah dibawa kemana sehingga menjadi pilihan yang
ideal untuk program latihan.
b. Tahanan pada Elastic Band tidak terlalu bergantung pada gravitasi
sehingga latihan dapat dilakukan dalam berbagai pola dan posisi gerak
pada ekstremitas dan trunk
c. Latihan pada kecepatan sedang sampai tinggi sangat aman karena
pasien/klien tidak perlu melakukan gerakan yang cepat.
(menurut Sacha et al. 2017; Kwaketal.2016;Linetal.2015; Oh et al. 2017;
11

Park et al.2015; Lin et al. 2015 yang di kutip oleh R. Chen et al., 2019)

II.2.3 Kelemahan Elastic Band


a. Tidak ada sumber stabilisasi atau control Gerakan ketika Elastic Band
digunakan sebagai tahanan. Sehingga pasien/klien menggunakan
stabilisasi otot untuk memastikan bahwa pola gerak yang dilakukan itu
benar.

b. Harus diganti secara rutin untuk menjaga keamanan pasien/klien. Bila


banyak individu yang menggunakan Elastic Band yang sama, maka akan
sulit untuk menentukan banyaknya jumlah penggunaan.
c. Beberapa material mengandung lateks, sehingga pasien yang
mengalami alergi lateks disarankan untuk menggunakan produk
berbahan non lateks.

II.2.4 Prosedur Penggunaaan Elastic Band


a. Memilih derajat material yang sesuai.
Maksudnya ialah ketebalan material akan mempengaruhi tingkat
tahanan. Semakin berat derajat elastis semakin besar tegangan ketika
diregangkan. Dampaknya bisa memberikan tingkat tahanan yang lebih
tinggi.

b. Memilih Panjang yang sesuai.


Elastic Band berbentuk gulungan besar dan dapat dipotong sesuai kepada
latihan spesifik, tinggi badan dan Panjang pasien/klien yang akan
dilakukan harus memadai agar kedua ujungnya dapat dilekatkan
dengan baik.

c. Menahan pada Elastic Band.


Salah satu ujung biasanya diikatkan atau dilekatkan pada objek yang
kokoh atau ditahan dengan meminta pasien berdiri pada salahs atu
12

ujung material. Ujung yang lain diregangkan atau diikat simpul yang
kemudian dipasang mengelilingi segmen ekstremitas. Material juga
dapat ditahan pada trunk untuk aktivitas berjalan melawan tahanan.
Elastic Band juga dapat ditahan dengan kedua tangan atau disimpulkan
pada kedua kaki untuk latihan bilateral. (Carolyn Kisner & Lynn Colby,
2017).

Keamanan dan keberhasilan dari menggunakan Elastic Band pada lansia juga
telah terbukti dan dianjurkan untuk para lanjut usia melawan lemahnya otot bagian
bawah (tungkai). Maka dari itu saya sebagai penulis melakukan penelitian ini
untuk mengevaluasi apakah Latihan Elastic Band dapat meningkatkan kecepatan
berjalan pada wanita lanjut usia.

II.2 Pengukuran Walking Speed


Kecepatan berjalan yang diukur dengan 10 m berjalan, Para peserta berjalan
lurus pada jarak 10 m pada kecepatan biasa. Pemeriksa mengukur jarak sambil
berjalan dan waktu yang dibutuhkan untuk berjalan 10 m. (Naomi Katayama et al.,
2019).
Tes dengan jarak waktu 5-10 m dan fase percepatan di tentukan sendiri.
Gunakan permukan yang datar dan tandai dengan garis berwarna memanjang,
serta gunakan stopwatch untuk melihat waktu dan jarak tempuh serta langkah
yang di dapat oleh peserta. Jika test dilakukan di permukaan datar namun kondisi
tersebut sedang berada diluar ruangan maka gunakan pita bertali yang diulurkan
sepanjang 5-10 m. untuk mendapatkan kecepatan berjalan yang maksimal dapat
dengan memberikan instruksi ataupun demonstrasi dalam melakukannya untuk
mendapatkan hasil yang signifikan. Jika peserta mengalami jatuh atau tidak
seimbang maka peserta mengalami kelemahan. ( Menurut Ng et al, 2012;.. Ng et
13

al, 2013; Lindemann et al, 2008;. Macfarlane & Looney, 2008; Macfarlane &
Looney, 2008; van Herk et al., 1998; Peters et al., 2013; yang dikutip oleh
Middleton et al., 2015).
Pada umumnya usia 60 keatas memiliki Kecepatan berjalan seperti dibawah

ini:

Tabel 4 Perbandingan Kecepatan Berjalan Dewasa Muda dan Dewasa


Tua di Hong Kong

Kategori Jarak (m) Waktu tempuh (s) Kecepatan (m/s)

Dewasa muda 10 m 10,30 s 0,97 m/s

Dewasa tua 10 m 15,40 s 0,65 m/s


Sumber : menurut peters el al., 2013 yang dikutip oleh Chan & Pin, 2019

Sedangkan kecepatan berjalan normal lansia di Indonesia adalah 1 m/detik.


Jadi, untuk jarak 10m kecepatan lansia 10 m/s. (Frida Sianita Nur Af’idah, Yulis
Setya Dewi, 2008)
Otot utama yang mengalami kelemahan yaitu (Safrin Arifin & Sri Yani,
2013):

a. M. Tibialis Anterior
Origo : Kondilus Lateral dan Lateral Proximal Shaft Tibia
Insetion : Basis Metatarsal 1 dan Medial Cuneiform
Fungsi : Dorsal Flexi dan Inversi Kaki
Inervasi : Nervus Fibularis Profundus (Peronel) (L4-S1)

b. M. Gastrocnemius
Origo : Caput Medial dan Lateral Dari Permukaan Posterior
14

Kondilus Femoralis
Insertion : Permukaan Posterior Calcaneus membentuk Tendon
Chilles
Fungsi : Plantar Flexi Kaki, Flexi Lutut
Inervasi : Nervus Tibialis (S1-S2)

c. M. Flexor Digitorum Brevis


Origo : Prosesus Medialis Tuberosis Calcanei dan
Apponeorosis Plantaris
Insertion : Empat Tendon M. Flexordigitorum Longus sampai
pada Falang Tengah Jari Kaki 2-5
Fungsi : Flexi bagian tengah dan dasar jari kaki 2-5
Inervasi : Nervus Plantar Medial

d. M. Flexor Hollucis Brevis


Origo : Permukaan Carpal Ossa Cuneiformis Mediale,
Intermedium, dan Lateral Ligamentum Plantar
Longus
Insertion : 2 Caput Tulang Sesmoid dan Falang Proximal ibu jari
kaki Fungsi : Flexi Interpalang ibu jari kaki
Inervasi : Nervus Plantar Medial

II.3 Kriteria
a. Kriteria inkulis
1) Mencapai skor ±25 pada pada Pemeriksaan Mini-Mental State
2) Perempuan berusia 60 tahun keatas
3) Bisa berjalan sendiri
4) Tidak menderita gangguan SSP
5) Gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran akut
6) Tidak mengkonsumsi obat apapun
b. Kriteria eksklusi
15

1) Turut serta dalam program latihan dan pendengaran, gangguan


muskuloskeletal dan neurologis, dan penyakit akut dan
melumpuhkan sehingga para wanita tidak bisa melakukan latihan
dan ikuti instruksi latihan, dikonfirmasi oleh dokter.
2) kurang menghadiri lebih dari dua sesi latihan
3) kurangnya kesehatan fisik secara umum
4) menderita gangguan penglihatan dan pendengaran
5) gangguan muskuloskeletal dan neurologis, serta penyakit akut
6) mengikuti instruksi latihan

II.4 Gerakan
a. Abduksi Hip

: Melebarkan kaki ke arah lateral (menjauhi tubuh)


b. Adduksi Hip

: Mendekatkan kaki ke arah medial (mendekati) tubuh


c. Ekstensi Hip : Melebarkan tungkai ke arah posterior (belakang) tubuh
d. Flexi Hip : Melebarkan tungkai ke arah anterior (depan) tubuh
e. Plantar Flexi : Posisikan kaki dalam keadaan jinjit
f. Dorsal Flexi
: Angkat jari –jari kaki kearah proximal dengna
tumpuan tumit

II.5 Dosis Latihan


16

Tabel 5 Dosis Latihan Resistance Exercise dengan Elastic Band

Minggu Pemanasan Set/Pengulangan Pendinginan

Ke-1 10 menit 2/10 5 menit


Ke-2 10 menit 2/12 5 menit
Ke-3 10 menit 2/15 5 menit
Ke-4 10 menit 3/10 5 menit
Ke-5 10 menit 3/12 5 menit
Ke-6 10 menit 3/15 5 menit
Ke-7 10 menit 3/20 5 menit
Ke-8 10 menit 3/25 5 menit
Sumber : Vafaeenasab et al., 2019
BAB III
METODE LITERATUR REVIEW

III.1 Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode Literature Review
pengambilan data dari beberapa jurnal literatur berdasarkan evidance based yang
tersedia. Peneliti mengumpulkan beberapa database electronic yang berkaitan
dengan variabel.

III.2 Kriteria Jurnal

Kriteria pada penelitian ini adalah jurnal yang sudah terpublikasi dan
memenuhi kriteria inklusi ekslusi. Sample diambil dari populasi yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
1) Bukan termasuk jurnal predator
2) Terbit paling lama tahun 2015
3) Diterbitkan secara nasional dan international
4) Sesuai dengan tema penelitian
b. Kriteria Eksklusi
1) Jurnal terbit sebelum tahun 2015
2) Jurnal yang tidak lolos Scimago (jurnal predator)

17
18

III.3 Strategi Pencarian Literatur Review

Tabel 6 Strategi Pencarian Literatur Review

Strategi Pencarian
Sumber Data Strategi
1. Mencari referensi secara
Google Schoolar
electronic berbasis internet
2. Mendapatkan jurnal
Pubmed
electronic dengan satu team
3. Mendapat jurnal electronic
Scient Direct dengan orang.
4. Mendapatkan jurnal dari
Jospt perpustakaan kampus.
BAB IV
HASIL LITERATURE REVIEW

IV.1 Hasil Penelitian


Disampaikan secara detail intervensi yang diberikan pada partisipan dalam
pemberian Resistance Excercise dengan Elastic Band. Dijelaskan pula parameter
yang digunakan oleh masing-masing penulis diantaranya : 4,44 Meter Walk,
Parameter Short Physical Performance Battery (SPPB), 20 meter walk, Minnesota Living
with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ), 4,44 Meter Walk dan Time Up and Go Test
(TUG), serta Fried Frailty Phenotype guna melihat hasil keberhasilan dari latihan
resistensi menggunakan elastic band.

IV.1.1 Deskripsi Penelitian Yang Didapatkan


Jurnal/artikel yang didapat dari strategi pencarian, dimasukkan pada review
dan dikeluarkan memiliki tipe Randomized Controlled Trial, Cohort Serta Pilot
Studi yang berjumlah 6 artikel.

19
20

Tabel 7 Penilaian Kualitas Metodologi

No Nama Jurnal Hasil Bukti

1. J Nutr Health Aging Q1

2. Geriatr Gerontol Int Q1

3. Journal of Aging Research Q2

4. ESC Heart Failure Q2


21

Physiotherapy Theory and


5. Q2
Practice

The Journal of Frailty &


6. Q2
Aging

Tabel 8 Karakteristik Studi


Waktu
Penulis dan Partis Gende Tempat Paramete
Judul Metode Penelitia Intervensi Hasil
Tahun Terbit ipan r Penelitian r
n
(D. H. Yoon et Effects of Randomized N=65 Pria 16 Komunita 4,44 Resistance Peningkatan
al., 2018) resistance Controlled dan minggu s lansia Meter exercise yang
exercise Trial wanita Walk menggunaka signifikan,
training on n Elastic sehingga
cognitive exercise bands menyebabka
function n efek
and waktu yang
physical signifikan
22

performan
ce in
cognitive
frailty: a
randomize
d
controlled
trial

(Dong Hyun Effect of Cohort N=70 Pria 12 Silver short elastic HSPT lebih
Yoon et al., elastic Study dan minggu Academy physical bandbased mampu
2017) band-base wanita College of performa high-speed meningkatka
d Y Church nce power n speed
high-speed di Seoul, battery training, performance
power Korea (SPPB) low-speed dibandingka
training on strength n LSST
cognitivefu training setelah
nction,phys dengan dilakukan
icalperfor resistance pengukuran
mance and exercise dengan
muscle menggunaka SPPB
strength n elastic band
older
women
with mild
cognitive
impairmen
23

t
(Saeterbakke Effects of pilot study N=23 Pria 10 Komunita 20 Meters Strength Tidak ada
n et al., 2018) Strength dan minggu s yang Walk training perubahan
Training wanita menerim menggunaka dalam
on Muscle a layanan n elastic band kecepatan
Properties, kesehata berjalan
Physical n
Function,
and
Physical
Activity
among
Frail Older
People: A
Pilot Study
(Lans et al., Peripheral pilot study N=22 Pria 12 bulan cardiolog Minnesot resistance Terdapat
2018) muscle dan y clinic at a Living exercise bands peningkatan
training wanita Kalmar with yang
with County Heart signifikan
resistance Hospital, Failure pada jarak
exercise Sweden Questionn berjalan
bands in aire
patients (MLHFQ)
with
chronic
heart
failure.
24

Long-term
effects on
walking
distance
and quality
of life; a
pilot study
(R. Chen et al., Effects of randomized N=70 Pria 8 minggu Pusat Fried Elastic band menunjukka
2019) elastic controlled dan komunita Frailty exercise n
band trial wanita s Phenotyp penguranga
exercise on e n waktu
the frailty berjalan
states in yang
pre-frail signifikan
elderly secara
people statistik
pada
kelompok
pita elastis
dari waktu
ke waktu
25

(Lee Et Al., Effects Of randomized N=65 Pria 8 minggu communit 4,44 elastic Gait speed
2020) High-Speed controlled dan y and Meter band-based and TUG test
Power trial wanita medical Walk dan high-speed secara
Training center in Time Up power signifikan
On republic and Go training meningkat
Neuromusc of Korea Test (HSPT)
ular And (TUG)
Gait
Functions
In Frail
Elderly
With Mild
Cognitive
Impairmen
t Despite
Blunted
Executive
Function
BAB V
PEMBAHASAN LITERATURE REVIEW

V.1 Pembahasan
Menurut studi Vafaeenasab et al., 2019 yang menjadi acuan penulis, bahwa
variable yang penulis ambil yaitu Walking Speed, dengan hasil akhir menurunnya
durasi 10 Meter, artinya waktu tempuh untuk menyelesaikan jarak 10 Meter
dilakukan dengan lebih cepat dari biasanya setelah melakukan Resistance Exercise
menggunakan Elastic Band. Dari studi D. H. Yoon et al., 2018, Dong Hyun Yoon
et al., 2017, Lans et al., 2018, Chen et al., 2019, Lee et al., 2020, yang terdapat
dalam tabel dapat di simpulkan bahwa Resistance exercise dengan menggunakan
Elastic Band sangat berpengaruh dalam meningkatkan durasi Walking Speed
dengan parameter dan jangka waktu yang berbeda. Karena jika menguatkannya
kembali dengan faktor kunci memimpin gaya hidup aktif, mengalami kualitas
hidup yang baik dan mempertahankan daya tahan otot dapat mengurangi efek
buruk dari penuaan pada kapasitas fungsional yang terjadi kelemahan sehingga
menghambat kecepatan dalam berjalan dan resiko jatuh yang besar akibat
hilangnya progresif massa otot dan fungsi yang terjadi dengan penuaan dikaitkan
dengan perubahan struktural dalam otot rangka. (menurut Arentson-Lantz et al.,
2016 & Miljkovic et al., 2015; Schiaffino and Reggiani, 2011 yang di kutip oleh
Moro et al., 2019).
Dari studi yang telah penulis temukan, ada beberapa alat ukur untuk
mengukur Walking Speed diantaranya :
a. 4,44 Meter Walk : Tiga garis digambar horizontal di area pengukuran.
Jarak antar garis pertama dan kedua adalah 1 m, garis kedua dan ketiga
4,44 m, jadi total garis pertama sampai tiga adalah 5,44 m. Peserta berdiri
di garis pertama dan berjalan ke garis ketiga dengan mengikuti instruksi.
Kemuan catat durasi rata-rata yang didapat.(D. H. Yoon et al., 2018)

26
27
28

b. Parameter Short Physical Performance Battery (SPPB) : digunakan


untuk menilai pasien yang lansia pada 'keseimbangan, berjalan, kekuatan
dan daya tahan'. Setiap tes 'keseimbangan, berjalan, kekuatan dan daya
tahan' memiliki skor kinerja, dengan total 12 poin terdiri dari tes kursi
berdiri (4 poin), tes keseimbangan (4 poin) dan tes kecepatan berjalan (4
poin). Perubahan skor SPPB sebesar 1,0 poin dinyatakan bermakna
(menurut Parera S,. et al yang dikutip oleh Dong Hyun Yoon et al., 2017)
c. 20 Meters Walk : dilakukan dengan 2 cara, yang pertama berjalan dengan
santai sesuai dengan kecepatan biasanya, yang kedua jalan cepat dari
biasanya * Waktu dinilai oleh fotosel (A / S Ergotest, Porsgrunn,
Norwegia) yang berjarak 20 meter di sepanjang koridor (Saeterbakken et
al., 2018)
d. Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ) : terdiri
dari dua dimensi, yaitu fisik dan emosional . dimensi fisik terdiri dari 8
item yang skor nilainya 0 - 40, dimensi emosional yang terdiri dari 5
item, dengan skor 0 – 25. Skor ≤25 dapat mempengaruhi kualitas hidup.
Ke valid-an dan reabilitas diuji versi Swedia dari Short Form kuesioner
yang berhubungan dengan kesehatan dengan total 36 item. MLHFQ
digunakan untuk menganalisis variasi kualitas hidup terhadap kesehatan
selama waktu test. Item dalam setiap dimensi diubah menjadi skala mulai
dari 0 (kesehatan terburuk) sampai 100 (kesehatan terbaik). (menurut
Rektor TS 1992, dan Sullivan M et al., 1995 yang dikutip oleh Lans et
al., 2018)
e. 4,44 Meter Walk dan Time Up and Go Test (TUG) :
1) 4,44 Meter Walk : Tiga garis digambar secara paralel dan setiap jarak
interval antara garis pertama dan kedua 4,44 m, dan interval antara
garis kedua dan ketiga 1 m, untuk total jarak 5,44 m. Subjek berdiri
di baris pertama dan berjalan menuju baris ketiga setelah mendapat
instruksi "jalan" oleh peneliti.
29

2) Time Up and Go Test (TUG) : mengukur waktu yang diambil dari


subjek, dengan cara bangun dari kursi kemudian ketika di
instrukrikan "jalan" oleh peneliti, maka subjek berjalan sejauh 3 m,
lalu memutar garis yang sudah di design bulat, diteruskan berjalan
kembali ke kursi, dan duduk kembali di kursi.
(menurut LP Goreng et al., 2001 dan Podsiadlo D et al., 1991 yang dikutip
oleh Lee et al., 2020)
f. Fried Frailty Phenotype : untuk mengevaluasi tingkat kelemahan pada
lansia setelah dan sebelum di intervensi (R. Chen et al., 2019)
Disisi lain, studi Saeterbakken et al., 2018 menyatakan bahwa Resistance
Exercise menggunakan Elastic Band tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
Karena :
a. Volume latihan rendah (2x/minggu dan hanya 2 set pada
minggu-minggu pertama)
b. Kekuatan statistik rendah (karena kurangnya pengalaman dengan
latihan resistance dan semua peserta memiliki layanan perawatan
kesehatan)
c. Deviasi standar yang besar
d. Sample ada yang menggunakan alat bantu berjalan
Maka dari itu para Lansia dianjurkan untuk mengikuti Resistance Exercise
menggunakan Elastic Band ini, dengan merancang program latihan agar terhindar
dari cedera.

V.2 Keterbatasan Review


a. Memiliki beberapa gangguan penglihatan atau pendengaran atau
penyakit serius, yang mengurangi generalisasi hasil.
b. Kurangnya peserta dan ukuran sampel yang kecil
c. Periode penelitian ini singkat, dan tanpa pengamatan lanjutan setelah
penghentian studi
30

V.3 Temuan Review


a. Menurut studi D. H. Yoon et al., 2018 dalam waktu 16 minggu, dengan
parameter 4,44 Meter Walk memiliki Peningkatan yang signifikan,
sehingga menyebabkan efek waktu yang signifikan
b. Menurut studi Parera S et al., 2006 yang dikutip oleh Dong Hyun Yoon
et al., 2017 dalam waktu 12 minggu, dengan parameter short physical
performance battery (SPPB) dan intervensi elastic band based
high-speed power training (HSPT), low-speed strength training(LLST)
dengan resistance exercise menggunakan elastic band menghasilkan
HSPT lebih mampu meningkatkan speed performance dibandingkan
LSST setelah dilakukan pengukuran dengan SPPB
c. Menurut studi Saeterbakken et al., 2018 dalam waktu 10 minggu,
dengan parameter 20 Meters Walk Tidak memiliki pengaruh dalam
kecepatan berjalan
d. Menurut studi Rektor TS 1992, dan Sullivan M et al., 1995 yang dikutip
oleh Lans et al., 2018 dalam waktu 12 bulan, dengan parameter
Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ) Terdapat
peningkatan yang signifikan pada jarak berjalan
e. Menurut studi Chen et al., 2019 dalam waktu 8 minggu dengan
parameter Fried Frailty Phenotype menunjukkan pengurangan waktu
berjalan yang signifikan secara statistik dari waktu ke waktu
f. Menurut studi LP Goreng et al., 2001 dan Podsiadlo D et al., 1991 yang
dikutip oleh Lee et al., 2020 dalam waktu 8 minggu, dengan parameter
4,44 Meter Walk dan Time Up and Go Test ((TUG) dan intervensi
31

elastic band-based high-speed power training (HSPT) memiliki


peningkatan Gait speed and TUG test secara signifikan
BAB VI
PENUTUP

VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa, mensintesis, meringkas, dan membandingkan dari 8
studi, Test Kecepatan Berjalan menggunakan Resistance Exercise menggunakan
intervensi (Elastic Band) dengan parameter berbeda, disimpulkan bahwa
kecepatan berjalan menggunakan parameter 4,44 Meter Walk dan Fried Frailty
Phenotype lebih baik digunakan dibandingkan dengan Minnesota Living with
Heart Failure Questionnaire (MLHFQ) dan Time Up and Go Test (TUG)

32
DAFTAR PUSTAKA

Ahn, N., & Kim, K. 2015. Effects of an elastic band resistance exercise program
on lower extremity muscle strength and gait ability in patients with
Alzheimer’s disease. Journal of Physical Therapy Science, 27(6),
1953–1955. https://doi.org/10.1589/jpts.27.1953

Arakelian, V. M., Goulart, C. da L., Mendes, R. G., Sousa, N. M. de, Trimer, R.,
Guizilini, S., Sampaio, L. M. M., Baldissera, V., Arena, R., Reis, M. S., &
Borghi-Silva, A. 2019. Physiological responses in different intensities of
resistance exercise–Critical load and the effects of aging process. Journal of
Sports Sciences, 37(12), 1420–1428.
https://doi.org/10.1080/02640414.2018.1561389

Asp, M., Simonsson, B., Larm, P., & Molarius, A. 2017. Physical mobility,
physical activity, and obesity among elderly: findings from a large
population-based Swedish survey. Public Health, 147, 84–91.
https://doi.org/10.1016/j.puhe.2017.01.032

Bohannon, R. W., & Williams Andrews, A. 2011. Normal walking speed: A


descriptive meta-analysis. Physiotherapy, 97(3), 182–189.
https://doi.org/10.1016/j.physio.2010.12.004

Carolyn Kisner & Lynn Colby. 2017. THERAPEUTIC EXercise: FOUNDATION


AND TECHNIQUES (S. T. F. Nur Asyiah Indrawati Ghani (ed.); ED. 6,
vol). penerbit buku kedokteran EGC.

Chan, W. L. S., & Pin, T. W. 2019. Reliability, validity and minimal detectable
change of 2-minute walk test, 6-minute walk test and 10-meter walk test in
frail older adults with dementia. Experimental Gerontology, 115(November
2018), 9–18. https://doi.org/10.1016/j.exger.2018.11.001

Chen, K. M., Li, C. H., Chang, Y. H., Huang, H. T., & Cheng, Y. Y. 201). An
elastic band exercise program for older adults using wheelchairs in Taiwan
nursing homes: A cluster randomized trial. International Journal of Nursing
Studies, 52(1), 30–38. https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2014.06.005

Chen, R., Wu, Q., Wang, D., Li, Z., Liu, H., Liu, G., Cui, Y., & Song, L. 2019.
Effects of elastic band exercise on the frailty states in pre-frail elderly
people. Physiotherapy Theory and Practice, 00(00), 1–9.
https://doi.org/10.1080/09593985.2018.1548673

33
34

Colado, J. C., Pedrosa, F. M., Juesas, A., Gargallo, P., Carrasco, J. J., Flandez, J.,
Chupel, M. U., Teixeira, A. M., & Naclerio, F. 2018. Concurrent validation
of the OMNI-Resistance Exercise Scale of perceived exertion with elastic
bands in the elderly. Experimental Gerontology, 103(December 2017),
11–16. https://doi.org/10.1016/j.exger.2017.12.009

Cruz-Jimenez, M. 2017. Normal Changes in Gait and Mobility Problems in the


Elderly. Physical Medicine and Rehabilitation Clinics of North America,
28(4), 713–725. https://doi.org/10.1016/j.pmr.2017.06.005

Forte, R., & De Vito, G. 2019. Comparison of Neuromotor and Progressive


Resistance Exercise Training to Improve Mobility and Fitness in
Community-Dwelling Older Women. Journal of Science in Sport and
Exercise, 1(2), 124–131. https://doi.org/10.1007/s42978-019-0017-4

Frida Sianita Nur Af’idah, Yulis Setya Dewi, S. H. 2008. No Title. STUDI
RISIKO JATUH MELALUI PEMERIKSAAN DYNAMIC GAIT INDEX
(DGI) PADA LANSIA DI PANTI WERDHA HARGODEDALI SURABAYA,
13.

Kiik, S. M., Sahar, J., & Permatasari, H. 2018. Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut
Usia (Lansia) Di Kota Depok Dengan Latihan Keseimbangan. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 21(2), 109–116.
https://doi.org/10.7454/jki.v21i2.584

Lans, C., Cider, Å., Nylander, E., & Brudin, L. 2018. Peripheral muscle training
with resistance exercise bands in patients with chronic heart failure.
Long-term effects on walking distance and quality of life; a pilot study. ESC
Heart Failure, 5(2), 241–248. https://doi.org/10.1002/ehf2.12230

Lee, D. ., Yoon, D. ., Lee, J. ., Ponday, S. ., Park, J., & Song, W. 2020. Effects of
High-Speed Power Training on Neuromuscular and Gait Functions in Frail
Elderly with Mild Cognitive Impairment Despite Blunted Executive
Functions: A Randomized Controlled Trial. The Journal of Frailty & Aging,
8. https://doi.org/10.14283/jfa.2020.23

Liao, C. De, Tsauo, J. Y., Huang, S. W., Ku, J. W., Hsiao, D. J., & Liou, T. H.
2018. Effects of elastic band exercise on lean mass and physical capacity in
older women with sarcopenic obesity: A randomized controlled trial.
Scientific Reports, 8(1), 1–13. https://doi.org/10.1038/s41598-018-20677-7

Meurisse, G. M., Bastien, G. J., & Schepens, B. 2019. Effect of age and speed on
the step-to-step transition phase during walking. Journal of Biomechanics,
83(xxxx), 253–259. https://doi.org/10.1016/j.jbiomech.2018.12.001

Middleton, A., Fritz, S. L., & Lusardi, M. 2015. Walking Speed: The Functional
35

Vital Sign. Journal of Aging and Physical Activity, 23(2), 314–322.


https://doi.org/10.1123/japa.23.2.314
Misnaniarti, M. 2017. Situation Analysis of Elderly People and Efforts To
Improve Social Welfare in Indonesia. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat,
8(2), 67–73. https://doi.org/10.26553/jikm.2017.8.2.67-73

Moro, T., Brightwell, C. R., Phalen, D. E., McKenna, C. F., Lane, S. J., Porter, C.,
Volpi, E., Rasmussen, B. B., & Fry, C. S. 2019. Low skeletal muscle
capillarization limits muscle adaptation to resistance exercise training in
older adults. Experimental Gerontology, 127(September), 110723.
https://doi.org/10.1016/j.exger.2019.110723

Namkoong, S.-R. P.-L. R. 2017. The Effect of Stretching and Elastic Band
Exercises Knee Space Distance and Plantar Pressure Distribution during
Walking in Young Individuals with Genu Varum. Journal of The Korean
Society of Physical Medicine, 12(1), 83–91.
https://doi.org/10.13066/kspm.2017.12.1.83

Naomi Katayama, Miki Kamijyo, & Shoko Kondo. 2019. Relationship between
Walking Speed and Exercise Habits of Elderly People. J. of Health Science,
7(3), 193–197. https://doi.org/10.17265/2328-7136/2019.03.007

Saeterbakken, A. H., Bårdstu, H. B., Brudeseth, A., & Andersen, V. 2018. Effects
of Strength Training on Muscle Properties, Physical Function, and Physical
Activity among Frail Older People: A Pilot Study. Journal of Aging
Research, 2018, 14–17. https://doi.org/10.1155/2018/8916274

Safrin Arifin&Sri Yani. 2013. Atlas Anatomi Otot Untuk Fisioterapi. PT.
Sejahtera Bersama Yuk.

Vafaeenasab, M. R., Kuchakinejad Meybodi, N., Fallah, H. R., Ali


Morowatisharifabad, M., Namayandeh, S. M., & Beigomi, A. 2019. The
Effect of Lower Limb Resistance Exercise with Elastic Band on Balance,
Walking Speed, and Muscle Strength in Elderly Women. Elderly Health
Journal, 5(1), 58–64. https://doi.org/10.18502/ehj.v5i1.1201

Yoon, D. H., Lee, J. Y., & Song, W. 2018. Effects of Resistance Exercise Training
on Cognitive Function and Physical Performance in Cognitive Frailty: A
Randomized Controlled Trial. Journal of Nutrition, Health and Aging,
22(8), 944–951. https://doi.org/10.1007/s12603-018-1090-9

Yoon, Dong Hyun, Kang, D., Kim, H. J., Kim, J. S., Song, H. S., & Song, W.
(2017). Effect of elastic band-based high-speed power training on cognitive
function, physical performance and muscle strength in older women with
mild cognitive impairment. Geriatrics and Gerontology International,
17(5), 765–772. https://doi.org/10.1111/ggi.12784
36
RIWAYAT HIDUP

Nama : Annisa Indahtyas Mussalam Setiawan


Tempat/Tanggal Lahir : Bogor/25 Juli 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
Np. Telp : 087711178150
Email : annisaindahtyas9g@gmail.com

Nama Orang Tua


Ayah : Asep Setiawan
Ibu : Friska SJD

PENDIDIKAN FORMAL
2004-2007 SDN CENTER 1 SITURAJA
2007-2010 SDN CILEBUT 1
2011-2013 SMPN 1 BOJONGGEDE
2013-2016 SMAN 3 CIBINONG
2017-2020 Perguruan Tinggi Negeri Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta Fakultas Ilmu Kesehatan Fisioterapi Program
38

Diploma Tiga
PENDIDIKAN NON FORMAL
Agustus 2017 Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru
(PKKMB)
Januari 2018 Seminar Dan Mini Workshop Fisioterapi “NEURAL
MOBILIZATION (ORIGIN&MODIFIED)”
Oktober 2018 Seminar “Prevention Of Sport Injuty With Physiotherapy”
Maret 2019 Kuliah Umum D-III Fisioterapi 2019 UPN “VETERAN”
JAKARTA
Juni 2019 Latihan Praktik Kesehatan Matra Gladi Posko I Dan II
Bencana Alam Gunung Merapi
Oktober 2019 Seminar Nasional “Pendekatan Konsep Fisioterapi Pada
Tumbuh Kembang Anak”
Februari 2020 Orientasi Peserta Didik Praktek Kerja Lapangan Rumah
Sakit Dr. Suyoto
Mei 2020 Webinar “Peran Fisioterapi Pada Masa Pandemi Covid-19”
Juni 2020 Webinar Nasional Fisoterapi “The Importance Of A
Physiotherapist In The Management Of Sport Teams”
Juli 2020 Webinar “Duduk Santai Sambil Nge-Cofi (Covid&Fisioterapi)
Peran Fisioterapi Dalam Masa Pandemic”

PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota OSIS SMPN 1 BOJONGGEDE Tahun Periode 2011-2012
2. Anggota Ekstrakulikuler Karate SMPN 1 BOJONGGEDE Tahun
Periode 2011-2012
3. Anggota Ekstrakulikuler Degung SMPN 1 BOJONGGEDE Tahun
Periode 2012-2013
4. Anggota Ekstrakulikuler Karate SMAN 3 CIBINONG Tahun Periode
2013-2016
5. Wakil Ketua Rohis SMAN 3 CIBINONG Tahun Periode 2015-2016
40

6. Anggota RTO Himpunan Mahasiswa Prodi Fisioterapi Tahun Periode


2018-2019
Lampiran 1
Surat Pernyataan Bebas Plagiarism

Lampiran 2
Hasil Cek Turn It In

Anda mungkin juga menyukai