Anda di halaman 1dari 94

DIKLAT PEMBEKALAN UNTUK PEMENUHAN

UJI KOMPETENSI PENGAWAS OPERASIONAL


PERTAMA (POP) PADA PERTAMBANGAN

PT. SOLUSI INSPIRASI MANDHIRI

“Memuliakan dan Membahagiakan Semua Orang” 1


PERATURAN
PERUNDANGAN K3
PERTAMBANGAN

2
TAP MPR RI
NOMOR III/MPR/2000

UUD 1945
Surat Menteri Kehakiman & HAM
TAP MPR RI NO. M.U.M.01.06-27
Undang-Undang tanggal 23 –02-02

PERPU
Peraturan Pemerintah (PP)
KEPPRES
KEPMEN
PERDA

3
DASAR PENGAWASAN PENGELOLAAN KESELAMATAN
PERTAMBANGAN
Peraturan Perundangan
Keselamatan Pertambangan

Instansi Pengawas Lain


(Irjen - BPKP – BPK)

Pemerintah Perusahaan
• Kepala Inspektur • Kepala Teknik Tambang
Tambang (KaIT) • Organisasi dan Personil K3
• Inspektur Tambang (IT) • Program K3
• Buku Tambang • Anggaran & Biaya
• Dokumen & Laporan K3 4
DASAR HUKUM
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
UU NOMOR 4 TH 2009 (Pasal 96, 140, 141) / UU No.3 Tahun 2020
UU NOMOR 1 TH 1970 (Menimbang, Ps.2 & 3)
UU NOMOR 13 TH 2003 (Pasal 86 & 87)
PP NOMOR 32 TH 1969 (Pasal 64 & 65)
PP NOMOR 19 TH 1973 (Pasal 1, 2, & 3)
MPR NOMOR 341 LN 1930
KEPMEN NOMOR 2555.K/201/M.PE/1993
PERMEN PANRB No.36 TAHUN 2017
KEPMEN NOMOR 555.K/26/M.PE/1995
PERMEN ESDM No. 26 TAHUN 2018
KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 5
UU NO. 4 TH 2009

Pasal 96
Pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:

1. Ketentuan K3 Pertambangan

2. Keselamatan Operasi Pertambangan

6
UU NO. 3 TH 2020

Pasal 96
Pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:

1. Ketentuan Keselamatan Pertambangan

2. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


Pertambangan, termasuk Reklamasi dan Pasca
Tambang

3. Upaya Konservasi Mineral dan Batubara

4. Pengelolaan sisa tambang sampai memenuhi baku


mutu lingkungan
7
UU NO. 4 TH 2009

Pasal 140
Menteri melakukan pengawasan pengelolaan
usaha pertambangan oleh pemerintah provinsi,
kabupaten/kota sesuai kewenangan.

Menteri, Gubernur dan bupati /Walikota melakukan


Pengawasan kegiatan usaha pertambangan oleh
pemegang IUP, IPR, IUPK

8
UU NO. 3 TH 2020

Pasal 140
Menteri melakukan pengawasan atas pelaksanaan
kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh
Pemegang IUP, IUPK, IUPK Kelanjutan Operasi
Kontrak/Perjanjian, IPR, SIPB, Izin Pengangkutan dan
Penjualan atau IUJP.

9
UU NO. 4 TH 2009

Pasal 141
Pengawasan dimaksud pasal 140 meliputi:

Ketentuan K3 Pertambangan

Keselamatan Operasi Pertambangan

Pasal 141 Ayat (2)


Pengawasan dilakukan oleh Inspektur Tambang

10
UU NO. 3 TH 2020
Pasal 141
Pengawasan dimaksud pasal 140 meliputi:

Teknis Pertambangan, Produksi dan Pemasaran,


Keuangan, Pengelolaan Data Minerba, Konservasi
sumber daya mineral dan batubara, Pengelolaan
lingkungan hidup, Pemanfaatan barang dan jasa,
Pemberdayaan masyarakat, Pengembangan tenaga
teknis pertambangan, Pengembangan dan Penerapan
teknologi
Pasal 141 Ayat (2)
Pengawasan dilakukan oleh Inspektur Tambang 11
UU NO. 1 TH 1970
Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
keselamatan dlm melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional;
setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
perlu terjamin pula keselamatannya;

Setiap sumber produksi perlu dipakai dan


dipergunakan secara aman dan effisien;

Pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam UU


yg memuat ketentuan umum tentang K2 yg sesuai dgn
perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik &
teknologi. 12
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan
Pasal 2 Ruang Lingkup
1. Keselamatan Kerja dalam segala tempat
kerja (darat, dalam tanah, dalam air
maupun udara) di dalam wilayah hukum RI
2. (e) tempat dilakukan usaha pertambangan
& pengolahan emas, perak, logam atau
bijih logam lainnya , batu-batuan, gas,
minyak atau mineral lainnya, baik
dipermukaan atau di dalam bumi, maupun
di dasar perairan.
13
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan
Pasal 3 Syarat-Syarat K2
▪ Mencegah dan mengurangi kecelakaan,
bahaya peledakan, dan memadamkan
kebakaran
▪ Kesempatan penyelamatan pada waktu
kebakaran atau kejadian berbahaya yang
lainnya.
▪ Memberi pertolongan pada kecelakaan
▪ Mencegah dan mengendalikan penyakit
akibat kerja. Dll
14
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan

Pasal 8 Pengurus Wajib melakukan


1. Pemeriksaan Kesehatan mental dan pisik
pekerja yg akan diterima/dipindah tugaskan
2. Secara berkala pada Dokter yg ditunjuk
Pengusaha
3. Pengujian kesehatan ditetapkan dengan
peraturan perundangan

15
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan

Pasal 9 – (1)
Pengurus Wajib Menunjukan & Menjelaskan:
• Kondisi dan bahaya dalam tempat kerja
• Pengaman & alat pelindung dlm tpt kerja
• APD bagi pekerja itu sendiri
• Cara-cara & sikap aman dalam bewerja

16
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan
Pasal 12 ; Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
• Memberi Keterangan yg benar
• Memakai & Mentaati Semua Syarat K3
• Memenuhi & Mentaati Semua Syarat K3
• Meminta Pengurus agar Semua Syarat K3 Dilaksanakan
• Menyatakan Keberatan Kerja apabila;
Syarat K3 & APD diragukan, kecuali Hal Khusus Oleh
Pengawas, & Dapat dipertanggung jawabkan

Pasal 13 Kewajiban Bila Masuk Tempat Kerja ;


Wajib mentaati semua petunjuk K2 &
memakai APD yang diwajibkan
17
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan
Pasal 14 Kewajiban Pengurus
Menempatkan : Syarat Keselamatan yg diwajibkan oleh
UU No.1 th 1970 serta Peraturan
Pelaksanaan yang Berlaku, pada Tempat
yang Strategis
Memasang : Gambar K2 dan bahan pembinaan,
pada Tempat yang Strategis

Menyediakan : Cuma-Cuma, APD bagi karyawan &


Tamu disertai petunjuk yg diperlukan
Sesuai Petunjuk
Pengawas/Ahli Keselamatan Kerja
18
PP NO. 32 TH 1969
BAB IX PENGAWASAN PERTAMBANGAN
Pasal 64 :
Tata Usaha, Pengawasan, Pengaturan Keselamatan Kerja,
dan Pelaksanaan Usaha Pertambangan dipusatkan pada
Departemen yg Membawahi Pertambangan

Pasal 65 :
Cara Pengawasan, Pengaturan Keselamatan Kerja, dan
Pelaksanaan Usaha Pertambangan diatur dengan
Peraturan Pemerintah

19
PP NO. 19 TH 1973
Pertambangan penting bagi ekonomi nasional &
pertahanan negara. Pengaturan lebih lanjut pengawasan
K2 bidang pertambangan sebagaimana dlm Psl 16 UU
No.: 44 Prp. Th 1960 & Psl 29 UU No.: 11 Th 1967 perlu;

UU No.: 1 Th 1970 mengatur K2 secara umum termasuk


bidang pertambangan yg menjadi tugas dan tanggung
jawab Menakertransko
Usaha pertambangan terus menerus, butuh peralatan
khusus, bahaya & kecelakaan begitu besar dan khas
serta perlu pengawasan K2 yg lebih effisien dan effektif

Dep. Peretambangan punya Personil & Peralatan Khusus


untuk Pengawasan K3 Pertambangan 20
PP NO. 19 TH 1973 lanjutan
Pasal 1:
Pengaturan K2 Pertambangan dalam UU No. 44 Prp. Th
1960, UU No. 11 Th 1967, dan PP No.32 Th 1969 dgn
ditetapkan UU No. 1 Th 1970 dilakukan Oleh Menteri
Pertambangan

Pasal 2 :
Pengawasan K2 bidang Pertambangan oleh Menteri
Pertambangan berpedoman pada UU.No.1 & Peraturan
Pelaksanaannya

Pasal 3:
Menteri Pertambangan mengangkat Pejabat Pengawas K2
kerjasama dengan Pejabat K2 Depnakertransko 21
PP NO. 19 TH 1973 lanjutan

Pasal 4:
Menteri Pertambangan secara berkala
melaporkan pelaksanaan Pengawasan dimaksud
Pasal 1, 2, & 3 kepada Menakertransko

Pasal 5 :
PP 19 Th 1973 tidak berlaku utk Ketel Uap
sebagaimana dimaksud Stoom Ordonantie 1930
( Sblt. 1930 Nomor 225).
22
PP NO. 75 TH 2001

Pasal 64 ;
1) Menteri Melakukan Pembinaan & Pengawasan
thd Penyelenggaraan Pertambangan yang
dilaksanakan oleh Gubernur, Bupati/Walikota

2) Pembinaan dlm ayat 1 meliputi pemberian


pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan
supervisi

3) Pengawasan dlm ayat 1 meliputi Keselamatan


Pertambangan 23
KEPMEN NO:2555.K/20.1/M.PE/1993 - 1
Pasal 3;
PIT Menegakkan Peraturan Perundang-undangan
K3 & Lingkungan Pertambangan Umum

PERMEN PANRB NO. 36 Tahun 2017


Pasal 5
Pejabat Fungsional Inspektur Tambang yang selanjutnya
disebut Inspektur Tambang adalah ASN yang diberikan
tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
usaha pertambangan, yang meliputi kegiatan Inspeksi
Tambang dan Pengawasan Keteknikan
24
PERMEN PANRB NO. 36 Tahun 2017
A. Inspeksi Tambang adalah suatu kegiatan yang dilakukan
dengan metoda baku untuk mendapatkan data dan
informasi yang berhubungan kegiatan usaha
pertambangan melalui proses :
1. Pengamatan,
2. Pemantauan,
3. Pengukuran,
4. Pengujian,
5. Pemeriksaan,
6. Evaluasi dan analisis data
dalam rangka pengawasan keteknikan dan lingkungan atas
pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan dan usaha
jasa pertambangan, dan/atau untuk tujuan lain dalam
rangka melaksanakan ketentuan perundang-undangan di
bidang pertambangan mineral dan batubara
25
PERMEN PANRB NO. 36 Tahun 2017

B. Pengawasan Keteknikan adalah kegiatan pengawasan


terhadap :

1. Aspek teknis pertambangan,


2. Konservasi sumberdaya mineral dan batubara
3. Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan,
4. Keselamatan operasi pertambangan,
5. Pengelolaan lingkungan hidup,
6. Reklamasi dan pasca tambang
7. pemanfaatan barang, jasa, teknologi
8. kemampuan rekayasa dan rancang bangun

26
KEPMEN NO:2555.K/20.1/M.PE/1993 - 1

Pasal 4; Fungsi PIT


• Pemeriksaan/Inspeksi, Pengujian, dan Pembinaan
• Penyelidikan Kecelakaan/Kejadian berbahaya &
Pencemaran/Perusakan Lingkungan
• Perintah, Larangan, & Petunjuk
• Laporan & Membuat Berita Acara

27
KEPMEN
NO:2555.K/20.1/M.PE/1993 - 2
Pasal 6; Wewenang
• Memasuki Tempat Kegiatan Pertambangan setiap Saat
(Pabum Psl 53 Ayat 2)
• Meminta bantuan Pemda atau Instansi Pemerintah yg
berkaitan
Pasal 7; Wewenang
• PIT Menghentikan/menutup sementara sebagian atau
seluruh kegiatan Usaha Pertambangan Umum

• KIT Menghentikan/menutup tetap sebagian atau


seluruh kegiatan Usaha Pertambangan Umum
28
PERMEN ESDM NO. 26/2018-Pasal 1

INSPEKTUR TAMBANG (IT)

Tugas dan Wewenang Inspektur Tambang :


• Melakukan pengawasan terhadap pelaksananaan
kaidah teknik pertambangan yang baik,

• Melakukan pengawasan terhadap pelaksananaan


kaidah pengolahan dan atau pemurnian

29
ARISAN…..!..... MAUT
SETIAP BULAN
SEKURANG-KURANGNYA
KELUAR SATU ORANG
DARI KERETA INI ..!
ARTINYA..TIDAK BISA
NAIK LAGI SELAMANYA
APAKAH ITU YANG
DIINGINKAN?

BAGAIMANA
ANDA..?MAU IKUTAN
DAN ….?
TERSERAH ANDA
30
MPR No. 341 Th 1930
Pasal 2 ayat 1:
“Jika pemegang Kuasa Pertambangan (KP) tidak
dpt memimpin atau mengawasi sendiri ditempat
pekerjaan tambangnya, maka dia diwajibkan
untuk menunjuk seorang Kepala Teknik (KT)
untuk memimpin dan mengawasinya.
Penunjukkan ini harus dilakukan sebelum
dimulainya pekerjaan-pekerjaan tambang.”
31
MPR No. 341 Th 1930 lanjutan
Pasal 2 ayat 2 :
“Sebagai Kepala Teknik hanya dapat ditunjuk orang-
orang yang telah menunjukkan bukti-bukti kepada
Kepala Inspeksi Tambang (KIT) bahwa mereka mampu
untuk memangku jabatan tersebut. KIT memberikan
surat keterangan untuk kepentingan ini.”

Pasal 2 ayat 3 :
“Apabila Kepala Teknik berhalangan atau tidak ada di
tempat harus menunjuk pejabat yang akan bertindak
sebagai wakil sementara.”
32
33
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995
KEPALA TEKNIK TAMBANG (KTT)
Pasal 1 ayat (6)
“KTT adalah seseorang yang memimpin dan
bertanggung jawab atas terlaksananya serta ditaatinya
peraturan perundang-undangan K3 pada suatu
kegiatan usaha pertambangan di wilayah yg menjadi
tanggung jawabnya.”

Pasal 4 ayat (7)


“ Pengusaha harus menghentikan pekerjaan usaha
pertambangan apabila KTT atau petugas yang ditunjuk34
tidak berada pada pekerjaan usaha tersebut.”
PERMEN ESDM NO. 26/2018-Pasal 1
KEPALA TEKNIK TAMBANG (KTT) & PENANGGUNG
JAWAB TEKNIK DAN LINGKUNGAN (PTL)

“KTT adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi


dalam struktur organisasi lapangan pertambangan yang
memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya
operasional pertambangan sesuai dengan kaidah teknik
pertambangan yang baik”

“PTL adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi


dalam struktur organisasi lapangan yang bertugas
memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya
operasional pengolahan dan atau pemurnian sesuai
dengan kaidah teknik pengolahan / pemurnian” 35
PERMEN ESDM NO. 26/2018
Pasal 3 Ayat 1 :
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi dan IUPK Operasi Produksi dalam setiap
tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib
melaksanakan kaidah pertambangan yang baik.

Pasal 3 Ayat 2 :
Kaidah pertambangan yang baik meliputi :
a. Kaidah teknik pertambangan yang baik
b. Tata kelola pengusahaan pertambangan

36
PERMEN ESDM NO. 26/2018
Pasal 3 Ayat 3 : (IUP/IUPK Eksplorasi dan IUP/IUPK Operasi Produksi)
Kaidah teknik pertambangan yang baik meliputi
pelaksanaan aspek :
a. Teknis Pertambangan
b. Konservasi Mineral dan Batubara
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan
d. Keselamatan operasi pertambangan
e. Pengelolaan lingkungan hidup pertambangan,
Reklamasi, pasca tambang dan pasca operasi
f. Pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa,
rancang bangun, dan penerapan teknologi
37
pertambangan
PERMEN ESDM NO. 26/2018
Pasal 3 Ayat 4 : (IUP/IUPK Eksplorasi dan IUP/IUPK Operasi Produksi)
Tata kelola Pengusahaan pertambangan meliputi pelaksanaan
aspek :
a. Pemasaran
b. Keuangan
c. Pengelolaan data
d. Pemanfaatan barang, jasa dan teknologi
e. Pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan
f. Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat
g. Kegiatan lain yang menyangkut kepentingan umum
h. Pelaksanaan sesuai dengan IUP atau IUPK
i. Jumlah, Jenis dan Mutu hasil usaha pertambangan 38
PERMEN ESDM NO. 26/2018
Pasal 4 Ayat 1 :
Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk
pengolahan dan pemurnian dalam kegiatan pengelolaan
dan atau pemurnian wajib melaksanakan kaidah
pertambangan yang baik.

Pasal 4 Ayat 2 :
Kaidah pertambangan yang baik meliputi :
a. Kaidah teknik pengolahan dan pemurnian yang baik
b. Tata kelola pengusahaan pengolahan dan atau
pemurnian
39
PERMEN ESDM NO. 26/2018

Pasal 4 Ayat 3 : (IUP Operasi Produksi Khusus Olah Murni)

Kaidah teknik pengolahan dan atau pemurnian yang baik


meliputi pelaksanaan aspek :
a. Teknis kegiatan pengolahan dan pemurnian
b. Keselamatan pengolahan dan pemurnian
c. Pengelolaan lingkungan hidup dan pasca operasi
d. Konservasi mineral dan batubara

40
PERMEN ESDM NO. 26/2018
Pasal 4 Ayat 4 : (IUP Operasi Produksi Khusus Olah Murni)
Tata kelola Pengusahaan pengolahan/pemurnian meliputi
pelaksanaan aspek :
a. Pemasaran
b. Keuangan
c. Pengelolaan data
d. Pemanfaatan barang, jasa dan teknologi
e. Pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan
f. Tanggung jawab social dan lingkungan
g. Jumlah, Jenis dan Mutu hasil usaha pengolahan dan atau
pemurnian
41
PERMEN ESDM NO. 26/2018
Pasal 5 Ayat 1 :
Pemegang IUJP wajib melaksanakan kaidah
pertambangan yang baik sesuai dengan bidang
usahanya.

Pasal 5 Ayat 2 :
Kaidah pertambangan yang baik meliputi :
a. Kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik
b. Tata kelola pengusahaan jasa pertambangan

42
PERMEN ESDM NO. 26/2018

Pasal 5 Ayat 3 : (IUJP - Izin Usaha Jasa Pertambangan)


Kaidah teknik Usaha Jasa Pertambangan yang baik
meliputi pelaksanaan aspek :
a. Upaya pengelolaan lingkungan hidup, keselamatan
pertambangan, konservasi mineral dan batubara, dan
teknis pertambangan sesuai dengan bidang
usahanya
b. Kewajiban untuk mengangkat Penanggung Jawab
Operasional (PJO) sebagai pemimpin tertinggi di
lapangan

43
PERMEN ESDM NO. 26/2018
Pasal 5 Ayat 4 : (IUJP - Izin Usaha Jasa Pertambangan)
Tata kelola Pengusahaan Jasa Pertambangan meliputi
pelaksanaan aspek :
a. Pengutamaan Produk dalam negeri
b. Pengutamaan subkontraktor lokal sesuai kompetensinya
c. Pengutamaan tenaga kerja lokal
d. Pengoptimalan pembelanjaan lokal baik barang maupun
jasa pertambangan

Pasal 6 (IPR – Izin Pertambangan Rakyat)


Pemegang IPR wajib menerapkan kaidah teknik pertambangan yang
baik dan tata kelola pengusahaan pertambangan sesuai dengan
kegiatannya 44
PERMEN ESDM NO. 26/2018

Pasal 7 Ayat 1 :
Pemegang IUP Ekplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP & IUPK
Operasi Produksi wajib :
a. Mengangkat KTT sebagai pemimpin tertinggi di
lapangan untuk mendapatkan pengesahan dari KaIT
b. Memiliki tenaga teknis pertambangan yang
berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan

Pasal 7 Ayat 4 - 5:
- KTT harus memiliki kompetensi di bidang teknis pertambangan
- Menteri menetapkan kompetensi teknis pertambangan 45
PERMEN ESDM NO. 26/2018

Pasal 8 Ayat 1 :
Pemegang IUP Produksi khusus Pengolahan dan atau
pemurnian wajib :
a. Mengangkat PTL sebagai pemimpin tertinggi di
lapangan untuk mendapatkan pengesahan dari KaIT
b. Memiliki tenaga teknis pertambangan yang
berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan
Pasal 8 Ayat 2 :
PTL harus memiliki kompetensi aspek teknis
pengolahan dan atau pemurnian
46
PERMEN ESDM NO. 26/2018
Pasal 9 Ayat 1 :
Dalam pelaksanaan kaidah teknik usaha jasa
pertambangan yang baik, maka pemegang IUJP wajib :
a. Mengangkat Penanggung Jawab Operasional (PJO) di
lapangan untuk mendapatkan pengesahan dari KTT
b. Memiliki tenaga teknis pertambangan yang
berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan
Pasal 9 Ayat 2 :
Penanggung jawab operasional dan tenaga teknis
pertambangan harus memiliki kompetensi teknis sesuai
47
bidang usaha IUJP.
PERMEN ESDM NO. 26/2018
Pasal 12 Ayat 1 :
Teknis Pertambangan meliputi :
a. Menggunakan metode eksplorasi, penambangan,
pengolahan dan atau pemurnian dan pengangkutan
sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan
b. Menggunakan tenaga teknis pertambangan yang
berkompeten.
c. Menyusun rencana kerja transparan, akuntabel dan
rasional
d. Melaksanakan kegiatan pertambangan yang tuntas
dan optimum sesuai rencana kerja dan memenuhi
48
kelaikan teknik
PERMEN ESDM NO. 26/2018
Pasal 14 Ayat 1 :
Pemegang IUP Ekplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP & IUPK Operasi
Produksi wajib melaksanakan ketentuan keselamatan pertambangan.

Pasal 14 Ayat 2 :
Pemegang IUP Ekplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP & IUPK Operasi
Produksi dalam melaksanakan ketentuan K3 pertambangan wajib :
a. Menyediakan segala peralatan, perlengkapan, APD, fasilitas
personil dan biaya yang diperlukan untuk terlaksananya
ketentuan K3 Pertambangan
b. Membentuk dan menetapkan organisasi bagian K3 pertambangan
berdasarkan pertimbangan aspek pekerja, sifat, atau luas area
kerja
49
PERMEN ESDM NO. 26/2018
Pasal 14 Ayat 3 :
Ketentuan K3 pertambangan meliputi :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan
b. Keselamatan Operasi Pertambangan
Pasal 14 Ayat 4:
a. Keselamatan Kerja Pertambangan meliputi :
1. Manajemen Resiko
2. Pencegahan kecelakaan dan kebakaran
3. Diklat keselamatan kerja
4. Manajemen keadaan darurat
5. Administrasi keselamatan kerja
50
6. Inspeksi K3, Pencegahan dan Penyelidikan kecelakaan
PERMEN ESDM NO. 26/2018

Pasal 14 Ayat 4:
b. Kesehatan Kerja Pertambangan meliputi :
1. Program kesehatan pekerja
2. Ergonomis
3. Pengelolaan makanan dan minuman
4. Gizi Pekerja
5. Diagnosa dan pemeriksaan penyakit akibat kerja

51
PERMEN ESDM NO. 26/2018

Pasal 14 Ayat 5:
Keselamatan Operasi Pertambangan meliputi :
a. Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan / perawatan sarana,
prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan
b. Pengamanan Instalasi
c. Tenaga teknis bidang keselamatan operasi yang kompeten
d. Kelayakan sarana, prasarana, instalasi dan peralatan
pertambangan dengan melaksanakan uji dan pemeliharaan
kelayakan
e. Keselamatan bahan peledak dan peledakan
f. Evaluasi hasil kajian tenis pertambangan
52
PERMEN ESDM NO. 26/2018
Pasal 50 (BAB VI) :
Pemegang IUP Ekplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP & IUPK Operasi
produksi, Pemegang IUJP, Pemegang IPR yang tidak mematuhi atau
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud diatas dikenakan
sanksi administratif

Pasal 50 Ayat 8:
Sanksi Administratif berupa :
a. Peringatan tertulis
b. Penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha
c. Pencabutan ijin

Pasal 50 Ayat 9:
Sanksi Administratif diberikan oleh Menteri atau gubernur sesuai
dengan kewenanganya 53
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995
Pasal 11 ; Pengawas Operasional
➢ KTT dibantu oleh petugas yg bertanggung jawab
➢ KTT dpt menunjuk/mengangkat petugas tsb apabila
pengusaha blm mengangkat
➢ Petugas tsb adalah Pengawas operasional & Teknis
bertanggung jawab ke KTT

Pasal 12 ; Kewajiban Pengawas Operasional

Pasal 13 ; Kewajiban Pengawas Teknis


54
KEPMEN ESDM NO. 1827 K/30/MEM/2018
LAMPIRAN I
Pengawas Operasional adalah orang yang ditunjuk oleh
KTT/PTL dan bertanggung jawab kepada KTT/PTL dalam
melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian kegiatan
operasional pertambangan di wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan mengenai kaidah teknik pertambangan yang baik.
Pengawas Teknis adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL
dan bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan
pemasangan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian
terhadap sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan mengenai
55
kaidah teknik pertambangan yang baik.
KEPMEN ESDM NO. 1827 K/30/MEM/2018
LAMPIRAN I
Kriteria Pengawas Operasional :
1. Memiliki sertifikat kompetensi pengawas operasional atau
sertifikat kualifikasi yang diakui oleh KaIT sesuai jenjang
jabatanya
2. Menduduki jabatan di dalam divisi atau departemen
operasional pertambangan
3. Memiliki anggota yang berada di bawahnya dan atau
melakukan pengawasan terhadap divisi atau departemen
lainnya

56
KEPMEN ESDM NO. 1827 K/30/MEM/2018
LAMPIRAN I

Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Operasional :


1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan
dan kesehatan semua pekerja tambang yang menjadi
bawahannya
2. Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan dan pengujian
3. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan,
kesehatan dan kesejahteraan dari semua orang yang
ditugaskan kepadanya.
4. Membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan,
inspeksi dan pengujian
57
KEPMEN ESDM NO. 1827 K/30/MEM/2018
LAMPIRAN I

Pengangkatan Pengawas Operasional :


1. KTT/PTL menunjuk calon pengawas operasional yang
memenuhi kriteria
2. KTT/PTL melakukan evaluasi terhadap calon pengawas
operasional, jika dinyatakan laik maka akan dikeluarkan
surat penunjukan pengawas operasional
3. KTT/PTL sewaktu waktu atau berkala mengevaluasi
kinerjanya
4. Pengawas yang memenuhi persyaratan tertentu akan
mendapatkan KPO yang disyahkan oleh KaIT / Kepala
Dinas atas nama KaIT sebagai bukti pengesahan
58
KEPMEN ESDM NO. 1827 K/30/MEM/2018
LAMPIRAN I

Penerbitan Kartu Pengawas Operasi :


1. KaIT / Kepala Dinas atas nama KaIT menerbitkan KPO
2. Pemohon menerima KPO

59
KEPMEN ESDM NO. 1827 K/30/MEM/2018
LAMPIRAN I
Persyaratan administrasi Permohonan Penerbitan KPO :
1. Salinan sertifikat kompetensi dan atau sertifikat kualifikasi
yang diakui oleh KaIT
2. Pas Foto latar belakang biru ukuran 2x3 sebanyak 1 lembar
3. Salinan KTP
4. Daftar Riwayat Hidup
5. Surat pernyataan dari KTT/PTL bahwa ybs menjadi
pengawas di perusahaan tsb
6. Surat pernyataan bermeterai kebenaran dokumen dari
manajemen
7. Soft copy dokumen permohonan 60
ORGANISASI MANAJEMEN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
E xternal & Internal Audit K omite K 3
K epala Teknik Tambang

PJO

Pengawas Pengawas
Teknis Operasional
Manager K3
Manager K3

Program K3
YES
No Zero Accident
Yes
61 Zero Accident
PENGAWAS OPERASIONAL(12)
Pabum Psl 49 ayat (3) & Psl 50 ayat (1)

 Bertanggung jawab atas keselamatan pekerja


 Melaksanakan Inspeksi, Pengujian, Pemeriksaan
 Bertanggung jawab atas keselamatan,Kesehatan
dan Kesejahteraan semua orang yg ditugaskan
kepadanya
 Membuat dan menandatangani laporan

62
PENGAWAS TEKNIS (13)
 Bertanggungjawab untuk keselamatan peralatan
 Mengawasi dan memeriksa permesinan dan
perlistrikan
 Merencanakan dan menjamin dilaksanakannya
pemeliharaan peralatan
 Melaksanakan pengujian
 Membuat laporan

63
BUKU TAMBANG (20)
KEPMEN 1827 K/30/MEM/2018 LAMPIRAN III

 Ada pada setiap tambang yang ada KTT


 Disyahkan oleh PIT
 Diberi nomor
 Media intraksi PIT dan KTT
 Disimpan di kantor KTT
 Duplikatnya di Kantor KAPIT

64
BUKU DAFTAR KECELAKAAN TAMBANG
KEPMEN 1827 K/30/MEM/2018 LAMPIRAN III

 Pemegang izin usaha pertambangan (IUP)


memiliki Buku Daftar Kecelakaan Tambang
 Disimpan dan selalu tersedia di Kantor
KTT/PTL

65
INSPEKSI KESELAMATAN KERJA
KEPMEN 1827 K/30/MEM/2018 LAMPIRAN III
 Inspeksi keselamatan kerja dilakukan di setiap
area kerja dan kegiatan meliputi:
1) perencanaan inspeksi;
2) persiapan inspeksi;
3) pelaksanaan inspeksi;
4) rekomendasi dan tindak lanjut hasil inspeksi;
5) evaluasi inspeksi; dan
6) laporan dan penyebarluasan hasil inspeksi 66
BAGIAN K3 (24)
 Mengumpulkan data, menganalisis Kec.
 Mengumpulkan data daerah yg berbahaya
 Memberikan penerangan/Petunjuk K3
 Membentuk dan melatih Tim Rescue
 Menyusun statistik
 Mengevaluasi K3

67
KOMITE K3 (25)
 Melakukan pemeriksaan secara bersama-sama

 Mengatur inspeksi terpadu

 Melakukan pertemuan

68
PENDIDIKAN & PELATIHAN (28 - 30)
KEPMEN 1827 K/30/MEM/2018 LAMPIRAN III - A
▪ KTT wajib mengadakan diklat K3:
➢Pekerja Baru,
➢Pekerja Tugas Baru,
➢Pelatihan menghadapi bahaya
➢Penyegaran, dan
➢Diklat lain yg ditetapkan KAPIT

▪ Pelaksanaan Diklat disesuaikan dengan kegiatan, jenis,


dan risiko pekerjaan pada kegiatan usaha pertambangan
atau pengolahan dan/atau pemurnian dan mengacu
kepada standar kompetensi yang berlaku atau kualifikasi
yang ditetapkan oleh Kepala Inspektur Tambang (KaIT) 69
PEKERJA TAMBANG (32)
Hak :
➢ Pemeriksaan Kesehatan berkala (27) (Pabum Psl 45
ayat (2))
➢ Diklat (28-30)
➢ Keberatan bekerja apabila tidak aman (32)

Kewajiban : (Pabum Psl 48 ayat (1 & 2))


❖ Mematuhi peraturan K3 & kerja sesuai SOP
❖ Melaporkan penyimpangan pekerjaan/timbul bahaya
kepada Pengawas
❖ Memakai dan merawat APD (Pabum Psl 37)
❖ Memberikan keterangan yg benar Kepada PIT (32-6) dan
( Psl 12 UU No. 1 th 1970) (Pabum 50 ayat (2)) 70
PEKERJA TAMBANG (32)
Lanjutan….
❖ Memperhatikan dan menjaga K2 dirinya serta orang
lain

❖ Melaporkan apabila ada kondisi berbahaya yang


tidak bisa diatasinya

❖ Melaporkan kecelakaan/cidera

71
KECELAKAAN TAMBANG (39)
KEPMEN 1827 K/30/MEM/2018
LAMPIRAN III Point A
 Benar benar terjadi
 Cidera pekerja tambang atau orang yang diberi
izin oleh KTT/PTL
 Akibat kegiatan usaha
pertambangan/pengolahan/pemurnian
 Pada Jam kerja pekerja tambang yang mendapat
cidera atau setiap saat orang yang diberi izin.
 Dalam wilayah KP/KK/PKP2B/wilayah proyek

72
PENGGOLONGAN CIDERA (40)
KEPMEN 1827 K/30/MEM/2018
LAMPIRAN III Point A
1. Ringan (lbh 1 hari kurang 3 minggu)
2. Berat
▪ Sama dengan atau lebih 3 minggu; atau
▪ Cacat tetap; atau
▪ Cidera retak tulang ( lengan, kaki, kepala, punggung,
pinggul), pendarahan dalam/ pingsang kurang
oksigen, persendian lepas, luka terbuka / terkoyak
yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan tetap
3. Mati
▪ Pekerja tambang meninggal akibat kecelakaan
tersebut. 73
KEJADIAN BERBAHAYA (44-45)

➢ Mesin pengangkat roboh, terbalik, rusak


pada saat mengangkat
➢ Tabung bertekanan meledak
➢ Terjadi hubung pendek ,tegangan lebih
disebabkan kebakaran, peledakan yg
menyebabkan kegiatan terhenti lebih 24 jam
➢ Kebocoran bahan berbahaya
➢ Kendaraan pengangkut bahan berbahaya
terbalik, dll
74
KETENTUAN MELAPOR (41)
 Kecelakaan bersifat ringan dilaporkan Bagian
Keselamatan Kerja untuk di daftar di dalam
BUKU KUNING (Ii dan Iii) yaitu BUKU
KECELAKAAN, yang nantinya juga di
laporkan kepada KAPIT oleh KTT

 Kecelakaan bersifat BERAT, MATI,


KEJADIAN BERBAHAYA dalam secepatnya
/segera mungkin dilaporkan kepada KAPIT oleh
KTT.

75
PENYELIDIKAN KECELAKAAN & KEJADIAN BERBAHAYA
KEPMEN 1827 K/30/MEM/2018 LAMPIRAN III

 Kecelakaan dan kejadian berbahaya


dilakukan penyelidikan oleh KTT, PTL,
atau Inspektur Tambang berdasarkan
pertimbangan KaIT/Kepala Dinas atas
nama KaIT. KTT/PTL segera melakukan
Penyelidikan terhadap semua
kecelakaan dan kejadian berbahaya
dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam

76
PENYELIDIKAN KECELAKAAN &
KEJADIAN BERBAHAYA
Kepmen No. 555 Pasal 46
TKP/TKK tdk boleh diubah dan
Peralatan yg terlibat tdk boleh diperbaiki,
kecuali untuk memberikan pertolongan.

Sangat perlu untuk kepentingan


pekerjaan, hanya dapat di ubah dengan
persetujuan KAPIT.
77
Statistik kecelakaan Tambang
Kepmen No. 555 Pasal 47
➢ Tingkat kekerapan Kecelakaan (Frekuensi Rate)
dlm 1.000.000 jam
➢ Tingkat keparahan Kecelakaan (severity rate) dlm
1.000.000 jam
➢ Dikirimkan KTT ke KAPIT paling lambat 1 bulan
setelah tahun kalender

78
PROGRAM KESEHATAN KERJA
KEPMEN 1827 K/30/MEM/2018 LAMPIRAN III
 Program Kesehatan kerja sekurang – kurangnya
meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan Kerja (awal, berkala,
khusus dan akhir)
2) Pelayanan kesehatan kerja;
3) Pertolongan Pertama pada Kecelakaan;
4) Pengelolaan kelelahan kerja (fatique);
5) Pengelolaan pekerja tambang yang bekerja
pada tempat yang memiliki risiko tinggi 79
KESEHATAN (48 – 51)

➢ Ruang ganti pakaian dan tempat


membersihkan badan (48)
➢ Penyediaan Air untuk membersihkan badan,
Air minum cuma-cuma dlm jumlah cukup
selama jam kerja, Kebersihan Air inum dan
tempatnya (49)
➢ Jamban yg sesuai syarat kesehatan (50)
➢ Minum minuman beralkohol/memabukan
selama bekerja dilarang dan pekerja dibawah
pengaruh alkohol dilarang kerja (51)
80
GUDANG HANDAK (52 s.d. 59)
(Pabum Psl 31)

 Izin (sementara 2 tahun, Transit dan utama 5 tahun)

 Pengamanan ( hanya 1 jalan masuk, Penerangan,


dijaga 24 jam, tanggul, FE)

 Jarak Aman

81
HANDAK DAN PELEDAKAN

 Gudang Handak, Tata cara penyimpanan,


Administrasi, Pengangkutan, Pelaksanaan
pekerjaan peledakan, peledakan tidur,
peledakan mangkir.

 Pekerjaan peledakan dilakukan oleh orang


yang mampu dalam melaksanakan peledakan
dan memiliki KIM yang dikeluarkan oleh
KAPIT (75)
82
IZIN KERJA PANAS
(HOT PERMIT) 167

➢ Pengelasan/Pemotongan di tempat yg
kondisinya dpt timbul ledakan atau
kebakaran harus ada Izin dari KTT
atau Org yg ditunjuk

➢ Izin berlaku pada hari diterbitkan

➢ Pengawasan intensif

83
PENGELASAN PIPA ATAU WADAH
(117)

❖ Kering, diventilasi, bersih sisa minyak.


❖ Tutup wadah terbuka.
❖ Diisi inert gas atau air bila mungkin.
❖ Deteksi terhadap thd gas mudah
menyala (sebelum & regular sewaktu
dikerjakan).

84
ORANG YG BERTUGAS DAN
BERTANGGUNG JAWAB (181)

Semua pekerjaan listrik harus diawasi


oleh seorang ahli listrik yang
namanya dicatat dalam buku tambang

Pekerjaan listrik hanya boleh


dilakukan oleh orang yang
mempunyai pengetahuan dan
pengalaman tentang listrik.
85
PERLINDUNGAN JATUH (93)

➢ Bekerja pd tempat tinggi lebih dari 2,5


meter dari lantai hrs dilindungi dari
kemungkinan terjatuh.

➢ Jangkar untuk menggantung pelana


pengaman, atau lantai gantung, atau
gondola harus kuat

86
JEMBATAN KERJA (94)
➢ Lebar lebih dari 1 meter
➢ lebih 1,5 meter di atas lantai
➢ Pagar/sandaran
➢ Bingkai pengaman
➢ jalan angkut terpisah dari jalan pekerja

87
JALAN BERTANGGA (95)

➢ pada jalan masuk bertangga pada lantai atau


jembatan kerja hrs dilengkapi pagar pegangan
tangan dan bingkai lantai standar, atau pintu yg
membuka keatas.

➢ Jalan bertangga dgn 4 atau lebih anak tangga hrs


dilengkapi pegangan tangan dan bingkai lantai
standar.

➢ Jalan masuk ke lantai yg menjorok atau lantai


gantung yg tingginya lebih dr 1,2 meter hrs
dilindungi dgn rantai palang, palang atau pintu,
dan dipasang papan peringatan.
88
TANGGA PORTABEL (96)

➢ Sesuai standar keselamatan


➢ Jalan sementara ke tempat kerja
➢ Tidak untuk lantai kerja
➢ Tidak digunakan horizontal
➢ Tidak untuk tempat berjalan
➢ Tidak untuk panggung gantung

89
LAMPU PENERANGAN (100-101)

➢ Tempat yg tdk mendapat cukup cahaya matahari

➢ Lampu terbuka dilarang pd tempat yg terdapat bahan


mudah menyala atau terbakar, atau dpt tersentuh oleh
pekerja atau peralatan.

➢ Lampu Darurat harus tersedia pada:


Ruang Permesinan; Tempat Pemuatan; Mulut Lubang;
Tempat Pembongkaran, dan sebagainya.
➢ PIT dpt menetapkan tambahan lampu darurat pada
setiap tempat
90
ALAT PEMADAM API (105-109)

➢ Tersedia untuk kebakaran dini dan besar


➢ Jenis, ukuran & Jumlah dpt memadamkan
utk segala kelas api
➢ Penempatan strategis-praktis.
➢ Sesuai dengan kelas api yg mungkin terjadi
➢ Jumlah memadai, dirawat/dipelihara
➢ Pemeriksaan & Pengujian, kondisi siap pakai.
➢ Tersedia Siamese Connections untuk semua
hidran (bila pakai regu pemadam dari luar)
91
ALAT PEMADAM API (105-109) -2
➢ Sekurang-kurangnya 1 bulan sekali diperiksa
➢ Sekurang-kurangnya 1 tahun sekali mekanisme
kerja, jumlah & kondisi bahan isi, selang, nosel,
dan tabung harus diperiksa
➢ Setiap 5 tahun sekali (sesuai petunjuk pabrik)
diuji Hidrostatis min. 20 kg/cm persegi atau
1,5 tekanan kerja.
➢ Surat keterang uji hidrostatis hrs disimpan
sampai pengujian kembali

92
TEMPAT KERJA (110)

➢ Bersih dan rapih


➢ Limbah padat atau cair tidak ditimbun
dalam jumlah besar
➢ Sampah/kain bekas mudah terbakar
dengan wadah kedap api & tertutup
➢ Bebas ceceran/bocoran zat cair mudah
menyala/terbakar
93
DAERAH RAWAN KEBAKARAN (111)

❖ Akibat Api rokok


❖ Akibat Lampu dgn api terbuka
❖ Akibat Alat yg menimbulkan panas
❖ Akibat bahan/material panas
❖ Diberi tanda peringatan
❖ Daerah yg ditetapkan oleh KTT

94

Anda mungkin juga menyukai