Anda di halaman 1dari 12

KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP PELAYANAN BUS TRANSJAKARTA

WISATA DI KOTA JAKARTA


(STUDI KASUS : KORIDOR BW 1 HISTORY OF JAKARTA)

Rini Rusdiani(1), Gde Ngurah Purnama Jaya(2), Umar Mansyur(3)

ABSTRAK

Pengembangan pariwisata di Kota Jakarta saat ini perlu adanya prasarana wisata yang memadai sebagai
pelengkap daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati
perjalanan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sarana dan prasarana Bus Transjakarta
Wisata, menganalisis sisem operasi Bus Transjakarta Wisata dan menganalisis keterkaitan pelayanan Bus
Transjakarta Wisata terhadap kepuasan wisatawan. Metode yang digunakan terdiri dari metode kualitatif
yaitu analisis sarana dan prasarana, metode kuantitatif yaitu mengukur load factor, frekuensi, headway,
cycle time, dan metode korelasi untuk mengetahui pengaruh hubungan keterkaitan pelayanan Bus
Transjakarta Wisata terhadap kepuasan wisatawan. Hasil penelitian ini mengidentifikasi perlunya
peningkatan pada sarana dan prasana, sistem operasi bus transjakarta dan kepuasan pelayanan bus
transjakarta wisata. Disarankan perlu adanya pemiliharaan dan optimalisasi pada beberapa sarana prasana
bus, sistem operasi dan keterkaitan pelayanan agar kepuasan wisatawan dapat terpenuhi.

Kata kunci : Sarana dan Prasarana Bus, Sistem Operasi Bus, Kepuasan Wisatawan.

I. PENDAHULUAN
3. Bagaimana? keterkaitan pelayanan Bus
Transjakarta Wisata terhadap kepuasan
Jakarta adalah Ibukota Negara Kesatuan wisatawan?
Republik Indonesia yang dikelilingi oleh kawasan Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah
pemukiman Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi 1. Mengidentifikasi sarana dan prasarana pada
(Bodetabek). Pada tahun 2017 jumlah penduduk Bus Transjakarta Wisata
DKI Jakarta mencapai 10,18 juta orang dengan 2. Menganalisis sistem operasi Bus
kepadatan penduduk 15.367 orang per km2. Transjakarta Wisata
Jakarta merupakan pusat pemerintahan, politik, 3. Menganalisis keterkaitan pelayanan Bus
bisnis, restoran kelas dunia, mal-mal besar dan Transjakarta Wisata terhadap kepuasan
tempat kegiatan rekreasi keluarga. Jakarta wisatawan.
memiliki permasalahan yang cukup rumit dalam Manfaat yang didapat dari penelitian ini
bidang transportasi, sehingga Jakarta adalah:
membutuhkan transportasi yang memadai. Dalam 1. Bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa
pengembangan pariwisata di Kota Jakarta saat ini dijadikan acuan sebagai pengembangan
perlu adanya prasarana wisata yang memadai pariwisata, khususnya Bus Transjakarta
sebagai pelengkap daerah tujuan wisata yang Wisata.
diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan 2. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini
dalam menikmati perjalanan wisata. Prasarana diharapkan mampu menjadi referensi dan
wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah tambahan ilmu pengetahuan dalam bidang
sarana wisata yang harus disediakan Bus perencanaan, transportasi dan pariwisata.
Transjakarta Wisata dan secara kualitatif
menunjukan pada mutu pelayanan yang diberikan II. KAJIAN PUSTAKA DAN
Bus Transjakarta Wisata pada kepuasan PERUMUSAN HIPOTESIS
wisatawan. Pengangkutan / Transportasi
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka Pengangkutan diartikan sebagai
yang jadi rumusan masalah yaitu: pemindahan barang dan manusia dari tempat
1. Bagaimana sarana dan prasarana Bus asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan
Transjakarta Wisata? merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana
2. Bagaimana sistem operasi Bus Transjakarta kegiatan angkutan di mulai, ke tempat tujuan,
Wisata, dan kemana kegiatan diakhiri. (Nasution, 2008).

Program Studi PWK, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 1


Sedangkan Transportasi atau transpor menurut Faktor tingkat pelayanan yang harus dimilki
Adisasmita (2011), diartikan sebagai tindakan oleh angkutan umum meliputi hal berikut.
atau kegiatan mengangkut atau memindahkan 1. Kapasitas.
muatan (barang dan orang) dari suatu tempat ke 2. Aksesibilitas.
tempat lain, atau dari tempat asal ke tempat 3. Kualitas Pelayanan
tujuan. (Adisasmita, 2011). - Keselamatan
Dalam melakukan kegiatan pengangkutan - Keandalan
diperlukan tersedianya dua jenis perlatan yang - Fleksibilitas
merupakan unsur-unsur pengangkutan: - Kenyamanan
1) Peralatan Operasi, yang sering disebut - Kecepatan
sebagai sarana angkutan, berupa peralatan - Dampak
yang dipakai untuk mengangkut barang dan Untuk mengevaluasi bagaimanakah
penumpang. pelaksanaan operasi dalam memberikan
2) Peralatan Basis, yang disebut prasarana pelayanan jasa transportasi kepada penumpang
angkutan terdiri atas dua macam, yaitu jalan (users), digunakan beberapa indikator kinerja
dan terminal. operasi pada Tabel 1.
Pada sistem transportasi perkotaan dalam
memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan Tabel 1 Indikator Kinerja dan Standar
perjalanan di antara tata guna lahan. Hal ini Pelayanan
menimbulkan pergerakan arus manusia,
kendaraan, dan barang dan mengakibatkan Sistem
No Standar Pelayanan
berbagai macam interaksi. Sasaran umum Operasi
perencanaan transportasi adalah membuat Kapasitas bus 120
interaksi tersebut menjadi mudah dan efisien. Bus Tunggal
1 Kapasias perhari
(Tamin, 2000). atau Bus Ganda
1.500- 1.8000
Dasar-dasar teori tentang hubungan antara Faktor Muat /
penggunaan lahan dengan transportasi 2 80 % - 90 %
Load Factor
didasarkan pada tiga konsep pemahaman, yaitu : Frekuensi
a. Siklus hubungan guna lahan dengan 3 12 (Kend/jam)
Kendaraan Bus
transportasi, secara skematis dilihat pada Puncak 2-5 Menit
Gambar 1. 4 Headway Bus
Ideal 5 -10 Menit
Waktu Siklus 1.0-1.5 jam
5
/Cycle Time 2-3 jam
Aksesibilitas Penggunaan Lahan Penentuan
6 20 unit
Jumlah Armada
Sumber: Nasution M. N. (2008)

Kebutuhan
Penyediaan Perjalanan Kepuasan Pelanggan
Transportasi Transportasi
Kepuasan Pelanggan menurut Kotler &
Sumber: Tamin, 2000
Keller adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang ia
rasakan dibandingkan dengan harapannya”.
Apabila kinerja dibawah harapan, maka
Gambar 1 Hubungan Sistem Transportasi
pelanggan akan kecewa, bila kinerja sesuai
dengan Penggunaan Lahan
dengan harapan, maka pelanggan akan puas.
(Fandy & Gregorius Chandra, 2005).
b. Perjalanan merupakan kebutuhan atau
Ada lima faktor yang mempengaruhi
melakukan maksud tertentu, dengan konsep
kepuasan pelanggan (Irawan, 2002), yaitu:
ini kita dapat mengaitkan jumlah perjalan
1. Kualitas Produk
yang dibuat dengan tingkat kegiatan-kegiatan
2. Harga
penggunaan lahan.
3. Kualitas Pelayanan
c. Meminimalkan hambatan, dalam hal ini
4. Emosi
berkaitan dengan upaya untuk menggurangi
5. Biaya dan Kemudahan
dampak negatif di perjalanan seperti biaya,
waktu, ketidaknyamanan dan kesulitan.

Program Studi PWK, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2


Indikator untuk mengukur kepuasan lainnya. Orang yang melakukan kegiatan wisata
pelanggan menggunakan kualitas pelayanan. disebut dengan wisatawan. Wisatawan
faktor kualitas pelayanan yang dimilki oleh merupakan orang-orang yang melakukan
angkutan umum adalah . kegiatan pariwisata atau melakukan perjalanan
a. Keselamatan erat kaitannya dengan masalah kreatif. (Wardiyanto & Baiquni, 2011)
kemungkinan terjadinya insiden kecelakaan Beberapa peraturan perundang-undangan
dan berkaitan dengan sistem pengendalian yang terkait dengan pengendalian pemanfaatan
yang ketat, biasanya mempunyai tingkat ruang adalah sebagai berikut :
keselamatan dan keamanan yang tinggi pula. 1. Kepmen Perhubungan No. 35 Tahun 2003
b. Keandalan berhubungan dengan faktor- tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di
faktor seperti katetapan waktu dan jaminan Jalan dengan Kendaraan
untuk penumpang angkutan sampai di tempat 2. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta
tujuan. Nomor 33 Tahun 2017 tentang Standar
c. Fleksibilitas adalah kemudahan yang ada Pelayanan Minimal Layanan Angkutan
dalam mengubah segala sesuatu sebagai Umum Transjakarta
akibat adanya kejadian yang berubah tidak 3. Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah
sesuai dengan skenario yang direncanakan. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
d. Kenyamanan dalam angkutan umum dapat 2011 – 2030
berupa tata letak tempat duduk, sistem 4. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus
pengaturan udara, ketersedian fasilitas Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2014
khusus, waktu operasi, dan lainnya. Tentang Rencana Detail Tata Ruang Dan
Peraturan Zonasi
Pengembangan Pariwisata
Pariwisata merupakan berbagai macam III. METODE PENELITIAN
kegiatan wisata dan didukung dengan berbagai Secara umum, penelitian dilakukan pada
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh koridor BW 1 History Of Jakarta, yang berada
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan di Provinsi DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta
pemerintah daerah. (Undang-Undang No. 10 (Undang-Undang No. 29 Tahun 2007 tentang
Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan). Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Hal yang harus dilakukan dalam melakukan Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan
pengembangan pariwisata adalah sebagai Republik Indonesia) memiliki batas-batas yaitu:
berikut: utara : Laut Jawa,
a. Pembangunan Prasarana, seperti jalur timur : Kabupaten dan Kota Bekasi
pedestrian, jalur sepeda, jembatan selatan : Kota Depok Provinsi Jawa Barat;
penyebrangan, dan jalur taransportasi barat : Kabupaten dan Kota Tangerang
lainnya. Penyediaan transportasi lainnya bisa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
berupa angkutan umum, becak, atau delman. Gambar2.
b. Penyediaan Fasilitas Umum, seperti terminal,
halte, ATM centre, telpon umum, peta wisata,
dan penunjuk arah.
c. Pembangunan Fasilitas Pariwisata, seperti
travel agen, restoran, dan fasilitas lainnya
yang berkaitan dengan pariwisata.
d. Pemberdayaan Masyarakat, dilakukan agar
masyarakat ikut terlibat dalam
pengembangan pariwisata dan mampu
memberikan kontribusi ekonomi terhadap
masyarakat.
Secara etimologis, pariwisata yang dalam
bahasa inggris dikenal sebagai travel memiliki
arti sebagai perjalanan yang dilakukan lebih
dari satu kali dari satu tempat ke tempat lain.
Berarti kegiatan pariwisata bisa dilakukan Gambar 2. Peta Ruang Lingkup Wilayah
berkelompok maupun secara individu,
pariwisata dilakukan dengan mengunjungi Metode analisis yang digunakan dalam
beberapa tempat wisata satu ke tempat wisata penelitian ini berdasarkan tujuan penelitian,

Program Studi PWK, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3


yaitu analisis Kualiatif, Analisis Kuantitatif dan Dan analisis korelasi bertujuan untuk
Analisis Korelasi. Analisis Kualiatif mempunyai mengetahui tingkat keeratan antara variabel
indikator yang berbeda beda untuk diungkapkan Pelayanan Bus Transjakarta Wisata dengan
secara deskritif dan didasari oleh pengaruh kepuasan wisatawan. Korelasi yang di gunakan
sebab-akibat. Analisis kuantitatif berfungsi dalam penelitian ini adalah korelasi rank
untuk menghitung satuan nilai dari setiap Spearman. Korelasi rank Spearman bertujuan
parameter yang mempunyai standar yang bebeda. untuk menguji hubungan antara variabel
Dan analisis korelasi bertujuan untuk penelitian pada statistic non – parametik (Skala
mengetahui tingkat keeratan antara variabel Ordinal). Interpretasi output uji korelasi dibagi
Pelayanan Bus Transjakarta Wisata dengan menjadi 3 tahap interpretasi :
kepuasan wisatawan. 1. Melihat tingkat kekuatan (keeratan)
Metode Pengumpulan Data menggunakan hubungan antar variable Nilai koefisien
Studi literature berupa buku-buku, dokumen, correlation 0,00 s/d 0,25 = hubungan sangat
dan pemikiran yang berkaitan dengan objek lemah
penelitian, Pengumpulan Data Sekunder Nilai koefisien correlation 0,26 s/d 0,50 =
dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari hubungan lemah
instansi-instansi terkait, Pengumpulan Data Nilai koefisien correlation 0,51 s/d 0,75 =
Primer (Observasi dengan cara mengamati hubungan cukup
langsung kondisi lokasi studi, Survey On Bus Nilai koefisien correlation 0,76 s/d 0,99 =
dan Traffic Counting, Wawancara dan hubungan sangat kuat
Kuesioner). Nilai koefisien correlation 1,00 = hubungan
Metode analisis yang digunakan dalam sempurna
penelitian ini berdasarkan tujuan penelitian, 2. Melihat arah (jenis) hubungan antar variable
yaitu analisis Kualiatif, Analisis Kuantitatif dan Nilai koefisien bernilai positif, maka
Analisis Korelasi. Analisis Kualiatif mempunyai hubungan kedua variabel bersifat searah.
indikator yang berbeda beda untuk diungkapkan Nilai koefisien bernilai negatif, maka searah
secara deskritif dan didasari oleh pengaruh 3. Melihat hubungan signifikan / tidak
sebab-akibat. signifikan
Analisis kuantitatif berfungsi untuk Jika, nilai Sig. (2-tailed) < dari 0,05 atau 0,01
menghitung satuan nilai dari setiap parameter maka artinya ada hubungan signifikan (antara
yang mempunyai standar yang bebeda. Untuk variabel) kualitas pelayanan dan kepuasan
lebih jelanya dapat dilihat pada Tabel 2. penumpang. Sedanggkan, jika nilai Sig. (2-
tailed) > dari 0,05 atau 0,01 maka artinya
Tabel 2 Indikator Kinerja dan Standar tidak signifikan / tidak berarti.
Pelayanan
IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN
Standar
No. Indikator Analisis Sarana dan Prasarana Bus
Pelayanan
Faktor Transjakarta Wisata Koridor BW 1 History
1 Muat/Load 80 % – 90 % Of Jakarta
Factor Sarana Bus Transjakarta Wisata Koridor
Puncak 2-5 BW 1 History Of Jakarta secara eksisting
menit memiliki fasilitas berupa :
2 Headway Bus
Ideal 5 -10 - Pelayanan Bus Transjakarta Wisata
menit sebanyak 53% cukup puas, seperti yang
Waktu ditunjukkan pada Tabel 3 dan Gambar 3.
1.0-1.5 jam
3 Siklus/Cycle
2-3 jam
Time Tabel 3 Pelayanan Bus Transjakarta Wisata
Frekuensi
4 12 (Kend/jam)
Kendaraan Bus Jumlah Persen
Jumlah Pelayanan Kurang Puas 2 2%
5 20 Unit
Armada Bus Cukup Puas 53 53%
Sumber: Nasution M. N (2008) Puas 45 45%
Total 100 100%
Sumber : Hasil Uji Statistik 2019

Program Studi PWK, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 4


- Informasi Tanggap Darurat berisi Nomor
PELAYANAN BUS Telpon dan/atau Sms Pengaduan di dalam
TRANSJAKARTA WISATA Bus Transjakarta Wisata sebanyak 54%
cukup puas, seperti yang ditunjukkan pada
Tidak
Tabel 5 dan Gambar 5.
Puas
2%
Tabel 5 Informasi Tanggap Darurat

Puas Cukup
Puas Jumlah Persen
45%
53% Kurang 2 2.0
Informasi Puas
Tanggap Cukup 54 54.0
Darurat Puas
Puas 44 44.0
Gambar 3. Diagram Pelayanan Bus
Total 100 100.0
Transjakarta Wisata
Sumber : Hasil Uji Statistik 2019
- Peralatan Keselamatan (Palu Pemecah
Kaca, Tabung Kebakaran) di dalam Bus
Transjakarta Wisata sebanyak 54% puas, INFORMASI TANGGAP
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4 dan DARURAT
Gambar 4.

Tabel 4 Peralatan Keselamatan (Palu Pemecah Kurang Puas


Kaca, Tabung Kebakaran) di dalam Bus 2%
Transjakarta Wisata

Jumlah Persen Puas Cukup


Peralatan Kurang 1 1.0 44% Puas
Keselamatan Puas 54%
(Palu Pemecah Cukup 45 45.0
Kaca, Tabung Puas
Kebakaran) Puas 54 54.0
Total 100 100.0
Sumber : Hasil Uji Statistik 2019
Gambar 5. Diagram Informasi Tanggap
Darurat
PERALATAN KESELAMATAN
(PALU PEMECAH KACA, - kursi penumpang sebanyak 48% puas,
TABUNG KEBAKARAN) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6 dan
Gambar 6.
Kurang
Puas Tabel 6 Kursi Penumpang di dalam Bus
1%
Transjakarta Wisata
Cukup
Puas Puas Jumlah Persen
54% 45% Kursi Kurang 4 4.0
penumpang di Puas
dalam Bus Cukup 48 48.0
Transjakarta Puas
Wisata Puas 48 48.0
Gambar 4. Diagram Peralatan Keselamatan Total 100 100.0
(Palu Pemecah Kaca, Tabung Kebakaran) di Sumber : Hasil Uji Statistik 2019
dalam Bus Transjakarta Wisata

Program Studi PWK, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 5


- Kebersihan di dalam Bus Transjakarta
KURSI PENUMPANG DI DALAM Wisata sebanyak 50% puas puas
BUS TRANSJAKARTA WISATA
Tabel 8 Kebersihan di dalam Bus Transjakarta
Kurang Wisata
Puas
4% Jumlah Persen
Tidak 1 1.0
Puas Puas
Kebersihan di
48% Cukup Puas Kuran 4 4.0
dalam Bus
48% g Puas
Transjakarta
Cuku 45 45.0
Wisata
p Puas
Puas 50 50.0
Total 100 100.0
Gambar 6. Diagram Kursi Penumpang di dalam
Sumber : Hasil Uji Statistik 2019
Bus Transjakarta Wisata

- Kualitas Interior Bus Transjakarta Wisata


sebanyak 52% cukup, puas seperti yang KEBERSIHAN DI DALAM
ditunjukkan pada Tabel 7 dan Gambar 7. BUS TRANSJAKARTA
WISATA
Tabel 7 Kualitas Interior Bus Transjakarta
Wisata Tidak
Puas
Jumlah Persen 1% Kurang
Tidak Puas 1 1.0 Puas
Kualitas Kurang 5 5.0 Puas
Interior Bus Puas 50% Cukup Puas
Transjakarta Cukup 52 52.0 45%
Wisata Puas
Puas 42 42.0
Total 100 100.0
Sumber : Hasil Uji Statistik 2019

Gambar 8. Diagram Kebersihan di dalam Bus


KUALITAS INTERIOR BUS Transjakarta Wisata
TRANSJAKARTA WISATA
- Fasilitas Pengatur Suhu (AC) sebanyak 52%
cukup puas, seperti yang ditunjukkan pada
Tidak Tabel 9 dan Gambar 9.
Puas Kurang
Puas Tabel 9 Adanya AC (Air Conditioner)
Puas
42% Jumlah Persen
Cukup Puas Kurang 1 1.0
52% Adanya AC Puas
(Air Cukup 52 52.0
Conditioner) Puas
Puas 47 47.0
Total 100 100.0
Gambar7. Diagram Kualitas Interior Bus Sumber : Hasil Uji Statistik 2019
Transjakarta Wisata

Program Studi PWK, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 6


- Biaya Gratis sebanyak 79% puas, seperti
AC (AIR CONDITIONER) yang ditunjukkan pada Tabel 11 dan
Gambar 11.

Kurang Puas Tabel 11 Biaya Gratis


1%
Jumlah Persen
Cukup 21 21.0
Biaya
Puas Puas
47% Cukup Puas Gratis
Puas 79 79.0
52%
Total 100 100.0
Sumber : Hasil Uji Statistik 2019

BIAYA GRATIS
Gambar 9 Diagram Kebersihan di dalam Bus
Transjakarta Wisata
Cukup Puas
21%
- Pintu keluar dan masuk otomatis sebanyak
54% cukup puas, seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 10 dan Gambar 10.

Tabel 10 Pintu Keluar dan Masuk Otomatis Puas


79%
Jumlah Persen
Pintu Kurang 2 2.0
Keluar Puas
dan Cukup 54 54.0
Masuk Puas
Otomatis Puas 44 44.0 Gambar 11 Diagram Biaya Gratis
Total 100 100.0
Sumber : Hasil Uji Statistik 2019
- Keberadaan halte sebanyak 59% cukup
puas, seperti yang ditunjukkan pada Tabel
12 dan Gambar 12.
PINTU KELUAR DAN
MASUK OTOMATIS Tabel 12 Keberadaan halte Wisata BW 1
Kurang History Of Jakarta
Puas
Jumlah Persen
Keberadaa Kurang 13 13.0
Puas Cukup n halte Puas
44% Puas Wisata Cukup 59 59.0
BW 1 Puas
History Of Puas 28 28.0
Jakarta
Total 100 100.0
Sumber : Hasil Uji Statistik 2019

Gambar 10. Diagram Pintu Keluar dan Masuk


Otomatis

Program Studi PWK, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 7


Analisis Sistem Operasi Bus Transjakarta
KEBERADAAN HALTE Wisata
WISATA BW 1 HISTORY OF a. Faktor muat (Load Factor)
JAKARTA Berdasarkan hasil analisis pada survey on
bus diketahui bahwa faktor muat (Load factor)
Bus Transjakarta Wisata koridor BW 1 History
Kurang
Of Jakarta pada hari libur sebesar 172% dan pada
Puas
Puas 13% hari kerja sebesar 108.46%. Jika melihat dari
28% standar faktor muat (load factor) bus hal ini
Cukup melebihi standar pelayanan bus yaitu sebesar
Puas load factor > 90%, maka dapat disimpulkan
59% bahwa pelayanan bus tersebut dari segi
penumpang sangat buruk.

b. Waktu henti kendaraan (Headway)


Berdasarkan hasil data survey on bus waktu
henti kendaraan (headway) Bus Transjakarta
Gambar 12. Diagram Keberadaan halte Wisata Wisata BW 1 History Of Jakarta pada hari libur
BW 1 History Of Jakarta selama 7 menit, hal ini menunjukan Bus
Transjakarta Wisata. Sedangkan pada hari kerja
- Kondisi Halte sebanyak 40% cukup puas, selama 16.15 menit.
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 13 dan Adapun berdasarkan hasil penelitian Durasi
Gambar 13. Bus berhenti di Halte menunjukkan bahwa yang
paling tinggi sebanyak 62% responden merasa
Tabel 13 Kondisi Halte Bus Transjakarta cukup puas, dan paling rendah sebanyak 12%
Wisata BW 1 History Of Jakarta responden merasa Kurang Puas, seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 14 dan Gambar 14.
Jumlah Persen
Tidak Puas 9 9.0 Tabel 14 Waktu Henti Kendaraan
Kondisi
Kurang Puas 25 25.0
Halte Bus
Cukup Puas 40 40.0 Jumlah Persen
Transjakarta
Puas 26 26.0 Waktu Kurang Puas 12 12.0
Wisata
Total 100 100.0 Henti Cukup Puas 62 62.0
Sumber : Hasil Uji Statistik 2019 Kendaraan Puas 26 26.0
Total 100 100.0
Sumber : Hasil Uji Statistik 2019
KONDISI HALTE BUS
TRANSJAKARTA WISATA BW WAKTU HENTI KENDARAAN
1 HISTORY OF JAKARTA BUS

Tidak
Puas Kurang Puas
Puas Puas 12%
9% Kurang 26%
26% Puas
25%
Cukup
Puas Cukup Puas
40% 62%

Gambar 13 Diagram Kondisi Halte Bus


Transjakarta Wisata BW 1 History Of Jakarta Gambar 14 Diagram Waktu Henti Kendaraan

Program Studi PWK, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 8


c. Waktu sirkulasi Bus (Cycle Time) adalah 8 unit kendaraan/jam, dan pada hari kerja
Berdasarkan data hasil analisis waktu atau diluar jam sibuk sebanyak 3 unit
siklus Bus Transjakarta Wisata BW 1 History Of kendaraan/jam.
Jakarta dalam satu perjalanan bus dari halte asal Adapun Frekuensi Kendaraan Bus
(Halte Juanda) sampai halte tujuan (Halte Transjakarta Wisata BW 1 History Of Jakarta
Museum bank Indonesia) dan dari (BNI 46 ke berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan
kembali lagi ke halte asal (Halte Juanda) pada bahwa yang paling tinggi sebanyak 47%
hari libur adalah selama 111.5 menit. Sedangkan responden merasa puas, dan paling rendah
pada hari kerja 147.2 menit. Idealnya 60 menit – sebanyak 3% responden merasa Kurang Puas.
90 menit dan maksimalnya 120 menit – 160 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 16 dan
menit. Gambar 16.
Adapun Waktu sirkulasi Bus Transjakarta
Wisata BW 1 History Of Jakarta berdasarkan Tabel 16 Frekuensi Kendaraan Bus
hasil kuesioner menunjukkan bahwa yang paling Transjakarta Wisata BW 1 History Of Jakarta
tinggi sebanyak 68% responden merasa cukup
puas, dan paling rendah sebanyak 6% responden Jumlah Persen
merasa Tidak Puas, seperti yang ditunjukkan Waktu Kurang Puas 3 3.0
pada Tabel 15 dan Gambar 15. Henti Cukup Puas 29 29.0
Kendaraan Puas 47 47.0
Tabel 15 Waktu sirkulasi Bus Transjakarta Bus
Wisata BW 1 History Of Jakarta Total 100 100.0
Sumber : Hasil Uji Statistik 2019
Jumlah Persen
Kurang 6 6.0
Waktu FREKUENSI KENDARAAN
Puas
Henti BUS TRANSJAKARTA
Cukup 68 68.0
Kendaraan WISATA BW 1 HISTORY OF
Puas
Bus JAKARTA
Puas 26 26.0
Total 100 100.0
Sumber : Hasil Uji Statistik 2019 Kurang
Puas
4%
WAKTU SIRKULASI BUS Puas Cukup
TRANSJAKARTA WISATA 59% Puas
BW 1 HISTORY OF 37%
JAKARTA

Kurang Puas
Puas 6%
26% Gambar 16 Diagram Frekuensi Kendaraan Bus
Cukup Puas Transjakarta Wisata BW 1 History Of Jakarta
68%
e. Jumlah Kendaraan
Jumlah bus berdasarkan perhitungan hasil
yang dibutuhkan pada hari libur yaitu sebanyak
25 unit bus sedangkan pada hari kerja sebanyak
11 unit bus.
Gambar 15 Diagram Waktu sirkulasi Bus
Transjakarta Wisata BW 1 History Of Jakarta Analisis Keterkaitan Pelayanan Bus
Transjakarta Wisata terhadap Kepuasan
Wisatawan
d. Frekuensi Kendaraan Pelayanan Bus Transjakarta Wisata BW 1
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa History Of Jakarta sangat berpengaruh terhadap
frekuensi bus Transjakarta Wisata BW 1 History kepuasan wisatawan. Kepuasan wisatawan
Of Jakarta pada hari libur atau pada jam sibuk sangatlah penting untuk diperhatikan, dipahami,

Program Studi PWK, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 9


dan harus segera diperbaiki jika ada keluhan, Wisata meningkat. Adapun Keselamatan Bus
oleh pihak pengelola karena adanya penanganan Transjakarta Wisata mempunyai nilai Sig. (2-
keluhan adalah salah satu faktor penentu tailed) yaitu 0.000 atau < dari 0,05 atau 0,01
keberhasilan suatu pengelola. Keterkaitan antara maka artinya ada hubungan signifikan yang
pelayanan bus terhadap wisatawan dapat dilihat dipengaruhi oleh keselamatan (H11 diterima dan
pada kualitas pelayanan yang dimiliki Bus H01 ditolak).
Transjakarta Wisata BW 1 History Of Jakarta,
yaitu pada Tabel 17
Pengaruh Keandalan Bus Transjakarta
Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan
Tabel 17 Pengaruh Kualitas Pelayanan
Bus Transjakarta Wisata Pengaruh Keandalan Bus Transjakarta
Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan memiliki
Kualitas Hasil Analisis tingkat kekuatan (keeratan) hubungan Cukup
Pelayan Correlatio Nilai kritis Ket Kuat. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik
Nilai yang menunjukkan nilai koefisien 0.725**, nilai
an n
Coeficient .842** 0,76 - 0,99 Sangat koefisien ini termasuk kedalam nilai kritis yang
Keselam
Sig. .000 Coeficient + Kuat telah ditetapkan yaitu 0,51 - 0,75 = hubungan
100 Sig. < 0,05 Searah Cukup Berpengaruh.
atan
N Signifi
Melihat arah (jenis) hubungan antar
kan
Coeficient .725** 0,51 - 0,75 cukup variabel nilai koefisien bernilai positif. Artinya
Sig. .000 Coeficient + kuat jika Keandalan Bus Transjakarta Wisata
Keandala ditingkatkan, maka pelayanan Bus Transjakarta
100 Sig. < 0,05 Searah
n Wisata meningkat. Adapun Keandalan Bus
N Signifi
kan Transjakarta Wisata mempunyai nilai Sig. (2-
Coeficient .743** 0,51 - 0,75 cukup tailed) yaitu 0.000 atau < dari 0,05 atau 0,01
Sig. .000 Coeficient + kuat maka artinya ada hubungan signifikan yang
Fleksibili
100 Sig. < 0,05 Searah dipengaruhi oleh Keandalan (H12 diterima dan
tas
N Signifi H02 ditolak).
kan
.843 0,76 - 0,99 Sangat
Coeficient **
Coeficient + Kuat Pengaruh Fleksibilitas Bus Transjakarta
Kenyama
Sig. .000 Sig. < 0,05 Searah Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan
nan
100 Signifi
N Pengaruh Fleksibilitas Bus Transjakarta
kan
Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan memiliki
Sumber: Hasil Analisis 2019 tingkat kekuatan (keeratan) hubungan Cukup
Kuat. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik
yang menunjukkan nilai koefisien 0.743**, nilai
Berdasarkan Tabel 17 di atas akan
koefisien ini termasuk kedalam nilai kritis yang
diinterpretasikan pada masing – masing Kualitas
telah ditetapkan yaitu 0,51 - 0,75 = hubungan
Pelayanan Bus Transjakarta Wisata, dari angka
Cukup Berpengaruh.
– angka yang dihasilkan dari analisis korelasi
sebagai berikut : Melihat arah (jenis) hubungan antar
variabel nilai koefisien bernilai positif. Artinya
Pengaruh Keselamatan Bus Transjakarta
jika Fleksibilitas Bus Transjakarta Wisata
Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan
ditingkatkan, maka pelayanan Bus Transjakarta
Pengaruh Keselamatan Bus Transjakarta Wisata meningkat. Adapun Fleksibilitas Bus
Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan memiliki Transjakarta Wisata mempunyai nilai Sig. (2-
tingkat kekuatan (keeratan) hubungan Sangat tailed) yaitu 0.000 atau < dari 0,05 atau 0,01
Kuat. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik maka artinya ada hubungan signifikan yang
yang menunjukkan nilai koefisien 0.842**, dipengaruhi oleh Keandalan (H13 diterima dan
termasuk kedalam nilai kritis yang telah H03 ditolak).
ditetapkan yaitu 0,76 - 0,99 = hubungan Sangat
Kuat.
Pengaruh Kenyamanan Bus Transjakarta
Melihat arah (jenis) hubungan antar
Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan
variabel nilai koefisien bernilai positif. Artinya
jika Keselamatan Bus Transjakarta Wisata Pengaruh Kenyamanan Bus Transjakarta Wisata
ditingkatkan, maka pelayanan Bus Transjakarta Terhadap Kepuasan Wisatawan memiliki tingkat

Program Studi PWK, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 10


kekuatan (keeratan) hubungan Sangat Kuat. Hal Saran
ini dibuktikan dengan hasil statistik yang Saran dari penelitian ini yaitu perlu adanya
menunjukkan nilai koefisien 0.843**, nilai peningkatan pada beberapa fakor yang
koefisien ini termasuk kedalam nilai kritis yang berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan.
telah ditetapkan yaitu 0,76 - 0,99 = hubungan
Sangat Kuat.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Melihat arah (jenis) hubungan antar variabel
nilai koefisien bernilai positif. Artinya jika [1] Adisasmita, S. A. (2011). Transportasi Dan
Kenyamanan Bus Transjakarta Wisata Pengembangan Wilayah. Yogyakara:
ditingkatkan, maka pelayanan Bus Transjakarta Graha Ilmu.
Wisata meningkat. Adapun Kenyamanan Bus [2] Ditjen Dikti Kemdikbud. (2012, February
Transjakarta Wisata mempunyai nilai Sig. (2- 2). Surat Dirjen Dikti No. 152/E/T/2012
tailed) yaitu 0.000 atau < dari 0,05 atau 0,01 : Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3.
maka artinya ada hubungan signifikan yang Retrieved from Kementrian Riset,
dipengaruhi oleh Kenyamanan (H14 diterima Teknologi dan Pendidikan Tinggi
dan H04 ditolak). Kopertis WIlayah XII Maluku Utara:
http://www.kopertis12.or.id/2012/02/01
/surat-dirjen-dikti-no-152et2012-
V. KESIMPULAN DAN SARAN tentang-wajib-publikasi-ilmiah-bagi-
Kesimpulan s1s2s3.html
[3] Fandy, T., & Gregorius Chandra. (2005).
Kesimpulan dari Kepuasan Wisatawan Terhadap
Service, Quality Statisfaction.
Pelayanan Bus Transjakarta Wisata Di Kota
Yogyakarta: Andi Ofset.
Jakarta pada Koridor BW 1 History Of Jakarta,
[4] Irawan, H. (2002). 10 Prinsip Kepuasan
yaitu:
Pelanggan. Jakarta: Elex Media
1. Sarana dan prasarana Bus Transjakarta Komputindo.
Wisata secara keseluruhan berdasarkan [5] Nasution, M. N. (2008). Manajemen
responden secara keseluruhan memiliki Transportasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
tingkat kepuasan cukup puas. [6] Tamin, O. Z. (2000). Perencanaan dan
2. Kinerja pelayanan Bus Transjakarta Wisata; Pemodelan Transportasi. Bandung:
➢ Faktor Muat (load factor) Bus Wisata ITB.
koridor BW 1 History Of Jakarta melebihi [7] Undang-Undang No. 10 Tahun 2009
standar pelayanan bus atau > 90%. Tentang Kepariwisataan. (n.d.).
➢ Waktu Henti Kendaraan (headway) Bus [8] Undang-Undang No. 29 Tahun 2007
Wisata pada hari libur selama 7 menit, dan tentang Pemerintahan Provinsi Daerah
hari kerja selama 16.15 menit. Khusus Ibukota Jakarta Sebagai
➢ Waktu siklus Bus pada hari libur adalah Ibukota Negara Kesatuan Republik
selama 111.5 menit. Sedangkan pada hari Indonesia. (n.d.).
kerja 147.2 menit. [9] Wardiyanto, & Baiquni, M. (2011).
➢ Frekuensi Bus Wisata pada hari libur adalah Perencanaan dan Pengembangan
8 unit kendaraan/jam, dan pada hari kerja Pariwisata. Bandung: Lubuk Agung.
sebanyak 3 unit kendaraan/jam.
➢ Jumlah armada bus yang dibutuhkan pada
PENULIS
hari libur yaitu sebanyak 25 unit bus
1) Rini Rusdiani, S.P.W.K Alumni (2019)
sedangkan pada hari kerja sebanyak 11 unit
Program Studi Perencanaan Wilayah dan
bus.
Kota. Fakultas Teknik Universitas Pakuan
3. Keterkaitan Pelayanan Bus Transjakarta
(E-mail : rini052114015@gmail.com)
Wisata terhadap Kepuasan Wisatawan
2) Ir. Gde Ngurah Purnama Jaya, MT. Staf
terhadap pengaruh Keselamatan Sangat Kuat,
Dosen Pengajar Program Studi Perencanaan
terhadap pengaruh Keandalan Cukup Kuat,
Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
terhadap pengaruh Fleksibilitas Cukup Kuat,
Universitas Pakuan
dan terhadap pengaruh Kenyamanan Sangat
3) Dr. Ir. Umar Mansyur, MT. Staf Dosen
Kuat.
Pengajar Program Studi Perencanaan
Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
Universitas Pakuan

Program Studi PWK, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 11


Program Studi PWK, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 12

Anda mungkin juga menyukai