Anda di halaman 1dari 7

METODOLOGI

Penyusunan Doukumen Rencana Induk Jaringan Trayek adalah melakukan evaluasi


dan penataan terhadap jaringan trayek yang ada untuk memperoleh peningkatan unjuk kerja
pelayanan angkutan umum di Kabupaten Cilacap untuk Jangka Pendek, Menengah dan
Jangka Panjang. Dengan tujuan:
1. Memperoleh data-data indikator unjuk kerja pelayanan angkutan umum pada trayek
tertentu
2. Melakukan evaluasi unjuk kerja pelayanan angkutan umum kondisi yang ada (existing).
3. Melakukan penataan jaringan trayek angkota umum untuk jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.

Guna mencapai tujuan tersebut digunakan metode pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:

A. PENGUMPULAN DATA UNJUK KERJA ANGKUTAN UMUM


Guna mengumpulkan data unjuk kerja angkutan umum metode yang digunakan adalah:
1. Pengumpulan Data Inventarisasi Jaringan Trayek dan Angkutan Umum
2. Pengumpulan Data Kualitas Pelayanan Angkutan Umum, meliputi:
a. Load Factor (factor muat) jam sibuk dalam persen.
Dengan cara melakukan penghitungan jumlah penumpang dibagi kapasitas
masing-masing kendaraan angkutan umum baik secara statis maupun dinamis
pada saat jam sibuk.
b. Load Factor (factor muat) di luar jam sibuk dalam persen.
Dengan cara melakukan penghitungan jumlah penumpang dibagi kapasitas
masing-masing kendaraan angkutan umum baik secara statis maupun dinamis
pada saat di luar jam sibuk.
c. Kecepatan perjalanan (km/jam)
Dengan cara menghitung jarak dibagi waktu perjalanan angkutan umum.
d. Headway (waktu Antara) kendaraan angkutan umum yang satu dengan angkutan
umum berikutnya.dalam menit
Dengan cara menghitung waktu keberangkatan angkutan umum yang satu
dengan angkutan umum berikutnya.
e. Waktu Perjalanan (menit/km)
Dengan cara menghitung waktu per km perjalanan angkutan umum.
f. Waktu Pelayanan (jam)

1
Dengan cara menanyakan lamanya waktu pelayanan kepada pengemudi
angkutan umum.
g. Frekuensi (kendaraan per jam)
Dengan cara menghitung jumlah kendaraan angkutan umum yang lewat per jam
dalam suatu titik lokasi survai.
h. Jumlah kendaraan yang beroperasi (%)
Dengan cara menghitung jumlah kendaraan yang beroperasi dalam satu hari
dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang mempunyai ijin trayek.
i. Waktu Tunggu (menit)
Dengan cara menghitung lamanya waktu menunggu angkutan umum.
j. Awal dan Akhir Perjalanan
Dengan cara menanyakan kepada pengemudi mengenai waktu awal operasi dan
akhir operasi.

B. EVALUASI UNJUK KERJA ANGKUTAN UMUM

1. Evaluasi kinerja jaringan trayek angkutan umum


Evaluasi kinerja jaringan trayek angkutan umum dilakukan dengan cara mencari
deviasi atau penyimpangan antara jarak sebenarnya dengan jarak luru (JS/JL).
Indikator penilaiannya adalah semakin kecil penyimpangan JS terhadap JL maka
dinilai semakin baik.

2. Evaluasi kualitas pelayanan angkutan umum


a. Load Factor (factor muat) jam sibuk dalam persen.
Evaluasi kualitas pelayanan angkutan umum dari segi Load Factor (factor muat)
jam sibuk dengan cara melakukan penilaian sebagai berikut:
- Lebih besar dari 100% dinilai kurang
- Antara 80% - 100% dinilai sedang
- Kurang dari 80% dinilai baik
b. Load Factor (factor muat) di luar jam sibuk dalam persen.
Evaluasi kualitas pelayanan angkutan umum dari segi Load Factor (factor muat)
diluar jam sibuk dengan cara melakukan penilaian sebagai berikut:
- Lebih besar dari 100% dinilai kurang
- Antara 70% - 100% dinilai sedang
- Kurang dari 70% dinilai baik
c. Kecepatan perjalanan (km/jam)

2
Evaluasi kualitas pelayanan angkutan umum dari segi kecepatan perjalanan
dengan cara melakukan penilaian sebagai berikut:
- Kurang dari 5 km/jam dinilai kurang
- Antara 5 – 10 km/jam dinilai sedang
- Lebih dari 10 km/jam dinilai baik
d. Headway (waktu Antara) kendaraan angkutan umum yang satu dengan angkutan
umum berikutnya.dalam menit
Evaluasi kualitas pelayanan angkutan umum dari segikecepatan perjalanan
dengan cara melakukan penilaian sebagai berikut:
- lebih dari 15 menit dinilai kurang
- Antara 10 – 15 menit dinilai sedang
- Kurang dari 10 menit dinilai baik
e. Waktu Perjalanan (menit/km)
Evaluasi kualitas pelayanan angkutan umum dari segi waktu perjalanan dengan
cara melakukan penilaian sebagai berikut:
- lebih dari 12 menit/km dinilai kurang
- Antara 6 – 12 menit/km dinilai sedang
- kurang dari 6 menit/km dinilai baik
f. Waktu Pelayanan (jam)
Evaluasi kualitas pelayanan angkutan umum dari segi waktu pelayanan dengan
cara melakukan penilaian sebagai berikut:
- Kurang dari 13 jam dinilai kurang
- Antara 13 - 15 jam dinilai sedang
- Lebih dari 15 jam dinilai baik
g. Frekuensi (kendaraan per jam)
Evaluasi kualitas pelayanan angkutan umum dari segi frekuensi dengan cara
melakukan penilaian sebagai berikut:
- Kurang dari 4 kendaraan per jam dinilai kurang
- Antara 4 - 6 kendaraan per jam dinilai sedang
- Lebih dari 6 kendaraan per jam dinilai baik
h. Jumlah kendaraan yang beroperasi (%)
Evaluasi kualitas pelayanan angkutan umum dari segi jumlah kendaraan yang
beroperasi dengan cara melakukan penilaian sebagai berikut:
- Kurang dari 82% dinilai kurang
- Antara 82% = 100% dinilai sedang
- Lebih dari 100% dinilai baik
i. Waktu Tunggu (menit)

3
Evaluasi kualitas pelayanan angkutan umum dari segi waktu tunggu dengan cara
melakukan penilaian sebagai berikut:
- lebih dari 30 menit dinilai kurang
- Antara 20 – 30 menit dinilai sedang
- kurang dari 20 menit dinilai baik
j. Awal dan Akhir Perjalanan
Evaluasi kualitas pelayanan angkutan umum dari segi Awal dan Akir perjalanan
dengan cara melakukan penilaian sebagai berikut:
- Pk 05.00 – 18.00 dinilai kurang
- Pk 05.00 – 20.00 dinilai sedang
- Pk 05.00 – 22.00 dinilai baik

C. PENATAAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM UNTUK JANGKA PENDEK,


JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG

1. Penataan Jaringan Trayek Angkutan Umum Jangka Pendek


Penataan jaringan trayek angkutan umum jangka pendek yaitu:
a. Penataan jaringan trayek yang dinilai kurang efektif
b. Perbaikan kualitas pelayanan angkutan umum dari segi:
- Load Factor (factor muat) jam sibuk dalam persen.
- Load Factor (factor muat) di luar jam sibuk dalam persen.
- Kecepatan perjalanan (km/jam)
- Headway (waktu Antara) kendaraan angkutan umum yang satu dengan
angkutan umum berikutnya.dalam menit
- Waktu Perjalanan (menit/km)
- Waktu Pelayanan (jam)
- Frekuensi (kendaraan per jam)
- Jumlah kendaraan yang beroperasi (%)
- Waktu Tunggu (menit)
- Awal dan Akhir Perjalanan
c. Menyusun database jaringan trayek berbasis Teknologi Informatika. Dimana
semua data jaringan trayek dan angkutan umum di Kabupaten Cilacap terekam
dalam database berbasis komputer dengan tahapan kerja sebagai berikut:
- Menyiapkan perangkat lunak berupa server yang dapat menampung
database jaringan trayek dan sarana angkutan umum dengan kapasitas yang
memadahi;

4
- Membuat dashboard untuk menginput data hasil survai inventarisasi dan
unjuk kerja angkutan umum secara cepat, praktis dan otomatis kedalam
database yang telah disediakan;
- Membuat aplikasi angkutan umum yang dapat menginput data
baru/perubahan, memperbaiki data, menampilkan data laporan harian,
mingguan, bulanan dan tahunan serta mencetak data/laporan kinerja jaringan
trayek angkutan umum perdesaan, AKDP dan AKAP di Kabupaten Cilacap.
d. Menyusun grand design Penataan Jaringan Trayek Angkutan Umum Jangka
Pendek, Menengah dan Panjang di Kabupaten Cilacap.

2. Penataan Jaringan Trayek Angkutan Umum Jangka Menengah


Penataan jaringan trayek angkutan umum jangka menengah yang akan dicapai
adalah melengkapi jaringan trayek dengan perangkat lunak ITS (Intellegent
Transportation System) dan Informasi Angkutan Umum (Public Transport Information)
menuju terciptanya Sistem Angkutan Umum Cerdas (Intellegent Public Transport
System) di Kabupaten Cilacap.
Menurut ITS Handbook,PIARC, 2012 salah satu cara untuk mempromosikan
penggunaan transportasi umum yang lebih besar adalah dengan menyediakan akses
yang andal dan mudah diakses yaitu real-time passenger information (RTPI) atau
informasi penumpang real-time, Automatic vehicle location (AVL) atau lokasi
kendaraan otomatis yang dapat melaju secara real-time dan sistem informasi yang
memberikan layanan perjalanan dan waktu koneksi serta saran rute di dalam
kendaraan di rumah atau kantor, di jalan atau menggunakan moda transportasi
lainnya. Informasi bisa diberikan melalui berbagai macam media termasuk internet,
kios informasi interaktif, pesan teks ke ponsel, telepon suara.
Perangkat tambahan meliputi perencanaan perjalanan, pilihan tarif, pemesanan
layanan dan lokasi kedatangan dan informasi wisata yang dapat memberikan
informasi secara tepat dan tuntutan kualitas yang signifikan.
Konsep ITS pada system angkutan umum menurut Elkosantini dan Darmoul (2017)
adalah Intelligent Public Transportation System (IPTS) mengintegrasikan beberapa
teknologi untuk mengembalikan data dari sistem multi sensor, untuk mengawasi dan
mengendalikan jaringan transportasi, kendaraan, terminal, pusat operasi dan
infrastruktur transportasi lainnya dilengkapi dengan teknologi terkini termasuk sistem
pelacakan (seperti GPS atau radio navigasi), kotak infrared, peralatan nirkabel dan
infrastruktur komunikasi (jaringan GSM dan GPRS). Sistem komunikasi ini
memungkinkan kendaraan, penumpang dan pengambil keputusan berinteraksi
dengan berbagai komponen IPTS seperti yang digambarkan pada gambar berikut:

5
Gambar ITS pada System Angkutan Umum Cerdas (IPTS)
(ITS Handbook,PIARC, 2012)

3. Penataan Jaringan Trayek Angkutan Umum Jangka Panjang


Penataan Jaringan Trayek Angkutan Umum Jangka Panjang yang akan dicapai
adalah membuat system jaringan trayek yang memberikan prioritas bagi angkutan
umum (Public Transport Priority) dan membuat jaringan trayek terpadu antar moda
transportasi, sehingga tercipta Layanan Transportasi Terpadu Yang Fleksibel
(Flexible shared transport services) di Kabupaten Cilacap.
Menurut ITS Handbook PIARC (2012) kendaraan angkutan umum dapat
diprioritaskan daripada lalu lintas umum dengan mengintegrasikan operasinya ke
dalam Urban Traffic Control (UTC) atau sistem kontrol lalu lintas perkotaan. AVL
memungkinkan bus dan trem diidentifikasi saat mendekati persimpangan yang
ditandai dengan 'meminta' pengendali lampu lalu lintas untuk memperpanjang waktu
fase hijau yang lebih lama untuk membiarkan mereka lewat. Deteksi bisa melalui loop
induktif di bawah permukaan jalan, beacon (sinar) pinggir jalan, atau sistem
penentuan posisi berbasis satelit.
Sistem prioritas lainnya adalah bus yang dipandu yang telah diimplementasikan di
Jerman, Australia dan Inggris. Ini melengkapi jalur bus konvensional dengan track
track yang dirancang khusus untuk mencegah lalu lintas umum dan kecepatan bus
saat melewati titik kemacetan yang diketahui. dalam sistem mekanis, secara

6
bersamaan penyangga roda depan memandu bus di sepanjang tepian yang
terangkat.
Sistem elektronik didasarkan pada kabel listrik yang tertanam di tengah jalan bus
dengan deteksi induktif onboard yang terus mengarahkan roda agar kendaraan tetap
terpusat. Di ujung jalur bus, prioritas sinyal lalu lintas memberi akses ke jalur umum.
Menurut ITS Handbook PIARC (2012) Sistem transportasi terpadu dan responsif
berbasis ITS menjembatani kesenjangan antara kendaraan pribadi dan transportasi
umum. Pengguna potensial menghubungi pusat kontrol untuk menentukan tujuan
mereka, waktu perjalanan yang diinginkan dan kebutuhan khusus. Pusat ini
menggunakan AVL untuk mengidentifikasi dan mengirimkan kendaraan yang paling
mudah disalurkan, yang juga membawa penumpang lain ke rute yang sesuai.
Tagihan bisa ditagihkan secara otomatis ke akun. Armada dapat berupa kendaraan
angkutan umum atau taksi. Carpooling telah diperkenalkan di sejumlah kota Eropa
dan Amerika Utara yaitu konsep yang sama, pengguna yang berniat melakukan pre-
booking kendaraan sesuai dengan kebutuhan perjalanan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai