Anda di halaman 1dari 124

618.97 Katalog Dalam Terbitan.

Kementerian Kesehatan RI
Ind
r Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat
Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun
2020-2024.— Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2021

ISBN 978-623-301-178-5

1. Judul I. GERIATRICS
II. GOVERNMENT PROGRAMS
-3-
RENCANA AKSI NASIONAL KESEHATAN LANJUT USIA TAHUN 2020 - 2024
Kementerian Kesehatan RI
Jakarta, 2021

PENGARAH
• drg. Oscar Primadi, MPH – Sekretaris Jenderal, Kementerian Kesehatan RI
• dr. Kirana Pritasari, MQIH - Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Priode Tahun 2019-2020

EDITOR
• dr. Erna Mulati, M.Sc., CMFM - Direktur Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan RI
• N. Nurlina Supartini, SKp., MPH – Koordinator Kelompok Substansi Kesehatan Pra Lanjut
Usia dan Lanjut Usia, Direktorat Kesehatan Keluarga, Kemenkes RI
• Dr. Lilis Heri Mis Cicih dan tim – Lembaga Demografi Universitas Indonesia

KONTRIBUTOR
• Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan
• Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Kesehatan
• Direktorat Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan
• Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Kementerian Kesehatan
• Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan
• Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Kementerian
Kesehatan
• Direktorat Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan
• Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan
• Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan
• Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Kementerian Kesehatan
• Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Kementerian Kesehatan RI
• Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan
• Direktorat Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Kementerian Kesehatan

Diterbitkan oleh :
Kementerian Kesehatan RI

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang


Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk dan dengan
cara apapun juga, baik secara mekanis maupun elektronik termasuk fotocopy rekaman
dan lain-lain tanpa seijin tertulis dari penerbit.
-i-

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun
2020-2024 dapat diselesaikan dengan baik. Rencana Aksi Nasional (RAN) ini
merupakan kelanjutan dari RAN Kesehatan Lansia sebelumnya, yang
pertama kali disusun untuk periode tahun 2016-2019. Berbagai upaya
peningkatan pelayanan kesehatan lanjut usia telah dilaksanakan dan perlu
dilanjutkan dengan peningkatan kualitas, memperkecil kesenjangan yang
masih dihadapi dan mengembangkan program dengan inovasi dan terobosan
sesuai perkembangan teknologi dan komitmen global terkini.

Dalam implementasi program kesehatan lanjut usia (lansia), penguatan


dasar hukum sangat dibutuhkan sebagai landasan mendapatkan dukungan
kegiatan dan anggaran yang memadai dari APBN, APBD provinsi, dan
kabupaten/kota. Selain itu, jejaring kemitraan pelayanan kesehatan lanjut
usia belum terbentuk di semua kabupaten/kota, dan belum seluruhnya
berfungsi dengan baik. Melalui RAN Kesehatan Lanjut Usia 2020-2024,
diharapkan upaya peningkatan kesehatan lansia dapat lebih terarah, sinergis
dan komprehensif serta memuat langkah-langkah konkrit yang harus
dilaksanakan secara berkesinambungan oleh berbagai tingkat pelaksana.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


berkontribusi dalam penyusunan Rencana Aksi Nasional. Masukan dan
saran sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga Tuhan yang Maha Esa meridhoi semua upaya yang kita lakukan
untuk mewujudkan lansia yang sehat, mandiri, aktif dan produktif (SMART).

Jakarta, September 2020


Direktur Kesehatan Keluarga

dr. Erna Mulati, M.Sc., CMFM


- ii -

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 3
C. Sasaran 3
D. Pengertian 4

BAB II KONSEP DASAR KESEHATAN LANJUT USIA 6


A. Healthy Ageing WHO 2015 6
B. Successful Aging WHO 2015 7
C. m-Aging 8
D. Pendekatan Siklus Hidup 8
E. Lanjut Usia SMART 11

BAB III KEBIJAKAN GLOBAL DAN NASIONAL TERKAIT 13


PENGEMBANGAN PROGRAM KESEHATAN LANJUT
USIA
A. Kebijakan Gobal 13
B. Kebijakan Nasional 16

BAB IV GAMBARAN KONDISI LANJUT USIA 21


A. Jumlah dan Proporsi Lanjut Usia 21
B. Tempat Tinggal Lanjut Usia 21
C. Kondisi Kesehatan Lanjut Usia 22
D. Kepemilikan Jaminan Kesehatan 25
E. Fasilitas Pelayanan Kesehatan 26
F. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat 27
G. Kondisi Khusus Lanjut Usia 27

BAB V MATRIKS RENCANA AKSI NASIONAL KESEHATAN 31


LANJUT USIA TAHUN 2020-2024
BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI 63
BAB VII PENUTUP 111
DAFTAR PUSTAKA 112
KONTRIBUTOR 115
- 1-

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk lanjut usia yang


terus meningkat. Hal ini menjadi tantangan pembangunan Kesehatan agar
peningkatan jumlah lansia juga diiringi dengan meningkatnya kesehatan dan
kualitas hidup lansia, yaitu melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan bagi lansia serta pemberdayaan masyarakat dan lansia, untuk
mewujudkan lansia yang sehat, tetap aktif, mandiri dan produktif.
Di tingkat global, perhatian terhadap peningkatan jumlah lanjut usia dan
upaya untuk menjaga kualitas kesehatannya ditunjukkan dengan Resolusi
World Health Assembly (WHA) 69.3 yang dideklarasikan pada Bulan Mei 2016.
Resolusi ini berisi tentang Global Strategy and Action Plan on Ageing and Health
(2016-2020). Hal ini menunjukkan respon negara-negara di dunia dalam
mendukung Decade of Healthy Ageing 2020-2030 yang selaras dengan tujuan
pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs).
Isu kelanjutusiaan juga menjadi perhatian G20, melalui The Economist
Intelligent Unit dengan mengeluarkan Scaling Healthy Ageing, Inclusive
Enviroment and Financial Security (SHIFT). Dari aspek healthy ageing, Indonesia
menduduki tempat yang cukup baik yaitu ke-6 dari 20 negara. Tetapi untuk
keamanan finansial dan lingkungan yang medukung, menduduki peringkat ke-
14 dan ke-18, sehingga perlu ada peningkatan.
Di samping itu ada seruan memastikan terpenuhinya kebutuhan lanjut
usia dengan tepat melalui sistem kesehatan dan Long Term Care (LTC) atau
Perawatan Jangka Panjang (PJP). World Health Organization (WHO) telah
menyusun Regional Framework on Healthly Ageing 2018-2022, fokus
memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan lanjut usia,
dan mempromosikan healthy life style bagi lansia. Upaya untuk mewujudkannya
diperlukan pendekatan transformatif, melalui sistem peningkatan kesehatan,
dengan perawatan terpadu. Layanan yang diberikan berkualitas tinggi,
terintegrasi, terjangkau, mudah diakses, terpusat pada kebutuhan dan hak
lanjut usia. Sistem seperti ini, diperkenalkan secara luas oleh WHO dengan
nama Integrated Care for Older People (ICOPE). Ditujukan untuk memberikan
-2-

layanan terpadu bagi lanjut usia khususnya, dan orang dengan kondisi
kesehatan kronis. Program ini juga diarahkan untuk promosi persiapan menuju
lanjut usia sehat. Indonesia juga memberikan perhatian terhadap isu
kelanjutusiaan dengan dibuatnya regulasi terkait, namun penanganan masalah
kesehatan lanjut usia belum menjadi prioritas nasional.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, jumlah lanjut usia
yang menderita Penyakit Tidak Menular (PTM) semakin meningkat. Kondisi ini
dapat memperberat kondisi penurunan kapasitas intrinsik yang dialaminya,
sehingga ketergantungan semakin meningkat, kondisi ini menuntut percepatan
pengembangan pelayanan perawatan jangka panjang. Di samping itu, upaya
promotif dan preventif harus ditingkatkan, sehingga lanjut usia tetap sehat
selama mungkin. Terlebih pada masa bencana, baik alam maupun nonalam
seringkali lanjut usia merupakan kelompok yang paling rentan, karena kondisi
fisik dan kemampuannya telah menurun. Seperti pada pandemi Corona Virus
Disease 19 (COVID-19) yang menyerang berbagai negara di dunia (termasuk
Indonesia) sejak Desember tahun 2019. Adanya pandemi ini menimbulkan
adaptasi kebiasaan baru yang harus menjadi perhatian khusus.
Untuk meningkatkan kesehatan lanjut usia, Kementerian Kesehatan RI
menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) Kesehatan Lanjut Usia, pertama kali
untuk periode 2016-2019. Hasil evaluasi pelaksanaan RAN tersebut, diperoleh
gambaran bahwa sebagian besar target yang dicanangkan belum sepenuhnya
tercapai. Kendala yang dihadapi antara lain belum optimalnya komitmen
pemangku kebijakan dan pemanfaatan jejaring kemitraan. Hal ini dapat dilihat
dari belum semua daerah (provinsi dan kabupaten/kota) memiliki kebijakan
terkait kesehatan lanjut usia. Penguatan dasar hukum ini sangat dibutuhkan
sebagai landasan mendapatkan dukungan kegiatan dan anggaran yang
memadai dari APBD provinsi, dan kabupaten/kota. Selain itu, jejaring
kemitraan pelayanan kesehatan lanjut usia belum terbentuk di semua
kabupaten/kota, dan belum seluruhnya berfungsi dengan baik.
Sehubungan dengan belum tercapainya target RAN 2016-2019, maka
Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Kesehatan Keluarga menyusun
RAN Kesehatan Lanjut Usia 2020-2024. Dalam penyusunan RAN ini diupayakan
bersinergi dengan komitmen global (SDGs, Strategi global, Decade of Healthy
Ageing), dan juga nasional (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional/RPJMN, Strategi Nasional (Stranas) Kelanjutusiaan, Rencana Strategis
(Renstra) Kesehatan 2020-2024, dan perlunya menjaga kesinambungan
program kesehatan lanjut usia. Melalui RAN ini, diharapkan pembinaan
-3-

kesehatan lanjut usia dapat lebih terarah, sinergis dan komprehensif, sehingga
dapat mewujudkan lanjut usia Indonesia yang Sehat, Mandiri, Aktif, dan
Produktif (SMART).

B. Tujuan
1. Tujuan umum: meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia untuk
mencapai lanjut usia yang SMART, berdaya guna bagi keluarga dan
masyarakat melalui pembinaan kesehatan yang terarah, sinergis, dan
komprehensif dengan dijalankannya kebijakan pemerintah secara
berkesinambungan.
2. Tujuan khususnya sebagai berikut:
a. Meningkatnya kegiatan penyusunan dan sosialisasi peraturan
Menteri dan NSPK lainnya mengenai pelayanan kesehatan lanjut
usia
b. Meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitas pelayanan
kesehatan yang santun lanjut usia, akses terhadap layanan
kesehatan yang santun lanjut usia dan PJP
c. Meningkatnya koordinasi dengan lintas program, lintas sektor,
profesi, organisasi masyarakat, dunia usaha, media masa, dan
pihak terkait lainnya
d. Meningkatnya ketersediaan data dan informasi di bidang
kesehatan lanjut usia
e. Meningkatnya peran serta dan pemberdayaan keluarga,
masyarakat dan lanjut usia dalam upaya peningkatan kesehatan
lanjut usia
f. Meningkatnya peran serta lanjut usia dalam upaya peningkatan
kesehatan keluarga dan masyarakat.
C. Sasaran
Sasaran dalam upaya peningkatan kesehatan lanjut usia meliputi:
Sasaran langsung:
a. Pra lanjut usia (45-59 tahun)
b. Lanjut usia (60 tahun atau lebih)
c. Lanjut usia risiko tinggi (60-69 tahun dengan masalah kesehatan, atau
usia 70 tahun atau lebih)
Sasaran tidak langsung:
a. Keluarga
b. Masyarakat
-4-

c. Organisasi kemasyarakatan, LSM, kelompok khusus, dan swasta


d. Lintas program
e. Lintas sektor

D. Pengertian
1. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas.
2. Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari
aspek kesehatan dan kedokteran pada warga Lanjut Usia termasuk
pelayanan kesehatan berupa promosi, pencegahan, diagnosis,
pengobatan, dan rehabilitasi.
3. Long Term Care (LTC) atau Perawatan Jangka Panjang (PJP) bagi
lanjut usia menurut WHO adalah sistem kegiatan-kegiatan terpadu
yang dilakukan oleh caregiver (pengasuh/pelaku rawat) informal atau
profesional untuk memastikan bahwa lanjut usia yang tidak
sepenuhnya mampu merawat diri sendiri, dapat menjaga kualitas
tertinggi kehidupannya, sesuai dengan keinginannya, dan dengan
kemungkinan terbesar memiliki kebebasan, otonomi, partisipasi,
pemenuhan kebutuhan pribadi, dan kemanusiaan.
4. Home care/perawatan di rumah lanjut usia adalah bagian atau
lanjutan dari pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, dan
komprehensif untuk lanjut usia dan keluarga di tempat tinggalnya,
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian, dan
meminimalkan dampak penyakit. Layanan ini diberikan oleh caregiver
lanjut usia formal, informal, atau tenaga profesional lain.
5. Caregiver lanjut usia adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
atau pelatihan untuk melakukan pendampingan pada lanjut usia yang
tidak mampu merawat dirinya sendiri, baik sebagian atau seluruhnya
karena mengalami keterbatasan fisik dan atau mental.
6. Caregiver lanjut usia formal adalah caregiver lanjut usia yang telah
memiliki sertifikat kompetensi.
7. Caregiver lanjut usia informal adalah caregiver yang berasal dari
keluarga, tetangga dan relawan/kader yang telah mengikuti pelatihan
untuk melakukan pendampingan secara sukarela.
8. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
-5-

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat


pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya.
9. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah salah satu
bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam memberikan pembinaan kesehatan, dan pelayanan kesehatan
dasar lanjut usia.
10. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
11. Pembinaan kesehatan lanjut usia adalah bimbingan atau arahan
terkait program kesehatan lanjut usia yang dilakukan oleh tingkatan
yang lebih tinggi agar dapat terlaksana sesuai kebijakan dan standar
yang ada.
12. Pelayanan kesehatan lanjut usia adalah upaya kesehatan yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu wadah
dan merupakan upaya preventif, promotif, kuratif, serta rehabilitatif
bagi lanjut usia dengan memperhatikan aspek bio-psiko-sosial-spiritual
(holistik).
13. Kelanjutusiaan (ageing) adalah pendekatan yang digunakan untuk
mengetahui masalah dan solusi tentang lanjut usia dengan
mengedepankan proses menjadi lanjut usia (penuaan) sejak usia dini
hingga akhir hayat. Pendekatan tersebut bersifat multidisiplin dan
relevan dengan siklus hidup manusia.
14. Tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan (Corporate
Social Responsibility/CSR) adalah kewajiban bagi semua perusahaan
(korporat) mengalokasikan sebagian keuntungannya untuk digunakan
dalam kepentingan sosial bagi masyarakat di sekitar perusahaan
sebagai wujud tanggung jawab sosial.
15. Ageing in place adalah lanjut usia yang hidup di kediaman/tempat
tinggal pilihannya sendiri, mampu secara mandiri untuk memenuhi,
dan melayani kebutuhannya yang selalu berubah sesuai dengan
perkembangan usianya.
-6-

BAB II
KONSEP DASAR KESEHATAN LANJUT USIA

Beberapa konsep dasar dapat dijadikan acuan untuk dapat memahami


kesehatan lanjut usia, empat diantaranya menjadi referensi pada RAN
Kesehatan Lanjut Usia 2020-2024, sebagai berikut:

A. Healthy Aging WHO 2015


Healthy ageing (kelanjutusiaan sehat) merupakan proses mengembangkan
dan mempertahankan kemampuan fungsional, sehingga memungkinkan
kesejahteraan lanjut usia. Terkait pencapaian kelanjutusiaan sehat diperlihatkan
pada Gambar 1. Kelanjutusiaan sehat dimulai sejak lahir, dan dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh bawaan genetik, karakteristik individu, dan
karakteristik kesehatan.
Kemampuan fungsional terdiri dari atribut terkait kesehatan yang
memungkinkan orang untuk dapat berbuat sesuai dengan nilai-nilai yang
dianutnya. Kemampuan fungsional terdiri dari kapasitas intrinsik individu,
karakteristik lingkungan, dan interaksi antara individu. Kapasitas intrinsik
merupakan gabungan dari kapasitas fisik dan mental. Lingkungan terdiri dari
seluruh faktor ekstrinsik yang membentuk konteks kehidupan seseorang. Hal ini
mencakup - level mikro ke makro - rumah, komunitas, dan masyarakat luas. Di
dalam lingkungan terdapat sejumlah faktor, yaitu manusia dan relasi sosial,
sikap dan nilai-nilai, kebijakan terkait kesehatan dan sosial, serta dukungan
sistem dan pelayanan yang ada.

Gambar 1. Kelanjutusiaan Sehat


-7-

B. Successful Aging WHO 2015


Model Successful Ageing (Kelanjutusiaan Sukses) mencakup tiga
komponen utama, yaitu:
a. Minimalnya risiko terhadap penyakit dan disabilitas;
b. Tingginya kapasitas fisik dan fungsional serta kognitif; dan
c. keterlibatan aktif dengan kehidupan.
Konsep tersebut menekankan pada rendahnya risiko terhadap penyakit,
pemeliharaan kapasitas fungsional dan fisik lanjut usia, juga kombinasi
terhadap keterlibatan aktif dengan kehidupan.

Gambar 2. Kelanjutusiaan Sukses

Komponen pertama adalah minimalnya risiko dari penyakit dan


disabilitas. Artinya tidak adanya penyakit, dan disabilitas, serta rendahnya
faktor risiko keduanya pada lanjut usia, oleh karenanya, perlu menghindari
peningkatan risiko penyakit dan disabilitas yang meningkat seiring dengan
pertambahan usia. Salah satu faktor yang berpengaruh yaitu perilaku hidup
sehat semasa muda.
Komponen kedua adalah mempertahankan funsi fisik dan kognitif. Salah
satu perhatian umum pada lanjut usia yang berkaitan dengan fungsi kognitif,
terutama adalah adanya proses pembelajaran dan ingatan jangka pendek. Area
fungsional lain yang menjadi perhatian utama adalah tetap optimalnya fungsi
fisik lanjut usia. Jika lanjut usia telah mengalami penurunan drastis fungsi
fisiknya, dapat mengganggu aktifitas sehari-harinya untuk tetap produktif, dan
berpartisipasi dalam kehidupan.
Komponen ketiga adalah tetap berpartisipasi dalam kehidupan sosial
Dua elemen utamanya yaitu pemeliharaan hubungan interpersonal, dan
kegiatan produktif, seperti: hubungan sosial kemasyarakatan, pendidikan, self
efficacy (perawatan diri), dan respon terhadap stres/tekanan.
-8-

C. m-Aging
mHealth for Ageing atau mAgeing adalah sebuah program baru, inisiatif Be
He@lthy, Be Mobile (BHBM) yang diluncurkan oleh WHO. Tujuan utamanya
adalah membantu lanjut usia dalam mempertahankan kemampuan fungsional,
semampu mungkin hidup mandiri, dan sehat melalui manajemen diri secara
daring.
mHealth atau kesehatan mobile, didefinisikan sebagai praktik medis dan
kesehatan masyarakat yang didukung oleh perangkat seluler, seperti telepon
seluler, perangkat pemantauan pasien, asisten digital pribadi, dan perangkat
nirkabel lainnya. Inisiatif Be He@lthy, Be Mobile (BHBM) menggunakan teknologi
dasar yang secara umum dimiliki oleh sebagian besar ponsel. Teknologi ini juga
diterapkan untuk lanjut usia yang mengikuti program ICOPE WHO, dengan
nama mAging ICOPE. Program ICOPE merupakan salah satu bentuk mAging
yang saat ini dipandang perlu untuk mulai diimplementasikan oleh pemerintah
Indonesia. Semua upaya ini dilakukan untuk mempertahankan kapasitas
intrinsik, dan kemampuan fungsional lanjut usia sepanjang kehidupan.
Indonesia akan mengupayakan inisiatif terkait mHealth karena program
tersebut sangat berguna bagi lanjut usia terutama saat menghadapi situasi yang
tidak memungkinkan untuk bertemu langsung misalnya saat pandemi COVID-
19. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan meluasnya penularan COVID-
19 mengharuskan lanjut usia tetap tinggal di rumah, menggunakan masker
dengan benar, menjaga jarak, sering mencuci tangan dengan sabun/hand
sanitizer dan menghindari kerumunan masa. Dalam kondisi apapun
memerlukan kemudahan akses kapasitas kesehatan utamanya pada lanjut usia
untuk mengurangi risiko yang lebih berat.

D. Pendekatan Siklus Hidup


Menua (menjadi tua) adalah keadaan alamiah dalam kehidupan manusia,
sebagai proses perjalanan menuju lanjut usia, dimulai sejak pembuahan di
dalam kandungan. Seiring terjadinya proses menua ini juga terjadi proses
degeneratif secara alami yang tak dapat dielakkan. Tubuh mengalami
kemunduran fisik, kognitif, dan psikis, sehingga sangat penting untuk menjaga
kondisi lanjut usia tetap sehat selama mungkin. Oleh karena itu, perlu asupan
gizi seimbang, dan pengaturan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sehat sejak
dalam kandungan, bayi, balita (bawah lima tahun), anak usia sekolah, remaja,
dewasa, pra lanjut usia sampai lanjut usia.
-9-

Pada hasil analisis situasi siklus hidup, ditemukan berbagai masalah


kesehatan pada setiap tahap kehidupan mulai dari bayi (0- kurang dari satu
tahun); balita (1- kurang dari 5 tahun) dan usia pra sekolah (5 - 6 tahun); anak
usia sekolah dan remaja (lebih dari 6 - 18 tahun); dewasa (lebih dari 18- kurang
dari 45 tahun), pra lanjut usia (45- kurang dari 60 tahun), dan lanjut usia (60
tahun ke atas). Masalah tersebut antara lain berupa kecelakaan, kelainan
kongenital, pneumonia, gizi buruk, stunting, malaria, diare, HIV–AIDS, TB, PTM,
dan penyakit kardio vaskuler yang semuanya sangat berpengaruh terhadap
kualitas hidup di masa lanjut usia. Ini menjadi tantangan pelayanan kesehatan
dalam rangka peningkatan kualitas hidup manusia sepanjang usia.
Oleh karenanya, intervensi sejak dini sesuai dengan tahapan siklus hidup
perlu dilakukan, agar dapat mewujudkan lanjut usia yang Sehat, Mandiri, Aktif,
dan Produktif (SMART). Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
meminimalkan faktor risiko, dan memaksimalkan faktor protektif untuk
melindungi dan meningkatkan status kesehatan.

FAKTOR RISIKO

Kelainan neonatal, Berat Badan 1. Masalah gizi: kekurangan 1. Faktor gene�k, usia, faktor
gizi, kelebihan gizi, anemia, hormonal
Lahir Rendah
GAKI, Kurang Energi Kronis 2. Masalah gizi : kekurangan gizi,
Masalah gizi : Kekurangan gizi, (KEK), Gangguan Akibat kelebihan gizi, anemia, KEK
kelebihan gizi, pendek (stunting), Kekurangan Iodium (GAKI) 3. Kurang olah raga/ak�fitas fisik,
anemia, kurang vitamin A (KVA), 2. Kurang olah raga/ak�fitas kurang paparan sinar matahari,
dan gangguan Akibat Kurang fisik, dan paparan sinar pola makan yang salah
Iodium (GAKI) matahari 4. Penyakit �dak menular
3. Kadar lemak �nggi, (penyakit degenera�f) dan
Kurang op�malnya:
hipertensi penyakit menular
pemberian imunisasi, Pemberian 4. Merokok, alkohol, perilaku 5. Gangguan mental dan
Makan Bayi dan Anak, seksual, gangguan mental fungsional
suplementasi 5. Kurangnya hygiene sanitasi 6. Kurangnya sanitasi dan
Pola asuh yang salah dan penyakit 6. Masalah kespro keamanan

Pra
LANJUT USIA
Anak Balita & Anak usia Dewasa Lanju
MASA Bayi BERKUALITAS:
i sekolah & Lanjut t usia
KONSEPSI SEHAT,
MANDIRI, AKTIF
0 - <1 1-6 >6 - 18 >18 - <45 45 - <60 60 DAN PRODUKTIF

1. Tingkat pendidikan, 1. Pelayanan kesehatan dengan Lingkungan ramah lanjut usia


pendekatan siklus hidup; Kespro
status sosial dan dari segi fisik, sosial, ekonomi
2. Pelayanan kesehatan
ekonomi yang memadai komprehensif dan holis�k dan budaya mencakup
2. Perilaku hidup bersih bersifat mul�disiplin secara pemukiman sarana publik
dan sehat (PHBS) interdisiplin
keluarga masyarakat peduli
sepanjang hayat, 3. Pelayanan kesehatan rujukan
lanjut usia yang op�mal; lanjut usia, pemberdayaan
mencakup kesehatan 4. Sarana kesehatan, Sistem lanjut usia dan lain-lain melalui
fisik, mental dan Informasi Kesehatan (SIK) yang
kerjasama lintas sektor
i it l memadai
5. Sumberdaya Manusia (SDM)
INDIVIDU Kesehatan dan Jaminan
Kesehatan serta Jaminan LTC LINGKUNGAN

PELAYANAN KESEHATAN

FAKTOR PROTEKTIF

Gambar 3. Konsep Mewujudkan Lanjut Usia SMART dengan


Pendekatan Siklus Hidup
- 10 -

Bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan berupa pelayanan di tingkat


masyakarat dan di fasilitas pelayanan kesehatan (tingkat pertama dan rujukan
tingkat lanjutan) berupa berbagai program yang merupakan continuum of care
(pelayanan yang berkesinambungan). Tahapan continuum of care dalam
pendekatan siklus hidup dapat dilihat pada Gambar 4, yang sudah disesuaikan
dengan program yang ada.

PENDEKATAN SIKLUS HIDUP

HPK
LANSIA
DEWASA
REMAJA
• Pelayanan
ANAK-ANAK Kes.preventif
BALITA • KB bagi dan promotif di
IBU HAMIL, BAYI PUS kelompok
BERSALIN, • PKPR, UKS, • PKRT Lansia
DAN NIFAS • UKS/model Posyandu • Pelayanan Kes.
• Deteksi
• SDIDTK sekolah Remaja, PM dan
Santun Lansia
sehat di Puskesmas
• ASI eksklusif • Imunisasi Pembinaan PTM dan RS
• P4K
dan PMBA • Gizi • Penjaringan Kes di • Kesehatan • Peningkatan
• Skrining Bayi • Kolaborasi PAUD, kesehatan, Rumah OR dan kualitas Hidup
• Buku KIA Baru Lahir BKB, dan imunisasi Singgah/ kerja Mandiri (Home
• ANC terpadu • Imunisasi dasar Posyandu Panti/LKSA/
anak • Brain care/long term
• Kelas Ibu lengkap care)
• Pemantauan sekolah, LPKA, TTD Healty
Hamil • pemantauan dan stimulasi bagi • Perlambatan
dan stimulasi PMT, Kader Life Style
• APN perkembangan Kesehatan Rematri, proses
perkembangan • Edukasi Degeneratif
• RTK • MTBS Sekolah/ Konseling, gizi
• pemantauan (fisik, kognitif)
• Kemitraan pertumbuhan • Vit A Dokter Kader Kes seimbang
• Peran dalam
Bidan Dukun • Vit A • Pemantauan Kecil, Saka Remaja/ kes ehatan
• KB PP • MTBS Pertumbuhan Bakti Konselor Keluarga dan
• PONED/ Husada Sebaya/SBH masyarakat
PONEK
• Pelayanan dan
edukasi gizi ibu
hamil

Gambar 4. Continuum of Care dalam Pendekatan Siklus Hidup

Jenis pelayanan diberikan kepada lanjut usia sesuai kelompoknya, yaitu:


1) Kegiatan aktifitas fisik, skrining, dan pemantauan kesehatan, serta
penyuluhan/konseling kesehatan dalam kelompok lanjut usia dan UKBM
seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia, Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) PTM, Pos UKK, Kelompok Prolanis, dan sebagainya, diberikan
kepada lanjut usia yang mandiri, dan ketergantungan ringan.
2) Pemberdayaan, diberikan kepada lanjut usia sehat supaya tetap sehat dan
mandiri selama mungkin, dengan mengoptimalkan fungsi fisik, mental,
kognitif, sosial, dan spiritual serta mendukung produktifitas dan berdaya
guna bagi keluarga dan masyarakat. Upaya pemberdayaan lanjut usia dapat
melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia atau kelompok lanjut
usia lainnya.
Intervensi program layanan rujukan ke Puskesmas dan FKTP lainnya serta
rumah sakit, sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dimiliki.
Dilanjutkan dengan pelayanan home care dan atau PJP di
rumah/panti/nursing home dan lain-lain, diberikan kepada lanjut usia
- 11 -

ketergantungan sedang, berat, dan total. Bagi kelompok lanjut usia tersebut
juga perlu dilakukan upaya peningkatan status kesehatannya supaya
kembali sehat, atau mengoptimalkan kesehatannya sehingga mencapai
kualitas hidup yang baik. Jenis pelayanan yang bersifat preventif dapat
dikembangkan berupa imunisasi spesifik untuk lansia, apabila aspek
ketersediaan dana dan alat/obat/vaksin yang diperlukan telah
dimungkinkan. Dapat diberikan pada Upaya Kesehatan Bersumber daya
Masyarakat (UKBM), Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) sesuai dengan kondisi
dan kesiapannya.

E. Lanjut Usia SMART


Pengembangan program kesehatan lanjut usia ditujukan untuk
mencapai lanjut usia SMART, sehingga dapat menjaga kesehatan mental,
psikososial dan spiritualnya. Penjabaran lanjut usia SMART sebagai berikut:
1. Lanjut Usia Sehat
Lanjut usia sehat adalah lanjut usia dengan keadaan kesejahteraan fisik,
mental dan sosial, tidak memiliki penyakit/kelemahan, atau menderita
penyakit dalam kondisi yang terkontrol. Upaya untuk mewujudkannya,
melalui kegiatan utama promotif dan preventif, juga kuratif dan rehabilitatif.
Lanjut usia sehat diharapkan memiliki kualitas hidup yang baik, dan
berpotensi sebagai modal pembangunan.

2. Lanjut Usia Mandiri


Lanjut usia mandiri adalah lanjut usia yang memiliki kemampuan untuk
melakukan fungsi aktifitas dasar, sosial, dan pekerjaan sehari-hari tanpa
tergantung pada orang lain. Beberapa faktor sangat berperan dalam
mempertahankan kemandirian lanjut usia yaitu upaya promotif dan
preventif. Dukungan yang dilakukan mulai dari tingkat keluarga,
masyarakat, pelayanan primer, sampai rujukan yang dilakukan secara
komprehensif dan berkesinambungan. Lanjut usia mandiri diharapkan
memiliki rasa bangga, dan harga diri yang tinggi, sehingga lebih sehat
psikologis, dan mentalnya.

3. Lanjut Usia Aktif


Lanjut usia aktif adalah lanjut usia yang masih mampu secara rutin
melakukan pekerjaan, atau beraktifitas dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Upaya mewujudkan lanjut usia aktif dapat dilakukan dengan dukungan
keluarga, masyarakat, dan pelayanan kesehatan (primer dan rujukan) secara
- 12 -

komprehensif, salah satunya dengan melakukan aktivitas fisik/olahraga


sesuai kondisi lansia agar lansia tetap sehat dan bugar. Selain itu, dengan
upaya promotif dan preventif seperti penyediaan pelayanan asuhan siang
(day care), fasilitas untuk berolah raga, bersosialisasi, dan sebagainya.
Lanjut usia aktif diharapkan memiliki kehidupan sosial yang lebih sehat, dan
terhindar dari kesepian.

4. Lanjut Usia Produktif


Lanjut usia produktif adalah lanjut usia yang mempunyai kemampuan
untuk terus berkarya atau menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, dan
berdaya guna baik bagi dirinya maupun untuk orang lain. Berbagai
kontribusi positif dapat diberikan oleh lanjut usia, antara lain memberi
dukungan kepada anak dan cucu, teman, keluarga, melalui pencapaian
profesional dan ekonomi, melalui pekerjaan, hobi, dan karya lainnya. Lanjut
usia produktif diharapkan dapat mempertahankan fungsi kognitifnya,
mengoptimalkan potensi dirinya, memiliki aktualisasi diri, serta
berkontribusi dalam meningkatkan status kesehatan keluarga dan
masyarakat.
- 13 -

BAB III
KEBIJAKAN GLOBAL DAN NASIONAL TERKAIT PENGEMBANGAN
PROGRAM KESEHATAN LANJUT USIA

A. Kebijakan Global

Strategi dan rencana aksi global terkait penuaan dan kesehatan ditujukan
untuk merespon tujuan SDGs, melalui serangkaian prioritas global yang
terintegrasi dan tak terpisahkan. Masalah penuaan terkait dengan 15 dari 17
tujuan SDGs, khususnya tujuan: 1 (tanpa kemiskinan), 2 (tanpa kelaparan), 3
(kehidupan sehat dan sejahtera), 4 (pendidikan berkualitas), 5 (kesetaraan
gender), 8 (pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan layak), 10 (berkurangnya
kesenjangan), 11 (kota dan pemukiman yang berkelanjutan), dan 16
(perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh).
Visi WHO dalam The Global Strategy and Action Plan on Ageing and Health
yaitu setiap orang memperoleh peluang untuk berumur panjang, dan hidup
dengan kondisi kesehatan optimal. Penerapan strategi ini harus didukung oleh
prinsip-prinsip berdasarkan: hak azasi manusia, keadilan, kesetaraan, dan non
ageism, kesetaraan gender, dan solidaritas antar generasi33. Strategi ini akan
dicapai melalui “Lima Strategi Utama”, yaitu:
1. Komitmen untuk Aksi
Kepemimpinan dan komitmen yang kuat diperlukan untuk kelanjutusiaan
sehat. Selain itu, perlu tindakan dan kerjasama multisektor yang efektif,
antara pemerintah dan pelaku non-pemerintah, termasuk penyedia layanan,
perancang kegiatan, dan para akademisi. Aktifitas utama mencakup:
a. menetapkan kerangka kerja nasional untuk aksi Healthy Ageing;
b. memperkuat kapasitas nasional untuk merumuskan kebijakan berbasis
bukti; dan
c. memerangi ageism dan mengubah pemahaman tentang penuaan dan
kesehatan.
2. Mewujudkan lingkungan ramah lanjut usia
Penciptaan lingkungan yang ramah bagi lanjut usia memerlukan kerjasama
dan kolaborasi antar sektor serta pemangku kepentingan, termasuk lanjut
usia itu sendiri. Strategi ini dapat menjamin lanjut usia berada pada posisi
yang tepat dalam memenuhi hak yang bebas dari kemiskinan; melanjutkan
pengembangan diri; dan berkontribusi pada masyarakat sambil
- 14 -

mempertahankan kemandirian dan kesehatannya. Lingkungan yang ramah


mendorong kesehatan, menghilangkan hambatan, dan memberikan
dukungan bagi lanjut usia yang mengalami kehilangan kemampuan.
Aktivitas utama mencakup:
a. mengembangkan kemandirian lanjut usia;
b. mengaktifkan keterlibatan lanjut usia; dan
c. mempromosikan aksi multisektoral.
3. Bekerja sama menciptakan sistem kesehatan memenuhi kebutuhan
kesehatan lanjut usia
Transformasi sistem kesehatan diperlukan untuk menjamin keterjangkauan
akses terhadap pelayanan terintegrasi yang berbasis pada kebutuhan, dan
hak lanjut usia. Di masa depan akan banyak dibutuhkan perubahan
mendasar terhadap kegiatan fokus klinik; aging in place; maupun cara
pengorganisasian, pendanaan, dan pemberian layanan perawatan di sektor
kesehatan, dan sosial. Aktifitas utama mencakup:
a. orientasi sistem kesehatan untuk mendorong peningkatan kapasitas
intrinsik dan kemampuan fungsional lanjut usia;
b. mengembangkan dan menjamin akses yang terjangkau lanjut usia pada
perawatan klinis terintegrasi dan berkualitas; dan
c. menjamin pengelolaan dan penyebaran SDM kesehatan yang terlatih
secara tepat di seluruh wilayah
4. Memperkuat Perawatan Jangka Panjang
Sistem tersebut harus mampu membantu lanjut usia mempertahankan
tingkat kemampuan fungsional, memungkinkan untuk hidup bermartabat,
menikmati hak asasi, dan kemerdekaannya. Kegiatan utama mencakup:
a. menyusun pedoman dan memperbaiki sistem PJP yang adil dan
berkelanjutan secara berkesinambungan;
b. membangun satuan kerja PJP, dan mendukung caregiver informal; dan
c. menjamin PJP berbasis lanjut usia yang terintegrasi, dan berkualitas.
5. Meningkatkan pengukuran, pemantauan, dan penelitian
Perlu penelitian dan bukti tentang masalah-masalah terkait lanjut usia, tren,
distribusi, dan yang dapat dilakukan untuk mempromosikan kelanjutusiaan
sehat sepanjang masa kehidupan.
Kegiatan utama mencakup:
a. kesepakatan cara mengukur, menganalisis, menggambarkan, dan
memantau lanjut usia sehat;
b. memperkuat kemampuan penelitian dan mendorong inovasi; dan
- 15 -

c. meneliti dan mengumpulkan fakta-fakta terkait lanjut usia sehat.


Lima Strategi Utama untuk mencapai Visi WHO pada The Global Strategy
and Action Plan on Ageing and Health tersebut diatas menjadi panduan dalam
Menyusun rencana aksi dan kegiatan dalam lima tahun ke depan untuk
memaksimalkan kemampuan fungsional dalam mengatasi kesenjangan yang
masih ada; dan membangun kemitraan untuk menjamin Decade of Healthy
Ageing 2020-2030. Ada 4 (empat) bidang aksi yang dibahas dalam dekade
tersebut, meliputi:
a. Mengubah cara berpikir, merasakan, dan bertindak terhadap usia dan
penuaan (age and ageing).
b. Pastikan bahwa komunitas membina kemampuan lanjut usia
c. Memberikan perawatan yang berpusat pada orang, layanan terpadu dan
layanan kesehatan primer yang tanggap terhadap lanjut usia
d. Menyediakan akses perawatan jangka panjang untuk lanjut usia yang
membutuhkannya.
Sejalan dengan itu, pada tahun 2012, negara-negara anggota WHO di Asia
Tenggara menyepakati “Deklarasi Yogyakarta tentang Kelanjutusiaan dan
Kesehatan”. Deklarasi tersebut mendorong munculnya dokumen “Kerangka
Regional WHO Asia Tenggara tentang Kelanjutusiaan Sehat (2018–2022)”.
Terdapat 7 (tujuh) strategi terkait kelanjutusiaan, yang beberapa diantaranya
sama dengan strategi global, mencakup:
a. Mengembangkan kebijakan dan rencana aksi berbasis bukti yang
terintegrasi kelanjutusiaan sehat.
b. Mengembangkan lingkungan yang ramah lanjut usia.
c. Menyelaraskan sistem kesehatan dengan kebutuhan lanjut usia.
d. Mengembangkan sistem yang berkelanjutan dan adil untuk PJP.
e. Mengembangkan sumber daya manusia yang tepat yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan, dan perawatan lanjut usia.
f. Meningkatkan pengukuran, pemantauan, dan penelitian untuk
kelanjutusiaan sehat.
g. Pendanaan berkelanjutan, dan progresif untuk memungkinkan jalur menuju
Universal Health Coverage (UHC).

Tujuan dari kerangka regional tersebut adalah untuk mempromosikan


kelanjutusiaan sehat, dan perawatan lanjut usia melalui siklus hidup. Prinsip-
prinsip Panduan Kerangka Kerja Regional terdiri dari: 1) Hak lanjut usia; 2)
Kesetaraan gender, 3) Mengurangi ketimpangan; 4) Diskriminasi; 5) Perawatan
- 16 -

kesehatan yang ramah lanjut usia; 6) Perawatan Jangka Panjang (PJP); dan 7)
Mengadopsi pendekatan multidisiplin dan multisektoral.
B. Kebijakan Nasional
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
Agenda pembangunan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari agenda pembangunan global. Setiap negara termasuk Indonesia
berkomitmen kuat untuk melaksanakan SDGs, karena tujuan pembangunan
nasional dan tujuan pembangunan global saling menguatkan. Sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024 sangat penting. Ini merupakan tahap terakhir dan
amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-
2025. Empat pilar RPJMN 2020-2024 diterjemahkan ke dalam 7 (tujuh) agenda
pembangunan yaitu:
a. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas
b. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan
c. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan berdaya saing
d. Membangun kebudayaan, dan karakter bangsa
e. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi, dan
pelayanan dasar
f. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan
perubahan iklim
g. Memperkuat stabilitas Polhukhankam, dan transformasi pelayanan publik.

Agenda pembangunan ke-3 tentang sumber daya manusia dipertegas


dengan 7 (tujuh) Arah Kebijakan dan Strategi. Poin kedua menyebutkan tentang
Penguatan Pelaksanaan Perlindungan Sosial, termasuk perlindungan
kesejahteraan bagi lanjut usia dan penyandang disabilitas. Rincian dari tujuh
arah tersebut, sebagai berikut:
a. Pengembangan sistem PJP holistik dan terintegrasi.
b. Pembangunan masyarakat, lingkungan, dan sarana prasarana ramah lanjut
usia dan penyandang disabilitas.
c. Penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan terhadap hak lanjut usia dan
penyandang disabilitas.
d. Implementasi rencana induk sesuai mandat Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2016 tentang Penyandang Disabilitas untuk mewujudkan pembangunan
yang lebih inklusif.
e. Penguatan kelembagaan pelaksana program kelanjutusiaan.
- 17 -

f. Pemberdayaan kelanjutusiaan bagi lanjut usia.


g. Pengembangan pendidikan dan keterampilan sepanjang hayat bagi lanjut
usia.

2. Strategi Nasional Kelanjutusiaan 2020-2024


Strategi Nasional Kelanjutusiaan (Stranas) bertujuan untuk mewujudkan
hidup lanjut usia Indonesia yang mandiri, sejahtera, dan bermartabat. Visi ini
dapat diwujudkan melalui upaya memperkuat kapasitas lanjut usia
berdasarkan siklus hidup; meningkatkan kesejahteraannya yang terintegrasi;
menciptakan lingkungan yang aman dan menghormati martabatnya.
Terdapat 5 (Lima) strategi, yang spesifik tentang kesehatan lanjut usia
terdapat pada Strategi ke-2, yaitu “Peningkatan derajat kesehatan dan kualitas
lanjut usia”, dengan arah kebijakan: Meningkatkan status gizi dan pola hidup
sehat; memperluas pelayanan kesehatan; menurunkan kesakitan; dan
memperluas cakupan PJP bagi lanjut usia. Namun pada kenyataannya, kelima
strategi tersebut seluruhnya memiliki keterkaitan dengan kesehatan lanjut usia.

Gambar 5. Strategi dan Arah Kebijakan Stranas Kelanjutusiaan

3. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024


Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan merupakan dokumen
perencanaan indikatif yang memuat program-program pembangunan
kesehatan, yang menjadi acuan penyusunan perencanaan tahunan.
Penyusunan Renstra Kementerian Kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan
teknokratik, politik, partisipatif, atas-bawah (top-down), dan bawah-atas
(bottom-up). VISI Kementerian Kesehatan 2020-2024 ini adalah, “Mewujudkan
- 18 -

masyarakat yang sehat, mandiri dan produktif”, yang diwujudkan melalui


upaya:
a) Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata
b) Memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
c) Melindungi masyarakat dari faktor risiko penyakit dan risiko finansial.
Tujuan Kementerian Kesehatan:
a) Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
b) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan semesta
c) Melindungi masyarakat dari faktor risiko dan kegawatdaruratan
d) Menjadikan masyarakat lebih sehat melalui berbagai upaya kesehatan dan
pengarusutamaan pembangunan kesehatan.

Arah kebijakan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan akses dan


kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta.
Penekanannya pada penguatan pelayanan kesehatan dasar melalui peningkatan
upaya promotif, dan preventif, didukung oleh inovasi dan pemanfaatan
teknologi.
Terdapat indikator program kesehatan lanjut usia dalam Renstra yang
menjadi penilaian kinerja Kementerian Kesehatan pada program Pembinaan
Kesehatan Keluarga. Indikator tersebut adalah persentase kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan lanjut usia. Target yang hendak dicapai
indikator tersebut pada tahun 2024 adalah sebesar 65%.

Gambar 6. Rencana

Gambar 6. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024


- 19 -

4. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan


Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan merupakan ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan
pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
Pelayanan kesehatan pada lanjut usia merupakan salah satu jenis pelayanan
dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. Bentuk pelayanan
kesehatan lanjut usia, antara lain meliputi:
1) Literasi kesehatan dalam peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau Upaya
Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) dengan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE).
2) Pelayanan skrining faktor risiko yang dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam
setahun, dilakukan oleh petugas yang kompeten dan/atau tenaga terlatih
yang tersedia di tiap jenjang layanan. Skrining ini ditujukan untuk
mendeteksi secara dini penyakit menular dan tidak menular yang dilakukan
dengan cara:
a) Anamnesa perilaku berisiko;
b) Pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) untuk menentukan
status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan lingkar perut; dan
c) Pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, gangguan mental,
gangguan kognitif, dan tingkat kemandirian usia lanjut.
3) Upaya tindak lanjut hasil skrining kesehatan
a) Memberikan penyuluhan dan/atau konseling kesehatan; dan/atau
b) Melakukan rujukan jika diperlukan.

C. Keterkaitan RAN Kesehatan Lanjut Usia 2020-2024 dengan Kebijakan


Global dan Nasional
Pengembangan RAN Kesehatan Lanjut Usia 2020-2024 mengacu pada
berbagai komitmen global dan nasional yang telah diuraikan pada bagian
sebelumnya. Keterkaitan strategi dan RAN Kesehatan Lanjut Usia 2020-2024
dengan 5 (lima) Strategi Global, 4 (empat) aksi Decade of Healthy Ageing 2020-
2030, agenda ketiga RPJMN, dan 5 (lima) Strategi Nasional Kelanjutusiaan
disajikan pada Tabel 1. Selanjutnya untuk strategi dan RAN Kesehatan Lanjut
Usia 2020-2024 disajikan secara rinci pada Bab IV.
- 20 -

Tabel 1. Keterkaitan RAN Kesehatan Lanjut Usia 2020-2024 dengan Strategi


Global, Decade of Healthy Ageing 2020-2030, RPJMN, dan Strategi Nasional
Kelanjutusiaan

Global Decade RPJM Stranas


NO Rencana Aksi RAN Kesehatan Lanjut Usia 2020-2024
1 S1: Peraturan Menteri dan NSPK 1 1 3 1
2 S1: Sosialisasi Peraturan Menteri dan NSPK 1 1 3 1
3 S1: Sistem pembiayaan pelayanan kesehatan lansia 3 1 3 1
4 S2: Jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan 3 3 3 2
5 S2: Akses terhadap pelayanan kesehatan 2 3 3 2
6 S2: Perawatan Jangka Panjang (PJP) bagi lansia 4 4 3 4
7 S3: Kemitraan dan jejaring dengan LP, LS, dan pihak lainnya 3 1 3 3
8 S3: Kemitraan dengan pihak swasta 2 1 3 3
9 S4: Sistem pencatatan dan pelaporan 5 1 3 4
10 S4: Penelitian tentang kesehatan lansia 5 1 3 5
11 S5: Pemberdayaan keluarga dan lansia 2 2 3 5
12 S5: Pemberdayaan masyarakat 2 2 3 5
13 S6: Pengembangan program pemberdayaan lansia 3 2 3 5

Sumber: dianalisis dari Strategi Global, dan Decade of Healthy Ageing 2020-2030
(WHO), RPJMN dan Stranas (Bappenas)
Catatan: S = strategi; angka 1,2,3,4,5 menunjukkan strategi
Pada dasarnya RAN Kesehatan Lanjut Usia 2020-2024 merupakan
kelanjutan dari RAN Kesehatan Lanjut Usia 2016-2019. RAN Kesehatan Lanjut
Usia 2020-2024 terdiri atas 6 (enam) strategi yaitu:
a. Menyusun dan menyosialisasikan kebijakan dan regulasi serta norma,
standar, prosedur, kriteria mengenai pelayanan kesehatan lanjut usia;
b. Meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan yang
santun lanjut usia serta akses terhadap layanan kesehatan yang santun
lanjut usia dan perawatan jangka panjang;
c. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring pelaksanaan
pelayanan kesehatan lanjut usia yang melibatkan lintas program, lintas
sektor, organisasi profesi, lembaga pendidikan, lembaga penelitian, lembaga
swadaya masyarakat, dunia usaha, media masa, dan pihak terkait lainnya;
d. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi di bidang kesehatan lanjut
usia;
e. Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan keluarga, masyarakat, dan
lanjut usia dalam upaya peningkatan kesehatan lanjut usia; dan
f. Meningkatkan peran serta lanjut usia dalam upaya peningkatan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
- 21 -

BAB IV
GAMBARAN KONDISI LANJUT USIA

A. Jumlah dan Proporsi Lanjut Usia


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk lanjut
usia pada tahun 2019 sekitar 25,9 juta orang (9,7% dari total penduduk). Pada
tahun 2045, jumlah lanjut usia diproyeksikan meningkat lebih dari dua kali lipat
menjadi 63,3 juta orang atau 19,9%. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia
sudah memasuki struktur penduduk tua (Ageing Population).

15000000 10000000 5000000 0 5000000 10000000 15000000


Perempuan 2045 Laki-laki 2045

Sumber: Bappenas, BPS, dan UNFPA. 2018. Proyeksi Penduduk Indonesia

Gambar 7. Piramida Penduduk Indonesia, Tahun 2015 dan 2045

B. Tempat Tinggal Lanjut Usia


Tempat tinggal lanjut usia sangat penting untuk diperhatikan, karena
menyangkut kesehatannya. Dari data Susenas 2019, dapat dilihat mayoritas
lanjut usia tinggal bersama keluarga (tiga generasi dan keluarga). Pada kondisi
ini, hubungan harmonis antar generasi perlu dijaga. Lanjut usia berpotensi
dalam keluarga, dengan berperan dalam pengambilan keputusan, dan
pengasuhan bayi/anak. Keluarga memberikan dukungan, mendampingi,
merawat lanjut usia dengan penuh kasih sayang.
Terkait dengan pelayanan lanjut usia, penting juga untuk memperhatikan
lanjut usia yang tinggal sendiri. Terutama untuk lanjut usia perempuan yang
persentasenya lebih banyak dari lanjut usia laki-laki, yaitu 13,39% dibanding
- 22 -

4,98%. Karena hal ini terkait dengan caregiver lanjut usia ketika sakit, dan
memerlukan peran keluarga dalam melakukan PJP.

Gambar 8. Persentase Lanjut Usia Menurut Status Tempat Tinggal,


Indonesia Tahun 2019.

C. Kondisi Kesehatan Lanjut Usia


Di kalangan negara ASEAN, Indonesia berada di peringkat keenam Life
Expectancy (LE) atau Harapan Hidup pada tahun 2017, yaitu 71,5 tahun, namun
harapan hidup sehatnya (Healthy Life Expectancy=HALE) baru mencapai 62,65
tahun. Ini menunjukkan bahwa rata rata seorang lanjut usia Indonesia, hidup
dalam kondisi tidak sehat selama 8,83 tahun. Perlu dilakukan upaya antisipatif
agar gap tersebut semakin kecil. Harapannya, di masa depan lanjut usia masih
produktif dan berperan aktif sehingga menjadi aset yang berharga dalam
pembangunan.

Sumber: Studi BOD, Balitbangkes Kementerian

Gambar 9. Harapan Hidup dan Harapan Hidup Sehat Negara-negara ASEAN,


Tahun 2017
- 23 -

Semakin tua umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses


degeneratif (penuaan) sehingga menimbulkan masalah kesehatan, dan
PTM. Selain itu, besar kemungkinan seseorang mengalami permasalahan
fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Berdasarkan data Riskesdas tahun
2018, PTM terbanyak pada lanjut usia adalah hipertensi, masalah gigi,
penyakit sendi, masalah mulut, diabetes mellitus, penyakit jantung dan
stroke. Sedangkan penyakit menular terbanyak adalah ISPA, diare, dan
pneumonia. Lanjut usia juga berisiko terhadap masalah gizi (terutama gizi
lebih), gangguan mental emosional, depresi, dan demensia.

Gambar 10. Masalah Kesehatan Lanjut Usia Indonesia, Tahun 2018

Berdasarkan data Alzheimer Disease International (ADI), jumlah orang


dengan demensia cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya kasus
PTM. Prevalensi demensia di Indonesia diperkirakan sekitar 1.2 juta pada tahun
2015 dan akan meningkat menjadi 4 juta di tahun 2050. Data penelitian pada
lanjut usia di Yogjakarta menunjukkan tingginya kasus demensia pada
pendidikan rendah dan riwayat stroke.
Selain itu, masalah kesehatan yang perlu diperhatikan adalah kejadian
cedera, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya disabilitas pada lanjut
- 24 -

usia. Data Riskesdas tahun 2018, terdapat sebanyak 8,2% lanjut usia
mengalami cedera, dan sebesar 63,7%, kejadian cedera terjadi di rumah dan
lingkungannya. Hal ini menjadi poin penting bagi petugas dalam perannya
meningkatkan edukasi tentang upaya menciptakan lingkungan yang aman bagi
lanjut usia terutama di rumah.
Penanganan penyakit pada lanjut usia tidaklah mudah karena umumnya
merupakan penyakit degeneratif, kronis, multi diagnosis, dan membutuhkan
waktu lama serta biaya tinggi. Akibatnya, penanganan ini akan menjadi beban
berat baik bagi masyarakat maupun pemerintah dan program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Oleh karena itu pemeliharaan kesehatan lanjut usia
seharusnya lebih mengutamakan promotif dan preventif dengan dukungan
pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas.
Hasil penilaian tingkat kemandirian dengan instrumen Activity Daily
Living (ADL) dalam Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa terdapat 74,3%
lanjut usia kategori mandiri. Sebanyak 22% lanjut usia dengan ketergantungan
ringan, yang masih memiliki potensi untuk berperan aktif di masyarakat dan
lingkungannya. Sisanya 3,7% lanjut usia dengan ketergantungan sedang, berat,
dan total dengan penyebab terbanyak adalah penyakit stroke, cedera, rematik,
dan diabetes. Mereka adalah kelompok lanjut usia yang membutuhkan PJP,
karena mengalami keterbatasan, dan tidak mampu merawat dirinya sendiri.
Lanjut usia seperti ini membutuhkan bantuan pelaku rawat/pendamping atau
caregiver.
- 25 -

Gambar 11. Tingkat Kemandirian Lanjut Usia Indonesia, Tahun 2018

D. Kepemilikan Jaminan Kesehatan

Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah untuk menjamin


peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan termasuk lanjut usia. Laporan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tahun 2017, biaya klaim BPJS sebanyak
24% digunakan untuk kebutuhan perawatan kesehatan penduduk lanjut usia.
Jika dibandingkan dengan jumlah lanjut usia yang hanya sebesar 9% dari total
penduduk Indonesia, tampak bahwa biaya perawatan kesehatan lanjut usia
cukup besar, karena kondisi kesehatannya.
Dari data Susenas 2019, sekitar dua per tiga (69,69% lanjut usia) memiliki
jaminan kesehatan. Angkanya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya
(2018) besar 68%. Pemerintah perlu mendorong seluruh lanjut usia untuk
memiliki jaminan kesehatan, walaupun hingga saat ini JKN belum mempunyai
manfaat untuk PJP. Untuk menjamin pemberian pelayanan kesehatan yang
berkualitas, perlu diupayakan agar ada penggolongan khusus pada sistim
pendanaan dalam Program JKN sesuai dengan karakteristik lanjut usia.
- 26 -

Tidak
Punya Punya
30,31% 69,69%
 PBI : (39,64%)
 Non PBI : (22,75%)
 Jamkesda (10,76%)
 Asuransi Swasta
(0,56%)

Gambar 12. Data Kepemilikan Jaminan Kesehatan Lanjut Usia Indonesia,


Tahun 2019

E. Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Dilihat dari upaya penyediaan pelayanan kesehatan lanjut usia yang
komprehensif dan bermutu, pada 2019 terdapat 5.549 puskesmas yang telah
menyelenggarakan pelayanan santun lanjut usia (54.7%) dari total 10.134
puskesmas yang ada di Indonesia. Penilaian bahwa puskesmas telah
menyelenggarakan pelayanan santun lanjut usia didasarkan pada kriteria:
1) pemberian pelayanan yang baik dan berkualitas, 2) pemberian prioritas kepada
lanjut usia serta penyediaan sarana yang aman dan mudah diakses, 3)
melakukan pelayanan pro aktif melalui UKBM, dan 4) melakukan koordinasi
dengan lintas program dengan pendekatan siklus hidup, menjadi 3 strata yaitu :
a. Strata I (Pratama): ada petugas pelayanan kesehatan lansia, memberikan
prioritas pada lansia, belum punya poli tersendiri, mulai memperhatikan
keamanan lansia, 50% desa memiliki posyandu lansia, dan koordinasi
lintas program dilakukan.
b. Strata II (Madya): ada petugas pelayanan kesehatan lansia, memberikan
prioritas pada lansia, sudah punya poli tersendiri, sarana pelayanan
memperhatikan keamanan lansia, 60% desa memiliki posyandu lansia,
dan koordinasi lintas program dilakukan.
c. Strata III (Paripurna): Petugas terlatih/terorientasi pelayanan kesehatan
lansia, punya sarana tersendiri atau one stop service, sarana lain sudah
memperhatikan keamanan bagi lansia, 70% desa memiliki posyandu
lansia, dan koordinasi lintas program dilakukan.

Rumah sakit yang telah menyelenggarakan pelayanan geriatri dengan tim


terpadu, baru sebanyak 198 rumah sakit dari total 2914 rumah sakit yang ada
- 27 -

di Indonesia. Berdasarkan tipenya, layanan geriatri dikelompokkan sebagai


berikut:
a. Sederhana: paling sedikit terdiri atas rawat jalan dan perawatan di
rumah (home care)
b. Lengkap: paling sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, dan
perawatan di rumah (home care).
c. Sempurna: paling sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut,
perawatan di rumah (home care), dan klinik asuhan siang
d. Paripurna: terdiri atas rawat jalan, klinik asuhan siang, rawat inap akut,
rawat inap kronik, rawat inap psikogeriatri, penitipan pasen geriatri
(respite care), perawatan di rumah (home care), dan perawatan terminal
(hospice).

F. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat


Sebagai upaya perluasan jangkauan, dan akses lanjut usia terhadap
pelayanan kesehatan, dilakukan UKBM melalui posyandu lanjut usia, posbindu
PTM, dan pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK). Saat ini di seluruh Indonesia
terdapat 105.830 posyandu lanjut usia, 63.634 Posbindu PTM (dengan jumlah
desa/kelurahan yang memiliki posbindu sebanyak 44.023) dan 7.289 pos UKK.
Keberadaan UKBM ini akan sangat mendukung keberhasilan program
kesehatan lanjut usia dalam mewujudkan lanjut usia SMART.
Untuk meningkatkan motivasi masyarakat dalam pembentukan dan
penyelenggaraan Posyandu lansia, maka dilakukan pengkategorian menjadi 4
strata yaitu: Pratama, Madya. Purnama dan Mandiri. Strata tersebut ditentukan
berdasarkan indikator: 1) Frekuensi pertemuan dalan satu tahun, 2) Kehadiran
kader, 3) Cakupan pelayanan kesehatan setiap bulan, 4) Cakupan pelayanan
kesehatan dalam satu tahun, 5) Penyelenggaraan senam lansia, 6) Kegiatan
lintas sektor, 7) Pendanaan kegiatan yang berasal dari masyarakat. Batasan
setiap kategori diuraikan di dalam NSPK terkait.

G. Kondisi Khusus pada Lanjut Usia


Lanjut usia merupakan kelompok berisiko, dan mengalami situasi sulit
misalnya pada saat pandemi, terutama yang sangat berkaitan erat dengan
kondisinya. Pada saat ini, sedang terjadi pandemi COVID-19, dan lanjut usia
merupakan kelompok yang paling rentan terpapar/terjadi kematian. Kondisi ini
terkait dengan penurunan sistem imunitas tubuh, dan cenderung
multipatologis. Dari data Kementerian Kesehatan, sebagian besar atau tiga dari
- 28 -

empat lanjut usia meninggal karena COVID-19, terutama bagi yang memiliki
riwayat penyakit penyerta (komorbid). Beberapa jenis komorbid antara lain
hipertensi, Diabetes Mellitus (DM), jantung, Penyakit Paru Obstruktif Kronis
(PPOK), ginjal, asma, gangguan imunologi, dan Tuberculosis (TBC).
Pada masa pandemi berbagai protokol kesehatan dibuat sebagai upaya
pencegahan dan penanganan dampak COVID-19. Begitu juga pada era tatanan
kehidupan baru, yaitu tatanan baru untuk menjalankan aktivitas normal,
dengan perubahan perilaku hidup sehat sesuai protokol kesehatan guna
mencegah terjadinya penularan COVID-19. Berbagai perilaku hidup sehat yang
perlu diterapkan pada tatanan kehidupan baru, seperti tampak pada Gambar
13.

Cuci tangan /
Hand sanitizer Jaga jarak
Gunakan masker
hindari kerumunan

PRINSIP
PROTOKOL KESEHATAN
 ADAPTASI KEBIASAAN BARU Konsumsi gizi seimbang
Daya tahan tubuh, istirahat
cukup, olah raga, kelola
stress

Perilaku hidup bersih &


sehat, disinfeksi
Kelola penyakit komorbid &
lingkungan
memperhatikan kelompok rentan

Gambar 13. Panduan Pencegahan COVID-19 Masa Adaptasi Kebiasaan Baru


untuk Lanjut Usia

Lanjut usia dengan penyakit penyerta, dapat mengalami kesulitan


beradaptasi dengan protokol adaptasi kebiasaan baru. Selama pandemi COVID-
19, dukungan untuk lanjut usia dari organisasi mungkin berkurang, namun
beberapa LSM berupaya terus menjangkau komunitasnya secara daring.
Kendalanya infrastruktur teknologi di Indonesia masih belum merata, sehingga
metode daring belum dapat diakses oleh seluruh lanjut usia. Oleh karena itu,
diperlukan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, LSM, dan swasta untuk
dapat memastikan lanjut usia dan keluarganya mendapatkan dukungan yang
dibutuhkan.
- 29 -

Pelayanan kesehatan bagi lanjut usia mengalami penyesuaian di masa


pandemi, seperti COVID-19 dan tatanan kehidupan baru. Berbagai strategi
pelayanan kesehatan lanjut usia dilakukan, misalnya melalui kebijakan
penundaan kegiatan posyandu, pemeriksaan kesehatan rutin, dan penyuluhan
kesehatan. Tantangan selama masa pandemi COVID-19 menuju masa adaptasi
kebiasaan baru:
a. Pola aktivitas sesuai PHBS dalam kehidupan normal baru, dengan
perlindungan terhadap lanjut usia sebagai kelompok rentan.
b. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penggunaan komunikasi
jarak jauh.
c. Kurangnya kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan protokol
pencegahan sesuai standar.
d. Keterbatasan jenis layanan kesehatan yang bisa diakses secara daring
e. Pelayanan kesehatan yang terjangkau, dan berkualitas dengan perlindungan
terhadap penularan masih bervariasi.
f. Belum adanya SPM/Standar Pelayanan Operasional (SPO) untuk pelayanan
kesehatan COVID-19 yang baku dan seragam di tiap tingkatan fasilitas
pelayanan kesehatan.
g. Sistem asuransi kesehatan (termasuk JKN) yang disesuaikan dengan
metode-metode baru (telekonsultasi, telemedicine dan lain-lain) belum
dirancang dengan baik.
h. Pemanfaatan tanaman obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh,
mengatasi gangguan kesehatan ringan, dan membantu mengatasi gangguan
komorbid.
- 30 -
- 31 -

BAB V

MATRIKS RENCANA AKSI NASIONAL KESEHATAN LANJUT USIA TAHUN 2020-2024

RAN Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2020-2024 mencakup kegiatan pokok, sub kegiatan, indikator, target, dan
penanggungjawab/lintas program dan lintas sektor terkait dari masing-masing strategi.

Uraian RAN Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2020-2024 tercantum pada Tabel 2:

TABEL 2. MATRIKS RENCANA AKSI NASIONAL KESEHATAN LANJUT USIA TAHUN 2020-2024
BASE
TARGET PJ/
No KEGIATAN SUB KEGIATAN INDIKATOR LINE
DATA LP-LS terkait
POKOK 2020
2021 2022 2023 2024

STRATEGI 1: Menyusun dan menyosialisasikan kebijakan dan regulasi serta norma, standar, prosedur, kriteria mengenai
1
pelayanan kesehatan lanjut usia
1.1 1.1.1 1.1.1.1 Dit.Kesga
Menyusun Penyusunan Regulasi, Adanya Permenkes dan Setditjen Kesmas,
Kebijakan dan Kebijakan dan NSPK NSPK lain terkait kesehatan 4 4 2 - 1 Biro Hukor, PADK,
Regulasi serta lain terkait kesehatan lansia P2JK Dit.P2PTM,
NSPK lain terkait lansia Dit.P2MKJN
kesehatan lansia 1.1.1.2 Dit.PKP, Dit.PKR
2 1 - 1 - Kemensos, Kemen
PPPA Kemenko PMK,
- 32 -

BASE
TARGET PJ/
No KEGIATAN SUB KEGIATAN INDIKATOR LINE
DATA LP-LS terkait
POKOK 2020
2021 2022 2023 2024

Adanya regulasi dan BKKBN, Dinkes


kebijakan sektor terkait Provinsi, LSM, Pakar
kesehatan lansia
1.2.1.1 Dit. Kesga
Persentase provinsi yang Setditjen Kesmas,
mendapatkan sosialisasi Dit.PKR, Pakar,
Permenkes dan NSPK lain Dinkes Provinsi,
terkait kesehatan lansia Dinsos, Dinas
100% 100% 100% 100% 100%
1.2 1.2.1 yang dihasilkan pada tahun Pengendalian
Sosialisasi Sosialisasi Kebijakan berjalan Penduduk dan
Kebijakan dan dan Regulasi serta Keluarga Berencana
Regulasi serta NSPK lain terkait (PPKB) Provinsi
NSPK lain terkait kesehatan lansia di LSM Tingkat Provinsi
kesehatan lansia provinsi 1.2.1.2 Dinkes Provinsi
Persentase kab/kota yang Pemda Provinsi
mendapatkan sosialisasi Dinkes Kab/kota
Permenkes No. 79 Tahun 62% 70% 75% 80% 85% Dinsos Kab/kota
2014 dan Permenkes No.67 Dit.Kesga, Dit.PKR
Tahun 2015
- 33 -

BASE
TARGET PJ/
No KEGIATAN SUB KEGIATAN INDIKATOR LINE
DATA LP-LS terkait
POKOK 2020
2021 2022 2023 2024

1.2.1.3 Dinas PPKB Kab/


Persentase RS yang Kota, TOMA, TOGA,
NA 40% 50% 60% 70%
mendapatkan sosialisasi PKK, Dunia usaha,
dan advokasi Permenkes No. LSM, RS, Pemda
79 Tahun 2014 Kab/kota
1.2.2 1.2.2.1 Dinkes Provinsi
Advokasi penyusunan Persentase kab/kota yang Pemda Provinsi
peraturan kab/kota memiliki peraturan terkait Dinkes Kab/kota
17,5% 18% 20% 25% 30%
dengan peserta lintas kesehatan lansia Dinsos Kab/kota
sektor di kab/kota Dinas PPKB Kab/
Kota
1.2.3 1.2.3.1 Dinkes Kab/kota
Sosialisasi terkait Persentase puskesmas yang Pemda Kab/kota
Peraturan Menteri sudah mendapatkan Dinsos Kab/kota
Kesehatan No. 67 sosialisasi terkait Peraturan NA 15% 20% 25% 30% Dinas PPKB Kab/
tahun 2015 Menteri Kesehatan No. 67 Kota, TOMA, TOGA,
kepada puskemas di tahun 2015 PKK, Dunia usaha,
kab/kota LSM, RSUD, RS
- 34 -

BASE
TARGET PJ/
No KEGIATAN SUB KEGIATAN INDIKATOR LINE
DATA LP-LS terkait
POKOK 2020
2021 2022 2023 2024

swasta, Puskesmas,
Dit.PKP
1.3 1.3.1 1.3.1.1 P2JK, Dit.Kesga,
Mengembangkan Koordinasi dengan Tersedianya alokasi BPJS, Biro Hukor,
sistem pihak terkait tentang pembiayaan JKN yang Pakar Kelansiaan,
pembiayaan penyelenggaraan JKN dituangkan dalam bentuk - - 1 - - Pakar Ekokes PMK,
pelayanan peraturan Bappenas,
kesehatan lansia Kemenkeu
melalui Kemensos, BKKBN
koordinasi dengan 1.3.2 1.3.2.1 P2JK
pihak terkait Kajian/penyusunan Tersedianya kajian/naskah Dit. Kesga, PADK,
tentang naskah akademis akademis mengenai potensi Pakar Perguruan
penyelenggaraan mengenai potensi sumber pembiayaan, untuk Tinggi
Jaminan sumber pembiayaan, meningkatkan kualitas Biro Hukor
- 1 - 1 -
Kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan; dan
Nasional (JKN); kualitas pelayanan PJP bagi lansia
membuat kajian/ kesehatan; dan PJP
penyusunan bagi lansia
naskah akademis
- 35 -

BASE
TARGET PJ/
No KEGIATAN SUB KEGIATAN INDIKATOR LINE
DATA LP-LS terkait
POKOK 2020
2021 2022 2023 2024

mengenai potensi 1.3.3 1.3.3.1 P2JK


sumber Koordinasi dengan Dihasilkannya kesepakatan Dit. Kesga, BPJS
pembiayaan, pihak terkait tentang tentang rancangan sistem Biro Hukor, Pakar
untuk sistem pembiayaan pembiayaan untuk Kelansiaan, Pakar
meningkatkan untuk pelayanan PJP pelayanan PJP bagi lansia - - - 1 - Ekokes PMK,
kualitas bagi lansia Bappenas,
pelayanan Kemenkeu
kesehatan; dan Kemensos, BKKBN
PJP bagi lansia
- 36 -

BASE PJ/
TARGET
KEGIATAN LINE LP-LS terkait
NO SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024
2020
STRATEGI 2: Meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan yang santun lanjut usia serta akses
2
terhadap layanan kesehatan yang santun lanjut usia dan perawatan jangka panjang
2.1 2.1.1 2.1.1.1 Dinkes Provinsi
Meningkatkan Menyelenggarakan Persentase provinsi yang Dit.Kesga,
kuantitas dan pelatihan tenaga telah mengadakan Dinkes Kab/kota
kualitas kesehatan dan pelatihan/orientasi 91% 100% 100% 100% 100% Pemda Kab/kota
pelayanan mengadakan sarana- pelayanan kesehatan lansia Kecamatan
kesehatan prasarana di dan geriatri untuk petugas Puskesmas
tingkat pertama puskesmas terkait puskesmas Dit.PKP
dan fasilitas Pelayanan Kesehatan 2.1.1.2
pelayanan Santun Lansia di Persentase kab/kota yang
kesehatan Puskesmas sesuai telah mendapatkan
rujukan tingkat dengan persyaratan pelatihan pelayanan
lanjutan yang akreditasi kesehatan lansia dan 59,3% 70% 80% 90% 100%
melaksanakan geriatri untuk petugas
pelayanan puskesmas
kesehatan
santun lansia
- 37 -

BASE PJ/
TARGET
KEGIATAN LINE LP-LS terkait
NO SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024
2020
2.1.1.3
Persentase puskesmas yang
telah mendapatkan
pelatihan pelayanan
18,9% 35% 50% 60% 70% Dinkes Kab/kota
kesehatan lansia dan
Dinkes Provinsi
geriatri untuk petugas
Kecamatan,
puskesmas
Puskesmas
Dit.PKP
2.1.2 2.1.2.1
Kelompok Lansia
Melakukan pemetaan Persentase puskemas yang
sasaran lansia di melakukan pemetaan NA 10% 20% 40% 80%
wilayah kerja sasaran lansia di wilayah
puskesmas kerjanya
2.1.2.2 Puskesmas
Persentase lansia yang Dinkes Kab/kota
terdata dan masuk NA 10% 20% 40% 80% Kecamatan
pemetaan oleh puskesmas Desa/kelurahan
TOMA, TOGA
- 38 -

BASE PJ/
TARGET
KEGIATAN LINE LP-LS terkait
NO SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024
2020
2.1.2.3 Kelompok Lansia
Persentase lansia yang tidak Kelurahan/Desa
mempunyai masalah
NA 20% 30% 40% 50%
kesehatan atau mempunyai
masalah kesehatan yang
sudah diatasi/terkontrol
2.1.2.4
Persentase lansia yang
74,3% 76% 77% 78% 80%
mempunyai tingkat
kemandirian A (Mandiri)
2.1.2.5
Persentase lansia yang rutin
NA 20% 30% 40% 50%
mengikuti kegiatan sosial di
lingkungannya
2.1.2.6 Puskesmas
Persentase lansia yang Dinkes Kab/kota
5,8% 10% 20% 40% 50%
mengikuti kegiatan Kecamatan
pemberdayaan lansia Desa/kelurahan
- 39 -

BASE PJ/
TARGET
KEGIATAN LINE LP-LS terkait
NO SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024
2020
2.1.2.7 TOMA, TOGA
Persentase lansia produktif Kelompok Lansia
NA 20% 30% 40% 50%
dan berkarya di lingkungan Kelurahan/desa
keluarga dan masyarakat
2.1.3 2.1.3.1 Dinkes Kab/kota
Memberikan pelayanan Persentase puskesmas yang Dinkes Provinsi
skrining kesehatan menyelenggarakan Kecamatan
kepada pra lansia dan pelayanan skrining 28,9% 40% 50% 60% 70% Desa/kelurahan
lansia sesuai standar kesehatan santun lansia TOMA/TOGA
sesuai standar Kelompok Pra
Lansia dan Lansia
2.1.3.2
Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan
47,8% 50% 52% 54% 56%
pelayanan santun lansia
sesuai standar strata
pratama
- 40 -

BASE PJ/
TARGET
KEGIATAN LINE LP-LS terkait
NO SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024
2020
2.1.3.3
Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan
10,5% 12% 14% 16% 18%
pelayanan santun lansia
sesuai standar strata madya

2.1.3.4
Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan
pelayanan santun lansia 0,7% 1% 2% 3% 4%
sesuai standar strata
paripurna

2.1.3.5 Puskesmas
Persentase lansia yang Dinkes Kab/kota
mendapat pelayanan 61,3% 65% 70% 75% 80% Kecamatan
kesehatan Desa/kelurahan
- 41 -

BASE PJ/
TARGET
KEGIATAN LINE LP-LS terkait
NO SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024
2020
2.1.3.6 TOMA, TOGA
Persentase lansia yang Kelompok Lansia
mendapat pelayanan
38,3% 50% 55% 60% 65%
skrining kesehatan sesuai
standar

2.1.3.7
Persentase pra lansia yang
mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai NA 50% 55% 60% 65%
standar

2.1.4 2.1.4.1 Dit PKR


Menyelenggarakan Persentase rumah sakit yang Dinkes Provinsi
pelatihan tentang menyelenggarakan 9,3% 25% 35% 45% 55% Dinkes Kab/kota
penyelenggaraan pelayanan Geriatri dengan RSUP, RSUD
pelayanan geriatri tim terpadu RS swasta
- 42 -

BASE PJ/
TARGET
KEGIATAN LINE LP-LS terkait
NO SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024
2020
terpadu di rumah sakit 2.1.4.2 Pemda Kab/kota
dan pelatihan tenaga Persentase rumah sakit yang PERGEMI
kesehatan di rumah menyelenggarakan KARS, Universitas
sakit tentang pelayanan pelayanan Geriatri dengan NA 15% 20% 25% 30%
geriatri terpadu, serta tim terpadu strata
mengadakan sarana sederhana
dan prasarana
pelayanan geriatri 2.1.4.3
terpadu di rumah sakit Persentase rumah sakit yang
sesuai dengan menyelenggarakan NA 7% 9% 11% 13%
persyaratan akreditasi pelayanan Geriatri dengan
tim terpadu strata lengkap
2.1.4.4
Persentase rumah sakit yang
menyelenggarakan
NA 2% 4% 6% 8%
pelayanan Geriatri dengan
tim terpadu strata sempurna
- 43 -

BASE PJ/
TARGET
KEGIATAN LINE LP-LS terkait
NO SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024
2020
2.1.4.5
Persentase rumah sakit yang
menyelenggarakan
NA 1% 2% 3% 4%
pelayanan Geriatri dengan
tim terpadu strata paripurna
2.2 2.2.1 2.2.1.1 Dit PKP
Meningkatkan Menyelenggarakan Jumlah fasilitas pelayanan Dit PKR
akses terhadap layanan kesehatan kesehatan yang Dit Promkes
NA 15 20 25 30
pelayanan yang menggunakan menggunakan teknologi Dit.Kesga
kesehatan dukungan teknologi informasi dalam pelayanan Pusdatin
lansia di informasi kesehatan lansia Dinkes Provinsi
fasilitas 2.2.1.2 Dinkes Kab/kota
pelayanan Jumlah penyedia layanan Pemda Kab/kota
kesehatan non-fasilitas pelayanan Kecamatan
NA 2 3 4 5
maupun non kesehatan yang Puskesmas
fasilitas menyediakan informasi dan
pelayanan layanan terkait kesehatan
- 44 -

BASE PJ/
TARGET
KEGIATAN LINE LP-LS terkait
NO SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024
2020
kesehatan pada lansia dengan menggunakan
situasi normal teknologi informasi
maupun situasi
krisis 2.2.2 2.2.2.1
kesehatan Koordinasi dalam Terselenggaranya koordinasi
termasuk meningkatkan akses peningkatan akses layanan
1 1 - 1 -
penggunaan layanan kesehatan kesehatan lansia di tingkat
teknologi lansia di tingkat pusat pusat
informasi
2.3.1 2.3.1.1 BPPSDMK,
Pengembangan sistem Tersedianya sistem Dit.Kesga,
2.3 pengaturan dan pengaturan dan standarisasi Kemensos,BKKBN
Mengembangkan standarisasi tenaga tenaga care giver dalam Kemenakertrans
Perawatan care giver dalam PJP pelayanan PJP bagi lansia - - 1 - - BNP2TKI
Jangka Panjang bagi lansia Lembaga/institusi
(PJP) bagi lansia terkait lainnya
- 45 -

BASE PJ/
TARGET
KEGIATAN LINE LP-LS terkait
NO SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024
2020
2.3.2 2.3.2.1 Dit.Kesga
Orientasi PJP bagi Persentase provinsi yang 100% 100% 100% 100% 100% Dinkes Provinsi
lansia secara telah mendapatkan orientasi Dinas PPKB
berjenjang PJP bagi lansia Provinsi

2.3.2.2 Dinkes Provinsi


Persentase kab/kota yang 65% 75% 85% 100% 100% Dinkes Kab/kota
telah mendapatkan orientasi Dinas PPKB
PJP bagi lansia Provinsi,
Dinas PPKB
Kab/kota
2.3.2.3 Dinkes Kab/kota,
Persentase kab/kota yang Puskesmas, RS,
telah melakukan Wahana PJP
pembentukan jejaring FKTP, NA 10% 20% 25% 30% FKTP lain
FKRTL, dan komunitas
dalam pelayanan PJP
- 46 -

BASE PJ/
TARGET
KEGIATAN LINE LP-LS terkait
NO SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024
2020
2.3.2.4 Dinkes Kab/kota
Persentase puskesmas yang Lintas sektor di
NA 20% 30% 40% 50%
mendapatkan orientasi PJP tingkat
bagi lansia kecamatan
2.3.2.5
Persentase puskesmas yang
NA 10% 20% 25% 30%
telah mengembangkan
model PJP bagi lansia
2.3.2.6
Persentase puskesmas yang
telah melakukan penguatan NA 10% 20% 25% 30%
care giver informal melalui
pelatihan
- 47 -

BASE
TARGET
KEGIATAN LINE PJ/
No SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA LP-LS terkait
2021 2022 2023 2024
2020
STRATEGI 3: Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring pelaksanaan pelayanan kesehatan lansia,
3 melibatkan lintas program, lintas sektor, TP PKK, organisasi profesi, lembaga pendidikan, lembaga penelitian, LSM ,
dunia usaha, media massa, dan pihak terkait lain
3.1. 3.1.1 3.1.1.1 Dit Promkes
Mengembang- Koordinasi secara Adanya forum kemitraan Dit. Kesga
kan dan berkala di tingkat pusat yang aktif dan berfungsi di NA - 1 - -
meningkatkan terkait kesehatan lansia tingkat pusat terkait
kemitraan dan kesehatan lansia
jejaring 3.1.2 3.1.2.1 Dinkes Provinsi
dengan lintas Pengembangan dan Persentase provinsi yang Pemda Provinsi
program, peningkatan forum memiliki forum kemitraan POKJADA Kes
50% 55% 60% 65% 70%
lintas sektor, kemitraan dalam dalam pembinaan lansia, Dinkes
TP PKK, pembinaan kesehatan kesehatan lansia Kab/kota, Dunia
organisasi lansia di tingkat provinsi usaha, Dit. Kesga
profesi, 3.1.3 3.1.3.1 Dinkes
lembaga Pengembangan dan Persentase kab/kota yang Kab/kota,
19,3% 25% 30% 35% 40%
pendidikan, peningkatan forum memiliki forum kemitraan Pemda Kab/kota,
lembaga kemitraan dalam Puskesmas
- 48 -

BASE
TARGET
KEGIATAN LINE PJ/
No SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA LP-LS terkait
2021 2022 2023 2024
2020
penelitian, pembinaan kesehatan dalam pembinaan Kecamatan,
LSM (LSM), lansia di kabupaten/kota kesehatan lansia Dunia usaha
media massa 3.1.4 3.1.4.1 Litbangkes
dan pihak Pengembangan dan Persentase provinsi yang Dinkes Provinsi
lainnya yang peningkatan Forum mengembangkan kerjasama PT terkait
terkait Komunikasi dengan dengan institusi pendidikan
NA 30% 40% 50% 60%
kesehatan Perguruan Tinggi (PT) terkait kesehatan lansia
lansia untuk membahas hasil-
hasil penelitian terkait
kelanjutusiaan
3.1.5 3.1.5.1 Rokom Yanmas
Pengembangan dan Jumlah kerjasama dengan Media massa
peningkatan Forum media dalam
komunikasi dengan penyebarluasan informasi
NA 6 7 8 9
Media Massa yang yang mendukung
melakukan kepedulian peningkatan kepedulian
terkait kesehatan lansia terkait kesehatan lansia di
tingkat pusat
- 49 -

BASE
TARGET
KEGIATAN LINE PJ/
No SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA LP-LS terkait
2021 2022 2023 2024
2020
3.1.5.2 Dinkes Provinsi
Jumlah provinsi yang POKJADA
mengadakan kerjasama Keslansia
dengan media dalam Pemda Provinsi,
penyebarluasan informasi Media massa
NA 10 15 20 25
terkait peran keluarga yang daerah
mendukung peningkatan
kepedulian terkait
kesehatan lansia

3.1.5.3 Dinkes Provinsi


Persentase kab/kota yang Pemda Provinsi
mengadakan kerjasama Dinkes Kab/kota
dengan media dalam Pemda Kab/kota
NA 4% 6% 8% 10%
penyebarluasan informasi Dunia usaha
yang mendukung
peningkatan kepedulian
terkait kesehatan lansia
- 50 -

BASE
TARGET
KEGIATAN LINE PJ/
No SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA LP-LS terkait
2021 2022 2023 2024
2020
3.1.6 3.1.6.1 Dinkes Kab/kota
Pembinaan posyandu Persentase puskesmas yang Puskesmas
lansia yang terintegrasi telah membina posyandu (Kesga, Yankes,
72% 75% 78% 80% 83%
oleh puskesmas lansia yang terintegrasi Gizi Promkes,
dengan lintas program P2P, Kesling
Kestrad)
3.1.6.2 Dinkes Kab/kota
Persentase puskesmas yang Pemda Kab/kota
telah membina Posyandu Dinsos Kab/kota
lansia yang terintegrasi Dinas PPKB
dengan lintas program dan Kab/kota
lintas sector NA 5% 10% 20% 25% Kecamatan
Desa/kelurahan
PKK, PKP, TOMA
TOGA,
Puskesmas
- 51 -

BASE
TARGET
KEGIATAN LINE PJ/
No SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA LP-LS terkait
2021 2022 2023 2024
2020
3.2 3.2.1 3.2.1.1 Dit.Promkes
Memperkuat Penyelenggaraan Jumlah dunia usaha yang Mitra
kemitraan koordinasi di tingkat berperan dalam pembinaan Dunia usaha
dengan pihak pusat dalam rangka kesehatan lansia melalui
swasta dalam identifikasi pihak swasta CSR di tingkat pusat
6 7 8 9 10
mendukung yang mempunyai potensi
kegiatan mendukung kegiatan
pembinaan pembinaan kesehatan
kesehatan lansia
lansia di
tingkat pusat 3.2.2 3.2.2.1 Dit.Promkes
Penyelenggaraan forum Persentase provinsi yang Hukormas
komunikasi dengan telah memiliki kerjasama kesmas Dunia
dunia usaha dalam dengan dunia usaha dalam usaha
21% 30% 35% 45% 50%
pembinaan kesehatan pembinaan kesehatan
lanjut usia melalui lansia melalui CSR
- 52 -

BASE
TARGET
KEGIATAN LINE PJ/
No SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA LP-LS terkait
2021 2022 2023 2024
2020
Corporate Social 3.2.2.2 Dinkes Provinsi
Responsibility (CSR) Persentase kab/kota yang Pemda Provinsi
telah memiliki kerjasama POKJADA
dengan dunia usaha dalam 3,5% 5% 8% 10% 15% Keslansia
pembinaan kesehatan Dinkes Kab/kota
lansia melalui CSR Mitra, Dunia
usaha
3.2.2.3 Dinkes Kab/kota
Persentase puskesmas yang Pemda Kab/kota
telah memiliki kerjasama Puskesmas
NA 5% 8% 10% 15%
dengan dunia usaha dalam Kecamatan
pembinaan kesehatan Dunia usaha
lansia melalui CSR
- 53 -

BASE
TARGET PJ/
KEGIATAN LINE
No SUB KEGIATAN INDIKATOR LP-LS
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024 terkait
2020
4 STRATEGI 4: Meningkatkan ketersediaan data dan informasi di bidang kesehatan lansia
4.1 4.1.1 4.1.1.1 Pusdatin
Memperkuat Penyempurnaan sistem Adanya sistem pencatatan dan Dit.Kesga
sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan lansia Dit.PTM
- 1 - - -
pencatatan pelaporan pelayanan yang akurat dan terpercaya Dit.P2MKJN
dan kesehatan lansia yang Dinkes
pelaporan akurat dan terpercaya Provinsi
pelayanan 4.1.2 4.1.2.1 Dinkes
- 1 - - -
kesehatan Penyusunan dan Tersedianya instrumen baku Kab/kota
lansia secara penggunaan instrumen 4.1.2.2
berjenjang baku untuk Persentase provinsi yang telah tersedia
- - 20% 40% 80%
pengumpulan data data kondisi lansia sesuai instrumen
kondisi lansia di baku
provinsi, kab/kota 4.1.2.3
berdasarkan jenis Persentase kab/kota yang telah
kelamin dan kelompok tersedia data kondisi lansia sesuai - - 20% 40% 80%
umur, sesuai dengan instrumen baku
mHealthy WHO 2017
- 54 -

BASE
TARGET PJ/
KEGIATAN LINE
No SUB KEGIATAN INDIKATOR LP-LS
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024 terkait
2020
4.1.3 4.1.3.1
Penerapan teknik Persentase provinsi yang telah
Penilaian Mandiri menerapkan teknik PMKDR untuk
Kualitas Data Rutin validasi data lansia
(PMKDR) untuk data - - 20% 40% 80%
lansia yang sudah
tervalidasi dan
terkoneksi dengan
pusdatin
4.1.4 4.1.4.1 Pusdatin
Sosialisasi Permenkes Persentase provinsi yang mendapatkan Dit.Kesga
tentang Sistem Informasi sosialisasi Permenkes No. 31 Tahun NA 30% 40% 50% 60% Dit.PTM
Pukesmas (SIP) dalam 2019 tentang SIP dalam hal Dinkes
hal pengumpulan data pengumpulan data lansia Provinsi
lansia kepada provinsi Dinkes
4.1.5 4.1.5.1 Kab/kota
Pelaksanaan monitoring Tersedianya sistem monitoring dan - 1 - - -
dan evaluasi terkait evaluasi terkait pencatatan pelaporan
- 55 -

BASE
TARGET PJ/
KEGIATAN LINE
No SUB KEGIATAN INDIKATOR LP-LS
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024 terkait
2020
pencatatan pelaporan pelayanan kesehatan lansia secara
pelayanan kesehatan daring
lansia yang akurat dan 4.1.5.2
terpercaya Persentase provinsi yang telah
melaksanakan monitoring dan evaluasi
terkait pencatatan pelaporan - - 25% 30% 35%
pelayanan kesehatan lansia yang
akurat dan terpercaya

4.2.1.1 Litbangkes
4.2 4.2.1 Tersedianya data tentang kesehatan Pusdatin
Mengembang Pelaksanaan penelitian lansia dengan memperhatikan gender, - 1 - 1 - Dit.kesga
kan terkait kesehatan lansia dan kelompok umur Dit.PTM
penelitian untuk mendapatkan Dit.PKP
tentang data yang dibutuhkan 4.2.1.2 Dit.PKR
kesehatan dalam pengambilan Tersedianya data kesehatan lansia dari PADK
NA (-) 1 - 1 -
lansia kebijakan berbagai survei nasional Dit.P2MKJN
dengan BPS
- 56 -

BASE
TARGET PJ/
KEGIATAN LINE
No SUB KEGIATAN INDIKATOR LP-LS
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024 terkait
2020
memperhatik 4.2.1.3 Lembaga
an gender Tersedianya hasil analisis data penelitian
- 1 - 1 -
dan kesehatan lansia dari berbagai survei
kelompok nasional
umur 4.2.1.4
Adanya variabel kesehatan lansia yang
- - - 1 -
dibutuhkan dalam Riskesdas 2023
sesuai dengan WHO-ITU 2017
4.2.2 4.2.2.1 Dit. Kesga
Penggalangan kerjasama Adanya kerjasama penelitian 2 1 - 1 - Litbangkes
dengan Perguruan Tinggi Kementerian Kesehatan dengan PT Dit.Promkes
(PT), badan penelitian 4.2.2.2 PADK
dan instansi lain dalam Tersedianya data kesehatan lansia PT
- - 1 - 1
pelaksanaan penelitian berasal dari penelitian PT, dan Lembaga
terkait kesehatan lansia Lembaga Penelitian penelitian
4.2.2.3
Dinkes
Adanya kerjasama penelitian provinsi - - 10% 20% 40%
Provinsi
dengan perguruan tinggi setempat
- 57 -

BASE
TARGET PJ/
KEGIATAN LINE
No SUB KEGIATAN INDIKATOR LP-LS
POKOK DATA
2021 2022 2023 2024 terkait
2020
POKJADA
Keslansia
PT Lokal
4.2.2.4 Libangkes
Tersedianya data tentang kesehatan Dit.Kesga
jiwa termasuk demensia pada lansia Pusdatin
dan pelayanan PJP bersumber PT
- - 1 - 1
penelitian berkolaborasi dengan Dit.P2MKJN
perguruan tinggi, dan institusi lain Dit.PTM
Dinkes
Provinsi
- 58 -

BASE
TARGET
KEGIATAN LINE PJ/
No SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA LP-LS terkait
2021 2022 2023 2024
2020
5 STRATEGI 5: Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan keluarga, masyarakat, dan lansia dalam upaya peningkatan
kesehatan lansia
5.1 5.1.1 5.1.1.1 Dit.Kesga
Mengembangkan Pengembangan dan Persentase provinsi yang telah Dit.Promkes
dan pembinaan keluarga melakukan pengembangan dan - 20% 30% 40% 50% BKKBN
meningkatkan dan lansia oleh peningkatan peran keluarga dan Dinkes
pemberdayaan provinsi lansia dalam menyiapkan masa Provinsi
keluarga dan lansia dan mendampingi lansia
lansia untuk 5.1.1.2 Dit.P2MKJN
meningkatkan Persentase provinsi yang telah Dit.Kesga
kesehatan lansia melakukan pengembangan dan Dit.Promkes
peningkatan pengetahuan keluarga - 9% 25% 40% 50% Dinkes
dan lansia tentang pencegahan dan Provinsi
penanganan kesehatan jiwa Dinas PPKB
termasuk demensia Provinsi
ALZI/LSM lain
- 59 -

BASE
TARGET
KEGIATAN LINE PJ/
No SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA LP-LS terkait
2021 2022 2023 2024
2020
5.1.1.3 Dinkes
Persentase kab/kota yang telah Provinsi
melakukan pengembangan dan Dit.P2MKJN
- 1% 5% 10% 20%
peningkatan peran keluarga dan Dit.Kesga
lansia dalam menyiapkan masa Dit.Promkes
lansia dan mendampingi lansia Dinas PPKB
5.1.1.4 Provinsi,
Persentase kab/kota yang Dinas PPKB
menyelenggarakan orientasi dalam Kab/kota
rangka peningkatan pengetahuan - Dinkes
1% 5% 10% 20%
keluarga dan lansia tentang Kab/kota
pencegahan dan penanganan ALZI/LSM lain
kesehatan jiwa termasuk demensia
5.2 5.2.1 5.2.1.1 Dinkes
Mengembangkan Pengembangan dan Persentase puskesmas dengan Kab/kota
dan pembinaan kelompok posyandu lansia aktif di ≥ 50 desa / 75% 80% 83% 85% 88% Dinkes
meningkatkan lansia/posyandu kelurahannya Provinsi
pemberdayaan Puskesmas
- 60 -

BASE
TARGET
KEGIATAN LINE PJ/
No SUB KEGIATAN INDIKATOR
POKOK DATA LP-LS terkait
2021 2022 2023 2024
2020
masyarakat lansia oleh 5.2.1.2 TP PKK
untuk puskesmas Persentase lansia yang mengikuti TOMA
meningkatkan kegiatan kelompok lansia/posyandu NA 10% 20% 30% 40% TOGA
kesehatan lansia lansia

5.2.1.3
Persentase pra lansia yang
NA 5% 10% 20% 25%
mengikuti kegiatan kelompok
lansia/posyandu lansia
5.2.2 5.2.2.1 Dinkes
Sosialisasi dalam Persentase puskesmas yang Kab/kota
rangka meningkatkan melakukan upaya peningkatan Puskesmas
pengetahuan tentang pemahaman dalam pencegahan dan - 1% 5% 10% 20% ALZI/LSM
pencegahan dan penanganan penanganan kesehatan terkait
penanganan jiwa termasuk demensia di
demensia di masyarakat
masyarakat
- 61 -

BASE
KEGIATAN TARGET PJ/
No SUB KEGIATAN INDIKATOR LINE
POKOK DATA LP-LS terkait
2021 2022 2023 2024
2020
6 STRATEGI 6: Meningkatkan peran serta lansia dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga dan masyarakat
6.1 6.1.1 6.1.1.1 Dit.Kesga
Meningkatkan Orientasi pemberdayaan Persentase provinsi yang telah Dit. PKP
pengembanga lansia dalam mendapatkan orientasi Dit.Promkes
NA 25% 50% 75% 100%
n program meningkatkan pemberdayaan lansia dalam Dinkes
pemberdayaan kesehatan keluarga dan meningkatkan kesehatan keluarga Provinsi
lansia masyarakat secara dan masyarakat secara berjenjang Dinkes
berjenjang 6.1.1.2 Kab/kota
Persentase kab/kota yang telah Puskesmas
mendapatkan orientasi Dinas Lintas
NA 10% 20% 40% 80%
pemberdayaan lansia dalam Sektor terkait
meningkatkan kesehatan keluarga TOMA
dan masyarakat secara berjenjang TOGA
6.1.1.3 Kelompok
Persentase puskesmas yang telah Lansia
mendapatkan orientasi NA 10% 20% 40% 80%
pemberdayaan lansia dalam
- 62 -

BASE
KEGIATAN TARGET PJ/
No SUB KEGIATAN INDIKATOR LINE
POKOK DATA LP-LS terkait
2021 2022 2023 2024
2020
meningkatkan kesehatan keluarga
dan masyarakat secara berjenjang
6.1.2 6.1.2.1
Pemberdayaan lansia Persentase kab/kota yang telah
dalam meningkatkan mengembangkan pemberdayaan
NA 10% 20% 30% 40% Dinkes
kesehatan keluarga dan lansia dalam meningkatkan
Provinsi
masyarakat kesehatan keluarga dan
Dinkes
masyarakat
Kab/kota
6.1.2.2
Puskesmas
Persentase puskesmas yang telah
Lintas sektor
mengembangkan pemberdayaan NA 10% 20% 30% 40%
terkait
lansia dalam meningkatkan
TOMA
kesehatan keluarga
TOGA
6.1.2.3
Kelompok
Persentase puskesmas yang telah
Lansia
mengembangkan pemberdayaan NA 10% 20% 30% 40%
lansia dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat
- 63 -

BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pemantauan (monitoring) adalah suatu aktivitas yang ditujukan untuk


mendapatkan informasi tentang proses, hasil, sebab dan akibat dari suatu
kegiatan yang sedang dilaksanakan. Aktivitas ini dilakukan dalam rangka
pengawasan, pengontrolan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
melalui proses pengumpulan, dan analisis data. Evaluasi adalah proses
identifikasi untuk mengukur dan menilai suatu kegiatan atau program yang
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan tujuan (kinerja) yang ingin
dicapai. Kegiatannya dilakukan melalui pengumpulan dan analisis data,
sehingga diperoleh fakta dan informasi yang dapat digunakan untuk perbaikan
kinerja, atau memilih alternatif terbaik dalam mengambil keputusan.
Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan secara berkala pada jangka waktu
tertentu, misalnya pada awal, pertengahan dan akhir tahun sesuai kebutuhan.
Pemantauan dan evaluasi implementasi RAN Kesehatan Lanjut Usia
dilakukan dengan melihat capaian indikator-indikatornya (seperti tercantum
pada Tabel 3). Hasil pemantauan dan evaluasi sangat bermanfaat sebagai
masukan untuk melakukan perbaikan, pengembangan, dan peningkatan
program kesehatan lanjut usia di masa depan. Pemantauan dan evaluasi
dilakukan secara berkala, dan berjenjang sebagai berikut:
A. Tingkat Pusat (Kementerian Kesehatan):
1. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara langsung ke provinsi dan
kabupaten/kota termasuk pada rumah sakit rujukan regional yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
2. Mengadakan pertemuan di tingkat pusat dengan wakil dari semua
provinsi, lintas program dan lintas sektor terkait, seperti Kementerian
Sosial, Kementerian Agama, BKKBN, BPJS, Tim Penggerak PKK,
organisasi profesi dan mitra lainnya untuk mengevaluasi pelaksanaan
program kesehatan lanjut usia.

B. Tingkat Provinsi (Dinas Kesehatan Provinsi):


1. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara langsung ke seluruh
kabupaten/kota di wilayah kerja.
2. Mengadakan pertemuan di tingkat provinsi dengan penanggung-jawab
program dari seluruh kabupaten/kota, DPRD, Bappeda, lintas program,
lintas sektor seperti dinas sosial, kanwil agama, Dinas Pengendalian
- 64 -

Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB), tim penggerak PKK, institusi


terkait lanjut usia provinsi dan mitra terkait lainnya untuk mengevaluasi
pelaksanaan program kesehatan lanjut usia.

C. Tingkat Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota):


1. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara langsung ke puskesmas
atau ke tingkat operasional di lapangan secara berkala atau sesuai
kebutuhan.
2. Mengadakan pertemuan di tingkat kabupaten/kota dengan penanggung-
jawab program kesehatan lanjut usia di seluruh puskesmas, rumah sakit
atau tingkat operasional, DPRD, Bappeda dan lintas sektor terkait,
seperti dinas sosial, kanwil agama, Dinas PPKB, tim penggerak PKK,
institusi terkait lanjut usia kabupaten kota dan mitra lainnya untuk
mengevaluasi pelaksanaan program kesehatan lanjut usia.

D. Tingkat Kecamatan (Puskesmas):


1. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara langsung ke tingkat
operasional di lapangan pada kegiatan yang dilakukan petugas
puskesmas seperti misalnya di kelompok lanjut usia, panti wreda atau
kegiatan-kegiatan kesehatan lanjut usia di tempat-tempat tertentu yang
dilakukan secara insidentil maupun berkala.
2. Mengadakan pertemuan dengan pelaksana operasional, kader kesehatan
lanjut usia, tim penggerak PKK, pramuka, pengurus kelompok lanjut
usia atau kelompok lain untuk mengevaluasi pelaksanaan program
kesehatan lanjut usia.

E. Tingkat Desa/kelurahan:
1. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara langsung di lapangan pada
tingkat pelaksana kegiatan, misalnya pada kegiatan di kelompok lanjut
usia, panti wreda atau kegiatan-kegiatan kesehatan lanjut usia di
tempat-tempat tertentu yang dilakukan secara insidentil maupun
berkala.
2. Mengadakan pertemuan dengan pelaksana kegiatan, kader kesehatan
lanjut usia, tim penggerak PKK, pramuka, pengurus kelompok lanjut
usia atau kelompok lain yang melakukan kegiatan kesehatan lanjut usia
untuk mengevaluasi pelaksanaan program kesehatan lanjut usia.
- 65 -

Kegiatan pemantauan dan evaluasi juga dilakukan untuk melihat


ketersediaan dan kualitas data lanjut usia mencakup berbagai aspek kesehatan
lanjut usia yang terpilah menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Serta
keberadaan sistem informasi yang terintegrasi dengan Sistem Informasi
Kesehatan (SIK). Ketersediaan data lanjut usia ini memerlukan kerja sama,
koordinasi, dan sinergi antar program, dan sektor.
- 66 -

TABEL 3. RENCANA PEMANTAUAN DAN EVALUASI


METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
1.1
Dit.Kesga
Adanya Permenkes Diterbitkannya Dokumen Memastikan
Biro Hukor,
dan NSPK lain Permenkes dan NSPK Peraturan keberadaan dokumen Pada tahun
PADK P2JK,
terkait kesehatan lain terkait Menteri Permenkes dan NSPK yang
Dit.P2PTM,
lansia kesehatan lansia Permenkes lain terkait kesehatan ditentukan
Dit.P2MKJN,
dan NSPK lain lansia
Dit.PKP
Menyusun terkait
Dit.PKR,
Kebijakan dan kesehatan
1 Kemensos
Regulasi serta lansia
Kemen PPPA
NSPK lain terkait
Kemenko
kesehatan lansia 1.2 Diterbitkannya Dokumen Memastikan
PMK
Adanya regulasi regulasi dan peraturan keberadaan dokumen
BKKBN
dan kebijakan kebijakan sektor bersama peraturan bersama
Dinkes
sektor terkait terkait kesehatan terkait terkait kesehatan
Provinsi
kesehatan lansia lansia kesehatan lansia
LSM, Pakar
lansia
- 67 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA

2.1 Jumlah provinsi yang Membuat laporan Dit. Kesga


Persentase provinsi mendapatkan pelaksanaan Dit.PKR,
yang mendapatkan sosialisasi Permenkes Laporan sosialisasi Permenkes Pakar
sosialisasi dan NSPK lain terkait Dit. Kesga dan NSPK lain terkait Dinkes
Permenkes dan kesehatan lansia kesehatan lansia Provinsi
NSPK lain terkait yang dihasilkan Dinsos
Sosialisasi kesehatan lansia pada tahun berjalan Provinsi
Kebijakan dan yang dihasilkan dibagi jumlah Dinas PPKB
2 Regulasi serta pada tahun seluruh provinsi x Provinsi,
NSPK lain terkait berjalan 100% Setiap LSM Tingkat
kesehatan lansia tahun Provinsi
2.2 Jumlah kab/kota Membuat laporan Dinkes
Persentase yang mendapatkan pelaksanaan Provinsi
kab/kota yang sosialisasi Permenkes Laporan Dinas sosialisasi Permenkes Pemda
mendapatkan No. 79 Tahun 2014 Kesehatan No. 79 Tahun 2014 Provinsi
sosialisasi dan Permenkes Provinsi dan Permenkes No.67 Dinkes
Permenkes No. 79 No.67 Tahun 2015 Tahun 2015 Kab/kota,
- 68 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
Tahun 2014 dan dibagi jumlah Dinsos
Permenkes No.67 seluruh kab/kota x Kab/kota,
Tahun 2015 100% Dit.Kesga,
2.3 Jumlah RS yang Membuat laporan RS Dit.PKR,
Persentase RS yang mendapatkan Laporan yang telah Dinas PPKB
mendapatkan sosialisasi dan Dit. Kesga mendapatkan Kab/kota
sosialisasi dan advokasi Permenkes sosialisasi Permenkes TOMA,TOGA,
advokasi Permenkes No. 79 Tahun 2014 No. 79 Tahun 2014 PKK Dunia
No. 79 Tahun 2014 dibagi jumlah usaha, LSM,
seluruh RS x 100% RS, Pemda
Kab/kota
2.4 Jumlah kab/kota Dinkes
Persentase yang memiliki Laporan Dinas Kab/kota mengirim Provinsi
kab/kota yang peraturan terkait Kesehatan instrumen ke provinsi Pemda
memiliki peraturan kesehatan lansia Provinsi provinsi
terkait kesehatan dibagi jumlah Dinkes
lansia seluruh kab/kota x Kab/kota,
100% Dinsos
Kab/kota,
- 69 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
Dinas PPKB
Kab/kota
2.5 Jumlah puskesmas Kab/kota membuat Dinkes
Persentase yang sudah laporan pelaksanaan Kab/kota,
puskesmas yang mendapatkan sosialisasi terkait Pemda
sudah mendapatkan sosialisasi terkait Laporan Peraturan Menteri Kab/kota,
sosialisasi terkait Peraturan Menteri Dinas Kesehatan No. 67 Setiap Dinsos
Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 Kesehatan tahun 2015 tahun Kab/kota,
Kesehatan No. 67 tahun 2015 dibagi Provinsi Dinas PPKB
tahun 2015 jumlah seluruh Kab/kota,
puskesmas x 100% TOMA, TOGA,
PKK Dunia
usaha, LSM
RSUD, RS
swasta
Puskesmas,
Dit.PKP
- 70 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
Mengembangkan 3.1 P2JK
sistem Tersedianya alokasi Dit.Kesga,
pembiayaan pembiayaan JKN Membuat laporan BPJS
pelayanan yang dituangkan terkait penyediaan Biro Hukor,
Adanya realisasi
kesehatan lansia dalam bentuk alokasi pembiayaan Pakar
pembiayaan untuk
melalui koordinasi peraturan untuk kelompok Kelansiaan,
kelompok lansia
dengan pihak lansia dalam JKN Pakar
dalam JKN
terkait tentang yang dituangkan Ekokes, PMK,
penyelenggaraan dalam bentuk Pada tahun Bappenas
3 Jaminan Laporan P2JK peraturan yang Kemenkeu,
Kesehatan ditentukan Kemensos
Nasional (JKN); BKKBN
membuat kajian/ 3.2 Dibuatnya Memastikan P2JK
penyusunan Tersedianya kajian/naskah keberadaan dokumen Dit. Kesga,
naskah akademis kajian/naskah akademis mengenai kajian/naskah PADK
mengenai potensi akademis mengenai potensi sumber akademis mengenai Pakar
sumber potensi sumber pembiayaan untuk potensi sumber Perguruan
pembiayaan, pembiayaan, untuk meningkatkan pembiayaan untuk Tinggi
untuk meningkatkan kualitas pelayanan meningkatkan Biro Hukor
- 71 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan; dan PJP kualitas pelayanan
kualitas pelayanan kesehatan; dan PJP bagi lansia kesehatan; dan PJP
kesehatan; dan bagi lansia bagi lansia
PJP bagi lansia
3.3
Dihasilkannya Didapatkannya Memastikan P2JK
kesepakatan kesepakatan tentang keberadaan dokumen Dit. Kesga,
tentang rancangan rancangan sistem kesepakatan tentang BPJS
sistem pembiayaan pembiayaan untuk rancangan sistem Biro Hukor,
untuk pelayanan pelayanan PJP bagi pembiayaan untuk Pakar
PJP bagi lansia lansia pelayanan PJP bagi Kelansiaan,
lansia Pakar
Ekokes, PMK,
Bappenas
Kemenkeu,
Kemensos
BKKBN
- 72 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
4.1 Membuat laporan Dinkes
Persentase provinsi Jumlah provinsi yang pelaksanaan Provinsi
Meningkatkan yang telah telah mengadakan Laporan pelatihan/orientasi Setiap Dit.Kesga
jumlah dan mengadakan pelatihan/orientasi Dit. Kesga pelayanan kesehatan tahun Dinkes
kualitas fasilitas pelatihan/orientasi pelayanan kesehatan lansia dan geriatri Kab/kota
pelayanan pelayanan lansia dan geriatri untuk petugas Pemda
kesehatan tingkat kesehatan lansia untuk petugas puskesmas Kab/kota
pertama dan dan geriatri untuk puskesmas dibagi Kecamatan
4
fasilitas pelayanan petugas puskesmas jumlah seluruh Puskesmas
kesehatan rujukan provinsi x 100% Dit.PKP
tingkat lanjutan 4.2 Membuat laporan
yang Persentase Jumlah kab/kota pelaksanaan Dinkes
melaksanakan kab/kota yang telah yang telah pelatihan pelayanan Provinsi
pelayanan mendapatkan mendapatkan kesehatan lansia dan Dit.Kesga
kesehatan santun pelatihan pelayanan pelatihan pelayanan geriatri untuk petugas Dinkes
lansia kesehatan lansia kesehatan lansia dan puskesmas Kab/kota
dan geriatri untuk geriatri untuk Pemda
petugas puskesmas petugas puskesmas Kab/kota
dibagi jumlah Kecamatan
- 73 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
seluruh kab/kota x Puskesmas
100% Dit.PKP
4.3 Membuat laporan
Persentase Jumlah puskesmas pelaksanaan
puskesmas yang yang telah pelatihan pelayanan
telah mendapatkan mendapatkan kesehatan lansia dan
Dinkes
pelatihan pelayanan pelatihan pelayanan Laporan geriatri untuk petugas
Kab/kota
kesehatan lansia kesehatan lansia dan Dinas puskesmas
Dinkes
dan geriatri untuk geriatri untuk Kesehatan
Provinsi
petugas puskesmas petugas puskesmas Provinsi Setiap
Kecamatan
dibagi jumlah tahun
Puskesmas
seluruh puskesmas x
Dit.PKP
100%
Kelompok
4.4 Jumlah puskesmas Membuat laporan
Lansia
Persentase yang melakukan pemetaan sasaran
puskemas yang pemetaan sasaran lansia di wilayah
melakukan lansia di wilayah kerjanya
pemetaan sasaran kerjanya dibagi
- 74 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
lansia di wilayah jumlah seluruh
kerjanya puskesmas x 100%
4.5 Membuat laporan
Persentase lansia Jumlah sasaran sasaran lansia yang
yang terdata dan lansia yang terdata terdata dalam
masuk pemetaan dalam pemetaan oleh pemetaan oleh
oleh puskesmas puskesmas dibagi puskesmas
jumlah seluruh
sasaran lansia x Puskesmas
100% Dinkes
4.6 Jumlah sasaran Membuat laporan Kab/kota
Persentase lansia lansia yang tidak sasaran lansia yang Kecamatan
yang tidak mempunyai masalah tidak mempunyai Kelurahan/de
mempunyai masalah kesehatan atau masalah kesehatan sa
kesehatan atau mempunyai masalah atau mempunyai TOMA
mempunyai masalah kesehatan yang masalah kesehatan TOGA
kesehatan yang sudah yang sudah Kelompok
sudah diatasi/terkontrol diatasi/terkontrol Lansia
diatasi/terkontrol dibagi jumlah
- 75 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
seluruh sasaran
lansia x 100%

4.7 Jumlah lansia yang Membuat laporan


Persentase lansia mempunyai tingkat sasaran lansia yang
yang mempunyai kemandirian A mempunyai tingkat
tingkat kemandirian (Mandiri) dibagi kemandirian A
A (Mandiri) jumlah seluruh (Mandiri)
sasaran lansia x
100% Puskesmas
Dinkes
4.8 Jumlah lansia yang Membuat laporan
Kab/kota
Persentase lansia rutin mengikuti sasaran lansia yang
Kecamatan
yang rutin kegiatan sosial di rutin mengikuti
Kelurahan/de
mengikuti kegiatan lingkungannya dibagi kegiatan sosial di
sa
sosial di jumlah seluruh lingkungannya
TOMA
lingkungannya sasaran lansia x
TOGA
100%
Kelompok
4.9 Jumlah lansia yang Membuat laporan
Lansia
mengikuti kegiatan sasaran lansia yang
- 76 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
Persentase lansia pemberdayaan lansia mengikuti kegiatan
yang mengikuti dibagi jumlah pemberdayaan lansia
kegiatan seluruh sasaran
pemberdayaan lansia x 100%
lansia
4.10
Persentase lansia Jumlah lansia Membuat laporan
produktif dan produktif dan sasaran lansia
berkarya di berkarya di produktif dan
lingkungan keluarga lingkungan keluarga berkarya di
dan masyarakat dan masyarakat lingkungan keluarga
dibagi jumlah dan masyarakat Setiap
seluruh sasaran tahun
lansia x 100%
4.11 Membuat laporan
Dinkes
Persentase Jumlah puskesmas puskesmas yang
Kab/kota
puskesmas yang yang menyelenggarakan
Dinkes
menyelenggarakan menyelenggarakan Laporan pelayanan skrining
Provinsi
pelayanan skrining pelayanan skrining Dinas
- 77 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
kesehatan santun kesehatan santun Kesehatan kesehatan santun Setiap Kecamatan
lansia sesuai lansia sesuai standar Provinsi lansia sesuai standar tahun Kelurahan/
standar dibagi jumlah desa
seluruh puskesmas x TOMA
100% TOGA
4.12 Jumlah puskesmas Membuat laporan Kelompok
Persentase yang puskesmas yang Pra Lansia
puskesmas yang menyelenggarakan menyelenggarakan dan Lansia
menyelenggarakan pelayanan santun pelayanan santun
pelayanan santun lansia sesuai standar lansia sesuai standar
lansia sesuai strata pratama dibagi strata pratama
standar strata jumlah seluruh
pratama puskesmas x 100%
4.13
Persentase Jumlah puskesmas Membuat laporan
puskesmas yang yang puskesmas yang
menyelenggarakan menyelenggarakan menyelenggarakan
pelayanan santun pelayanan santun pelayanan santun
lansia sesuai lansia sesuai standar
- 78 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
standar strata strata madya dibagi lansia sesuai standar
madya jumlah seluruh strata madya
puskesmas x 100%
4.14
Persentase Jumlah puskesmas Membuat laporan Setiap
puskesmas yang yang puskesmas yang tahun
menyelenggarakan menyelenggarakan menyelenggarakan
pelayanan santun pelayanan santun pelayanan santun
lansia sesuai lansia sesuai standar lansia sesuai standar
standar strata strata paripurna strata paripurna
paripurna dibagi jumlah
seluruh puskesmas x
100%
4.15 Jumlah lansia yang Membuat laporan
Persentase lansia mendapat pelayanan lansia yang mendapat
yang mendapat kesehatan dibagi pelayanan kesehatan
pelayanan jumlah seluruh
kesehatan sasaran lansia x
Puskesmas
100%
- 79 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
4.16 Membuat laporan Dinkes
Persentase lansia Jumlah lansia yang lansia yang mendapat Kab/kota
yang mendapat mendapat pelayanan pelayanan skrining Kecamatan
pelayanan skrining skrining kesehatan Laporan kesehatan sesuai Kelurahan/de
kesehatan sesuai sesuai standar dibagi Dinas standar sa
standar jumlah sasaran Kesehatan TOMA
lansia x 100% Provinsi TOGA
4.17 Jumlah pra lansia Membuat laporan pra Kelompok
Persentase pra yang mendapat lansia yang mendapat Setiap Lansia
lansia yang pelayanan skrining pelayanan skrining tahun
mendapat pelayanan kesehatan sesuai kesehatan sesuai
skrining kesehatan standar dibagi standar
sesuai standar jumlah seluruh
sasaran pra lansia x
100%
4.18 Jumlah rumah sakit Membuat laporan Direktorat
Persentase rumah yang rumah sakit yang PKR
sakit yang menyelenggarakan menyelenggarakan Dinkes
menyelenggarakan pelayanan geriatri Provinsi
- 80 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
pelayanan geriatri dengan tim terpadu Laporan pelayanan geriatri Dinkes
dengan tim terpadu dibagi jumlah Dit. Kesga dengan tim terpadu Kab/kota
seluruh rumah sakit RSUP, RSUD
x 100% RS swasta
4.19 Pemda
Persentase rumah Jumlah rumah sakit Membuat laporan Kab/kota
sakit yang yang rumah sakit yang PERGEMI
menyelenggarakan menyelenggarakan menyelenggarakan Setiap KARS
pelayanan geriatri pelayanan geriatri pelayanan geriatri tahun
dengan tim terpadu dengan tim terpadu dengan tim terpadu
strata sederhana strata sederhana strata sederhana
dibagi jumlah
seluruh rumah sakit
x 100%
4.20
Persentase rumah Jumlah rumah sakit Membuat laporan
sakit yang yang rumah sakit yang
menyelenggarakan menyelenggarakan menyelenggarakan
pelayanan geriatri pelayanan geriatri pelayanan geriatri
- 81 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
dengan tim terpadu dengan tim terpadu dengan tim terpadu
strata lengkap strata lengkap dibagi Laporan strata lengkap
jumlah seluruh Dit. Kesga
rumah sakit x 100%
4.21
Persentase rumah Jumlah rumah sakit Membuat laporan
sakit yang yang rumah sakit yang
menyelenggarakan menyelenggarakan menyelenggarakan
pelayanan geriatri pelayanan geriatri pelayanan geriatri
dengan tim terpadu dengan tim terpadu dengan tim terpadu
strata sempurna strata sempurna strata sempurna
dibagi jumlah
seluruh rumah sakit Laporan
x 100% Dit. Kesga
4.22
Persentase rumah Jumlah rumah sakit Membuat laporan
sakit yang yang rumah sakit yang
menyelenggarakan menyelenggarakan menyelenggarakan
pelayanan geriatri pelayanan geriatri pelayanan geriatri
- 82 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
dengan tim terpadu dengan tim terpadu dengan tim terpadu
strata paripurna strata paripurna strata paripurna
dibagi jumlah rumah
sakit x 100%
5.1
Dit PKP, Dit
Jumlah fasilitas Jumlah fasilitas Membuat laporan
Meningkatkan PKR Promkes
pelayanan pelayanan kesehatan jumlah fasilitas
akses terhadap Dit.Kesga
kesehatan yang yang menggunakan Laporan pelayanan kesehatan
pelayanan Pusdatin
menggunakan teknologi informasi Dit. Kesga yang menggunakan
kesehatan lansia Dinkes
teknologi informasi dalam pelayanan teknologi informasi
di fasilitas Provinsi
5 dalam pelayanan kesehatan lansia dalam pelayanan Setiap
pelayanan Dinkes
kesehatan lansia kesehatan lansia tahun
kesehatan Kab/kota
5.2
termasuk dengan Pemda
Jumlah penyedia Jumlah penyedia Membuat laporan
menggunakan Kab/kota
layanan non- layanan-non-fasilitas jumlah penyedia
teknologi Kecamatan
fasilitas pelayanan pelayanan kesehatan layanan non-fasilitas
informasi Puskesmas
kesehatan yang yang menyediakan pelayanan kesehatan
menyediakan informasi dan yang menyediakan
informasi dan layanan terkait informasi dan layanan
- 83 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
layanan terkait kesehatan lansia terkait kesehatan
kesehatan lansia dengan lansia dengan
dengan menggunakan menggunakan
menggunakan teknologi informasi teknologi informasi
teknologi informasi

5.3
Terselenggaranya Terselenggaranya Membuat laporan
koordinasi koordinasi penyelenggaraan
peningkaan akses peningkatan akses Laporan koordinasi tentang
layanan kesehatan layanan kesehatan Dit. Kesga peningkatan akses
lansia di tingkat lansia di tingkat layanan kesehatan Pada tahun
pusat pusat lansia di tingkat pusat yang
ditentukan
6 6.1
Mengembangkan
Tersedianya sistem Adanya sistem Membuat laporan
Perawatan BPPSDMK
pengaturan dan pengaturan dan realisasi sistem
Jangka Panjang Dit.Kesga
standarisasi tenaga standarisasi tenaga pengaturan dan
(PJP) bagi lansia Kemensos
care giver dalam care giver dalam standarisasi tenaga
- 84 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
pelayanan PJP bagi pelayanan PJP bagi care giver dalam BKKBN
lansia lansia Laporan pelayanan PJP bagi Kemenakertra
Dit. Kesga lansia ns
BNP2TKI
Lembaga/inst
itusi terkait
lainnya
6.2 Jumlah provinsi yang Membuat laporan
Persentase provinsi mendapatkan provinsi yang Dit.Kesga,
yang telah orientasi PJP bagi mendapatkan Setiap Dinkes
mendapatkan lansia dibagi jumlah orientasi PJP bagi tahun Provinsi,
orientasi PJP bagi seluruh provinsi x lansia Dinas PPKB
lansia 100% Provinsi,

6.3
Dinkes
Persentase Jumlah kab/kota Laporan Membuat laporan
Provinsi
kab/kota yang telah yang mendapatkan Dinas kab/kota yang
Dinkes
mendapatkan orientasi PJP bagi Kesehatan mendapatkan
Kab/kota
lansia dibagi jumlah Provinsi
- 85 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
orientasi PJP bagi seluruh kab/kota x orientasi PJP bagi Dinas PPKB
lansia 100% lansia Provinsi,
Dinas PPKB
Kab/kota
6.4
Persentase Jumlah kab/kota Membuat laporan
kab/kota yang telah yang telah kab/kota yang telah
melakukan melakukan melakukan Dinkes
pembentukan pembentukan pembentukan jejaring Kab/kota
jejaring FKTP, jejaring FKTP, FKTP, FKRTL, dan Puskesmas,
FKRTL, dan FKRTL, dan komunitas dalam RS,
komunitas dalam komunitas dalam pelayanan PJP Wahana PJP
pelayanan PJP pelayanan PJP dibagi FKTP lain
jumlah seluruh
kab/kota x 100%
Laporan
6.5 Dinas
Dinkes
Persentase Jumlah puskesmas Kesehatan Membuat laporan
Kab/kota
puskesmas yang yang mendapatkan Provinsi puskesmas yang
- 86 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
mendapatkan orientasi PJP bagi mendapatkan Setiap Lintas sektor
orientasi PJP bagi lansia dibagi jumlah orientasi PJP bagi tahun di tingkat
lansia seluruh puskesmas x lansia kecamatan
100%
6.6
Persentase Jumlah puskesmas Membuat laporan
puskesmas yang yang telah puskesmas yang telah
telah mengembangkan mengembangkan
mengembangkan model PJP bagi model PJP bagi lansia
model PJP bagi lansia dibagi jumlah
lansia seluruh puskesmas x
100%

6.7 Jumlah puskesmas Membuat laporan


Dinkes
Persentase yang telah puskesmas yang telah
Kab/kota
puskesmas yang melakukan melakukan penguatan
Lintas sektor
telah melakukan penguatan care giver care giver informal
di tingkat
penguatan care giver informal melalui melalui pelatihan
kecamatan
pelatihan dibagi
- 87 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
informal melalui jumlah seluruh
pelatihan puskesmas x 100%

Mengembangkan 7.1
dan meningkatkan Adanya forum Terbentuknya forum Laporan Membuat laporan Pada tahun
kemitraan dan kemitraan yang kemitraan yang aktif Dit. Kesga penyelenggaraan yang
Dit Promkes
jejaring dengan aktif dan berfungsi dan berfungsi di forum kemitraan yang ditentukan
Dit. Kesga
lintas program, di tingkat pusat tingkat pusat aktif dan berfungsi di
lintas sektor, TP terkait kesehatan terkait kesehatan tingkat pusat
PKK, organisasi lansia lansia terkait kesehatan
7 profesi, lembaga lansia
pendidikan, 7.2 Dinkes
lembaga Persentase provinsi Jumlah provinsi Laporan Membuat laporan Setiap Provinsi
penelitian, LSM yang memiliki forum yang memiliki forum Dit. Kesga provinsi yang memiliki tahun Pemda
media massa dan kemitraan dalam kemitraan dalam forum kemitraan Provinsi
pihak lainnya yang pembinaan pembinaan dalam pembinaan POKJADA
terkait kesehatan kesehatan lansia kesehatan lansia kesehatan lansia Keslansia
lansia dibagi jumlah Dinkes
- 88 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
seluruh provinsi x Kab/kota
100% Dunia usaha
Dit. Kesga
7.3
Persentase Jumlah kab/kota Laporan Membuat laporan Setiap Dinkes
kab/kota yang yang memiliki forum Dinas kab/kota yang tahun Kab/kota
memiliki forum kemitraan dalam Kesehatan memiliki forum Pemda
kemitraan dalam pembinaan Provinsi kemitraan dalam Kab/kota
pembinaan kesehatan lansia pembinaan kesehatan Puskesmas,
kesehatan lansia dibagi jumlah lansia Kecamatan
seluruh kab/kota x Dunia usaha
100%
7.4
Persentase provinsi Jumlah provinsi Laporan Membuat laporan
Litbangkes
yang yang telah Dit. Kesga provinsi yang Setiap
Dinkes
mengembangkan mengembangkan mengembangkan tahun
Provinsi
kerjasama dengan kerjasama dengan kerjasama dengan
PT terkait
institusi pendidikan institusi pendidikan institusi pendidikan
terkait kesehatan
- 89 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
terkait kesehatan lansia dibagi jumlah terkait kesehatan
lansia seluruh provinsi x lansia
100%
7.5
Jumlah kerjasama Jumlah kerjasama Membuat laporan Rokom
dengan media dengan media dalam Laporan jumlah kerjasama Setiap Yanmas
dalam penyebarluasan Dit. Kesga dengan media dalam tahun Media massa
penyebarluasan informasi yang penyebarluasan
informasi yang mendukung informasi yang
mendukung peningkatan mendukung
peningkatan kepedulian terkait peningkatan
kepedulian terkait kesehatan lansia di kepedulian terkait
kesehatan lansia di tingkat pusat kesehatan lansia di
tingkat pusat tingkat pusat

7.6
Jumlah provinsi Jumlah provinsi yang Membuat laporan Dinkes
yang mengadakan mengadakan jumlah provinsi yang Provinsi
kerjasama dengan kerjasama dengan mengadakan POKJADA
- 90 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
media dalam media dalam kerjasama dengan Keslansia
penyebarluasan penyebarluasan media dalam Pemda
informasi terkait informasi terkait penyebarluasan Provinsi
peran keluarga yang peran keluarga yang informasi terkait Media massa
mendukung mendukung peran keluarga yang daerah
peningkatan peningkatan mendukung
kepedulian terkait kepedulian terkait peningkatan
kesehatan lansia kesehatan lansia kepedulian terkait
kesehatan lansia
7.7
Persentase Jumlah kab/kota Laporan Membuat laporan Setiap Dinkes
kab/kota yang yang mengadakan Dinas kab/kota yang tahun Provinsi
mengadakan kerjasama dengan Kesehatan mengadakan Pemda
kerjasama dengan media dalam Provinsi kerjasama dengan Provinsi
media dalam penyebarluasan media dalam Dinkes
penyebarluasan informasi yang penyebarluasan Kab/kota
informasi yang mendukung informasi yang Pemda
mendukung peningkatan mendukung Kab/kota
peningkatan kepedulian terkait peningkatan Dunia usaha
- 91 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
kepedulian terkait kesehatan lansia kepedulian terkait
kesehatan lansia dibagi jumlah kesehatan lansia
seluruh kab/kota x
100%
7.8
Dinkes
Persentase Jumlah puskesmas Laporan Membuat laporan Setiap
Kab/kota
puskesmas yang yang telah membina Dinas puskesmas yang telah tahun
Puskesmas
telah membina posyandu lansia yang Kesehatan membina posyandu
(Kesga,
posyandu lansia terintegrasi dengan Provinsi lansia yang
Yankes, Gizi
yang terintegrasi lintas program dibagi terintegrasi dengan
Promkes,
dengan lintas jumlah seluruh lintas program
P2P, Kesling
program puskesmas x 100%
Kestrad)

7.9
Persentase Jumlah puskesmas Membuat laporan
Dinkes
puskesmas yang yang telah membina puskesmas yang telah
Kab/kota,
telah membina posyandu lansia yang membina posyandu
Pemda
posyandu lansia terintegrasi dengan lansia yang
Kab/kota,
yang terintegrasi lintas program dan terintegrasi dengan
- 92 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
dengan lintas lintas sektor dibagi lintas program dan Dinsos
program dan lintas jumlah seluruh lintas sektor Kab/kota,
sektor puskesmas x 100% Dinas PPKB
Kab/kota,
Kecamatan,
Kelurahan/
Desa,
PKK, PKP,
TOMA
TOGA,
Puskesmas

Memperkuat 8.1
kemitraan Jumlah dunia Jumlah dunia usaha Laporan Membuat laporan Setiap Dit.Promkes
dengan pihak usaha yang yang berperan dalam Dit. Kesga jumlah dunia usaha tahun Mitra
8 swasta dalam berperan dalam pembinaan yang berperan dalam Dunia usaha
mendukung pembinaan kesehatan lansia pembinaan kesehatan
kegiatan kesehatan lansia melalui CSR di lansia melalui CSR di
pembinaan tingkat pusat tingkat pusat
- 93 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
kesehatan lansia melalui CSR di
di tingkat pusat tingkat pusat

8.2
Persentase provinsi Jumlah provinsi Laporan Membuat laporan Setiap Dit.Promkes
yang telah memiliki yang telah memiliki Dit. Kesga provinsi yang telah tahun Hukormas
kerjasama dengan kerjasama dengan memiliki kerjasama kesmas
dunia usaha dalam dunia usaha dalam dengan dunia usaha Dunia usaha
pembinaan pembinaan dalam pembinaan
kesehatan lansia kesehatan lansia kesehatan lansia
melalui CSR melalui CSR dibagi melalui CSR
jumlah seluruh
provinsi x 100%
8.3
Persentase Jumlah kab/kota Laporan Membuat laporan Setiap Dinkes
kab/kota yang telah yang telah memiliki Dinas kab/kota yang telah tahun Provinsi
memiliki kerjasama kerjasama dengan Kesehatan memiliki kerjasama Pemda
dengan dunia usaha dunia usaha dalam Provinsi dengan dunia usaha Provinsi
- 94 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
dalam pembinaan pembinaan dalam pembinaan POKJADA
kesehatan lansia kesehatan lansia kesehatan lansia Keslansia
melalui CSR melalui CSR dibagi melalui CSR Dinkes
jumlah seluruh Kab/kota
kab/kota x 100% Mitra
Dunia usaha
8.4
Persentase Jumlah puskesmas Membuat laporan
Dinkes
puskesmas yang yang telah memiliki Laporan puskesmas yang
Kab/kota
telah memiliki kerjasama dengan Dinas telah memiliki Setiap
Pemda
kerjasama dengan dunia usaha dalam Kesehatan kerjasama dengan tahun
Kab/kota
dunia usaha dalam pembinaan Provinsi dunia usaha dalam
Puskesmas
pembinaan kesehatan lansia pembinaan kesehatan
Kecamatan
kesehatan lansia melalui CSR dibagi lansia melalui CSR
Dunia usaha
melalui CSR jumlah seluruh
puskesmas x 100%
Memperkuat 9.1 Pusdatin
9 sistem Adanya sistem Terselenggaranya Laporan Dit.Kesga
pencatatan dan pencatatan dan sistem pencatatan Dit. Kesga Dit.PTM
- 95 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
pelaporan pelaporan dan pelaporan Mengirimkan Pada tahun Dit.P2MKJN
pelayanan pelayanan pelayanan kesehatan instrumen yang Dinkes
kesehatan lansia kesehatan lansia lansia yang akurat pengumpulan data ditentukan Provinsi
secara berjenjang yang akurat dan dan terpercaya Dinkes
terpercaya Laporan Kab/kota
9.2 Dit. Kesga Membuat instrumen
Tersedianya Adanya instrument baku
instrumen baku baku
9.3
Persentase provinsi Jumlah provinsi yang Membuat laporan Setiap
yang telah tersedia telah tersedia data provinsi yang telah tahun
data kondisi lansia kondisi lansia sesuai tersedia data kondisi
sesuai instrumen instrumen baku lansia sesuai
baku dibagi jumlah instrumen baku
seluruh provinsi x
100%
9.4
Persentase Jumlah kab/kota Laporan Membuat laporan Setiap
kab/kota yang telah yang telah tersedia Dinas kab/kota yang telah tahun
- 96 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
tersedia data kondisi data kondisi lansia Kesehatan tersedia data kondisi
lansia sesuai sesuai instrumen Provinsi lansia sesuai
instrumen baku baku dibagi jumlah instrumen baku
seluruh kab/kota x Pusdatin
100% Dit.Kesga
9.5 Jumlah provinsi yang Dit.PTM
Persentase provinsi telah menerapkan Membuat laporan Dit.P2MKJN
yang telah teknik PMKDR untuk provinsi yang telah Dinkes
menerapkan teknik validasi data lansia menerapkan teknik Provinsi
PMKDR untuk dibagi jumlah PMKDR untuk Dinkes
validasi data lansia seluruh provinsi x validasi data lansia Setiap Kab/kota
100% Laporan tahun
9.6 Dit. Kesga Pusdatin
Persentase provinsi Jumlah provinsi yang Membuat laporan Dit.Kesga
yang mendapatkan telah mendapatkan provinsi yang telah Dit.PTM
sosialisasi sosialisasi Permenkes mendapatkan Dinkes
Permenkes No. 31 No. 31 Tahun 2019 sosialisasi Permenkes Provinsi
Tahun 2019 tentang tentang SIP dalam No. 31 Tahun 2019 Dinkes
SIP dalam hal hal pengumpulan tentang SIP dalam hal Kab/kota
- 97 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
pengumpulan data data lansia dibagi pengumpulan data
lansia jumlah seluruh lansia
provinsi x 100%
9.7
Tersedianya sistem Adanya sistem Laporan Membuat laporan Pada tahun
monitoring dan monitoring dan Dit. Kesga ketersediaan sistem yang
evaluasi terkait evaluasi terkait monitoring dan ditentukan
pencatatan pencatatan pelaporan evaluasi terkait
pelaporan pelayanan pelayanan kesehatan pencatatan pelaporan Pusdatin
kesehatan lansia lansia secara daring pelayanan kesehatan Dinkes
secara daring lansia secara daring Provinsi
Dinkes
9.8 Kab/kota
Persentase provinsi Jumlah provinsi yang Membuat laporan Setiap
yang telah telah melaksanakan provinsi yang telah tahun
melaksanakan monitoring dan melaksanakan
monitoring dan evaluasi terkait monitoring dan
evaluasi terkait pencatatan pelaporan evaluasi terkait
pencatatan pelayanan kesehatan pencatatan pelaporan
- 98 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
pelaporan pelayanan lansia yang akurat pelayanan kesehatan
kesehatan lansia dan terpercaya dibagi lansia yang akurat
yang akurat dan jumlah seluruh dan terpercaya
terpercaya provinsi x 100%
10.1
Tersedianya data Adanya data tentang Laporan Membuat laporan Setiap
Litbangkes
tentang kesehatan kesehatan lansia Dit. Kesga terkait data kesehatan Tahun
Pusdatin
lansia dengan dengan lansia dengan
Dit.Kesga
Mengembangkan memperhatikan memperhatikan memperhatikan
Dit.PTM
penelitian tentang gender, dan gender dan kelompok gender dan kelompok
Dit.PKP
kesehatan lansia kelompok umur umur umur
Dit.PKR
10 dengan 10.2
PADK
memperhatikan Tersedianya data Adanya data Data Membuat laporan Pada tahun
Dit.P2MKJN
gender dan kesehatan lansia kesehatan lansia dari kesehatan terkait data kesehatan yang
BPS
kelompok umur dari berbagai survei berbagai survei lansia dari lansia dari berbagai ditentukan
Lembaga
nasional nasional berbagai survei nasional
penelitian
survei
10.3 nasional Membuat laporan
analisis data
- 99 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
Tersedianya hasil Adanya analisis data kesehatan lansia dari
analisis data kesehatan lansia dari berbagai survei
kesehatan lansia berbagai survei nasional
dari berbagai survei nasional
nasional
10.4 Membuat laporan
Adanya variabel Pembentukan adanya tambahan Pada tahun
kesehatan lansia variabel kesehatan variabel kesehatan yang
Instrumen
yang dibutuhkan lansia yang lansia yang ditentukan
Riskesdas
dalam Riskesdas dibutuhkan dalam dibutuhkan dalam
2023
2023 sesuai dengan Riskesdas 2023 Riskesdas 2023
Balitbangkes
WHO-ITU 2017 sesuai dengan WHO- sesuai dengan WHO-
ITU 2017 ITU 2017

10.5
Membuat laporan
Adanya kerjasama Tersedianya Dit. Kesga
Laporan kerjasama penelitian
penelitian dokumen kerjasama Litbangkes
Dit. Kesga Kementerian
Kementerian penelitian Dit.Promkes
Kesehatan dengan PT
PADK
- 100 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
Kesehatan dengan Kementerian PT
PT Kesehatan dengan PT Lembaga
penelitian

10.6
Tersedianya data Adanya data Dit. Kesga
kesehatan lansia kesehatan lansia Membuat laporan Litbangkes
berasal dari berasal dari data kesehatan lansia Dit.Promkes
penelitian PT, dan penelitian PT dan Laporan PT berasal dari penelitian PADK
Lembaga Penelitian Lembaga Penelitian PT dan Lembaga PT
Penelitian Pada tahun Lembaga
yang penelitian
ditentukan
10.7
Adanya kerjasama Tersedianya Laporan Membuat laporan Dinkes
penelitian provinsi dokumen kerjasama Dinas kerjasama penelitian Provinsi
dengan PT setempat penelitian provinsi Kesehatan provinsi dengan PT POKJADA
dengan PT setempat Provinsi setempat Keslansia
PT Lokal
- 101 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA

10.8
Tersedianya data Adanya data tentang
tentang penanganan penanganan
Libangkes
kesehatan jiwa kesehatan jiwa Membuat laporan
Dit.Kesga
termasuk demensia termasuk demensia data tentang
Pusdatin
pada lansia dan pada lansia dan demensia pada lansia
Laporan PT
pelayanan PJP pelayanan PJP dan pelayanan PJP
Dit. Kesga Dit.P2MKJN
bersumber bersumber penelitian bersumber penelitian
Dit.PTM
penelitian berkolaborasi dengan berkolaborasi dengan
Dinkes
berkolaborasi PT, dan institusi lain PT, dan institusi lain
Provinsi
dengan PT, dan
institusi lain

Mengembangkan 11.1
dan meningkatkan Persentase provinsi Jumlah provinsi yang Laporan Membuat laporan Setiap Dit.Kesga
11
pemberdayaan yang telah telah melakukan Dinas provinsi yang telah tahun Dit.Promkes
keluarga dan melakukan pengembangan dan melakukan BKKBN
- 102 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
lansia untuk pengembangan dan peningkatan peran Kesehatan pengembangan dan Dinkes
meningkatkan peningkatan peran keluarga dan lansia Provinsi peningkatan peran Provinsi
kesehatan lansia keluarga dan lansia dalam menyiapkan keluarga dan lansia
dalam menyiapkan masa lansia dan dalam menyiapkan
masa lansia dan mendampingi lansia masa lansia dan
mendampingi lansia dibagi jumlah mendampingi lansia
seluruh provinsi x
100%
11.2
Persentase provinsi Jumlah provinsi yang Laporan Membuat laporan Setiap Dit.P2MKJN,
yang telah telah melakukan Dinas provinsi yang telah tahun Dit.Kesga,
melakukan pengembangan dan Kesehatan melakukan Dit.Promkes,
pengembangan dan peningkatan Provinsi pengembangan dan Dinkes
peningkatan pengetahuan peningkatan Provinsi,
pengetahuan keluarga dan lansia pengetahuan keluarga Dinas PPKB
keluarga dan lansia tentang pencegahan dan lansia tentang Provinsi,
tentang pencegahan dan penanganan pencegahan dan ALZI/LSM
dan penanganan demensia dibagi penanganan lain
demensia penanganan
- 103 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
jumlah seluruh kesehatan jiwa
provinsi x 100% termasuk demensia
11.3
Persentase Jumlah kab/kota Membuat laporan
kab/kota yang telah yang telah kab/kota yang telah Dinkes
melakukan melakukan melakukan Provinsi
pengembangan dan pengembangan dan pengembangan dan Dit.Kesga
peningkatan peran peningkatan peran peningkatan peran Dit.Promkes
keluarga dan lansia keluarga dan lansia keluarga dan lansia Dit.P2MKJN
Laporan
dalam menyiapkan dalam menyiapkan dalam menyiapkan Dinas PPKB
Dinas Setiap
masa lansia dan masa lansia dan masa lansia dan Provinsi,
Kesehatan tahun
mendampingi lansia mendampingi lansia mendampingi lansia Dinas PPKB
Provinsi
dibagi jumlah Kab/kota,
seluruh kab/kota x Dinkes
100% Kab/kota,
11.4 ALZI/LSM
Persentase Jumlah kab/kota Membuat laporan lain
kab/kota yang yang kab/kota yang
menyelenggarakan menyelenggarakan menyelenggarakan
- 104 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
orientasi dalam orientasi dalam orientasi dalam
rangka peningkatan rangka peningkatan rangka peningkatan
pengetahuan pengetahuan pengetahuan keluarga
keluarga dan lansia keluarga dan lansia dan lansia tentang
tentang pencegahan tentang pencegahan pencegahan dan
dan penanganan dan penanganan penanganan
penanganan penanganan penanganan
kesehatan jiwa kesehatan jiwa kesehatan jiwa
termasuk termasuk termasuk penanganan
penanganan penanganan kesehatan jiwa
kesehatan jiwa kesehatan jiwa termasuk demensia
termasuk demensia termasuk demensia
dibagi jumlah
seluruh kab/kota x
100%
12.1
Mengembangkan Persentase Jumlah puskesmas Laporan Membuat laporan Setiap
12 Dinkes
dan meningkatkan puskesmas dengan dengan posyandu Dinas puskesmas dengan Tahun
Kab/kota
pemberdayaan posyandu lansia lansia aktif di ≥ 50 posyandu lansia aktif
- 105 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
masyarakat untuk aktif di ≥ 50 desa / desa/ kelurahannya Kesehatan di setiap Dinkes
meningkatkan kelurahannya dibagi jumlah Provinsi desa/kelurahan Provinsi
kesehatan lansia seluruh puskesmas x Puskesmas
100% TP PKK
TOMA
TOGA
12.2
Persentase lansia Jumlah lansia yang Membuat laporan
yang mengikuti mengikuti kegiatan lansia yang mengikuti
Dinkes
kegiatan kelompok kelompok kegiatan kelompok
Kab/kota
lansia/posyandu lansia/posyandu lansia/posyandu
Laporan Dinkes
lansia lansia dibagi jumlah lansia
Dinas Provinsi
seluruh sasaran Setiap
Kesehatan Puskesmas
lansia x 100 Tahun
Provinsi TP PKK
TOMA
12.3 Jumlah pra lansia
TOGA
Persentase pra yang mengikuti Membuat laporan pra
lansia yang kegiatan kelompok lansia yang mengikuti
mengikuti kegiatan lansia/posyandu kegiatan kelompok
- 106 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
kelompok lansia dibagi seluruh lansia/posyandu
lansia/posyandu sasaran pra lansia x lansia
lansia 100%
12.4
Persentase Jumlah puskesmas Laporan Membuat laporan Setiap Dinkes
puskesmas yang yang melakukan Dinas puskesmas yang Tahun Kab/kota
melakukan upaya upaya peningkatan Kesehatan melakukan upaya Puskesmas
peningkatan pemahaman dalam Provinsi peningkatan ALZI/LSM
pemahaman dalam pencegahan dan pemahaman dalam terkait
pencegahan dan penanganan pencegahan dan
penanganan penanganan penanganan
penanganan kesehatan jiwa penanganan
kesehatan jiwa termasuk kesehatan jiwa
termasuk penanganan termasuk penanganan
penanganan kesehatan jiwa kesehatan jiwa
kesehatan jiwa termasuk demensia termasuk demensia di
termasuk demensia di masyarakat dibagi masyarakat
di masyarakat jumlah seluruh
puskesmas x 100%
- 107 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
13.1
Persentase provinsi Jumlah provinsi Laporan Membuat laporan Setiap
yang telah yang telah Dit. Kesga provinsi yang telah Tahun
Dit.Kesga
mendapatkan mendapatkan mendapatkan
Dit. PKP
orientasi orientasi orientasi
Dit.Promkes
pemberdayaan pemberdayaan lansia pemberdayaan lansia
Dinkes
lansia dalam dalam meningkatkan dalam meningkatkan
Provinsi
13 Meningkatkan meningkatkan kesehatan keluarga kesehatan keluarga
Dinkes
pengembangan kesehatan keluarga dan masyarakat dan masyarakat
Kab/kota
program dan masyarakat secara berjenjang secara berjenjang
Puskesmas
pemberdayaan secara berjenjang dibagi jumlah
Dinas Lintas
lansia seluruh provinsi x
Sektor terkait
100%
TOMA
13.2
TOGA
Persentase Jumlah kab/kota Laporan Membuat laporan Setiap
Kelompok
kab/kota yang telah yang yang telah Dinas kab/kota yang telah Tahun
Lansia
mendapatkan mendapatkan Kesehatan mendapatkan
orientasi orientasi Provinsi orientasi
pemberdayaan pemberdayaan lansia pemberdayaan lansia
- 108 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
lansia dalam dalam meningkatkan dalam meningkatkan
meningkatkan kesehatan keluarga kesehatan keluarga
kesehatan keluarga dan masyarakat dan masyarakat
dan masyarakat secara berjenjang secara berjenjang
secara berjenjang dibagi jumlah
seluruh kab/kota x
100%

13.3 Dinkes
Persentase Jumlah puskesmas Laporan Membuat laporan Setiap Provinsi
puskesmas yang yang telah Dinas puskesmas yang yang Tahun Dinkes
telah mendapatkan mendapatkan Kesehatan telah mendapatkan Kab/kota
orientasi orientasi Provinsi orientasi Puskesmas
pemberdayaan pemberdayaan lansia pemberdayaan lansia Lintas sektor
lansia dalam dalam meningkatkan dalam meningkatkan terkait
meningkatkan kesehatan keluarga kesehatan keluarga TOMA
kesehatan keluarga dan masyarakat dan masyarakat TOGA
dan masyarakat secara berjenjang secara berjenjang Kelompok
secara berjenjang dibagi jumlah Lansia
- 109 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
seluruh puskesmas x
100%

13.4
Persentase Jumlah kab/kota Membuat laporan
kab/kota yang telah yang yang telah kab/kota yang telah
mengembangkan mengembangkan mengembangkan Dinkes
pemberdayaan pemberdayaan lansia pemberdayaan lansia Provinsi
lansia dalam dalam meningkatkan dalam meningkatkan Dinkes
meningkatkan kesehatan keluarga Laporan kesehatan keluarga Kab/kota
kesehatan keluarga dan masyarakat Dinas dan masyarakat Puskesmas
Setiap
dan masyarakat dibagi jumlah Kesehatan Lintas sektor
Tahun
seluruh kab/kota x Provinsi terkait
100% TOMA
13.5 TOGA
Persentase Jumlah puskesmas Membuat laporan Kelompok
puskesmas yang yang telah puskesmas yang telah Lansia
telah mengembangkan mengembangkan
mengembangkan pemberdayaan lansia pemberdayaan lansia
- 110 -

METODE
DEFINISI SUMBER PJ/LP-LS
NO KEGIATAN INDIKATOR PENGUMPULAN WAKTU
OPERASIONAL VERIFIKASI Terkait
POKOK DATA
pemberdayaan dalam meningkatkan dalam meningkatkan
lansia dalam kesehatan keluarga kesehatan keluarga
meningkatkan dibagi jumlah
kesehatan keluarga seluruh puskesmas x
100%
13.6
Persentase Jumlah puskesmas Laporan Membuat laporan Dinkes
puskesmas yang yang telah Dinas puskesmas yang telah Provinsi
telah mengembangkan Kesehatan mengembangkan Dinkes
mengembangkan pemberdayaan lansia Provinsi pemberdayaan lansia Kab/kota
pemberdayaan dalam meningkatkan dalam meningkatkan Puskesmas
lansia dalam kesehatan kesehatan masyarakat Lintas sektor
meningkatkan masyarakat dibagi terkait
kesehatan jumlah seluruh TOMA
masyarakat puskesmas x 100% TOGA
Kelompok
Lansia
- 111 -

BAB VII
PENUTUP

Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia tahun 2020-2024


merupakan acuan bagi pembina dan pelaksana program terkait kesehatan
lanjut usia dalam perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan lanjut usia.
Sebagai acuan pengembangan program kesehatan lanjut usia, RAN ini dapat
digunakan di seluruh tingkat pemerintahan dari tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, puskesmas hingga desa/kelurahan.
Pengembangan program kesehatan lanjut usia dilaksanakan secara
terintegrasi dengan koordinasi yang efektif antar lintas program terkait.
Disamping itu, dalam melaksanakan seluruh kegiatan, kerja sama lintas sektor
dan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan merupakan kunci
keberhasilan implementasi RAN dan pencapaian target yang telah ditetapkan.
- 112 -

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. Sixty-ninth World Health Assembly. https://www.who.int/en/news-


room/detail/28-05-2016-sixty-ninth-world-health-assembly-closes
2. WHO. Global Strategy and Action Plan on Ageing and Health.
https://www.who.int/ageing/global-strategy/en/.
3. The Economist Intelligence Unit (EIU). Ageing Shift.
https://ageingshift.economist.com/
4. WHO. Regional Framework on Healthly Ageing 2018-2022.
https://apps.who.int/iris/handle/10665/311067
5. WHO. Integrated Care for Older People (ICOPE).
https://www.who.int/ageing/health-systems/icope/en/
6. Kementerian Kesehatan RI. (2019). Laporan Nasional Riskesdas 2018.
Jakarta: LPB.
7. Kementerian Kesehatan RI. (2019). Review Implementasi RAN Kesehatan
Lansia Tahun 2016-2019.
8. Republik Indonesia. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
9. Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia.
10. Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia.
11. Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional.
12. Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial.
13. Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
14. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
15. Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas
Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan Menjadi Undang-Undang.
- 113 -

16. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2


Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal.
17. Republik Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2020-2024.
18. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial
Dasar di Pos Pelayanan Terpadu.
19. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9 tahun 2014
Ayat 4 tentang Klinik.
20. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014
tentang Upaya Kesehatan Anak.
21. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 79 tahun 2014
tentang Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit.
22. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67 tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan
Masyarakat.
23. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2016
tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Kesehatan Lanjut Usia tahun 2016-
2019.
24. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 tahun 2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur Kesehatan.
25. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 100 tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
26. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 tahun 2019
tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan.
27. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
28. Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
02.02/MENKES/496/2016 tentang Pokja Kesehatan Lanjut Usia,
diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.01.07/MENKES/144/2018 tentang Pokja Kesehatan Lanjut Usia di
Lingkungan Kementerian Kesehatan.
29. WHO. World Report on Ageing and Health 2015.
- 114 -

30. Rowe, J.W, dan Khan, R.L. (1997). Successful Aging. The Gerontologist,
Volume 37, Issue 4, August 1997, Pages 433–440,
https://doi.org/10.1093/geront/37.4.433.
31. WHO. 2018. Be He@lthy be Mobile A handbook on how to implement
mAgeing.
32. Ageing and Life-Course -https://www.who.int/ageing/healthy-ageing/en/
33. United Nations. The universal declaration of human rights – article 25 New
York: UN. http://www.un.org/en/
34. WHO. 10 Priorities Towards a Decade of Healthy Ageing.
https://www.who.int/initiatives/decade-of-healthy-ageing
35. Bappenas. SDGs Dashboard. 2020. http://sdgs.bappenas.go.id/dashboard
36. Bappenas. (2018). Strategi Nasional (Stranas) Kelanjutusiaan 2020-2024.
37. Kementerian Kesehatan RI. 2019. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2020-2024.
38. Badan Pusat Statistik (BPS). (2019). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2019.
Jakarta.
39. Bappenas, BPS, UNFPA. Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045. Jakarta.
40. Litbangkes Kemenkes. (2019). Studi BOD. Jakarta.
41. Prince MJ. (2015). World Alzheimer Report 2015: The Global Impact of
Dementia. Accessed on 8 November 2018 available at
https://www.alz.co.uk/research/world-report-2015.
42. Suriastini W, Turana Y, Supraptilah B, Wicaksono TY, Mulyanto ED. (2020).
Prevalence and Risk Factors of Dementia and Caregiver knowledge of the
early symptoms of Alzheimer Disease. Aging Medicine and Healthcare
2020;11(2):60-66.
43. Kementerian Kesehatan RI. 2020. COVID-19 dalam Angka.
44. Mulati, Erna. 2020. Layanan Esensial Kesehatan Lansia pada Era Pandemi
Covid-19. Webinar Seri #1 dalam rangka HLUN Tahun 2020. Kementerian
Kesehatan RI Jakarta, 4 Juni 2020.
45. Cicih, Lilis Heri Mis. 2020. Lansia dan Era Normal Baru. Harian Kompas 2
Juni 2020. Jakarta.
46. Kementerian Kesehatan RI. 2020. Panduan Pelayanan Kesehatan Lanjut
Usia Pada Era Pandemi COVID-19. Jakarta.
47. Kementerian Kesehatan RI. 2020. Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru. Dalam
Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta.
48. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). 2017. Laporan Pengelolaan
Program Dan Laporan Keuangan Jaminan Sosial Kesehatan Tahun 2017
- 115 -

KONTRIBUTOR

• Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian


Kesehatan
• Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Kesehatan
• Direktorat Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan
• Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Kementerian Kesehatan
• Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan
• Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat,
Kementerian Kesehatan
• Direktorat Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan
• Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat,
Kementerian Kesehatan
• Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan
• Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Kementerian Kesehatan
• Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Kementerian Kesehatan RI
• Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular,
Kementerian Kesehatan
• Direktorat Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA,
Kementerian Kesehatan
- 116 -
- 124 -

Anda mungkin juga menyukai