BAB 1

PENDAHLUAN
1.1 Latar Belakang
Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan Lembaga Pemerintah Non
Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tugas BPS
adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan
perundang-undangan. ( BPS, 2021 )

Badan Pusat Statistik (BPS) mempunyai tugas menyediakan data dan

informasi statistik yang berkualitas: lengkap, akurat, mutakhir, berkelanjutan
dan relevan bagi pengguna data. Data dan informasi statistik yang berkualitas
merupakan rujukan bagi upaya perumusan kebijakan dalam menyusun
perencanaan, melakukan pemantauan dan mengevaluasi program-program
agar sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tepat,
sehingga tujuan pembangunan, diantaranya untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat, dapat dicapai dengan efektif. (BPS, 2021)

Setiap sepuluh tahun sekali, BPS mengadakan sensus penduduk. Di

samping itu, BPS juga menerapkan pengumpulan data, menerbitkan publikasi
statistik nasional maupun daerah, serta menerapkan analisis data statistik yang
dipergunakan dalam pengambilan kebijakan pemerintah, BPS juga terdapat di
setiap provinsi, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Dinamakan
perwakilan BPS di daerah, karena BPS merupakan instansi vertikal, yakni
instansi pemerintah pusat yang berada di daerah, sehingga bukan merupakan
anggota dari instansi milik daerah, Tugas lain BPS di daerah merupakan
menerapkan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan statistik regional (Stiki, 2019).

Kabupaten Konawe Kepulauan sebagai salah satu daerah otonomi baru di

Provinsi Sulawesi Tenggara yang sensus penduduk setiap tahunnya makin
meningkat, Dalam upaya mengadakan sensus penduduk pihak BPS kab.

1
 Konawe kepulauan turut serta mengadakan sensus penduduk di setiap
daerahnya, dalam mengadakan sensus penduduk data-data masyrakat
kabupaten konawe kepulauan di alihkan ke BPS kab. Konawe hal ini
dikarenakan BPS kab. Konawe kepulauan belum tersedia. Hal ini tentu akan
menyulitkan dan menghabiskan waktu lebih banyak dalam proses
penyimpanan serta pengolahan data pada wilayah Kab. Konawe Kepulauan
karena lokasi kantor BPS Konawe dan daerah Kab. Konawe Kepulauan
dipisahkan oleh laut dengan jarak 12.107 km yang harus di tempuh Selain itu,
keterbatasan ini juga tidak sesuai dengan pengadaan kantor BPS yang
umumnya ditempatkan disetiap daerah kabupaten/kota.

Untuk melakukan tugas dan fungsi dari BPS Kab. Konawe kepulauan
diperlukan adanya wadah berupa pembangunan “kantor Badan Pusat Statistik
Kab. Konawe Kepulauan” sehingga dapat mewadahi seluruh aktifitas secara
optimal, sehingga dapat menciptakan sistem / mekanisme kinerja pemerintah
yang lebih terkoordinasi, sehingga dapat, memberikan pelayanan yang
efisien, efektif, transparan, partisipatif, dan tanggap terahadap aspirasi
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang kantor BPS sesuai dengan fungsi yang di wadahi di
Kabupaten Konawe Kepulauan?
2. Bagaimana menyusun metode pelaksanaan bangunan Kantor BPS
kabupaten konawe kepulauan ?
3. Berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun kantor BPS
tersebut ?
1.3 Tinjauan Dan Sasaran Pembahasan
1.Tujuan Pembahasan
a. Membuat desain kantor BPS yang sesuai dengan fungsinya
b. Menyusun metode pelaksanaan bangunan Kantor BPS
c. menghitung biaya yang di butuhkan untuk membangun kantor BPS

2
 2.Sasaran Pembahasan
Adanya desain kantor BPS kab. Konawe kepulauan, adanya RKS dan
RAB untuk untuk pembangunan kantor BPS tersebut.
1.4 Lingkup dan Batasan Pembahasan
1.4.1 Lingkup Pembahasan
Pada pembahasan tugas akhir ilmiah ini akan lebih banyak
berbicara mengenai gambar bestek, RKS, dan RAB.
1.4.2 Batasan Pembahasan
Gambar bestek membahas terkait lokasi, pengolahan tapak dan
denah tapak, denah, tampak, potongan, rencana-rencana bangunan,
detail-detail struktur, dan utilitas. RKS membahas terkait syarat-syarat
aturan umum, syarat-syarat aturan administrasi, dan syarat-syarat aturan
teknis. RAB membahas terkait volume dan data pekerjaan pendukung,
analisis hasil satuan pekerjaan, harga upah dan jasa satuan pekerjaan,
RAB, serta rekapitulasi pekerjaan.
1.5 Metode Pembahasan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
Pembahasan dilakukan dengan metode sebagai berikut :
a. Metode Literatur
Merupakan penelitian kepustakaan yang dimaksudkan untuk
mengetahui hal-hal mengenai kantor BPS
b. Metode Observasi
Merupakan tahap untuk memperoleh suatu data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis.

1.6 Sistematika Pembahasan

1. BAB I PENDAHULUAN
Merupakan uraian awal tahap pendahuluan yang berisi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran pembahasan, lingkup
pembahasan, batasan pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika
penulisan.

3
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan tahap deskripsi objek desain sebagai suatu
pendekatan. Tinajuan pustaka berisikan tinjauan pustaka yang
mengungkapkan kerangka acuan komprehensip yang terdiri dari tahap
pemaparan secara umum dan secara khusus tentang Perancangan Kantor
Badan Narkotika Nasional Kabupaten Muna di Kota Raha.Sarana dan
prasarana, kondisi fisik dan nonfisik dari bangunan serta proses studi
banding terhadap objek yang sejenis.
3. BAB III TINJAUAN LOKASI
Tinajuan lokasi berisikan tentang penjelasan terperinci mengenai
lokasi perancangan seperti letak geografis, keadaan iklim, kependudukan,
dan lain-lain.
4. BAB IV ACUAN DASAR PERANCANGAN
Acuan dasar perancangan menggambarkan tentang acuan dasar
perancangan Acuan ini selanjutnya dipakai sebagai titik tolak perancangan
kedesain fisik.
5. BAB V PENUTUP
Penutup berisikan kesimpulan dan saran Kesimpulan merupakan
sebuah pernyataan singkat yang dirangkum dari seluruh permasalahan,
pendahuluan, tinjauan pustaka, dan landasan teori. Saran berisikan dari
kelemahan-kelemahan (hal-hal yang bersifat negatif) dalam kesimpulan
yang bisa dijadikan penelitian selanjutnya.
6. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisi tentang judul-judul buku dan artikel-artikel
yang terkait dalam karya tulis ini.