Anda di halaman 1dari 11

KLIPING

TENTANG PERKEMBANGAN ALAT MUSIK BARAT PIANO

DISUSUN OLEH:

Nama: SELVIYANA

Kelas: XI MIPA2

MAPEL: SENI BUDAYA

SMAN 1 MAJA TAHUN AJARAN 2021/202

KELAS XI MIPA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, kami telah dapat menyusun kliping tentang “Perkembangan alat
musik barat".

Penyusunan kliping tentang perkembangan alat musik barat ini merupakan


kewajiban kami sebagai siswa untuk memenuhi tugas. Kami memperhatikan
materi yang ditugaskan oleh Guni pengampu mata pelajaran ini sebagai isi dari
kliping ini.

Kami tim penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu penyusunan kliping ini, terutama guru pengampu mata pelajaran,
teman sekelompok maupun teman kelas lainnya, dan orang terdekat yang
memberi semangat, dengan bantuan mereka penyusunan kliping ini bisa
terselesaikan.
A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

cukup pesat dan berarti, baik musik etnik maupun Barat, dengan ditunjang oleh

teknologi informasi yang baik sehingga memudahkan penyebaran informasi

tentang musik di seluruh dunia, mulai dari jenis, sejarah, musisi, hingga

kebudayaan atau gaya hidup. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap

perkembangan musik di Indonesia, khususnya musik barat (modern) yang mulai

banyak diminati oleh masyarakat kita, terlepas dari baik atau tidaknya pengaruh

tersebut.

Musik Barat yang berkembang di masyarakatpun sangat beragam

jenisnya, diantaranya jenis musik; blues, jazz, rock, ska, dan lain sebagainya.

Bentuk penyajiannya pun berbeda-beda ada yang membawakannya secara utuh

dan ada juga yang dicampur dengan gaya sendiri sesuai kemampuan dan

kebutuhan masing-masing musisi. Hal ini yang meramaikan dunia musik di

Indonesia dewasa ini. Sehingga untuk dapat mengakomodir masyarakat penikmat

musik tersebut, banyak diselenggarakan kegiatan atau acara-acara musik dari

panggung kecil hingga panggung besar. Tidak hanya skala regional atau nasional

saja, acara-acara musik besar berskala internasional pun mulai banyak dan sering

digelar di tanah air kita.


B.Pengertian piano

Contonya pada alat musik piano,piano (yang juga disebut pianoforte) adalah alat
musik tuts yang diklasifikasikan sebagai instrumen dawai dan perkusi yang
dimainkan dengan menekan tuts-tuts pada papan piano. Setiap tuts tersambung
ke palu yang ada di dalam piano dan menekan senar di dalamnya, sehingga
menghasilkan bunyi. Setiap senar memiliki panjang yang berbeda dan
menghasilkan bunyi yang berbeda pula.
Pada saat awal-awal diciptakan, suara piano tidak sekeras piano abad XX-an,
seperti piano yang dibuat oleh Bartolomeo Cristofori (1655 – 1731) buatan 1720.
Pasalnya, tegangan senar piano kala itu tidak sekuat sekarang. Kini piano itu
dipajang di Metropolitan Museum of Art di New York.

Meskipun siapa penemu pertama piano, yang awalnya dijuluki gravecembalo col
piano e forte (harpsichord dengan papan tuts lembut dan bersuara keras), masih
menjadi perdebatan, banyak orang mengakui, Bartolomeo Cristofori sebagai
penciptanya. Piano juga bukan alat musik pertama yang menggunakan papan tuts
dan bekerja dengan dipukul. Alat musik berprinsip kerja mirip piano telah ada
sejak 1440.
Piano sendiri lahir dari keinginan untuk menggabungkan keindahan nada
clavichord dengan kekuatan harpsichord. Hasrat itu mendorong Marius dari Paris
(1716), Schroter dari Saxony (1717), dan Cristofori (1720) dari Padova, Italia, untuk
membuat piano. Namun, hasil utuh dan lengkap cuma ditunjukkan Bartolomeo
Christofori. Dari piano ciptaan pemelihara harpsichord dan spinet (harpsichord
kecil) di Istana Florentine - kediaman Pangeran Ferdinand de’Medici - inilah piano

modern berakar. rentangan permainan.


Instrumen terkait

Harpischord,kibor

Pada pertengahan abad XVII piano dibuat dengan beberapa bentuk. Awalnya, ada yang dibuat mirip desain harpsichord,
dengan dawai menjulang. Piano menjadi lebih rendah setelah John Isaac Hawkins memodifikasi letaknya menjadi sejajar
lantai. Lalu, dengan munculnya tuntutan instrumen musik lebih ringan, tidak mahal, dan dengan sentuhan lebih ringan, para
pembuat piano Jerman menjawabnya dengan piano persegi. Sampai 1860 piano persegi ini mendominasi penggunaan piano
di rumah.

Rangka untuk senar piano pertama menggunakan rangka kayu dan hanya dapat menahan tegangan ringan dari senar.
Akibatnya, ketika pada abad XIX dibangun gedung-gedung konser berukuran besar, suara piano tadi kurang memadai. Maka,
mulailah dibuat piano dengan rangka besi. Sekitar tahun 1800 Joseph Smith dari Inggris membuat suatu piano dengan
rangka logam seluruhnya. Piano hasil inovasinya mampu menahan tegangan senar sangat kuat, sehingga suara yang
dihasilkan pun lebih keras. Sekitar 1820, banyak pembuat menggunakan potongan logam untuk bagian piano lainnya. Pada
1822, Erard bersaudara mematenkan double escapement action, yang merupakan temuan tersohor dari yang pernah ada
berkaitan dengan cara kerja piano.

Dalam perkembangannya, sebelum memiliki 88 tuts seperti sekarang, piano memiliki lima oktaf dan 62 tuts. Ia juga
dilengkapi dengan pedal yang digerakkan dengan lutut. Namun, kemudian pedal kaki yang diperkenalkan di Inggris menjadi
populer hingga sekarang.

Sejumlah pengembangan berlanjut pada abad XIX dan XX. Tegangan senar, yang semula ditetapkan 16 ton pada tahun 1862,
bertambah menjadi 30 ton pada piano modern. Hasilnya adalah sebuah piano dengan kemampuan menghasilkan nada yang
tidak pernah dibayangkan Frederic Chopin, Ludwig van Beethoven, dan bahkan Franz Liszt.
Jenis-jenis piano

Pada dasarnya, piano dapat dibedakan menjadi: piano akustik dan piano
elektronik. Piano akustik menggunakan senar yang dipukul oleh hammer untuk
menghasilkan bunyi, sementara piano elektronik menggunakan papan elektronik
untuk menghasilkan bunyi yang serupa dengan bunyi piano akustik.

1.Grand

Pada piano grand, senar diposisikan secara horizontal; memanjang dari tuts. Bunyi dihasilkan oleh
senar yang dipukul keatas oleh hammer dan memanfaatkan gaya tarik bumi untuk mengembalikan
hammer pada posisi semula. Ada banyak variasi ukuran piano grand yang terkadang berbeda-beda
tiap merek. Namun, pada umumnya variasi ukuran piano grand yakni: concert grand (berkisar
antara 2,2 hingga 3 meter), parlor grand (berkisar 1,7 hingga 2,2 meter), dan baby grand (berkisar
antara 1,5 meter).

Semakin besar ukuran piano grand, semakin panjang pula senarnya. Senar yang lebih panjang akan
menghasilkan bunyi yang lebih keras dan natural. Hal ini menjadikan concert grand sebagai pilihan
utama untuk keperluan rekaman dan konser. Sementara piano yang berukuran lebih kecil, seperti
parlor grand dan baby grand umumnya menjadi opsi lain bagi yang mempunyai dana terbatas atau
ruang yang sempit.
2.Upright

Piano upright, atau sering kali disebut piano vertikal, merupakan jenis piano yang lebih praktis
dibandingkan piano grand. Pada piano upright, senar diposisikan secara vertikal dan hammer
bergerak secara horizontal. Berbeda dengan piano grand, hammer pada piano upright kembali pada
posisi semula dengan menggunakan pegas, sehingga terkadang pegas tersebut harus diganti akibat
mengalami degradasi.

Piano upright pada umumnya lebih murah dan lebih kecil sehingga populer untuk penggunaan di
rumah, gereja, sekolah, ataupun fasilitas publik. Namun, dikarenakan pendeknya senar yang
menyebabkan suara kurang natural, sulitnya memposisikan mikrofon untuk keperluan rekaman,
hammer yang terkadang terasa kurang natural, suara yang kurang keras, dan sempitnya ruang bagi
gelombang bunyi untuk beresonansi, membuat piano upright menjadi opsi yang kurang populer
untuk keperluan rekaman dan konser.

3.Elektronik dan digital

Piano elektronik merupakan salah satu jenis penyintesis yang menggunakan osilator dan filter
untuk menyimulasikan suara piano akustik. Piano elektronik membutuhkan pengeras suara untuk
menghasilkan bunyi. Piano elektronik meraih puncak kepopulerannya pada tahun 1960-1970.
Umumnya piano elektronik dimainkan untuk lagu bergenre pop, rock, dan jazz.

Piano digital menggunakan teknologi pengambilan sampel secara digital untuk menghasilkan suara
yang identik dengan piano akustik. Sama halnya dengan piano elektronik, piano digital juga
memerlukan pengeras suara atau dengan menggunakan penyuara jemala. Piano digital masa kini
berbeda dengan piano digital di masa lampau. Kini, piano digital juga mempunyai fitur yang
menyerupai piano akustik seperti: pedal-pedal piano dan tuts yang diberi pemberat. Selain itu,
piano digital juga mempunyai fitur-fitur yang tidak dimiliki piano akustik, misalnya: antarmuka
MIDI, penggunaan penyuara jemala, dan variasi pilihan suara.

Teknologi pengambilan sampel secara digital yang sudah semakin berkembang memungkinkan
produsen piano digital piano untuk merekam berbagai variasi sampel suara piano dalam berbagai
kondisi (ditekan pelan, sedang, maupun keras). Hal ini memungkinkan piano digital untuk memiliki
suara natural yang menyerupai piano akustik.

Selain itu, piano digital umumnya jauh lebih murah dibandingkan piano akustik, ditambah lagi
piano digital berukuran kecil dan ringan sehingga mudah dipindahkan.
Kata penutup

Demikian kliping laporan seni budaya yang kami buat. Semoga bermanfaat bagi para pembacanya.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan yang tertulis pada kliping laporan
seni budaya ini yang kami buat. Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai