Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH DEMOKRASI

DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA


Hikmah Handayani
hikmahhandayani2@gmail.com
1610097510006
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbankan Indonesia

Abstrak : Indonesia setidaknya telah melalui empat masa demokrasi dengan berbagai
versi. Pertama adalah demokrasi liberal dimasa kemerdekaan. Kedua adalah demokrasi
terpimpin, ketika Presiden Soekarno membubarkan konstituante dan mendeklarasikan
demokrasi terpimpin. Ketiga adalah demokrasi Pancasila yang dimulai sejak
pemerintahan Presiden Soeharto. Keempat adalah demokrasi yang saat ini masih dalam
masa transisi. Kelebihan dan kekurangan pada masing-masing masa demokrasi tersebut
pada dasarnya bisa memberikan pelajaran berharga bagi kehidupan kita. Namun
Indonesia dewasa ini memiliki prospek yang bagus dalam pemerintahan kehidupan,
karena masyarakat memiliki pemikiran dan pemahaman tentang demokrasi. Demokrasi di
Indonesia cenderung mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat. Hal itu dapat
menjadi acuan kehidupan dan sebagai pedoman dalam berkehidupan dan pemerintah
dalam mengambil kebijakan.
Kata Kunci : Demokrasi, Kehidupan, Indonesia.

A. Pendahuluan
Kata “demokrasi” mungkin menjadi salah satu istilah politik yang paling dikenal
oleh banyak orang. Ungkapan “democracy is a government of the people, by the people,
for the people” yang disampaikan oleh Abraham Lincoln pun telah melekat begitu kuat
dalam ingatan kita sehingga demokrasi lebih sering dikenal dengan sebutan pemerintahan
rakyat. Demokrasi begitu dibanggakan oleh para penganutnya karena konsep dasarnya
yang menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia, mengedepankan keadilan,
kebebasan berpendapat, dan lainnya. Demokrasi dianggap sebagai satu-satunya sistem
politik yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara di
suatu negara. Oleh karena itu, negara-negara demokrasi tanpa segan menyebarkan
prinsip-prinsip demokrasi ke negara lainnya dengan harapan negara-negara tersebut
akhirnya ikut menerapkan dan merasakan dampak positif dari demokrasi.
Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara dan atau masyarakat,
yaitu warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakilnya yang dipilih melalui pemilu.. Pemerintah di negara demokrasi juga
mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat
bagi setiap warga negara, menegakkan rule of law, adanya pemerintahan mayoritas yang
menghormati hak-hak kelompok minoritas dan masyarakat yang warga negaranya
saling memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Seperti
halnya dengan Teori Demokrasi Dewey (1916/1996) mengatakan bahwa demokrasi
adalah model kehidupan sosial yang tidak hanya berbicara soal politik an sich.
Demokrasi dalam implementasinya membutuhkan peran dan kerja sama semua pihak,
seperti institusi sosial, lembaga politik, ekonomi, lembaga pendidikan, saintis, lembaga
agama artistik dan semua warga dalam sebuah negara. Inilah demokrasi dalam sudut
yang komprehensif dan bersifat integratif konektif antara yang satu dengan yang lainnya
Demokrasi Indonesia berpengaruh pada pencapaian tujuan Nasional Bangsa
Indonesia. Yaitu terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
pancasila dalam Negara Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Untuk
membangun masyarakat yang sejahtera diperlukan kehidupan bangsa dengan system
demokrasi. Dalam Sayidiman Demokrasi Indonesia merupakan kekuasaan dan
kedaulatan ada di tangan rakyat, dilakukan sesuai dengan dasar Negara Pancasila karena
pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia (2012: 49). Negara Indonesia masih
terus berjalan meski kehidupan politik di Indonesia telah jauh dari kata demokratis.
Sementara itu, hubungan antara eksekutif dengan legislatif juga masih belum
menunjukkan demokrasi yang solid. Pola hubungan yang terjadi justru mengindikasikan
kecenderungan relasi kartel politik, yakni di antara kedua lembaga itu cenderung bersikap
saling menguntungkan, baik terselubung maupun manifes, yang pada akhirnya
menyebabkan kontrol terhadap kekuasaan tidak berjalan efektif. Pandangan ini
mengindikasikan dengan jelas bahwa eksistensi dan pertumbuhan demokrasi di Indonesia
masih jauh dari sempurna karena masih memberikan tempat yang cukup lapang bagi
munculnya praktik politik yang mereduksi hakikat demokrasi itu sendiri.
Pergantian pemimpin negara terkadang menyebabkan perubahan dalam sistem
politik Indonesia. Meskipun masih mengatasnamakan demokrasi, praktiknya tetap
berbeda-beda. Sementara itu, tampaknya masyarakat Indonesia belum merasakan
kesejahteraan hidup yang sepenuhnya. Masih ada rakyat yang harus bersusah payah
untuk mendapatkan sesuap nasi. Maka dari itu, dalam tulisan ini akan diteliti sejauh mana
pengaruh pelaksanaan demokrasi di Indonesia dan pengaruhnya terhadap kehidupan
bangsa indonesia. Apakah demokrasi benar-benar mampu membawa Indonesia ke
kondisi kehidupan yang lebih baik? Atau apakah ternyata penerapan demokrasi di
Indonesia ternyata merupakan kesalahan karena kehidupan bangsa terancam?

B. Pembahasan

1. Konsep Dan Pandangan Hidup Demokrasi


Demokrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan (kratein) dari, oleh, untuk rakyat
(demos). Berdasarkan konsep ini, kekuasaaan menyiratkan arti politik dan
pemerintahan, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai
warga Negara. Sejak abad ke-6 SM bentuk city state di Yunani berdasarkan
demokrasi yaitu suatu pemerintahan yang melaksanakan kehendak rakyat yang
sebenarnya. Dalam perkembangannya rakyat hanyalah populous tertentu yang
berdasarkan tradisi atau kesepakatan format mengontrol akses ke sumber-sumber
kekuasaan dan dapat mengklaim kepemilikan atas hak-hak prerogatif dalam akses
pengambilan kepeutusan yang berkaitan dengan urusan publik atau pemerintahan.
Dalam perkembangan zaman modern, ketika kehidupan memasuki skala
global, ada anggapan bahwa demokrasi tidak mungkin direalisasikan dalam bentuk
partisipasi langsung. Diskriminasi politik ini berlangsung meskipun praktiknya
berbeda dengan zaman Yunani Kuno. Tidak semua warga Negara dapat langsung
terlibat dalam perwakilan, hanya mereka yang karena sebab tertentu, seperti yang
terpilih sebagai wakil, sementara sebagian besar rakyat hanya puas jika kepentingan
terwakili. Mereka tidak memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama untuk
mengefektifkan hak-haknya sebagai warga Negara.Agar rakyat tetap memegang
kedaulatan tertinggi, dibentuk badan perwakilan rakyat yang menjalankan demokrasi
sehingga sehingga dikenal demokrasi langsung, yaitu paham demokrasi yang
mengikutsertakan setiap warga Negara dalam permusyawaratan untuk menentukan
kebijaksanaan umum dan UU. Dan demokrasi perwakilan (yaitu paham demokrasi
yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan) yang dilaksanakan melalui pemilihan
umum.
Prinsip utama demokrasi ialah adanya pengakuan HAM sebagai penghargaan
terhadap martabat manusia dengan tidak melupakan kepentingan umum dan adanya
partisipasi dan dukungan rakyat kepada pemerintah. Prisnsip ini harus menegakkan
nilai-nilai demokrasi.
a) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan melembaga.
b) Menjamin terselenggaranya perubahan dalam masyarakat yang sedang berubah.
c) Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
d) Membatasi pemakaian kekerasan samapai minimal.
e) Mengakui dan menganggap adanya keanekaragaman.
f) Menjamin tegaknya hukum.
Untuk menjalankan demokrasi tersebut, diperlukan beberapa lembaga yaitu :
a) Pemerintah yang bertanggung jawab.
b) DPR yang berfungsi mengawasi pemerintah sesuai dengan aturan.
c) Organisasi politik sebagai wahana hubungan rutin antara masyrakat dan pemerintah.
d) Pers dan media massa uang bebas untuk menyatakan pendapat.
e) Sistem peradilan yang bebas yang menjamin HAM dan keadilan.
Menurut Nurcholis Madjid, demokrasi bukanlah kata benda, tetapi lebih
merupakan kata kerja yang mengandung makna sebagai proses dinamis. Demokrasi
adalah proses menuju dan menjaga civil society yang menghormati dan berupaya
merealisasikan nilai-nilai demokrasi (Sukron Kamil, 2002).
Tujuh norma-norma dan pandangan hidup demokratis yang dikemukakan
oleh Nurcholis Madjid (Cak Nun), sebagai berikut :
a) Pentingnya kesadaran akan pluralisme.
Hal ini tidak sekedar pengakuan (pasif) akan kenyataan masyarakat yang
majemuk. Lebih dari itu, kesadaran akan kemajemukan menghendaki tanggapan yang
positif terhadap kemajemukan itu sendiri secara aktif. Kesadaran akan pluralitas
sangat penting dimiliki bagi rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sangat beragam
dari sisi etnis, bahasa, budaya, agama dan potensi alamnya.
b) Musyawarah
Internaliasasi makna dan semangat musyawarah mengehendaki atau
meharuskan keinsyafan dan kedewasaan untuk dengan tulus menerima kemungkinan
terjadinya “partial finctioning of ideals”, yaitu pandangan dasar belum tentu, dan
tidak harus, seluruh keinginan sepenuhnya.
c) Pertimbangan moral
Pandangan hidup demokratis mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara
haruslah sejalan dengan tujuan. Bahkan sesungguhnya klaim atas suatu tujuan yang
baik harus diabsahkan oleh kebaikan cara yang ditempuh untuk meraihnya.
Demokrasi tidak terbayang terwujud tanpa ahklak yang tinggi. Dengan demikian
pertimbangan moral (keseluruhan akhlak) menjadi acuan dalam berbuta dan
mencapai tujuan.
d) Permufakatan yang jujur dan sehat
Suasana masyarakat demokratis dituntut untuk menguasai dan menjalankan
seni permusyawaratan yang jujur dan sehat itu guna mencapai permufaakatan yang
juga jujur dan sehat. Permufakatan yang dicapi melalui ”engineering”, manipulasi
atau merupakan permufakatan yang curang, cacat atau sakit, malah dapat disebut
sebagai penghianatan pada nilai dan semangat musyawarah. Musyawarah yang benar
dan baik hanya akan berlangsung jika masing- masing pribadi atau kelompok yang
bersangkutan memiliki kesediaan psikologis untuk melihat kemungkinan orang lain
benar dan diri sendiri salah, dan bahwa setiap orang pada dasarnya baik,
berkecenderungan baik, dan beriktikad baik.
e) Pemenuhan segi- segi ekonomi
Masalah pemenuhan segi-segi ekonomi yang dalam pemenuhannya tidak
lepas dari perencanaan sosial-budaya. Warga dengan pemenuhan kebutuhan secara
berencana, dan harus memiliki kepastian bahwa rencana-rencana itu benar- benar
sejalan dengan tujuan dan praktik demokrasi. Dengan demikian rencana pemenuhan
kebutuhan ekonomi harus mempertimbangkan aspek keharmosian dan keteraturan
sosial.
f) Kerjasama antar warga untuk mempercayai iktikad baik masing- masing
Kerjasama antar warga untuk mempercayai iktikad baik masing- masing,
kemudian jalinan dukung- mendukung secara fungsional antara berbagai unsur
kelembagaan kemasyarakatan yang ada, merupakan segi penunjang efisiensi untuk
demokrasi. Pengakuan akan kebebasan nurani (freedom of conscience), persamaan
percaya pada iktikad baik orang dan kelompok lain (trust attitude) mengharuskan
adanya landasan pandangan kemanusiaan yang positif dan optimis.
g) Pandangan hidup demokratis harus dijadikan unsur yang menyatu dengan pendidikan
demokrasi
Pandangan hidup demokrasi terlaksana dalam abad kesadaran universal
sekarang ini, maka nilai- nilai dan pengertian – pengertiannya harus dijadikan unsur
yang menyatu dengan sistem pendidikan kita. Perlu dipikirkan dengan sungguh-
sungguh memikirkan untuk membiasakan anak didik dan masyarakat umumnya siap
menghadapi perbedaan dan pendapat dan tradisi pemilihan terbuka untuk mentukan
pemimpin atau kebijakan. Jadi pendidikan demokrasi tidak saja dalam kajian konsep
verbalistik , melainkan telah membumi dalam interaksi dan pergaulan sosial baik
dikelas maupun diluar kelas.
Tumbuh dan berkembangnya demokrasi dalam suatu Negara memerlukan
ideology yang terbuka, yaitu ideologi yang tidak dirumuskan “sekali dan untuk
selamanya” (once and for all), tidak dengan ideology tertutup yaitu ideology yang
konsepnya (presept) dirumuskan “ sekali dan untuk selamanya” sehingga cenderung
ketinggalan zaman (obsolete, seperti terbukti dengan ideology komunisme).
Dalam konteks ini Pancasila-sebagai ideology Negara harus ditatap dan
ditangkap sebagai ideology terbuka, yaitu lepas dari kata literalnya dalam pembukaan
UUD 1945. Penjabaran dan perumusan presept-nya harus dibiarkan terus berkembang
seiring dengan dinamika masyarakat dan pertumbuhan kualitatifnya, tanpa membatasi
kewenangan penafsiran hanya pada suatu lembaga “resmi “ seperti di negeri- negeri
komunis. Karena itu, ideology Negara- Pancasila-Indonesia dalam perjumpaannya
dengan konsep dan sistem demokrasi terbuka terhadap kemungkinan proses –proses
‘coba dan salah’ ( trial and error), dengan kemungkinan secara terbuka pula untuk
terus menerus melakukan koreksi dan perbaikan, justru titik kuat suatu ideology yang
ada pada suatu.
Negara ketika berhadapan dengan demokrasi adalah ruang keterbukaan.
Karena demokrasi dengan segala kekurangannya, ialah kemampuannya untuk
mengoreksi dirinya sendiri melalui keterbukaannya itu. Jadi bila demokrasi ingin
tumbuh dan berkembang dalam Negara Indonesia yang mempunyai ideology
Pancasila mensyaratkan ideology tersebut sebagai ideology terbuka.

2. Perkembangan Penerapan Demokrasi di Indonesia


Demokrasi kita adalah demokrasi Indonesia yang dijiwai dan diinteraksikan
dengan sila-sila yang terkandung pada Pancasila sebagai dasar negara. Hal ini berarti
bahwa hak-hak demokrasi haruslah selalu disertai dengan rasa tanggung jawab
kepada Tuhan Yang Maha Esa, haruslah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
sesuai dengan harkat dan martabat manusia haruslah menjamin dan mempersatukan
bangsa dan dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan sosial.

Demokrasi kita adalah demokrasi Indonesia yang membawa corak


kepribadian bangsa Indonesia, tidak perlu “identik” sama dengan demokrasi yang
dijalankan oleh bangsa-bangsa lain.Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat
dibagi menjadi beberapa periodesasi antara lain :

a) Perkembangan demokrasi masa revolusi kemerdekaan

Implementasi demokrasi pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan baru


terbatas pada interaksi politik di parlemen dan berfungsinya pers yang mendukung
revolusi kemerdekaan. Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang menyangkut
perkembangan demokrasi pada periode ini, akan tetapi pada periode tersebut telah
diletakkan hal-hal mendasar. Pertama, pemberian hak-hak politik secara menyeluruh.
Kedua, presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk menjadi diktator.
Ketiga, dengan maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan terbentuknya
sejumlah partai politik yang kemudian menjadi peletak dasar bagi sistem kepartaian
di Indonesia untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik kita.
b) Perkembangan demokrasi parlementer (1945-1959)
Periode kedua pemerintahan negara Indonesia adalah tahun 1950 sampai 1959,
dengan menggunakan UUD Sementara (UUDS) sebagai landasan konstitusional.
Pada masa ini adalah masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hampir semua
elemen demokrasi dapat ditemukan dalam perwujudan kehidupan politik di
Indonesia. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang
sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan. Perwujudan kekuasaan parlemen ini
diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak percaya kepada pihak pemerintah
yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatannya. Sejumlah kasus jatuhnya
kabinet dalam periode ini merupakan contoh konkret dari tingginya akuntabilitas
pemegang jabatan dan politisi. Ada hampir 40 partai yang terbentuk dengan tingkat
otonomi yang tinggi dalam proses rekruitmen baik pengurus, atau pimpinan partainya
maupun para pendukungnya.
Demokrasi parlementer gagal karena (1) dominannya politik aliran, sehingga
membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik; (2) basis social ekonomi yang
masih sangat lemah; (3) persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan
kalangan Angkatan Darat, yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang
berjalan.
c) Perkembangan demokrasi terpimpin (1959-1965)
Sejak berakhirnya pemilihan umum 1955, presiden Soekarno sudah
menunjukkan gelaja ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi
karena partai politik sangat orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan kurang
memperhatikan kepentingan politik nasional secara menyeluruh. Disamping itu,
Soekarno melontarkan gagasan bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan dan gotong
royong.Politik pada masa ini diwarnai oleh tolak ukur yang sangat kuat antara ketiga
kekuatan politik yang utama pada waktu itu, yaitu : presiden Soekarno, Partai
Komunis Indonesia, dan Angkatan Darat.
Karakteristik yang utama dari demokrasi terpimpin adalah menggabungkan
sistem kepartaian dengan terbentuknya DPR-GR peranan lembaga legislatif dalam
sistem politik nasional menjadi sedemikian lemah, Basic Human Rightmenjadi sangat
lemah, masa demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari semangat anti kebebasan
pers, sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Pandangan A. Syafi’i Ma’arif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin
menempatkan Soekarno sebagai “Ayah” dalam famili besar yang bernama Indonesia
dengan kekuasaan terpusat berada di tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang
besar dalam demokrasi terpimpin Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap
nilai-nilai demokrasi yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri
pemimpin. Selai itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan check and balance dari
legislatif terhadap eksekutif (Sunarso, dkk., 2008).
d) Perkembagan demokrasi dalam pemerintahan orde baru
Wajah demokrasi mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan
tingkat ekonomi, politik, dan ideologi sesaat atau temporer. Tahun-tahun awal
pemerintahan orde baru ditandai oleh adanya kebebasan politik yang besar. Presiden
Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan
model demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan demokrasi Pancasila (orba),
untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang sesungguhnya
sesuai dengan ideologi negara Pancasila. Dalam masa yang tidak lebih dari tiga tahun
ini, kekuasaan seolah-olah akan didistribusikan kepada kekuatan masyarakat. Oleh
karena itu, pada kalangan elit perkotaan dan organisasi sosial politik yang siap
menyambut pemilu 1971, tumbuh gairah besar untuk berpartisipasi mendukung
program-program pembaruan pemerintahan baru
Perkembangan yang terlihat adalah semakin lebarnya kesenjangan antara
kekuasaan negara dengan masyarakat. Negara orde baru mewujudkan dirinya sebagai
kekuatan yang kuat dan relatif otonom dan sementara masyarakat semakin terealisasi
dari lingkungan kekuasaan dan proses formulasi kebijakan. Keadaan ini adalah
dampak dari (1) kemenangan mutlak dari kemenangan Golkar dalam pemilu yang
memberi legitimasi politik yang kuat kepada negara; (2) dijalankannya regulasi-
regulasi politik semacam birokratisasi, depolitisasi, dan institusionalisasi; (3) dipakai
pendekatan keamanan; (4) intervensi negara terhadap perekonomian dan pasar yang
memberikan keleluasaan kepada negara untu mengakumulasikan modal dan kekuatan
ekonomi; (5) tersedianya sumber biaya pembangunan, baik dari eksploitasi minyak
bumi dan gas serta dari komoditas non migas dan pajak domestik, maupun yang
berasal dari bantuan luar negeri, dan akhirnya (6) sukses negara orde baru dalam
menjalankan kebijakan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat sehingga menyumbat
gejolak masyarakat yang potensinya muncul karena sebab struktural.
Pemberontakan G-30-S/PKI merupakan titik kulminasi dari pertarungan atau
tarik tambang politik antara Soekarno, Angkatan Darat, dan Partai Komunis
Indonesia. Ciri-ciri demokrasi pada periode orde lama antara lain presiden sangat
mendominasi pemerintahan terbatasnya peran partai politik, berkembangnya
pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik.
Menurut M. Rusli Karim, rezim orde baru ditandai oleh dominannya peranan ABRI,
birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan
fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan
publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga
non pemerintah. Beberapa karakteristik pada masa orde baru antara lain : Pertama,
rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hampir tidak pernah terjadi. Kedua,
rekruitmen politik bersifat tertutup. Ketiga, pemiliham umum. Keempat, pelaksanaan
hak warga negara (Rukiyati, dkk., 2008).
e) Perkembangan demokrasi pada masa reformasi (1998 sampai dengan sekarang)
Sejak runtuhnya orde baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya
Presiden Soeharto maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru,
sebagai hasil dari kebijkan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek
kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini
berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian batang tubuhnya) karena
dianggap sebagai sumber utama kegagalan tatanan kehidupan kenegaraan di era orde
baru.Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara,
khusunya laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat
hubungan antar lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan
terjadinya perubahan terhadap model demokrasi yang dilaksanakan dibandingkan
dengan model demokrasi Pancasila di era orde baru. Dalam masa pemerintahan
Habibie inilah muncul beberapa indikator kedemokrasian di Indonesia. Pertama,
diberikannya ruang kebebasan pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasi dalam
kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, diberlakunya sistem multi partai dalam pemilu
tahun 1999
Demokrasi yang diterapkan negara kita pada era reformasi ini adalah
demokrasi Pancasila, tentu saja dengan karakteristik yang berbeda dengan ordebaru
dan sedikit mirip dengan demokrasi parlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu
yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya. Kedua,
rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada tingkat
desa. Ketiga, pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara
terbuka. Keempat, sebagian besar besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya
kebebasan menyatakan pendapat.

3. Penerapan Demokrasi dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Bangsa


Indonesia
Akhir milenium kedua ditandai dengan perubahan besar di Indonesia. Rezim
Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun yang dipimpin oleh Soeharto
akhirnya tumbang. Demokrasi Pancasila versi Orde Baru mulai digantikan dengan
demokrasi dalam arti sesungguhnya. Hanya saja tidak mudah mewujudkan hal ini,
karena setelah Soeharto tumbang tidak ada kekuatan yang mampu mengarahkan
perubahan secara damai, bertahap dan progresif. Yang ada justru muncul berbagai
konflik serta terjadi perubahan genetika sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tak lepas
dari pengaruh krisis moneter yang menjalar kepada krisis keuangan sehingga
pengaruh depresiasi rupiah berpengaruh signifikan terhadap kehidupan ekonomi
rakyat Indonesia. Inflasi yang dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
sangat berpengaruh kepada kualitas kehidupan masyarakat. Rakyat Indonesia
sebagian besar masuk ke dalam sebuah era demokrasi sesungguhnya dimana pada
saat yang sama tingkat kehidupan ekonomi mereka justru tidak lebih baik
dibandingkan ketika masa Orde Baru
Indonesia setidaknya telah melalui empat masa demokrasi dengan berbagai
versi. Pertama adalah demokrasi liberal dimasa kemerdekaan. Kedua adalah
demokrasi terpimpin, ketika Presiden Soekarno membubarkan konstituante dan
mendeklarasikan demokrasi terpimpin. Ketiga adalah demokrasi Pancasila yang
dimulai sejak pemerintahan Presiden Soeharto. Keempat adalah demokrasi yang saat
ini masih dalam masa transisi. Kelebihan dan kekurangan pada masing-masing masa
demokrasi tersebut pada dasarnya bisa memberikan pelajaran berharga bagi
kehidupan kita. Demokrasi liberal ternyata pada saat itu belum bisa memberikan
perubahan yang berarti bagi Indonesia. Namun demikian,berbagai kabinet yang jatuh-
bangun pada masa itu telah memperlihatkan berbagai ragam pribadi beserta
pemikiran mereka yang cemerlang dalam memimpin namun mudah dijatuhkan oleh
parlemen dengan mosi tidak percaya. Sementara demokrasi terpimpin yang
dideklarasikan oleh Soekarno (setelah melihat terlalu lamanya konstituante
mengeluarkan undangundang dasar baru) telah memperkuat posisi Soekarno secara
absolut. Di satu sisi, hal ini berdampak pada kewibawaan Indonesia di forum
Internasional yang diperlihatkan oleh berbagai manuver yang dilakukan Soekarno
serta munculnya Indonesia sebagai salah satu kekuatan militer yang patut
diperhitungkan di Asia. Namun pada sisi lain segi ekonomi rakyat kurang
terperhatikan akibat berbagai kebijakan politik pada masa itu. Lain pula dengan masa
demokrasi Pancasila pada kepemimpinan Soeharto. Stabilitas keamanan sangat dijaga
sehingga terjadi pemasungan kebebasan berbicara. Namun tingkat kehidupan
ekonomi rakyat relatif baik. Hal ini juga tidak terlepas dari sistem nilai tukar dan
alokasi subsidi BBM sehingga harga-harga barang dan jasa berada pada titik
keterjangkauan masyarakat secara umum. Namun demikian penyakit korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN) semakin parah menjangkiti pemerintahan. Lembaga
pemerintahan yang ada di legislatif, eksekutif dan yudikatif terkena virus KKN ini.
Selain itu, pemasungan kebebasan berbicara ternyata menjadi bola salju yang
semakin membesar yang siap meledak. Bom waktu ini telah terakumulasi sekian lama
dan ledakannya terjadi pada bulan Mei 1998. Selepas kejatuhan Soeharto, selain
terjadinya kenaikan harga barang dan jasa beberapa kali dalam kurun waktu 8 tahun
terakhir, instabilitas keamanan dan politik serta KKN bersamaan terjadi sehingga
yang paling terkena dampaknya adalah rakyat kecil yang jumlahnya mayoritas dan
menyebabkan posisi tawar Indonesia sangat lemah di mata internasional akibat tidak
adanya kepemimpinan yang kuat.
Namun demikian, demokratisasi yang sedang berjalan di Indonesia
memperlihatkan beberapa kemajuan dibandingkan masa-masa sebelumnya. Pemilihan
umum dengan diikuti banyak partai adalah sebuah kemajuan yang harus dicatat.
Disamping itu pemilihan presiden secara langsung yang juga diikuti oleh pemilihan
kepala daerah secara langsung adalah kemajuan lain dalam tahapan demokratisasi di
Indonesia. Diluar hal tersebut, kebebasan mengeluarkan pendapat dan menyampaikan
aspirasi di masyarakat juga semakin meningkat. Para kaum tertindas mampu
menyuarakan keluhan mereka di depan publik sehingga masalahmasalah yang selama
ini terpendam dapat diketahui oleh publik. Pemerintah pun sangat mudah dikritik bila
terlihat melakukan penyimpangan dan bisa diajukan ke pengadilan bila terbukti
melakukan kesalahan dalam mengambil suatu kebijakan publik. Jika diasumsikan
bahwa pemilihan langsung akan menghasilkan pemimpin yang mampu membawa
masyarakat kepada kehidupan yang lebih baik, maka seharusnya dalam beberapa
tahun ke depan Indonesia akan mengalami peningkatan taraf kesejahteraan
masyarakat. Namun sayangnya hal ini belum terjadi secara signifikan. Hal ini sebagai
akibat masih terlalu kuatnya kelompok yang pro-KKN maupun anti perbaikan
Demokrasi di Indonesia masih berada pada masa transisi dimana berbagai
prestasi sudah muncul dan diiringi ”prestasi” yang lain. Sebagai contoh, munculnya
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dirasakan mampu menimbulkan efek jera para
koruptor dengan dipenjarakannya beberapa koruptor. Namun di sisi lain, para
pengemplang dana bantuan likuiditas bank Indonesia (BLBI) mendapat pengampunan
yang tidak sepadan dengan ”dosa-dosa” mereka terhadap perekonomian. Namun
demikian, masih ada sisi positif yang bisa dilihat seperti lahirnya undang-undang
sistem pendidikan nasional yang mengamanatkan anggaran pendidikan sebesar 20
persen. Demikian pula rancangan undang-undang anti pornografi dan pornoaksi yang
masih dibahas di parlemen. Rancangan undang-undang ini telah mendapat masukan
dan dukungan dari ratusan organisasi Islam yang ada di tanah air. Hal ini juga
memperlihatkan adanya partisipasi umat Islam yang meningkat dalam perkembangan
demokrasi di Indonesia. Sementara undang-undang sistem pendidikan nasional yang
telah disahkan parlemen juga pada masa pembahasannya mendapat dukungan yang
kuat dari berbagai organisasi Islam. Sementara itu, ekonomi di era demokrasi ternyata
mendapat pengaruh besar dari kapitalisme internasional. Hal ini menyebabkan
dilema. Bahkan di tingkat pemerintah, ada kesan mereka tunduk dibawah tekanan
kapitalis internasional yang tidak diperlihatkan secara kasat mata kepada publik
namun bisa dirasakan.

C. Penutup
Indonesia setidaknya telah melalui empat masa demokrasi dengan berbagai
versi. Pertama adalah demokrasi liberal dimasa kemerdekaan. Kedua adalah
demokrasi terpimpin, ketika Presiden Soekarno membubarkan konstituante dan
mendeklarasikan demokrasi terpimpin. Ketiga adalah demokrasi Pancasila yang
dimulai sejak pemerintahan Presiden Soeharto. Keempat adalah demokrasi yang saat
ini masih dalam masa transisi. Kelebihan dan kekurangan pada masing-masing masa
demokrasi tersebut pada dasarnya bisa memberikan pelajaran berharga bagi
kehidupan kita. Demokrasi liberal ternyata pada saat itu belum bisa memberikan
perubahan yang berarti bagi Indonesia. Namun Indonesia dewasa ini memiliki
prospek yang bagus dalam pemerintahan kehidupan, karena masyarakat memiliki
pemikiran dan pemahaman tentang demokrasi. Demokrasi di Indonesia cenderung
mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat. Hal itu dapat menjadi acuan
kehidupan dan sebagai pedoman dalam berkehidupan dan pemerintah dalam
mengambil kebijakan. Dengan banyak pembahasan dan kepentingan Indonesia bukan
hanya sebagai ladang berpolitik dan berinvestasi semata. Namun lebih jauh, Indonesia
merupakan tempat bersosialisasi dan memiliki banyak paham dan penyempurnaan
demokrasi politik. Dengan adanya paradigma dan pelaksanaan demokratisasi dalam
sistem demokrasi politik dan bertujuan untuk kepentingan bersama masyarakat
Indonesia. Pelaksanaan demokrasi Indonesia saat ini sedang berjalan menuju
demokrasi yang dewasa, dimana peran dan partisipasi rakyat sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi semakin terlihat jelas. Partisipasi politik masyarakat merupakan
salah satu bentuk aktualisasi dari proses demokratisasi dalam kehidupan politik antara
lain memilih pimpinan negara dan juga berperan aktif untuk mempengaruhi
pemerintah (public policy) sebagai bentuk pelaksanaan nilai demokrasi.

SARAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diberikan beberapa saran sebagai
berikut: a) Pelaksanaan Demokrasi Pancasila di Indonesia ini harus benar-benar
berjalan Luber dan jurdil, tidak adanya diskriminasi terhadap salah salu partai pada
saat Pemilu, dan tidak adanya Money Politik. Karen Money politik itu berarti tidak
demokrasi, hak untuk memberikan pendapat maupun hak suara tidak dari hati nurani
tetapi melainkan dari uang sogokan.

Daftar Pustaka
Huda, N. (2017). Penataan Demokrasi Dan Pemilu Di Indonesia Pasca-Reformasi.
(Y. Rendi, Ed.) (Edisi Pert). Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Martha, J., Bainus, A., & Heryadi, D. (n.d.). Pengaruh Pelaksanaan Demokrasi
Terhadap Kesejahteraan : Teori Dan realita (Studi Kasus : Indonesia).
Nihaya, H. (n.d.). Demokrasi dan problematikanya di indonesia, 10.
Noor, F. (2016). Oposisi Dalam Kehidupa Demokrasi: Arti Penting Keberadaan
Oposisi Sebagai Bagian Penguatan Demokrasi Di Indonesia, 1–17.
Rahayu, M. (n.d.). Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati Diri
Bangsa. Grasindo.
Rahman, M. (2017). Demokrasi Dalam Filsafat Pendidikan Barat Dan Islam (Kajian
Tentang Nilai-Nilai Demokrasi Dan Implementasinya Dalam Konteks Pendidikan
Indonesia), 3(3).
Seituni, S. (2019). Analisis Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam
Upaya Peningkatan Aktivitas Mahasiswa Terhadap Sikap Demokratis Pada Mata
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, 03(01), 95–104.
Sulisworo Dwi, dkk. (2012). Demokrasi.
Tedjo, P. (2019). Perkembangan Demokratisasi Dalam Sistem Politik Demokrasi Di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai