Anda di halaman 1dari 38

BAB VI

TRANSFORMASI LAPLACE

6.1 Transformasi Laplace


Definisi
Misalkan suatu fungsi t dan t > 0, maka transformasi Laplace dari F(t)
dinotasikan dengan L{F(t)} yang didefinisikan oleh:

Karena adalah integral tidak wajar dengan batas atas di tak hingga ( ) maka

Transformasi Laplace dari F(t) dikatakan ada, jika integralnya konvergen untuk
beberapa nilai s, bila tidak demikian maka transformasi Laplace tidak ada.
Selanjutnya bila suatu fungsi dari t dinyatakan dengan huruf besar, misalnya W(t), G(t),
Y(t) dan seterusnya, maka transformasi Laplace dinyatakan dengan huruf kecil yang
bersangkutan sehingga L {W(t)} = w(s), L {G(t)} = g(s), L {Y(t)} = y(s) dan
seterusnya.
Teorema
Jika F(t) adalah fungsi yang kontinu secara sebagian-sebagian dalam setiap interval 0
N dan eksponensial berorde untuk t > N, maka transformasi Laplace f(s) ada
untuk setiap s >
Berdasarkan definisi di atas, dapat ditentukan transformasi Laplace beberapa fungsi
sederhana.

No.
1. 1

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo127


2. t

3. t

4. t
n = 0,1,2,3,….
5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Sebagai pemahaman bagi pembaca, berikut ini diberikan beberapa contoh transformasi
Laplace suatu fungsi.
Tentukan transformasi Laplace fungsi berikut:
1.

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo128


2.

3.

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo129


4.

5.

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo130


Syarat Cukup Transformasi Laplace Ada
Jika F(t) adalah kontinu secara sebagian-sebagian dalam setiap selang berhingga
0 dan eksponensial berorde untuk t > N, maka transformasi Laplacenya f(s)
ada untuk semua s > .

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo131


Perlu ditekankan bahwa persyaratan-persyaratan yang dinyatakan adalah CUKUP untuk
menjamin bahwa transformasi Laplace-nya ada. Akan tetapi transformasi Laplace dapat
ada atau tidak walaupun persyaratan ini tidak dipenuhi.

6.2 Metode Transformasi Laplace


Untuk memudahkan bagi pengguna matematika, terdapat beberapa cara yang digunakan
untuk menentukan transformasi Laplace. Cara tersebut adalah:
a. Metode langsung, berkaitan dengan definisi.
Metode ini berkaitan langsung dengan definisi

Contoh

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo132


b. Metode Deret
Misal F(t) mempunyai uraian deret pangkat yang diberikan oleh

Maka transformasi Laplacenya dapat diperoleh dengan menjumlahkan transformasi


setiap sukunya dalam deret, sehingga:

, syarat ini berlaku jika deretnya konvergen untuk s >

c. Metode Persamaan differensial


Metode ini menyangkut menemukan persaman differensial yang dipenuhi oleh F(t)
dan kemudian menggunakan teorema-teorema di atas.
d. Menurunkan terhadap parameter
e. Aneka ragam metode, misalnya dengan menggunakan teorema-teorema yang ada.
f. Menggunakan tabel-tabel, melalui penelusuran rumus yang sudah ditetapkan.

6.3 Sifat-sifat Transformasi Laplace


Transformasi Laplace suatu fungsi mempunyai beberapa sifat, sifat-sifat tersebut antara
lain:
a) Sifat linear
Jika c dan c adalah sebarang konstanta, sedangkan dan adalah
fungsi-fungsi dengan transformasi-transformasi Laplace masing-masing dan
, maka:

Bukti:

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo133


1.

2.

3.

4.

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo134


Dengan menggunakan sifat linear, tentukan transformasi Laplace fungsí berikut.
1. t
2.
3.

4.

5.
6.

b) Sifat translasi atau pergeseran pertama


Jika
Bukti

Karena , maka

Contoh:
1. Tentukan
Menurut sifat 2 di atas,
Maka

2. Tentukan

Menurut sifat 2 di atas,

Karena

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo135


3. Tentukan

Karena maka menurut sifat translasi pertama

4. Tentukan
Me6nurut sifat linear,

Karena

maka menurut sifat translasi

dan

sehingga

L{e

Soal
Tentukan transformasi Laplace fungsi
1)

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo136


2)
3)
4)
5)
6)

c. Sifat translasi atau pergeseran kedua


Jika dan
maka

Bukti

Misal u = t-a maka t = u+a dan du = dt, sehingga

Contoh

Carilah jika

Menurut definisi transformasi Laplace

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo137


d. Sifat pengubahan skala

Jika maka

Bukti
Karena

maka

Misal

Menurut definisi

Contoh:

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo138


1. Jika

maka

Soal:
1. Hitunglah jika

2. Jika , carilah

3. Jika carilah

Jawab

Karena maka menurut sifat 4 diperoleh

Sehingga

Berdasarkan sifat Jika


maka (sifat 2)
Maka

e. Transformasi Laplace dari turunan-turunan


Jika maka

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo139


Karena Karena , maka

Jika maka
Bukti

Dengan cara yang sama diperoleh

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo140


Akhirnya dengan menggunakan induksi matematika dapat ditunjukkan bahwa, jika

maka

Contoh soal
Dengan menggunakan sifat transformasi Laplace dari turunan-turuan, tunjukkan
bahwa

Misal diperoleh

sehingga

Dengan menggunakan sifat transformasi Laplace dari turunan-turunan diperoleh

f. Tansformasi Laplace dari integral-integral

Jika maka

Bukti:

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo141


Misal maka

Dengan mentransformasikan Laplace pada kedua pihak, diperoleh:

Jadi diperoleh

Contoh

1. Carilah

Misal

Maka

Sehingga menurut sifat transformasi di atas

2. Buktikan

Bukti:

Misal

dan

Dengan mengambil transformasi Laplace kedua bagian

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo142


Menurut teorema harga awal,

Sehingga diperoleh .

Jadi

3. Buktikan

Bukti:

Misal maka atau

Menurut teorema harga akhir, sehingga c = 0.

Jadi atau

g. Perkalian dengan t
Jika maka
Bukti.

Karena maka menurut aturan Leibnitz untuk menurunkan

dibawah tanda integral, diperoleh:

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo143


Jadi

Contoh
1. Tentukan
Jawab

, maka menurut sifat perkalian dari pangkat t diperoleh

, sehingga

2. Tentukan

Menurut sifat di atas,

h. Sifat pembagian oleh t

Jika maka

Bukti:

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo144


Misal maka

Dengan menggunakan definisi transformasi Laplace untuk kedua bagian, maka

diperoleh bentuk atau

Selanjutnya dengan mengintegralkan diperoleh

Jadi

Soal-soal
1) Tentukan transformasi Laplace untuk fungsi yang diberikan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2) Jika
Carilah
2t ,0  t  1
3) Diketahui F (t )  
t , t  1
a. carilah
b. carilah
c. apakah berlaku untuk kasus ini

4) Tunjukkan bahwa

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo145


5) Tunjukkan bahwa

6) Perlihatkan bahwa

a.

b.

7) Tunjukkan bahwa:

a.

b. Jika maka

6.4 Transformasi Laplace Invers


Definisi
Jika transformasi Laplace suatu fungsi F(t) adalah f(s), yaitu jika maka
F(t) disebut suatu transformasi Laplace Invers dari f(s). Secara simbolis ditulis
. disebut operator transformasi Laplace invers.
Contoh.

1. Karena maka

2. Karena maka

3. Karena maka

Ketunggalan Transformasi Laplace Invers


Misal N(t) adalah suatu fungsi dan L{N(t)} = 0 maka L{F(t)+N(t)} = L{F(t)} Dengan
demikian dapat diperoleh dua fungsi yang berbeda dengan transformasi Laplace yang
sama.

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo146


Contoh
dan

Mengakibatkan

Jika kita menghitung fungsi-fungsi nol, maka terlihat bahwa transformasi Laplace
invers tidak tunggal. Akan tetapi apabila kita tidak dapat memperhitungkan fungsi-
fungsi nol (yang tidak muncul dalam kasus-kasus fisika) maka ia adalah tunggal.
Hasilnya dinyatakan oleh teorema berikut.
Teorema Lerch
Jika membatasi diri pada fungi-fungsi F(t) yang kontinu secara sebagian-sebagaian
dalam setiap selang berhingga 0 dan eksponensial berorde untuk t > N, maka
inversi transformasi laplace dari f(s) yaitu , adalah tunggal. Jika tidak
ada pernyataan lainnya, maka kita selalu menganggap ketunggalan di atas.
Berdasarkan definisi di atas, dapat ditentukan transformasi Laplace invers beberapa
fungsi sederhana dibawah ini.
Nomor f(s)
1. 1

2. t

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo147


6.5 Sifat-sifat transformasi Laplace Invers
Beberapa sifat penting dari transformasi Laplace invers adalah:
1) Sifat Linear
Misal dan adalah sebarang bilangan konstanta, sedangkan dan
berturut-turut adalah transformasi Laplace dari dan , maka:

Contoh

2) Sifat translasi atau pergeseran pertama


Jika maka
Contoh

maka

3) Sifat translasi atau pergeseran kedua


Jika maka

Contoh

maka

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo148


4) Sifat pengubahan skala

Jika maka

Contoh

Karena maka diperoleh

5) Transformasi Laplace invers dari turunan-turunan

Jika maka

Contoh

Karena dan maka diperoleh

6) Transformasi Laplace invers dari antiturunan-antiturunan

Jika maka

Contoh

Karena maka

diperoleh

7) Sifat perkalian dengan


Jika maka
Dengan demikian perkalian dengan s berakibat menurunkan F(t) Jika
f(t) , sehingga

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo149


dengan adalah fungsi delta Dirac atau
fungsi impuls satuan.
Contoh

arena dan maka

8) Sifat pembagian dengan s

Jika maka

Jadi pembagian dengan s berakibat mengakibatkan integral F(t) dari 0 sampai


dengan t.
Contoh

Karena maka diperoleh

9) Sifat konvolusi
Jika dan maka

F*G disebut konvolusi atau faltung dari F dan G, dan teoremanya dinamakan
teorema konvolusi atau sifat konvolusi.
Contoh

Karena dan

maka diperoleh

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo150


6.6 Metode Transformasi Laplace Invers
Menentukan transfomasi Laplace dapat dilakukan dengan beberapa cara, sehingga
dalam transformasi Laplace invers terdapat beberapa metode yang dapat digunakan,
antara lain:
1) Metode pecahan parsial

Setiap fungsi rasional , dengan P(s) dan Q(s) fungsi pangkat banyak

(polinom) dan derajat P(s) lebih kecil dari Q(s). Selanjutnya dapat ditulis

jumlah dari fungsi rasional yang mempunyai bentuk

Dengan memperoleh transformasi Laplace invers tiap pecahan parcial maka dapat

ditentukan

Konstanta A, B, C, …… dapat diperoleh dengan menyelesaikan pecahan-pecahan


dan menyamakan pangkat yang sama dari kedua ruas persamaan yang diperoleh
atau dengan menggunakan metode khusus.

Contoh

1. Tentukan

Jawab

atau A+B = 3 dan 2B-3A = 16 atau 2(3-A)–3A=16 sehingga didapat


A = -2 dan B = 5

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo151


2. Tentukan

Jawab

Sehingga

Diperoleh A+B = 0, 2A+3B+C=1, 2A+3C=-1

Atau A = ,B= , dan C =

Akhirnya diperoleh

2) Metode Deret
Jika f(s) mempunyai statu uraian dari kebalikan pangkat dari s yang diberikan oleh

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo152


Maka dibawah persyaratan-persyaratan yang sesuai kita dapat menginversi suku
demi suku untuk memperoleh

Contoh

Tentukan

Jawab

Sehingga

+ ...

3) Metode persamaan diferensial


4) Turunan terhadap statu parameter
5) Aneka ragam metode yang menggunakan teorema-teorema
6) Penggunaan tabel
7) Rumus inversi kompleks

8) Rumus Penguraian Heaviside


Andaikan P(s) dan Q(s) adalah fungsi pangkat banyak (polinom) dan derajat P(s)
lebih kecil dari Q(s). Misal Q(s) mempunyai n akar-akar yang berbeda yaitu , k=
1, 2, 3, 4, ..., n. Maka

Bukti rumus di atas diuraikan sebagai berikut:

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo153


Karena Q(s) adalah polinomial dengan n akar berbeda , , , ... , maka
menurut metode pecahan-pecahan parsial diperoleh

.....(1)

Dengan mengalikan kedua ruas dengan (s- dan mengambil s dengan


menggunakan aturan L’Hospital diperoleh

...

Sehingga (1) dapat ditulis sebagai

dengan demikian

9) Fungsi Beta
Jika m>0 dan n>0 didefinisikan fungsi beta sebagai

B(m,n) = a dan kita dapat memperlihatkan sifat-sifat:

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo154


1.

2.

Soal-soal
1. Tentukan,

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

k.

l.

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo155


m.

2. Buktikan bahwa:

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

3. Dengan menggunakan rumus penguraian Heaviside, tunjukkan bahwa

a.

b.

c.

d.

6.7 Penggunaan pada Persamaan Diferensial


a) Persamaan Diferensial dengan Koefisien Konstan
Transformasi Laplace dapat digunakan untuk menentukan selesaian suatu
persamaan diferensial dengan koefisien konstan.

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo156


Misal ditentukan persamaan diferensial

atau dengan p,q adalah konstanta dan

persamaan tersebut mempunyai syarat awal atau batas Y(0)=A dan Y’(0)=B, A dan B
adalah konstanta yang diberikan.
Selesaian persamaan diferensial yang diketahui dapat ditentukan dengan cara
melakukan transformasi Laplace pada masing-masing persamaan dan selanjutnya
gunakan syarat awal yang diberikan. Akibatnya diperoleh persamaan Aljabar
.
Selesaian yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan transformasi Laplace
invers dari y(s). Cara ini dapat diperluas pada persamaan-pers amaan diferensial tingkat
tinggi.
Contoh
Tentukan selesaian persamaan diferencial berikut.
1) dengan Y(0) = 0 dan Y’(0)=-2
Jawab
Dengan transformasi Laplace masing-masing bagian dari persamaan diferensial
diperoleh

Menurut sifat (5) transformasi Laplace

, sehingga

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo157


=

Untuk menentukan selesaian, gunakan transformasi Laplace invers

Untuk pemeriksaan jawab di atas

dan Y(0) = 1, Y’(0)=-2

2) dengan Y(0) = -3 dan Y’(0)=5


Jawab
Dengan transformasi Laplace masing-masing bagian dari persamaan diferencial
diperoleh

Menurut sifat (5) transformasi Laplace

, sehingga

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo158


Untuk menentukan selesaian, gunakan transformasi Laplace invers

b) Persamaan Diferensial dengan Koefisien Variabel


Transformasi Laplace juga dapat digunakan untuk menentukan selesaian persamaan
diferensial dengan koefien variable. Khususnya persamaan diferensial yang berbentuk
sehingga transformasi Laplace diperoleh

Hal ini sesuai dengan sifat transformasi Laplace

Jika maka

Untuk jelasnya perhatikan beberapa contoh berikut


Tentukan selesaian persamaan diferensial
1) dengan Y(0) = 1 dan Y( )= 0
Jawab
Dengan transformasi Laplace pada masing-masing bagian persamaan diperoleh:

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo159


Diperoleh

Karena bila kita dapatkan , sehingga

Akhirnya didapat , hal ini memenuhi Y( =0

2) , dengan Y(0) = 1 dan Y’(0) = 2


Jawab
Dengan transformasi Laplace pada masing-masing bagian persamaan diperoleh:

1
 
 s 2 y  s  2  ( y  sy ' )  y ' 
s
1
 sy '( s 2  1) y  s  2 
s
Persamaan di atas merupakan persamaan difererensial liner tingkat satu derajat satu
dan dapat diubah menjadi:

Faktor integral persamaan di atas adal

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo160


Maka

Sehingga

Akhirnya diperoleh

Soal-soal
Tentukan selesaian persamaan diferensial berikut:
1) dengan Y(0) = 0 dan Y’(0) = 1
2) dengan Y(0) = 1 dan Y’(0) = 2
3) dengan Y(0) = 5 dan Y( )=0
4) dengan Y(0) = 3 dan Y’(0) = 0
5) Y”+4Y = 9x dengan Y(0)=0 dan Y’(0)=7
6) Y”-3Y’+2Y=4x+12e dengan Y(0) = 0 dan Y’(0)=-1

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo161


c) Persamaan Diferensial Simultan
d) Persamaan Diferensial Parsial

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo162


Soal-soal
Tentukan selesaian dari persamaan berikut:
1) Y”+4Y = 9x dengan Y(0)=0 dan Y’(0)=7
2) Y”-3Y’+2Y=4x+12e dengan Y(0) = 0 dan Y’(0)=-1

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo163


8) Transformasi fungsi periodic
9) Sifat f(s) bila s
10) Teorema harga awal
11) Teorema harga akhir
12) Perluasan dari teorema harga awal
13) Perluasan dari teorema harga akhir

Kalkulus Integral:Dwi Purnomo164

Anda mungkin juga menyukai