MATEMATIKA TEKNIK
Oleh :
DWIPRIMA ELVANNY MYORI, S.Si, M.Si
Soft skills/Karakter : Berpikir kritis, disiplin, tekun, tanggung jawab, ketelitian, kerja sama, dan percaya diri
Matriks Pembelajaran :
Learning
Minggu Outcomes Pengalaman Metode/strategi Kriteria/Teknik
Materi/Pokok Bahasan Daftar Pustaka
Ke : (Capaian belajar Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran)
1 2 3 4 5 6 7
1 Mengetahui, Mendengar 1. Fungsi variabel 3. Ceramah 1. Lisan 1, 3
memahami dan Melihat banyak 4. Tanya Jawab 2. Sikap
mampu Membaca modul 2. Turunan parsial 5. Diskusi 3. Kinerja
menjelaskan Berdiskusi diskusi
fungsi variabel Mengerjakan 4. Latihan
banyak. latihan 5. Tugas
Daftar pustaka :
1. Kreyzig, Erwin., “Matematika Teknik Lanjut”, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1987.
2. Purcell, J., Edwin, dan Dale Varberg, “Kalkulus dan Geometri Analitis”, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1990.
3. Rahma, Ammy, “Buku Kerja Matematika”, STKIP PGRI Sumbar.
4. Sinha, Naresh, K .“ Linear Systems “, John Wiley and Sons Inc, 1991.
5. Stewart, James. “Kalkulus”, (terjemahan Chriswan Sungkono), Jakarta : Penerbit Salemba Teknika, 2011.
6. Stroud, K. A, Dexter , J. Booth. “Advanced Engineering Mathematics”, Fourth Edition, New York : Palgrave Macmillan, 2003.
SYLLABUS
Soft skills/Character : Critical thinking, discipline, diligent, responsible, precision, cooperation and confident.
Learning matrices :
References :
1. Kreyzig, Erwin., “Matematika Teknik Lanjut”, Jakarta : Erlangga, 1987.
2. Purcell, J., Edwin, dan Dale Varberg, “Kalkulus dan Geometri Analitis”, Jakarta : Erlangga, 1990.
3. Rahma, Ammy, “Buku Kerja Matematika”, STKIP PGRI Sumbar.
4. Sinha, Naresh, K .“ Linear Systems “, John Wiley and Sons Inc, 1991.
5. Stewart, James. “Kalkulus”, (translated by Chriswan Sungkono), Jakarta : Salemba Teknika, 2011.
6. Stroud, K. A, Dexter , J. Booth. “Advanced Engineering Mathematics”, Fourth Edition, New York : Palgrave Macmillan, 2003.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Fungsi dua variabel atau lebih.
2. Turunan parsial fungsi dua dan tiga variabel.
2. Tulisan
3. Sikap/Karakter
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
5. Teliti
Percaya
Nama
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Kreyzig, Erwin., “Matematika Teknik Lanjut”, Jakarta : Penerbit Erlangga,
1987.
2. Stroud, K. A, Dexter , J. Booth. “Advanced Engineering Mathematics”,
Fourth Edition, New York : Palgrave Macmillan, 2003.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Turunan parsial tingkat tinggi
2. Persamaan diferensial fungsi implisit
2. Tulisan
1. Tentukan seluruh turunan parsial kedua dari masing-masing fungsi
berikut.
a. 𝑓 𝑥, 𝑦 = 𝑥 4 − 3𝑥 2 𝑦 3
𝑥
b. 𝑧 = 𝑥+𝑦
c. 𝑣 = ln 3𝑥 + 5𝑦
2. Carilah turunan parsial yang diminta.
a. 𝑓 𝑥, 𝑦 = 3𝑥𝑦 4 + 𝑥 3 𝑦 2 ; 𝑓𝑥𝑥𝑦 , 𝑓𝑦𝑦𝑦
b. 𝑓 𝑥, 𝑡 = 𝑥 2 𝑒 −𝑐𝑡 ; 𝑓𝑡𝑡𝑡 , 𝑓𝑡𝑥𝑥
𝑑𝑧 𝑑𝑤
3. Tentukan 𝑑𝑡 dan dari fungsi-fungsi berikut.
𝑑𝑡
a. 𝑧 = 𝑥 ln 𝑥 + 2𝑦 , 𝑥 = sin 𝑡, 𝑦 = cos 𝑡
b. 𝑤 = 𝑥𝑦 + 𝑦𝑧 2 , 𝑥 = 𝑒 𝑡 , 𝑦 = 𝑒 𝑡 sin 𝑡 , 𝑧 = 𝑒 𝑡 cos 𝑡
𝜕𝑧 𝜕𝑧
4. Gunakan Aturan Rantai untuk menentukan 𝜕𝑠 dan 𝜕𝑡 .
a. 𝑧 = 𝑒 𝑥𝑦 cos 𝜃 , 𝑥 = 𝑠𝑡, 𝜃 = 𝑠 2 + 𝑡 2
b. 𝑧 = 𝑥 𝑦 , 𝑥 = 𝑠𝑒 𝑡 , 𝑦 = 1 + 𝑠𝑒 −𝑡
3. Sikap/Karakter
No Indikator Indikator Sikap Nilai
Total
7. Mendengarka
n penjelasan
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
5. Teliti
Percaya
Nama
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Kreyzig, Erwin., “Matematika Teknik Lanjut”, Jakarta : Penerbit
Erlangga, 1987.
2. Stroud, K. A, Dexter , J. Booth. “Advanced Engineering Mathematics”,
Fourth Edition, New York : Palgrave Macmillan, 2003.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Fungsi vektor
2. Limit dan kekontinuan fungsi vektor
2. Tulisan
1. Tentukan nilai limit dari fungsi vektor berikut.
a. lim𝑡→0 5 − 2𝑡 2 𝒊 − cos 𝑡 𝒋
𝑡 2 +4𝑡+4
b. lim𝑡→0 𝒊 + 𝑡 − 2 𝒋 − 2𝑡 + 3 𝒌
𝑡+4
3. Sikap/Karakter
No Indikator Indikator Sikap Nilai
Total
7. Mendengarkan
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
penjelasan
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
Nama
5. Teliti
Percaya
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Purcell, J., Edwin, dan Dale Varberg, “Kalkulus dan Geometri Analitis”,
Jakarta : Penerbit Erlangga, 1990.
2. Rahma, Ammy, “Buku Kerja Matematika”, STKIP PGRI Sumbar.
3. Stewart, James. “Kalkulus”, (terjemahan Chriswan Sungkono), Jakarta :
Penerbit Salemba Teknika, 2011.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Turunan fungsi vektor
2. Gradien
3. Divergensi
4. Curl
2. Tulisan
1. Misalkan 𝜙 𝑥, 𝑦, 𝑧 = 𝑒 𝑥𝑦𝑧 , tentukanlah
a. ∇𝜙 pada titik (1, 2, 1)
b. ∇𝜙 pada titik (1, 2, 1)
c. 𝒏, jika 𝒏 vektor satuan dari ∇𝜙 pada titik (1, 2, 1)
2. Carilah turunan berarah dari 𝑓 = 4𝑥𝑧 3 − 3𝑥 2 𝑦 2 𝑧 pada (2, −1,2)
dalam arah 2𝒊 − 3𝐣 + 6𝒌.
3. Misalkan
𝑭 𝑥, 𝑦, 𝑧 = 𝑥 2 𝑦𝑧𝐢 + 3𝑥𝑦𝑧 3 𝐣 + 𝑥 2 − 𝑧 2 𝐤.
Tentukan div 𝑭 dan curl 𝑭.
3. Sikap/Karakter
No Indikator Indikator Sikap Nilai
Total
7. Mendengarkan
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
penjelasan
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
Nama
5. Teliti
Percaya
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Purcell, J., Edwin, dan Dale Varberg, “Kalkulus dan Geometri Analitis”,
Jakarta : Penerbit Erlangga, 1990.
2. Rahma, Ammy, “Buku Kerja Matematika”, STKIP PGRI Sumbar.
3. Stewart, James. “Kalkulus”, (terjemahan Chriswan Sungkono), Jakarta :
Penerbit Salemba Teknika, 2011.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Integral lipat dua
2. Integral lipat tiga
2. Tulisan
1. Misalkan 𝑅= 𝑥, 𝑦 1 ≤ 𝑥 ≤ 4, 0 ≤ 𝑦 ≤ 2 . Hitunglah
𝑅
𝑓(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴, dimana 𝑓 adalah sebagai berikut
2, 1 ≤ 𝑥 ≤ 3, 0 ≤ 𝑦 ≤ 1
𝑓 𝑥, 𝑦 = 1, 1 ≤ 𝑥 ≤ 3, 1 ≤ 𝑦 ≤ 2
3, 3 ≤ 𝑥 ≤ 4, 0 ≤ 𝑦 ≤ 2
2. Hitunglah setiap integral berulang berikut
1 2
a. −1 1
𝑥 2 + 𝑦 2 𝑑𝑥 𝑑𝑦
3 1
b. 0 0
2𝑥 𝑥 2 + 𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝜋 2 sin 𝜃
c. 0 0
𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝜃
2 𝑧 𝑥 2
d. 0 1 0
2𝑥𝑦𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑧
3. Hitunglah integral lipat dua di 𝑅 berikut
𝑥 2 + 𝑦 2 𝑑𝐴; 𝑅 = 𝑥, 𝑦 −1 ≤ 𝑥 ≤ 1, 0 ≤ 𝑦 ≤ 2
𝑅
4. Tentukan integral
𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉
𝑆
dengan
1
𝑆= 𝑥, 𝑦, 𝑧 0 ≤ 𝑥 ≤ 1, 0 ≤ 𝑦 ≤ 3, 0 ≤ 𝑧 ≤ 6 12 − 3𝑥 − 2𝑦
3. Sikap/Karakter
No Indikator Indikator Sikap Nilai
Total
7. Mendengarkan
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
penjelasan
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
Nama
5. Teliti
Percaya
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Purcell, J., Edwin, dan Dale Varberg, “Kalkulus dan Geometri Analitis”,
Jakarta : Penerbit Erlangga, 1990.
2. Stewart, James. “Kalkulus”, (terjemahan Chriswan Sungkono), Jakarta :
Penerbit Salemba Teknika, 2011.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Integral garis.
2. Integral permukaan.
2. Tulisan
1. Jika 𝑨 = 3𝑥 2 − 6𝑦𝑧 𝑖 + 2𝑦 + 3𝑥𝑧 𝑗 + 1 − 4𝑥𝑦𝑧 2 𝑘, hitung
𝐶
𝑨 ⋅ 𝑑𝒓 dari 0,0,0 sampai 1,1,1 sepanjang lintasan berikut.
a. Garis lurus dari (0,0,0) ke (0,0,1), kemudian (0,1,1) ke (1,1,1).
b. Garis lurus yang menghubungkan (0,0,0) dan (1,1,1).
2. Hitunglah integral garis
𝑥 2 − 𝑦 2 𝑑𝑥 + 2𝑥𝑦 𝑑𝑦
𝐶
7. Mendengarkan
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
penjelasan
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
Nama
5. Teliti
Percaya
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Purcell, J., Edwin, dan Dale Varberg, “Kalkulus dan Geometri Analitis”,
Jakarta : Penerbit Erlangga, 1990.
2. Rahma, Ammy, “Buku Kerja Matematika”, STKIP PGRI Sumbar.
3. Stewart, James. “Kalkulus”, (terjemahan Chriswan Sungkono), Jakarta :
Penerbit Salemba Teknika, 2011.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Integral volume.
2. Teorema Divergensi Gauss.
2. Tulisan
1. Hitung 𝑉
∇ ⋅ 𝐹 𝑑𝑉 dimana 𝑉 adalah ruang tertutup yang dibatasi
oleh 𝑥 = 0, 𝑥 = 1, 𝑦 = 0, 𝑦 = 1, 𝑧 = 0, 𝑧 = 1 dengan 𝐹 = 4𝑥𝑧𝑖 −
𝑦 2 𝑗 + 𝑦𝑧𝑘 .
2. Hitunglah volume benda yang dibatasi oleh permukaan 2𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 =
4, 𝑧 = 0, 𝑦 = 0, dan 𝑥 = 0 yang terletak di kuadran pertama jika
diketahui 𝐹 = 𝑦𝑖 + 2𝑧𝑗 − 𝑥𝑘 .
3. Hitung 𝑆
𝑨 ⋅ 𝒏 𝑑𝑆 untuk 𝑨 = 2𝑥𝑦 + 𝑧 𝒊 + 𝑦 2 𝒋 − 𝑥 + 3𝑦 𝒌 pada
daerah yang dibatasi oleh 2𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 6, 𝑥 = 0, 𝑦 = 0, 𝑧 = 0.
4. Jika 𝑆 adalah permukaan tertutup sebarang yang menutupi sebuah
7. Mendengarkan
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
penjelasan
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
Nama
5. Teliti
Percaya
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Purcell, J., Edwin, dan Dale Varberg, “Kalkulus dan Geometri Analitis”,
Jakarta : Penerbit Erlangga, 1990.
2. Rahma, Ammy, “Buku Kerja Matematika”, STKIP PGRI Sumbar.
3. Stewart, James. “Kalkulus”, (terjemahan Chriswan Sungkono), Jakarta :
Penerbit Salemba Teknika, 2011.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Teorema Stokes.
2. Teorema Green.
Rubrik Penilaian
1. Lisan
No Pertanyaan Skor
1 2 3 4
1 Jelaskan hubungan integral garis
dengan teorema Stokes!
2 Jelaskan hubungan integral garis
dengan teorema Green!
3 Berikan contoh yang berkaitan dengan
teorema Stokes!
4 Berikan contoh yang berkaitan dengan
teorema Green!
2. Tulisan
2. Hitunglah 𝐶
𝑭 ⋅ 𝑑𝒓 dimana 𝑭 = 𝑥𝑧𝒊 + 2𝑧𝒋 − 𝑥𝑦𝒌 dan 𝐶 adalah
perpotongan bidang 𝑦 = 𝑧 + 2 dengan silinder 𝑥 2 + 𝑦 2 = 4.
3. Hitunglah 𝐶
𝑥 2 − 𝑥𝑦 3 𝑑𝑥 + 𝑦 2 − 2𝑥𝑦 𝑑𝑦 dimana 𝐶 adalah suatu
persegi dengan titik sudut 0,0 , 0,2 , 2,2 , dan (2,0).
4. Hitunglah 𝐶
2𝑥 − 𝑦 + 4 𝑑𝑥 + 5𝑦 + 3𝑥 − 6 𝑑𝑦 di sekeliling
suatu segitiga pada bidang 𝑥𝑦 dengan titik sudut 0,0 , 3,0 , dan (3,2)
yang dijalani berlawanan arah dengan arah jarum jam.
3. Sikap/Karakter
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
penjelasan
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
Nama
5. Teliti
Percaya
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Purcell, J., Edwin, dan Dale Varberg, “Kalkulus dan Geometri Analitis”,
Jakarta : Penerbit Erlangga, 1990.
2. Rahma, Ammy, “Buku Kerja Matematika”, STKIP PGRI Sumbar.
3. Stewart, James. “Kalkulus”, (terjemahan Chriswan Sungkono), Jakarta :
Penerbit Salemba Teknika, 2011.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Fungsi periodik
2. Deret Fourier
Rubrik Penilaian
1. Lisan
No Pertanyaan Skor
1 2 3 4
1 Jelaskan definisi deret Fourier!
2 Apa itu fungsi periodik dan periode?
3 Apa itu koefisien Fourier?
4 Berikan contoh yang berkaitan dengan
deret Fourier!
2. Tulisan
1. Tentukan deret Fourier dari 𝑓(𝑥) yang berada pada interval – 𝜋, 𝜋
seperti digambarkan berikut.
𝑓(𝑥)
𝜋
−𝜋 𝜋 2𝜋
𝑥
0
−𝜋
3. Sikap/Karakter
No Indikator Indikator Sikap Nilai
Total
7. Mendengarkan
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
penjelasan
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
Nama
5. Teliti
Percaya
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Kreyzig, Erwin., “Matematika Teknik Lanjut”, Jakarta : Penerbit
Erlangga, 1987.
2. Stroud, K. A, Dexter , J. Booth. “Advanced Engineering Mathematics”,
Fourth Edition, New York : Palgrave Macmillan, 2003.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Fungsi periodik
2. Deret Fourier
2. Tulisan
1. Tentukan deret Fourier untuk merepresentasikan fungsi periodik
berikut
𝑓 𝑥 = 𝑥 , −1 < 𝑥 < 1,
dimana 𝑓 𝑥 + 2 = 𝑓(𝑥).
2. Tentukan deret Fourier untuk merepresentasikan fungsi periodik
berikut
𝑓 𝑥 = 𝑥, −𝜋 < 𝑥 < 𝜋,
dimana 𝑓 𝑥 + 2𝜋 = 𝑓(𝑥).
3. Sikap/Karakter
No Indikator Indikator Sikap Nilai
Total
7. Mendengarkan
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
penjelasan
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
Nama
5. Teliti
Percaya
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Kreyzig, Erwin., “Matematika Teknik Lanjut”, Jakarta : Penerbit
Erlangga, 1987.
2. Stroud, K. A, Dexter , J. Booth. “Advanced Engineering Mathematics”,
Fourth Edition, New York : Palgrave Macmillan, 2003.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Nama Bahan Kajian : Deret setengah jangkauan dan deret fourier kompleks
Program Studi : Teknik Elektro Industri
Pertemuan ke- : 11
Dosen : Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.
Materi :
1. Deret setengah jangkauan
2. Deret Fourier kompleks
Rubrik Penilaian
1. Lisan
No Pertanyaan Skor
1 2 3 4
1 Apa itu deret setengah jangkauan?
2 Apa perbedaan deret setengah
jangkauan dengan deret Fourier dari
fungsi genap atau ganjil?
3 Apa itu deret Fourier kompleks?
4 Berikan contoh yang berkaitan dengan
deret Fourier kompleks!
2. Tulisan
1. Diberikan fungsi 𝑓(𝑥) yang didefinisikan sebagai
𝑓 𝑥 = 4 − 𝑥, 0 < 𝑥 < 4.
Tentukan deret setengah jangkauan sinus dan kosinus untuk
merepresentasikan fungsi tersebut.
2. Suatu fungsi 𝑓(𝑥) didefinisikan sebagai berikut
3, −2 < 𝑥 < 0
𝑓 𝑥 = ,
−5, 0<𝑥<2
dengan 𝑓 𝑥 + 4 = 𝑓(𝑥). Representasikan deret Fourier kompleks
dari fungsi tersebut.
3. Sikap/Karakter
No Indikator Indikator Sikap Nilai
Total
7. Mendengarkan
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
penjelasan
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
Nama
5. Teliti
Percaya
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Kreyzig, Erwin., “Matematika Teknik Lanjut”, Jakarta : Penerbit
Erlangga, 1987.
2. Stroud, K. A, Dexter , J. Booth. “Advanced Engineering Mathematics”,
Fourth Edition, New York : Palgrave Macmillan, 2003.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Transformasi Fourier
Rubrik Penilaian
1. Lisan
No Pertanyaan Skor
1 2 3 4
1 Apa itu transformasi Fourier?
2 Sebutkan sifat-sifat transformasi
Fourier!
3 Fungsi apa saja yang dapat diselesaikan
dengan cara cepat pada transformasi
Fourier?
4 Berikan contoh yang berkaitan dengan
transformasi Fourier!
2. Tulisan
1. Tentukan transformasi Fourier dari fungsi berikut
𝑒 𝑎𝑡 , −1 < 𝑡 < 1
𝑓 𝑡 =
0, selainnya
2. Hitunglah transformasi Fourier dari fungsi berikut
−1, untuk − 1 < 𝑡 < 0
𝑓 𝑡 = 1, untuk 0 < 𝑡 < 1
0, selainnya
3. Sikap/Karakter
No Indikator Indikator Sikap Nilai
Total
7. Mendengarkan
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
penjelasan
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
Nama
5. Teliti
Percaya
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Kreyzig, Erwin., “Matematika Teknik Lanjut”, Jakarta : Penerbit
Erlangga, 1987.
2. Stroud, K. A, Dexter , J. Booth. “Advanced Engineering Mathematics”,
Fourth Edition, New York : Palgrave Macmillan, 2003.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Transformasi Fourier sinus
2. Transformasi Fourier kosinus
Rubrik Penilaian
1. Lisan
No Pertanyaan Skor
1 2 3 4
1 Jelaskan perbedaan transformasi
Fourier sinus dan kosinus!
2 Berikan contoh transformasi Fourier
sinus dan transformasi kosinus!
2. Tulisan
1. Tentukan transformasi Fourier kosinus dan sinus dari
1, untuk 0 < 𝑡 < 𝑎
𝑓 𝑡 =
0, untuk 𝑡 ≥ 𝑎
2. Tentukan transformasi Fourier kosinus dari
1, untuk 0 < 𝑡 < 1
𝑓 𝑡 = −1, untuk 1 < 𝑡 < 2
0, untuk 𝑡 > 2
3. Sikap/Karakter
No Indikator Indikator Sikap Nilai
Total
7. Mendengarkan
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
penjelasan
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
Nama 5. Teliti
Percaya
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Kreyzig, Erwin., “Matematika Teknik Lanjut”, Jakarta : Penerbit
Erlangga, 1987.
2. Stroud, K. A, Dexter , J. Booth. “Advanced Engineering Mathematics”,
Fourth Edition, New York : Palgrave Macmillan, 2003.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Materi :
1. Pemodelan State Space.
Rubrik Penilaian
1. Lisan
No Pertanyaan Skor
1 2 3 4
1 Apa itu state?
2 Apa itu vektor state?
3 Jelaskan definisi state space!
4 Sebutkan 3 jenis variabel yang
diperlukan untuk analisis persamaan
state space!
5 Berikan contoh kaitan fungsi alih dan
persamaan state space!
2. Sikap/Karakter
No Indikator Indikator Sikap Nilai
Total
7. Mendengarkan
10. Menanggapi
2. Percaya diri
6. Kerjasama
9. Menjawab
penjelasan
1. Ingin tahu
3. Tanggung
8. Bertanya
jawabdiri
4. Disiplin
Ingintahu
Nama
5. Teliti
Percaya
Mahasiswa
1
2
3
dst
Rata-rata
Daftar pustaka :
1. Sinha, Naresh, K .“ Linear Systems “, John Wiley and Sons Inc, 1991.
BAHAN AJAR
MATEMATIKA TEKNIK
Oleh :
DWIPRIMA ELVANNY MYORI, S.Si, M.Si
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi ............................................................................................. 1
B. Petunjuk penggunaan bahan ajar ........................................................ 2
C. Tujuan Akhir ....................................................................................... 2
II. PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Mahasiswa ............................................................... 3
B. Kegiatan Belajar ................................................................................... 5
1. Kegiatan Belajar 1
a. Tujuan Belajar ............................................................................. 5
b. Uraian Materi .............................................................................. 5
c. Soal ........................................................................................... 11
2. Kegiatan Belajar 2
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 12
b. Uraian Materi ............................................................................ 12
c. Soal ............................................................................................ 17
3. Kegiatan Belajar 3
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 18
b. Uraian Materi ............................................................................ 18
c. Soal ............................................................................................ 21
4. Kegiatan Belajar 4
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 22
b. Uraian Materi ............................................................................ 22
c. Soal ........................................................................................... 26
5. Kegiatan Belajar 5
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 27
ii
b. Uraian Materi ............................................................................ 27
c. Soal ............................................................................................ 32
6. Kegiatan Belajar 6
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 33
b. Uraian Materi ............................................................................ 33
c. Soal ........................................................................................... 37
7. Kegiatan Belajar 7
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 39
b. Uraian Materi ............................................................................ 39
c. Soal ............................................................................................ 43
8. Kegiatan Belajar 8
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 44
b. Uraian Materi ............................................................................ 44
c. Soal ............................................................................................ 47
9. Kegiatan Belajar 9
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 48
b. Uraian Materi ............................................................................ 48
c. Soal ............................................................................................ 53
10. Kegiatan Belajar 10
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 54
b. Uraian Materi ............................................................................ 54
c. Soal ............................................................................................ 58
11. Kegiatan Belajar 11
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 59
b. Uraian Materi ............................................................................ 59
c. Soal ............................................................................................ 64
12. Kegiatan Belajar 12
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 65
b. Uraian Materi ............................................................................ 65
c. Soal ............................................................................................ 69
iii
13. Kegiatan Belajar 13
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 70
b. Uraian Materi ............................................................................ 70
c. Soal ............................................................................................ 72
14. Kegiatan Belajar 14
a. Tujuan Belajar ........................................................................... 73
b. Uraian Materi ............................................................................ 73
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya ke hadirat Allah SWT atas segala
karunia yang telah diberikan. Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan
alam, Rasulullah Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan bagi kita semua
dalam bersikap.
Matematika Teknik merupakan salah satu mata kuliah pada Program Studi
Teknik Elektro Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Bahan ajar ini
dirancang untuk menunjang mata kuliah Matematika Teknik. Diharapkan bahan ajar
ini dapat mmelengkapi referensi Matematika Teknik yang sudah ada dan akan
menjadi buku pegangan dalam pelaksanaan mata kuliah Matematika Teknik.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kepercayaan dan dukungan semangat kepada penulis untuk membuat
bahan ajar ini yang tidak mungkin penulis ucapkan satu per satu. Penulis akan sangat
berterima kasih atas kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan bahan
ajar ini dan juga untuk menjadi catatan bagi penulis agar menjadi lebih baik ke
depannya.
i
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, matematika adalah ilmu tentang
bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasionalyang
digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Dalam
perkembangannya bilangan ini diaplikasikan ke bidang ilmu-ilmu lain
sesuai penggunaannya. Menurut James dan James (1976), matematika
diartikan sebagai ilmu logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsep-konsep yang saling berubungan satu sama lainnya dengan jumlah
yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Sedangkan menurut Reys dkk. (1984), matematika diartikan sebagai
analisis suatu pola dan hubungannya, suatu jalan atau pola berpikir, suatu
seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Berdasarkan pengertian-pengertian
tentang matematika tersebut maka matematika dapat diartikan sebagai
suatu ilmu yang mempelajari bilangan dan bangun serta konsep-konsep
yang berkenaan dengan kebenarannya secara logika menggunakan simbol-
simbol yang umum serta aplikasi dalam bidang lainnya.
Konsep dasar matematika mengajarkan untuk dapat berpikir secara
sistematis dan logis. Banyak pemahaman yang salah ketika seseorang
menganggap bahwa matematika hanya berhitung dan problem solving saja.
Proses untuk dapat melakukan analisis yang mendalam dan baik terhadap
segala sesuatu yang dihadapi dalam keseharian dapat dilatih melalui
pemahaman konsep matematika yang benar dan tepat.
Matematika teknik merupakan salah satu yang perlu dikuasai dengan oleh
mahasiswa teknik, sehingga mahasiswa memiliki pola pikir yang ilmiah
dan kritis, logis dan sistematis. Matematika teknik juga membantu
mahasiswa mampu merancang model matematis sederhana dan terampil
dalam teknis matematika yang didukung oleh konsep, penalaran, rumus
dan metode yang benar.
Untuk itu, bahan ajar ini mencoba untuk menjelaskan konsep dasar dalam
bidang matematika teknik. Diharapkan setelah membaca bahan ajar ini,
mahasiswa memahami konsep-konsep dasar dalam matematika teknik dan
B. Prasyarat
Untuk dapat memahami bahan ajar ini, pembaca harus telah menguasai
perhitungan matematika dasar. Lebih spesifik lagi, bahan ajar ini
diperuntukkan bagi mahasiswa Teknik Elektro Industri FT UNP pada
semester II.
D. Tujuan Akhir
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mempunyai pemahaman
konseptual yang benar tentang topik-topik utama dalam Matematika serta
teorema dan sifat-sifat matematis lainnya.
a. Tujuan Belajar
1. Mahasiswa dapat memahami tentang fungsi variabel banyak.
2. Mahasiswa dapat memahami tentang turunan parsial dan dapat
menyelesaikan permasalahan turunan dari fungsi variabel banyak.
b. Uraian Materi
Fungsi dua variabel atau lebih dapat ditulis dalam bentuk eksplisit
atau implisit.
- Jika fungsi dua variabel dinyatakan dalam bentuk eksplisit, maka
secara umum ditulis dalam bentuk
z = 𝑓 𝑥, 𝑦 .
- Jika fungsi dituliskan dalam bentuk implisit, maka secara umum
ditulis dalam bentuk
𝑓 𝑥, 𝑦, 𝑧 = 0.
Contoh 1.1
1. 𝑧 = 2𝑥 + 𝑦 (fungsi eksplisit)
2. 𝑧 = ln 𝑥 2 − 2𝑦 4 (fungsi eksplisit)
1
3. 𝑧 = 1 − 2 (fungsi eksplisit)
2 sin 𝑥−sin 𝑦
4. 𝑥𝑦 + 𝑥𝑧 − 𝑦𝑧 = 0 (fungsi implisit)
5. 𝑥𝑦 − 𝑒 𝑥 sin 𝑦 = 0 (fungsi implisit)
Jika suatu fungsi 𝑓 dinyatakan oleh sebuah rumus dan tidak ada
daerah asaln yang ditentukan, maka daerah asal dari 𝑓 dianggap
sebagai himpunan dari semua pasangan (𝑥, 𝑦) dengan persamaan
yang diberikan adalah sebuah bilangan riil yang terdefinisi dengan
baik.
Contoh 1.2
𝑥+𝑦+1
a. 𝑓 𝑥, 𝑦 = 𝑥−1
b. 𝑓 𝑥, 𝑦 = 𝑥 ln 𝑦 2 − 𝑥
Penyelesaian.
Contoh 1.3
Tentukan turunan parsial pertama dari
𝑧= 𝑥2 + 𝑦2
Penyelesaian.
Pertama, turunan parsial terhadap variabel 𝑥, yaitu :
𝜕𝑧 𝑓 𝑥 + ∆𝑥, 𝑦 − 𝑓(𝑥, 𝑦)
= lim
𝜕𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
𝑥 + ∆𝑥 2 + 𝑦2 − 𝑥2 + 𝑦2
= lim
∆𝑥→0 ∆𝑥
𝑥 + ∆𝑥 2 + 𝑦2 − 𝑥2 + 𝑦2 𝑥 + ∆𝑥 2 + 𝑦2 + 𝑥2 + 𝑦2
= lim ∙
∆𝑥→0 ∆𝑥 𝑥 + ∆𝑥 2 + 𝑦2 + 𝑥2 + 𝑦2
2
𝑥 + ∆𝑥 + 𝑦2 − 𝑥2 + 𝑦2
= lim
∆𝑥→0 ∆𝑥 𝑥 + ∆𝑥 2 + 𝑦2 + 𝑥2 + 𝑦2
2𝑥∆𝑥 + ∆𝑥 2
= lim
∆𝑥→0 ∆𝑥 𝑥 + ∆𝑥 2 + 𝑦2 + 𝑥2 + 𝑦2
2𝑥 + ∆𝑥
= lim
∆𝑥→0 𝑥 + ∆𝑥 2 + 𝑦2 + 𝑥2 + 𝑦2
2𝑥
=
2 𝑥2 + 𝑦2
Jadi,
𝜕𝑧 𝑥
=
𝜕𝑥 𝑥2 + 𝑦2
𝜕𝑧 𝑓 𝑥, 𝑦 + ∆𝑦 − 𝑓(𝑥, 𝑦)
= lim
𝜕𝑦 ∆𝑦→0 ∆𝑦
𝑥 2 + 𝑦 + ∆𝑦 2 − 𝑥 2 + 𝑦 2
= lim
∆𝑦→0 ∆𝑦
𝑥 2 + 𝑦 + ∆𝑦 2 − 𝑥 2 + 𝑦 2 𝑥 2 + 𝑦 + ∆𝑦 2 + 𝑥2 + 𝑦2
= lim ∙
∆𝑦→0 ∆𝑦 𝑥 2 + 𝑦 + ∆𝑦 2 + 𝑥2 + 𝑦2
𝑥 2 + 𝑦 + ∆𝑦 2
− 𝑥2 + 𝑦2
= lim
∆𝑦→0 ∆𝑦 𝑥 2 + 𝑦 + ∆𝑦 2 + 𝑥2 + 𝑦2
2𝑦∆𝑦 + ∆𝑦 2
= lim
∆𝑦→0 ∆𝑦 𝑥 2 + 𝑦 + ∆𝑦 2 + 𝑥2 + 𝑦2
2𝑦 + ∆𝑦
= lim
∆𝑦→0 𝑥 2 + 𝑦 + ∆𝑦 2 + 𝑥2 + 𝑦2
2𝑦 𝑦
= =
2 𝑥2 + 𝑦2 𝑥2 + 𝑦2
Contoh 1.4
𝑧 = sin 𝑥 + 𝑦
Penyelesaian.
𝜕𝑧 𝑓 𝑥 + ∆𝑥, 𝑦 − 𝑓 𝑥, 𝑦
= lim
𝜕𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
sin 𝑥 + ∆𝑥 + 𝑦 − sin 𝑥 + 𝑦
= lim
∆𝑥→0 ∆𝑥
1 1
2 cos 2 𝑥 + ∆𝑥 + 𝑦 + 𝑥 + 𝑦 sin 2 𝑥 + ∆𝑥 + 𝑦 − 𝑥 − 𝑦
= lim
∆𝑥→0 ∆𝑥
∆𝑥 ∆𝑥
cos 𝑥 + 𝑦 + 2 sin 2
= 2 lim
∆𝑥→0 ∆𝑥
∆𝑥
∆𝑥 sin 2
= 2 lim cos 𝑥 + 𝑦 + lim
∆𝑥→0 2 ∆𝑥→0 ∆𝑥
= cos 𝑥 + 𝑦
𝜕𝑧 𝑓 𝑥, 𝑦 + ∆𝑦 − 𝑓 𝑥, 𝑦
= lim
𝜕𝑦 ∆𝑦→0 ∆𝑦
sin 𝑥 + 𝑦 + ∆𝑦 − sin 𝑥 + 𝑦
= lim
∆𝑥→0 ∆𝑦
1 1
2 cos 2 𝑥 + 𝑦 + ∆𝑦 + 𝑥 + 𝑦 sin 2 𝑥 + 𝑦 + ∆𝑦 − 𝑥 − 𝑦
= lim
∆𝑦→0 ∆𝑦
∆𝑦 ∆𝑦
cos 𝑥 + 𝑦 + 2 sin 2
= 2 lim
∆𝑦→0 ∆𝑦
∆𝑦
∆𝑦 sin 2
= 2 lim cos 𝑥 + 𝑦 + lim
∆𝑦→0 2 ∆𝑦→0 ∆𝑦
∆𝑦
∆𝑦 sin 2 1
= 2 lim cos 𝑥 + 𝑦 + lim ∙
∆𝑦→0 2 ∆𝑥→0 ∆𝑦 2
2
= 2 cos 𝑥 + 𝑦 1 1 2
= cos 𝑥 + 𝑦
Contoh 1.5
Penyelesaian.
Contoh 1.6
Penyelesaian.
𝜕𝑧 𝜕 2 𝜕
= sin 𝑥𝑦 2 𝑥 + 𝑥2 sin 𝑥𝑦 2
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥
= 2𝑥 sin 𝑥𝑦 2 + 𝑥 2 ∙ 𝑦 2 ∙ cos 𝑥𝑦 2
𝜕𝑧 𝜕 𝜕
= 𝑥2 sin 𝑥𝑦 2 = 𝑥 2 cos 𝑥𝑦 2 𝑥𝑦 2 = 2𝑥 3 𝑦 cos 𝑥𝑦 2
𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑦
Contoh 1.7
𝑓 𝑥, 𝑦, 𝑧 = 𝑥𝑦 + 2𝑦𝑧 + 3𝑧𝑥.
Penyelesaian.
𝜕𝑓 𝜕𝑓
= 𝑦 + 3𝑧, = 𝑥 + 2𝑧,
𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝜕𝑓
= 2𝑦 + 3𝑥
𝜕𝑧
a. Tujuan Belajar
1. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan turunan parsial
tingkat tinggi.
2. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan diferensial fungsi
implisit.
b. Uraian Materi
Turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih dapat ditentukan oleh
turunan parsial ke-𝑛, untuk 𝑛 ≥ 2 turunan parsialnya dinamakan
turunan parsial tingkat tinggi.
Jadi, andaikan 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦), maka turunan parsial tingkat dua adalah
Contoh 2.1
𝜕2𝑧 𝜕2𝑧
Tentukan 𝜕𝑥 2 dan 𝜕𝑦 2 dari
𝑥𝑦
𝑧= .
𝑥−𝑦
Penyelesaian.
𝜕𝑧 𝑦 𝑥 − 𝑦 − 𝑥𝑦 ∙ 1 −𝑦 2
= =
𝜕𝑥 𝑥−𝑦 2 𝑥−𝑦 2
𝜕𝑧 𝑥 𝑥 − 𝑦 − 𝑥𝑦 ∙ −1 𝑥2
= =
𝜕𝑦 𝑥−𝑦 2 𝑥−𝑦 2
𝜕2𝑧 𝜕 𝜕𝑧 𝜕 −𝑦 2
2
= = 2
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝑥−𝑦
2
0∙ 𝑥−𝑦 − −𝑦 2 ∙ 2 ∙ 𝑥 − 𝑦 ∙ 1 2𝑥𝑦 2 − 2𝑦 3
= =
𝑥−𝑦 4 𝑥−𝑦 4
𝜕2𝑧 𝜕 𝑥2 0∙ 𝑥−𝑦 2
− 𝑥 2 ∙ 2 ∙ 𝑥 − 𝑦 ∙ −1
2
= 2
=
𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝑥−𝑦 𝑥−𝑦 4
−2𝑥 3 − 𝑦𝑥 2
=
𝑥−𝑦 4
Aturan Rantai
Versi pertama
Teorema A.
Misalkan 𝑥 = 𝑥(𝑡) dan 𝑦 = 𝑦(𝑡) dapat didiferensialkan di 𝑡, dan
misalkan 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) dapat didiferensialkan di 𝑥 𝑡 , 𝑦(𝑡) dan
𝑑𝑧 𝜕𝑧 𝑑𝑥 𝜕𝑧 𝑑𝑦
= +
𝑑𝑡 𝜕𝑥 𝑑𝑡 𝜕𝑦 𝑑𝑡
Contoh 2.2
Penyelesaian.
𝑑𝑧 𝜕𝑧 𝑑𝑥 𝜕𝑧 𝑑𝑦
= +
𝑑𝑡 𝜕𝑥 𝑑𝑡 𝜕𝑦 𝑑𝑡
= 3𝑥 2 𝑦 2 + 𝑥 3 2𝑡
2
= 6 2𝑡 𝑡 2 + 2 2𝑡 3
𝑡 = 40𝑡 4
Contoh 2.3
Penyelesaian.
𝑆 = 2𝜋𝑟 + 2𝜋𝑟 2
Jadi,
𝑑𝑆 𝜕𝑆 𝑑𝑟 𝜕𝑆 𝑑
= +
𝑑𝑡 𝜕𝑟 𝑑𝑡 𝜕 𝑑𝑡
= 2𝜋 + 4𝜋𝑟 0,2 + 2𝜋𝑟 0,5
Di 𝑟 = 10 dan = 100,
𝑑𝑆
= 2𝜋 ∙ 100 + 4𝜋 ∙ 10 0,2 + 2𝜋 ∙ 10 0,5 = 58𝜋 cm2 jam
𝑑𝑡
Contoh 2.4
Penyelesaian.
𝑑𝑤 𝜕𝑤 𝑑𝑥 𝜕𝑤 𝑑𝑦 𝜕𝑤 𝑑𝑧
= + +
𝑑𝜃 𝜕𝑥 𝑑𝜃 𝜕𝑦 𝑑𝜃 𝜕𝑧 𝑑𝜃
Di 𝜃 = 𝜋 3,
𝑑𝑤 1 3 𝜋2 3 1 1 2𝜋 1
= −2 ∙ ∙ − ∙ + +1 + ∙
𝑑𝜃 2 4 9 9 4 2 3 2
1 𝜋2 3 𝜋
=− − +
8 18 3
Teorema B.
Contoh 2.5
Penyelesaian.
𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑧 𝜕𝑦
= + = 6𝑥 7 + −2𝑦 5𝑠
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑡 𝜕𝑦 𝜕𝑡
= 42 2𝑠 + 7𝑡 − 10𝑠𝑡 5𝑠
Contoh 2.6
= 2𝑥 + 𝑦 𝑠 + 2𝑦 + 𝑥 −1 + 2𝑧 (2)
= 2𝑠𝑡 + 𝑠 − 𝑡 𝑠 + 2𝑠 − 2𝑡 + 𝑠𝑡 −1 + 2𝑠 + 4𝑡 2
= 2𝑠 2 𝑡 + 𝑠 2 − 2𝑠𝑡 + 2𝑠 + 10𝑡
Fungsi Implisit
𝜕𝐹 𝑑𝑥 𝜕𝐹 𝑑𝑦
+ = 0.
𝜕𝑥 𝑑𝑥 𝜕𝑦 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝜕𝐹 𝜕𝑥
=− .
𝑑𝑥 𝜕𝐹 𝜕𝑦
Contoh 2.7
a. Aturan Rantai
b. Pendiferensialan implisit
Penyelesaian.
𝑑𝑦 𝜕𝐹 𝜕𝑥 3𝑥 2 + 2𝑥𝑦
=− =− 2
𝑑𝑥 𝜕𝐹 𝜕𝑦 𝑥 − 40𝑦 3
𝜕𝐹 𝜕𝑥 𝜕𝐹 𝜕𝑦 𝜕𝐹 𝜕𝑧
+ + =0
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑧 𝜕𝑥
𝜕𝑧 𝜕𝐹 𝜕𝑥 𝜕𝑧 𝜕𝐹 𝜕𝑦
=− , =−
𝜕𝑥 𝜕𝐹 𝜕𝑧 𝜕𝑦 𝜕𝐹 𝜕𝑧
Penyelesaian.
𝜕𝑧 𝜕𝐹 𝜕𝑥 3𝑥 2 𝑒 𝑦+𝑧 − 𝑦 cos 𝑥 − 𝑧
=− = − 3 𝑦+𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝐹 𝜕𝑧 𝑥 𝑒 + 𝑦 cos 𝑥 − 𝑧
c. Soal
1. Tentukan seluruh turunan parsial kedua dari masing-masing fungsi
berikut.
a. 𝑓 𝑥, 𝑦 = 𝑥 4 − 3𝑥 2 𝑦 3
𝑥
b. 𝑧 = 𝑥+𝑦
c. 𝑣 = ln 3𝑥 + 5𝑦
2. Carilah turunan parsial yang diminta.
a. 𝑓 𝑥, 𝑦 = 3𝑥𝑦 4 + 𝑥 3 𝑦 2 ; 𝑓𝑥𝑥𝑦 , 𝑓𝑦𝑦𝑦
b. 𝑓 𝑥, 𝑡 = 𝑥 2 𝑒 −𝑐𝑡 ; 𝑓𝑡𝑡𝑡 , 𝑓𝑡𝑥𝑥
𝑑𝑧 𝑑𝑤
3. Tentukan 𝑑𝑡 dan dari fungsi-fungsi berikut.
𝑑𝑡
a. 𝑧 = 𝑥 ln 𝑥 + 2𝑦 , 𝑥 = sin 𝑡, 𝑦 = cos 𝑡
b. 𝑤 = 𝑥𝑦 + 𝑦𝑧 2 , 𝑥 = 𝑒 𝑡 , 𝑦 = 𝑒 𝑡 sin 𝑡 , 𝑧 = 𝑒 𝑡 cos 𝑡
𝜕𝑧 𝜕𝑧
4. Gunakan Aturan Rantai untuk menentukan 𝜕𝑠 dan 𝜕𝑡 .
a. 𝑧 = 𝑒 𝑥𝑦 cos 𝜃 , 𝑥 = 𝑠𝑡, 𝜃 = 𝑠 2 + 𝑡 2
b. 𝑧 = 𝑥 𝑦 , 𝑥 = 𝑠𝑒 𝑡 , 𝑦 = 1 + 𝑠𝑒 −𝑡
a. Tujuan Belajar
1. Mahasiswa dapat memahami tentang fungsi vektor.
2. Mahasiswa dapat menyelesaiakan permasalahan limit dan kekontinuan
fungsi vektor.
b. Uraian Materi
Fungsi Vektor
Jika sembarang nilai skalar t dikaitkan dengan suatu vektor 𝒓 maka𝒓
bisa dinyatakan sebagai fungsi vektor dari 𝑡 atau dapat dinyatakan
sebagai 𝒓(𝑡), yaitu suatu vektor yang komponen-komponennya
merupakan fungsi dari nilai skalar 𝑡.
Dalam ℝ2 , fungsi vektor 𝒓(𝑡) ditulis dengan,
𝒓(𝑡) = 𝑓 𝑡 𝒊 + 𝑔 𝑡 𝒋
Dalam ℝ3 , fungsi vektor 𝒓(𝑡) ditulis dengan,
𝒓(𝑡) = 𝑓(𝑡) 𝒊 + 𝑔(𝑡) 𝒋 + (𝑡) 𝒌
Jika sembarang titik (𝑥, 𝑦, 𝑧) di ℝ3 dikaitkan dengan suatu vektor 𝒓,
maka 𝒓 bisa dinyatakan dalam bentuk fungsi vektor sebagai berikut:
𝑟 𝑥, 𝑦, 𝑧 = 𝑓 𝑥, 𝑦, 𝑧 𝒊 + 𝑔 𝑥, 𝑦, 𝑧 𝒋 + 𝑥, 𝑦, 𝑧 𝒌
Contoh fungsi vektor, misalnya persamaan dari gerakan bebas suatu
partikel dalam ruang.
Jika setiap titik dalam suatu ruang (ℝ3 ) dikaitkan dengan suatu
vektor, maka ruang tersebut disebut medan vektor.
Contoh : aliran fluida (gas, panas, air dan sebagainya) dalam suatu
ruangan.
Sembarang fungsi yang tidak dikaitkan dengan vektor disebut fungsi
skalar, dan suatu ruang yang setiap titiknya tidak dikaitkan dengan
suatu vektor disebut medan skalar.
Contoh : temperatur sembarang titik dalam suatu ruang.
Hal ini juga berlaku untuk fungsi vektor dalam ℝ3 . Misalkan limit
fungsi 𝒓(𝑡) = 𝑓(𝑡) 𝒊 + 𝑔(𝑡) 𝒋 + (𝑡) 𝒌 di titik 𝑡 = 𝑐 ada. Maka dapat
dituliskan
Contoh 3.1
Tentukan nilai limit dari fungsi vektor berikut.
sin 𝑡
1. lim𝑡→0 4𝑡 2 − 1 𝒊 − 𝒋
𝑡
2𝑡 sin 𝑡 5𝑡+1
2. lim𝑡→∞ 𝒊+ 𝒋− 𝒌
𝑡−1 𝑡 𝑡2
Penyelesaian.
1. Perhatikan bahwa
lim 4𝑡 2 − 1 𝒊 = 4 ∙ 0 − 1 𝒊 = −𝒊
𝑡→0
sin 𝑡
lim 𝒋=1∙𝒋=𝒋
𝑡→0 𝑡
Akibatnya,
sin 𝑡 sin 𝑡
lim 4𝑡 2 − 1 𝒊 − 𝒋 = lim 4𝑡 2 − 1 𝒊 − lim 𝒋 = −𝒊 − 𝒋
𝑡→0 𝑡 𝑡→0 𝑡→0 𝑡
2. Perhatikan bahwa
2𝑡 2 2
lim 𝒊 = lim 𝒊= 𝒊 = 2𝒊
𝑡→∞ 𝑡−1 𝑡→∞ 1 − 1 𝑡 1−0
sin 𝑡
lim 𝒋=0∙𝒋=0
𝑡→∞ 𝑡
5𝑡 + 1
lim 𝒌 =0∙𝒌=0
𝑡→∞ 𝑡2
Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, maka 𝒓(𝑡) dikatakan
tidak kontinu (diskontinu) di 𝑡 = 𝑐.
Contoh 3.2
Tunjukkan kekontinuan fungsi vektor berikut di titik yang diberikan.
sin 𝑡
1. 𝒓𝟏 𝑡 = 4𝑡 2 − 1 𝒊 − 𝒋 di 𝑡 = 0.
𝑡
= 3𝒊
c. Soal
1. Tentukan nilai limit dari fungsi vektor berikut.
a. lim𝑡→0 5 − 2𝑡 2 𝒊 − cos 𝑡 𝒋
𝑡 2 +4𝑡+4
b. lim𝑡→0 𝒊 + 𝑡 − 2 𝒋 − 2𝑡 + 3 𝒌
𝑡+4
sin 𝑡
c. lim𝑡→0 1 + 𝑡 3 𝒊 + 𝑡𝑒 −1 𝒋 + 𝒌
𝑡
a. Tujuan Belajar
1. Mahasiswa dapat memahami dan mampu menyelesaiakan permasalahan
turunan fungsi vektor.
2. Mahasiswa dapat memahami tentang gradien, divergensi dan curl.
b. Uraian Materi
2. 𝒓𝟐 𝑡 = 1 + 𝑡 3 𝒊 + 𝑡𝑒 −𝑡 𝒋 + sin 2𝑡 𝒌
Penyelesaian.
1. Perhatikan bahwa
1
𝒓𝟏 ′ 𝑡 = 2
𝒊 + 5𝒋
𝑡+1
Sehingga,
1
𝒓𝟏 ′ 1 = 2
𝒊 + 5𝒋 = 𝒊 + 5𝒋
1+1
2. Diperoleh bahwa
𝒓𝟐 ′ (𝑡) = 3𝑡 2 𝒊 + 1 − 𝑡 𝑒 −𝑡 𝒋 + 2 cos 2𝑡 𝒌.
Operator Del
Operator del merupakan operator pada diferensial vektor yang
disimbolkan dengan ∇(nabla), yang didefinisikan dalam bentuk turunan
parsial, yaitu:
𝜕 𝜕 𝜕
∇= 𝒊+ 𝒋+ 𝒌
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Operator del ini bermanfaat untuk mencari gradien, divergensi, dan
curl.
Gradien
Gradien berfungsi mengubah fungsi skalar menjadi fungsi vektor.
Misalkan 𝑓 𝑥, 𝑦, 𝑧 terdefinisi dan diferensiabel pada setiap titik (𝑥, 𝑦, 𝑧)
dalam ruang ℝ3 , maka gradien 𝑓 atau grad 𝑓 atau ∇𝑓 didefinisikan oleh
𝜕 𝜕 𝜕 𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝜕𝑓
∇𝑓 = 𝒊+ 𝒋+ 𝒌 𝑓 = 𝒊+ 𝒋+ 𝒌
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Sifat-sifat gradien :
Misalkan 𝑓 𝑥, 𝑦, 𝑧 dan 𝑔 𝑥, 𝑦, 𝑧 adalah fungsi-fungsi skalar yang
diferensiabel pada setiap titik 𝑥, 𝑦, 𝑧 dan 𝑐 adalah bilangan real, maka
berlaku :
Contoh 4.2
Jika 𝑓 = 2𝑥𝑧 4 − 𝑥 2 𝑦, tentukan ∇𝑓 pada titik 1,0, −2 .
Penyelesaian.
𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝜕𝑓
∇𝑓 = 𝒊+ 𝒋+ 𝒌
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝜕 2𝑥𝑧 4 − 𝑥 2 𝑦 𝜕 2𝑥𝑧 4 − 𝑥 2 𝑦 𝜕 2𝑥𝑧 4 − 𝑥 2 𝑦
= 𝒊+ 𝒋+ 𝒌
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
= 2𝑧 4 − 2𝑥𝑦 𝒊 − 𝑥 2 𝒋 + 8𝑥𝑧 3 𝒌
Jadi, ∇𝑓 1,0, −2 = 32𝒊 − 𝒋 − 64𝒌.
Turunan Berarah
Rumus gradien dikembangkan untuk mendefinisikan turunan berarah.
Misalkan 𝑓 diferensiabel di 𝑥, 𝑦, 𝑧 , maka 𝑓 memiliki turunan berarah
di 𝑥, 𝑦, 𝑧 pada arah vektor satuan 𝒖 = 𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 , yang diberikan oleh
:
𝐷𝒖 𝑓 = ∇𝑓 ∙ 𝒖
Divergensi
Divergensi berfungsi mengubah fungsi vektor menjadi fungsi skalar.
Misalkan 𝑽 𝑥, 𝑦, 𝑧 = 𝑉1 𝒊 + 𝑉2 𝒋 + 𝑉3 𝒌 terdefinisi dan diferensiabel pada
setiap titik 𝑥, 𝑦, 𝑧 . Divergensi dari 𝑽 atau 𝑑𝑖𝑣 𝑽 atau ∇ ∙ 𝑽,
didefinisikan oleh
𝜕 𝜕 𝜕 𝜕𝑉1 𝜕𝑉2 𝜕𝑉3
∇∙𝑽= 𝒊+ 𝒋 + 𝒌 ∙ 𝑉1 𝒊 + 𝑉2 𝒋 + 𝑉3 𝒌 = + +
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Sifat-sifat divergensi :
Misalkan 𝐹 𝑥, 𝑦, 𝑧 dan 𝐺 𝑥, 𝑦, 𝑧 adalah vektor-vektor yang kontinu
dan diferensiabel terhadap 𝑥, 𝑦, dan 𝑧. 𝑓 𝑥, 𝑦, 𝑧 adalah fungsi skalar
yang kontinu dan diferensiabel terhadap 𝑥, 𝑦, dan 𝑧, serta 𝑎 dan 𝑏
adalah bilangan riil, maka berlaku :
Contoh 4.3
Jika 𝑨 = 3𝑥𝑦𝑧 2 𝒊 + 2𝑥𝑦 3 𝒋 − 𝑥 2 𝑦𝑧𝒌 dan 𝑓 = 3𝑥 2 − 𝑦𝑧. Tentukan :
a. ∇ ∙ 𝑨
b. 𝑨 ∙ ∇𝑓
Penyelesaian.
𝜕 𝜕 𝜕
a. ∇ ∙ 𝑨 = 𝒊 + 𝜕𝑦 𝒋 + 𝜕𝑧 𝒌 ∙ 3𝑥𝑦𝑧 2 𝒊 + 2𝑥𝑦 3 𝒋 − 𝑥 2 𝑦𝑧𝒌
𝜕𝑥
= 3𝑦𝑧 2 + 6𝑥𝑦 2 − 𝑥 2 𝑦
𝜕 3𝑥 2 −𝑦𝑧 𝜕 3𝑥 2 −𝑦𝑧 𝜕 3𝑥 2 −𝑦𝑧
b. 𝑨 ∙ ∇𝑓 = 3𝑥𝑦𝑧 2 𝒊 + 2𝑥𝑦 3 𝒋 − 𝑥 2 𝑦𝑧𝒌 ∙ 𝒊+ 𝒋+ 𝒌
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Curl
Jika vektor 𝑭 𝑥, 𝑦, 𝑧 = 𝐹1 𝒊 + 𝐹2 𝒋 + 𝐹3 𝒌 terdefinisi dan diferensiabel
pada setiap titik 𝑥, 𝑦, 𝑧 , maka curl dari 𝑭 atau ∇ × 𝑭 didefinisikan oleh
:
𝜕 𝜕 𝜕
∇×𝑭= 𝒊+ 𝒋 + 𝒌 × 𝐹1 𝒊 + 𝐹2 𝒋 + 𝐹3 𝒌
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝒊 𝒋 𝒌
𝜕 𝜕 𝜕
=
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝐹1 𝐹2 𝐹3
𝜕𝐹3 𝜕𝐹2 𝜕𝐹1 𝜕𝐹3 𝜕𝐹2 𝜕𝐹1
curl 𝑭 = − 𝒊+ − 𝒋+ − 𝒌
𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦
Sifat-sifat curl :
Misalkan 𝑭 𝑥, 𝑦, 𝑧 dan 𝑮 𝑥, 𝑦, 𝑧 adalah fungsi vektor-vektor yang
kontinu dan diferensiabel terhadap 𝑥, 𝑦 dan 𝑧, 𝑓 𝑥, 𝑦, 𝑧 adalah fungsi
Contoh 4.4
Jika 𝑭 = 2𝑥𝑦 2 𝑖 + 𝑥𝑦𝑧𝑗 + 𝑦𝑧 2 𝑘, tentukan ∇ × 𝑭.
Penyelesaian.
∇ × 𝑭 = 𝑧 2 − 𝑥𝑦 𝒊 + 𝑦𝑧 − 4𝑥𝑦 𝒌
c. Soal
1. Misalkan 𝜙 𝑥, 𝑦, 𝑧 = 𝑒 𝑥𝑦𝑧 , tentukanlah
a. ∇𝜙 pada titik (1, 2, 1)
b. ∇𝜙 pada titik (1, 2, 1)
c. 𝒏, jika 𝒏 vektor satuan dari ∇𝜙 pada titik (1, 2, 1)
2. Carilah turunan berarah dari 𝑓 = 4𝑥𝑧 3 − 3𝑥 2 𝑦 2 𝑧 pada (2, −1,2)
dalam arah 2𝒊 − 3𝐣 + 6𝒌.
3. Misalkan
𝑭 𝑥, 𝑦, 𝑧 = 𝑥 2 𝑦𝑧𝐢 + 3𝑥𝑦𝑧 3 𝐣 + 𝑥 2 − 𝑧 2 𝐤.
Tentukan div 𝑭 dan curl 𝑭.
a. Tujuan Belajar
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang integral dalam ruang
berdimensi 𝑛.
b. Uraian Materi
Integral Lipat Dua
Misalkan 𝑓 adalah fungsi dengan dua variabel yang didefinisikan pada sebuah
persegi panjang tertutup 𝑅. Fungsi 𝑓 dikatakan dapat diintegralkan di 𝑅, jika
𝑛
lim 𝑓 𝑥𝑘 , 𝑦𝑘 ∆𝐴𝑘
𝑃 →0
𝑘=1
ada.
𝑅
𝑓(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴 disebut integral lipat dua dari 𝑓 atas 𝑅, yang dapat dinyatakan
dengan
𝑛
Teorema Keintegralan
Jika 𝑓 terbatas pada suatu persegi panjang tertutup 𝑅 dan jika fungsi ini kontinu di
situ, kecuali pada sejumlah hingga kurva mulus, maka 𝑓 dapat diintegralkan pada
𝑅. Secara khusus, jika 𝑓 kontinu di seluruh 𝑅, maka 𝑓 dapat diintegralkan di sana.
a. 𝑅
𝑘𝑓(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴 = 𝑘 𝑅
𝑓(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
b. 𝑅
𝑓 𝑥, 𝑦 + 𝑔(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴 = 𝑅
𝑓(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴 + 𝑅
𝑔(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
2. Integral lipat dua bersifat aditif
𝑓 𝑥, 𝑦 𝑑𝐴 ≤ 𝑔 𝑥, 𝑦 𝑑𝐴
𝑅 𝑅
Contoh 5.1
Misalkan 𝑓 adalah fungsi tangga, yaitu
1, 0 ≤ 𝑥 ≤ 3, 0 ≤ 𝑦 ≤ 1
𝑓 𝑥, 𝑦 = 2, 0 ≤ 𝑥 ≤ 3, 1 ≤ 𝑦 ≤ 2
3, 0 ≤ 𝑥 ≤ 3, 2 ≤ 𝑦 ≤ 3
Hitunglah 𝑅
𝑓(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴, dimana 𝑅 = 𝑥, 𝑦 0 ≤ 𝑥 ≤ 3, 0 ≤ 𝑦 ≤ 3 .
Penyelesaian.
Dari fungsi tersebut dapat dibuat persegi panjang 𝑅1 , 𝑅2 dan 𝑅3 sebagai berikut
𝑅1 = 𝑥, 𝑦 0 ≤ 𝑥 ≤ 3, 0 ≤ 𝑦 ≤ 1
𝑅2 = 𝑥, 𝑦 0 ≤ 𝑥 ≤ 3, 1 ≤ 𝑦 ≤ 2
𝑅3 = 𝑥, 𝑦 0 ≤ 𝑥 ≤ 3, 2 ≤ 𝑦 ≤ 3
Kemudian dengan menggunakan sifat penjumlahan pada integral lipat dua,
maka diperoleh
𝑓 𝑥, 𝑦 𝑑𝐴 = 𝑓 𝑥, 𝑦 𝑑𝐴 + 𝑓 𝑥, 𝑦 𝑑𝐴 + 𝑓 𝑥, 𝑦 𝑑𝐴
𝑅 𝑅1 𝑅2 𝑅3
= 1 ⋅ 𝐴 𝑅1 + 2 ⋅ 𝐴 𝑅2 + 3 ⋅ 𝐴 𝑅3
= 1 ⋅ 3 + 2 ⋅ 3 + 3 ⋅ 3 = 18
Contoh 5.2
3 2
Hitunglah 0 1
2𝑥 + 3𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑦.
Penyelesaian.
Pada permasalahan ini, integral yang di sebelah dalam (integral terhadap
variabel 𝑥) diselesaikan terlebih dulu dengan menganggap 𝑦 sebagai konstanta,
sehingga
2
2
2𝑥 + 3𝑦 𝑑𝑥 = 𝑥 2 + 3𝑦𝑥 1 = 3 + 3𝑦
1
Contoh 5.3
2 3
Hitunglah 1 0
2𝑥 + 3𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥.
Penyelesaian.
2 3 2 2
3
3 27
2𝑥 + 3𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = 2𝑥𝑦 + 𝑦 2 𝑑𝑥 = 6𝑥 + 𝑑𝑥
2 0 2
1 0 1 1
2
272
45
= 3𝑥 + 𝑥 =
2 1 2
Contoh 5.4
Tentukan volume 𝑉 suatu benda padat di
bawah permukaan 𝑧 = 4 − 𝑥 2 − 𝑦 dan di atas
persegi panjang
𝑅= 𝑥, 𝑦 0 ≤ 𝑥 ≤ 1, 0 ≤ 𝑦 ≤ 2 .
Penyelesaian.
2 1
𝑉= 4 − 𝑥 2 − 𝑦 𝑑𝐴 = 4 − 𝑥 2 − 𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝑅 0 0
2 1 2
𝑥3 1
= 4𝑥 − + 𝑦𝑥 𝑑𝑦 = 4 − − 𝑦 𝑑𝑦
3 0
3
0 0
2
1 1 16
= 4𝑦 − 𝑦 − 𝑦 2 =
3 2 0 3
4𝑥 + 10𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥
3 −𝑥
Penyelesaian.
5 𝑥2 5
𝑥2
4𝑥 + 10𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = 4𝑥𝑦 + 5𝑦 2 −𝑥 𝑑𝑥
3 −𝑥 3
5 5
4 3 2
𝑥35 4
1
= 5𝑥 + 4𝑥 − 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 + 𝑥 − = 3393
3 3
3
3
Contoh 5.6
Tentukan volume 𝑉 dari benda padat di atas persegi panjang kutub
𝜋
𝑅 = 𝑟, 𝜃 1 ≤ 𝑟 ≤ 3,0 ≤ 𝜃 ≤
4
2 +𝑦 2
dan di bawah permukaan 𝑧 = 𝑒 𝑥 .
Penyelesaian.
Karena 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 , maka
𝜋 4 3 𝜋 4
3
𝑥 2 +𝑦 2 𝑟2
1 𝑟2
𝑉= 𝑒 𝑑𝐴 = 𝑒 𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝜃 = 𝑒 𝑑𝜃
2 1
𝑅 0 1 0
𝜋 4
1 9 𝜋
= 𝑒 − 𝑒 𝑑𝜃 = 𝑒 9 − 𝑒
2 8
0
Contoh 5.7
Hitunglah 𝐵
𝑥 2 𝑦𝑧 𝑑𝑉 dimana 𝐵 adalah kotak
𝐵= 𝑥, 𝑦, 𝑧 1 ≤ 𝑥 ≤ 2, 0 ≤ 𝑦 ≤ 1, 0 ≤ 𝑧 ≤ 2
Penyelesaian.
2 1 2
𝑥 2 𝑦𝑧 𝑑𝑉 = 𝑥 2 𝑦𝑧 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
𝐵 0 0 1
2 1 2 1
2
1 3 7
= 𝑥 𝑦𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑧 = 𝑦𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑧
3 1 3
0 0 0 0
2 2 2
1
7 1 2 7 1 7 𝑧2 7
= 𝑦 𝑧 𝑑𝑧 = 𝑧 𝑑𝑧 = =
3 2 0 3 2 3 2 0
3
0 0
Contoh 5.8
Hitunglah integral berulang
5 3𝑥 𝑥+2
4 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
−2 0 𝑦
Penyelesaian.
5 3𝑥 𝑥+2 5 3𝑥
𝑥+2
4 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = 4𝑧 𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥
−2 0 𝑦 −2 0
5 3𝑥
= 4𝑥 − 4𝑦 + 8 𝑑𝑦 𝑑𝑥
−2 0
c. Soal
1. Misalkan 𝑅= 𝑥, 𝑦 1 ≤ 𝑥 ≤ 4, 0 ≤ 𝑦 ≤ 2 . Hitunglah 𝑅
𝑓(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴,
dimana 𝑓 adalah sebagai berikut
2, 1 ≤ 𝑥 ≤ 3, 0 ≤ 𝑦 ≤ 1
𝑓 𝑥, 𝑦 = 1, 1 ≤ 𝑥 ≤ 3, 1 ≤ 𝑦 ≤ 2
3, 3 ≤ 𝑥 ≤ 4, 0 ≤ 𝑦 ≤ 2
2. Hitunglah setiap integral berulang berikut
1 2
a. −1 1
𝑥 2 + 𝑦 2 𝑑𝑥 𝑑𝑦
3 1
b. 0 0
2𝑥 𝑥 2 + 𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝜋 2 sin 𝜃
c. 0 0
𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝜃
2 𝑧 𝑥 2
d. 0 1 0
2𝑥𝑦𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑧
3. Hitunglah integral lipat dua di 𝑅 berikut
𝑥 2 + 𝑦 2 𝑑𝐴; 𝑅 = 𝑥, 𝑦 −1 ≤ 𝑥 ≤ 1, 0 ≤ 𝑦 ≤ 2
𝑅
4. Tentukan integral
𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉
𝑆
1
dengan 𝑆 = 𝑥, 𝑦, 𝑧 0 ≤ 𝑥 ≤ 1, 0 ≤ 𝑦 ≤ 3, 0 ≤ 𝑧 ≤ 6 12 − 3𝑥 − 2𝑦
a. Tujuan Belajar
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang integral garis dan
permukaan.
b. Uraian Materi
Integral Vektor
Misalkan 𝑨 𝑡 = 𝐴1 𝑡 𝒊 + 𝐴2 𝑡 𝒋 + 𝐴3 𝑡 𝒌, dimana 𝑨 𝑡 sebuah vektor
yang bergantung pada variabel atau parameter 𝑡 dan 𝐴1 𝑡 , 𝐴2 𝑡 , 𝐴3 𝑡
kontinu dalam suatu selang yang ditentukan. Maka integral dari 𝑨 𝑡 pada
selang (𝑎, 𝑏) yaitu
𝑏 𝑏 𝑏 𝑏
𝑨 𝑡 𝑑𝑡 = 𝐴1 𝑡 𝑑𝑡 𝒊 + 𝐴2 𝑡 𝑑𝑡 𝒋 + 𝐴3 𝑡 𝑑𝑡 𝒌.
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
𝑑
Jika terdapat sebuah vektor 𝑩(𝑡), sehingga 𝑨 𝑡 = 𝑑𝑡 𝑩(𝑡) , maka
𝑏 𝑏
𝑑 𝑏
𝑨 𝑡 𝑑𝑡 = 𝑩(𝑡) 𝑑𝑡 = 𝑩(𝑡) 𝑎 =𝑩 𝑏 −𝑩 𝑎 .
𝑑𝑡
𝑎 𝑎
Integral Garis
Integral garis dari suatu fungsi vektor 𝑨 𝑡 sepanjang kurva 𝐶 yang
terdefinisi pada 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏, didefinisikan sebagai berikut
𝑏
𝑨 ⋅ 𝑑𝒓 = 𝑨 ⋅ 𝑑𝒓
𝐶 𝑎
𝑏
= 𝐴1 𝒊 + 𝐴2 𝒋 + 𝐴3 𝒌 ⋅ 𝒊 𝑑𝑥 + 𝒋 𝑑𝑦 + 𝒌 𝑑𝑧
𝑎
𝑏
= 𝐴1 𝑑𝑥 + 𝐴2 𝑑𝑦 + 𝐴3 𝑑𝑧
𝑎
Contoh 6.1
1
Jika 𝑹 𝑢 = 𝑢3 𝒊 + 𝑢2 − 1 𝒋 + 5𝒌, tentukan 0
𝑹 𝑢 𝑑𝑢.
Penyelesaian.
1 1
𝑹 𝑢 𝑑𝑢 = 𝑢3 𝒊 + 𝑢2 − 1 𝒋 + 5𝒌 𝑑𝑢
0 0
=𝒊 𝑢3 𝑑𝑢 + 𝒋 𝑢2 − 1 𝑑𝑢 + 𝒌 5 𝑑𝑢
0 0 0
1 1
1 1 1
= 𝒊 𝑢4 + 𝒋 𝑢3 − 𝑢 + 𝒌 5𝑢 0
4 0 3 0
1 1
=𝒊 −0 +𝒋 −1 +𝒌 5
4 3
1 2
= 𝒊 − 𝒋 + 5𝒌
4 3
Contoh 6.2
Jika 𝑨 𝑡 = 𝑡 𝒊 − 𝑡 2 𝒋 + 𝑡 − 1 𝒌 dan 𝑩 𝑡 = 2𝑡 2 𝒊 + 6𝑡 𝒌, hitung
2
0
𝑨 ⋅ 𝑩 𝑑𝑡.
Penyelesaian.
2 2
𝑨 ⋅ 𝑩 𝑑𝑡 = 𝑡 𝑖 − 𝑡 2 𝑗 + 𝑡 − 1 𝑘 ⋅ 2𝑡 2 𝑖 + 6𝑡 𝑘 𝑑𝑡
0 0
2
= 2𝑡 3 + 6𝑡 2 − 6𝑡 𝑑𝑡
0
2
1
= 𝑡 4 + 2𝑡 3 − 3𝑡 2
2 0
= 12
Contoh 6.3
Penyelesaian.
⋅ 𝑑𝑥 𝑖 + 𝑑𝑦 𝑗 + 𝑑𝑧 𝑘
= 3𝑡 2 − 6𝑡 5 𝑑𝑡 + 2𝑡 2 + 3𝑡 4 2𝑡 𝑑𝑡 + 1 − 4𝑡 9 3𝑡 2 𝑑𝑡
0
= 3𝑡 2 − 6𝑡 5 + 4𝑡 3 + 6𝑡 5 + 3𝑡 2 − 12𝑡 11 𝑑𝑡
0
1
= 𝑡 3 − 𝑡 6 + 𝑡 4 + 𝑡 6 + 𝑡 3 − 𝑡 12 0
=2
Integral Permukaan
𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝑨 ⋅ 𝒏 𝑑𝑆 = 𝑨⋅𝒏
𝒏⋅𝒌
𝑆 𝑆
𝑑𝑥 𝑑𝑧
𝑨 ⋅ 𝒏 𝑑𝑆 = 𝑨⋅𝒏
𝒏⋅𝒋
𝑆 𝑆
𝑑𝑦 𝑑𝑧
𝑨 ⋅ 𝒏 𝑑𝑆 = 𝑨⋅𝒏
𝒏⋅𝒊
𝑆 𝑆
Contoh 6.4
Hitung 𝑆
𝑨 ⋅ 𝒏 𝑑𝑆 dimana 𝑨 = 18𝑧 𝑖 − 12 𝑗 + 3𝑦 𝑘. 𝑆 adalah bagian
dari bidang 2𝑥 + 3𝑦 + 6𝑧 = 12 yang terletak pada oktan pertama dan 𝒏
adalah normal satuan pada 𝑆.
Penyelesaian.
Satuan normal untuk 𝑆 adalah
∇ 2𝑥 + 3𝑦 + 6𝑧 − 12 = 2𝑖 + 3𝑗 + 6𝑘
2𝑖 + 3𝑗 + 6𝑘 2𝑖 + 3𝑗 + 6𝑘
𝒏= =
22 + 32 + 62 7
2𝑖 + 3𝑗 + 6𝑘 36 − 12𝑥
𝑨 ⋅ 𝒏 = 18𝑧 𝑖 − 12 𝑗 + 3𝑦 𝑘 ⋅ =
7 7
𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝑨 ⋅ 𝒏 𝑑𝑆 = 𝑨⋅𝒏
𝒏⋅𝒌
𝑆 𝑅
36 − 12𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑦
=
7 2𝑖 + 3𝑗 + 6𝑘
𝑅 ⋅𝒌
7
36 − 12𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑦
=
7 6
𝑅 7
12−2𝑥
6 3
= 6 − 2𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑦
0 0
6
4𝑥 2
= 24 − 12𝑥 + 𝑑𝑥
3
0
= 24
c. Soal
1. Jika 𝑨 = 3𝑥 2 − 6𝑦𝑧 𝑖 + 2𝑦 + 3𝑥𝑧 𝑗 + 1 − 4𝑥𝑦𝑧 2 𝑘, hitung
𝐶
𝑨 ⋅ 𝑑𝒓 dari 0,0,0 sampai 1,1,1 sepanjang lintasan berikut.
a. Garis lurus dari (0,0,0) ke (0,0,1), kemudian ke (0,1,1) dan
setelah itu ke (1,1,1).
b. Garis lurus yang menghubungkan (0,0,0) dan (1,1,1).
2. Hitunglah integral garis
𝑥 2 − 𝑦 2 𝑑𝑥 + 2𝑥𝑦 𝑑𝑦
𝐶
a. Tujuan Belajar
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang integral volume
dan Teorema Divergensi Gauss.
b. Uraian Materi
Integral Volume
Pandang sebuah permukaan tertutup dalam ruang yang menutup volume
𝑉, maka
𝑨 𝑑𝑉 = 𝑨 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
dan
𝜙 𝑑𝑉 = 𝜙 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
𝑉
𝑉
𝜙 𝑑𝑉 dinyatakan sebagai limit dari jumlah, yaitu bagi ruang 𝑉 ke
dalam 𝑀 buah kubus-kubus dengan volume
∆𝑉𝑘 = ∆𝑥𝑘 ∆𝑦𝑘 ∆𝑧𝑘 , 𝑘 = 1,2, ⋯ , 𝑀.
Misalkan 𝑥𝑘 , 𝑦𝑘 , 𝑧𝑘 sebuah
titik dalam kubus tersebut.
Definisikan 𝜙 𝑥𝑘 , 𝑦𝑘 , 𝑧𝑘 = 𝜙𝑘 .
Pandang jumlah
𝑛
𝜙𝑘 ∆𝑉𝑘
𝑘=1
𝜙 𝑑𝑉
𝑉
Penyelesaian.
2 6 4
𝑭 𝑑𝑉 = 2𝑥𝑧𝒊 − 𝑥𝒋 + 𝑦 2 𝒌 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑉 𝑥=0 𝑦=0 𝑧=𝑥 2
2 6 4 2 6 4
=𝒊 2𝑥𝑧 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥 − 𝒋 𝑥 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑥=0 𝑦=0 𝑧=𝑥 2 𝑥=0 𝑦=0 𝑧=𝑥 2
2 6 4
+𝒌 𝑦 2 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑥=0 𝑦=0 𝑧=𝑥 2
2 6 4 2 6
4
𝒊 2𝑥𝑧 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = 𝒊 𝑥𝑧 2 𝑥2 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑥=0 𝑦=0 𝑧=𝑥 2 𝑥=0 𝑦=0
2 6
=𝒊 16𝑥 − 𝑥 5 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑥=0 𝑦=0
2
=𝒊 16𝑥𝑦 − 𝑥 5 𝑦 60 𝑑𝑥
𝑥=0
=𝒊 96𝑥 − 6𝑥 5 𝑑𝑥
𝑥=0
2
= 𝒊 48𝑥 2 − 𝑥 5 0 = 128𝒊
−𝒋 𝑥 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = −𝒋 4𝑥 − 𝑥 3 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑥=0 𝑦=0 𝑧=𝑥 2 𝑥=0 𝑦=0
2
= −𝒋 24𝑥 − 6𝑥 3 𝑑𝑥 = −24𝒋
𝑥=0
𝒌 𝑦 2 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = 𝒌 4𝑦 2 − 𝑥 2 𝑦 2 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑥=0 𝑦=0 𝑧=𝑥 2 𝑥=0 𝑦=0
2
Jadi, diperoleh
Contoh 7.2
Hitung 𝑉
𝑓(𝑥) 𝑑𝑉 dimana 𝑓 𝑥 = 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 . 𝑉 adalah ruang
tertutup yang dibatasi oleh 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 5, 𝑥 = 0, 𝑦 = 0, 𝑧 = 0.
Penyelesaian.
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 𝑑𝑉 = 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑉 𝑥=0 𝑦=0 𝑧=0
5 5−𝑥
3
2 2
5−𝑥−𝑦
= 𝑥 +𝑦 5−𝑥−𝑦 + 𝑑𝑦 𝑑𝑥
3
𝑥=0 𝑦=0
5
𝑥2 5 − 𝑥 2
5−𝑥 4
625
= + 𝑑𝑥 =
2 6 4
𝑥=0
625
Jadi, 𝑉
𝑓 𝑥 𝑑𝑉 = .
4
∇ ⋅ 𝑨 𝑑𝑉 = 𝑨 ⋅ 𝒏 𝑑𝑆 = 𝑨 ⋅ 𝑑𝑺
𝑉 𝑆 𝑆
Hal ini berarti bahwa, integral permukaan dari sebuah vektor 𝑨 yang
mengelilingi sebuah permukaan tertutup sama dengan integral dari
divergensi 𝑨 dalam volume yang diselubungi oleh permukaan di atas.
Jadi, dalam mencari integral permukaan dapat juga digunakan Teorema
Divergensi Gauss.
Contoh 7.3
Hitung 𝑆
𝑨 ⋅ 𝒏 𝑑𝑆 dimana 𝑨 = 2𝑥 − 𝑧 𝒊 + 𝑥 2 𝑦𝒋 − 𝑥𝑧 2 𝒌 dan 𝑆 adalah
permukaan kubus yang dibatasi oleh 𝑥 = 0, 𝑥 = 1, 𝑦 = 0, 𝑦 = 1, 𝑧 =
0, 𝑧 = 1.
Penyelesaian.
Karena 𝑆
𝑨 ⋅ 𝒏 𝑑𝑆 = 𝑉
𝛁 ⋅ 𝑨 𝑑𝑉, maka
1 1 1 𝜕 𝜕 𝜕
𝑉
𝛁 ⋅ 𝑨 𝑑𝑉 = 0 0 0 𝜕𝑥
𝒊 + 𝜕𝑦 𝒋 + 𝜕𝑧 𝒌 ⋅ 2𝑥 − 𝑧 𝒊 + 𝑥 2 𝒋 − 𝑥𝑧 2 𝒌 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧
1 1 1
= 2 + 𝑥 2 − 2𝑥𝑧 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧
0 0 0
Contoh 7.4
Hitunglah 𝑆
𝒓 ⋅ 𝒏 𝑑𝑆 dimana 𝑆 adalah suatu permukaan
tertutup.
Penyelesaian.
𝒓 ⋅ 𝒏 𝑑𝑆 = 𝛁 ⋅ 𝒓 𝑑𝑉
𝑆 𝑉
𝜕 𝜕 𝜕
= 𝒊+ 𝒋 + 𝒌 ⋅ 𝑥𝒊 + 𝑦𝒋 − 𝑧𝒌 𝑑𝑉
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝑉
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
= + + 𝑑𝑉 = 3 𝑑𝑉 = 3𝑉
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝑉 𝑉
c. Soal
1. Hitung 𝑉
∇ ⋅ 𝐹 𝑑𝑉 dimana 𝑉 adalah ruang tertutup yang dibatasi
oleh 𝑥 = 0, 𝑥 = 1, 𝑦 = 0, 𝑦 = 1, 𝑧 = 0, 𝑧 = 1 dengan 𝐹 = 4𝑥𝑧𝑖 −
𝑦 2 𝑗 + 𝑦𝑧𝑘 .
2. Hitunglah volume benda yang dibatasi oleh permukaan 2𝑥 + 2𝑦 +
𝑧 = 4, 𝑧 = 0, 𝑦 = 0, dan 𝑥 = 0 yang terletak di kuadran pertama jika
diketahui 𝐹 = 𝑦𝑖 + 2𝑧𝑗 − 𝑥𝑘 .
3. Hitung 𝑆
𝑨 ⋅ 𝒏 𝑑𝑆 untuk 𝑨 = 2𝑥𝑦 + 𝑧 𝒊 + 𝑦 2 𝒋 − 𝑥 + 3𝑦 𝒌 pada
daerah yang dibatasi oleh 2𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 6, 𝑥 = 0, 𝑦 = 0, 𝑧 = 0.
4. Jika 𝑆 adalah permukaan tertutup sebarang yang menutupi sebuah
a. Tujuan Belajar
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang Teorema Stokes
dan Teorema Green.
b. Uraian Materi
Teorema Stokes
Misalkan 𝑆 adalah permukaan berarah dalam ruang dengan batas-
batasnya adalah kurva 𝐶 yang tertutup, dan misalkan 𝑭 𝑥, 𝑦, 𝑧 adalah
fungsi vektor kontinu yang mempunyai turunan parsial pertama yang
kontinu dalam domain yang memuat 𝑆, maka
𝑭 ∙ 𝑑𝒓 = 𝛁 × 𝑭 ⋅ 𝑑𝑺
𝐶 𝑆
Hal ini berarti bahwa, integral garis dari sebuah vektor F yang
mengelilingi sebuah kurva tertutup sederhana 𝐶 sama dengan integral
permukaan dari curl F melalui sebarang permukaan 𝑆 dengan 𝐶 sebagai
batasnya.
Contoh 8.1
Hitunglah 𝑆
𝛁 × 𝑨 ⋅ 𝑑𝑺 dengan menggunakan Teorema Stokes jika
diketahui 𝑨 = 2𝑥 − 𝑦 𝒊 − 𝑦𝑧 2 𝒋 − 𝑦 2 𝑧𝒌, dimana 𝑆 adalah separuh dari
permukaan bola 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 = 1 bagian atas dan 𝐶 batasnya.
Penyelesaian.
𝑨 ∙ 𝑑𝒓 = 2𝑥 − 𝑦 𝒊 − 𝑦𝑧 2 𝒋 − 𝑦 2 𝑧𝒌 ∙ 𝑑 𝑥𝒊 + 𝑦𝒋 + 𝑧𝒌
𝐶 𝐶
2𝜋
= 2𝑥 − 𝑦 𝑑𝑥 − 𝑦𝑧 2 𝑑𝑦 − 𝑦 2 𝑧𝑑𝑧
0
2𝜋
2𝜋
1 1 1
= cos 2𝑡 + 𝑡 + sin 2𝑡 =𝜋
2 2 4 0
Jadi, 𝑆
𝛁 × 𝑨 ⋅ 𝑑𝑺 = 𝜋.
Teorema Green
Jika 𝑅 adalah suatu daerah tertutup dalam bidang 𝑥𝑦 yang dibatasi oleh
sebuah kurva tertutup sederhana 𝐶, 𝑀 dan 𝑁 adalah fungsi-fungsi kontinu
dari 𝑥 dan 𝑦 yang memiliki turunan-turunan kontinu dalam 𝑅, maka
𝜕𝑁 𝜕𝑀
𝑀𝑑𝑥 + 𝑁𝑑𝑦 = − 𝑑𝑥𝑑𝑦
𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝐶 𝑅
Jika 𝑨 menyatakan medan gaya yang bekerja pada sebuah partikel dimana
𝑨 = 𝑀𝒊 + 𝑁𝒋, maka 𝐶
𝑨 ∙ 𝑑𝒓 adalah usaha yang dilakukan dalam
menggerakkan partikel tersebut mengelilingi suatu lintasan tertutup 𝐶,
yaitu
𝜕𝑁 𝜕𝑀
− 𝑑𝑥𝑑𝑦
𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝑅
2𝑥 𝑥 2 − 𝑥 2 𝑑𝑥 + 𝑥 + 𝑥 2 2
𝑑 𝑥2
𝑥=0
1
7
= 2𝑥 3 + 𝑥 2 + 2𝑥 5 𝑑𝑥 =
6
0
2𝑦 2 𝑦 − 𝑦 2 2
𝑑 𝑦 2 + 𝑦 2 + 𝑦 2 𝑑𝑦
𝑦=1
0
17
= 4𝑦 4 − 2𝑦 5 + 2𝑦 2 𝑑𝑦 = −
15
𝑦=1
7 17 1
Jadi, integral garis yang diinginkan adalah 6 − 15 = 30 .
𝜕𝑁 𝜕𝑀 𝜕 𝑥 + 𝑦2 𝜕 2𝑥𝑦 − 𝑥 2
− 𝑑𝑥𝑑𝑦 = − 𝑑𝑥𝑑𝑦
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝑅 𝑅
1 𝑥
= 1 − 2𝑥 𝑑𝑥𝑑𝑦 = 1 − 2𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑅 𝑥=0 𝑦=𝑥 2
1
1
= 𝑥1 2
− 2𝑥 3 2
− 𝑥 2 + 2𝑥 3 𝑑𝑥 = .
30
𝑥=0
c. Soal
2. Hitunglah 𝐶
𝑭 ⋅ 𝑑𝒓 dimana 𝑭 = 𝑥𝑧𝒊 + 2𝑧𝒋 − 𝑥𝑦𝒌 dan 𝐶 adalah
perpotongan bidang 𝑦 = 𝑧 + 2 dengan silinder 𝑥 2 + 𝑦 2 = 4.
3. Hitunglah 𝐶
𝑥 2 − 𝑥𝑦 3 𝑑𝑥 + 𝑦 2 − 2𝑥𝑦 𝑑𝑦 dimana 𝐶 adalah
suatu persegi dengan titik sudut 0,0 , 0,2 , 2,2 , dan (2,0).
4. Hitunglah 𝐶
2𝑥 − 𝑦 + 4 𝑑𝑥 + 5𝑦 + 3𝑥 − 6 𝑑𝑦 di sekeliling
suatu segitiga pada bidang 𝑥𝑦 dengan titik sudut 0,0 , 3,0 , dan
(3,2) yang dijalani berlawanan arah dengan arah jarum jam.
a. Tujuan Belajar
Mahasiswa dapat memahami tentang fungsi periodik dan deret fourier.
b. Uraian Materi
Fungsi Periodik
Fungsi 𝑓(𝑥) dikatakan fungsi periodik jika fungsi itu terdefinisi pada
semua bilangan riil 𝑥, kecuali pada beberapa titik, dan jika terdapat
bilangan positif 𝑝 sedemikan sehingga
𝑓 𝑥+𝑝 =𝑓 𝑥 , (1)
𝑓 𝑥 + 𝑛𝑝 = 𝑓 𝑥 ,
untuk semua 𝑥.
𝑥 = 𝑎𝑓 𝑥 + 𝑏𝑔 𝑥 ,
𝑎0 + 𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥 ,
𝑛=1
𝑓 𝑥 = 𝑎0 + 𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥 .
𝑛 =1
Deret ini konvergen dan mempunyai 𝑓(𝑥) sebagai jumlahnya. Deret ini
disebut sebagai deret Fourier dari 𝑓(𝑥) dan 𝑎0 , 𝑎𝑛 , 𝑏𝑛 disebut sebagai
koefisien Fourier.
𝜋
1
𝑎0 = 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
2𝜋
−𝜋
𝜋
1
𝑎𝑛 = 𝑓 𝑥 cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥, 𝑛 = 1, 2, ⋯
𝜋
−𝜋
𝜋
1
𝑏𝑛 = 𝑓 𝑥 sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥, 𝑛 = 1, 2, ⋯
𝜋
−𝜋
Contoh 9.1
𝜋
0, −𝜋 <𝑥 <−
2
𝜋 𝜋
𝑓 𝑥 = 4, − <𝑥< ,
2 2
𝜋
0, <𝑥<𝜋
2
dimana 𝑓 𝑥 + 2𝜋 = 𝑓 𝑥 .
Penyelesaian.
∞
𝑓 𝑥 = 𝑎0 + 𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥
𝑛 =1
𝜋 𝜋
𝜋 − 𝜋
2 2
𝜋
1 1 1 2
𝑎0 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 0 𝑑𝑥 + 4 𝑑𝑥 + 0 𝑑𝑥 = 4𝑥 𝜋 =2
2𝜋 2𝜋 2𝜋 −
2
−𝜋 −𝜋 𝜋 𝜋
−
2 2
𝜋 𝜋
− 𝜋
2 2
1
= 0 ∙ cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥 + 4 ∙ cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥 + 0 ∙ cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋
−𝜋 𝜋 𝜋
−
2 2
𝜋
1 4 2 1 4 𝑛𝜋 4 𝑛𝜋
= sin 𝑛𝑥 𝜋
= sin − sin −
𝜋 𝑛 − 𝜋 𝑛 2 𝑛 2
2
1 4 𝑛𝜋 4 𝑛𝜋 8 𝑛𝜋
= sin + sin = sin
𝜋 𝑛 2 𝑛 2 𝑛𝜋 2
0, jika 𝑛 genap
8
∴ 𝑎𝑛 = 𝑛𝜋 , jika 𝑛 = 1,5,9, ⋯
8
− , jika 𝑛 = 3,7,1, ⋯
𝑛𝜋
𝜋
1
𝑏𝑛 = 𝑓 𝑥 sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋
−𝜋
𝜋 𝜋
− 𝜋
2 2
1
= 0 ∙ sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 + 4 ∙ sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 + 0 ∙ sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋
−𝜋 𝜋 𝜋
−
2 2
𝜋
1 4 2 1 4 𝑛𝜋 4 𝑛𝜋
= − cos 𝑛𝑥 𝜋
= − cos + cos =0
𝜋 𝑛 − 𝜋 𝑛 2 𝑛 2
2
∴ 𝑏𝑛 = 0
8 1 1 1
𝑓 𝑥 =2+ cos 𝑥 − cos 3𝑥 + cos 5𝑥 − cos 7𝑥 + ⋯
𝜋 3 5 7
𝑥
𝑓 𝑥 = , 0 < 𝑥 < 2𝜋,
2
dimana 𝑓 𝑥 + 2𝜋 = 𝑓(𝑥).
Penyelesaian.
2𝜋 2𝜋
1 𝑥 1 𝑥2 𝜋
𝑎0 = 𝑑𝑥 = =
2𝜋 2 2𝜋 4 0
2
0
2𝜋 2𝜋
1 𝑥 1
𝑎𝑛 = cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋 2 2𝜋
0 0
2𝜋
2𝜋
1 𝑥 sin 𝑛𝑥 1
= − sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 0
2𝜋 𝑛 0 𝑛
0
2𝜋 2𝜋
1 𝑥 1
𝑏𝑛 = sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋 2 2𝜋
0 0
2𝜋
1 𝑥 cos 𝑛𝑥 2𝜋 1 1
= − + cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = −
2𝜋 𝑛 0 𝑛 𝑛
0
𝜋 1 1 1
𝑓 𝑥 = + − sin 𝑥 − sin 2𝑥 − sin 3𝑥 − ⋯
2 1 2 3
𝜋 1 1
= − sin 𝑥 + sin 2𝑥 + sin 3𝑥 + ⋯
2 2 3
𝑓(𝑥)
𝜋
−𝜋 𝜋 2𝜋
𝑥
0
−𝜋
a. Tujuan Belajar
1. Mahasiswa dapat memahami dan mampu menentukan deret fourier
dari fungsi dengan periode 𝑝 = 2𝐿.
2. Mahasiswa dapat memahami dan mampu menentukan deret fourier
dari fungsi genap dan fungsi ganjil.
b. Uraian Materi
∞
𝑛𝜋𝑥 𝑛𝜋𝑥
𝑓 𝑥 = 𝑎0 + 𝑎𝑛 cos + 𝑏𝑛 sin ,
𝐿 𝐿
𝑛=1
𝐿
1
𝑎0 = 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
2𝐿
−𝐿
𝐿
1 𝑛𝜋𝑥
𝑎𝑛 = 𝑓 𝑥 cos 𝑑𝑥 , 𝑛 = 1,2, ⋯
𝐿 𝐿
−𝐿
𝐿
1 𝑛𝜋𝑥
𝑏𝑛 = 𝑓 𝑥 sin 𝑑𝑥 , 𝑛 = 1,2, ⋯
𝐿 𝐿
−𝐿
Selang integrasi tersebut di atas dapat diganti dengan selang yang lainnya
yang panjangnya 𝑝 = 2𝐿, misal 0 ≤ 𝑥 ≤ 2𝐿.
Contoh 10.1
−1 1 2
1 𝑘
𝑎0 = 0 𝑑𝑥 + 𝑘 𝑑𝑥 + 0 𝑑𝑥 =
4 2
−2 −1 1
2 1
1
1 𝑛𝜋𝑥 1 𝑛𝜋𝑥 𝑘 2 𝑛𝜋𝑥
𝑎𝑛 = 𝑓 𝑥 cos 𝑑𝑥 = 𝑘 cos 𝑑𝑥 = sin
2 2 2 2 2 𝑛𝜋 2 −1
−2 −1
𝑘 2 𝑛𝜋 2 𝑛𝜋 𝑘 4 𝑛𝜋 2𝑘 𝑛𝜋
= sin − sin − = sin = sin
2 𝑛𝜋 2 𝑛𝜋 2 2 𝑛𝜋 2 𝑛𝜋 2
0, jika 𝑛 genap
2𝑘
, jika 𝑛 = 1,5,9, ⋯
∴ 𝑎𝑛 = 𝑛𝜋
2𝑘
− , jika 𝑛 = 3,7,11, ⋯
𝑛𝜋
2 1
1
1 𝑛𝜋𝑥 1 𝑛𝜋𝑥 𝑘 2 𝑛𝜋𝑥
𝑏𝑛 = 𝑓 𝑥 sin 𝑑𝑥 = 𝑘 sin 𝑑𝑥 = − cos
2 2 2 2 2 𝑛𝜋 2 −1
−2 −1
=0
𝑘 2𝑘 𝜋 1 3𝜋 1 5𝜋
𝑓 𝑥 = + cos 𝑥 − cos 𝑥 + cos 𝑥−⋯
2 𝜋 2 3 2 5 2
Contoh 10.2
1, 0<𝑥<1
𝑓 𝑥 =
0, 1<𝑥<2
𝑝=2 ⟹𝐿=1
2 1
1
1 𝑛𝜋𝑥 𝑛𝜋𝑥 1
𝑎𝑛 = 𝑓 𝑥 cos 𝑑𝑥 = cos 𝑑𝑥 = sin 𝑛𝜋𝑥 =0
1 𝐿 1 𝑛𝜋 0
0 0
2 1 2
1 𝑛𝜋𝑥
𝑏𝑛 = 𝑓 𝑥 sin 𝑑𝑥 = 1 ∙ sin 𝑛𝜋𝑥 𝑑𝑥 + 0 ∙ sin 𝑛𝜋𝑥 𝑑𝑥
1 1
0 0 1
1 1
1
=− cos 𝑛𝜋𝑥 0 =− cos 𝑛𝜋𝑥 − 1
𝑛𝜋 𝑛𝜋
2
, 𝑛 ganjil
∴ 𝑏𝑛 = 𝑛𝜋
0, 𝑛 genap
1 2 2 2
𝑓 𝑥 = + sin 𝜋𝑥 + sin 3𝜋𝑥 + sin 5𝜋𝑥 + ⋯ .
2 𝜋 3𝜋 5𝜋
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 2 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 .
−𝐿 0
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 0.
−𝐿
dengan
𝐿
1
𝑎0 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝐿
0
𝐿
2 𝑛𝜋𝑥
𝑎𝑛 = 𝑓 𝑥 cos 𝑑𝑥, 𝑛 = 1,2, ⋯
𝐿 𝐿
0
dengan
𝐿
2 𝑛𝜋𝑥
𝑏𝑛 = 𝑓 𝑥 sin 𝑑𝑥.
𝐿 𝐿
0
Contoh 10.3
1 1
𝑓 𝑥 = 𝑥2, − <𝑥< ,
2 2
1
dengan periode 1, sehingga 𝑝 = 2𝐿 = 1 ⟹ 𝐿 = 2.
Penyelesaian.
1
𝐿 2 1
1 1 2 1
𝑎0 = 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 2 𝑥 2 𝑑𝑥 = 2. 𝑥 3 =
𝐿 3 0 12
0 0
1
1 1 2 2
= 4 𝑥2 sin 2𝑛𝜋𝑥 + 2𝑥 2
cos 2𝑛𝜋𝑥 − 3
sin 2𝑛𝜋𝑥
2𝑛𝜋 2𝑛𝜋 2𝑛𝜋 0
1
= cos 𝑛𝜋
𝑛2 𝜋 2
1 1 1 1
𝑓 𝑥 = + 2 − cos 2𝜋𝑥 + cos 4𝜋𝑥 − cos 6𝜋𝑥 + ⋯
12 𝜋 4 9
c. Soal
1. Tentukan deret Fourier untuk merepresentasikan fungsi periodik
berikut
𝑓 𝑥 = 𝑥 , −1 < 𝑥 < 1,
dimana 𝑓 𝑥 + 2 = 𝑓(𝑥).
2. Tentukan deret Fourier untuk merepresentasikan fungsi periodik
berikut
𝑓 𝑥 = 𝑥, −𝜋 < 𝑥 < 𝜋,
dimana 𝑓 𝑥 + 2𝜋 = 𝑓(𝑥).
a. Tujuan Belajar
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang deret setengah
jangkauan dan deret fourier kompleks.
b. Uraian Materi
∞
𝑛𝜋𝑥
𝑓 𝑥 = 𝑎0 + 𝑎𝑛 cos
𝐿
𝑛=1
dengan
𝐿
1
𝑎0 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝐿
0
𝐿
2 𝑛𝜋𝑥
𝑎𝑛 = 𝑓 𝑥 cos 𝑑𝑥 , 𝑛 = 1,2, ⋯
𝐿 𝐿
0
dengan
𝐿
2 𝑛𝜋𝑥
𝑏𝑛 = 𝑓 𝑥 sin 𝑑𝑥, 𝑛 = 1,2, ⋯
𝐿 𝐿
0
dengan 𝑓 𝑥 + 2𝜋 = 𝑓(𝑥).
Penyelesaian.
𝜋
1 1 2 𝜋
1 2
𝑎0 = 2𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 0 = 𝜋 =𝜋
𝜋 𝜋 𝜋
0
𝜋
𝜋
2 𝑛𝜋𝑥 4 1 1
𝑎𝑛 = 2𝑥 cos 𝑑𝑥 = 𝑥 sin 𝑛𝑥 + 2 cos 𝑛𝑥
𝜋 𝜋 𝜋 𝑛 𝑛 0
0
4
= cos 𝑛𝜋 − 1
𝜋𝑛2
1, 𝑛 genap
cos 𝑛𝜋 =
−1, 𝑛 ganjil
Sehingga
0, 𝑛 genap
𝑎𝑛 = 8
− 2, 𝑛 ganjil
𝜋𝑛
Contoh 11.2
Tentukan deret setengah jangkauan sinus untuk merepresentasikan fungsi
𝑓(𝑥) yang didefinisikan sebagai
𝑓 𝑥 = 1 + 𝑥, 0<𝑥<𝜋
dengan 𝑓 𝑥 + 2𝜋 = 𝑓(𝑥).
𝑝 = 2𝜋
𝐿=𝜋
𝜋 𝜋
2 𝑛𝜋𝑥 2
𝑏𝑛 = 1 + 𝑥 sin 𝑑𝑥 = 1 + 𝑥 sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋 𝜋 𝜋
0 0
𝜋 𝜋
2
= sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 + 𝑥 sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋
0 0
𝜋 𝜋
2 1 1 1
= − cos 𝑛𝑥 + −𝑥 cos 𝑛𝑥 − 2 sin 𝑛𝑥
𝜋 𝑛 0 𝑛 𝑛 0
2 1 𝜋 2
= − cos 𝑛𝜋 − 1 − cos 𝑛𝜋 = 1 − 1 + 𝜋 cos 𝑛𝜋
𝜋 𝑛 𝑛 𝑛𝜋
4 + 2𝜋
, 𝑛 ganjil
𝑏𝑛 = 𝜋𝑛
2
− , 𝑛 genap
𝑛
Jadi,
2 2
𝑓 𝑥 = 2 + 𝜋 sin 𝑥 − sin 2𝑥 + 2 + 𝜋 sin 3𝑥 − ⋯
𝜋 3𝜋
Diketahui bahwa
𝑒 𝑗𝜃 = cos 𝜃 + 𝑗 sin 𝜃
𝑒 𝑗𝜃 + 𝑒 −𝑗𝜃 𝑒 𝑗𝜃 − 𝑒 −𝑗𝜃
cos 𝜃 = dan sin 𝜃 =
2 2𝑗
∞
𝑛𝜋𝑥 𝑛𝜋𝑥
𝑓 𝑥 = 𝑎0 + 𝑎𝑛 cos + 𝑏𝑛 sin ,
𝐿 𝐿
𝑛 =1
∞
𝑛𝜋𝑥
𝑓 𝑥 = 𝑐𝑛 𝑒 𝑗 𝐿
𝑛 =−∞
dimana
𝐿
1
𝑐0 = 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
2𝐿
−𝐿
𝐿
1 𝑛𝜋𝑥
𝑐𝑛 = 𝑓(𝑥) 𝑒 −𝑗 𝐿 𝑑𝑥, 𝑛 = ±1, ±2, ⋯
2𝐿
−𝐿
Contoh 11.3
𝑎
0, −𝐿 < 𝑥 < −
2
𝑎 𝑎
𝑓 𝑥 = 1, − <𝑥< ,
2 2
𝑎
0, <𝑥<𝐿
2
dimana 𝑓 𝑥 + 2𝐿 = 𝑓(𝑥).
Penyelesaian.
∞
𝑛𝜋𝑥
𝑓 𝑥 = 𝑐𝑛 𝑒 𝑗 𝐿
𝑛 =−∞
𝑎
𝐿 2
1 1 1 𝑎 𝑎 𝑎
𝑐0 = 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 1 𝑑𝑥 = + =
2𝐿 2𝐿 2𝐿 2 2 2𝐿
−𝐿 𝑎
−
2
𝑛𝜋𝑎 𝑛𝜋𝑎
1 𝑒 −𝑗 2𝐿 − 𝑒𝑗 2𝐿 1 𝑛𝜋𝑎
= = sin
𝑛𝜋 2𝑗 𝑛𝜋 2𝐿
∞
𝑎 1 𝑛𝜋𝑎 𝑗 𝑛𝜋𝑥
∴𝑓 𝑥 = + sin 𝑒 𝐿
2𝐿 𝑛 =−∞ 𝑛𝜋 2𝐿
𝑛≠0
Contoh 11.4
1, 0<𝑥<𝑎
𝑓 𝑥 = ,
0, 𝑎 < 𝑥 < 2𝐿
dimana 𝑓 𝑥 + 2𝐿 = 𝑓(𝑥).
Penyelesaian.
𝐿 𝑎
1 1 1 𝑎
𝑐0 = 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 1 𝑑𝑥 = 𝑎−0 =
2𝐿 2𝐿 2𝐿 2𝐿
−𝐿 0
𝐿 𝑎
1 𝑛𝜋𝑥 1 𝑛𝜋𝑥
𝑐𝑛 = 𝑓(𝑥) 𝑒 −𝑗 𝐿 𝑑𝑥 = 1 ∙ 𝑒 −𝑗 𝐿 𝑑𝑥
2𝐿 2𝐿
−𝐿 0
1 𝐿 𝑛𝜋𝑎
= ∙− 𝑒 −𝑗 𝐿 − 𝑒 0
2𝐿 𝑗𝑛𝜋
𝑛𝜋𝑎 𝑛𝜋𝑎
1 −𝑗 𝑛𝜋𝑎 𝑒 −𝑗 2𝐿 − 𝑒𝑗 2𝐿 1 −𝑗 𝑛𝜋𝑎 𝑛𝜋𝑎
= 𝑒 2𝐿 = 𝑒 2𝐿 sin
𝑛𝜋 2𝑗 𝑛𝜋 2𝐿
∞
𝑎 1 −𝑗 𝑛𝜋𝑎 𝑛𝜋𝑎 𝑗 𝑛𝜋𝑥
∴𝑓 𝑥 = + 𝑒 2𝐿 sin 𝑒 𝐿
2𝐿 𝑛=−∞ 𝑛𝜋 2𝐿
𝑛≠0
a. Tujuan Belajar
Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan tentang
transformasi fourier dan sifat-sifatnya.
b. Uraian Materi
a. 𝑓(𝑥) dan 𝑓 ′(𝑥) adalah fungsi kontinu bagian demi bagian pada setiap
selang berhingga,
∞
b. 𝑓(𝑥) terintegralkan pada −∞, ∞ , yaitu −∞ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 adalah hingga,
maka
∞
1
𝑓 𝑡 = 𝐹 𝜔 𝑒 𝑗𝜔𝑡 𝑑𝜔
2𝜋
−∞
dimana
∞
1
𝐹 𝜔 = 𝐹 𝑡 𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝑡.
2𝜋
−∞
𝑓 𝑥 = 𝐹 −1 𝜔 .
Contoh 12.1
𝜔𝑎 𝜔𝑎
1 1 −𝑗 𝜔𝑎 𝜔𝑎 2 𝑒 −𝑗 2− 𝑒𝑗 2
= − 𝑒 2 − 𝑒𝑗 2 =
2𝜋 𝑗𝜔 2𝜋 −2𝑗𝜔
𝑎 sin 𝜔𝑎 2
=
2𝜋 𝜔𝑎 2
Contoh 12.2
1, 0<𝑡<𝑎
𝑓 𝑡 =
0, selainnya
Penyelesaian.
𝑎
𝑎
1 −𝑗𝜔𝑡
11
𝐹 𝜔 = 1∙𝑒 𝑑𝑡 = − 𝑒 −𝑗𝜔𝑡
2𝜋 2𝜋 𝑗𝜔 0
0
1 1 −𝑗𝜔𝑎
= − 𝑒 − 𝑒0
2𝜋 𝑗𝜔
𝜔𝑎 𝜔𝑎 𝜔𝑎
2 𝜔𝑎 𝑒 −𝑗 2 − 𝑒𝑗 2 𝑎 𝜔𝑎 sin 2
= 𝑒 −𝑗 2 = 𝑒 −𝑗 2 𝜔𝑎
2𝜋 −2𝑗𝜔 2𝜋
2
1. Fungsi Genap
Jika 𝑓(𝑡) adalah fungsi genap, maka
𝑓 −𝑡 = 𝑓 𝑡
∞
1
𝑓 𝑡 = 𝐹 𝜔 𝑒 𝑗𝜔𝑡 𝑑𝜔
2𝜋
−∞
dimana
∞
2
𝐹 𝜔 = 𝑓 𝑡 cos 𝜔𝑡 𝑑𝑡.
2𝜋
0
dimana
∞
2
𝐹 𝜔 = −𝑗 𝑓 𝑡 sin 𝜔𝑡 𝑑𝑡
2𝜋
0
1. Kelinieran
Jika 𝐹 𝑓1 𝑡 = 𝐹1 𝜔 dan 𝐹 𝑓2 𝑡 = 𝐹2 𝜔 , maka
𝐹 𝐴𝑓1 𝑡 + 𝐵𝑓2 𝑡 = 𝐹1 𝜔 + 𝐵𝐹2 𝜔 .
2. Pergeseran Waktu
Jika 𝐹 𝑓 𝑡 = 𝐹 𝜔 , maka 𝐹 𝑓 𝑡 − 𝑡0 = 𝑒 𝑗𝜔 𝑡 0 𝐹 𝜔 .
3. Pergeseran Frekuensi
Jika 𝐹 𝑓 𝑡 = 𝐹 𝜔 , maka 𝐹 𝑓 𝑡 𝑒 𝑗 𝜔 0 𝑡 = 𝐹 𝜔 − 𝜔0 .
4. Penskalaan Waktu
Jika 𝐹 𝑓 𝑡 = 𝐹 𝜔 , maka
1 𝜔
𝐹 𝑓 𝑘𝑡 = 𝐹 .
𝑘 𝑘
5. Simetri
Jika 𝐹 𝑓 𝑡 = 𝐹 𝜔 , maka 𝐹 𝐹 𝑡 = 𝑓 −𝜔 .
6. Diferensiasi
Jika 𝑓(𝑡) → 0, 𝑡 → ±∞, dan jika 𝐹 𝑓 𝑡 = 𝐹 𝜔 , maka
𝐹 𝑓′ 𝑡 = 𝑗𝜔𝐹 𝜔 .
7. Integrasi
𝑡
𝐹 𝜔
𝐹 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = + 𝜋𝐹 0 𝛿 𝜔 .
𝑗𝜔
−∞
Contoh 12.3
1 sin 𝜔 1 sin 2 𝜔
Misalkan 𝐹 𝑓1 𝑡 = dan 𝐹 𝑓2 𝑡 = . Tentukan
2𝜋 𝜔 2𝜋 𝜔2
Penyelesaian.
1 sin 𝜔 sin2 𝜔
𝐹𝑓 𝑡 = 2𝐹 𝑓1 𝑡 − 6𝐹 𝑓2 𝑡 = 2∙ −6∙
2𝜋 𝜔 𝜔2
2 sin 𝜔 sin 𝜔
= 1−3
2𝜋 𝜔 𝜔
1 sin 𝜔
Jika 𝐹 𝑓(𝑡) = , maka
2𝜋 𝜔
𝑒 𝑗 5𝜔 sin 𝜔
𝐹 𝑓(𝑡 − 5) =
2𝜋 𝜔
dan
𝑒 −𝑗 3𝜔 sin 𝜔
𝐹 𝑓(𝑡 + 3) = .
2𝜋 𝜔
c. Soal
1. Tentukan transformasi Fourier dari fungsi berikut
𝑒 𝑎𝑡 , −1 < 𝑡 < 1
𝑓 𝑡 =
0, selainnya
2. Hitunglah transformasi Fourier dari fungsi berikut
−1, untuk − 1 < 𝑡 < 0
𝑓 𝑡 = 1, untuk 0 < 𝑡 < 1
0, selainnya
a. Tujuan Belajar
Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan tentang
transformasi fourier kosinus dan sinus.
b. Uraian Materi
∞
1
𝑓 𝑡 = 𝐹 𝜔 𝑒 𝑗𝜔𝑡 𝑑𝜔 , dimana
2𝜋
−∞
∞
1
𝐹 𝜔 = 𝑓(𝑡)𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝑡
2𝜋
−∞
∞
2
𝐹𝑐 𝜔 = 𝑓 𝑡 cos 𝜔𝑡 𝑑𝑡
2𝜋
0
∞
2
𝐹𝑠 𝜔 = 𝑓 𝑡 sin 𝜔𝑡 𝑑𝑡
2𝜋
0
Contoh 13.1
Tentukan transformasi Fourier kosinus dan sinus dari
Penyelesaian.
Transformasi Fourier kosinus dari fungsi tersebut diperoleh
∞ 𝑎
2 2
𝐹𝑐 𝜔 = 𝑓 𝑡 cos 𝜔𝑡 𝑑𝑡 = cos 𝜔𝑡 𝑑𝑡
2𝜋 2𝜋
0 0
𝑎
2 1 − cos 𝜔𝑡 2 2 sin2 𝜔𝑎
= − =
2𝜋 𝜔 0 2𝜋 𝜔
Konvolusi
Konvolusi dari dua buah fungsi yaitu 𝑓(𝑡) dan 𝑔(𝑡) didefinisikan sebagai
∞
𝑓 𝑡 ∗𝑔 𝑡 = 𝑓 𝑥 𝑔 𝑡 − 𝑥 𝑑𝑥
−∞
Contoh 13.2
𝜋
0, 𝑡 < 0 sec2 𝑡 , 𝑡 < 4
Misalkan 𝑓 𝑡 = dan 𝑔 𝑡 =
1, t > 0 0, selainnya.
Tentukan 𝑡 = 𝑓(𝑡) ∗ 𝑔(𝑡).
Penyelesaian.
∞
𝑡 = 𝑓 𝑥 𝑔 𝑡 − 𝑥 𝑑𝑥
−∞
𝜋 𝜋
− 0
4 4
= 0 ∙ 0 𝑑𝑥 + 0 ∙ sec2 (𝑡 − 𝑥) 𝑑𝑥 + 1 ∙ sec2 (𝑡 − 𝑥) 𝑑𝑥
−∞ 𝜋 0
−
4
∞
+ 1 ∙ 0𝑑𝑥
𝜋
4
𝜋
4
𝜋
𝜋
= 1 ∙ sec2 (𝑡 − 𝑥) 𝑑𝑥 = − tan 𝑡 − 𝑥 4
0 = tan 𝑡 − − tan 𝑡 .
4
0
c. Soal
1. Tentukan transformasi Fourier kosinus dan sinus dari
1, untuk 0 < 𝑡 < 𝑎
𝑓 𝑡 =
0, untuk 𝑡 ≥ 𝑎
2. Tentukan transformasi Fourier kosinus dari
1, untuk 0 < 𝑡 < 1
𝑓 𝑡 = −1, untuk 1 < 𝑡 < 2
0, untuk 𝑡 > 2
a. Tujuan Belajar
Mahasiswa dapat memahami tentang pemodelan State Space.
b. Uraian Materi
Input :
𝑢1 𝑡 , 𝑢2 𝑡 , ⋯ , 𝑢𝑟 𝑡
Output :
𝑦1 𝑡 , 𝑦2 𝑡 , ⋯ , 𝑦𝑚 𝑡
𝑦1 (𝑡) 𝑔1 𝑥1 , 𝑥2 , ⋯ , 𝑥𝑛 ; 𝑢1 , 𝑢2 , ⋯ , 𝑢𝑟 ; 𝑡
𝑦2 (𝑡) 𝑔2 𝑥1 , 𝑥2 , ⋯ , 𝑥𝑛 ; 𝑢1 , 𝑢2 , ⋯ , 𝑢𝑟 ; 𝑡
𝒚 𝑡 = , 𝒈 𝒙, 𝒖, 𝑡 =
⋮ ⋮
𝑦𝑛 (𝑡) 𝑔𝑛 𝑥1 , 𝑥2 , ⋯ , 𝑥𝑛 ; 𝑢1 , 𝑢2 , ⋯ , 𝑢𝑟 ; 𝑡
Contoh 14.1
Persamaan sistem :
𝑚𝑦 + 𝑏𝑦 + 𝑘𝑦 = 𝑢
Definisikan variabel state
𝑥1 𝑡 = 𝑦 𝑡
𝑥2 𝑡 = 𝑦(𝑡)
Model matematisnya,
𝑑𝑖 1
𝐿 + 𝑅𝑖 + 𝑖 𝑑𝑡 = 𝑒𝑖
𝑑𝑡 𝐶
1
𝑖 𝑑𝑡 = 𝑒0
𝐶
Transformasi Laplacenya yaitu
11
𝐿𝑠𝐼 𝑠 + 𝑅𝐼 𝑠 + 𝐼 𝑠 = 𝐸𝑖 𝑠
𝐶𝑠
11
𝐼 𝑠 = 𝐸0 𝑠
𝐶𝑠
Diperoleh fungsi alih,
𝐸0 𝑠 1
= 2
𝐸𝑖 𝑠 𝐿𝐶𝑠 + 𝑅𝐶𝑠 + 1
Dari model matematis semula diperoleh,
𝑅 1 1
𝑒0 + 𝑒0 + 𝑒0 = 𝑒
𝐿 𝐿𝐶 𝐿𝐶 𝑖
Definisikan variabel state
𝑥1 = 𝑒0
𝑥2 = 𝑒0
dan variabel input dan output
𝑢 = 𝑒𝑖
𝑦 = 𝑒0 = 𝑥1
Diperoleh,
0 1 𝑥1 0
𝑥1
= 1 𝑅 1 𝑢
𝑥2 − − 𝑥2 +
𝐿𝐶 𝐿 𝐿𝐶
𝑥1
𝑦= 1 0 𝑥2