Anda di halaman 1dari 11

BIOGRAFI AUGUSTIN LOUIS CAUCHY

Masa kecil
dimana dia terkait dengan dua hal yang disebut awal: agama dan sains. Tidak ada yang
memperkirakan bahwa Louis-Francois Cauchy tidak terjamah guilotin. Posisinya sebagai
pengacara parlemen, bangsawan, seorang intelektual, penentang agama Katholik dan menjadi
letnan polisi di Paris ketika Bastille jatuh. Dua tahun menjelang revolusi Perancis, dia
menikah dengan Marie Madeleine Desestre, yang dikarunai dengan wajah nan rupawan
meskipun kurang terpelajar, namun mempunyai satu kesamaan, yaitu: membenci agama
Katholik. Augustin Louis Cauchy lahir kurang dari 6 minggu setelah terjadi revolusi
Perancis, adalah anak sulung dari 6 anak (dua laki dan 4 perempuan). Masa kecil Cauchy
adalah periode berdarah. Sekolah-sekolah ditutup. Terjadi kevakuman dalam ilmu
pengetahuan atau kebudayaan, komunitas mulai meninggalkan kebudayaan dan ilmu
pengetahuan agar tidak ditangkap, masuk penjara atau diguilotin. Guna menghindari hal-hal
buruk itu, ketika umur Cauchy empat tahun, mereka sekeluarga pindah ke desa kecil, Arcueil.
Mengungsi memang mampu menghindari diri mereka dari teror, namun membiarkan diri
mereka menderita kelaparan. Setiap hari menderita “setengah” kelaparan dan hanya mampu
memberi makan istri dan anak-anaknya dengan buah-buahan dan sayur-sayuran yang dapat
mereka tanam seadanya atau dari belas kasihan para tetangga. Akibatnya, mudah diduga,
Cauchy mudah terserang penyakit dan pertumbuhan fisiknya terhambat. Menjelang umur 20
tahun, Cauchy baru mampu menanggulangi kurang gizi (malnutrisi) semasa kecil, walaupun
sepanjang hidupnya terus berjuang untuk memperbaiki kesehatan. 
Untuk memberi pendidikan anak-anaknya dilakukan oleh Cauchy senior dengan menulis
sendiri buku-buku teks, banyak diantaranya berupa puisi. Puisi dipercayainya tersusun oleh
tata bahasa yang benar. Hal ini membuat tata-bahasa Cauchy sangat buruk. Anak-anaknya
mulai dijejali dengan pelajaran sejarah selain moral penuh dengan sinisme.
 
Bertetangga dengan Laplace
Pada perbatasan desa Arcueil terdapat rumah Laplace dan Claude-Louis Berthollet [1748 –
1822], dimana nama kedua diguilotin karena tahu bagaimana membuat mesiu. Keduanya
adalah sahabat karib. Kebun mereka hanya dipisahkan oleh tembok dimana-mana masing-
masing memberikan kunci duplikatnya kepada yang lainnya. Cauchy senior, dalam upaya
menutup setengah kelaparan pergi kedua orang tetangganya ini yang tidak pernah kekurangan
makanan. Suatu hari, sewaktu Cauchy senior mengajak si kecil pergi ke rumah Berthollet
yang tidak pernah ke luar rumah dimana Laplace sedang bertamu, Laplace terkesan dengan
penampilan anak itu. Penampilan seperti anak biasa namun memandang buku-buku dan
makalah-makalah yang bertebaran dengan mata tidak berkedip dan tampaknya sangat
menyukai. Beberapa saat kemudian, Laplace mengetahui bahwa anak ini mempunyai bakat
matematika istimewa dan memberi nasihat agar Cauchy senior mengajarinya matematika.
Beberapa tahun kemudian, Laplace mengikuti kuliah dari Cauchy tentang deret tak-terhingga
(infinite series) disertai dengan ketakutan bahwa penemuan anak ini tentang konvergensi
dapat menghancurkan seluruh mekanika alam semesta (celestial) yang menjadi andalannya.
Kompetensinya terancam karena semua perhitungannya didasarkan pada divergen.
Beruntunglah Laplace karena intuisi astronomikalnya jauh dari bencana, setelah dia menguji
ulang perhitungannya tentang deret dengan metode konvergensi dari Cauchy yang kemudian
disebut dengan metode Cauchy.
 
Bertemu dengan Lagrange
Awal tahun 1800, secara diam-diam Cauchy senior bersama keluarga kembali ke Paris dan
terpilih sebagai sekretaris senat. Menempati kantor di Luxembourg Palace dan Cauchy kecil
mendapat jatah ruangan di pojok. Lagrange – profesor matematika dari Polytechnique –
sering datang dan diskusi tentang bisnis dengan Cauchy senior. Lagrage tertarik – seperti
halnya Laplace – tertarik dengan anak kecil yang memendam bakat matematika. Dalam suatu
kesempatan Laplace dan banyak pakar lain yang hadir, Lagrange menuding Cauchy kecil
yang duduk di pojok seraya berkata, “Anda semua, lihatlah anak itu? Dia akan menjadi
penerus kita semua sebagai matematikawan.”
Langrange memberi nasihat kepada Cauchy senior, “Agar tidak mematikan bakatnya,
jauhkan anak ini dari buku matematika sampai usianya mencapai tujuh-belas tahun.” Yang
dimaksud oleh Lagrange adalah matematika tingkat tinggi. Dalam kesempatan lain
disebutkan, “Jika anda tidak dapat memberi pelajaran tentang tata-bahasa maka semangatnya
akan padaml Dia akan menjadi matematikawan besar tapi dia sendiri tidak tahu bagaimana
menulis dengan bahasanya sendiri.” Nasihat dari matematikawan besar perlu dituruti. Sebagai
tindak-lanjutnya, Cauchy senior mengajar tata-bahasa sebelum membiarkan anaknya
menekuni matematika tingkat tinggi.
 
Semua usaha ayahnya ini membuahkan hasil. Cauchy diterima di Central School of Pantheon
pada kisaran usia tiga-belas tahun. Lewat prestasi di sekolah dengan menjadi bintang kelas,
Cauchy piawai dalam sejarah Yunani, bahasa Latin dan puisi dalam bahasa Latin
memperoleh hadiah pertama dari Napoleon.
 
Menjadi pasukan Napoleon
Selanjutnya, selama sepuluh bulan, Cauchy mempelajari matematika secara intensif dengan
bimbingan seorang ahli. Tahun 1805, pada usian enam-belas tahun diterima pada
Polytechnique. Sifat membenci agama Katholik, hasil doktrin kedua orang tuanya, membuat
dirinya dibenci oleh teman-temannya lewat pandangan-pandangan agama yang terkadang
dikemukakannya. Lulus dari Polytechinue, Cauchy melanjutkan pada bidang teknik sipil pada
tahun 1807. Setelah lulus, mengabdikan diri kepada Napoleon. Bulan Maret 1810, Cauchy
meninggalkan Paris pergi ke Cherbourg, memasuki kancah perang Waterloo, selama lima
tahun. Sebelum menyerang dengan ratusan ribu pasukan, perlu dibangun pelabuhan-
pelabuhan dan benteng-benteng untuk menahan kapal musuh. Napoleon mempunyai
pengharapan bahwa dia dapat mengalahkan pasukan Inggris. Diharapkan kemenangan ini
merupakan peristiwa penting kedua setelah runtuhnya Bastille.
Tugas Cauchy selama di Cherbourg adalah insinyur militer (baca: Poncelet). Sebelum
keberangkatnya, Cauchy membawa empat buku: karangan Laplace (Mecanique Celeste),
karangan Langrange (Traite des fonctions analytique), Thomas Kempis (Imitation of Christ)
dan sebuah manual perang sebagai buku wajib bagi prajurit.
Selama tiga tahun di Cherbourg, Cauchy ternyata dapat “menikmati” kehidupan itu. Bangun
dini hari, kerja keras sampai malam hari. Membangun barak untuk tahanan perang asal
Spanyol adalah pekerjaan sehari-hari, membuat tubuh Cauchy berangsur sehat.
 
Kembali ke Matematika 
Kembali dari Cherbourg, pada awal Desember 1810, Cauchy menekuni matematika. Diawali
dengan belajar aritmatika dan berakhir dengan astronomi, menyederhanakan pembuktian dan
menemukan proposisi-proposisi baru dengan menggunakan metode-metodenya menjadi
pekerjaan sehari-hari. “Tragedi” di Moskow (baca: Poncelet) pada tahun 1812, perang
dengan Prussia dan Austria (baca: Gauss) membuat impian Napoleon untuk menyerbu
Inggris urung, dan pekerjaan di Cherbourg ditunda. Masih berumur 24 tahun dan tahun 1813,
Cauchy kembali ke Paris. Saat ini dia melakukan penelitian matematika brilian agar layak
disebut matematikawan terkemuka Perancis, seperti yang pernah diucapkan oleh Lagrange,
nubuat untuk digenapi. Topik yang menjadi pokok penelitian adalah polyhedra dan fungsi-
fungsi asimetris.
 
Awal tahun 1811, Cauchy mengeluarkan makalah perdananya tentang polyhedra *), yang
mempunyai sisi lebih dari sekedar 2, 4, 6, 12 atau 20 sisi. Disusul dengan makalah kedua,
dengan mengembangkan rumus dari Euler tentang geometri bidang, dengan menghubungkan
jumlah sudut (S), permukaan (M), (garis) verteks (V) dari polyhedron, S + 2 = M + V.
Makalah ini kemudian dicetak, dan Legendre menyuruh Cauchy melanjutkan meskipun
Malus (1775 –1812) menyebutkan bahwa ada yang salah dengan rumus itu, namun Malus
tidak dapat menunjukkan bagian mana yang salah.
 
Berseteru dengan Malus
Eteinne Louis Malus bukan seorang matematikawan handal, tapi seorang officer insinyur
kawakan. Ketika Napoleon melakukan kampanye di Jerman dan Mesir, Malus tanpa
disengaja menelukan polarisasi cara dengan teknik reflesi. Kritiknya terhadap Cauchy hanya
sekedar komentar seorang fisikawan amatir yang sudah veteran. Dalam upaya membuktikan
theorema Cauchy menggunakan “metode tidak langsung”: yang biasa dipakai oleh pemula
dalam belajar geometri. Metode ini menjadi sasaran kritik Malus.
Dalam pembuktian proposisi dengan menggunakan metode tidak langsung ini, terjadi
kontradiksi karena dideduksi dari asumsi yang salah – mengikuti logika Aristotelian, yang
menganggap bahwa asumsi itu benar. Cauchy tidak menemui hambatan dengan menyertakan
bukti-bukti, namun tetap menganggap Cauchy belum memberikan pembuktian. Logika
Aristotelian, seperti yang dinyatakan Malus kepada Cauchy, tidak selalu merupakan metode
sahih untuk pembuktian dalam matematika. 
Apabila Malus gagal untuk meyakinkan Cauchy pada tahun 1812, maka pembuktian lengkap
terjadi pada tahun 1912 oleh Brouwer. Brower mewarisi analisis matematikal Cauchy.
 
Determinan
Di tengah kesibukan, Cauchy menyunting Aloise de Bure, keturunan keluarga yang kembali
sama seperti Cauchy, membenci (agama) Katholik. Mereka menikah pada tahun 1818 dan
mempunyai 2 anak perempuan. Kedua anak ini kembali dididik oleh Cauchy untuk tetap
membenci (agama) Katholik. Kebahagiaan dalam pernikahan membuat Cauchy makin
produktif dalam berkarya, sampai terjadi revolusi pada tahun 1830, yang menurunkan tahta
Charles X. Keloyalan Cauchy terhadap raja ini tidak perlu diragukan. Dinasti Bourbon
dipercayai Cauchy adalah perwakilan langsung dari Langit yang dikirim untuk memerintah
Perancis – bahkan alasan bahwa Langit mengirim badut tidak punya kompetensi seperti
Charles X – tidak mau diterimanya. Cauchy merasa mengerjakan tugas mulia dari Langit dan
untuk kebesaran Perancis, ketika menggantikan posisi Monge.
 
Ingin ke luar dari bayang-bayang ketenaran Gauss, Cauchy melakukan kiprah di luar bidang
yang menjadi kompetensi Gauss. Untuk itu Cauchy mengembangkan apa yang disebut
dengan determinan. Diawali dengan membuat susunan simetri dari n faktor atau bilangan, a1,
a2, a3, …, an, sebelum merumuskan difinisi determinan sebagai ekspresi yang diperoleh dari
setiap perubahan. Tahun 1815, Cauchy menggunakan determinan untuk menghitung
perambatan gelombang, menyelesaikan problem geometri dan fisika. Misal diketahui A, B, C
adalah lebar pipa paralel, jika diproyeksikan ke dalam aksis x, y dan z yang tegak lurus
dengan sistem koordinat adalah:
 
A1 B1 C1
 
A2 B2 C2
 
A3 B3 C3
 
Maka isi pipa paralel adalah [{(A1B2C3) + (A3B1C2) + (C1A2B3)} – {(A3B2C1) +
(A1C2B3) + (C3B1A2)}] = S(±A1B2C3). **) Dalam tulisan yang sama dikaitkan dengan
perambatan gelombang, Cauchy menggunakan determinan dengan notasi derivatif parsial,
mengganti kondisi yang diperlukan dua garis untuk mengeksresikannya secara singkat:
 
S(± dx dy dz ) = 1
da db dc
 
Sisi kiri sekarang lebih dikenal dengan sebutan “Jacobian” dari x, y, z dengan a, b, c. Nama
Jacobi dipakai bukan karena dia pertama kali menggunakan bentuk determinan ini, namun
karena dia membangun penyelesaian (algorist) tentang kemungkinan-kemungkinan yang
terkait dengan notasi-notasi determinan.
 
Matematikawan “penentang arus”
Cauchy selalu mencerca agama, dan tabiat ini selalu memicu masalah baginya. Orang yang
kenal dengannya menyebut bahwa tabiat itu membuat dirinya penuh percaya diri, arogan,
pemujaan diri sendiri dan saya tersingkir dari pergaulan. Tabiat itu juga mempengaruhi
sikapnya terhadap ilmuwan lain. Memberikan opini religius saat melakukan penelitian ilmiah.
Ketika memberikan laporan penelitian tentang teori cahaya pada tahun 1824, dia menyerang
pandangan perintis awal teori itu – Newton, yang disebutnya tidak percaya bahwa manusia
mempunyai jiwa (soul).
 
Barangkali ingat bagaimana perlakuan Cauchy terhadap Galois dan Abel. Ketika Abel
meninggal pada tahun 1829, Cauchy tidak bergeming, tidak mau memeriksa karya Abel yang
ditumpuknya sejak 1626, meskipun terus didesak oleh Legendre. Berseteru dengan ilmuwan
lain adalah hal biasa bagi Cauchy. Berseteru dengan Libri yang kemudian “mengungsi” dari
Perancis karena ada kasus pencurian buku-buku berharga. Ada perbedaan pendapat dengan
Duhamel dalam hal penentuan siapa penemu pertama dalam “goncangan-goncangan
inelastis” (inelastic shocks).
Semua yang disebutkan di atas akhirnya menjadi anti-klimaks. Isi surat dari anak perempuan
Cauchy yang menggambarkan saat-saat akhir Cauchy, disebutkan bahwa, “ Dengan
kesadaran penuh dan kekuatan mental, pada dini hari 03.30, tiba-tiba ayah mengucapkan
kata-kata pujian kepada Jesus, Maria dan Joseph. Menjelang pukul 04.00 dini hari, Cauchy
meninggal. Meninggal dengan tenang.”
 
Postulat Cauchy
Teori substitusi, dirombak menjadi lebih sistematis oleh Cauchy, yang dikemukakannya
lewat makalah-makalahnya terhitung mulai pertengahan tahun 1840. Dikembangkan dan
diberi nama teori kelompok-kelompok terbatas (theory of finite groups). Operasi diberi notasi
dengan huruf besar, A, B, C, D… dan dua operasi, sebagai contoh, A pertama dan B kedua,
memungkinkan terjadi kesetaraan AB. AB dan BA tidak harus mempunyai operasi yang
sama. Misal A adalah “Bagilah dengan 10, bilangan yang diketahui,” dan B adalah
“tambahkan 10 terhadap bilangan yang diketahui”, AB = x/10 + 10 sedangkan BA (x+10)/10.
Apabila operasi X dan Y sama disebut sebagai sama dengan (atau equivalen) yang lazim
ditulis dengan notasi X = Y. 
Notasi ini biasa disebut dengan asosiatif. Dikenal dua jenis asosiatif: untuk penjumlahan dan
untuk perkalian. Dari tiga operasi U, V, W dalam bentuk (UV)W = U(VW) disebut
menurunkan hukum asosiatif. Pada notasi pertama, UV diproses pertama, dan hasilnya
dikalikan dengan W; tapi pada notasi kedua, U diproses pertama dan hasil itu dikalikan
dengan VW. 
Tidak mau kalah, seperti halnya Euclid, Cauchy juga mengemukakan empat postulat:
(i) Terdapat aturan kombinasi yang dapat dipakai pada setiap (pasangan) X, Y yang hasilnya
diberi notasi XY. Kombinasi X dan Y dalam susunan ini, sesuai dengan hukum kombinasi,
secara unik ditentukan operasi secara kelompok.
(ii) Untuk setiap tiga operasi X, Y, Z dalam kelompok, hukum (i) disebut asosiatif, disebut
(XY)Z = X(YZ).
(iii) Terdapat identitas unik I dalam kelompok, untuk itu setiap operasi X dalam kelompok IX
= XI = X. 
(iv) Jika X ada pada setiap operasi dalam kelompok, ada kelompok operasi unik, disebut X’,
seperti X X’ = I (mudah dibuktikan bahwa XX’ = I juga).
 
Empat postulat di atas mendasari pengambangan lebih lanjut dengan mambahas permutasi
***) atau substitusi kelompok-kelompok. Ilustrasi, menggunakan tiga huruf a, b dan c dapat
diperoleh 6 pasangan huruf: ab, ac, bc, ba, ca, cb. Di atas adalah permutasi yang dibedakan
dengan kombinasi yang diperoleh: ab, ac, bc
 
Menjadi pengelana Eropa
Pada tahun 1830, terjadi pergolakan politik di Perancis dan tahun-tahun itu Cauchy
memutuskan untuk beristirahat. Bulan Juli terjadi revolusi dan pada bulan September 1830,
Cauchy beristirahat beberapa waktu di Swiss dengan meninggalkan anak dan istrinya.
Memprakarsai pendirian Academie Helvetique di Swiss, namun proyek ini akhirnya gagal
karena peristiwa politik. Tahun berikutnya pergi ke Turin setelah mendapat tawaran Raja
Piedmont (Charles Albert – Raja Sardinia) untuk menduduki jabatan kepada fisika teoritikal.
Setelah jatuh sakit dan diharuskan banyak istirahat, Cauchy pergi liburan dan menemui Paus
di Vatican. Tidak lama bermukim di Turin, langsung menuju Praha dan menjadi kembali
menjadi pengikut Charles X yang melarikan diri. Tugas Cauchy adalah membimbing cucu
Charles X, Duke of Bordeaux, yang masih berusia 13 tahun. Di Praha, Cauchy bertemu dan
melakukan diskusi tentang difinisi kontinuitas dengan Bolzano, Sebelum kembali lagi ke
Paris pada tahun 1838, dengan meninggalkan “murid” pribadinya. Pergi untuk menghadiri
kawin emas orang tuanya dipakai sebagai alasan. Lewat dispensasi anggota-anggota lain dari
Institut (termasuk Academie of Science), Cauchy tidak perlu mengangkat sumpah setia
kepada Pemerintah dan Cauchy memperoleh posisi di Academie. 
Kompetensi matematika Cauchy berkembang pesat pada periode ini. Selama 19 tahun akhir
kehidupannya menghasilkan lebih dari 500 makalah dalam bidang matematika, termasuk
mekanika, fisika dan astronomi.
 
Ekses Sumpah Setia
Tidak mau mengangkat sumpah ini ternyata membawa preseden buruk. Ketika ada lowongan
jabatan di College de France, nama Cauchy muncul sebagai kandidat lewat surat kaleng.
Cauchy kembali ditolak. Ketika Bereau des Longitudes butuh matematikawan handal,
selentingan muncul nama Cauchy. Terjadi tarik-menarik. Lewat pertimbangan bahwa
Perancis masih membutuhkan Cauchy, kembali ada dispensasi tidak perlu mengangkat
sumpah bagi Cauchy. Disinilah Cauchy memberi sumbangsih kepada astronomi matematikal.
Diawali oleh Leverrier membuat makalah tanpa konsultasi dengan Cauchy. Kalkulasi angka
yang panjang membuat tak seorang pun dewan juri mau dan sanggup memeriksa karya itu,
ketika dipresentasikan di Academie. Cauchy tampil sebagai sukarelawan. 
Alih-alih mengikuti cara Leverrier, Cauchy dengan cepat mampu membuat jalan pintas dan
menemukan metode-metode baru yang memungkinkan dirinya melakukan verifikasi dan
mengembangkan gagasan itu dalam waktu yang lebih singkat. Masuknya Cauchy ke Bereau
memberi “warna” lain terhadap pandangan politik Bereau yang kemudian banyak menolak
campur tangan Pemerintah. 
Mengetahui hal ini, Pemerintah menekan Cauchy agar mengundurkan diri. Konflik ini
semakin meruncing pada tahun 1843. Cauchy, akhirnya, karena nasihat teman-temannya,
mengirimkan surat pengunduran dirinya sebelum ke luar surat pemecatan dari Pemerintah. 
Kasus ini kemudian dianggap bahwa kebebasan akademis terpasung. Tidak lama kemudian
mulai muncul bibit-bibit permusuhan dengan Pemerintah yang diindikasikan dengan
maraknya perkelahian dengan aparat di jalan-jalan raya, kerusuhan, pemogokan dan perang
sipil dengan misi mengubah tatanan itu. Untuk mengakomodasi, ketentuan yang dibuat oleh
salah satu provisi, mulai menghilangkan sumpah setia sebagai prasyarat. Tahun 1852,
sewaktu Napoleon III mengambil alih kekuasaan, sumpah setia ditiadakan. Tampaknya
Cauchy, akhirnya, memenangkan “pertempuran” ini.
 
Penutup
Yang tertinggal dari Cauchy adalah unik. Cauchy tidak populer diantara rekan-rekan
kerjanya. Baginya kedudukan atau jabatan harus didasarkan pada kompetensi, sedangkan
faktor-faktor lain dianggap melanggar etika. Dalam pergaulan sosial Cauchy sangat sopan,
Tabiatnya sangat ekstrem kecuali dalam dua hal: matematika dan agamanya, dimana
sikapnya sangat moderat. Siapapun yang menjalin hubungan dengannya akan dianggap
sebagai prospek. Ketika diundang William Thomson (Lord Kelvin) yang berusia 21 tahun
untuk berdiskusi tentang matematika, Cauchy lebih banyak menghabiskan waktu untuk
mengubah keyakinan (agama) Lord Kelvin.
Cauchy dapat dikatakan meninggal secara mendadak. Diawali dengan problem kesehatan
pada saluran pernafasan, Cauchy meminta ijin untuk beristirahat di desa, guna penyembuhan.
Saat di desa mengalami demam ringan namun berakibat fatal. Beberapa jam sebelumnya
Cauchy masih berdiskusi dengan Uskup agung kota Paris tentang proyek amal-derma – salah
satu sifat Cauchy yang tetap terbawa sejak kecil. Ucapan terakhir: “Manusia mati, tapi
namanya tetap tinggal,” barangkali pertanda akhir hayatnya.
 
*) Rangkaian bidang-bidang dengan berbagai bentuk saling berhubungan membentuk suatu
bentuk silinder yang mempunyai banyak sudut dan permukaan dapat disebut sebagai
polyhedra atau polyhedron 
**) Perkalian unsur atau bilangan ke (arah) kanan di kurangi dengan perkalian unsur atau
bilangan ke (arah) kiri.
***) Rumus permutasi: r P n = ((r!)/(r-n)!), dimana r = kelompok unsur yang tersedia & n =
unsur yang diambil. Rumus kombinasi n C r = (n!)/[r!(n-r)!], dimana n = unsur yang tersedia,
r = unsur yang dipilih
Profil & Biodata Augustin-Louis Cauchy
Augustin-Louis Cauchy adalah ahli ilmu matematika dari Perancis, dia lahir pada 21 Agustus
1789 di Paris, Perancis. Dia meletakkan dasar bagi analisa modern dan melakukan banyak
karya yang penting didunia matematika.

Awal pendidikannya ditempuh di Ecole Centrale du Pantheon yang mana sekolah itu disebut
sebagai sekolah terbaik di Paris saat itu. Cauchy adalah seorang siswa yang sangat pandai dan
selalu mendapat nilai tertinggi di semua mata pelajaran termasuk Bahasa Latin dan Sosial.

Cauchy kemudian mendaftar di Ecole Polytechnique untuk menjadi insinyur dan


menyelesaikan studinya di Institute itu pada tahun 1807. Setelah dari Polytechinque dia
melanjutkan pendidikan di Ecole des Ponts et Chaussees (Sekolah khusus untuk membangun
jembatan dan jalan) untuk menjadi insinyur sipil. Augustin-Louis Cauchy dinyatakan sangat
cerdas dan lulus dari sekolah ini dengan gelar kehormatan.

Setelah lulus di tahun 1810, Cauchy mendapatkan pekerjaan di Cherboung sebagai insinyur


muda dimana dia bertahan di pekerjaan itu selama 3 tahun sekalipun waktunya sangat sempit
karena pekerjaannya dia masih bisa menulis 3 naskah matematika yang kemudian dikirimkan
ke Intitut de France. Dua dari tiga naskahnya diterima.

Ketika Cauchy berusia 23 tahun kesehatannya mulai menurun karena banyaknya pekerjaan,
karenanya dia memutuskan untuk kembali ke Paris dan mencurahkan semua waktunya untuk
matematika.

Dia paham betul bahwa hanya bidang inilah yang menarik buat dia dibandingakan dengan
yang lain. Cauchy mendapatkan cuti sakit diluar tanggungan dan mulai mengerjakan
karyanya dibidang matematika.

Dia meneliti dibanyak topik matenatika seperti fungsi simetris, group simetris dan banyak
teori termasuk di dalamnya theory of the higher order algebraic equations . Dia juga ditunjuk
sebagai anggota dari Academie des Sciences di tahun 1816.

Cauchy menjadi sangat populer di dunia matematika untuk ide dan karyanya yang luar biasa.
Dia bisa membuktikan Dalil fermat tentang poligon yang membuatnya
menjadi bintang diantara teman sebayanya.

Dia mendapat posisi sebagai rekanan profesor matematika di Politeknik pada tahun 1815 dan
tahun berikutnya menjadi Profesor penuh.

Tidak banyak informasi tentang kehidupan pribadinya, selain bahwa dia menikah ketika
berusia 28 tahun dengan Aloise de Bure dan memiliki 2 orang anak perempuan. Karirnya
cukup sukses pada masa politik Prancis pada masa itu tetapi setelah tahun 1830 semuanya
berubah.
Di Juli 1830 Perancis menuju masa revolusi ketika Charles X digantikan oleh Louis-Phillippe
yang mengakibatkan adanya banyak kerusuhan dan siswa-siswa politeknik ikut aktif
mengambil bagian.

Kondisi politik ini melibatkan keadaan keluarga Cauchy yang berakibat pada penghentian


usahanya dibidang matematika. Cauchy meninggalkan Perancis untuk sementara waktu
namun pada akhirnya ia harus memutuskan untuk mengikuti Rezim yang ada atau melawan
dan dia memilih untuk melawan.

Perlawanan ini mengakibatkan dia kehilangan semua pekerjaannya di Paris kecuali


keanggotaannya di Academie des Sciences. Akan tetapi hal ini tidak menghentikannya
mengejar karya dibidang matematka, jadi dia memutuskan pindah ke Turin, Italy. Di sana dia
mendapat tawaran dari Raja Sardinia sebagai ahli fisika dan dia menerimanya dengan senang
hati.

Dia ada di posisi ini 1 tahun kemudian dia pindah ke Prague untuk membimbing Duke of
Bordeaux sampai 1838. Hubungan mereka sebagai guru dan murid tidak terlalu baik hanya
saja Cauchy tetap berusaha mengajar muridnya sebaik mungkin.

Cauchy tidak bisa mendapatkan kembali posisi akademisnya meskipun demikian dia tetap


berhubungan dengan asal budayanya sampai dia meninggal di tahun 1857.

TAMBAHAN
Augustin Louis Cauchy lahir di Paris,Perancis. Dia lahir sekitar enam minggu setelah
terjadinya Revolusi Perancis. Cauchy merupakan anak tertua dari 6 bersaudara. Ayahnya
bernama Louis Francouis Cauchy. Ibunya bernama Marie Madalene Desestre. Pada masa
kecilnya, keadaan masih tergolong menyeramkan sebagai akibat revolusi perancis. Sekolah
ditutup, ilmu pengetahuan mengalami masa tidak berkembang dengan baik.

Perangko Berlambang Cauchy


Masa Kecil Cauchy
Pada usia empat tahun ayah Cauchy membawanya pindah ke desa Arcueil. Demi keselamatan
dari pergolakan situasi politik yang penuh teror. Kehidupan keluarganya teramat miskin kala
itu, mereka hanya maka sayur dan buah dari hasil tanaman sehari-hari. Caucy pernah
menderita kekurangan gizi dan sangat mudah terserang penyakit. Baru pada usia 20 tahun
Cauchy bisa mendapatkan kesehatan yang lebih baik.Namun meskipun demikian sejak
masa umur 14 tahun Cauchy telah banyak membaca buku buku.
Hidup di desa Arcueil ternyata terdapat rumah Laplace dan Claude Louis Berthollet. Nama
tersebut dicap sebagai nama yang bisa membuat mesiu. Laplace dan Berthollet adalah dua
oang bertetangga. Pada suatu hari Cauchy di ajak bermain ke rumah Laplace. Dari sinilah
Laplace melihat rasa ketertarikan dengan ilmu pengetahuan. Cauchy terpana
melihat kumpulan makalah dan buku pengetahuan di rumah Laplace. Dari sana Laplace
mengajari Cauchy ilmu ilmu pengetahuan lebih lanjut termasuk matematika.
Pada awal tahun 1800, ayah Cauchy memutuskan untuk kembali ke Paris karena dia terpilih
menjadi sekretaris senat. Dengan berkantor di Luxemburg Palace, anaknya Cauchy
memperoleh sebuah jatah ruangan di kantor ayahnya. Dalam kondisi pekerjaan ayah Cauchy
sering berhubungan dengan Lagrange yang berprofesi sebagai pengajar matematika di
sebuah akademi politeknik. Mereka mendiskusikan permasalahan bisnis dan
pembangunan. Ketika itulah Lagrange bersua dengan Cauchy. Singkat cerita Lagrange juga
mengalami ketertarikan dengan kemampuan Cauchy. Lagrange menganggap Cauchy
memiliki sebuah pemikiran yang cemerlang dalam matematika.
Namun pada kesempatan tersebut, Lagrange tidak langsung menunjukan rasa tertariknya
pada Cauchy, Lagrange berpesan kepada ayah Cauchy untuk menjauhkan Cauchy dari perihal
matematika terlebih dahulu. Cauchy disarankan untuk belajar tata bahasa dan menulis
terlebih dahulu, karena menurutnya bagaimana bisa menjadi ilmuwan besar jika membaca
dan menulis saja tidak terasah dengan tajam.

Pendidikan Cauchy
Pada awalnya Cauchy disekolahkan di sekolah Central School of Pantheon pada umur 13
tahun. Di sekolah prestasipun di ukir. Cauchy dikenal sangat bisa dalam sejarah, bahasa latin
dan puisi. Bahkan sebuah puisi berbahasa latin dari Cauchy pernah
mendapatkan penghargaan dari Napoleon. 
Pada tahun 1805 Cauchy diterima disebuah akademi Ecole Polytechnique. Di sana dia
memilihjurusan teknik sipil. Setelah lulus dia menjadi bagian dari tentara Napoleon. Pada
tahun 1810 Cauchy ikut berperang d Waterlo. Dengan pelatihan militer ini tubuh Cauchy
terlihat lebih sehat. Peran Cauchy sendiri bukan sebagai tentara yang ikut ke medan tempur.
Cauchy hanya sebagai insinyur kesatuan militer. Tugasnya adalah untuk membangun barak
barak bagi tentara dan tawanan pada masa perperangan. Sebelum berangkat, Cauchy
membawa bekal empat buah buku favoritnya yaitu Mecanique Celeste karangan
Laplace, Traite des fonctions analytique karangan Langrange, Imitation of
Christ karangan Thomas Kempis dan sebuah buku wajib petunjuk manual perang bagi
kesatuan tentara.
Sekembalinya dari perperangan Cauchy menekuni kembali ilmu pengetahuan. Kembali
dalam masalah aritmatika sederhana, astronomi dan mencari pembuktian serta proposisi
dari permasalahan matematika. Dalam penelitian kali ini Cauchy leih berfokus
pada polyhedra danfungsi asimetris.
Berkat ketekunan yang dimilikinya pada tahun 1811 Cauchy berhasil menerbitkan hasil
penelitiannya tentang polyhedra (segi banyak). Makalah lainnya tentang
pengembangan rumus Euler tentang geometri bidang. Cauchy menemukan sebuah
persamaan yang menghubungkan jumlah sudut (S), permukaan (M), (garis) verteks (V) dari
polyhedron, S + 2 = M + V.
Sumber

Anda mungkin juga menyukai