Izzatul Hanifa - Laporan Kasus Besar Pseudofakia Dengan After Cataract ODS
Izzatul Hanifa - Laporan Kasus Besar Pseudofakia Dengan After Cataract ODS
Pembimbing :
dr. Nanny RL Gatam, Sp.M
Disusun Oleh :
Izzatul Hanifa
11141030000054
Penulis
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lensa
Lensa mata merupakan suatu struktur bikonveks yang hampir
transparan sempurna, tidak berwarna dan tidak memiliki pembuluh
darah2.
2
Gambar 2.1 Bentuk dan Posisi Lensa Mata
Sumber Lang, Gerhard K. 2000. Ophthalmology : a short textbook.
New York, USA. Thieme Publishing. p1664
3
2.1.2. Fisiologi Lensa
Lensa dibentuk oleh epitel lensa yang membentuk serat
lensa dalam kapsul lensa. Epitel ini terletak di bagian anterior
lensa, diantara kapsul dan serat lensa yang tersusun atas sel epitel
kuboid. Epitel lensa akan membentuk serat lensa secara terus-
menerus sehingga membuat struktur lensa semakin padat pada
bagian sentral yang membentuk nukleus lensa. Karena proses ini
terjadi terus-menerus seumur hidup, maka akan terjadi kekakuan
lensa akibat memadatnya lensa1. Hal inilah yang akan
menyebabkan gangguan akomodasi pada orang lanjut usia.
Kapsul lensa berperan untuk mengatur homeostasis lensa
karena bertindak sebagai membran yang semipermeabel yang
menjadi jalur masuk ion, nutrisi dan cairan dari akuos dan
vitreous humour5.
Lensa disusun sebagian besar oleh air (65%), sedangkan
sisanya adalah komponen protein (35%). Protein pada lensa yang
membuat sifat transparan pada lensa adalah protein kristalin3.
Selain itu juga terdapat sedikit kandungan mineral. Lensa
memiliki kandungan kalium yang lebih tinggi serta kandungan
natrium yang lebih rendah dibandingkan akuos atau vitreous
humour.5
2.2. Pseudofakia
2.2.1. Definisi Pseudofakia
Pseudofakia merupakan suatu keadaan dimana mata terpasang
lensa tanam setelah operasi katarak. Intra Oculer Lens (IOL) atau
lensa intraokular ditempatkan saat operasi katarak yang tidak
memerlukan perawatan khusus setelah pemasangan.
4
Tanda-tanda pseudofakia adalah adanya surgical scar yang
biasanya terdapat di dekat limbus atau kornea perifer, bilik mata
depan biasanya terlihat lebih dalam dibandingkan dengan mata
normal, serta pupil yang berwarna kehitam – hitaman tetapi ketika
sinar disenter ke arah pupil maka akan terlihat pantulan refleks
kaca.
5
korteks lensa dikeluarkan dengan aspirasi serta irigasi
kemudian dilakukan pemasangan IOL.
6
jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal pasca operasi
katarak, penanaman lensa di segmen posterior atau trauma pada
lensa1.
7
untuk mengeluarkan nukleus dan kapsul posterior ditinggalkan
untuk menahan lensa yang akan ditanam juga untuk mencegah
vitreous humor masuk ke segmen anterior mata4.
Epitel lensa subkapsular yang tersisa mungkin menginduksi
regenerasi serat – serat lensa, memberikan gambaran “telur ikan”
pada kapsul posterior (Mutiara Elschnig). Lapisan epitel yang
berproliferasi tersebut dapat membentuk banyak lapisan dan
menimbulkan kekeruhan yang jelas. Sel – sel ini mungkin juga
mengalami diferensiasi miofibroblastik. Kontraksi serat – serat
tersebut menimbulkan banyak kerutan kecil di kapsul posterior,
yang menimbulkan distorsi penglihatan. Semua faktor ini dapat
menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan setelah ekstraksi
katarak ekstrakapsular2.
Bentuk yang merupakan proliferasi epitel lensa pada
katarak sekunder berupa mutiara Elschnig dan cincin
Sommering1. Cincin Sommering kemungkinan akan bertambah
besar karena regenerasi epitel. Cincin ini terjadi akibat kapsul
anterior yang pecah dan traksi kearah pinggir dan melekat pada
kapsul posterior meninggalkan daerah yang jernih. Pada cincin ini
tertimbun serabut epitel lensa yang berproliferasi. Sedangkan
mutiara Elschnig adalah epitel subkapsular yang berproliferasi
dan membesar sehingga tampak seperti gelembung-gelembung.
Akibat proliferasi epitel tersebut maka kapsul posterior akan
semakin keruh yang menimbulkan pengelihatan buram.
8
menurun. Selain itu fotofobia juga dirasakan khususnya bila
ditempat yang silau.
Pada pemeriksaan oftalmologi, kapsul posterior terdapat
kekeruhan. Apabila yang terbentuk adalah mutiara Elschnig,
maka akan ditemukan gambaran seperti gelembung busa sabun
atau telur kodok pada kapsul posterior lensa mata. Namun apabila
yang terbentuk adalah cincin Sommering, yang ditemukan adalah
gambaran kekeruhan berbentuk seperti cincin pada tepi kapsul
posterior lensa1.
9
lebih sering digunakan adalah laser neodymium-yttrium-
alumunium-garnet atau Nd:YAG laser posterior capsulotomy6.
Nd:YAG laser posterior capsulotomy merupakan metode
non invasif sehingga sekarang sering digunakan. Sebelum
prosedur dilakukan pasien harus dipersiapkan terlebih dahulu
bahwa prosedur ini tidaklah sakit, pasien mungkin akan
mendengar ledakan-ledakan kecil sebagai akibat dari energi laser
di jaringan target agar menimbulkan lubang kecil di kapsul
posterior di sumbu pupil, namun pasien harus tetap
mengusahakan posisi mata tetap terfiksasi. Selain itu pasien
diberikan obat tetes apraclonidine, timolol atau beta-adrenergik
lainnya untuk mengatasi peningkatan tekanan intraocular pasca
laser. Kemudian pasien diberikan obat tetes untuk mendilatasi
pupil serta anestesi topikal. Setelah dilakukan laser maka pasien
harus di follow-up 1-4 jam setelah laser dan kontrol 1 minggu
setelah tindakan laser dilakukan terutama dalam mengukur
tekanan intraokular9.
Komplikasi teknik ini, antara lain naiknya tekanan
intraocular untuk sementara waktu, kerusakan lensa intraocular,
dan rupture sisi hialoid anterior dengan penggeseran vitreus ke
dalam bilik mata depan, yang berpotensi menimbulkan ablatio
retina regmatogenosa atau edema makula kistoid, dan kerusakan
IOL. Kenaikan tekanan intraokular biasanya dapat diketahui
dalam 3 jam setelah terapi dan menghilang dalam beberapa hari
dengan terapi. Jarang, tekanan tidak turun ke normal selama
beberapa minggu. Lubang atau retakan kecil dapat terjadi pada
lensa intraocular, tetapi biasanya tidak mengganggu ketajaman
penglihatan. Tidak ada kerusakan yang nyata pada endotel kornea
pada pemakaian Nd:YAG laser posterior capsulotomy2.
Keberhasilan tindakan ini dalam meningkatkan ketajaman
penglihatan dari 83% hingga 96%9.
10
Gambar 2.4 Sebelum dan setelah terapi YAG laser
Sumber healio.com Trent McKinney, M.D
BAB III
ILUSTRASI KASUS
I. Identifikasi Pasien
a. Nama : Shinta Angka Widjaja
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Umur : 62 tahun
d. Suku/Bangsa : Chinese
e. Alamat : Jl. H. Tohir RT 004/010. Kel. Petukangan Utara,
Kec. Pesanggrahan
f. Agama : Islam
g. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h. Masuk poli mata : 19/03/2018
II. Anamnesis
11
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 19 Maret
2018 di Poli Mata RSUP Fatawati.
Keluhan Utama
Mata kiri dan kanan terasa semakin buram sejah 6 bulan yang lalu.
Status Oftalmologi
Pemeriksaan kamar terang
OD OS
Visus 1/60, dengan pinhole 2/60, dengan pinhole
12
tidak terkoreksi tidak terkoreksi
Palpebra superior
OD OS
Edema - -
Spasme - -
Hiperemis - -
Benjolan - -
Ulkus - -
Fistel - -
Hordeolum - -
Kalazion - -
Palpebra inferior
OD OS
Edema - -
Spasme - -
13
Hiperemis - -
Benjolan - -
Ulkus - -
Fistel - -
Hordeolum - -
Kalazion - -
14
Area kelenjar lakrimalis
OD OS
Edema - -
Hiperemis - -
Benjolan - -
Fistel - -
Nyeri - -
Air mata - -
Punctum lakrimalis
OD OS
Edema - -
Hiperemis - -
Benjolan - -
Fistel - -
Sekret - -
15
Papil - -
Lithiasis - -
Simblefaron - -
Konjungtiva bulbi
OD OS
Kemosis - -
Pterygium - -
Pinguekula - -
Flikten - -
Simblefaron - -
Injeksi konjungtiva - -
Kornea
OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
Edema - -
Ulkus - -
Pannus - -
Sikatrik + pada kornea + pada kornea
perifer sisi perifer sisi
superotemporal tipe superotemporal tipe
nebula – makula nebula – makula
sepanjang 3 mm sepanjang 3 mm
16
Leukoma adheren - -
Infiltrat - -
Keratic precipitate - -
Bekas jahitan - -
Tes fluorescein Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Limbus kornea
OD OS
Arcus senilis - -
Bekas jahitan - -
Sklera
OD OS
Episkleritis - -
Skleritis - -
TIO
OD OS
Tonometri Schiotz 7/7.5 = 18.5 mmHg 8/7.5 = 15.6 mmHg
TIO perpalpasi Normal Normal
17
Hifema - -
Iris
OD OS
Warna Cokelat Tua, Jernih Cokelat Tua, Jernih
Gambaran radier - -
Eksudat - -
Atrofi - -
Sinekia anterior - -
Sinekia posterior - -
Iris bombe - -
Iris tremulans - -
iridodalisis - -
Pupil
OD OS
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 3 mm 3 mm
Isokoria + +
Letak Di tengah Di tengah
RCL/RCTL +/+ +/+
Lensa
OD OS
Kejernihan Lensa IOL keruh Lensa IOL keruh
pada tepi kapsul pada tepi kapsul
anterior, dan keruh anterior, dan keruh
bentuk butir-butir bentuk butir-butir
18
mutiara pada bagian mutiara pada
tengah kapsul bagian tengah
posterior kapsul posterior
Shadow test - -
Refleks kaca + +
Pigmen iris - -
Luksasi - -
Subluksasi - -
Corpus vitreous
OD OS
Kejernihan
Sulit dinilai Sulit dinilai
Perdarahan
Funduskopi
OD OS
Refleks fundus + menurun + menurun
Papil :
Warna
Bentuk
Batas
C/D ratio Sulit dinilai Sulit dinilai
Aa/Vv ratio
Retina
Refleks makula
IV. Resume
Pasien Ny. Shinta berusia 62 tahun datang ke poliklinik RSUP
Fatmawati karena keluhan penglihatan buram pada mata kanan dan kiri
sejak 6 bulan yang lalu. Sebelumnya, 2 tahun lalu pasien menjalani operasi
19
katarak pada kedua mata di hari yang sama. Pasien memiliki riwayat
Diabetes Mellitus. Pada pemeriksaan oftalmologi pemeriksaan tajam
penglihatan AV OD 1/60 dengan pinhole tidak terkoreksi, AV OS 2/60
dengan pinhole tidak terkoreksi, terdapat sikatriks pada kornea perifer sisi
superotemporal kornea tipe nebula – makula sepanjang 3 mm di kedua
mata, refleks kaca (+) pada kedua mata, lensa IOL keruh pada tepi kapsul
anterior, dan keruh bentuk butir-butir mutiara pada bagian tengah kapsul
posterior pada kedua mata, refleks fundus menurun, papil, retina dan
makula sulit dinilai.
V. Diagnosis Kerja
OD : Pseudofakia dengan after cataract
OS : Pseudofakia dengan after Cataract
VIII. Penatalaksanaan
- Nd:YAG laser posterior capsulotomy pada mata kanan lalu
seminggu kemudian pada mata kiri
- Edukasi mengenai after cataract
IX. Prognosis
OD Prognosis OS
Bonam Quo ad vitam Bonam
Bonam Quo ad sanationam Bonam
Dubia ad Bonam Quo ad functionam Dubia ad Bonam
20
BAB IV
DISKUSI KASUS
21
6 bulan ini pasien merasa penglihatan semakin buram seperti berkabut. Nyeri pada
mata dan sakit kepala disangkal.Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus.
Pada pemeriksaan visus mata kanan didapatkan 1/60 dan visus mata kiri
2/60. Visus pasien di kedua mata tidak dapat dikoreksi dengan menggunakan
pinhole karena pasien merasa tetap saja buram. Hasil pemeriksaan fisik terdapat
sikatriks pada kornea perifer sisi superotemporal kornea tipe nebula – makula
sepanjang 3 mm di kedua mata, refleks kaca (+) pada kedua mata, keruh dengan
bentuk cincin pada tepi kapsul posterior lensa serta gelembung pada bagian tengah
kapsul posterior lensa pada kedua mata, refleks fundus menurun, papil, retina dan
makula sulit dinilai.
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditegakan
diagnosis bahwa pasien mengalami pseudofakia dengan after cataract. Hal ini
karena pasien memiliki riwayat operasi katarak 2 tahun yang lalu pada kedua
mata, pada pemeriksaan segmen anterior didapatkan sikatriks pada kornea perifer
sisi superotemporal kornea tipe nebula – makula sepanjang 3 mm di kedua mata,
reflex kaca positif pada kedua mata. Penemuan tersebut menandakan adanya
tindakan pembedahan katarak yang telah dilakukan pada kedua mata pasien, serta
telah dipasang IOL di bagian posterior.
Pada pemeriksaan fisik lensa IOL keruh pada tepi kapsul anterior pada
kedua mata menandakan terbentuknya cincin Sommering. Cincin ini terbentuk
akibat kapsul anterior yang pecah dan traksi kearah pinggir dan melekat pada
kapsul posterior meninggalkan daerah yang jernih. Pada cincin ini tertimbun
serabut epitel lensa yang berproliferasi. Selain itu lensa IOL keruh dengan bentuk
butir-butir mutiara pada bagian tengah kapsul posterior merupakan mutiara
Elschnig. Mutiara Elschnig merupakan epitel subkapsular yang berproliferasi dan
membesar sehingga tampak seperti gelembung-gelembung. Akibat proliferasi
epitel tersebut maka kapsul posterior akan semakin keruh yang menimbulkan
pengelihatan buram sehingga tajam penglihatan pasien didapatkan 1/60 dan visus
mata kiri 2/60 yang tidak dapat dikoreksi dengan menggunakan pinhole.
Untuk penatalaksanaan pada pasien ini dapat dilakukan Nd:YAG laser
posterior capsulotomy untuk membersihkan kekeruhan pada kapsul posterior lensa
setelah operasi katarak. Tindakan Nd:YAG laser posterior capsulotomy ini
22
dilakukan pada satu mata terlebih dahulu kemudian disusul dengan mata lainnya.
Tindakan ini dapat menimbulkan komplikasi salah satunya peningkatan tekanan
intraokuler. Sehingga perlu dievaluasi terlebih dahulu tekanan intraokuler pasien
yaitu pada 1-4 jam dan 1 minggu setelah dilakukan laser. Sehingga disarankan
pasien dapat kontrol kembali 1 minggu kemudian.
BAB V
KESIMPULAN
23
sikatriks pada kornea perifer sisi superotemporal kornea tipe nebula –
makula sepanjang 3 mm di kedua mata, refleks kaca (+) pada kedua mata
dapat didiagnosis psuedofakia ODS. Pada pemeriksaan tajam penglihatan
AV OD 1/60 dan AV OS 2/60 dengan pinhole tidak terkoreksi, lensa IOL
keruh pada tepi kapsul anterior dan keruh bentuk butir-butir mutiara pada
bagian tengah kapsul posterior pada kedua mata, refleks fundus menurun
menandakan telah terbentuknya cincin Sommering dan mutiara Elshnig
sehingga pasien dapat didiagnosis pseudofakia dengan after cataract ODS.
Penatalaksanaan untuk pasien ini dapat dilakukan Nd:YAG laser posterior
capsulotomy pada kedua mata.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta. Yulianti, SR. Ilmu penyakit mata Edisi kelima. Badan
Penerbit FKUI. Jakarta. 2015; hal. 9, 220-222
2. Vaughan, DG. Oftalmologi umum. Edisi 17. EGC. Jakarta.2009; hal.
169-177
3. Virginia L et all. Morphology of the Normal Human Lens:
Investigative Ophtalmologgy & Visual Science. 1996; Vol. 37, No. 7;
p57-59
4. Lang, Gerhard K. Ophthalmology: a short textbook. Thieme
Publishing. New York. 2000; p165-192
5. Crick, Ronald Pitts, Khaw, Peng Tee. A Textbook of clinical
ophthalmology 3rd edition. World scientific publishing. Singapore.
2003; p35
24
6. Soekardi, Istiantoro. Hutauruk, Johan A. Transisi menuju
fakoemulsifikasi. Granit. Jakarta. 2004; hal. 205- 210, 248-249
7. Raj, S. M., Vasavada, A. R., Johar, S. R. K., Vasavada, V. A., &
Vasavada, V. A. Post-Operative Capsular Opacification: A Review.
International Journal of Biomedical Science : IJBS. 2007; 3(4), p237–
250
8. Jimenez EM dan Boyd K. Cataract Surgery. [online] 2017. Diakses
dari https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-cataract-surgery
pada 20 Maret 2018
9. Steinert, Roger F. Nd:YAG Laser Posterior Capsulotomy. [online]
2013. Diakses dari https://www.aao.org/munnerlyn-laser-surgery-
center/ndyag-laser-posterior-capsulotomy-3 pada 20 Maret 2018
25