Anda di halaman 1dari 3

SKRINING STATUS GIZI BALITA PADA PELAKSANAAN POSYANDU BALITA DI

RW 9 KELURAHAN BANJARAN TANGGAL 16 OKTOBER 2021

LATAR BELAKANG
Status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi
Badan Menurut Umur (TB/U), Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB). Ketiga nilai indeks
status gizi diatas dibandingkan dengan baku pertumbuhan WHO. Berdasarkan Riskesdas tahun
2013, kecenderungan prevalensi jetiga indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB terlihat prevalensi gizi
buruk dan gizi kurang meningkat dari tahun 2007 ke 2013. Prevalensi sangat pendek turun 0,8%
dari tahun 2007, tetapi prevalensi pendek turun naik 1,2% dari tahun 2007. Prevalensi sangat
kurus turun 0,9% dari tahun 2007 dan prevalensi kurus turun 0,6% dari tahun 2007.

Posyandu (pos pelayanan terpadu) balita adalah kegiatan yang dilakukan oleh, dari, dan untuk
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khusunya
kesehatan ibu dan anak dalam suatu wilayah tertentu. Posyandu didirikan karena dapat
memberikan pelayanan kesehatan khususnya untuk memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan kualitas
sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan
secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu
dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dan dapat menjangkau semua sasaran yang
membutuhkan pelayanan, salah satunya adalah layanan tumbuh kembang anak.

Dewasa ini masalah status gizi yang paling banyak menjadi perhatian adalah stunting (sangat
pendek). Stunting adalah suatu kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi pada balita terutama
pada 1000 hari pertama kehidupannya. Faktor yang menyebabkan stunting biasanya akan dikaji
semenjak balita masih di dalam kandungan sampai seusia sekarang, riwayat imunisasi kemudian
kondisi lingkungan sanitasi tempat tinggal balita. Berdasarkan grafik proporsi stunting pada
balita menurut provinsi hasil Survei Status Gizi Balita Terinegrasi (SSGBI) oleh Balitbangkes
Kemenkes Republik Indonesia tahun 2019, Jawa Timur menempati peringkat ke 20 dengan
persentase 26,86%. Sementara menurut data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri, rata-
rata stunting di Kota Kediri hingga Februari 2020 masih 10,9% atau naik 0,3% persen dari tahun
sebelumnya. Angka stunting pada wilayah kerja Puskesmas Kota Wilayah Utara menempati
peringkat ke 8 dengan persentase 4,2%.

Posyandu balita merupakan salah satu jenis pelayanan upaya kesehatan masyarakat Puskesmas
Kota Wilayah Utara untuk mencegah terjadinya stunting pada balita. Kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan frekuensi 28 kali per bulan dan diadakan di 8 kelurahan (Kelurahan
Setonopande, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Kemasan, Kelurahan Banjaran, Kelurahan Setono
Gedong, Kelurahan Kampung Dalem, Kelurahan Ringin Anom, Kelurahan Pakelan) yang berada
di wilayah Puskesmas Kota Wilayah Utara namun jadwal tersebut disesuikan kembali selama
masa pandemi seperti saat ini (Profil Puskesmas Kota Wilayah Utara, 2020).

PERMASALAHAN
Berdasarkan data Penilaian Kerja Puskesmas (PKP) Kota Wilayah Utara, didapatkan capaian
pelayanan kesehatan balita (0 – 59 bulan) sebesar 97% atau 711 orang dari target sasaran 733
orang karena pada saat pandemi penimbangan balita banyak yang ditunda (Data Primer
Puskesmas Kota Wilayah Utara, 2020). Karena belum tercapainya persentase target sasaran,
perlu dilakukan posyandu dan kunjungan rumah untuk balita yang tidak memungkinkan pergi le
posyandu dengan tujuan penimbangan dan DDTK.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Melakukan kegiatan Posyandu Balita pada anak usia 0 – 59 bulan yang memenuhi syarat di
Posyandu Cempaka RW 9 Kelurahan Banjaran Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah Utara
pada tanggal 16 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB – selesai.

Berikut alur yang dilakukan pada pelaksanaan Posyandu Balita :


1. Pendaftaran di meja I (meja pendaftaran)
2. Skrining suhu tubuh (suhu tubuh yang diperkenankan ≤ 37,5▫C) dan
melaksanakan prokes 3M dengan baik
3. Balita diukur Berat Badan dan Panjang/Tinggi Badan pada meja II (meja
pengukuran)
4. Melakukan pengisian buku KMS dan plotting untuk grafik BB per usia di meja III
(meja pengisian buku KMS)
5. Memberikan obat cacing untuk balita usia 12 – 23 bulan dan wawancara riwayat
imunisasi pada meja IV
6. Melakukan penyuluhan perorangan berdasarkan KMS dilakukan pada meja V
7. Balita mendapatkan PMT dan pulang

PELAKSANAAN
Melakukan kegiatan Posyandu Balita pada anak usia 0 – 59 bulan yang memenuhi syarat di
Posyandu Cempaka RW 9 Kelurahan Banjaran Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah Utara
pada tanggal 16 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB – selesai. Jumlah peserta yang menghadiri
posyandu balita sebanyak 35 balita dari jumlah sasaran kurang lebih 45 balita.

Berikut alur yang dilakukan pada pelaksanaan Posyandu Balita :


1. Pendaftaran di meja I (meja pendaftaran)
2. Skrining suhu tubuh (suhu tubuh yang diperkenankan ≤ 37,5▫C) dan melaksanakan
prokes 3M dengan baik
3. Balita diukur Berat Badan dan Panjang/Tinggi Badan pada meja II (meja pengukuran)
4. Melakukan pengisian buku KMS dan plotting untuk grafik BB per usia di meja III (meja
pengisian buku KMS)
5. Memberikan obat cacing untuk balita usia 12 – 23 bulan dan wawancara riwayat
imunisasi pada meja IV
6. Melakukan penyuluhan perorangan berdasarkan KMS dilakukan pada meja V
7. Balita mendapatkan PMT dan pulang

Pada posyandu di RW 9 kelurahan banjaran ini didapatkan 3 balita yang berat badannya
menyentuh garis merah pada KMS dan setelah di plot menggunakan kurva WHO didapatkan
2 dari mereka mengalami stunting. Berikut data nya :
1. An. H, perempuan, 39 bulan, BB 10 kg, TB 84 cm. Hasil plot kurva WHO : BB/U -3SD
(BB rendah), TB/U <-3SD (sangat pendek/stunting), BB/TB -1SD s/d -2SD (normal).
Hasil plot KMS : tepat menyentuh garis merah.
2. An. A, perempuan, 49 bulan, BB 11 kg, TB 90,5 cm. Hasil plot kurva WHO : BB/U -3SD
(BB rendah), TB/U -3SD (pendek), BB/TB -1SD s/d -2SD (normal). Hasil plot KMS :
tepat menyentuh garis merah.
3. An. Haf, perempuan, 46 bulan, BB 11 kg, TB 87 cm. Hasil plot kurva WHO : BB/U -
2SD s/d -3SD (BB rendah), TB/U <-3SD (stunting), BB/TB -1SD (normal). Hasil plot
KMS : pada gatis kuning hampir menyentuh garis merah.

Ketiga balita ini kemudian diberikan rujukan internal ke puskesmas tepatnya ke poli gizi
untuk tatalaksana lebih lanjut.

MONITORING & EVALUASI


Secara keseluruhan, kegiatan sudah berjalan dengan baik dengan menjalankan protokol
kesehatan. Namun masih terdapat beberapa kekurangan yaitu para kader belajar kembali untuk
pelaksanaan posyandu dikarenakan vakum 2 tahun, beberapa ibu pasien yang lupa membawa
buku KMS atau biodata kelahiran anak tidak lengkap sehingga tidak bisa dilakukan input data.
Saran yang dapat diberikan adalah agar kader sering mengingatkan ibu pasien agar tidak lupa
membawa buku KMS. Banyak balita yang tidak datang dikarenakan orang tua balita bekerja, ada
yang tidak tahu jika posyandu sudah mulai berjalan, dan banyak balita yang pindah domisili.
Evaluasi: Sebaiknya lebih sering diberikan penyuluhan tentang 5M pada balita selama masa
pandemi COVID-19 untuk mencegah terjangkitnya COVID-19 pada balita. Untuk masalah balita
yang mengalami status gizi, diharapkan kader lebih intensif memantau dan mendampingi supaya
orang tua balita segera membawa anaknya ke puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai