Makalah Hiasan Dinding
Makalah Hiasan Dinding
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerajinan merupakan bagian dari Seni rupa terapan yang diartikan sebagai proses
produksi yang melibatkan keterempilan manual dalam membuat benda benda kebutuhan hidup
dengan tujuan fungsional (kegunaan) serta memiliki nilai keindahan . Kerajinan yang dibuat
biasanya terbuat dari berbagai bahan,bisa saja dari barang – barang bekas seperti kain perca
kebaya. Dari kerajinan ini menghasilkan benda yang memiliki fungsi pakai atau fungsi hiasan
sama memiliki nilai ekonomis yang dapat menambah nilai jual.
Fungsi Pakai adalah Kerajinan yang hanya mengutamakan kegunaan dari benda kerajinan
tersebut dan memiliki keindahan sebagai tambahan agar menjadi menarik.
Kerajinan yang memiliki kualitas tinggi tentu harganya akan mahal, jika kalian memiliki
keterampilan dan berusaha untuk membuat suatu produk mungkin dengan kerajinan yang akan
anda miliki bisa menjadi suatu usaha yang menjanjikan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan di bahas dalam makalah ini
antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan kerajinan dinding?
2. Bagaimana cara membuat seni kerajinan tersebut?
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar bakat siswa dalam membuat seni
kerajinan khususnya hiasan dinding.
BAB II
PEMBAHASAN
Bangsa Indonesia memiliki kekayaan dan keindahan tanah air serta budaya karena
anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kekayaan alam dan budaya Indonesia merupakan modal
munculnya keberagaman motif, bentuk, bahan, serta teknik pada karya kerajinan Indonesia.
Budaya Indonesia yang unik dan memiliki ciri khas kedaerahan menjadi acuan yang dapat
menjadi inspirasi dalam mengolah sumber daya tersebut sebagai produk kerajinan yang bernilai
ekonomis.
2.1.1 Prinsip Kerajinan Fungsi Pakai
3. Unsur Rancangan
Proses pembuatan sebuah produk kerajinantidak terlepas dari salah satu unsur
penting,yaitu bagaimana melakukan pertimbangansaat membuat rancangan atau desain
yangdapat melibatkan berbagai aspek teknologiserta mengandung tanggung jawab
terhadapbudaya bangsa Indonesia. Sebagai perancang atau desainer sebuah produk
kerajinan, banyakfaktor yang perlu menjadi bahan acuan danpertimbangan agar produk kerajinan
yangdiciptakan menjadi karya yang terbarukan danbukan sekadar memperbanyak kuantitas
belaka
2.1.2 Prinsip Kerajinan Fungsi Hias
2. Keterampilan Tangan
Dalam sejarahnya, istilah ‘ketukangan’ (keahlian tukang) atau istilah lain perajin, dahulu
yang merupakan proses kerja para tukang berkembang menjadi ‘kekriyaan’ (craftmanship). Pada
awalnya, pekerjaan yang dilakukandengan tubuh dan tangan tanpa dibekali ilmu desain.
Kemudian makin lama berkembang menjadi kerja yang bersifat canggih bahkan dapat melebihi
seorang seniman atau desainer. Ketukangan atau perajin tidak terbatas pada keterampilan kerja
tangan. Meskipun demikian, kita tetap melihat bahwa keahlian tukang atau pengrajin merupakan
keterampilan campuran antara berbagai jenis kerja, tetapi tetap dengan dasar kesadaran material.
Kesadaran material (material conscious-ness) adalah kesadaran bekerja melalui
dandengan peralatan yang ada pada kita. Dengankata lain, kesadaran seorang perajin
untukmenghasilkan sesuatu yang berkualitas disertaikepekaan kepada apa yang terpaut
denganperkakas itu. Artinya, kepekaan si pengrajin kepada tenaga manusia, bahan, alat,
lingkungan
3. Unsur estetik
Nilai estetik dalam karya kerajinan fungsi hiasdilihat dari aspek bentuk, warna ragam
hias, dankomposisi. Dari segi bentuk disuguhkan \anekaragam bentuk, sesuai fungsi yaitu
sebagai produkhiasan, baik bentuk dua atau tiga dimensi. Produkkerajinan dibentuk berdasarkan
pada proporsi, komposisi, keseimbangan dan kesatuan, irama,dan pusat perhatian sehingga
dihasilkan produkkerajinan yang harmonis.
4. Unsur Hiasan
Unsur hiasan (ornament) adalah unsur dekorasi yang dibuat dengan berbagai cara di
antaranya dilukis, diukir, dicetak. Ada dua jenis cara penerapan unsur hiasan pada produk
kerajinan: (a) hiasan pada permukaan produk, yaitu hiasan yang dibuat setelah produk kerajinan
selesai dibuat, (b) hiasan terstruktur; yaitu hiasan dibentuk sejak awal kerajinan dibuat sehingga
menyatu dengan produk itu sendiri. Ragam hias merupakan identitas suatu daerah yang memiliki
keunikan dan karakteristik yang berbeda dari daerah satu dengan lainnya.
Ragam hias daerah diaplikasikan pada bermacam-macam benda, seperti kain, ukiran pada
rumah dan perabotan rumah tangga, senjata tradisional, alat musik tradisional, busana daerah,
aksesoris dan perhiasan. Unsur hiasan yang terdapat pada ragam hias setiap produk kerajinan
memiliki nilai tradisi yang begitu kental.
Kerajinan fungsi pakai sengaja dibuat sesuai dengan pesan fungsional dari sebuah bentuk
produk yang diciptakan. Seorang perajin telah merencanakan pembuatan kerajinan berdasarkan
fungsinya. Dalam hal ini, perajin terkadang membuat inovasi padaproduk kerajinan mereka yang
dinilai telah usang atau membosankan. Salah satucara yang dilakukan adalah
menambahkanhiasan pada sebagian karya agar terlihat lebih unik dan menarik.
Di bawah ini merupakan teknik-teknik dalam mengolah produk kerajinan yang memiliki
fungsi pakai.
Makrame adalah salah satu produk kerajinan yang berasal dari keahlian merangkai tali.
Makrame berarti kerajinan simpul tali. Dengan keahlian menyimpul tali baik dua buah tali,
empat buah tali, dan sebagainya1sehingga menghasilkan sebuah karya kerajinan yang selain
berfungsi sebagai benda pakai juga mempunyai nilai seni yang menarik.
Sudah banyak produk yang dihasilkan dari kerajinan makrame yang dijual di pasaran
sebagai benda pakai, khususnya sebagai aksesoris untuk menambah kecantikan perempuan di
dalam penampilannya, diantaranya sabuk, gelang, kalung, kerudung, tas tangan, dompet. Para
perajin makrame membuat simpul dari banyak benang sampai tepi kain dengan menggerak-
gerakkan tangan hingga terbentuk anyaman benang yang dekoratif berupa handuk, syal, dan
kerudung.
Makrame diyakini berasal dari penenun Arab abad ke-13. Kata macramé berasal dari
bahasa Arab migramah ( ), diyakini berarti “handuk bergaris-garis”, “hias pinggiran” atau
“selubung bersulam”. Seni makrame dibawa ke Spanyol, dan kemudian menyebar ke seluruh
Eropa. Makrame diperkenalkan ke Inggris pada akhir abad ke-17. Para pelaut mengerjakan
kerajinan makrame sambil berlayar dan dijual atau diperdagangkan ketika mereka mendarat,
sehingga tersebarlah seni ini ke tempat-tempat seperti Cina dan belahan dunia lainnya. Makrame
dalam perkembangannya juga dipergunakan untuk membuat hiasan dinding, pakaian, celana
pendek, taplak meja, gorden, gantungan tanaman, dan perabotan lainnya.
2.2.2 Rajut
Merajut (bahasa Inggris: knitting) adalah metode membuat kain, pakaian atau
perlengkapan busana dari benang rajut. Berbeda dari menenun yang menyilangkan dua jajaran
benang yang saling tegak lurus, merajut hanya menggunakan sehelai benang. Sebaris tusukan
yang sudah selesai dipegang di salah satu jarum rajut sampai dimulainya tusukan yang baru.
egiatan merajut ini pertama kali dilakukan oleh kaum pria di tanah Arab di Timur Tengah
untuk membuat permadani yang diperdagangkan. Keterampilan merajut tersebut dari masa ke
masa kemudian menyebar ke penjuru dunia, mulai dari Asia, Eropa, Amerika dan ketika Belanda
menjajah Indonesia, keterampilan merajut juga secara tidak langsung dikenalkan dengan istilah
hakken (merenda) dan breien (merajut). Seiring perjalanan waktu dari masa ke masa, kaum
perempuan semakin banyak menggemari melebihi kaum pria.
Produk-produk yang biasanya dibikin rajutan, yaitu topi, kaus kaki, sarung tangan, sepatu
bayi, baju, syal, tas, dompet, bros, baju hangat, selimut, dan lain lain. Selain bisa menghasilkan
ketika menekuni hobi merajut ini, ternyata ada manfaat lain dari kegiatan merajut ini. Saat
merajut, tanpa sadar, kita melatih fokus, kesabaran dan ketekunan sehingga menyehatkan pikiran
dan membuat badan lebih terasa santai.
Sejak masa lalu, Indonesia telah menggunakan produk batik sebagai alat memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, mulai pakaian hingga kebutuhan ritual budaya. Dalam sejarahnya,
secara magis, pemilihan teknik rintang warna (resist dyeing) pada batik ditujukan untuk
mengundang keterlibatan roh pelindung guna menolak pengaruh roh jahat. Para ahli meneliti
berdasarkan lukisan-lukisan yang ada pada dinding gua-gua di Indonesia. Kegiatan merintang
warna ini sudah dilakukan oleh manusia purba. Gambar yang paling sering muncul adalah
gambar tapak tangan yang dibubuhi pigmen merah. Jadi, dapat digambarkan bahwa teknik
perintangan warna pada pembuatan kain batik ini dipengaruhi oleh konsep kepercayaan.
Dari teknik perintang warna tersebut, sejak dahulu pula masyarakat Indonesia telah
mengenal kain jumputan atau ikat pelangi atau sasirangan atau ikat celup (tie dye). Dalam
perkembangannya, batik menjadi kegiatan berkarya dengan teknik yang sama, yaitu merintang
kain. Teknik membatik merupakan media yang dapat mempresentasikan bentuk yang lebih
lentur, rinci, rajin, tetapi juga mudah. Teknik batik tepat untuk mempresentasikan bentuk bentuk
flora, fauna, serta sifat sifat bentuk rumit lainnya.
Pada batik, terdapat ragam hias yang beraneka rupa. Ragam hias batik merupakan
ekspresi yang menyatakan keadaan diri dan lingkungan penciptanya. Ragam hias diciptakan atas
dasar imajinasi perorangan ataupun kelompok sehingga hampir secara keseluruhan ragam hias
batik dapat menceritakan tujuan atauharapan perorangan atau kelompok tadi. Apabila ragam hias
yang diciptakan dipakai berulang ulang dan terus-menerus, pemakaian akan menjadi sebuah
kebiasan yang lama kelamaan pula akan terbentuk tradisi dari sekelompok masyarakat tertentu.
Batik pesisir adalah batik yang berkembangdi masyarakat yang tinggal di luar
bentengkraton. Sebagai akibat dari pengaruh budayadaerah di luar Pulau Jawa juga adanya
pengaruhbudaya asing seperti Cina dan India sertaagama Hindu dan Buddha. Hal ini
menyebabkanbatik tumbuh dengan berbagai corak yang beraneka ragam. Para pembatik daerah
pesisirmerupakan rakyat jelata yang membatik sebagaipekerjaan sambilan (pengisi waktu luang)
yangsangat bebas aturan, tanpa patokan teknis danreligio-magis. Oleh sebab itu ragam hias
yangdiciptakan cenderung bebas, spontan, dan kasardibandingkan dengan batik kraton.
Jahit aplikasi standard (onlay) adalah teknik membuat benda kerajinan tekstil yang dikerjakan
dengan cara membuat gambar pada kain,kemudian digunting dan ditempel pada lembaran kain
kemudian diselesaikan dengan teknik sulam. Fungsi jahit aplikasi adalah untuk menghias
permukaan kain.
2. Jahit aplikasi pada potong sisip (inlay)
Jenis jahit aplikasi potong sisip merupakan teknik menghias n yang dikerjakan dengan
melobangi bagian dasar kain yang telah digambari motif sesuai dengan rencana. Kain yang sudah
berlubang itu pada bagian belakang ditempel kain yang berbeda warna dan diselesaikan dengan
tusuk hias festoon dapat juga dengan mesin bordir.
Jahit aplikasi potong motif adalah teknik menghias permukaan kain dengan cara
memotong motif yang ada pada kain, kemudian ditempel pada permukaan kain. Jenis teknik ini
penyelesaiannya sama dengan jahit aplikasi yang lain.
Jahit aplikasi lipat potong adalah teknik menghias permukaan kain yang dikerjakan
dengan tangan atau mesin. Cara dari teknik jenis ini adalah dengan melipat lembaran kain
kemudian dipotong sesuai dengan rencana sehingga hasilnya simetriskemudian ditempel pada
dasar kain dan diselesaikan dengan tusuk feston. Teknik aplikasi biasanya dikombinasikan
dengan sulam datar.
Jahit aplikasi dengan pengisian adalah teknik menghias permukaan kain yang dikerjakan
secara manual atau mesin. Cara teknik jenis ini sama seperti pada jahit tindas, bedanya pada
penambahan potongan kain yang berbeda warna. Pengisi susulan dapat juga ditambahkan dengan
penambahan renda dan pita penyelesaian sama dengan teknik aplikasi yang lain.
2.2.5 Tenun
Menenun adalah proses pembuatan barang-barang tenun dari persilangan dua set benang
dengan cara memasuk-masukkan benang pakan secara melintang pada benang-benang
lungsin.Sebelum menenun dilakukan penghanian, yakni pemasangan benang-benang lungsin
secara sejajar satu sama lainnya di alat tenun sesuai lebar kain yang diingini. Alat tenun dipakai
untuk memegang helai-helai benang lungsin sementara benang pakan dimasukkan secara
melintang di antara helai-helai benang lungsin. Pola silang-menyilang antara benang lungsin dan
benang pakan disebut anyaman.
Tenun songket atau populer dengan sebutan kain songket adalah jenis kain tenun yang
penciptaannya dimulai setelah adanya tenun ikat.
Kain tenun memiliki corak ragam hias yang sangat beragam. Pada umumnya, desain
motif atau ragam hias yang diterakan pada kain tenun ini berupa motif geometri dan stilasi flora
dan meander. Terdapat pula motif binatang tertentuseperti berbagai jenis burung, reptilia, dan
naga. Ada juga motif burung kakak tua, burung merak, burung phoenix, ayam, itik, motif naga
dan sayap burung garuda dan sebagainya. Ragam hias tersebut merupakan ciri khas wilayah
setempatdan biasanya memiliki makna tertentu
BAB III
PENUTUP
Dalam proses penambahan nilai keindahan pada kerajianan fungsi pakai ada beberapa
teknik, seperti tenun, batik, jahit aplikasi,dll.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi para
pembaca. Semoga makalah ini bisa digunakan sebagai sumber acuan untuk makalah-makalah
lain tentang daging merah dan daging putih.