Anda di halaman 1dari 31

AAAAA

PANDUAN KOMITE PROFESIONAL PEMBERI


ASUHAN (PPA) LAINNYA DAN STAF KLINIS
LAINNYA

Jl. Lebai Hasan, RT 06/02, Kel. Sungai Pinang, Kec. Bungo Dani
Muara Bungo - Jambi
RS. Permata Hati
Hp. 08117444118, Telp 0747-7331122/7331123
permatahatibungo@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan anugerah
yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Komite Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) Lainnya Dan Staf Klinis LainnyaRumah Sakit Permata Hati ini dapat selesai disusun.
Buku Panduan ini merupakan Panduan kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit dalam menjalankan
Komite Profesional Pemberi Asuhan (PPA) Lainnya Dan Staf Klinis Lainnyadi Rumah Sakit Permata
Hati.
Dalam Panduan ini diuraikan tentang Petunjuk pelaksanaan Komite Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) Lainnya Dan Staf Klinis Lainnyadi Rumah Sakit Permata Hati.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Komite Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) Lainnya Dan Staf Klinis LainnyaRumah Sakit Permata Hati.

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................1

B. Tujuan ................................................................................................................................3

BAB II DEFINISI .......................................................................................................................5

BAB III RUANG LINGKUP.....................................................................................................8

A. Konsep Dasar Komite Profesional Pemberi Asuhan Lainnya Dan Staf Klinis
Lainnya…................................................................................................................... 6

B. Hubungan Dengan Pengelola Rumah Sakit. .................................................................7

C. Prinsip Kegiatan Komite Ppa Dan Staf Klinis Lainnya ...............................................7

D. Fungsi Utama Komite Ppa Lainnya Dan Staf Klinis Lainnya .....................................7

E. Garis Besar Tugas Komite Ppa Lainnya Dan Staf Klinis Lainnya ..............................8

F. Pengorganisasian Komite Ppa Lainnya Dan Staf Klinis Lainnya ...............................9

G. Tugas Ketua Komite Ppa Lainnya Dan Staf Klinis Lainnya .......................................9

H. Tugas Sekretaris Komite Ppa Lainnya Dan Staf Klinis Lainnya .................................10

I. Sub Komite Mutu Profesi. ..............................................................................................10

J. Sub Komite Etik Dan Disiplin Profesi. .........................................................................12

K. Sub Komite Kredensial...................................................................................................14

L. Berakhirnya Kewenangan Klinis. ..................................................................................17

M. Evaluasi Kinerja Profesional Pemberi Asuhan Lainnya Dan Staf Klinis Lainnya .....18

BAB IV TATA LAKSANA ......................................................................................................20

1. Sub Komite Mutu Profesi. ...............................................................................................20

2. Sub Komite Etik Dan Disiplin Profesi. ...........................................................................20

3. Sub Komite Kredensial. ...................................................................................................21

4. Berakhirnya Kewenangan Klinis. ...................................................................................24

5. Evaluasi Kinerja Profesional Pemberi Asuhan Lainnya Dan Klinis Lainnya ..............25
BAB V DOKUMENTASI .........................................................................................................27

1. SPO Kredensial. ...............................................................................................................27

2. SPO Rekredensial.............................................................................................................27

3. SPO Verifikasiijazah. .......................................................................................................27

4. SPO PendokumentasianBerkas Kepegawaian................................................................27

5. SPO PendokumentasianBerkas Kredensial. ...................................................................27

6. Form Nota Internal. ..........................................................................................................27

7. Form Absebsi............................................................................................................. ….27

8. Form Undangan. ...............................................................................................................27

9. Form Berita Acara ............................................................................................................27

10. Form Rekomendasi. .........................................................................................................27

11. Form Surat Penugasan Klinis. .........................................................................................27

12. Form Rincian Kewenangan Klinis. .................................................................................27


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk mendapatkan tenaga kesehatan yang bermutu dan berkualitas,
institusi rumah sakit seharusnya membuat sistem mulai dari proses masuk
tenaga kesehatan, karena setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit
harus melakukan pekerjaan sesuai dengan standar yang berlaku di rumah
sakit. Hal ini sesuai dengan UU no.44 / 2009 pasal 13 yang menyatakan
bahwa setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus bekerja
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien.
Salah satu faktor penting dalam keselamatan pasien adalah kewenangan
klinis tenaga kesehtan karena pada hakikatnya seseorang tidak mungkin
menguasai semua bidang. Dalam hal tenaga kesehatan yang kurang kompeten
dalam melakukan tindakan profesinya karena sebab apapun, belum ada
mekanisme yang mencegah tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan
profesinya di rumah sakit. Pada akhirnya ini meningkatkan resiko terjadinya
kecelakaan atau kejadian tidak diharapkan padapasien.
Demi menjaga keselamatan pasien dari kesalahan tenaga kesehatan
lainnya yang kurang kompeten , rumah sakit perlu mengambil langkah-
langkah pengamanan dengan cara pemberian kewenangan klinis mealui proses
kredensial. Proses kredensial merupakan upaya untuk melindungi, mencegah
kejadian yang tidak diharapkan karena inkompetensi dari tenaga kesehatan
lainnya.
Pemilihan proses tindak lanjut dari proses kredensial, diharapkan
dapatkan tenaga-tenaga kesehatan yang profesional dan berkualitas baik yang
bekerja di Unit-unit Rumah Sakit Permata Hati sesuai dengan keahlian
tertentu sesuai kewenangannya, sehingga akan meningkatkan kualitas tenaga
dan mutu pelayanan kepada pelanggan dengan mengedepankan patien safety.
Hal ini akan berdampak secara langsung ataupun tidak langsung, keselamatan
pasien maupun keselamatan tenaga kesehatannya termasuk di dalamnya
adalah tenaga kesehatan lainnya.
Rumah sakit Permata Hati telah memastikan bahwa untuk mempunyai
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya yang
kompeten sesuai dengan misi, sumberdaya dan kebutuhan pasien. profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya bertanggungjawab untuk
memberikan asuhan pasien secara langsung. Sebagai tambahan, asuhan
memberikan kontribusi terhadap outcome pasien secara keseluruhan. Rumah
sakit Permata Hati telah memastikan bahwa profesional pemberi asuhan

1
(PPA) lainnya dan staf klinis lainnya yang kompeten untuk memberikan
asuhan dan harus spesifik terhadap jenis asuhan sesuai peraturanperundang-
undangan.
Rumah sakit Permata Hati memastikan bahwa setiap profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya yang kompeten untuk
memberikan asuhan, baik mandiri, kolaborasi, delegasi, mandat kepada pasien
secara aman dan efektif dengan cara :
a) Memahami peraturan dan perundang-undangan terkait profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya dan praktik
profesinya;
b) Mengumpulkan semua kredensial yang ada untuk setiap profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya , sekurang-
kurangnya meliputi:
 Bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan
pengalaman terbaru dan diverifikasi dari sumberaslinya;
 Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain dimana
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya
pernah bekerjasebelumnya;
 Surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang mungkin diperlukan
rumahsakit, antara lain seperti riwayat kesehatan,dan sebagainya;

c) Rumah sakit Ibu dan Anak Annisa telah melakukan verifikasi informasi
penting dari berbagai sumber dengan jalan mengecek ke website resmi
dari institusi pendidikan pelatihan, melalui email, surat tercatat. Bila
verifikasi tidak mungkin dilakukan, seperti hilangnya karena bencana,
sekolahnya tutup maka hal ini didapat dari sumber resmilain.

Rumah sakit Permata Hati telah melaksanakan identifikasi tanggungjawab


pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial profesional pemberi
asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang-
undangan dan mempekerjakan atau dapat mengizinkan berbagai profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya untuk memberikan
asuhan dan pelayanan kepada pasien mereka atau berpartisipasi dalam proses
asuhan pasien. Contohnya, para profesional ini termasuk bidan, nutrisionis,
apoteker, Analis kesehatan, Radiografer, sanitarian, ahli gizi,penata anestesi
dan lainnya. Bila pendidikanya profesi termasuk golongan profesional
pemberi asuhan (PPA), sedangkan bila pendidikannya vokasi maka
kewenangannya adalah sebagai PPA lainnya.
Bila profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya
tersebut yang diizinkan bekerja atau berpraktik di rumah sakit, rumah sakit
telah melakukan proses kredensialing. Rumah sakit Permata Hati telah
memastikan bahwa profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis

2
lainnya tersebut kompeten untuk ikut memberikan asuhan dan telah
menetapkan jenis asuhan dan pengobatan yang diizinkan dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Rumah sakit Permata Hati telah memastikan bahwa profesional pemberi
asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya tersebut kompeten untuk
memberikan asuhan yang aman dan efektif kepada pasien dengan :
a) Memahami peraturan dan perundang-undangan terkait profesional pemberi
asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya;

b) Mengumpulkan semua kredensial yang ada untuk setiap profesional pemberi


asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sekurang-kurangnya meliputi:
 Bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan
pengalaman terbaru dan diverifikasi dari sumberaslinya;
 Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain dimana
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya
pernah bekerjasebelumnya;
 Surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang mungkin diperlukan
rumah sakit, antara lain seperti riwayat kesehatan, dan sebagainya;
c) Melakukan verifikasi informasi penting dari berbagai sumber dengan jalan
mengecek ke website resmi dari institusi pendidikan pelatihan, melalui email
dan surat tercatat. Bila verifikasi tidak mungkin dilakukan, seperti hilangnya
dokumen karena bencana atau sekolahnya tutup maka hal ini bisa diperoleh
dari sumber resmi lain. File kredensial setiap profesional pemberi asuhan dan
PPA lainnya telah tersedia dan dipelihara serta diperbaharui secara berkala
sesuai peraturanperundang-undangan.
Peran klinis yang penting profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya
dan staf klinis lainnya telah berpartisipasi secara proaktif dalam program
peningkatan mutu klinis rumah sakit. Rumah sakit melakukan evaluasi kinerja
individu profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya bila
ada temuan dalam aktivitas peningkatan mutu. Hasil kajian, tindakan yang
diambil dan setiap dampak atas tanggung jawab pekerjaan didokumentasikan
dalam file kredensial profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis
lainnya tersebut atau file lainnya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pedoman kredensial profesi tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit
Permata Hati dibuat dengan tujuan umumuntukmelindungi keselamatan
pasien melalui mekanisme kredensial masing- masing Profesional
Pemberi Asuhan lainnya dan staf klinis lainnya di Rumah Sakit Permata
Hati.

3
2. TujuanKhusus
a. Memberikan pedoman mekanisme kredensial dan re-kredensial bagi
petugas-petugas tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit Permata
Hati.
b. Memberikan pedoman bagi Profesional Pemberi Asuhan lainnya
tenaga dan staf klinis lainnya menyusun jenis kewenangan klinis (
klinikal privilege ) bagi setiap Tenaga Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) lainnya di Rumah Sakit Permata Hati.
c. Memberikan pedoman bagi jajaran manajemen lainnya untuk
melakukan tindakan di Rumah Sakit Permata Hati.
d. Meningkatkan profesionalisme dan Profesional Pemberi Asuhan
lainnya tenaga dan staf klinis lainnya di institusi fasilitas
pelayanankesehatan.

4
BAB II

DEFINISI

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Sanitarian atau Ahli Kesehatan Lingkungan adalah seseorang yang lulus
pendidikan kesehatan lingkungan yang telah diakui oleh Pemerintah di dalam dan
atau di luar negeri.
Tenaga Gizi adalah setiap orang yang lulus pendidikan di bidang gizi sesuai
ketentuan perundang-undanganan
Radiografer yaitu sebagai tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewenang dan
tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
radiografi dan imejing di unit pelayanan kesehatan
Analis Kesehatan atau disebut juga Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
adalah tenaga kesehatan dan ilmuan berketerampilan tinggi yang melaksanakan
dan mengevaluasi prosedur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai
sumberdaya
Apoteker adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan serta
keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta tanggung jawab untuk
melaksanakan pekerjaan kefarmasian
Verifikasi adalah sebuah proses untuk memeriksa validitas dan kelengkapan
kredensial dari sumber yang mengeluarkan kredensial. Proses dapat dilakukan
ke- fakultas/rumah sakit/perhimpunan didalam maupun diluar negeri, melalui
email/surat konvensional/pertanyaan on line/ atau melalui telepon. Verifikasi
dengan email, alamat email harus sesuai dengan alamat email yang ada pada
website resmi universitas/rumahsakit/perhimpunan profesi tersebut, bila melalui
surat konvensional harus dengan pos tercatat.
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
lainnya untuk menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis.

Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap Profesional Pemberi Asuhan


(PPA) lainnya yang telah memiliki Kewenangan Klinis untuk menentukan
kelayakan pemberian Kewenangan Klinis tersebut.
Kewenangan Klinis adalah uraian intervensi Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
lainnya yang dilakukan berdasarkan area praktiknya.
Penugasan Klinis adalah penugasan kepala/Direktur Rumah Sakit kepada staf
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya untuk melakukan pelayanan di
Rumah Sakit berdasarkan daftar Kewenangan Klinis.

5
BAB III

RUANG LINGKUP

A. KONSEP DASAR KOMITE PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN


LAINNYA DAN STAF KLINISLAINNYA
Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya adalah wadah non-struktural
Rumah Sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme profesional pemberi asuhan lainnyadan staf klinis lainnyamelalui
mekanisme Kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi, sehingga pelayanan asuhan keperawatan kepada klien diberikan
secara benar (ilmiah) sesuai standar yang baik (etis) sesuai kode etik profesi,
serta hanya diberikan oleh profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis
lainya yang kompeten dengan kewenangan yang jelas.
Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya RS Permata Hatimemberikan
jaminan kepada Direktur , bahwa profesional pemberi asuhan lainnyadan staf
klinis lainnya RS Permata Hatimemiliki kompetensi kerja yang tinggi sesuai
standar pelayanan dan berperilaku baik sesuai etika profesinya. Komite PPA dan
Staf Klinis Lainnya RS Permata Hatibertugas membantu Direktur dalam
melakukan Kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi profesional pemberi
asuhan lainnyadan staf klinis lainnya serta pengembangan professional
berkelanjutan.
RS Permata Hatimempunyai profesional pemberi asuhan lainnya dan
staf klinis lainnya yang Kompeten sesuai dengan misi, sumber daya dan
kebutuhan pasien. Dalam memberikan asuhan keperawatan baik secara mandiri,
Kolaborasi, Delegasi serta mandat kepada pasien secara aman dan efektif
dengancara:
1. Memahami peraturan perundang-undangan terkait perawat dan praktik
keperawatan
2. Semua kredensial telah terkumpulmeliputi
a. Bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenanagan, pelatihan, serta
pengalaman terbaru dan diverifikasi dari sumberaslinya

b. Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain ditempat


perawat pernah bekerjasebelumnya
c. Surat rekomendasi atau informasi lain yangdiperlukan
3. Rumah Sakit Permata Hatitelah melakukan verifikasi dari berbagai sumber
dengan jalan mengecek ke website resmi institusi pendidikan pelatihan
melalui email dan surattercatat
4. Bila verifikasi tidak mungkin dilakukan seperti hilang karena bencana atau
sekolahnya tutup maka hal ini didapatkan dari sumber resmi lain

6
B. HUBUNGAN DENGAN PENGELOLA RUMAHSAKIT
Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya RS Permata Hatimerupakan
kelompok profesi profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya yang
secara struktur fungsional berada di bawah Direktur dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur. Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya RS Permata Hati
dibentuk melalui mekanisme yang disepakati, dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Direktur RS Permata Hatitelah menetapkan kebijakan, prosedur dan
sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan fungsi dan tugas Komite PPA
dan Staf Klinis Lainnya RS Permata Hati. Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya
RS Permata Hatibekerja sama dan melakukan koordinasi dengan Direktur serta
saling memberikan masukan tentang perkembangan profesional pemberi asuhan
lainnya dan staf klinis lainnya di RS Permata Hati.

C. PRINSIP KEGIATAN KOMITE PPA DAN STAF KLINISLAINNYA


1. Prinsip sinergisme yang memperlihatkan thinking power kelompok terpilih
untuk bersama-sama berupaya memperoleh keluaran yangefektif.
2. Profesional pemberi asuhan lainnya dan Staf Klinis lainnya diberdayakan
untuk berkontribusi secara kolektif terhadap proses pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan pelayanan.

D. FUNGSI UTAMA KOMITE PPA LAINNYA DAN STAF KLINIS


LAINNYA
Mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme pemberi asuhan lainnya
dan staf klinis lainnya dengan cara:
1. Mekanismekredensial
2. Penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan profesi, sehingga pelayanan
kepada klien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai dengan standar yg baik
(etis), sesuai kode etik profesi dan hanya diberikan oleh profesional pemberi
asuhan lainnyadan staf klinis lainnya yang kompeten dengan kewenangan
yang jelas.
3. Menjamin tersedianya norma-norma, standar praktik/asuhan/prosedur yang
sesuai dengan lingkup pelayanan serta aspek penting asuhan di setiap
areaspesifik.
4. Menjaga mutu asuhan melalui perumusan rencana peningkatan mutu
keperawatan tingkat rumahsakit.
5. Mengkoordinasi semua kegiatan pemantauan mutu dan evaluasi dari
pelayanan.
6. Mengintegrasikan proses peningkatan mutu keperawatan dengan rencana
rumah sakit untuk menemukan kecenderungan dan pola kinerja yang

7
berdampak pada lebih dari satu departemen ataupelayanan.
7. Mengkomunikasikan informasi hasil telaah mutu keperawatan kepada
semua yangterkait.
8. Mengusulkan kepada manajemen rumah sakit tentang solusi masalah yang
terkait dengan profesionalitas staf dan asuhan, sistem pelaporan klien , dan
penugasanstaf.
9. Memprakarsai perubahan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
10. Mempertahankan keterkaitan antara teori, riset, danpraktik.
11. Dalam upaya meningkatkan mutu PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya,
maka fungsi Komite PPA dan Staf Klinis Lainnyaadalah:
a. Menetapkan lingkup praktek, kompetensi dan kewenangan klinis PPA
lainnya dan Staf KlinisLainnya.

b. Merumuskan norma, harapan dan pedomanperilaku.


c. Menyediakan alat ukur kinerja stafkeperawatan.
d. Memelihara dan meningkatkan kompetensistaf.
e. Membina dan menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika profesi
keperawatan.
f. Mewujudkan komunitas profesikeperawatan.
g. Merumuskan sistem rekruitmen dan retensistaf.

12. Dalam kaitannya dengan pihak diluar keperawatan, Komite PPA dan Staf
Klinis Lainnyaberfungsi:
a. Berbagi informasi yang bermanfaat bagi manajer rumahsakit.
b. Mendidik staf lain yang terlibat dalam sistemkeperawatan
c. Mendorong dan melibatkan profesional pemberi asuhan lainnyadan staf
klinis lainnyayang terkena dampak dalam upaya mengelola
asuhankeperawatan.
d. Membangun jaringan dengan tim, unit dan komite lain di rumah sakit.
e. Melaksanakan program kegiatan bersama dengan profesilain.
f. Menjamin keharminisan hubungan kerja dengan staflain.
g. Berpartisipasi dalam Tim Mutu RumahSakit.

E. GARIS BESAR TUGAS KOMITE PPA LAINNYA DAN STAF KLINIS


LAINNYA
1. Menyusun dan menetapkan Standar Asuhan Keperawatan di RumahSakit.
2. Memantau pelaksanaan AsuhanKeperawatan
3. Memantau dan membina perilaku etik dan profesional stafkeperawatan.
4. Menyusun Model Praktek KeperawatanProfesional.
5. Meningkatkan profesionalisme keperawatan, melalui peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan seiring dengan kemajuan IPTEK, terintegrasi
dengan perilaku yangbaik.

8
6. Bekerja sama dengan Kepala Bagian Keperawatan dalam merencanakan
program pengaturan kewenangan klinis profesional pemberi asuhan
lainnyadan staf klinis lainnyadalam melakukan asuhanKeperawatan.
7. Memberikan rekomendasi dalam rangka pemberian kewenangan profesi bagi
staf yang akan melakukan tindakan keperawatan di rumahsakit.
8. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan staf keperawatan, menyampaikan laporan
kegiatan Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya secara berkala kepada seluruh
profesional pemberi asuhan lainnyadan staf klinis lainnyarumahsakit.

F. PENGORGANISASIAN KOMITE PPA LAINNYA DAN STAF KLINIS


LAINNYA
Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya RS Permata Hatiterdiri dari
ketua, sekretaris dan sub komite. Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite
dibantu oleh sub komite yang terdiri dari sub komite Kredensial, mutu profesi
dan disiplinprofesi.
Ketua komite RS Permata Hatiditetapkan oleh Direktur RS Permata
Hati dengan memperhatikan masukan dari profesional pemberi asuhan
lainnyadan staf klinis lainnyayang bekerja di RS Permata Hati. Sekretaris dan
subkomite diusulkan oleh ketua komite dan ditetapkan oleh Direktur dengan
memperhatikan masukan dari profesional pemberi asuhan lainnyadan staf klinis
lainnyayang bekerja di RS Permata Hati.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh personil Komite PPA dan Staf
Klinis Lainnya RS Permata Hatiyaitu memiliki kompetensi yang tinggi sesuai
jenis pelayanan atau area praktik, mempunyai semangat profesionalisme, serta
reputasi baik. Jumlah personil keanggotaan Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya
RS Permata Hatidisesuaikan dengan jumlah profesional pemberi asuhan
lainnyadan staf klinis lainnyadi RS Permata Hati.
Struktur dan kedudukan Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya RS
Permata Hati adalah sebagai berikut:

DIREKTUR RS PERMATA HATI

SEKRETARIS
KOMITE PPA LAINNYA
DAN STAF KLINIS
LAINNYA

SUB KOMITE SUB KOMITE SUB KOMITE ETIK


KREDENSIAL MUTU PROFESI DAN DISIPLIN
G. TUGAS KETUA KOMITE PPA LAINNYA DAN STAF KLINIS LAINNYA
1. Menyelenggarakan komunikasi yang efektif antar profesional pemberi asuhan
lainnyadan staf klinis lainnyadan mewakili pendapat profesional pemberi
asuhan lainnya dan staf klinis lainnya dalam bidangkeprofesian.

9
2. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas semua risalah rapat yang
diadakan oleh Komite PPA Lainnya dan Staf Klinis Lainnya.
3. Menunjuk profesional pemberi asuhan lainnyadan staf klinis lainnya yang
akan mewakili Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya dalam setiap kepanitiaan
di rumahsakit.
4. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Badan Pengampu dan kepanitiaan
lain yang berkaitan dengan profesional pemberi asuhan lainnya dan staf
klinislainnya.

H. TUGAS SEKRETARIS KOMITE PPA LAINNYA DAN STAF KLINIS


LAINNYA
1. Melakukan pemberitahuan kepada semua anggota yang berhak menghadiri
rapat-rapat Komite PPA Lainnya dan Staf KlinisLainnya.
2. Mempersiapkan dan mengedarkan risalah rapat kepada hadirin yang berhak
menghadirirapat.
3. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh SubKomite.
4. Menghadiri pertemuan dengan Badan Pengampu dan komite lain

I. SUB KOMITE MUTUPROFESI


Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan Keperawatan di RS
Permata Hati, maka profesional pemberi asuhan lainnyadan staf klinis lainnya
sebagai pemberi pelayanan memiliki kompetensi, etis dan peka budaya. Mutu
profesi profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya selalu
ditingkatkan melalui program pengembangan profesional berkelanjutan yang
disusun secara sistematis, terarah dan terpola/terstruktur.
Mutu profesi profesional pemberi asuhan lainnyadan staf klinis lainnya
RS Permata Hatiselalu ditingkatkan secara terus menerus sesuai perkembangan
masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dna teknologi, perubahan standar profesi,
standar pelayanan serta hasil-hasil penelitian terbaru.
Kemampuan dan keinginan untuk meningkatkan mutu profesi profesional
pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya di Rumah Sakit masih rendah,
disebabkan karena beberapa hal antara lain: kemauan belajar rendah, belum
terbiasa melatih berpikir kritis dan reflektif, beban kerja berat sehingga tidak
memiliki waktu, fasilitas-sarana terbatas, belum berkembangnya sistem
pendidikan berkelanjutan bagi profesional pemberi asuhan lainhnya dan staf
klinislainnya.
Berbagai cara telah dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu
profesi profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya RS Permata
Hati antara lain diskusi, refleksi diskusi kasus, studi kasus, seminar/simposium
serta pelatihan, baik dilakukan di dalam maupun di luar rumah sakit.
Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan
mengambil keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam
10
pelayanan Keperawatan. Akhirnya meningkatkan tingkat kepercayaan klien
terhadap profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya RS Permata
Hati dalam pemberian pelayanan Keperawatan.
1. Tujuan
Memastikan mutu profesi profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis
lainnya RS Permata Hatisehingga dapat memberikan pelayanan yang
berorientasi kepada keselamatan klien sesuai kewenangannya.

2. Tugas
Tugas sub komite mutu profesi adalah:
a. Menyusun data dasar profil profesional pemberi asuhan lainnya dan staf
klinis lainnya RS Permata Hatisesuai areapraktik;
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan
profesional pemberi asuahan lainnya dan staf klinis lainnya RS Permata
Hati;
c. Melakukan audit asuhan keperawatan;
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuaikebutuhan.

3. Kewenangan
Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi
tindak lanjut audit Keperawatan, pendidikan Keperawatan berkelanjutan serta
pendampingan.

4. Mekanismekerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan
mekanisme sebagai berikut:
a. Koordinasi dengan bidang PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya untuk
memperoleh data dasar tentang profil profesional pemberi asuhan
lainnyadan staf klinis lainnyadi RS Permata Hatisesuai area praktiknya
berdasarkan jenjangkarir;
b. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data
subkomite Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan perubahan standarprofesi.
c. Koordinasi dengan praktisi profesional pemberi asuhan lainnya dan staf
klinis lainnya dalam melakukan pendampingan sesuaikebutuhan;
d. Melakukan audit Keperawatan dengan cara:
1) Pemilihan topik yang akan dilakukanaudit;
2) Penetapan standar dankriteria;
3) Penetapan jumlah kasus/sampel yang akandiaudit;

11
4) Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaanpelayanan;
5) Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dankriteria;
6) Menerapkanperbaikan;
7) Rencana reaudit.
e. Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada Ketua
Komite KeperawatanRS Permata Hati.

J. SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI


Setiap profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya RS
Permata Hati memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam memberikan pelayanan
dan menerapkan etika profesi dalam praktiknya. Profesionalisme profesional
pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya dapat ditingkatkandengan
melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai- nilai
etik dalam kehidupanprofesi.
Nilai etik sangat diperlukan bagi profesional pemberi asuhan
lainnyadan staf klinis lainnya sebagai landasan dalam memberikan pelayanan
yang manusiawi berpusat pada klien . Prinsip “caring” merupakan inti pelayanan
yang diberikan oleh staf keperawatan. Pelanggaran terhadap standar pelayanan,
disiplin profesi Keperawatan hampir selalu dimulai dari pelanggaran nilai moral-
etik yang akhirnya akan merugikan klien dan masyarakat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya
masalah etik antara lain tingginya beban kerja staf keperawatan, ketidakjelasan
Kewenangan Klinis, menghadapi klien gawat-kritis dengan kompetensi yang
rendah serta pelayanan yang sudah mulai berorientasi pada bisnis.
Kemampuan praktik yang etis hanya merupakan kemampuan yang
dipelajari pada saat di masa studi/pendidikan, belum merupakan hal yang penting
dipelajari dan diimplementasikan dalam praktik. Berdasarkan hal tersebut,
penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara
terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan
Keperawatan yang diberikan benar-benarmenjaminklien akan aman dan
mendapatkepuasan.
1. Tujuan
Subkomite etik dan disiplin profesi bertujuan:
a. Agar profesional pemberi asuhan lainnyadan staf klinis lainnya RS
Permata Hati menerapkan prinsip-prinsip etik dalam memberikan
pelayanan,
b. Melindungi klien dari pelayanan yang diberikan oleh profesional pemberi
asuhan lainnyadan staf klinis lainnya yang tidakprofesional;
c. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme profesional pemberi
asuhan lainnya dan staf klinis lainnya RS Permata Hati.

12
2. Tugas
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi profesional pemberi asuhan
lainnya dan staf klinis lainnya di RS Permata Hati;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi profesional pemberi
asuhan lainnya dan staf klinis lainnyadi RS Permata Hati;
c. Melakukan penegakan disiplin profesi profesional pemberi asuhan lainnya
dan staf klinis lainnya di RS Permata Hati;
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin
dan masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan pelayanan
e. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat
Penugasan Klinis (clinicalappointment);
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
memberikan pelayanan .

3. Kewenangan
Subkomite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan memberikan usul
rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis (clinical privilege) tertentu,
memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian Kewenangan Klinis
(delineation of clinical privilege), serta memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin.

4. Mekanismekerja
a. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengantahapan:
1) Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan
disiplin di dalam rumahsakit;
2) Melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan
disiplinprofesi.
b. Membuat keputusan. Pengambilan keputusan pelanggaran etikprofesi
c. Melakukan tindak lanjut keputusanberupa:
1) Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi
Keperawatan di RS Permata Hatimelalui KetuaKomite;
2) Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada Direktur melalui
Ketua Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya RS Permata Hati;
3) Pekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan kepada
Ketua Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya RS Permata Hatiuntuk
diteruskanDirektur
d. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi staf keperawatan,
meliputi:
1) Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam
pelaksanaan praktik Keperawatan di RS Permata Hati.
2) Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik dan

13
metode sertaevaluasi.
3) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, ,simposium,
“bedside teaching”, diskusi refleksi kasus dan lain-lain disesuaikan
dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
e. Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua
Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya RS Permata Hati.

K. SUB KOMITE KREDENSIAL


Rumah sakit telah memastikan untuk mempunyai profesional pemberi
asuhan lainnya dan staf klinis lainnya yang kompeten sesuai dengan misi,
sumberdaya dan kebutuhan pasien. Profesional pemberi asuhan lainnya dan staf
klinis lainnya bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan secara langsung.
Sebagai tambahan, melakukan pelayanan memberikan kontribusi terhadap
outcome pasien secara keseluruhan. RS Permata Hati telah memastikan bahwa
PPA lainnya dan Staf Klinis Lainnya yang kompeten untuk memberikan
pelayanan dan harus spesifik terhadap pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan. Rumah sakit memastikan bahwa setiap PPA lainya dan Staf Klinis
lainnya yang kompeten untuk memberikan pelayanan, baik mandiri, kolaborasi,
delegasi, mandat kepada pasien secara aman dan efektif dengan cara :
a) Memahami peraturan dan perundang-undangan terkait PPA lainnya dan Staf
Klinis lainnya dan praktik PPA lainnya dan Staf Klinislainnya;
b) Mengumpulkan semua kredensial yang ada untuk setiap PPA lainnya dan Staf
Klinis lainnya, sekurang-kurangnya meliputi:
1) Bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan
pengalaman terbaru dan diverifikasi dari sumberaslinya;
2) Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain dimana
perawat pernah bekerjasebelumnya;
3) Surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang mungkin diperlukan
rumahsakit, antara lain seperti riwayat kesehatan, dan sebagainya;
c) Rumah sakit Permata Hatitelah melakukan verifikasi informasi penting dari
berbagai sumber dengan jalan mengecek ke website resmi dari institusi
pendidikan pelatihan, melalui email dan surat tercatat. Bila verifikasi tidak
mungkin dilakukan, seperti hilangnya karena bencana, sekolahnya tutup maka
hal ini didapat dari sumber resmilain.
Proses Kredensial menjamin profesional pemberi asuhan lainnya dan
staf klinis lainnya kompeten dalam memberikan pelayanan kepada klien sesuai
dengan standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review,verifikasi
dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja PPA
lainnya dan Staf Klinis lainnya.
Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite PPA dan Staf Klinis
Lainnya RS Permata Hatimerekomendasikan kepada Direktur RS Permata

14
Hatiuntuk menetapkan Penugasan Klinis yang akan diberikan kepada profesional
pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya berupa surat Penugasan Klinis.
Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh
Direktur RS Permata Hatikepada profesional pemberi asuhan lainnya dan staf
klinis lainnya untuk melakukan asuhan keperawatan dalam lingkungan RS
Permata Hati untuk suatu periode tertentu dan penetapan rincian kewenangan
klinis berdasarkan pendidikan, registrasi, izin, pelatihan dan pengalaman anggota
PPA lainnya dan Staf Klinislainnya.

1. Tujuan
a. Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap profesional pemberi
asuhan lainnya dan staf klinis lainnya di RS Permata Hati;
b. Melindungi keselamatan klien dengan menjamin bahwa profesional pemberi
asuhan lainnya dan staf klinis lainnya yang memberikan pelayanan memiliki
kompetensi dan Kewenangan Klinis yangjelas;
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap profesional pemberi asuhan
lainnyadan staf klinis lainnya yang berada di semua levelpelayanan.
2. Tugas sub komite Kredensialadalah:
a. Menyusun daftar rincian KewenanganKlinis;
b. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian Personalia
meliputi:
1) Ijazah;
2) Surat Tanda Registrasi(STR);
3) Sertifikatkompetensi;
4) Lembar evaluasikinerja;
c. Merekomendasikan tahapan prosesKredensial:
1. Direktur rmenugaskan Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya untuk
melakukan kredensial

2. Ketua Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya menugaskan kepada


Subkomite Kredensial untuk melakukan proseskredensial.
3. Subkomite Kredensial melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan
metode yang telah disepakati.
4. Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan klinis
selanjutnya dilaporkan secara tertulis olehsubkomite
5. kredensial kepada Ketua Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya untuk
diteruskan kepada direktur dan dijadikan bahan rekomendasi kepada
Direktur.
6. Direktur mengeluarkan Penugasan Klinis terhadap profesional pemberi
asuhan lainnya dan staf klinislainnya.

3. Kewenangan

15
Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi
rincian Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis (clinical
appointment).

4. MekanismeKerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite Kredensial, maka ditetapkan
mekanisme sebagai berikut:
a. Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area
praktik yang ditetapkan oleh RS Permata Hati
b. Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan
persyaratan Kredensialdimaksud;
c. Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode
yangdisepakati;
d. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi
memperoleh Penugasan Klinis dari Direktur RS Permata Hati;
e. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh
Penugasan Klinis dari Direktur RS Permata Hatidengancara:
1. Direktur rmenugaskan Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya untuk
melakukan kredensial

2. Ketua Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya menugaskan kepada


Subkomite Kredensial untuk melakukan proseskredensial.
3. Subkomite Kredensial melakukan review, verifikasi dan evaluasi
dengan metode yang telahdisepakati.
4. Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan klinis
selanjutnya dilaporkan secara tertulis oleh subkomite kredensial
kepada Ketua Komite PPA Lainnya dan Staf Klinis Lainnya untuk
diteruskan kepada direktur dan dijadikan bahan rekomendasi
kepadaDirektur.
5. Direktur mengeluarkan Penugasan Klinis terhadap perawat PPA
lainnya dan Staf Klinislainnya.
f. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala;
g. Melakukan Kredensial ulang secara berkala setiap 3 tahunsekali

Rumah sakit Permata Hati telah mempunyai profesional pemberi


asuhan lainnya dan staf klinis lainnya yang kompeten sesuai dengan misi,
sumber daya dan kebutuhan klien. Profesional pemberi asuhan lainnya dan
staf klinis lainnya bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan terhadap
klien secara langsung. Pelayanan tersebut memberikan kontribusi terhadap
outcome klien secara keseluruhan. RS Permata Hatitelah memastikan bahwa
Profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya telah kompeten
untuk memberikan pelayanan kepada klien secara aman dan efektif dengan

16
kriteria:
1. Profesional pemberi asuhan lainnyadan staf klinis lainnya telah
memahami peraturan dan perundangan yangberlaku
2. RS Permata Hatitelah mengumpulkan semua kredensial yang ada untuk setiap
Profesional pemberi asuhan lainnyadan staf klinis lainnyameliputi:
a. Bukti pendidikan danpelatihan;
b. Bukti izinterbaru;
c. Bukti kompetensiterbaru
d. Verifikasi ijazah
3. RS Permata Hati telah memverifikasi dari informasi utama, seperti surat izin,
dokumen diperbaharui secara berkala, dan setiap sertifikasi serta bukti
menyelesaikan pendidikan spesialisasi atau pendidikanlanjutan.
Rumah Sakit RS Permata Hatimelaksanakan identifikasi tanggung
jawab pekerjaan dan Penugasan klinis berdasarkan kredensial staf perawat
sesuai peraturan perundang-undangan. Hasil kredensial perawat menjadi
landasan untuk membuat uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab klinis
di unit pelayanan tempat Perawat ditugaskan .
Rumah Sakit RS Permata Hatitelah mengumpulkan dan memelihara
file dari setiap kredensial profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis
lainnya. File berisi izin terbaru, Ada dokumentasi pelatihan yang terkait
dengan kompetensi tambahan. RS Permata Hati tidak memberi wewenang
kepada staf yang bukan profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis
lainnya RS Permata Hatidalam melakukan pelayanan, jika ada harus
dilakukan kredensial.

L. BERAKHIRNYA KEWENANGAN KLINIS


Kewenangan klinis berakhir bila surat penugasan (clinical appoint-
ment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh Direktur RS Permata Hati. Surat
penugasan untuk setiap PPA lainnya dan Staf Klinis Lainnya memiliki masa
berlaku untuk periode 3 (tiga) tahun. Pada akhir masa berlakunya surat
penugasan tersebut, Direktur RS Permata Hatitelah melakukan rekredensial
terhadap PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya yang bersangkutan. Proses
rekredensial lebih sederhana dibandingkan dengan proses kredensial awal karena
RS Permata Hatitelah memiliki informasi setiap PPA lainnya dan Staf Klinis
lainnya yang melakukan pelayanan kepada pasien di RS Permata Hati
Surat penugasan(reappointment) berakhir bila PPA lainnya dan Staf
Klinis lainnya dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan pelayanan kepada
pasien Walaupun seorang PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya pada awalnya
telah memperoleh kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan ke pasien,
namun kewenangan dapat dicabut oleh RS Permata Hatiberdasarkan
pertimbanganKomitePPAdanStafKlinisLainnya.Pertimbanganpencabutan
kewenangan klinis tertentu tersebut didasarkan pada kinerja profesi dilapangan,
17
misalnya PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya yang bersangkutan terganggu
kesehatannya, baik fisik maupun mental. Selain itu, pencabutan kewenangan
klinis juga dapat dilakukan bila terjadi kecelakaan yang diduga karena
inkompetensi atau karena tindakan disiplin dari Komite PPA lainnya dan Staf
Klinis lainnya. Namun demikian, kewenangan klinis yang telah dicabut dapat
diberikan kembali bila PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya tersebut dianggap
telah pulih kompetensinya. Dalam hal kewenangan klinis tertentu PPA lainnya
dan Staf Klinis lainnya diakhiri, Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya meminta
subkomite peningkatan mutu profesi untuk melakukan berbagai upaya
pembinaan agar kompetensi yang bersangkutan pulih kembali. Komite PPA dan
Staf Klinis Lainnya merekomendasikan kepada Direktur RSIA Annisa
pemberian kembali kewenangan klinis tertentu setelah melalui proses
pembinaan.
Pada dasarnya kredensial tetap ditujukan untuk menjaga keselamatan
pasien, sambil tetap membina kompetensi seluruh PPA lainnya dan Staf Klinis
lainnya di RS Permata Hati. Dengan demikian jelaslah bahwa Komite PPA dan
Staf Klinis Lainnya memegang peranan penting dalam proses kredensial dan
pemberian kewenangan klinis untuk setiap PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya.

M. EVALUASI KINERJA PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN


LAINNYA DAN STAF KLINISLAINNYA
1. Evaluasi dilakukan pada aat awal bekerja
2. Evaluasi 3bulan
Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya melakukan penilaian profesional
pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya masa percobaan 3 bulan
ditanda tangani oleh yang bersangkutan diketahui oleh kepala ruangan.
Kepala ruangan memberikan hasil penilaian percobaan selama 3 bulan kepada
personalia untuk disetujui dan ditanda tangani, evaluasi secara profesi sudah
berdasarkan kompetensi ditanda tangani oleh Kepala instalasi dan yang
bersangkutan diketahui oleh sub komite mutu profesi dan ketua Komite PPA
lainnya dan Staf Klinis lainnya.
3. Evaluasi 1tahun
Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya menilai kembali hasil kinerja
profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya dengan mengisi
format evaluasi kinerja tenaga kesehatan 1 tahun berdasarkan kompetensi
ditanda tangani oleh Kepala ruangan, yang bersangkutan dan diketahui oleh
sub komite mutu profesi dan ketua Komite PPA lainnya dan Staf
Klinislainnya,

Profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya RS Permata Hati telah
berpartisipasi secara proaktif dalam program peningakatan mutu klinis. RS

18
Permata Hatijuga melakukan evaluasi kinerja individu PPA lainnya dan Staf
Klinis lainnya bila ada temuan dalam aktifitas peningkatan mutu. Hasil kajian,
tindakan yang diambil dan setiap dampak atas tanggung jawab pekerjaan telah
terdokumentasi dalam file kredensial kepegawaian.

19
BAB IV

TATA LAKSANA

1. SUB KOMITE MUTUPROFESI


Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan Keperawatan di RS
Permata Hati, maka profesional pemberi asuhan lainnyadan staf klinis lainnya
sebagai pemberi pelayanan memiliki kompetensi, etis dan peka budaya. Mutu
profesi profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya selalu
ditingkatkan melalui program pengembangan profesional berkelanjutan yang
disusun secara sistematis, terarah dan terpola/terstruktur.
Mutu profesi profesional pemberi asuhan lainnyadan staf klinis lainnya
RS Permata Hatiselalu ditingkatkan secara terus menerus sesuai perkembangan
masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dna teknologi, perubahan standar profesi,
standar pelayanan serta hasil-hasil penelitian terbaru.
Staf Profesional Pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya di lakukan
evaluasi juga oleh profesi, evaluasi meliputi :
1. Evaluasi 3bulan
Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya melakukan penilaian profesional
pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya masa percobaan 3 bulan
ditanda tangani oleh yang bersangkutan diketahui oleh kepala ruangan.
Kepala ruangan memberikan hasil penilaian percobaan selama 3 bulan kepada
personalia untuk disetujui dan ditanda tangani, evaluasi secara profesi sudah
berdasarkan kompetensi ditanda tangani oleh Kepala instalasi dan yang
bersangkutan diketahui oleh sub komite mutu profesi dan ketua Komite PPA
lainnya dan Staf Klinislainnya.
2. Evaluasi 1tahun
Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya menilai kembali hasil kinerja
profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya dengan mengisi
format evaluasi kinerja tenaga kesehatan 1 tahun berdasarkan kompetensi
ditanda tangani oleh Kepala ruangan, yang bersangkutan dan diketahui oleh
sub komite mutu profesi dan ketua Komite PPA lainnya dan Staf
Klinislainnya,

2. SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLINPROFESI


Setiap profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya RS
Permata Hati memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam memberikan pelayanan
dan menerapkan etika profesi dalam praktiknya. Profesionalisme profesional
pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya dapat ditingkatkandengan
melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai- nilai
etik dalam kehidupanprofesi.
Nilai etik sangat diperlukan bagi profesional pemberi asuhan
lainnyadan staf klinis lainnya sebagai landasan dalam memberikan pelayanan
20
yang manusiawi berpusat pada klien . Prinsip “caring” merupakan inti pelayanan
yang diberikan oleh staf keperawatan. Pelanggaran terhadap standar pelayanan,
disiplin profesi Keperawatan hampir selalu dimulai dari pelanggaran nilai moral-
etik yang akhirnya akan merugikan klien dan masyarakat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya
masalah etik antara lain tingginya beban kerja staf keperawatan, ketidakjelasan
Kewenangan Klinis, menghadapi klien gawat-kritis dengan kompetensi yang
rendah serta pelayanan yang sudah mulai berorientasi pada bisnis.
Kemampuan praktik yang etis hanya merupakan kemampuan yang
dipelajari pada saat di masa studi/pendidikan, belum merupakan hal yang penting
dipelajari dan diimplementasikan dalam praktik. Berdasarkan hal tersebut,
penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara
terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan
Keperawatan yang diberikan benar-benar menjamin klien akan aman dan
mendapat kepuasan.

3. SUB KOMITE KREDENSIAL


RS Permata Hati telah mempunyai proses yang efektif dalam
mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial profesional pemberi
asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya ( pendidikan, registrasi,
izin, kewenanagan, pelatihan dan pengalaman).

RS Permata Hatimelaksanakan identifikasi tanggung jawab pekerjaan


dan Penugasan klinis berdasarkan kredensial staf perawat sesuai peraturan
perundang-undangan. Hasil kredensial perawat menjadi landasan untuk membuat
uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab klinis di unit pelayanan tempat
Perawat ditugaskan .RS Permata Hati memperkerjakan atau mengizinkan
berbagai pofesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya untuk
memebrikan asuhan dan pelayanan kepada pasien atau berpartisispasi dalam
proses asuhan pasien. Para prosesional ini antara lain bidan, nutrsisonis, penata
anestesi.
RS Permata Hatimemastikan untuk mempunyai profesional pemberi
asuhan lainnya dan staf klinis lainnya yang kompeten sesuai dengan misi,
sumberdaya dan kebutuhan pasien. Profesional pemberi asuhan lainnya dan staf
klinis lainnya bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan secara langsung.
Sebagai tambahan, melakukan pelayanan memberikan kontribusi terhadap
outcome pasien secara keseluruhan. RS Permata Hati telah memastikan bahwa
PPA lainnya dan Staf Klinis Lainnya yang kompeten untuk memberikan
pelayanan dan harus spesifik terhadap pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan. Rumah sakit memastikan bahwa setiap PPA lainya dan Staf Klinis
lainnya yang kompeten untuk memberikan pelayanan, baik mandiri, kolaborasi,
delegasi, mandat kepada pasien secara aman dan efektif dengan cara :

21
a) Memahami peraturan dan perundang-undangan terkait PPA lainnya dan Staf
Klinis lainnya dan praktik PPA lainnya dan Staf Klinislainnya;
b) Mengumpulkan semua kredensial yang ada untuk setiap PPA lainnya dan Staf
Klinis lainnya, sekurang-kurangnya meliputi:
1) Bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan
pengalaman terbaru dan diverifikasi dari sumberaslinya;
Verifikasi Ijazah dilakukan dengan cara:
 Mengumpulkan Ijazah Profesional pemberi asuhan lainnyadan staf
klinis lainnya yang bekerja di RSIAAnnisa
 Memfotokopi ijazah PPA lainnya dan Staf Klinislainnya
 Membuat Surat Pengantar Verifikasi yang diketahui oleh Direktur
untuk diserahkan kepada Institusi Perguruan Tinggi masing- masing
PPA lainnya dan Staf Klinislainnya
 Untuk Instansi Perguruan Tinggi yang masih dalam wilayah Kota
Muara Bungo, verifikasi dilakukan dengan cara mengantar langsung
ke Institusi Perguruan Tinggi masing-masing PPA lainnya dan Staf
Klinislainnya
 Institusi Perguruan Tinggi yang berada diluar diluar Kota Muara
Bungo verifikasi dilakukan dengan cara mengirim email disertaiscan
ijazah masing-masing PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya atau
dengan jalan mengecek ke website resmi dari institusi pendidikan
pelatihan, melalui email dan surat tercatat. Bila verifikasi tidak mungkin
dilakukan, seperti hilangnya karena bencana, sekolahnya tutup maka hal ini
didapat dari sumber resmilain.

2) Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain dimana


perawat pernah bekerjasebelumnya;
3) Surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang mungkin diperlukan
rumahsakit, antara lain seperti riwayat kesehatan, dansebagainya;

Untuk memenuhi kebijakan tersebut RS Permata Hatitelah menyusun panduan


PPA lainnya dan staf klinis lainnya yang didalamnya berisi pengaturan mengenai
kredensial PPA lainnya dan staf klinis lainnya, RS Permata Hatijuga telah
menyiapkan bukti pelaksanaan tentang kredensial PPA lainnya dan staf klinis
lainnya, bukti tentang verifikasi dari sumber aslinya yang seragam, dan
meyiapkan bukti pelaksanaan tentang kredensial PPA lainnya dan staf klinis
lainnya, menyiapkan bukti pelaksanaan tentang proses penetapan SPK dan RKK
lainya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Proses Kredensial menjamin profesional pemberi asuhan lainnya dan
staf klinis lainnya kompeten dalam memberikan pelayanan kepada klien sesuai
dengan standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi
dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja PPA
22
lainnya dan Staf Klinislainnya.

Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite PPA dan Staf Klinis


Lainnya RS Permata Hatimerekomendasikan kepada Direktur RS Permata
Hatiuntuk menetapkan Penugasan Klinis yang akan diberikan kepada profesional
pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya berupa surat Penugasan Klinis.
Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh
Direktur RS Permata Hatikepada profesional pemberi asuhan lainnya dan staf
klinis lainnya untuk melakukan asuhan keperawatan dalam lingkungan RS
Permata Hatiuntuk suatu periode tertentu dan penetapan rincian kewenangan
klinis berdasarkan pendidikan, registrasi, izin, pelatihan dan pengalaman anggota
PPA lainnya dan Staf Klinislainnya.

Untuk melaksanakan tugas sub komite Kredensial PPA lainnya dan staf klinis
lainnya , maka ditetapkan mekanisme sebagai berikut:
a. Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area
praktik yang ditetapkan oleh RS Permata Hati
b. Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan
persyaratan Kredensialdimaksud;
c. Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang
disepakati;
d. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi
memperoleh Penugasan Klinis dari Direktur RS Permata Hati;
e. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh
Penugasan Klinis dari Direktur RS Permata Hatidengancara:
1) Direktur rmenugaskan Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya untuk
melakukankredensial
2) Ketua Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya menugaskan kepada
Subkomite Kredensial untuk melakukan proseskredensial.
3) Subkomite Kredensial melakukan review, verifikasi dan evaluasi
dengan metode yang telahdisepakati.
4) Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan
klinis selanjutnya dilaporkan secara tertulis oleh subkomite
kredensial kepada Ketua Komite PPA Lainnya dan Staf Klinis

Lainnya untuk diteruskan kepada direktur dan dijadikan bahan


rekomendasi kepada Direktur.
5) Direktur mengeluarkan Penugasan Klinis terhadap PPA lainnya dan
Staf Klinislainnya.

RS Permata Hati telah mengumpulkan dan memelihara file dari setiap


kredensial profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya. File
berisi izin terbaru, Ada dokumentasi pelatihan yang terkait dengan
23
kompetensi tambahan. RS Permata Hatitidak memberi wewenang kepada staf
yang bukan profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya RS
Permata Hatidalam melakukan pelayanan, jika ada harus dilakukan
kredensial.

4. BERAKHIRNYA KEWENANGAN KLINIS


Kewenangan klinis berakhir bila surat penugasan (clinical appoint-
ment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh Direktur RS Permata Hati. Surat
penugasan untuk setiap PPA lainnya dan Staf Klinis Lainnya memiliki masa
berlaku untuk periode 3 (tiga) tahun. Pada akhir masa berlakunya surat
penugasan tersebut, Direktur RS Permata Hatiakan melakukanrekredensial
terhadap PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya yang bersangkutan. Proses
rekredensial lebih sederhana dibandingkan dengan proses kredensial awal karena
RS Permata Hati telah memiliki informasi setiap PPA lainnya dan Staf Klinis
lainnya yang melakukan pelayanan kepada pasien di RS Permata Hatiadapun
proses rekredensial :
1. Direktur menugaskan Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya untuk
melakukanrekredensial
2. Subkomite Kredensial melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan
metode yang telahdisepakati.
3. Subkomite memberikan laporan kepada Ketua Komite PPA dan Staf Klinis
Lainnya hasil rekredensial sebagai bahan rapat menentukan
kewenanganklinis.

4. Seluruh proses rekredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan klinis


selanjutnya dilaporkan secara tertulis oleh subkomite kredensial kepada Ketua
Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya untuk diteruskan kepada Direktur dan
dijadikan bahan rekomendasi kepada Direktur.
5. Direktur mengeluarkan Penugasan Klinis terhadap PPA lainnya dan Staf
Klinislainnya.
6. Rekredensial dilakukan pada PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya setiap 3
tahunsekali

Surat penugasan(reappointment) berakhir bila PPA lainnya dan Staf


Klinis lainnya dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan pelayanan kepada
pasien Walaupun seorang PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya pada awalnya
telah memperoleh kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan ke pasien,
namun kewenangan dapat dicabut oleh RS Permata Hatiberdasarkan
pertimbangan Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya. Pertimbangan pencabutan
kewenangan klinis tertentu tersebut didasarkan pada kinerja profesi dilapangan,
misalnya PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya yang bersangkutan terganggu
kesehatannya, baik fisik maupun mental. Selain itu, pencabutan kewenangan
klinis juga dapat dilakukan bila terjadi kecelakaan yang diduga karena
24
inkompetensi atau karena tindakan disiplin dari Komite PPA lainnya dan Staf
Klinis lainnya. Namun demikian, kewenangan klinis yang telah dicabut dapat
diberikan kembali bila PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya tersebut dianggap
telah pulih kompetensinya. Dalam hal kewenangan klinis tertentu PPA lainnya
dan Staf Klinis lainnya diakhiri, Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya meminta
subkomite peningkatan mutu profesi untuk melakukan berbagai upaya
pembinaan agar kompetensi yang bersangkutan pulih kembali. Komite PPA dan
Staf Klinis Lainnya merekomendasikan kepada Direktur RS Permata
Hatipemberian kembali kewenangan klinis tertentu setelah melalui
prosespembinaan.
Pada dasarnya kredensial tetap ditujukan untuk menjaga keselamatan
pasien, sambil tetap membina kompetensi seluruh PPA lainnya dan Staf Klinis
lainnya di RS Permata HatiDengan demikian jelaslah bahwa Komite PPA dan
Staf Klinis Lainnya memegang peranan penting dalam proses kredensial dan
pemberian kewenangan klinis untuk setiap PPA lainnya dan Staf Klinis lainnya.

5. EVALUASI KINERJA PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN


LAINNYA DAN STAF KLINISLAINNYA
1. Evaluasi dilakukan pada aat awal bekerja
2. Evaluasi 3bulan
Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya melakukan penilaian profesional
pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya masa percobaan 3 bulan
ditanda tangani oleh yang bersangkutan diketahui oleh kepala ruangan.
Kepala ruangan memberikan hasil penilaian percobaan selama 3 bulan kepada
personalia untuk disetujui dan ditanda tangani, evaluasi secara profesi sudah
berdasarkan kompetensi ditanda tangani oleh Kepala instalasi dan yang
bersangkutan diketahui oleh sub komite mutu profesi dan ketua Komite PPA
lainnya dan Staf Klinislainnya.

3. Evaluasi 1tahun
Komite PPA dan Staf Klinis Lainnya menilai kembali hasil kinerja
profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya dengan mengisi
format evaluasi kinerja tenaga kesehatan 1 tahun berdasarkan kompetensi
ditanda tanagni oleh Kepala ruangan, yang bersangkutan dan diketahui oleh
sub komite mutu profesi dan ketua Komite PPA lainnya dan Staf Klinis
lainnya. seluruh data proses review kinerja PPA lainnya dan staf klinis lainnya
telah didokumentasikan dalam kredensial staf profesional lainnya dan staf
klinis lainnya, dan RS Permata Hati telah menyiapkan bukti evaluasi kinerja
profeional termasuk etik dandisiplin
Profesional pemberi asuhan lainnya dan staf klinis lainnya RS
Permata Hati telah berpartisipasi secara proaktif dalam program peningakatan
25
mutu klinis. RS Permata Hatijuga melakukan evaluasi kinerja individu PPA
lainnya dan Staf Klinis lainnya bila ada temuan dalam aktifitas peningkatan mutu.
Hasil kajian, tindakan yang diambil dan setiap dampak atas tanggung jawab
pekerjaan telah terdokumnetasi dalam file kredensial kepegawaian. untuk
memenuhi kebijakan tersebut RS Permata Hatimenyiapkan bukti keterlibatan
PPA lainnya dan staf klinis lainnya dalam upaya peningkatan mutu yaitu berupa
surat keputusan Komite PMKP RS Permata Hati yang didalamnya komite
tersebut terdapat PPA lainnya dan staf klinis lainnya, RS Permata Hati
menyiapkan bukti penghargaan terhadap PPA lainnya dan staf klinis lainya yang
memiliki prestasi dalam upaya peningkatanmutu.

26
BAB V
DOKUMENTASI

1. SPO Kredensial
2. SPO Rekredensial
3. SPO Verifikasi Ijazah
4. SPO Pendokumentasian Berkas Kepegawaian
5. SPO Pendokumentasian Berkas Kredensial
6. Form Nota Internal
7. Form Absensi
8. Form Undangan
9. Form BeritaAcara
10. Form Rekomendasi
11. Form Surat Penugasan Klinis
12. Form Rincian Kewenangan Klinis

27

Anda mungkin juga menyukai