Anda di halaman 1dari 4

TES PSIKOLOGI

Tes psikologi pada hakekatnya berfungsi untuk mengukur perbedaan antara


individu-individu atau antara reaksi-reaksi individu yang berbeda dalam situasi yang sama.
Sebuah tes psikologi merupakan tes yang sifatnya obyektif dan dibakukan dengan sampel
perilaku. Nilai diagnostik dan prediktif dari sebuah tes psikologi tergantung pada sejauh mana tes
tersebut menjadi indikator yang signifikan sebagai alat ukur bagi bidang perilaku yang
dibutuhkan. Selain itu, sebagai alat ukur yang baku dan terstandardisasi, tes psikologi juga
memiliki norma-norma yang perlu diperhatikan untuk memberikan hasil yang maksimal pada
suatu proses tes. Norma-norma yang perlu diperhatikan mulai dari persiapan tes, pemberian
petunjuk pengerjaan, penyelenggaraan tes, serta pen-skoran tes. Apabila tes dilakukan pada
banyak testee (lebih dari 1 orang), maka semua testee harus diberikan perlakuan yang sama.
Pada suatu penilaian tes psikologi (khususnya untuk keperluan seleksi) tidak ada
penilaian “benar” atau “salah”, maupun “lulus” atau “gagal”, namun penilaian yang diberikan
adalah “sesuai” atau “tidak sesuai” dengan kriteria yang kita harapkan. Kinerja dalam setiap tes
dievaluasi berdasarkan data empiris, dan dibandingkan dengan skor yang didapatkan oleh
kandidat/testee lain pada tes yang sama.
Tujuan dari diadakannya tes psikologi adalah untuk klasifikasi, deskripsi,
interpretasi, dan prediksi. Pada bidang industri, tes psikologi erat hubungannya dengan seleksi
karyawan, evaluasi, dan promosi. Seleksi : merupakan suatu proses pemilihan individu yang
dinilai paling sesuai dengan jabatan / posisi yang diperlukan dalam perusahaan. Evaluasi :
pemeriksaan psikologis yang berfungsi untuk menilai apakah karyawan yang menduduki posisi
tertentu saat ini sudah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki karyawan yang bersangkutan.
Promosi : pemeriksaan psikologis yang bertujuan untuk menilai kemampuan seseorang apakah
telah sesuai dengan jabatan / posisi yang lebih tinggi dalam suatu perusahaan.
Pemeriksaan psikologis dalam bidang industri secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi 3 level:
1. Level staff (non-manajerial), aspek-aspek yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Kemampuan umum (intelegensi)
b. Kesesuaian kepribadian
c. Sikap dan kemampuan bekerja dalam menghadapi persoalan praktis sehari-hari
2. Level supervisor
a. Kemampuan umum (intelegensi)
b. Kesesuaian kepribadian
c. Sikap dan kemampuan kerja
d. Gaya kepemimpinan
e. Pengambilan keputusan
3. Level manajerial
a. Kemampuan umum (intelegensi)
b. Pengambilan keputusan
c. Kemampuan pemecahan masalah secara strategis
d. Gaya kepemimpinan
e. Kepribadian
f. Hubungan interpersonal
g. Sikap kerja

Tes psikologi dapat diklasifikasikan menjadi 4, antara lain :


1. Tes Intelegensi
Intelegensi merupakan perwujudan suatu daya dalam diri manusia, yang mempengaruhi
kemampuan seseorang di berbagai bidang. Ada tiga arti mengenai intelegensi, yang
pertama yaitu intelegensi adalah kapasitas bawaan yang diterima oleh anak dari orang
tuanya melalui gen yang nantinya menentukan perkembangan mentalnya. Kedua,
intelegensi mengacu pada pandai, cepat dalam bertindak, bagus dalam penalaran dan
pemahaman, serta efisien dalam aktifitas mental. Yang ketiga, intelegensi merupakan
kecerdasan intelektual atau yang sering disebut dengan IQ.
Tes intelegensi yang digunakan untuk remaja-dewasa antara lain :
a. TIKI (Tes Intelegensi Kolektif Indonesia) menengah
b. TIKI (Tes Intelegensi Kolektif Indonesia) tinggi
c. WAIS (Weschler Adult Intelligence Scale)
d. SPM (Standard Progressive Matrices)
e. APM (Advanced Progressive Matrices)
f. CFIT (Culture Fair Intelligence Test)
2. Tes Bakat
Bakat merupakan suatu konsistensi karakteristik yang menunjukkan kapasitas seseorang
untuk mengetahui, menguasai pengetahuan khusus dengan latihan. Definisi bakat yang
utama mengacu pada dua pengertian. Yang pertama, bakat merupakan bawaan “Givern
from God”, dan bakat merupakan sesuatu yang dilatih. Tujuan melakukan tes bakat
adalah untuk tujuan diagnosis dan prediksi. Diagnosis berfungsi untuk mengetahui bakat
pada orang tersebut sehingga dapat memahami potensi yang ada pada orang tersebut.
Prediksi berfungsi untuk mengkalkulasi kemungkinan kesuksesan atau kegagalan
seseorang dalam bidang tertentu di masa depan. Pada dasarnya prediksi mempertemukan
potensi seseorang dengan suatu kualifikasi yang dituntut oleh suatu lembaga.
Hal yang menjadi penilaian dalam tes bakat antara lain:
a. Kemampuan verbal, merupakan kemampuan memahami dan menggunakan bahasa
baik secara lisan maupun tulisan.
b. Kemampuan numerical, adalah kemampuan ketepatan dan ketelitian memcahkan
problem aritmatik/konsep dasar berhitung.
c. Kemampian spatial, adalah kemampuan merancang suatu benda secara tepat.
d. Kemampuan perceptual, merupakan kemampuan mengamati dan memahami gambar
dua dimensi menjadi bentuk tiga dimensi.
e. Kemampuan reasoning, adalah kemampuan memecahkan suatu masalah.
f. Kemampuan mekanis, adalah kemampuan memahami dua konsep mekanik dan
fisika.
g. Kemampuan memory, adalah kemampuan mengingat.
h. Kemampuan clerical, adalah kemampuan bekerja di bidang administrasi.
i. Kreativitas, adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan
menunjukkan hasil yang tidak biasa/istimewa.
Beberapa macam tes bakat antara lain :
a. Battery Test
 DAT (Differential Aptitude Test)
 GATB (General Aptitude Test Battery)
 FACT (Flanagan Aptitude Classification Test)
b. Single Test
 Kraeplin
 Pauli
 Tes Kreativitas
3. Tes Kepribadian
Kepribadian merupakan istilah untuk menunjukkan hal-hal khusus tentang seorang
individu dan yang membedakannya dari prang lain. Kepribadian merupakan hakekat
manusiawi. Tes kepribadian dibagi menjadi dua, yaitu tes proyektif (alat ukur
kepribadian yang dalam mengungkap kepribadian menggunakan media atau materi
sebagai tempat untuk memproyeksikan dorongan, perasaan ataupun sentimen seseorang.
Dan tes non-proyektif (alat ukur kepribadian yang menggunakan bentuk inventory)
a. Tes Proyektif
 TAT (Thematic Apperception Test)
 Tes Rorschach
 Tes Wartegg
 DAP (Draw A Person)
 Tree Test / Baum
 HTP (Human Tree Person)
b. Tes non-Proyektif
 16 PF (16 Personality Factor Questionaire)
 NSQ (Neurotic Scale Questionaire)
 MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)
 CAQ (Clinical Analysis Questionaire)
 SSCT (Sach Sentence Completion)
 EPPS (Edward Personal Preference Schedule)
 DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Compliance)
4. Tes Minat
Pada umumnya tes minat berfungsi dalam 4 bidang terapan, yaitu:
a. Konseling karier
b. Konseling pekerjaan
c. Penjurusan siswa
d. Perencanaan bacaan pendidikan
RMIB

Tes psikologi dalam perusahaan umumnya digunakan sebagai alat bantu dalam
pengambilan keputusan-keputusan tentang pekerjaan, meliputi baik konseling individual maupun
keputusan-keputusan yang menyangkut seleksi dan klasifikasi personil. Dari sudut pandang baik
atasan maupun pekerja, hal yang sangat penting adalah bahwa individu ditempatkan pada
pekerjaan yang memiliki kualifikasi paling tepat.

Anda mungkin juga menyukai