89 177 1 SM
89 177 1 SM
Abstract
In patients with HNP (Hernia Nucleus Pulposus) will usually arise low back pain that
radiates to the lower leg area even up to the end of the toes and also characterized by
severe pain when the patient straining or sneezing. Given the pain, then there will be
muscle spasm around the vertebrae and limited motion in the lumbar spine (flexion,
extension,). Issues arising from this, will affect the activities of daily life can’t work
according to their field and can’t enjoy leisure time due to pain breaks. For effective and
efficient handling performed an inspection method nyri with VDS (Visual Descriptive
Scale), muscle strength checks MMT (Manual Muscle Testing) examination joints with
limitation of motion of LGS (Mid line) Examination of the functional activity Owestry
scale. As for the goal to be achieved in reducing muscle spasm pain and, increase muscle
strength, increase range of motion, and improve the patient's functional activities for daily
life - today. Most patients will improve HNP in 6 weeks with conservative therapy. Small
proportion will develop into chronic despite terapeutik, in patients in surgery 90% will be
improved, especially leg pain, but the likelihood of recurrence is 50% and can be at the
same level or different discs.
Key Word : HNP, Intervensi SWD, Traksi Lumbal, and Mc. Kenzie exercise.
28
Nyeri punggung bawah (LBP) Y : Keadaan psien setelah diberikan
sebenarnya bukanlah suatu diagnosis, program fisioterapi.
namun sering dipakai sebagai kajian nyeri Z : Program Fisioterapi.
pada regio punggung bawah dan seakan- Permasalahan yang timbul sebelum
akan menutupi diagnosis yang sebenarnya. pasien menjalani program fisioterapi
Dengan perubahan kebiasaan dalam adalah pasien merasakan nyeri gerak
kehidupan sosial banyak pasien dengan ,nyeri tekan,nyeri diam, penurunan
keluhan Low Back Pain, sering tidak kekuatan otot, keterbatasan gerak, dan
mengerti harus bagaimana untuk gangguan aktifitas fungsional, kemudian
menempatkan postur yang benar untuk pasien menjalani pemeriksaan fisioterapi
mengurangi nyeri yang timbul, sehingga berupa nyeri dengan VDS, kekutan otot
banyak usaha yang ditempuh tetapi dengan MMT, lingkup gerak sendi
hasilnya nihil. dengan midline.
Setelah dilakukan pemeriksaan
METODE PENELITIAN
didapat permasalahan kapasitas fisisk
1. Pendekatan dan kemampuan fungsional oleh
Rancangan penelitian yang fisioterapi diberikan modalitas terapi
digunakan adalah studi kasus. latihan. Dengan pemberian terapi latihan
2. Desain Penelitian diharapkan adnya peningkatan pada
Penelitian ini dilakukan dengan cara kapasitas fisik dan kemapuan fungsional.
melakukan interview dan observasional Instrumen Penelitian
pada seseorang pasien dengan kondisi 1. Nyeri diukur dengan VDS
kasus HNP. VDS (Visual Descriptive Scale).
Desain penelitian digambarkan Prosedur pengukuran tingkat nyeri
sebagai berikut : dengan VDS adalah sebagai berikut
: 1) Tidak nyeri, 2) Nyeri sangat
X Y
ringan, 3) Nyeri ringan, 4) Nyeri
tidak begitu berat, 5) Nyeri cukup
berat, 6) Nyeri berat, 7) Nyeri
Z
taktertahankan.
30
penulis akan kemukakan anatomi yang berkurang ketebalannya dan bertambah
mencakup hal-hal: 1) Susunan tulang ke posterior. Nukleus polposus
belakang, 2) Struktur otot, 3) Struktur bergerak ke posterior mengukur
persendian, 4) Sistem peredaran darah, serabut posterior dari annular fibrosis.
5) Sistem persyarafan. Processus artikularis inferior dari
2. Biomekanik vertebrae superior slide dan bergerak
Gerakan dari vetikal lumbalis dari processue artikularis superior slide
boleh dikatakan relatif bebas dan bergerak dari prosesus artikularis
dibandingkan dengan vertebra lainnya. superior vertebra inferior.
Hal ini oleh karena bentuk diskusnya Sebagai penggerak utama flexor
besar dari arah foccetnya berlainan. batang tubuh adalah otot rektus
Gerakan fleksi dari lumbal berakhir abdominis, otot obligus eksternus.
pada lumbal 4-5 dan diperkirakan 75% Obligus internus, otot quadratus
dari fleksi kedepan seluruhnya terjadi lumborum secara bilateral dan otot
pada L4-S1 yang disebut lumbo sakral interkostalis gerakan ini dihambat oleh
dan luas gerakannya merupakan otot-otot ekstensor spina dan
terbesar dari seluruh gerakan fleksi dari ketegangan ligamentum longitudinal
vertebra spinalis (Soekarno, 1999). posterior dan ligamentum supraspinale.
Untuk mengetahui Luas gerak batang tubuh adalah 65o-
arthokinematika pada sendi-sendi 85o atau 50 cm – 60 cm dengan
daerah lumbal sangat rumit mengingat midline (International Standart
osteokinematika antara segmen satu Orthopedic Measurment).
dengan segmen yang lainnya saling b. Ekstensi
berhubungan. Gerakan yang terjadi Gerakan ini pada posisi tegak,
pada lumbal : kemudian membungkukkan badan ke
a. Fleksi belakang gerakan terjadi pada bidang
Gerakan ini terjadi pada posisi sagital dengan aksis frontal. Besar atau
tegak kemudian membungkukkan luas gerak batang tubuh orang normal
badan ke depan. Gerakan ini terjadi ke 25o-40º atau 40-50 cm dengan mid line
arah ventro-kaudal pada bidang segital (International Standart Orthopedic
dan pada axis frontal horizontal (x) Measurment) penggerak utama
pada gerakan ini korpus vertebra ekstensi adalah otot interspinale (otot
miring dan sliding secara pelan ke iliokostalistorakalis, otot longsimus
anterior sehingga diskus anterior torakalis, otot spinalis torakalis, otot
31
ilikostalis, otot notatoris, otot Pada gerakan ini, corpus vertebra
multifiduc) yang bekerja secara superior miring ipsi lateral. Diskus
simetris. Dari gerakan ini terdapat menjadi lebih lebar pada permukaan
hambatan dari ketegangan ligamentum kontra lateral. Sedangkan bila dilihat
spinosus anterior. Otot fleksor spinalis dari posterior, procarus kontrallateral
dan adanya kontak antara processus vertebra superior trunk dan processus
anterior vertebra satu dengan yang lain. spisilateral trunk.
Pada gerakan ini, corpus vertebra d. Rotasi
superior miring dan letak ke posterior. Gerakan rotasi dikerjakan pada
Diskus anterior bertambah posisi duduk maupun tidur terlentang,
ketebalannya dan berkembangnya di gerakan ini terjadi pada bidang
bagian posterior. Nucleus posterior, horisontal dengan axis vertikal melalui
nucleus pulposus bergerak ke anterior processus spinosus, sudut gerakan ini
mengulur serabut anterior dari annulus sekitar 45o. Penggerak utamanya
fibrosis. adalah rotasi ipsilateral, bila otot
c. Lateral fleksi berkontraksi dapat memutar columna
Gerakan ini dimulai dari sikap vertebralis sepihaknya, digerakkan
berdiri tegak, kemudian menekukkan oleh otot obligus internus abdominis,
badan ke samping kanan maupun kiri. otot illiocostalis lumborum dan otot
Gerakan ini terjadi pada bidang frontal spinatiansversarium. Rotasi kontral
dan axis sagital. Besarnya sudut lateral bila otot berkontraksi terjadi
normal gerakan ini sekitar 25º kontraksi sepihak berlawanan,
(International Standart Orthopedic digerakkan oleh otot-otot obligus
Measurment). Penggerak utama dari eksternus abdominis, multifidus,
gerakan ini adalah otot obligus rotator longus, rotator brevis. Dan otot
eksternus dan internus abdominis, otot tranversospinal selama gerakan ini
quadratus lumborum. Otot rectus diskus intervertebralis tidak ikut
abdominis dan otot psoas. Otot-otot bergerak .
tersebut bekerja lateral pada samping Dengan menggunakan alat
yang sama, kecuali otot obligus penunjuk yang ditentukan di dalam
eksternus abdominis. Dan gerakan ini nukleus pulposus manusia, tekanan
dibatasi oleh ketegangan otot lateral intra diskus dapat diselidiki pada
fleksor yang berlawanan dan bagian sikap tubuh dan keadaan.
ligamentum plavum. Sebagai standart dipakai tekanan
32
intradiskus ketika berdiri tegak, pada iritasi pada selaput yang menyertai
daftar dibawah ini terdapat radiks atau saraf yang masuk ke dalam
peningkatan tekanan intra diskus pada foramen intervertebralis; (2) adanya
berbagai sikap dan tekanan. iritasi dari penonjolan nukleus
3. Patologi pulposus ke ligamentum longitudinal
Patologi adalah ilmu yang mempelajari posterior karena mendapat innervasi
mengenai penyakit atau gangguan dari syaraf siniferbrais; (3) spasme
hidup (Abrahams, 1992). HNP adalah otot-otot erector spine yang innervasi
keluarnya material nukleus dari olah ramus primasius posterior nevus
pembungkus annulus fibrosis kapsul spinalis sifat nyeri dapat lokal maupun
(Calliet, 1981). Penyebab HNP paling radikuler (Salfer, 1970).
besar Tingkat atau gradual HNP dapat
adalah trauma (50%) baik langsung dikatakan menjadi (1) protuted
maupun tidak langsung pada diskus intervertebralis discus yaitu penonjolan
invertebralis yang akan menyebabkan nukleus pulposus ke satu arah tanpa
kontraksi hebat dari nukleus pulposus, disertai ruptur dari annulus fibrosus;
perobekan serat-serat fibrolastis (2) protuted intervertebral discus yaitu
annulus fibrosis sehingga annulus nukleus pulposus berpindah tempat
menjadi pecah-pecah bahkan robek, tetapi belum keluar dari lingkaran
nukelus pulposus yang tertekan akan annulus fibrosus (3) Extruded
mencari jalan keluar melalui sobekan intervertebral discus yaitu nukleus
annulus fibrosis mendorong pulposus proses yaitu proses jelas
ligamentum longitudinal dan terjadilan keluar menembus ligamen longitudinal
herniasi. Setelah annulus fibrosis posterior (Mugel, 1997).
robek, nukelus pulposus akan Arah prolaps atau penonjolan
mengalami difusi melalui robekan hernia nukleus pulposus lumbal
tersebut. Difusi tersebut menyebabkan biasanya ke arah postero sentral atau
penyempitan jarak antara kedua korpus posterior dan postero lateral. Tetapi
vertebra. Saat terjadi penjebolan ini lebih banyak yang mengarah ke
akan dirasakan nyeri tajam dan hebat posterolateral.
segera atau beberapa saat didaerah a. Prolaps ke posterolateral
punggung. Pada vertebra lumbal 4-5 prolaps
Nyeri yang terjadi pada HNP L4-5 ke postero lateral ini sering terjadi
dapat disebabkan oleh (1) adanya karena di daerah postero lateral ini,
33
annulus fibrosis paling lemah dan jaringan atau yang digambarkan sebagai
ligamen longitudinal posterior lebih suatu kerusakan jaringan. Nyeri
sempit dibandingkan diatasnya, diungkapkan oleh seseorang secsra
sehingga dengan adanya hernia disini subyektif dengan keluhan “sakit” yang
dapat menyentuh secara langsung pada dapat diukur dengan instrument VDS
akar syaraf yang akan memberikan (Visual Descriptive Scale). Visual
gejala pada nerveroot (nerve spinalis) Descriptive Scale (VDS) adalah suatu
yaitu terjadi penekanan segmental dan cara pengukuran nyeri. Dikataka bahwa
akan menyebabkan nyeri radikuler VDS merupakan sistem pengukuran
terhadap akar syaraf lumbal 5. nyeri yang valid dan lebih sensitive
Kelainan motoris terjadi flaccid LMN dibanding metode-metode lain. Visual
(Lower Motor Neuron) pada otot yang Descriptive Scale. Cara pengukuran
mendapat innervasi dari serabut saraf derajat nyeri dengan menunjjukkan satu
yang keluar dari tapis lesi. titik pada garis skala nyeri (1-7). Awal
b. Prolaps ke posterior garis menunjjukkan tidak adanya nyeri,
Arah ini dapat terjadi pada lumbal sedang ujung garis menunjjukkan nyeri
4-5 yang dapat digolongkan menjadi : yang tidak tertahankan (Ellis, 1991).
1) Penekanan ringan ke belakang dan Pasien diminta menunjukkan lokasi
terjadi pelan akan menimbulkan gejala nilai rasa nyerinya pada garis tersebut,
dura saja; 2) Penekanan hebat ke arah kamudian diukur dan dinyatakan dalam
belakang dan terjadi mendadak akan milimeter.
menimbulkan gejala dura dan nyeri
2. Kekuatan otot
radikuler; 3) Penonjolan secara masih
Pemeriksaan kekuatan otot
kearah belakang yang merobekkan
digunakan sebagai ukuran untuk
ligamen longitudinal posterior dan
Menentukan / mengetahui kemampuan
terjadi penekanan pada candaequine.
seseorang dalam mengkontraksikan
Prolaps ke posterior ini pada keadaan
otot /group otot secara voluntary
lanjut dapat diikuti gangguan motoris
(DP3FT). Pemeriksaan kekuatan otot
upper motor neuron.
ini dengan menggunakan sistem manual
Objek yang dibahas
dan penilaian menggunakan blanko
1. Nyeri
MMT yaitu dengan cara terapis
Nyeri adalah suatu pengalaman
memberikan tahanan kepada pasien dan
sensorik dan emosional yang tidak enak
pasien disuruh melawan tahanan terapis
yang berkaitan dengan kerusakan
34
dan disaat itu terapis menilai sesuai dapat terjadi karena kemampuan
dengan kriteria nilai kekuatan otot pekerja dan tuntutan tugas yang
(Sujatno, et al, 1998). tidak sesuai, tubuh atau otot yang
belum siap atau kerja yang
3. Lingkup Gerak Sendi
mendadak, sikap atau posisi yang
Adanya nyeri pada daerah lumbal
menetap, kemajuan teknologi
menyebabkan keterbatasan gerak pada
industri sarana dan prasaran yang
trunk untuk itu perlu diperiksa. HNP
memadai, struktur tubuh yang tidak
bisa menyebabkan adanya keterbatasan
sesuai dengan pekerjaan, tidak tahu
LGS dikarenakan adanya nyeri pada
cara mengangkat dan mengangkut
daerah lumbal dan adanya spasme otot
barang yang benar (Sumarno, 1997).
pada m. latisimus dorsi. LGS trunk
dengan menggunakan midline yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan cara :
1. Nyeri
a. Fleksi-ekstensi trunk, posisi pasien
Nyeri adalah suatu
berdiri kemudian membungkuk dan
pengalaman sensorik dan
ukur jarak dari jari tengah tangan
emosional yang tidak enak yang
sampai lantai dengan menggunakan
berkaitan dengan kerusakan
midline. Untuk gerakan ekstensi pasien
jaringan atau yang digambarkan
disuruh menengadah semampunya
sebagai suatu kerusakan
ukur jarak jari tengah sampai lantai.
jaringan. Nyeri diungkapkan
b. Latero fleksi atau side fleksi, posisi
oleh seseorang secsra subyektif
pasien berdiri tegak ukur jarak jari
dengan keluhan “sakit” yang
tangan terpanjang ke lantai kemudian
dapat diukur dengan instrument
suruh pasien untuk gerak side fleksi ke
VDS (Visual Descriptive Scale).
kiri kemudian ukur kembali jaraknya
Visual Descriptive Scale (VDS)
demikian pula pada sisi yang kanan.
adalah suatu cara pengukuran
(Maskun pujianto, 1984).
nyeri. Dikataka bahwa VDS
4. Aktifitas Fungsional
merupakan sistem pengukuran
Pada penderita HNP Lumbal
nyeri yang valid dan lebih
mengalami masalah tentang
sensitive dibanding metode-
aktivitas fungsional yang
metode lain. Visual Descriptive
berhubungan dengan mengangkat
Scale .
dan memindahkan benda hal ini
35
Cara pengukuran derajat nyeri mengetahui besarnya LGS yang
dengan menunjukkan satu titik ada pada suatu sendi dan
pada garis skala nyeri (1-7). membandingkannya dengan LGS
Awal garis menunjukkan tidak pada sendi normal. yang sama.
adanya nyeri, sedang ujung garis Informasi pemeriksaan LGS
menunjukkan nyeri yang tidak digunakan untuk menentukan
tertahankan (Ellis, 1991). tujuan dan rencana terapi yang
akan digunakan dalam menambah
Tabel 1 Evaluasi Nyeri (VDS)
06/04/20 09/04/20 23/04/20 atau mengurangi LGS (DP3FT).
13 (T1) 13 (T2) 13 (T6)
Nyeri Diam 2 1 1
Nyeri Tekan 6 5 2 Tabel 3 LGS (Mid Line)
Nyeri Gerak 6 6 3
(T1) (T2) (T6)
36
membantu fisioterapis dan spasme otot, terdapat keterbatasan
mendapatkan informasi tentang lingkup gerak sendi, penurunan kekuatan
bagaimana nyeri punggung otot, dan penurunun aktifitas fungsional
bawah yang diderita pasien sehari-hari seperti berpakaian, toleting,
dapat berdampak pada sholat.
kemampuan fungsional pasien
Dalam hal ini teknologi intervensi
sehari-hari.
fisioterapi yang dipilih untuk mengatasi
Tabel 4 Aktivitas Fungsional permasalahan yang muncul pada
No. Sesi
permasalahan diatas dengan terapi latihan .
(T1) (T2) (T6)
berdasarkan terapi yang telah di lakukan di
1 Intensitas Nyeri 3 3 2
2
dapat hasil sebagai berikut ; (1). Adanya
Perawatan Diri 2 1 0
3 Aktivitas penurunan nyeri selama 6 kali terapi Hasil
3 2 3
Mengangkat
4 Berjalan 3 3 0
pemeriksaan nyeri pada T1 nyeri diam 2,
5 Duduk 2 2 2 nyeri tekan 6 dan nyeri gerak 6. Setelah
6 Berdiri 3 3 1
dilakukan terapi selama 6 kali didapatkan
7 Tidur 1 1 0
8 Aktivitas Seksual 2 2 2
hasil untuk pemeriksaan nyeri T6 nyeri
9 Aktivitas Sosial 3 3 1 diam 1, nyeri tekan 2 dan nyeri gerak
10 Rekreasi 5 5 1 3,(2).Adanya Penambahan Lingkup Gerak
Jumlah 27 25 12
Sendi pada Trunk dengan menggunakan
Mid Line dariterapi T1 sampaiterapi T6,
KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan keterbatasan
HNP yang terjadi pada Nucleus lingkup gerak sendi pada terapi pertama
pulposus yang tertekan hebat akan mencari (T1) Normal dari C7 – S2 : 39 cm, Flexi
jalan keluar dan melalui robekan annulus 49 cm, Ekstensi 36 cm, Normal Tegak
fibrosus mendorong ligamen longitudinal Ujung Jari 55 cm, Lateral Flexi Dextra 43
terjadilah hernia. Hal ini akan cm, Normal Tegak Ujung Jari 58 cm,
menyebabkan penjepitan jarak antara Lateral Flexi Sinistra 43 cm. Setelah
corpus vertebra yang akhirnya akan dilakukan terapi selama 6 kali didapatkan
mengiritasi akar saraf yang masukke hasil pemeriksaan (T6) Normal dari C7 –
foramen intervertebralis sehingga timbul S2 : 39 cm, Flexi 52 cm, Ekstensi 37 cm,
nyeri yang hebat kadang-kadang menjalar Normal Tegak Ujung Jari 57 cm, Lateral
sampai ketungkai. Pada kondisi kasus Flexi Dextra 45 cm, Normal Tegak Ujung
HNP akan mengakibatkan terjadinya nyeri Jari 57 cm, Lateral Flexi Sinistra 40
37
cm(3).Adanya Peningkatan Kekuatan Otot
dengan menggunakan pengukuran Chusid, J. G; Neurotomi Korelatifdan
Neurology Fungsional; Gajah
MMTdariterapi T1 sampaiterapi T6, Dari Mada Press, Yogyakarta, 1993.
hasil pemeriksaan kekuatan otot pada Foster, angela; Clayton’s Electrotherapy;
terapi pertama (T1).Trunk 3, Flexi 3, Bailliere Tindall, London, 1981.
Hal 99 – 143.
Ekstensi 4, Lateral Flexi Dextra 4, Lateral
Garrison .J. Susan, Dasar – Dasar Terapi
Flexi sinistra 4. Setelah dilakukan terapi Fisik dan Rehabilitasi Fisik,
selama 6 kali maka didapatkan hasil dari Jakarta : Hipokrates; 2001.
38
Fisioterapi, Akademi Fisioterapi
Surakarta, Tiga Sindroma Utama
Nyeri Pinggang, Jakarta, 11 – 14
Juni 2001.
PutzR. Dan Pabst R. Atlas Anatomi
Manusia “Sobotta” Jilid 2,
Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2000.
Ramali, M. Ahmad dan Pamdentjak;
Kamus Kedokteran, Djambatan,
Jakarta, 1997, Hal. 151 dan 325.
Russe, O.A., Gerhardt, J.J., Russe, O.J.;
ISOM “International SFTR Method
of Measuring and recording Joint
Motion; Washington, Hans Huber
Publishers Bern Stuttgart Vienna;
1974.
Salter B. Roberth; Text Book of Disorders
and of The Musculoskeletal
System; Second Edition, William
and Wilkins, Baltimore, 1970, Hal
361 – 366.
Sidharta Priguna, Sakit
Neuromuskuloskaletal Dalam
Praktek Umum. Jakarta, PT.
Dian Rakyat; 1984.
Sujatno, dkk. Sumber Fisis, Surakarta :
Akademi Fisioterapi Depkes
Surakarta; 1993.
39