Anda di halaman 1dari 11

0

PROPER
UPAYA PENINGKATAN TATA KELOLA PEMELIHARAAN PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)
KABUPATEN KETAPANG

1. Latar Belakang
Pemerintahan Desa telah berkembang dalam berbagai bentuk, sehingga perlu dilindungi dan
diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan
landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat
yang adil, makmur, dan sejahtera. Secara lebih operasional Undang-Undang Otonomi Daerah
mengamanatkan, bahwa penyelenggaraan pemerintahan diarahkan untuk memberikan
kewenangan yang lebih luas kepada Pemerintah Daerah dengan maksud meningkatkan
pelayanan dan partisipasi aktif masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan disegala
bidang. Desa sebagai bagian dari Pemerintah Daerah Kabupaten yang berhubungan langsung
dengan masyarakat, tentunya mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat.
Selain itu, desa memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
dengan berpedoman pada keanekaragaman, partisipasi otonomi asli, demokrasi dan
pemberdayaan masyarakat. Karena itu, Desa diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik,
dan partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan.

Penerangan jalan umum (PJU) merupakan salah satu pelayanan Pemerintah Daerah yang
digunakan untuk kepentingan umum. Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai
peran penting dalam distribusi barang dan jasa, peningkatan perekonomian, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan. Untuk mendukung kinerja jalan diperlukan, bangunan pelengkap
jalan diantaranya adalah lampu penerangan jalan. Lampu Penerangan Jalan dapat digunakan
untuk mengurangi jumlah kecelakaan pada malam hari terutama untuk jalan yang dilalui oleh
kendaraan roda dua, jalan yang bersinggungan dengan lingkungan penduduk di sekitar jalan.

Menurut UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah lebih membuka peluang


partisipasi masyarakat dan upaya pemberdayaan pembangunan berbasis masyarakat dalam
rangka merumuskan dan melakasanakan kebijakan pembangunan. Pembangunan berbasis
masyarakat secara sederhana dapat diartikan sebagai pembangunan yang mengacu kepada

1
kebutuhan masyarakat, direncanakan dan dilaksanakan oleh masyarakat dengan sebesar-
besarnya memanfaatkan potensi sumber daya yang ada dan dapat diakses oleh masyarakat.
Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden
yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara pemerintahan
daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.

Peran pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat pada prinsipnya harus mencakup
pada empat bagian secara umum, yaitu:

a. Pemerintah sebagai Regulator Peran Pemerintah sebagai Regulator adalah menyiapkan


arah untuk menyeimbangkan penyelenggaraan pembangunan (menerbitkan
peraturanperaturan dalam rangka efektifitas dan tertib administrasi pembangunan).
Sebagai regulator, pemerintah memberikan acuan dasar yang selanjutnya diterjemahkan
oleh masyarakat sebagai instrumen untuk mengatur setiap kegiatan pelaksanaan
pemberdayaan di masyarakat.
b. Pemerintah sebagai Dinamisator Peran Pemerintah sebagai dinamisator adalah
mendorong dan memelihara dinamika pembangunan daerah. Sebagai dinamisator,
pemerintah berperan melalui pemberian bimbingan dan pengarahan yang intensif dan
efektif kepada masyarakat.
c. Pemerintah sebagai Fasilitator Peran Pemerintah sebagai Fasilitator adalah menciptakan
kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan (menjembatani kepentingan)
berbagai pihak dalam mengoptimalkan pembangunan daerah). Sebagai fasilitator,
pemerintah berusaha menciptakan atau menfasilitasi suasana yang tertib, nyaman dan
aman, termasuk memfasilitasi tersedianya sarana dan prasarana pembangunan.
d. Pemerintah sebagai Stabilitator Sebagai Stabilitator, peran pemerintah adalah
mewujudkan perubahan tidak berubah menjadi suatu gejolak sosial, apalagi yang dapat
menjadi ancaman bagi keutuhan nasional serta kesatuan dan persatuan bangsa.

PJU merupakan salah satu pelayanan pemerintah daerah yang digunakan untuk kepentingan
umum khususnya pengguna jalan pada malam hari. PJU adalah hal yang perlu dikaji karena
menimbulkan beberapa permasalahan di masyarakat, Pengelolaan PJU sepenuhnya wewenang

2
dan tanggung jawab pemerintah daerah (Pemda setempat/Pemerintah Kota) melalui Dinas
Perhubungan Kota. Uu no 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan pada pasal 25
di jelaskan bahwa setiap jalan yang di gunakan untuk lalu lintas umum wajib di lengkapi dengan
perlengkapan jalan berupa penerangan jalan untuk keamanan serta kenyamanan pengguna
jalan tersebut.

2. Maksud dan Tujuan

2.1 Maksud
Maksud dari pekerjaan kegiatan ini adalah:

a. Masyarakat mendapatkan pelayanan yang memadai dari pemerintah terutama dalam


bidang Penerangan Jalan Umum.
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Desa memiliki wilayah yang dapat memaanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber usaha
d. Merencanakan pengadaan dan penggantian PJU (penerangan jalan umum)
e. Merencanakan Manajemen Pemeliharaan PJU (penerangan jalan umum)

2.2 Tujuan
Tujuan pekerjaan kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan penerangan jalan umum bagi
beberapa ruas jalan yang diharapkan selain menopang kemajuan perekonomian, juga dapat
meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat para pengguna jalan.

3. Tempat Pelaksanaan
Upaya Peningkatan Tata Kelola Pemeliharaan PJU (penerangan jalan umum) Ini akan
dilakasanakan di beberapan desa yang ada pada Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan
Barat. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi penduduk desa dengan
sarana dan prasarana yang memadai dan continuitas (berkesinambungan), melibatkan seluruh
unsur masyarakat dalam rangka integrasi dengan pembangunan, maka Pelaksanaan Bantuan
PJU (penerangan Jalan Umum) ini diharapkan dapat dilaksanakan.

3
4. Sumber Dana
Sumber pendanaan kegiatan Upaya Peningkatan Tata Kelola Pemeliharaan PJU (penerangan
jalan umum) adalah :

a. Dana Pemda Melalui Dinas Perhubungan


b. Dana Perusahaan/Swasta (CSR)
c. OM sebagai pelaku pelaku pelatihan kegiatan
d. Dll

5. Standar Teknis/Pedoman
Adapun standar teknis dalam melaksanakan kegiatan Perencanaan pembangunan penerangan
jalan umum menggunakan daftar referensi teknis sebagai dasar pelaksanaan. Referensi
dimaksud adalah:

1. Spesifikasi Bangunan Pengaman Tepi Jalan, SNI 03-2446-1991


2. Spesifikasi Trotoar, SNI 03-2443-1991
3. Tata cara Pemasangan Utilitas di Jalan, SNI 03-2850-1992
4. Standard Penerangan Jalan SNI 7391:2008
5. PM Perhubungan No.27 Tahun 2008 Tentang Alat Penerangan Jalan
6. AASHTO, 1984, An Informational Guide for Roadway Lighting

6. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup dari kegiatan Upaya Peningkatan Tata Kelola Pemeliharaan PJU (penerangan
jalan umum) adalah :

1. Melaksanakan Koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait pada waktu melaksanakan
pekerjaan.
2. Melaksanakan Koordinasi dengan msyarakat terkait pada waktu melaksanakan pekerjaan.
3. Melakukan training dan pendampingan kepada masyarakat terkait pelaksaan pekerjaan.
4. Melakukan survei lapangan untuk mendapatkan data-data baik data teknis maupun harga
pasar.

4
5. Membuat gambar teknis rencana pelaksanaan pengadaan dan penggantian PJU sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh instansi terkait.
6. Menyusun spesifikasi teknis peralatan/material yang akan digunakan sesuai standart yang
telah ditentukan.
7. Menyusun rencana anggaran biaya yang akan diperlukan disesuaikan dengan harga pasar
8. Melaksanakan pembangunan PJU pedesaan sesuai dengan standar yang berlaku

7. Metodologi
7.1 Jenis Penerangan Lampu Jalan
Lampu penerangan jalan merupakan bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat
diletakkan atau dipasang di kiri atau kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan)
yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan disekitar jalan yang diperlukan
termasuk persimpangan jalan, jalan layang, jembatan, dan jalan di bawah tanah; suatu unit
pelengkap yang terdiri dari sumber cahaya, elemen optik, elemen elektrik, dan struktur
penopang serta pondasi tiang lampu. Tiang lampu penerangan jalan terbagi menjadi tiga, yaitu
tiang lampu lengan tunggal tiang lampu lengan ganda dan tiang lampu tanpa lengan. Tiang
lampu memiliki bentuk yang berbeda-beda diantaranya yang umum digunakan yaitu bulat dan
oktagonal. Sebagian besar Pemerintah Daerah mengunakan lampu penerangan jalan umum
(PJU) dengan lampu konvensional, akan tetapi telah ada beberapa jenis penggunaan untuk
penerangan jalan umum yaitu :

1. Penerangan Jalan Umum dengan Standar Kualitas Pencahayaan Normal

Standar kualitas pencahayaan normal terdapat dua rekomendasi yaitu standarisasi yang telah
ditetapkan Badan Standarisasi Nasional atau usulan dari Asosiasi Industri Luminer dan
Kelistrikan Indonesia (AILKI) bekerja sama dengan Japan Lighting Manufacturers Association
(JLMA) untuk penggunaan lampu LED.

2. Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya

Panel surya sebagai komponen PJU tenaga surya berfungsi menerima sinar matahari kemudian
mengubah cahaya tersebut menjadi energi listrik dengan proses photovoltaic. Solar cell akan

5
mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. Energi listrik yang
didapat kemudian dialirkan menuju solar charger controller. Solar charge controller lalu akan
mengatur arus searah yang diisi ke dalam baterai dan diambil dari baterai ke beban. Solar
charger controller juga mengatur overchargering (kelebihan pengisian baterai/aki ‘penuh’ dan
kelebihan voltase dari panel surya.

Lampu penerangan jalan (PJU) tenga matahari berbasis LED menggunakan daya yang lebih
sedikit. Lampu penerangan jalan (PJU) LED dengan panel surya/solar cell sebagai sumber listrik.
PJU tenga matahari tidak membutuhkan kabel listrik. Sangat cocok untuk daerah yang jauh dari
jangkauan listrik, instalasi kabel listrik menjadi tidak ekonomis, dan kemudahan instalasi.
Beberapa pertimbangan penggunaan lampu jalan berbasis panel surya/solar cell dan LED:

 Daya tahan perangkat panel surya/solar cell dan lampu LED


 Tanpa jaringan kabel listrik, bersifat mandiri, menggunakan tenaga matahari
 Tidak merusak fasilitas dengan penggalian kabel
 Tanpa perawatan
 Instalasi sangat mudah
 Kemudahan pemindahan

Lampu penerangan jalan (PJU) tenaga matahari mempunyai ketinggian tiang yang berbeda-
beda, mulai dari 5m s/d 14m. Jarak antar tiang juga bervariasi mulai dari 15m s/d 40m. Jarak
antar tiang tergantung ketinggian tiang, jenis lampu, dan cahaya yang dibutuhkan (brightness).

Warna cahaya yang dipilih lampu penerangan jalan biasanya yang tergolong 'warm light' bukan
'cool light'. Cool light atau identik dengan warna putih sepintas jauh lebih terang, tetapi untuk
cuaca buruk seperti asap, kabut, hujan gerimis maupun hujan deras warna 'cool light' sangat
tidak dianjurkan. Sedangkan 'warm light' yang identik dengan warna kuning dipilih karena
masalah safety. Dalam kondisi cuaca buruk maka warna kuning masih dapat tembus sampai ke
retina mata kita.

Terang tidaknya suatu penerangan biasanya diukur dalam satuan lumen yang merupakan
satuan luminasi flux. Sedangkan bila perangkat penerangannya sudah terpasang maka

6
kekuatan cahaya ( illuminasi rata-rata ) yang sampai ke obyek biasanya diukur dalam satuan lux
atau lumen/m2. Untuk aplikasi Penerangan Jalan Umum (PJU) biasanya diukur dalam lux per
berapa meter ketinggian sumber cahaya ke alat ukur. Contoh PJU yang mempunyai luminasi
flux sebesar 6075 lumen mempunyai illuminasi rata-rata 15 lux / 10m.

Untuk mengakomodasi penghematan energi untuk lampu penerangan jalan (PJU), lampu
hemat energi dengan lifetime yang lama maka dipakailah teknologi LED untuk PJU. Daya
tahannya bisa s/d 50.000 jam dengan sumber daya DC, bandingkan dengan lampu hemat
energi AC buatan merk terkenal yang notabene cuma bisa bertahan beberapa ribu jam saja
dengan pemakaian daya yang lebih besar. Dengan lamanya interval penggantian lampu berarti
juga menghemat biaya operasional untuk biaya jasa penggantian bola lampunya saja.

3. Smart Lighting System

Untuk membuat smart lighting system, pertama-tama dibuat perancangan ilustrasi kerja sistem
seperti berikut. Untuk kondisi siang hari, sensor LDR akan mendeteksi cahaya sehingga seluruh
LED dalam kondisi mati. Untuk kondisi malam hari, sensor LDR tidak mendeteksi cahaya
sehingga kondisi awal seluruh LED dalam kondisi menyala redup. Pada saat objek (dalam hal ini
mobil) melewati sensor IR 1, maka LED 1 dan LED 2 akan menyala terang. Pada saat objek
melewati sensor IR 2, maka LED 2 dan LED 3 akan menyala terang dan LED 1 akan kembali
menyala redup. Pada saat objek melewati sensor PIR 3, maka LED 3 dan LED 4 akan menyala
terang, LED 2 akan kembali menyala redup dan LED 1 masih dalam keadaan menyala redup.
Pada saat objek melewati sensor PIR 4, maka LED akan menyala terang, LED 3 dan LED 2 akan
kembali menyala redup dan LED 1 masih dalam keadaan menyala redup. Pada saat objek
melewati sensor IR 5, maka seluruh LED dalam kondisi awal yaitu menyala redup.

Berikut adalah alat dan komponen yang digunakan:

 Sensor LDR 1 buah


 Sensor IR (receiver dan transmitter) masing-masing 5 buah
 LED 4 buah
 Resistor

7
 100Ω x4 (untuk LED)
 120Ω x5 (untuk IR)
 10kΩ x1 (untuk LDR)
 100kΩ x5 (untuk photodiode)
 Arduino UNO 1 buah
 Kabel jumper secukupnya
 USB Downloader

Implementasi Sistem Penerangan Jalan Umum Pintar (smart lighting system) menggunakan
sensor LDR yang mendeteksi keberadaan cahaya dan IR yang mendeteksi keberadaan objek.
Prototipe yang dibuat terdiri dari sebuah LDR dan lima pasang transmitter IR dan receiver
berupa photodiode dengan LED di antara masing-masing pasang sebagai model dari lampu
jalan.

7.2 Rancangan Pembiayaan


Parameter dasar biaya yang mempengaruhi perkiraan ekonomi penerangan jalan umum hemat
energi LED (Giatman, 2006) yaitu:

a. Biaya investasi yaitu biaya yang ditanamkan dalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha
untuk siap beroperasi dengan baik. Biaya ini biasanya dilakukan pada awal kegiatan usaha
dalam jumlah yang relatif besar untuk kesinambungan usaha tersebut.
b. Biaya operasional yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan aktivitas usaha
tersebut sesuai dengan tujuan. Biaya ini biasanya dilakukan secara rutin. Karena kegiatan
tersebut dilakukan berkala (annuity) dan biayanya akan terus naik setiap beberapa
periode, maka digunakan metode nilai masa depan (future value annuity):

F = P (1+i)ⁿ
Dimana,
F = Future/Nilai masa depan
N = Jumlah periode pemajemukan
I = Tingkat bunga efektif per periode

8
c. Biaya perawatan yaitu biaya yang diperuntukkan dalam rangka menjaga/ menjamin
performance (kerja) fasilitas atau peralatan agar selalu prima dan siap dioperasikan. Biaya
perawatan penerangan jalan umum adalah biaya penggantian material akibat rusak atau
sudah tidak layak digunakan.
d. Biaya beban adalah biaya yang diperuntukkan pada pelanggan atas penggunaan daya. Tarif
dasar listrik oleh PLN yang digunakan telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri ESDM No.
19 Tahun 2016. Untuk menghitung penggunaan daya digunakan rumus:

Eload = Pload x t
Biaya pemakaian listrik = Eload x t x TDL
Dimana,
Pload = daya beban (watt)
t = pemakaian beban (jam)
Eload : Energi yang terpakai (wh)
TDL : Tarif dasar listrik (Rp/Kwh)
Berikut adalah diagram alir penelitian Tata Kelola Penerangan jalan umum (PJU) :

kondisi desa yang memerlukan PJU kebutuhan pengembangan


wilayah

analisis wilayah berdasarkan aspek kajian teori :


tata ruang wilayah, aspek sarana - tingkat pelayanan
dan prasarana PJU, aspek - pemilihan lokasi PJU
pembiayaan, dan aspek sosial- - aksesibilitas
budaya - wilayah pelayanan
- kebijakan pemerintah

kajian teori rumusan masalah

partisipasi masyarakat dalam proses


pelaksanaan pembangunan

identifikasi aspek identifikasi aspek sarana identifikasi aspek identifikasi aspek


tata ruang wilayah dan prasarana PJU pembiayaan sosial-budaya

rencanakan manajemen
pemeliharaan PJU
9
pembentukan kelembagaan
8. Penutup pengelolaan PJU

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi di


Kabupaten Ketapang sehingga dapat mencapai kedaulatan energi Provinsi Kalimantan Barat
serta terpenuhinya kebutuhan penerangan jalan umum bagi beberapa ruas jalan yang
diharapkan selain menopang kemajuan perekonomian, juga dapat meningkatkan keamanan
dan kenyamanan masyarakat para pengguna jalan. Meningkatkan efisiensi energi penerangan
jalan umum karena menggunakan lampu LED yang umur nyalanya 4 (empat) kali lebih lama
dengan konsumsi daya 5 (lima) kali lebih hemat dibandingkan dengan lampu pijar yang biasa
digunakan untuk penerangan jalan umum.

10

Anda mungkin juga menyukai