Anda di halaman 1dari 16

12/23/2021

Pertemuan ke:

PROSES PEMESINAN
OPTIMISASI PEMESINAN (1)
(Machining Optimization)

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

MACHINABILITY

 Machinability: adalah sifat/kemampuan material


terhadap proses pemesinan.
 keriteria yang digunakan untuk menguji machinability:
1) umur pahat (tool life),
2) gaya dan daya (forces and power),
3) permukaan akhir (surface finish), dan
4) mudah dalam pemotongan/pemisahan material
(ease of chip disposal)

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

1
12/23/2021

Pengujian Machinability:
 Menggunakan material pembanding sebagai material
dasar
 Perbandingan dinyatakan dengan nomor index
(Macinability Rating, MR)
 Material dasar yang digunakan sebagai standar diberi
nomor indeks (MR) = 1.00
 Baja B1112 sering digunakan sebagai material
pembanding
 Material yang lebih mudah dilakukan pemesinan
daripada material dasar mempunyai index > 1.00, dan
yang sulit dilakukan pemesinan mempunyai index < 1.00.
 Machinability Rating sering dinyatakan sebagai
peresentase daripada nomor index

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

Contoh:
Serangkaian pengujian umur pahat dilakukan pada dua jenis
material pada kondisi pemotongan yang sama (cutting speed);
- Material 1 (material dasar): hasil persamaan Taylor, vT 0.28 = 350
- Material 2 (material uji): hasil persamaan Taylor, vT 0.27 = 440
Tentukan MR material uji dengan menetapkan cutting speed untuk
60 menit umur pahat (v60).
Solusi:
MR material dasar = 1.00
Dengan menggunakan persamaan Taylor umur pahat untuk v60
v60 = (350/600.28) = 111 m/min
Untuk matrial uji:
v60 = (440/600.27) = 146 m/min
Machinability rating dapat ditentukan:
MR (material uji) = 146/111 = 1.31 (131%)
Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

2
12/23/2021

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan


pemesinan terhadap material benda kerja:

 Sifat mekanik (hardness, strenght)


 Hardness meningkat, keausan abrasive pada pahat
akan meningkat: umur pahat menurun;
 Strenght meningkat, gaya potong, spesifik energy
dan temperatur akan meningkat: material
semakin sulit dilakukan pemesinan;
 Kekerasan rendah (high ductile): surface finish
kurang bagus

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

 Komposisi kimia:
 berpengaruh terhadap sifat (properties) material;
 berpengaruh terhadap mekanisme keausan pahat;
 komposisi carbon berpengaruh besar terhadap
properties material. Carbon meningkat, hardness dan
strenght akan meningkat: menurunkan kempuan
pemesinan;
 Elemen-elemen paduan yang ditambah pada baja
untuk meningkatkan properties:
- chromium, moliydenum dan tungten: meningkatkan
keausan pahat;
- manganese dan nickel untuk menambah kekuatan
pada baja: menurunkan kemampuan pemesinan

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

3
12/23/2021

Elemen-elemen yang ditambah pada baja untuk


meningkatkan kemmpuan pemesinan seperti:
- lead, sulfur, dan phosphorus, dapat menurunkan
koefisien gesek antara tool dan chip: menurunkan
gaya-gaya, temperatur dan pembentukan BUE,
sehingga menghasilkan umur pahat dan permukaan
akhir yang bagus

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

4
12/23/2021

PEMILIHAN KONDISI PEMOTNGAN

Kondisi pemotongan (cutting kondition) terdiri atas:


 Speed;
 Feed;
 Depth of cut;
 Cutting fluid;

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

 Pemilihan Feed dan Depth of Cut


 Kedalaman potong (depth of cut) sering ditetapkan
berdasarkan geometri benda kerja dan tahapan
operasi (roughing operation, finishing operation);
 roughing operation: kedalaman potong besar
 finishing operation: kedalaman potong kecil

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

5
12/23/2021

 Pemilihan Feed rate


 Menentukan feed rate bergantung pada beberapa
faktor;
 Tooling: jenis pahat yang digunakan (keras
atau lunak)
- pahat keras (carbide, ceramic): feed rate kecil
- pahat lunak (HSS): feed rate besar
 Roughing or finishing:
• roughing: feed tinggi (0.5 to 1.25 mm/put)
untuk bubut
• Finishing: feed rendah (0.125 to 0.4 mm/put)
untuk bubut
Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

 Constraints on feed in roughing: Jika operasi


kasar, bagaimana mengatur feed rate ?
- untuk MRR maksimum, feed dapat diatur
setinggi mungkin: berpengaruh terahadap
cutting forces, setup rigidity, power.
 Surface finish requirements in finishing: Jika
operasi finishing, bagaimana permukaan akhir
yang diinginkan ?
• feed sangat berpengaruh terhadap
permukaan akhir (sesuai teoritis)

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

6
12/23/2021

OPTIMASI KECEPATAN POTONG

Pemilihan kecepatan potong (cutting speed) didasarkan


pada penggunaan pahat potong dengan baik, tujuan:
- memberikan MRR tinggi;
- umur pahat lebih lama

Optimasi cutting speed secara ekonomi dapat


dikalkulasikan dengan dua tujuan yaitu;
1) maximum production rate;
2) minimum unit cost

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

Maximum Production Rate


Untuk keperluan memaksimalkan kecepatan produksi,
waktu pemesinan per benda kerja harus diminimalkan.
Pada proses bubut, ada tiga elemen waktu yang
berkontribusi terhadap total siklus waktu (cycle time)
pemesinan untuk satu produk:

1. Waktu penanganan benda kerja (part handling time,


Th);
- waktu pemasangan benda kerja
- waktu pembongkaran benda kerja
- waktu reposisi pahat untuk melakukan
pemotongan

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

7
12/23/2021

2. Waktu pemotongan (machining time, Tm); waktu


pemotongan yang sesungguhnya

3. Waktu pemasangan atau pergantian pahat (tool


change time Tt);
- waktu ini harus dibagi dengan jumlah produk yang
dipotong selama umur pahat:
np = jumlah produk yang dipotong;
Tt / np = waktu pemasangan pahat per produk

Total waktu pemesinan per unit produk, Tc

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

Tc merupakan fungsi dari kecepatan potong, jika


kecepatan potong meningkat maka Tm akan menurun dan
Tt /np meningkat. Th tidak dipengaruhi oleh kecepatan
potong

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

8
12/23/2021

Waktu pemotongan per produk dapat diperkecil dengan


mengoptimalkan kecepatan potong;

Tm = machining time, min;


D = workpart diameter,mm
L = workpart length, mm
f = feed, mm/rev
v = cutting speed, mm/min

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

Jumlah produk per mata potong juga merupakan fungsi


dari kecepatan potong;

T = tool life, min/tool;


Tm = machining time per
part, min/pc.

Subsitusi ketiga persamaan elemen waktu;

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

9
12/23/2021

Kecepatan potong untuk kecepatan produksi maksimum;

vmax (m/min)

Umur pahat untuk kecepatan produksi maksimum;

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

Minimum Cost per Unit


Beberapa komponen biaya yang harus diminimalkan
untuk operasi bubut:
1. Cost of part handling time;
2. Cost of machining time;
3. Cost of tool change time;
4. Tooling cost;

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

10
12/23/2021

1. Ongkos penanganan benda kerja (cost of part


handling time, Co);
- Co = harga tarif Rp/min (untuk operator dan mesin)
- Jadi cost of part handling time = Co Th
2. Ongkos pemotongan (cost of machining time);
- Ongkos pahat
- Cutting time cost = Co Tm
3. Ongkos pergantian pahat (cost of tool change time);
- Cost of tool change time = Co Tt / np
4. Ongkos pahat (tooling cost)
- Ongkos setiap mata potong (Ct) dibagi dengan
jumlah produk yang dipotong (np)
- Jadi ongkos pahat per produk = Ct / np

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

 Ongkos pahat;
- Pahat sisipan (insert);

Ct = cost per cutting edge, Rp/tool life;


Pt = price of the insert, Rp/insert;
ne = number of cutting edges per insert

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

11
12/23/2021

- Pahat asah (regrindable);

Ct = cost per tool life, Rp/tool life;


Pt = purchase price of the solid shank
tool or brazed insert, Rp/tool;
ne = number of tool lives per tool,
(jumlah pengasahan);
Tg = time to grind or regrind the tool,
min/tool life;
Cg = grinder’s rate, Rp/min.

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

- Total empat komponen ongkos per unit produk, Cc;

Cc merupakan fungsi dari kecepatan potong, sama


juga dengan Tc fungsi dari v, maka hubungan
persamaan dapat ditulis;

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

12
12/23/2021

Kecepatan potong untuk ongkos produksi minimum;

Umur pahat untuk ongkos produksi minimum;

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

Grafik;
Kecepatan
potong untuk
ongkos
produksi
minimum

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

13
12/23/2021

Contoh 1:

Sekiranya sebuah operasi bubut dilakukan dengan


paha HSS pada baja karbon, dengan parameter Taylor
untuk umur pahat n = 0.125, C = 70m/min (Tabel
23.2). Panjang benda kerja = 500mm dan diameter =
100mm. Feed = 0.25 mm/rev. Handling time per
produk = 5.0 menit, waktu pergantian pahat = 2.0
menit. Ongkos mesin dan operator = 30 $/jam, dan
ongkos pahat = $ 3 per sisi potong. Tentukan: (a)
kecepatan potong untuk maximum kecepatan
produksi, dan (b) kecepatan potong untuk minimum
ongkos produksi.

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

14
12/23/2021

solusi:
(a) kecepatan potong untuk maximum kecepatan
produksi;

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

(b) kecepatan potong untuk minimum ongkos


produksi;

- ubah 30$/jam ke 0.5$/menit;

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

15
12/23/2021

TERIMA KASIH

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

16

Anda mungkin juga menyukai